Modul Sejarah Mei 2017 PDF
Modul Sejarah Mei 2017 PDF
SYARIFUDDIN
Cover desain : Adlin Astridiani Juistha
Sejarah Nasional Indonesia
Jakarta : Pasca Sarjana UNJ Press, 2017
Ed. 1. Cet. 1; xii, 411 hlm; 25 cm
ISBN 817525766-0
Penyusun
b. Pendudukan Jepang
Masa Pendudukan Jepang berlangsung dari tahun 1942-1945, diwarnai
dengan perubahan-perubahan yang penting dalam perjalanan sejarah bangsa
Indonesia. Perubahan-perubahan itu terlihat nyata dalam bidang politik, ekonomi,
dan sosial. Pada masa akhir pendudukan Jepang di Indonesia, dibentuklah Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang sangat
penting artinya bagi perjuangan bangsa Indonesia khususnya untuk mewujudkan
kemerdekaan. Para tokoh pergerakan yang sebelumnya aktif dalam masa awal
dan masa radikal melanjutkan berkiprah menuangkan gagasan-gagasannya
untuk perbaikan nasib bangsanya dan kemudian berhasil memproklamasikan
kemerdekaan lepas dari pengaruh Jepang. Hal ini merupakan sebuah indikasi
bahwa dengan masuknya Jepang tidak berarti Pergerakan Nasional Indonesia
akan berhenti.
Gerakan Petisi seperti Wibowo dan Soetarjo yang muncul pada tahun 1936-
an tetap menjadi landasan perjuangan kaum pergerakan di masa Jepang. Tujuan
pergerakan ini adalah memberikan pemahaman agar pemerintah militer Jepang
dapat lebih memahami rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.
Cita-cita perjuangan telah tertanam pada kaum pergerakan. Pada masa ini mulai
bermunculan kembali organisasi-organisasi baik yang dibentuk Jepang maupun
bentukan rakyat Indonesia sendiri, seperti Gerakan 3A, PUTERA, Jawa Hokokai,
Pemuda Menteng, Perhimpunan Kebangkitan Rakyat dan lain-lain. Organisasi-
organisasi ini dimotori oleh tokoh-tokoh yang sebelumnya aktif pada masa
pergerakan Nasional, seperti Ir. Soekarno. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, KH
Mas Mansur, Chairul Saleh, Sukarni, Adam Malik, dan lain-lain.
Pada awalnya pemerintah Jepang bersikap lunak dengan keberadaan
organiasi dan para pemimpinnya, disisi yang lain rakyat Indonesia juga belum
menaruh kecurigaan terhadap Jepang yang dianggap mengakhiri kolonialisme
BAB Pendahuluan
TIU BAB 1
Menguraikan secara singkat sejarah nasional Indonesia sebelum masa kemerdekaan dan
revolusi fisik.
Jawab :
GLOSARIUM
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay
dikerjakan pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak
500 kata.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Bagaimanakah perkembangan historiografi Indonesia pada awal abad ke-20.
Jelaskan dengan analisis anda.
2. Bagaimana peranan organisasi rakyat yang terbentuk dalam wadah
“pergerakan nasional” dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di
awal abad ke- 20.
3. Jelaskan proses proklamasi kemerdekaan Indonesia secara jelas dan lugas.
4. Jelaskan bagaimana upaya anda sebagai penerus bangsa memaknai
perjuangan pahlawan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
5. Jelaskan menurut pendapat anda mengenai fungsi pembelajaran
Sejarah Indonesia dalam Pendidikan Indonesia serta implikasinya dalam
perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ben Anderson. 1988. Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan
di Jawa 1944-1946. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Asmadi. 1985. Pelajar Pejuang. Jakarta: Sinar Harapan
Adam, Cindy. 1988. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta:
CV.H.Masagung.
1 Nino Oktorino et.al, Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, (Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009). h. 232.
Gambar 2.1 Moh. Hatta selaku Perdana Menteri RIS dan Ratu Juliana ketikaupacara
penyerahan kedaulatan Indonesia di Belanda. (Sumber: www.wikipedia.com)
Pada upacara penyerahan kedaulatan
Indonesia di Belanda, Ratu Belanda yaitu Ratu
reminder Juliana mengatakan bahwa “kini kita tidak
Moh. Hatta mengatakan
lagi berdiri berhadap-hadapan satu sama lain,
bahwa “mulai kini kebahagian
kedua bangsa, Indonesia dan melainkan berdiri berjajar, meskipun masih
Belanda, akan berkembang”. penuh dengan penderitaan dan tanda-tanda
Ratu Juliana mengatakan
luka”. Sedangkan Moh. Hatta mengatakan
bahwa “kini kita tidak lagi
berdiri berhadap-hadapan bahwa “mulai kini kebahagian kedua bangsa,
satu sama lain, melainkan Indonesia dan Belanda, akan berkembang”.3
berdiri berjajar, meskipun Selain di Belanda, pada tanggal yang sama
masih penuh dengan
di Jakarta juga terjadi penandatanganan
penderitaan dan tanda-tanda
luka. kedaulatan Indonesia yang dilakukan oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi
Mahkota A.H.J. Lovink. Pada upacara ini hadir beberapa delegasi dari negara
sahabat yaitu Arab Saudi, Pakistan, India, Birma, Myanmar, Filiphina, dan lain-
lain. Artinya bahwa Belanda sudah mengakui kemerdekaan penuh Indonesia
2 Rudini et. al., Profil Provinsi Republik Indonesia. (Jakarta: Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara, 1992),
hh. 21-22
3 DR. A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid II Periode Konferensi Meja Bundar,
(Bandung: Angkasa Bandung. 1993), h. 396.
Gambar 2.2 Sultan Hamengku Buwono IX bersama WTM A.H.J. Lovink menandatangani akta
penyerahan kedaulatan Indonesia di Jakarta. (Sumber: www.wikipedia.com)
Selain proses penandatanganan pengakuan kedaulatan Indonesia, di
Istana Jakarta juga terjadi prosesi penurunan bendera triwarna Belanda yaitu
merah, putih dan biru dan penaikan bendera Merah Putih Indonesia. Regu
Koninklijk Leger (KL atau tentara reguler Belanda) menurunkan bendera Belanda
dan regu TNI menaikkan Bendera Indonesia di atas Istana Jakarta. Momen ini
sangat ditunggu-tunggu oleh rakyat Indonesia yang memenuhi sepanjang jalan
raya dan lapangan depan istana bahkan para pejabat pemerintahan tampak
memenuhi halaman Istana Jakarta karena peristiwa ini merupakan peristiwa
yang sangat bersejarah dan tidak mungkin terjadi dua kali.5
6 Ir. Ginanjar Kartasasmita, et.al, 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1949, (Jakarta: PT. Gita Karya, 1985),
h. 253.
7 Haryono Rinardi, Dari RIS Menjadi Negara RI : Perubahan Bentuk Negara Indonesia Pada 1950, Mozaik,
Vol. 12, No. 2, 2012, h.182, (diakses dari http://journal.unair.ac.id, tanggal 18 Oktober 2016).
8 Poesponegoro dan Notosusanto. op. cit., hh. 301-302.
Tabel 2.1 Daftar nama-nama menteri di dalam Kabinet Republik Indonesia Serikat
Catatan :
*Sultan Hamid II dipecat 5 April 1950 karena terlibat dalam Gerakan Westerling. Sebagai Menteri
Negara ia tidak diganti.
**Mr. Moh. Roem menjadi Komisaris Agung RIS di Belanda mulai 19 Januari 1950. Sebagai
Menteri Negara ia tidak diganti.
(Sumber : Deliar Noer, 1990, Moh. Hatta : Biografi Politik, Jakarta: LP3ES)
Kabinet RIS disebut juga dengan zaken kabinet yaitu kabinet yang
mengutamakan keahlian anggotanya bukan kabinet koalisi yang bersandar pada
kekuatan partai. Dari di tabel sebelumnya, bisa dilihat bahwa ada beberapa
menteri yang tidak mempunyai partai tetapi dianggap punya kemampuan yang
profesional. Sedangkan menteri-menteri yang berasal dari partai politik pun
bukan orang sembarangan, mereka adalah orang-orang yang punya kemampuan
hebat dalam bidangnya. Anggota-anggota Kabinet RIS sebagian besar adalah
pendukung unitarisme (ajaran (paham, kecenderungan) yang menginginkan
bentuk negara kesatuan), hanya Sultan Hamid II dan Anak Agung Gede yang
mendukung sistem federal.9
Gambar 2.6 Presiden RIS Ir. Soekarno dan Perdana Menteri RIS Moh. Hatta beserta para
anggota kabinet RIS. (Sumber: . Yusni Y. Bahar dkk, Merdeka atau Mati, CV PD dan Ikhwan,
Jakarta)
9 Ibid., h. 301-302.
10 Deliar Noer, Mohammad Hatta : Biografi Politik, (Jakarta: LP3ES, 1990). hh. 375-376.
12 George Mc.Turran Kahin, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
bekerjasama dengan Sebelas Maret University Press, 1955), h. 571.
Gambar 2.8 Suasana penandatanganan Piagam Konstitusi RIS pada tanggal 14 Desember 1949
di Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Piagam tersebut ditanda tangani oleh wakil-wakil dari
negara yang akan menjadi bagian dalam Republik Indonesia Serikat. (Sumber: www.google.
co.id/image)
17 Kartasasmita, et. al, Op.Cit. hh. 243-244
18 Dr. Aman Yosef Datu Widiarko, Proses Kembali ke NKRI Melalui Perubahan Konstitusi RIS 1949 Menjadi
UUDS 1950, Vol 1, No. 4, 2016, hal 1, (diakses dari http://journal.student.uny.ac.id, tanggal 18 Oktober
2016)
19 Adrian Vickers, Sejarah Indonesia Modern, (Yogyakarta: Insan Madani,2011),. hh. 176-177.
Gambar 2.10 Gema Masyarakat Menyerukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Sumber:
Ensiklopedia Sejarah Indonesia)
Hingga pada akhirnya pemimpin-pemimpin negara boneka bentukan
Belanda ini mengadakan suatu pertemuan untuk bertukar pikiran dan
bermusyawarah untuk bersatu dan membentuk wadah negara yang utuh bebas
22 NY. Yusni Y. Bahar et.al. Merdeka atau Mati. (Jakarta: CV PD dan Ikhwan. 1992), h. 197.
23 Nino Oktorino et.al. Ensiklopedia sejarah dan budaya. (Jakarta:Lentera Abadi. 2009). h. 233
Gambar 2.11 Para Panitia Undang-Undang Negara Kesatuan. Sumber: Buku Merdeka atau Mati)
Gambar 2.13 Pelantikan Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden NKRI.
(Sumber: www.google.co.id/image)
Gambar 2.14 Kesibukan Jelang Pembentukan Kabinet NKRI. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia
Merdeka Gambar 2.14 Kesibukan Jelang Pembentukan Kabinet NKRI. Sumber: Buku 30 Tahun
Indonesia Merdeka
Gambar 2.15 Pelantikan M Natsir Sebagai Perdana Menteri NKRI Beserta Menterinya.
(Sumber: www.google.co.id/image)
54 Marwati Djonoed Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (2011)
h. 304
55 Andik suryawan. Jurnal peranan APRIS dalam menjaga stabilitas keamanan dan keutuhan RIS 1949-
1950. (Universitas negeri surabay. 2013) h. 5
56 Pattikayu, John. A. Sejarah Revolusi Kemerdekaan Di Daerah Maluku. Ambon. 1991. h. 67
57 Suryawan, Op.Cit. h. 5
GLOSARIUM
62 Yusni Y. Bahar et.al. Merdeka atau Mati. (Jakarta: CV PD dan Ikhwan.1992) h. 197
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
Essay
1. Jelaskan bentuk sistem pemerintahan Republik Indonesia Serikat ?
2. Jelaskan dampak positif dan negatif yang didapat Indonesia selama
menerapkan sistem federal pada saat RIS ?
3. Jelaskan faktor penyebab kembalinya RIS ke dalam NKRI ?
4. Bagaimana bentuk perjuangan pemerintahan Indonesia dalam
mengembalikan sistem pemerintahan yang sebelumnya RIS menjadi NKRI ?
5. Jelaskan Faktor munculnya pemberontahan RMS ?
Pilihan Ganda
1. Latar belakang dibentuknya Republik Indonesia Serikat adalah…
a. Hasil perundingan Konferensi Meja Bundar dan merupakan kehendak
Belanda
b. Hasil perundingan Konferensi Meja Bundar dan merupakan kehendak
rakyat Indonesia
c. Perjanjian Renville mengenai pembagian wilayah Indonesia
d. Perjanjian linggarjati sebagai wilayah demarkasi Indonesia-Belanda
4. Dalam kabinet RIS dikenal istilah Zaken Kabinet. Apakah yang dimaksud
dengan Zaken Kabinet....
a. Kabinet yang menterinya tidak memiliki keahlian
b. Kabinet yang dipilih berdasarkan latar belakang partai menteri-
menterinya
c. kabinet yang para menterinya dipilih atau berasal dari tokoh-tokoh yang
ahli di bidangnya, tanpa mempertimbangkan latar belakang partainya.
d. Kabinet yang menteri-menterinya dipilih begitu saja
Sumber Buku :
Anderson, Ben. Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan
di Jawa 1944-1946. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1988)
Bahar, Ny. Yusni Y., et.al. Merdeka atau Mati. (Jakarta :CV PD dan Ikhwan, 1992).
Kartasasmita, Ginanjar., et.al. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1949.
(Jakarta: PT. Gita Karya, 1985).
Nasution, .A.H. Memenuhi Panggilan Tugas: Jilid I. (Jakarta: Gunung Agung,1984).
Nasution, DR. A.H. 1993. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid II Periode
Konferensi Meja Bundar. Bandung : Angkasa Bandung.
Noer, Deliar Noer. Mohammad Hatta : Biografi Politik. (Jakarta : LP3ES, 1990).
Oktorino, Nino., et.al. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya. (Jakarta : PT Lentera
Abadi, Jakarta, 2009).
Pattikayu, John A. Sejarah Revolusi Kemerdekaan Di Daerah Maluku. (Ambon:
Departemen pendidikan dan kebudayaan, 1991)
Poesponegoro, Marwati Djonoed dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional
Indonesia VI. (Jakarta : Balai Pustaka, 2011).
Moh.Mahfud MD. Demokrasi dan konstitusi di Indonesia. (Jakarta:Rineka cipta,
2003).
Rudini., et.al. Profil Provinsi Republik Indonesia. (Jakarta: Yayassan Bhakti
Wawasan Nusantara, 1992).
Sudirman, Adi. Sejarah Lengkap Indonesia. (Yogyakarta : DIVA Press, 2014).
Suwondo, Bambang. Sejarah daerah Jawa barat. (Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1981).
Vickers, Adrian. Sejarah Indonesia Modern. (Yogyakarta: Penerbit Insan Madani,
2011).
Kahin,George Mc.Turran, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan bekerjasama dengan Sebelas Maret University
Press, 1955).
Sumber Jurnal :
Andik suryawan.2013. Jurnal peranan APRIS dalam menjaga stabilitas keamanan
dan keutuhan RIS 1949-1950. Universitas Negeri Surabaya. (Diakses 22
Oktober 2016)
Rinardi, Haryono Rinardi. 2012. Dari RIS Menjadi Negara RI : Perubahan Bentuk
Negara Indonesia Pada 1950. Mozaik. Vol. 12, No. 2.http://journal.unair.
ac.id, (Diakses 18 Oktober 2016)
Widiarko, Dr. Aman Yosef Datu. 2016. Proses Kembali ke NKRI Melalui Perubahan
Konstitusi RIS 1949 Menjadi UUDS 1950. e-Journal UNY. Vol 1, No. 4.
http://journal.student.uny.ac.id, (Diakses 18 Oktober 2016).
Sumber Website :
Noer, Alifah, 2015, Pada http://ipe008.blogspot.co.id/2015/09/bentuk-ris-
tidak-cocok-untuk-indonesia.html, Diakses pada tanggal 2 Mei 2017
dokumen gambar dari www.google.com
www.mahkamahkonstitusi.go.id,
www.wikipedia.org
1 Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosussanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2011). h. 263
2 Barbara Sillars Harvey, PERMESTA Pemberontakan Setengah Hati, (Jakarta, 1989), h. 10
2 Pemberontakan pemberontakan
di Indonesia (1950 - 1959)
3 Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman DisIntegrasi Bangsa
Terutama Dalam Pergolakan Dan Pemberontakan. (Diakses 19 oktober 2016, pukul 21.3)
4 Syarifuddin, BAB VIII Peristiwa Westerling & Proklamasi Negara Pasundan.pdf, (diakses tanggal 11
oktober 2016)
5 Syarifuddin, op.cit . h.7
6 Ibid, h. 7
Gambar 3.1 Raymon Westerling (kiri) dan Pasukan APRA Saat Memasuki Kota Bandung
(Kanan). Sumber: www.google.co.id/image
Selain itu dalam gerakan ini diketahui melibatkan Sultan Hamid II. Sultan
Hamid II kemudian berhasil ditangkap pada 4 April 1950.Penangkapan Sultan
Hamid dan gagalnya kudeta yang telah direncanakan tersebut membuat
10 Marvis Rose, Indonesia Merdeka:Biografi Politik Mohammad Hatta, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991). h. 292
11 Ibid, h. 292
12 Deliar Noer, Mohammad Hatta Biografi Politik, (Jakarta: LP3ES, 1991). h. 381
13 Poesponegoro & Notosussanto, Op.Cit. h. 346
14 Sekretariat Negara Republik Indonesia , 30 Tahun Indonesia Merdeka (1950-1964). 1985, h. 35
15 Poesponegoro & Notosussanto, op.cit, h. 349
Gambar 3.2 Spanduk-Sapnduk yang berisi ajakan untuk bergabung ke dalam RMS. Sumber:
www.google.co.id/image
Kedudukan Soumokil sebagai seorang Jaksa Agung NIT memudahkan
Soumokil untuk bepergian ke beberapa daerah di Indonesia bagian Timur dengan
menggunakan pesawat militer. Sebelum pergi ke Ambon ia sempat berkunjung
22 John A Pattikayhatu, Sejarah Revolusi Kemerdekaan di Daerah Maluku, (Jakarta: Depdikbud 1991). h.
64
23 Ibid, h.64
Pada tanggal 9 Mei 1950 dibentuklah angkatan perang RMS yang mayoritas
merupakan eks tentara KNIL dengan staf pimpinan sebagai berikut:
• Panglima: Sersan Mayor D.J. Samson
• Kepala Staf: Sersan Mayor Pattiwael
• Deputy:
a) Sersan Mayor Kastanya
b) Sersan Mayor Pieter
c) Sersan Mayor Aipassa
Pada tanggal 25 mei 1950 dibuatlah undang-undang dasar sementara.
Disamping itu dibacakan pula sebuah proklamasi dimana isi dari teks proklamasi
ini memiliki dua alasan pokok mengapa RMS ada, yaitu:28
Proklamasi ini sendiri dianggap sesuai dengan keputusan dari Dewan
Maluku Selatan. Teks proklamasi tersebut disusun oleh D.Z. Pesuarissa yang
dibantu dengan Dr. Soumokil dan Ir. Manusama.29
Pemerintah RIS berupaya untuk mengatasi masalah ini secara damai,
Yang pertama ialah: NIT sudah tidak sanggup mempertahankan kedudukannya sebagai
Negara Bagian selaras dengan peraturan-peraturan Konferensi Denpasar yang masih sah
berlaku.
Yang kedua ialah: RIS sudah bertindak bertentangan dengan keputusan-keputusan KMB
dan undang-undang dasarnya sendiri.
yaitu dengan mengirimkan misi damai yang dipimpin oleh tokoh asli Maluku,
dr. Leimena. Namun misi ini ditolak oleh Soumokil, bahkan mereka kemudian
berupaya menarik perhatian dan pengakuan dari dunia internasional terutama
28 Ibid , h. 70
29 Ibid, h. 70
e. Pemberotakan DI/TII
Pemberontakan selanjutnya adalah Darul Islam/Tentara Islam Indonesia.
Pemimpin pemberontakan ini adalah SM. Kartosuwiryo, merupakan eks-tokoh
yang sebenarnya ikut terlibat dalam perang kemerdekaan sebelum perjanjian
Renville. Pemberontakan DI/TII merupakan pemberontakan terlama dan
skalanya yang juga luas sehingga dianggap mengancam NKRI. Sebagaian pasukan
Kartosuwiryo mendapat pelatihan militer dari Hizbullah.33
Gambar 3.3 Pasukan DI/TII sedang berdiskusi dengan latar belakang bendera DI/TII. Sumber:
www.google.co.id/image
Konsep yang berseberangan dengan pemerintah mengenai cara
pengelolaan negara ikut membidani lahirnya pemberontakan DI/TII. Melalui
konsep dan pemikirannya yang hendak mendirikan Negara Islam Indonesia,
Kartoswiryo berhasil mempengaruhi tokoh-tokoh dengan afiliasi Islam lainnya
di berbagai daerah untuk bergabung dengan DI/TII bentukannya. Akibatnya,
33 Hizbullah adalah salah satu pasukan semi-mililter yang didirikan pada zaman penduduk Jepang
untuk golongan Islam. Setelah Indonesia merdeka, sebagian dari pasukan ini yang tidak terdaftar menjadi
tentara regular (TNI) kemudian menjadikan Hizbullah sebagai laskar-laskar yang turut serta dalam perang
kemerdekaan. Selain itu Hizbulla juga identik dengan partai Masyumi. Pasca Perjanjian Renville sebagian
pasukan Hizbullah di Priangan melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh Kartosuwiryo. Lihat Robert
Cribb, 2010, Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta 1945-1949, Jakarta: Masup Jakarta. h.102-103.
39 Moedjanto, Indonesia Abad Ke-20 Jilid 2 Dari Perang Kemerdekaan Pertama Sampai PELITA III,
(Yogyakarta: Kanisius, 1991). h. 127
40 Ibid. hh. 127-128
41 Poesponegoro & Notosusanto, Op.Cit., h. 365
50 Nino Oktorino, et.al, Ensiklopedia Sejarah dan Budaya (Sejarah Nasional Indonesia) Jilid 8, (Jakarta,
2009)., h. 238.
51 Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman DisIntegrasi
Bangsa Terutama Dalam Pergolakan Dan Pemberontakan, op.cit. (Diakses 19 oktober 2016, pukul 21.30).
56 Phill. M. Sullu, 1997, PERMESTA :Jejak – Jejak Pengembaraan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. h. 18
57 Ibid, h.19
58 Ibid, h. 24
59 Poesponegoro & Notosusanto, Op.Cit. h. 377
71 Ibid. h. 148
72 Gie, Op.Cit. h.7
73 Himawan Soetanto, Perintah Presiden Soekarno : “Rebut Kembali Madiun..”, (Jakarta, Pustaka Sinar
Harapan, 1995), h.186-188
74 Ibid, h.194
GLOSARIUM
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Jelaskan penyebab terjadinya pemberontakan di daerah-daerah Indonesia
pada masa awal kemerdekaan ?
2. Jelaskan faktor utama yang mendorong Raymond Westerling mendirikan
Angkatan Perang Ratu Adil ?
3. Jelaskan hubungan gerakan pemberontakan APRA, Andi Aziz, dan RMS ?
4. Jelaskan pandangan dan pemikiran Kartosuwiryo terhadap sistem negara
RIS. NKRI, dan Dauliyah Islamiyah ?
5. Lakukanlah analisis hubungan Westerling dengan terbentuknya APRA
(Angkatan Perang Ratu Adil) dan terbentuknya Negara Pasundan
PILIHAN GANDA
1. Apakah hubungan antara Ramalan Jayabaya dengan pemberontakan APRA
yang dipimpin oleh Westerlling.
a. Karena Ramalan Jayabaya, Westerlling dapat menguasai Indonesia
b. APRA adalah organisasi yang dibentuk oleh hasil Ramalan Jayabaya
c. Ramalan jayabaya dengan pemberontakan APRA saling berhubungan
d. berdasarkan isi buku Ramalan Jayabaya, Westerlling menganggap dirinya
Ratu Adil dan kemudian mendirikan APRA
3. Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang
melakukan operasi penumpasan kelompok pemberontakan, yaitu…
a. Pemberontakan Andi Aziz
b. APRA
c. PKI
d. RMS
8. Allan Pope merupakan salah satu warga negara asing yang terlibat dalam
pemberontakan Permesta yang mengindikasika keterlibatan negara…
a. Rusia
b. Belanda
c. Amerika Serikat
d. Malaysia
9. Pemberontakan PKI yang terjadi pada bulan September 1948 dipimpin oleh
a.
D.N Aidit c. Soumokil
b.
Muso d. Nyoto
10. Angkatan persenjataan yang dimiliki oleh Republik Indonesia Serikat adalah…
a. APRIS
b. Tentara Nasional Indonesia
c. Tentara Rakyat Indonesia
d. Tentara Islam Indonesia
SUMBER BUKU
Crib, Robert. Para Jago dan Kaum Revolusioner Jakarta 1945-1949. (Jakarta:
Masup Jakarta,2010).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Daerah Jawa Barat. 1973.
Gie, Soe Hok. Orang-orang Kiri di Persimpangan Jalan. (Yogyakarta: Penerbit
Bentang, 2005).
Harvey, Barbara Sillars. PERMESTA Pemberontakan Setengah Hatii. (Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti, 1989).
Manafe, Acho. TEPERPU : Mengungkap Pengkhianatan PKI pada Tahun 1965
dan Proses Hukum Bagi Para Pelakunya, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2008).
Moedjanto. Indonesia Abad ke-20 jilid 2 dari Perang Kemerdekaan Pertama
sampai Pelita III. (Yogyakarta: Kanisius, 1991.)
Noer, Deliar. Mohammad Hatta Biografi Politik. (Jakarta: LP3ES, 1990).
Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened. Sejarah Nasional Indonesia VI.
(Jakarta: PN. Balai Pustaka, 2011).
Oktorino, Nino., et.al. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya (Sejarah Nasional
Indonesia). (Jakarta: Lentera Abadi.Sekretariat Negara RI. 1985. 30 Tahun
Indonesia Merdeka 1950-1964, 2009)
Pattikayhatu, A. John. Sejarah Revolusi Kemerdekaan di Daerah Maluku. (Jakarta:
Departemen Pendidikan kebudayaan, 1991).
Rose, Marvis. Indonesia Merdeka:Biografi Politik Mohammad Hatta. (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1991).
Soetanto, Himawan. Perintah Presiden Soekarno : “Rebut Kembali Madiun..”.
(Jakarta:Pustaka Sinar Harapan).
Sumber Internet
Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Dari Ancaman DisIntegrasi Bangsa Terutama Dalam Pergolakan Dan
1 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat : Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Masyarakat
dan Kekuasaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hh. 76-77
5 Burhan Magenda, Makalah hubungan eksekutif dan legislatif yang kondusif untuk stabilitas politik
dan pembangunan nasional, (kuliah dan ceramah umum pada kursus singkat angkatan XIII LEMHANAS di
Jakarta, 2005)
6 Adnan Buyung Nasution, Aspirasi Pemerintah Konstitusional di Indonesia: studi sosio-legal atas
konstituante 1956-1959, (Jakarta: Intermasa. 1995) hh.219-223
7 Ibid, hh.227-231
Gambar 4.1 Pelantikan Prof. Mr. Abdul Gaffar Pringgodigdo sebagai Rektor Universitas
Airlangga oleh Presiden Soekarno pada tanggal 23 Desember 1954. Sumber: Sekretaris Negara
Republik Indonesia.
8 Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosussanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2011). h.386
9 Adi Sudirman, Sejarah Lengkap Indonesia, (Yogyakarta: Diva Press. 2014,) hh.381-382
11 Deliar Noer, Mohammad Hatta; Biografi Politik, (Jakarta: LP3ES, 1991) hh. 417-418
12 Hamid Basyaib, Kemelut Demokrasi Liberal, (Jakarta: LP3ES. 1992) hh.424-428
13 Poesponegoro & Notosussanto, Op.Cit. hh.390-391
14 Ibid , h.396
15 Basyaib. Op.Cit. h.429
16 Poesponegoro & Notosussanto, 2011. Op.Cit. hh.396-398
17 Ibid, h.406
21 Waluyo, Dari Pemberontak Menjadi Pahlawan Nasional: Muhammad Natsir dan Perjuangan Politik di
Indonesia, (Yogyakarta: Ombak. 2009), h. 78
22 Ibid,. h. 78
30 Ibid. h. 12
31 Ibid., h.13
32 Nino Oktorino, et.al, Muatan Lokak: Ensiklopedia Sejarah dan Dunia Jilid 8, (Jakarta: Lentera Abadi,
2009), h. 234
39 Ibid, h. 26
40 Moedjanto, .Op.cit. h. 95
41 Rudini, Op. cit. h. 26
c) Kebijakan Ekonomi
Untuk mengatasi masalah ekonomi pada masa demokrasi liberal
dikeluarkan beberapa kebijakan ekonomi yang mempengaruhi kehidupan
ekonomi Indonesia, kebijakan-kebijakan tersebut antara lain:
64 Nasution, Op.Cit. h.262
65 Sair. Op.Cit. h.19
66 Ibid, h.15
67 Poesponegoro dan Notosusanto, Op.Cit, h.332
74 Ibid.., h. 333
75 Sair, Op.Cit. h. 17
76 Ibid, h. 17
77 Ibid., h 18
78 Nasution, Op. cit. h 264
79 Ibid., hh. 265-266
b. Gerakan Lubis
Gerakan ini dimulai dengan langkah Kolonel Zulkifi Lubis, Deputi Staf
Angkatan Darat, untuk melancarkan operasi pembersihan untuk memberantas
korupsi dalam pemerintahan. Dalam gerakannya Lubis menangkap beberapa
pejabat tinggi. Tetapi ketika Roeslan Abdulgani, menteri luar negeri, akan
ditangkap terjadi perpecahan di dalam AD karena Nasution turun tangan
mencegah penangkapan karena atas permohonan Menteri Ali Sastroamidjojo.
Kemudian dari kegagalan ini Lubis menuduh mereka melindungi Korupsi.
Kemudian setelah itu dalam waktu dua bulan Lubis melancarkan usaha kudeta
militer 11 Oktober 1956. Sembilan batalion AD bergerak dari markasnya di Cirebon
dan Tasikmalaya menuju Jakarta namun gagal karena dicegat oleh pasukan AD
Mayor Wiranatakusumah di Bogor. Kemudian pada tanggal 16 November 1956
melakukan percobaan kudeta dengan mengirim satuan Siliwangi dan RPKAD
90 Poesponegoro dan Notosusanto. Op.Cit. h.343
91 Nasution. Op.Cit. hh. 287-288
92 Ibid. h. 289
93 Nasution. Op.Cit. h. 117
94 Ibid. h.117
97 Sudharmono. Op.Cit. h. 69
98 Nasution,. Op.Cit. h. 300
99 Ibid, hh. 123-124
GLOSARIUM
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Bagaimana keadaan sosial masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal ?
2. Analisalah dan jelaskan penyebab terjadinya ketidakstabilan politik dalam
negeri Indonesia pada masa Demokrasi Liberal ?
3. Jelaskan bentuk keberhasilan bidang ekonomi pada masa demokrasi liberal ?
4. Jelaskan faktor penyebab terjadinya konflik militer dalam tubuh angkatan
darat Republik Indonesia ?
5. Jelaskan latar belakang dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ?
PILIHAN GANDA
1. Upaya meningkatkan mutu pendidikan Indonesia melalui program mendirikan
uiversitas-universitas di tiap daerah di Indonesia salah satunya dengan
mendirikan universitas di Surabaya pada tahun 1954 yaitu universitas…
a. Airlangga c. Padjajaran
b. Brawijaya d. Pendidikan Indonesia
SUMBER BUKU
Bandoro, Bantarto, et.al. Refleksi Setengah Abad Kemerdekaan Indonesia.
(Jakarta: CSIS, 1995).
Basyaib, Hamid. Kemelut Demokrasi Liberal. (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia,
1992).
Moedjanto, G. Indonesia Abad ke-20 2. (Jakarta: Kanisius, 1991).
Nasution. Jenderal Tanpa Pasukan Politisi Tanpa Partai. (Jakarta: PDAT dan
ISAI, 1998).
Nasution, Adnan Buyung. Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di
Indonesia: Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956-1959. (Jakarta:
Intermasa, 1995).
Noer, Deliar. Mohammad Hatta: Biografi Politik. (Jakarta: Pustaka LP3ES
Indonesia. 1991).
Oktorino, Nino, et.al. Muatan Lokal: Ensiklopedia Sejarah dan Dunia jilid 8.
(Jakarta: PT Lentera Abadi,2009).
Poesponegoro, Marwati Djoened., et.al. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI.
(Jakarta: Balai Pustaka, 2008).
Roziq Hasan., et.al. Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia. (Surabaya: Edumedia,
1991).
Rudini. Profil Propinsi Republik Indonesia. (Jakarta: Intermasa, 1992).
Sair, Alian. Sejarah Nasional Indonesia IV. (Palembang: FKIP Universeitas
Sriwijaya, 2005).
Sudharmono. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964. (Jakarta : Persero
Gita Karya, 1985).
Sudirman, Adi. Sejarah Lengkap Indonesia. (Yogyakarta: Diva Press, 1985).
Waluyo. Dari “Pemberontak” Menjadi Pahlawan Nasional: Muhammad Natsir
dan Perjuangan Politik di Indonesia. (Yogyakarta: Ombak, 2009).
SUMBER JURNAL
Hutagaol, Novita Mandasari. 2011. Analisis dan Perbandingan Antara UUD 1945,
Konstitusi RIS, UUDS 1950 dan UUD 1945 Amandemen: Substansi,
Komparasi Dan Perubahan yang Penting (online),
(journal.unrika.ac.id/index.php/jurnaldms/article/viewFile/16/14, diakses 20
Oktober 2016)
Tanpa nama, Pengertian Demokrasi Liberal, diakses dari http://www.
pengertianpakar.com/2016/06/pengertian-demorkasi-liberal-sistem-
dan-prinsipnya.html diakses pada tanggal 2 Mei 2017
1 Estri A Budihabsari, Ekonomi Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2016). h. 87.
b. Kabinet Soekiman
Kabinet ini adalah kabinet koalisi antara partai Masyumi dan PNI.
Program kerjanya dalam bidang ekonomi adalah membuat dan
melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek
untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi rakyat dan mempercepat
usaha penempatan bekas pejuang dalam pembangunan.4
c. Kabinet Wilopo
Wilopo adalah salah satu tokoh PNI, yang kemudian ditunjuk sebagai
2 Ibid, hal 84.
3 Adi Sudirman, Sejarah Lengkap Indonesia, (Yogyakarta: Diva Press, 2014). h. 372
4 Ibid, h. 373
g. Kabinet Djuanda
Kabinet ini lebih dikenal dengan istilah Kabinet karya atau Pancakarya.
Mulai memerintah tanggal 9 April 1957 - 10 Juli 1959 dan dipimpin oleh
Ir. Djuanda. Kabinet ini terbentuk karena konstituante gagal menyusun
Undang-undang Dasar pengganti Undang-undang Dasar Sementara
5 Paizon Hakiki, Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal Tahun 1949-1959, (Jurnal Online
Mahasiswa, Universitas Riau, 2014). h. 8
6 Yuli Ernawati, Kondisi Sosial Politik Indonesia Pada Masa Pemerintahan Kabinet Burhanuddin Harahap
1955-1956, Skripsi tidak terbit pada jurusan sejarah, (Universitas Negeri Yogyakarta. 2014) h. 140
8 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, (Yogyakarta: UGM Press, 2005). hh. 366-367
4 Kebijakan-kebijakan Pemerintah
dalam Bidang Ekonomi Masa
Demokrasi Liberal (Parlementer)
Suasana politik, ekonomi, dan stabilitas negara yang kurang baik kemudian
menimbulkan ketidakpercayaan terhadap sistem politik yang ada di negara
Indonesia. Demokrasi parlementer dianggap telah mengalami kegagalan,
hal ini kemudian memicu Soekarno mengambil keputusan yang membawa
Indonesia beralih pada sistem demokrasi terpimpin. Adapun yang menyebabkan
kegagalannya sistem parlementer tersebut adalah :
1. Dominannya politik aliran, yang artinya berbagai golongan politik dan
partai politik sangat mementingkan kelompok atau alirannya sendiri
daripada mengutamakan kepentingan bangsa.
2. Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
3. Kegagalan Konstituante dalam merumuskan undang-undang dasar
baru pengganti UUDS 1950.
4. Instabilitas negara karena terlalu sering terjadi penggantian kabinet,
hal ini menjadikan pemerintah tidak berjalan secara efisien. Sehingga
perekonomian Indonesia sering jatuh dan terkena dampak inflasi
20 Rudiana, Op.Cit. h. 26
21 Nugroho Notosusanto dan Marwah Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2011). h. 429
23 Budihabsari, Ekonomi Indonesia: Dalam Lintasan Sejarah, (Bandung: PT Mizan Pustaka. 2016), h. 101
28 Ibid, h. 396
29 Poesponegoro dan Notosoesanto. Op.Cit. h. 429
30 Rudiana, 2012, Op.Cit. hh. 40-41
38 Rudiana, Op.Cit. h. 52
39 Ibid., h. 52
40 Poesponegoro dan Notosoesanto. Op.Cit., hh. 432-433
41 Nino Oktrino, et.al. Muatan Lokal, Ensiklopedia Sejarah dan Budaya Sejarah Nasional Indonesia,
(Jakarta: PT Lentera Abadi, 2009). h. 241
42 Poesponegoro dan Notosoesanto. Op.Cit. hh. 433-434.
43 Ibid. h. 434.
44 Ibid, hh.434-435.
45 Sudirman. Op.Cit. h. 397.
49 Ibid, h. 436.
50 Lubis, Op.Cit. h. 12
a. Presiden Soekarno
Ir. H. Soekarno lahir di Surabaya, Jawa
Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21
Juni 1970 pada umur 69 tahun. Beliau adalah
Presiden Indonesia pertama yang menjabat
pada periode 1945–1966. Ia memainkan
peranan penting dalam sejarah Indonesia karena
menjadi pemimpin dalam memerdekakan
bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda pada
17 Agustus 1945. Soekarno juga yang pertama
kali mencetuskan konsep mengenai Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia.
Gambar 5.3 Ir Soekarno Sumber: www.wikipedia.com
54 Sudirman., Op.Cit. h. 400
b. Ir. Djuanda
Ir. Raden Haji Djoeanda lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 14 Januari 1911
– meninggal di Jakarta, 7 November 1963 pada umur 52 tahun. Beliau adalah
Perdana Menteri Indonesia ke-10 sekaligus yang terakhir. Ia mulai menjabat
sebagai perdana menteri mulai dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah itu ia
menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I. Sumbangannya yang
55 Pasaribu, Op.Cit. h.13
56 Rudiana, Op.Cit. h. 41.
57 Poesponegoro dan Notosoesanto., Op.Cit. h. 432
58 Ibid., h. 543
59 Deliar Noer, Mohammad Hatta Biografi Politik, (Jakarta: LP3ES Anggota IKAPI, 1991). h. 561
Arrangement Perikatan
BNI Bank Negara Indonesia
CTC Central Trading Company
De Javasche Bank Bank yang didirikan tahun 1828 dalam bentuk Perseroan
Terbatas dan Nasionalisasikan menjadi Bank Indonesia
Devisa Semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi
pembayaran dengan luar negeri yang diterima dan
diakui luas oleh dunia internasional.
Defisit Kekurangan dalam kas keuangan
Doktrin Suatu bentuk tindakan mengharuskan/memaksakan
bahwa suatu kasus harus diyakini dan dibenarkan seperti
apa yang disampaikan.
Ekonomi Sosialis Sistem perekonomian yang menghendaki kemakmuran
masyarakat secara merata dan tidak adanya penindasan
ekonomi.
Ekonomi Komando Sistem ekonomi yang segala sesuatunya tentang
ekonomi diatur oleh pemerintah pusat.
I.G.O (Inlandsche Perundangan yang dibuat Belanda berlaku untuk daerah
Gemeente Jawa dan Madura
Ordonantie)
I.G.O.B (Inlandsche Perundangan yang dibuat Belanda berlaku untuk wilayah
Gemeente luar daerah pulau Jawa dan Madura
Ordonantie)
Integrasi Sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga
menjadi suatu kesatuan yang utuh
Inflasi Suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum
dan terus-menerus (continue)
Insolvensi Ketidakmampuan seseorang atau badan untuk
membayar utang tepat pada waktunya atau keadaan
yang menunjukkan jumlah kewajiban melebihi harta
Konfrontasi Suatu sikap permusuhan yang sering digunakan dalam
bidang politik dan militer.
KLM Koninklijke Luchtuaart Maatschappij
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Jelaskan bentuk ekonomi Indonesia masa Demokrasi Liberal.
2. Jelaskan program kerja Kabinet Natsir dalam memperbaiki kondisi ekonomi
nasional
3. Jelaskan faktor yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi nasional masa
Demokrasi Liberal
4. Jelaskan bentuk kebijakan ekonomi yang diambil pemerintahan pada masa
Demokrasi Liberal dan Terpimpin.
5. Jelaskan tujuan dari dilaksanakannya Musyawarah Nasional Pembangunan
pada tahun 1957.
PILIHAN GANDA
1. Menghilangkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan inflasi, desentralisasi
dan korupsi, merupakan program kerja pada masa Kabinet...
a. Sukiman
b. Wilopo
c. Ali Sastroamijoyo
d. Burhanuddin Harahap
9. Salah satu penyebab kegagalan ekonomi masa Demokrasi Terpimpin dari sisi
politik adalah...
a. Konflik TNI AD dan PKI
b. PKI menguasai perekonomian nasional
c. Mosi tidak percaya terhadap Kabinet
d. Tidak tepatnya kebijakan ekonomi yang diambil.
SUMBER BUKU
Oktorino, Nino., et.al. Muatan Lokal Ensiklopedia Sejarah dan Budaya Sejarah
Nasional Indonesia. (Jakarta: Lentera Abadi, 2009).
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional
Indonesia VI. (Jakarta: Balai Pustaka, 2011).
Sudirman, Adi. Sejarah Lengkap Indonesia. (Yogyakarta: Jogjakarta, 2014).
Hamin, Abdul dan Guswildan Giovari. Perbandingan Perekonomian Dari Masa
Soekarno Hingga SBY (1945-2009). (Yogyakarta: Universitas Islam
Negeri).
Pasaribu, Rowland B. F. Sistem Perekonomian Indonesia. (Jakarta: Guna Darma,
2010).
Ernawati, Yulia. Kondisi Politik Indonesia Pada Masa Pemerintahan Kabinet
Burhanuddin Harahap 1955-1956. (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2014).
Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern. (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2005).
Noer, Deliar. Mohammad Hatta, Biografi Politik. (LP3ES anggota IKAPI, 1991).
Budihabsari, Esti A. Ekonomi Indonesia Dalam Lintas Sejarah. (Bandung: PT
Mizan Pustaka, 2016).
1 Marwati Djoened dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Jepang dan Zaman Republik,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2010). h. 323
9 Agus R. Rahman, Jurnal penelitian Politik pemerintahan Sudilo Bambang Yudhoyono, (Jakarta: LIPI,
2005). h. 54.
10 Agus Heryanto. Prinsip bebas aktif dalam kebijakan luar negeri Indonesia perspektif teori peran. (Vol
IV No.II Desember 2014). h. 23
11 Michael Leifer, Politik Luar Negeri Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1986). hh. 29-30
Gambar 6.2 Presiden Soekarno dan Ibu Fatmawati bersama dengan Gubernur Jenderal
Pakistan Khwaja Nazamuddin dalam rangka kunjungannya ke Pakistan
Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka
Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda tahun 1949,
Indonesia mulai melakukan berbagai langkah politik luar negeri guna
memperkuat posisi dan kedudukan Indonesia di mata internasional. Pada bulan
Januari 1950, Presiden Soekarno mengadakan perlawatan ke India, Pakistan, dan
12 Ibid. h. 17
13 Rahman. Op.Cit. h. 56
Gambar 6.3 Kunjungan Presiden Uni Soviet K.E Virosyilov sedang menyaksikan tarian-tarian
Indonesia yang disajikan di Istana Negara pada tanggal 6 Mei 1957.
Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
16 Lilik Salama, Menijau Kembali Konflik Perang Dingin : Liberalisme VS Komunisme, (Surabaya: jurnal
Universitas Airlangga, 2007). hh. 1-2
21 Ibid. h. 15
22 Heryanto. Op.Cit. h. 24
23 Rahman. Op.Cit. h. 56.
Politik luar negeri indonesia erat kaitannya dengan kerja sama dengan
negara lain untuk mempertahankan kepentingan nasional suatu negara.
kepentingan nasional itu dapat dicapai dalam wilayah negara itu sendiri maupun
diluar wilayah negara. Departemen luar negeri Republik Indonesia (2006)
menjelaskan bahwa politik luar negeri adalah kebijakan, sikap dan langkah
pemerintahan RI yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain,
organisasi Internasional dan subjek hukum Internasional lainnya dalam rangka
menghadapi masalah Internasional guna mencapai tujuan nasional.
Politik luar negeri bebas-aktif pada tahun 1950-1965 yang dijalankan
oleh Indonesia adalah berdasarkan dari Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana
yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu :”bahwa
Pemerintah Negara Republik Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Politik luar
negeri yang bebas aktif juga berarti mendukung kemerdekaan bangsa-bangsa
dari kungkungan penjajahan, mempererat hubungan dengan bangsa-bangsa
lain dengan sama derajat, tegak sama tinggi dan duduk sama rendah.
Selain mengadakan hubungan baik dengan negara-negara barat, untuk
membuktikan bahwa Indonesia menganut politik luar negeri yang bersifat
bebas-aktif, pada bulan Agustus 1956 Presiden Soekarno mengunjungi Uni
Soviet. Dalam kunjungan ini, Uni Soviet memberikan bantuan ekonomi tanpa
ikatan terhadap Indonesia. Pada bulan yang sama Presiden Soekarno juga
melakukan kunjungan ke Cekoslovakia, Yugoslavia dan kunjungan ke RRC pada
bulan Oktober di tahun yang sama.
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Jelaskan bentuk politik luar negeri Indonesia pada masa RIS
2. Bagaimana bentuk politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal.
3. Apa yang dimaksud dengan politik luar negeri bebas aktif.
4. Jelaskan penyebab timbulnya Blok Barat dan Blok Timur
5. Jelaskan bentuk kerjasama internasional yang dilakukan Indonesia pada
masa Orde Lama.
PILIHAN GANDA
1. Politik luar negeri Indonesia setelah pengakuan kedaulatan Indonesia
sebagian besar dititikberatkan pada negara-negara Asia dan Barat yang
bertujuan untuk...
a. Memihak pada Blok Barat
b. Kepentingan ekonomi yang berpusat di Asia
c. Kepentingan ekonomi Indonesia yang masih berpusat di Belanda dan
Eropa Barat
d. Kepentingan Politik Luar Negeri Indonesia
5. Peta politik dunia pada tahun 1950an terbagi menjadi dua, yaitu...
a. Blok Asia dan Blok Afrika
b. Blok Timur dan Blok Barat
c. Blok Utara dan Selatan
d. Blok Asia Afrika dan Blok Eropa
8. Pada masa perang dingin, paham Komunis merupakan paham yang dianut
oleh negara...
a. Rusia, Jerman, Inggris
b. Rusia, Cina, dan Kuba
c. Rusia, Indonesia, dan Cina
d. Rusia, Kuba, dan Indonesia
9. Pada tahun 1950 dibulan September, Indonesia resmi menjadi Anggota PBB
ke...
a. 58 c. 60
b. 59 d. 61
10. Kerjasama antara Indonesia dan Amerika Serikat pada masa Kabinet Sukiman
yang kemudian dikenal dengan Sukiman-Cochran, berisikan kerjasama dalam
bidang...
a. Ekonomi dan Militer c. Ekonomi dan Kesehatan
b. Ekonomi dan Teknik d. Militer dan Teknik
SUMBER BUKU
Heryanto, Agus. Prinsip bebas aktif dalam kebijakan luar negeri Indonesia
perspektif teori peran. (Vol IV No.II Desember 2014)
Kusumaatmadja, Mochtar. Politik Luar Negeri Indonesia dan Pelaksanaanya
Dewasa Ini. (Bandung: Alumni-Bandung, 1983).
Murtamadji. Kegagalan Perang Dingin Antar Dua Negara Adidaya: Faktor
Penyebab dan Implikasinya. (Yogyakarta: UNY, 2001).
Noventari Widya. Peran diplomatik Politik Luar Negeri dan Angkatan Perang
dalam Mewujudkan Stabilitas Nasional. (Univeritas Gadjah Mada :
Program studi ketahanan Nasional).
Oktorino, Nino. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya. (Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi,
2009).
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional
Indonesia VI. (Jakarta: Balai Pustaka, 2011).
Prawirasaputra, Sumpena. Politik Luar Negeri Republik Indonesia. (Bandung:
Remaja Karya CV, 1985).
Rahman, Agus R. Jurnal penelitian Politik pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono. (Jakarta: Lipi, 2005).
Salama, Lili. Meninjau Konflik Perang Dingin: Liberalism Vs Komunisme.
(Surabaya: Universitas Airlangga, 2007).
Sekretaris Negara Republik Indonesia. 30 Tahun Indonesia Merdeka. (Jakarta:
Citra Lemtoro Gung Persada, 1988).
Situmorang Mangadar. Orientasi Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia
dibawah pemerintahan Jokowi-JK. (Universitas Katolik Parahyangan :
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional).
SN, Arifin dan Efantino F. Ganyang Malaysia. (Yogyakarta: Bio Pustaka, 2009).
Widjaja, A.W. Indonesia Asia Afrika Non Blok Politik Bebas Aktif. (Jakarta: Bina
Aksara, 1986).
Windiani, rani. Politik luar negeri Indonesia dan Globalisasi.
Gambar 7.1 Penaikan bendera negara-negara Peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung pada
tanggal 18 April 1955. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
1 Nino Oktorino, Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2009). h. 250
2 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2011). h. 328
a. Pertemuan Colombo
Pertemuan negara-negara non-blok yang berlangsung di Colombo,
Srilanka, merupakan konferensi menyatakan diri tidak memihak sesuatu blok,
dan konferensi ini telah mengambil begitu banyak resolusi, keputusan, dan
seruan, diantaranya meliputi soal-soal kontraversil yang dituangkan dalam
deklarasi politik dan deklarasi ekonomi beserta program kerjanya.10
Konferensi Colombo menegaskan bahwa negara-negara Asia Selatan dan
Asia Tenggara mempunyai politik yang berbeda-beda dalam berbagai soal,
namun sikap politik mereka tetap satu untuk mencapai pemecahan masalah
internasional, terutama yang terjadi di Asia dan Afrika. Contohnya semua negara
itu menghendaki penyelesaian peperangan jajahan negara barat di Indo-Cina.
Mereka tidak menginginkan dalam masa gencatan senjata, satu atau kedua
belah pihak memperkuat kedudukan dan menambah senjata sehingga terjadi
lagi perang yang lebih hebat, seperti yang dirasakan Indonesia pada waktu
melakukan peperangan kemerdekaan melawan penjajahan Belanda.11
9 Ibid, h. 330
10 B. M. Diah, Arti Konferensi Bandung, (Jakarta: Penerbit Yayasan 17-8-45, 1980). h. 27
11 Ibid, h. 2
b. Pertemuan Bogor
Pada tanggal 28 Desember 1954, para perdana menteri dari negara
Burma, India, Indonesia, Pakistan, dan Srilanka, bertemu di Bogor (Indonesia)
12 Roeslan Abdulgani, Sejarah, cita-cita, dan pengaruhnya (Konferensi Asia-Afrika Bandung), (Jakarta:
Idayu Press, 1977). h. 5
13 Diah. Op.Cit. h. 87
14 Abdulgani. Op.Cit. h. 7
15 Kusumaatmadja. Op.Cit. h. 88.
16 Ibid, h. 88
23 Ibid. h. 58
Gambar 7.3 Presiden Soekarno sedang membuka Konferensi Asia Afrika di Bandung pada
tanggal 18 April 1955. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika sebenarnya telah dirintis dalam
pertemuan lima negara Asia, pertemuan tersebut dimulai pada tanggal 28
Desember 1954 di Bogor atau lebih dikenal “ Konferensi Lima Negara”. Para wakil
dari lima tersebut sepakat untuk mempersiapkan pertemuan atau konferensi
yang lebih besar meliputi negara Asia-Afrika. Rencana tersebut terlaksana
dengan berlangsungnya konferensi Asia-Afrika di Bandung mulai pada tanggal
18 April 1955 yang dihadiri oleh wakil-wakil 29 negara Asia-Afrika.26 Beberapa
Anggota Delegasi R.I untuk Konferensi Asia-Afrika 1955.
34 Drs. Rd. Sumpena Prawirasputra, Politik Luar Negeri Indonesia dan Pelaksanaannya, (Bandung: Remaja
Karya CV, 1985) h. 123
e) Masalah-Masalah lainnya
1. Mengingat adanya ketegangan di Timur Tengah yang disebabkan oleh
keadaan di Palestina serta ketegangan tersebut dapat membahayakan
perdamaian dunia, Konferensi Asia-Afrika juga menyatakan dukungannya
terhadap hak-hak penduduk Arab Palestina dan menyeruhkan agar
resolusi tentang Palestina dilaksanakan serta dicapainya penyelesaian
damai persoalan Palestina.
2. Konferensi Asia-Afrika, dalam hubungan dengan sikap yang dinyatakannya
tentang penghapusan penjajahan, mendukung Indonesia dalam masalah
Irian Barat berdasarkan persetujuan-persetujuan yang berkaitan dengan
masalah tersebut antara Indonesia dan Belanda. Konferensi Asia-
Afrika mendesak agar pemerintah Belanda segera membuka kembali
perundingan-perundingan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban
mereka yang ditetapkan dalam perjanjian-perjanjian tersebut dan
dengan sepenuhnya berharap agar PBB membantu pihak-pihak yang
berkepentingan di dalam menemukan penyelesaian pertikaian itu dengan
37 Ibid, h. 129
38 Ibid. h. 129.
39 B. M. Diah, Arti Konferensi Bandung, (Jakarta: Penerbit Yayasan 17-8-45, 1980) h. 107
Gambar 7.6 Para Anggota Delegasi Negara Peserta Konferensi Asia Afrika sedang menyaksikan
senam pelajar di lapangan Tegallega di Bandung pada tanggal 18 April 1955. Sumber: Buku 30
Tahun Indonesia Merdeka.
40 Dede Yusuf,https://www.academia.edu/4582744/PERANAN_INDONESIA_DALAM_KONFERENSI_ASIA_
AFRIKA (pada tanggal 20 oktober 2016, pukul 13.35)
Ada 3 masalah pokok yang dibicarakan dalam Konferensi ini yaitu, kerjasama
ekonomi, kebudayaan dan politik. Dalam masalah politik juga dibicarakan juga
tentang soal hak asasi manusia, hak menentukan nasib sendiri, kolonialisme,
perlucutan senjata, dan koeleistensi secara damai.
Sejak Konferensi Bandung Dunia mengalami perubahan-perubahan sosial
ekonomi dan politik yang merugikan kaum Imperialis, ada tantangan dari sudut
ini namun dibantu oleh kaum reaksi dalam negari, kaum feodal atau feodal baru,
GLOSARIUM
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Jelaskan latar belakang dilaksanakannya Konferensi Asia - Afrika ?
2. Sebutkan negara – negara yang terlibat dalan Konferensi Asia – Afrika ?.
3. Jelaskan hasil dari Konferensi Meja Bundar.
4. Deskripsikanlah mengenai keuntungan Indonesia pada Konferensi Asia –
Afrika lalu tuliskanlah secara singkat.
5. Apa hubungan Konferensi Bogor, Konferensi Colombo dan Konferensi Asia –
Afrika ?
PILIHAN GANDA
1. Latar belakang Konferensi Asia – Afrika adalah, kecuali...
a. Bangsa-bangsa Asia - Afrika memiliki persamaan nasib dan sejarah yakni
sama-sama menjadi sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
b. Semakin meningkatnya kesadaran bangsa-bangsa Asia - Afrika yang
masih terjajah untuk memperoleh kemerdekaan misalnya, Yaman sedang
berjuang membebaskan Aden dari kekuasaan Inggris, Rakyat Aljazair,
Tumisia, Maroko, Sudan, dan Kongo sedang membebaskan tanah airnya
dari kekuasaan bangsa Eropa, dan lain-lain.
c. Ingin menjadi negara yang kuat dan persenjataan yang ampuh.
d. Diantara bangsa-bangsa Asia yang telah merdeka masih belum terdapat
kesadaran untuk bersatu, yang kemudian Rusia dan Amerika Serikat ikut
melibatkan diri dalam masalah tersebut.
Sejarah Nasional Indonesia VI 275
2. Pada tanggal berapakah Ali Sastromijdojdo berkunjung ke India tepatnya
New Delhi untuk membicarakan KAA...
a. Pada tanggal 25 September 1954
b. Pada tanggal 25 September 1955
c. Pada tanggal 25 September 1956
d. Pada tanggal 25 September 1957
3. Berikut merupakan salah satu tujuan dari KAA, yaitu...
a. Mendapat rasa solidaritas antara negara-negara Afro-Asia yang baru
merdeka.
b. Mendapatkan kekuasaan yang tinggi
c. Atas dasar akibat dari perang dunia II
d. Untuk berpolitik dengan negara Eropa
10. Berikut ini merupakan tujuan pokok dari Konferensi Asia-Afrika, sebagai
berikut:
1) Memajukan kemauan baik dan kerja sama antara bangsa-bangsa Asia-
Afrika dalam menjelajah dan memajukan kepentingan-kepentingan bersama
mereka serta memperkukuh hubungan persahabatan dan tetangga baik.
2) Meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan
dari negara-negara yang diwakili.
3) Mempertimbangkan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan
dari negara-negara yang diwakili..
4) Mempertimbangkan masalah-masalah kepentingan khusus dari bangsa-
SUMBER BUKU
Abdulgani,Roeslan. Sejarah, Cita-Cita dan Pengaruhnya ( Konferensi Asia-Afrika
Bandung). (Jakarta: Idayu Press, 1997).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Daerah Jawa Barat. 1973.
Diah, B.M. Arti Konperensi Bandung. (Bandung: Yayasan 17-8-45, 1980).
Kusumatmadja, Mochtar. Politik Luar Negeri dan Pelaksanaannya dewasa ini.
Bandung: Penerbit Alumni, 1983).
Notosusanto, Nugroho dan Marwati Djoened. Sejarah Nasional Indonesia VI.
(Jakarta: PN. Balai Pustaka, 2011).
Oktorino, Nino., et.al. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya (Sejarah Nasional
Indonesia). (Jakarta: Lentera Abadi, 2009)
Prawirasaputra, Sumpena. Politik Luar Negeri Republik Indonesia. (Bandung:
Remaja Karya CV Bandung, 1984).
Sabir, M. Quo Vadis Non Blok?. (Jakarta: CV Haji Masagung, 1990).
Widjaja. A.W. Indonesia Asia Afrika (Non Blok politik Bebas Aktif). (Jakarta: Bina
Aksara, 1986).
Yusuf, Suffri. Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri. (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1989).
SUMBER INTERNET
(online).DedeYusuf,https://www.academia.edu/4582744/PERANAN_
INDONESIA_DALAM_KONFERENSI_ASIA_AFRIKA,diaksespada tanggal 20
Oktober 2016, pukul 13.35.pdf
13 Santoso Minarno, Strategi PNI dalam Memenangkan Pemilu 1955 di Jawa Tengah, 2012, h. 11
Gambar 6.3 Gambar partai/organisasi yang ikut dalam Pemilihan Umum 1955 di dalam bilik-
bilik pemungutan suara. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka
Pada pemilihan pertama tahun 1955 ini juga ada pengangkatan untuk
warga Indonesia turunan Cina, Arab, dan Eropa lebih kurang berjumlah 18
orang.28 Selain itu, PEMILU yang dilakukan pada tahun 1955 terjadi pada kurun
waktu ketika berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia berada pada
masa perkembangan tetapi masih fluktuatif.29 Pada pemilihan umum pertama
ini, partai-partai yang ikut dalam kesempatan tersebut adalah :
27 Ibid. h. 105
28 Kusnardi Saragih, 2000. Op.Cit. h. 273
29 Santoso Minarno, 2012. Op.Cit. h. 11
30 Inu Kencana Syafeiie, Sistem Pemerintah Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994) h. 115
Gambar 6.5 Presiden Soekarno sedang memasukan surat suaranya dalam pemilihan anggota
konstituante pada Pemilu Tahap 2 1955. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Konstituante dibentuk dengan jalan memperbesar DPR yang dipilih
menurut pasal 11 K-RIS dan senat baru yang ditunjuk menurut pasal 97 K-RIS
dengan anggota-anggota luar biasa sebanyak jumlah anggota majelis masing-
masing. Jadi konstituante akan terdiri dari :
1) Anggota biasa, ialah para anggota DPR dan Senat dan
2) Anggota luar biasa
Anggota luar biasa itu dipilih ataupun ditunjuk atau diangkat oleh rapat
gabungan DPR dan senat, keduanya dengan jumlah anggota dua kali lipat itulah
Konstituante. Segala ketentuan yang berlaku bagi para anggota biasa, berlaku
pula terhadap para anggota luar biasa (Pasal 188 K-RIS).43 Dalam pidatonya pada
saat pelantikan, Presiden Soekarno juga menyatakan;
Hasil PEMILU memutuskan empat partai besar yakni PNI, MASYUMI, NU,
dan, PKI, mereka yang mengumpulkan suara 75% dari keseluruhan pemilih pada
pemilihan umum tahun 1955 dan pemilihan daerah pada tahun 1957.46
Tabel 8.1 Hasil Pemilihan Umum I.47
44 M. Dzulfikriddin, Mohammad Natsir dalam sejarah Politik Indonesia, (Jakarta: Mizan, 2010). h. 111-
112
45 Joeniarto. Op.Cit. hh. 88-89
46 Aris Sumanto dan zulkarnain, Op.Cit. h. 3
47 Ricklefs. Op.Cit. h. 377
48 Kansil dan Christine S.T Kansil, Hukum Tata Negara Republik Inddonesia 1, 2000, h. 296
49 M. Dzulfikriddin, Mohammad Natsir dalam sejarah Politik Indonesia, 2010, hh. 216-217
1 Partai Buruh 5
2 Partai Murba 4
Jumlah 9
62 Pimpinan MPR dan tim kerja sosialisai Mpr periode 2009-20014,empat pilar kehidupaan berbangsa
dan bernegara, h.132
63 M. Dzulfikriddin. Op.Cit. h.114
5 Juli 1959
Campur tanagn Pemerintah yang ketiga
Dekrit Presiden tentang pembubaran Konstituante : Kembali Ke
UUD 1945
Pada tanggal 9 Juli diumumkan suatu kabinet kerja baru dengan Soekarno
sebagai perdana menteri Djuanda sebagai menteri utama. Leimena, Chairil
Saleh, dan Subandio tetap berada dalam inti kabinet tersebut, tidak demikian
dengan Idhan Khailid, tetapi tokoh NU lainnya menjadi tokoh menteri agama
(kementerian yang paling diinginkan NU untuk dikuasai).79 Namun demikian,
nyatanya sejarah ketatanegaraan Indonesia telah berlangsung sedemikian rupa,
sehingga Dekrit Presiden tanggal 5 juli 1959 telah menjadi kenyataan sejarah
dan kekuatannya telah memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD negara
Republik Indonesia sejak tanggal 5 juli sampai dengan sekarang.80
Pemerintahan yang terbentuk setelah Pemilu 1955 mengalami nasib yang
sama dengan pemerintahan pada masa-masa sebelumnya. Pemerintahan jatuh
bangun karena ketidakmampuan dan mosi-mosi tidak percaya. Namun demikian
hasil Pemilu 1955 menggambarkan pilihan rakyat atas partai-partai kepercayaan
mereka.81
78 Iaman Toto K. Raharjo dan henrdianto WK, Bung Karno Wacana Konstitusi dan Demokrasi, (Jakarta:
Grafindo, 2001). h. 140
79 M.C. Ricklefs., Op.Cit. hh. 402-403
80 Asshiddiqie., Op.Cit. h.40
81 Ibid. h.103
GLOSARIUM
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Analisilah kekurangan serta kelebihan pada pelaksanan pemilu pertama
tahun 1955?
2. Uraikan kronologis pelaksanaan pemilu tahun 1955?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan sebelum dan sesudah pemilihan
umum tahun 1955 dilaksankan ?
4. Buatlah peta konsep dari kekurangan dan kelebihan pemilu pertama tahun
1955?
5. Jelaskan latar belakang dikeluarkannya dekrit presiden yahu 1955?
PILIHAN GANDA
1. Pemilihan umum 1955 tahap pertama dilaksanakan pada tanggal...
a. 18 Agustus1955 c. 15 Desember 1955
b. 29 September 1955 d. 21 Desember 1955
7. Berikut ini yang merupakan urutan partai dengan suara terbanyak dalam
Pemilu 1955 adalah...
a. PNI, PKI, NU, dan Masyumi
b. NU, PNI, PKI, Masyumi
c. PNI, Masyumi, NU, dan PKI
d. Masyumi, NU, PNI, dan PKI
8. Tugas merancang dan menyusun UUD baru sebagai pengganti UUD 1950
selama masa Demokrasi Liberal merupakan tugas dari...
a. Anggota DPR
b. Presiden dan Wakil Presiden
c. Kabinet
d. Konstituante
Sejarah Nasional Indonesia VI 318
9. Latar belakang kembali diterapkannya UUD 1945 sebagai dasar negara
Republik Indonesia sebagai berikut, kecuali...
a. Ketidakmampuan Badan Konstituante menghasilkan UU yang sesuai
dengan kepribadian bangsa dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
b. Konsepsi Soekarno mengenai kebangsaan Republik Indonesia
c. Hasil perjanjian dengan Belanda dalam KMB
d. Dekrit Presiden 5 Juli 1955
10. Berikut merupakan isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959, kecuali...
a. Membentuk Badan pengganti Konstituante
b. Membubarkan Konstituante
c. Berlakunya Kembali UUD 1945
d. Membentuk MPRS dan DPAS
SUMBER BUKU
Dzulfikriddin, M. Mohammad Natsir Dalam Sejarah Politik Indonesia. (Bandung:
Mizan Pustaka, 2010).
Huda, Ni’Matul. Hukum Tata Negara Indonesia. (Jakarta : Raja Grafindo, 2005).
Jimly, Asshidiqie. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. (Jakarta : Raja Grafindo
Prasada, 2009).
Jimy, Asshidiqie. Konstitusi dan Kontitualisme Indonesia. (Jakarta : Sinar Grafika,
2014).
Joeniarto. Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. (Yogyakarta. Bima
Aksara, 1984).
Kansil dan Christin S.T. Kansil. Hukum Tata Negara Republik Indonesia 1. (Jakarta
: Rineka Cipta, 2000).
Kusnadi, Moh dan Bintan R. Saragih. Ilmu Negara. (Jakarta : Gaya Media Pratama
Jakarta, 2000).
Lubis, M. Solly. Ketatanegaraan Republik Indonesia. (Bandung : Mandar Maju,
1993).
Nasution, Adnan Buyung. Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di I n d o n e s i a
Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956-1959. (Jakarta : Pustaka Utama
Grafiti, 1995).
Nasution, Adnan Buyung. Aspirasi Pemerintahan Konstitusional Di I n d o n e s i a
Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956-1959. (Jakarta : Pustaka Utama
Grafiti, 2009).
Pimpinan MPR dan Tim Kerja sosialis MPR Periode 2009-2014. Empat Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. (Jakarta : Sekertariat Jenderal
MPR RI, 2013).
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho. Sejarah Nasional Indonesia VI.
(Jakarta : Balai Pustaka, 2011).
Pranoto, Suhartono W. Revolusi Agustus Nasionalisme Terpasung dan Diplomasi
Internasional. (Yogyakarta : Lapera Pustaka Utama, 2001).
SUMBER E-BOOK:
Amandemen Undang-Undang Dasar 1945.
Pemilihan Presiden Secara langsung 2004 Dokumentas, Analisis dan Kritik.
SUMBER JURNAL :
Aidul Fitriciada Azhary, 2007, Konstitusi dan Demokrasi : Studi tentang Model
Penafsiran Konstitusi bagi Pengujian Konstitusional yang Demokratis di
Indonesia. Vol. 10 No. 2
Ashiddiqie, Jimly. 2006. Parpol dan Pemilu Sebagai Instrumen Demokrasi. Vol. 3
No. 4.
Arianto, Bismar. Analisis Penyebab Masyarakat Tidak Memilih Dalam Pemilu.
Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, No. 1. 2011.
Basuki, Udiyo. Quo Vadis UUD 1945: Refleksi 67 Tahun Indonesia Berkonstitusi.
Vol.1 No.1. 2012.
Djohan, Djohermansyah dan. Ayi Karyana. Buku ajar 1 Sistem Kepartaian dan
Pemilu
Mukminin, Moh Amirul dan Sumarno. 2015.Hubungan NU dan Masyumi (1945-
1960) Konflik dan Keluarnya NU dari Masyumi. Avatara, e-Journal
Pendidikan Sejarah.
Minarno, Santso. Strategi PNI Dalam Memenangkan Pemilihan Umum di Jawa
Tengah.2012.
Prabawati, Sawitri Pri. Partai Lokal Dalam Pemilu 1955.
Sumanto, Aris dan Zulkarnain. Perkembangan Politik Partai Masyumi Pacsa
Pemilu 1955.
Selma, Muhammad Yahya. 2009. Perjalanan Panjang Pemilu Indonesia. Jurnal
Konstitusi. Vol. 1 No. 1
Sejarah Nasional Indonesia VI 321
Sejarah Nasional Indonesia VI 322
9
DEMOKRASI TERPIMPIN
7 Ibid., h. 387.
8 Hamdan Zoelva, Pemakzulan Presiden di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011). h. 76.
9 Sudirman. Op.Cit. hh. 397 – 398.
3) Kehidupan Budaya
Pada masa Demokrasi Terpimpin kehidupan politik Indonesia didominasi
oleh PKI. Sesuai dengan semboyan PKI “politik adalah panglima”, maka seluruh
kehidupan masyarakat berada di bawah dominasi politiknya. Peristiwa yang
paling diingat oleh masyarakat pada bidang budaya adalah megenai Manifes
Kebudayaan dan Konferensi Karyawan Pengarang Indonesia (KKPI). Isi Manifes
Kebudayaan itu tidaklah baru atau luar biasa. Yang diungkapkan sesungguhya
adalah konsepsi humanisme universal yang timbul dalam masyarakat liberal,
di Eropa Barat yang menekankan kebebasan individu untuk berkarya secara
kreatif.15
b. Keadaan Politik
Pengaruh Soekarno masa Demokrasi Terpimpin semakin besar dalam politik
Indonesia. Hal ini disebabkan ketidakmampuan partai politik membendung
pertentangan antar sesama partai yang akhirnya menimbulkan ketidakstabilan
politik. Penyebab lainnya adalah keinginan Soekarno untuk memainkan peranan
yang paling besar dan berarti dalam politik, bukan sekedar lambang seperti
dikehendaki UUDS 1950. Selain itu keinginan tokoh militer untuk berperan di
dalam politik yang disebabkan oleh semakin menurunnya kepercayaan militer
terhadap partai politik atau polisi sipil dalam menjalankan roda pemerintahan. 18
Dengan sistem Demokrasi Terpimpin, kehidupan politik mengalami
perubahan. Segala sesuatunya disesuaikan dengan norma-norma Demokrasi
Terpimpin. Demokrasi Terpimpin penafsirannya adalah bahwa segala sesuatu
haruslah dipimpin atau dikendalikan oleh pimpinan negara Presiden, bukan
dipimpin oleh norma-norma dari falsafah negara yaitu Pancasila, sebagaimana
yang berlaku dalam sistem Demokrasi Pancasila.19
Tidak ada prinsip checks and balances selama masa Demokrasi Terpimpin.
Kekuasan negara berada disatu tangan, yaitu Presiden Soekarno. Mulai akhir
tahun 1956, Soekarno melihat sumber masalah pada partai-partai politik.
17 Ibid., h. 508.
18 Arif Peremana Putra, Penyederhanaan Partai Politik di Indonesia tahun 1960, (jurnal UNS, 2009).
19 Roziq Hasa, et.al, Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia, (Surabaya: Edumedia, 1991). h. 183.
Golongan ABRI ketika itu mulai termasuk sebagai salah satu golongan
fungsional dan menjadi salah satu kekuatan sosial politik. Dengan demikian,
ABRI dapat memainkan peranannya sebagai salah satu kekuatan sosial-politik.
Demokrasi Terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik yang
berjalan pada masa Demokrasi Parlementer. Adapun karakteristik yang utama
dari perpolitikan pada era Demokrasi Terpimpin adalah:
1. Sistem kepartaian kabur. Kehadiran partai-partai politik bukan
untuk mempersiapkan diri dalam kerangka konstestasi politik untuk
mengisi jabatan politik di pemerintahan (karena pemilu tidak pernah
dijalankan), tetapi merupakan elemen penopang dari pihak tambang
antara Presiden Soekarno, Angkatan Darat, dan PKI.
2. Dengan terbentuknya DPR-GR, peranan lembaga legisilatif dalam
sistem politik nasional menjadi sangat lemah. Proses rekruitmer politik
untuk lembaga ini pun ditentukan oleh Presiden.
Gambar 9.4 Presiden Soekarno Berpidato dalam Rapat Umum Memperingati Dekrit Presiden 5
Juli 1963. Sumber: www.google.co.id/image
Gambar 9.5 Pelantikan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong oleh Presiden Soekarno di
Istana Merdeka pada tanggal 25 Juni 1960. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka
Pertengahan tahun 1958 terjadi perdebatan terbuka antara Bung Hatta dan
Bung Karno mengenai konsepsi demokrasi untuk Indonesia. Perdebatan timbul
akibat gagasan yang dilontarkan Soekarno mengenai Demokrasi Terpimpin-nya.
Bung Hatta memberi pandangannya yang diperlukan adalah demokrasi yang
bertanggung jawab. Jaksa Agung Suprapto mengeluarkan penyataan, bahwa dia
mendukung konsepsi Demokrasi Terpimpin Soekarno, dan mengatakan bahwa
Demokrasi Terpimpin cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia.43
41 Ibid., h. 58.
42 Oktorino., et.al, Op.Cit., h. 240
43 Lubis, Op. Cit. h. 57.
51 Ibid., h. 367.
52 Ibid., h. 369.
Gambar 9.7 Pidato Soekarno yang kemudian dikenal dengan Deklarasi Ekonomi (Dekon) di
Istana Merdeka 28 Maret 1963. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka
Kesukaran ekonomi belum teratasi pada saat RI mulai menggunakan
kembali UUD ’45. Salah satu tindakan untuk menyehatkan keuangan negara
yang dilanda inflasi ialah penggeribian rupiah yang diumumkan oleh pemerintah
pada tanggal 25 Agustus 1959 hingga rupiah tinggal bernilai 10%-nya saja dari
nilai nominal. Tindakan drastis ini menimbulkan pro dan kontra, tetapi sebagian
besar orang Indonesia menganggap bahwa penggeribian itu akan diikuti
oleh tindakan-tindakan pembangunan yang konkret sehingga inflansi dapat
dikendalikan. Di samping itu banyak anggota masyarakat, terutama orang kecil,
yang mengeluh karena hasil buminya, ternaknya, sawahnya yang baru saja dijual,
hanya memberikan uang yang amat kecil. Lebih celaka lagi orang-orang desa
yang terlambat mengetahui pengumuman pemerintah tentang penggebirian
uang itu. Pada saat penggeribian memang harga-harga menjadi “murah”, tetapi
tidak terbeli oleh rakyat banyak karena tak memiliki uang.60
59 Roziq Hasan, dkk, Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia, (Surabaya: Edumedia, 1991). hh. 185-186.
60 Moedjanto. Op.Cit. h. 116.
68 Prasetyo. Op.Cit.
69 Adi sudirman, Op.Cit. hh. 390 – 391.
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Apakah yang menyebabkan ajaran NASAKOM mendapat penolakan dari
masyarakat khususnya dari kalangan cendekiawan dan ABRI?
2. Bagaimana hubungan antara dikeluarkannya dekrit presiden Tahun 1959
terkait diberlakukannya kembali UUD 1945 dengan berlangsungnya
Demokrasi Terpimpin?
3. Jelaskan ciri-ciri Demokrasi Terpimpin.
4. Demokrasi Terpimpin yang digagas oleh Ir. Soekarno merupakan upaya untuk
persatuan bangsa baik dalam kehidupan politik maupun dalam tatanan
kehidupan ekonomi. Jika dilihat dari praktiknya, apa yang membedakan
praktik Demokrasi Terpimpin dengan pola praktik diktator?
5. Jelaskan bentuk penyimpangan politik yang terjadi selama Demokrasi
Terpimpin.
PILIHAN GANDA
1. Berikut salah satu Penetapan Presiden yang menyimpang dari ketentuan
UUD 1945, kecuali...
a. Penetapan presiden No. 13 Tahun 1959
b. Penetapan presiden No. 2 Tahun 1959
c. Penetapan presiden No. 1 Tahun 1960
d. Penetapan presiden No. 18 Tahun 1965
8. Media massa yang yang dilarang terbit oleh Pepera Jakarta karena memuat
berbagai pidato pemimpin-pemimpin PKI yang hendak mengubah struktur
dan susunan keanggotaan kabinet, dan menyatakan kritik terhadap keadaan
demokrasi dan kebebasan politik di Indonesia, yaitu...
a. Asia Raya
b. Harian Rakyat
c. Berita Indonesia
d. Sin Po
SUMBER BUKU:
Hasan, Roziq, et.al. Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia. (Surabaya: Edumedia,
1991).
Lubis, Mochtar Lubis. Hati Nurani melawan Kezaliman, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1988).
Moedjanto, G. Indonesia Abad ke-20. (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988).
Nasution, Adnan Buyung. Aspirasi Pemerintahan Konstitusional Indonesia.
(Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1995).
Oktorino, Nino., et,al. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, (Jakarta: Lentera,
2009).
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugraha Notosusanto. Sejarah Indonesia
Jilid VI Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2008).
Ricklefs. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2005).
Sudirman, Adi. Sejarah Lengkap Indonesia. (Jogjakarta: Diva Press, 2014).
Syair, Alian. Sejarah Nasional Indonesia VI. (FKIP: Palembang, 2005).
Zoelva, Hamdan. Pemakzulan Presiden di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika Abadi,
2011).
SUMBER JURNAL:
Sholehuddin, Abi. Jargon Politik Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=jurnal+demokrasi+terpim
pin&btnG, (Pada tanggal 20 Oktober 2016 pukul 22:14).
Prasetyo, Eko. 2014. Demokrasi dan Problem Kepemimpinan Politik di Indonesia.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle. (di akses pada tanggal 18
Oktober 2016).
Putra, Arif Peremana. 2009. Penyederhanaan Partai Politik di Indonesia tahun
1960. https://eprints.uns.ac.id. (Di akses pada tanggal 18 oktober 2016).
1 Bakara T Wardaya, Indonesia Melawan Amerika, (Yogyakarta: Galang press, 2008). h.326
Gambar 10.3 Dalam aksi “ganyang Malaysia” Gedung Kedutaan Inggris menjadi sasaran
Demonstrans pada bulan september 1963. sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
3 Konfrontasi Indonesia
Terhadap Malaysia
Gambar 10.4 Brigade Sukarelawan Bantuan Tempur Dwikora dikirim ke perbatasan Kalimantan
Utara dalam operasi Dwikora. Ssumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
2 Marwati Djoened Poesponegoro dan Noegroho Notosoesanto, Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2011), h.468
3 Ibid, h.470
Gambar 10.6 Selain Konfrontasi Militer, Indonesia juga melakukan upaya Diplomasi dala
penyelesaian konflik dengan Malaysia. Tampak Soekarno diapit oleh Jaksa Robert Kennedy
dan istrinya Ethel Kennedy ketika di Istana Merdeka untuk membicarakan penyelesaian konflik
Indonesia dan Malaysia. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Konfrontasi?
2. Jelaskan bentuk politik Indonesia dan Malaysia sebelum konfrontasi 1963?
3. Deskripsikan tujuan dari politik Ganyang Malaysia?
4. Analisislah latar belakang terjadinya Konfrontasi Malaysia?
5. Gambarkanlah situasi saat terjadinya peristiwa Indonesia keluar dari PBB?
PILIHAN GANDA
1. Konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia dimulai pada tanggal....
a. 17 Agustus 1961
b. 07 Desember 1993
c. 16 September 1963
d. 16 Oktober 1963
9. Berikut ini yang merupakan alasan Indonesia keluar dari PBB, kecuali....
a. Pecahnya persatuan Maphilindo
b. Presiden Soekarno tidak setuju atas diterimanya Federasi Malaysia
sebagai anggota tidak tepat dewan keamanan PBB
c. Ketidakharmonisan Pemimpin Indonesia dengan Perdana Menteri
Malaysia
d. Ancaman dari pihak PBB
Ahmad, Abu Thalib. Museums, History and Culture in Malaysia. (Malaysia : NUS
Press, 2015).
Alim, Moh. Zahirul. Ganyang Malaysia! Mengapa Tidak Ampuh Lagi?; FPDA
dalam Konstelasi Konflik Indonesia-Malaysia. (Yogyakarta : Aswaja
Pressindo, 2013).
Anwar, Rosihan. Sukarno, tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan sebelum Prahara
Politik 1961-1965; Pengantar : Salim Said. (Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 2006).
Asshiddiqie, Jimly. Bang ‘Imad pemikiran dan gerakan dakwahnya. (Jakarta :
Gema Insani Press, 2002).
Evantino, Dian Andika Winda. Rivalitas Wiranto-Prabowo Dari Reformasi 1998
hingga Perebutan RI 1. (Yogyakarta: Ombak, 2009).
Great Publisher, Redaksi. Buku Pintar Politik; Sejarah, Pemerintahan, dan
Ketatanegaraan. (Yogyakarta : Jogja Great Publisher, 2009).
Ismail, Abdul Rahman haji dan Azmi Arifin. Sejarah Malaysia: Wacana Kedaulatan
Bangsa, Kenegaraan dan Kemerdekaan. (Malaysia : University Sains
Malaysia Press, 2016).
Muniandy, Kunaseeian. Hubungan Malaysia-Indonesia 1957-1970. (Malaysia:
Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, 1994).
Muniandy, Kunaseeian. Hubungan Malaysia-Indonesia 1957-1970. (Malaysia:
Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka,1996).
Poesponegoro, Marwati Djoened. Sejarah nasional Indonesia Jilid VI. (Jakarta :
Balai Pustaka, 2008)
Poesponegoro, Marwati Djoened. Sejarah nasional Indonesia Jilid VI. (Jakarta :
Balai Pustaka, 2011).
Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern. (Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, 2008).
Saelan, H. Maulwi. Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66. (Jakarta : Visimedia, 2001)
Wardaya, Bakara T. Indonesia Melawan Amerika. (Yogyakarta : Galangpress,
2008).
1 Muhammad Rusli Karim, Peranan ABRI dalam Politik,(Jakarta: CV Haji Masagung, 1989). h. 31
2 D.N. Aidit, Lahirnja PKI dan Perkembangannja, (Jakarta: Jajasan Pembaruan, 1955). h. 8
3 Ibid., h. 7
10 Ibid., h. 474
11 Ibid. hh. 143-144
12 Ibid. h. 194
15 Ibid. h. 1
a. Penyusupan ke TNI-ABRI
Dalam upaya menguasai TNI-ABRI, PKI melakukan upaya penyusupan
kedalam tubuh TNI-ABRI. Akan tetapi, teryata bagi PKI untuk menyusup ke
tubuh TNI-ABRI melalui keempat angkatan AD, AL, AU dan Angkatan Kepolisian
sangatlah sulit menembus TNI-AD, khususnya membina para perwira tinggi,
dan menjalankan asas komunis di tubuh militer. Dari segi lain, penyusupan itu
bertujuan untuk memecah belah TNI dalam menjalankan tugas utamanya yaitu
sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia, dan
juga sebagai kekuatan politik yang merupakan lawan komunis yang paling susah
untuk diruntuhkan.
Perwira AD yang bisa dipengaruhi oleh PKI hanya Brigjen Soepardjo,
Mayjen Reksosamudro, dan Brigjen Sabur yang pada saat itu memang dekat
dengan Presiden Soekarno yang memiliki pandangan “maju” atau memiliki
pandangan progresif revolusioner. Sedangkan para Jendral pimpinan TNI-AD
seperti Menhakam Kasab Jendral AH Nasution, Manpanged Letjen Ahmad Yani
dan kawan-kawannya, cukup sulit untuk diintervensi, dan dipengaruhi oleh
paham PKI.
Pandangan maju atau yang dimaksud progresif revolusioner, adalah istilah
yang dibuat PKI terhadap sejumlah perwira TNI yang bisa menerima pandangan
Marxisme-Leninisme. PKI menganggap TNI-AL dan Angkatan Kepolisian bisa
dinetralisir, sedangkan TNI-AU melalui Menpaugaunya Laksda Omar Dhani
16 Muhammad Rusli Karim, Peranan ABRI dalam Politik, (Jakarta: C.V Haji Masagung, 1989). hh. 30-33.
17 Poerwantana. Op.Cit. h. 68
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat
dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani
Nasution dan ajudannya, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha
pembunuhan tersebut. Lettu Pierre menjadi sasaran penculikan karena sepintas
lalu dalam kegelapan wajahnya mirip Jenderal Nasution. Turut tewas Brigadier
Polisi Karel Satsuit Tubun, pengawal rumah wakil perdana menteri II dr. J.
Leimena yang rumahnya dekat dengan rumah Jenderal A. H. Nasution. Satsuit
Tubun mengadakan perlawanan kwtika akan dilucuti oleh penculik yang akan
masuk ke rumah Jenderal A. H. Nasution.33
Bersama dengan gerakan penculikan, pasukan G-30-S/PKI juga menguasai
objek vital yaitu Studio RRI Pusat di Jalan Medan Merdeka Barat, dan gedung
PN Telekomunikasi di Jalan Medan Merdeka Selatan.Melalui RRI yang telah
mereka kuasai, pada pukul 07.30 dan diulang pada pukul 08.15, Letnan Kolonel
Untung menyiarkan pengumuman tentang Gerakan 30 September. Antara lain
diumumkan bahwa gerakan mereka ditujukan kepada jenderal-jenderal anggota
Dewan Jendral yang akan mengadakan kudeta. Pada tanggal 1 Oktober 1965 itu
ada dua surat kabar yang memuat berita G-30-S/PKI menyelamatkan Pemimpin
Besar Revolusi dan memuat nama-nama anggota Dewan Revolusi, yaitu
harian Harian Rakjat dan Warta Bakti. Dalam kolom “Film Minggu Ini”, Harian
Rakjat menguat karikatur lakon, the General’s Fall. Mereka mengumumkan
bahwa G-30-S dilancarkan oleh perwira-perwira yang “berpikiran maju”,
menentang rencana kudeta Dewan Jenderal.Pada pukul 13.00 disiarkan
sebuah dekrit tentang pembentukan Dewan Revolusi dan Kabinet Dwikora
dinyatakan demisioner. Diumumkan pula bahwa Dewan Revolusi merupakan
33 Ibid., h. 484
40 Ibid. h. 487
41 Abdul Ghofur, Peran Soeharto Dalam Peristiwa G 30 S/PKI, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010). h.
57
PKI merupakan partai komunis yang bisa dibilang cukup besar dan hebat,
kenapa dikatakan hebat? Karena mereka melakukan rencana besar disusun
secara matang jauh jauh hari untuk mengambil alih kekuasaan pemerintahan.
Mereka menyusup di berbagai partai politik, menyusup di ABRI, dan juga
mempengaruhi masyarakat dengan ideologi ideologi mereka terutama kaum
buruh agar tertarik untuk menjadi PKI. Dan yang paling mengejutkan ialah
mereka melakukan Gerakan 30 September atau yang kita kenal sebagai G 30
S. Gerakan ini bertujuan untuk membunuh jenderal-jenderal besar TNI yang
menjadi target utama nya ialah A.H. Nasution akan tetapi A.H. Nasution berhasil
kabur namun putri dan ajudannya tewas dirumahnya, dan terbunuh juga 6
jendral lainnya yaitu:
1) Letnan Jendral Ahmad Yani,
2) Mayor Jendral R. Soeprapto,
3) Mayor Jendral Harjono Mas Tirtodarmo,
4) Mayor Jendral Suwondo Parman,
5) Brigadir Jendral Donald Izacus Pandjaitan, dan
6) Brigadir Jendral Soetojo Siswomihardjo.
Setelah kepemimpinan Angkatan darat langsung dipegang oleh Soekarno,
dan memilih Soeharto sebagai pemulihan keamanan dan ketertiban. Setelah
penculikan dan pembunuhan berantai atas para perwira tinggi angkatan darat.
Bebarapa hari setalah mengumumkan untuk menyerang balik para PKI, pasukan
anti-komunis berhasil menggulung tentara pro-PKI dan memaksa para petinggi
PKI melarikan diri yang dipimpin oleh Mayor Jendral Soeharto. Setelah peristiwa
G30S jenazah keenam para perwira tinggi Angkatan darat ditemukan di kawasan
Lubang Buaya. Para korban dimakamkan dalam upacara kenegaraan pada
tanggal 5 oktober 1965 yang sekarang diperingati sebagai hari ulang tahun TNI.
Para korban kemudian diangkat menjadi pahlwan revolusioner.
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Jelaskan upaya PKI dalam menguasai kaum buruh tani Indonesia selama
tahun 1960an.
2. Mengapa Soekarno sangat mendukung PKI dalam politiknya.
3. Jelaskan upaya PKI dalam menguasai lawan politiknya.
4. Uraikan persamaan antara pemberontakan PKI yang dilakukan oleh Musso
dan Aidit?
5. Bagaimana keterkaitan PKI dengan G 30 S dalam upaya pemberontakan!
PILIHAN GANDA
1. Semboyan yang menjadi salah satu alat PKI dalam mempengaruhi kaum
Buruh Tani yaitu...
a. Tanah subur tani
b. Tanah untuk kaum tani
c. Petani maju
d. Petani cerdas
e. Tanah air petani
3. Faktor yang menyebabkan rakyat pedesaan tidak pernah lagi terlibat dalam
pergolakan politik di Indonesia hingga awal Perang Dunia II dikarenakan...
a. Tidak percaya dengan janji PKI
b. Rakyat sudah bosan mengikuti gerak PKI
c. Kegagalan PKI dalam pemberontakan tahun 1926
d. Kegagalan rakyat pedesaan melawan PKI
e. Kegagalan massa dalam menyatukan rakyat dan PKI
9. Terpilihnya Aidit menjadi ketua PKI tahun 1951, dengan cepat membangun
kembali PKI yang prak-poranda akibat kegagalan pemberontakan tahun
1948. Usaha cemerlang yang dilakukannya untuk PKI yaitu...
a. Menang dalam pemilu tahun 1955 yang menempatkan diri menjadi satu
dari empat partai besar di Indonesia
b. Menjadi partai yang mampu mengharumkan nama Indonesia
c. Mampu membuat anggotanya duduk di dalam kabinet-kabinet
pemerintahan dan menjadi tokoh-tokoh penting
d. Menjadikan partai yang mampu mengayomi rakyat dan selalu mendukup
keputusan pemerintah
e. Menang dalam pemberontakan-pemberontakan yang dilakukannya
Gambar 12.1 Markas Komando Mandala Operasi Pembebasan Irian Barat di Makassar (Ujung
Pandang). Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Papua Barat, yang lebih dikenal dengan sebutan Irian Barat, merupakan
salah satu wilayah yang menjadi sengketa antara pemerintah Indonesia dan
5 Sartono Kartodirjo, 2008, et all Jayalah Bangsaku! Satu Abad Kebangkitan Nasional Indonesia 1908-
2008. (Jakarta: Markas Besar Legiun Veteran Republik Indonesia). h. 87
6 Achmad Febrianto, Alat Utama Sistem Pertahanan Dalam Upaya Pembebasan Irian Barat Tahun
19611962, Avatara e-journal Pendidikan Sejarah volume.2, No.3 Oktober 2014
7 Sayidimin Suryohadiprojo, Kepemimpinan ABRI dalam Sejarah dan Perjuangannya, (Jakarta: Intermasa.
1996,) h.115
8 Poesponegoro dan Notosusanto. Op.Cit. h. 437
9 Subroto. Op.Cit. hh. 165-166
10 Suryohadiprojo. Op.Cit., h.115
Gambar 12.2 Saat-saat pemberangkatan pasukan Brimob dalam upaya infiltrasi melalui laut
menuju Fak-Fak Pada tanggal 15 Mei 1962. Sumber: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Gambar 12.3 Panglima Mandala Mayor Jenderal Soeharto sedang mencatat beberapa
keterangan ketika melakuan inspeksi di Pos Radar di Keulauan Seram. Sumber: Buku 30 Tahun
Indonesia Merdeka.
Langkah Kedua, selain bidang militer Indonesia juga melakukan diplomasi
internasional. Ketika diplomasi bilateral tidak membawa hasil, pemerintahan
Indonesia sejak sebtember 1954 menempuh jalan diplomasi multilateral, rakyat
Indonesia mengajukan masalah irian barat ke dalam acara sidang majelis umum
PBB pada bulan sebtember 1955 menteri luar negeri Subanrrio didalam sidang
15 Ibid. h. 334.
16 Ibid. h. 441.
3 Konfrontasi Militer
Indonesia Belanda
Akibat upaya penyelesaian Irian Barat tidak berhasil, maka pemerintah
Indonesia dan rakyat Indonesia menempuh jalan konfrontasi dengan Belanda
dalam upaya penyelesaian Irian Barat melalui kekuatan militer. Pemerintahan
Indonesia mulai membangun kekuatan militer modern yang besar, dengan
mengusahakan memperoleh bantuan persenjataan ke luar negeri serta bantuan
teknis dari Uni Soviet dan anggota-anggota blok timur, untuk merebut Irian Barat
lewat konfrontasi militer.23 Pada bulan Desember 1960, suatu misi di bawah
pimpinan Menteri Keamanan Nasional/ KASAD Jenderal Nasution bertolak ke
Moskow dan berhasil mengadakan suatu perjanjian pembelian senjata, untuk
menanggapi kemungkinan terjadinya konfrontasi militer.24
Pembentukan front nasional pembebasan Irian Barat pada tanggal 31
Desember 1959 merupakan salah satu pelaksana pembela keutuhan wilayah
Indonesia khususnya perjuangan mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah
25 Cholil, Sejarah Operasi-Operasi Pembebasan Irian Barat, (Jakarta: Departemen Keamanan dan Pusat
Sejarah ABRI, 1979). h. 21.
26 Poesponegoro dan Notosusanto. Op.Cit. h. 440
27 Suryohadiprojo. Op.Cit. h. 118
28 Ibid, h. 188
29 Instituute Voor De Marine. Dan Toch Maar, (Jakarta: Kompas, . 2009). h. 494
30 Apri Subagio, Go Go Indonesia; 101 Alasan Bangga Jadi Anak Indonesia, (Jakarta: Cerdas Interaktif.,
2013) h. 94
31 Suryohardiprojo, Op.Cit., h. 118
35 Rahmad,Return to west Irian Homeland Year 1969, (journal History Education Study Program Faculty
of Teacher’sTraining of education University of Riau) hh. 7-8.
GLOSARIUM
Berikut ini terdapat beberapa butir soal latihan yang perlu mahasiswa
kerjakan, dengan tujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami dan menguasai
materi mengenai sejarah nasional Indonesia sesuai dengan materi yang telah
diberikan dan diuraikan secara ringkas dalam Bab ini. Adapun soal essay dikerjakan
pada kertas double folio dengan maksimal jawaban per soal sebanyak 500 kata,
sedangkan soal multiple choice/ pilihan ganda dapat anda jawab dengan hanya
menuliskan salah satu jawaban yang benar pada lembar kertas double folio.
Selamat mengerjakan.
ESSAY
1. Komando mandala merencanakan operasi pembebasan Irian Barat dalam
tiga fase. Jelaskan tiga fase dalam operasi pembebasan Irian Barat tersebut
secara rinci?
2. Jelaskan apa yang menjadi bahan-bahan perdebatan Belanda pada sidang
umum ke-IX dan ke-XII majelis umum PBB?
3. Jelaskan bentuk- bentuk konfrontasi yang di lakukan oleh rakyat Irian Barat
dalam meghadapi kolonialisasi Belanda?
4. Dalam Penentuan Pendapat Rakyat ada kendala yang sangat mendasar,
jelaskan?
5. Dalam usaha merebut Irian Barat, apa yang ditawarkan Indonesia di dalam
meja perundingan dengan PBB?
PILIHAN GANDA
1. Panglima mandala dalam pembebasan Irian Barat adalah....
a. Moh Hatta
b. Ahmad Yani
c. AH Nasution
d. Soeharto
e. Soekarno
SUMBER BUKU,
A Yani, Amelia. Achamd Yani Tumbal Revolusi. (Yogyakarta: Galang Press, 2007).
Cholil. Sejarah Operasi-operasi Pembebasan Irian Barat, (Jakarta:Departemen
Pertahanan-Keamanan Pusat Sejarah ABRI, 1979).
Instituute Voor De Marine. Dan toch maar!. (Jakarta :Penerbit Buku Kompas,
2009).
Jakti,Dorodjatun Kuntjoro. Menerawang Indonesia: Pada Dasawarsa Ketiga
Abad Ke-21. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2014).
Kartodirjo, Sartono.et.al. Jayalah Bangsaku! Satu Abad Kebangkitan Nasional
Indonesia 1908-2008. (Jakarta:Markas Besar Legiun Veteran Republik
Indonesia, 2008).
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional
Indonesia VI. (Jakarta: Balai Pustaka, 1993).
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional
Indonesia VI Zaman Jepang dan Zaman Republik. (Jakarta: Balai Pustaka,
2011).
Poesponegoro, Marwati Djoned, et.al. Sejarah Nasional Indonesia. (Jakarta:
Balai Pustaka, 2008).
Soewarsono, Herman Hidayat, et.al. Jejak Kebangsaan: Kaum Nasionalis di
Manokwari dan Boven Digoel. (Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2013).
Sudharmo, 30 Tahun Indonesia Merdeka 1950-1964, (Jakarta: Gita Karya, 1985)
Subagio, Apri. Go Go Indonesia; 101 Alasan Bangga Jadi Ank Indonesia. Jakarta:
Cerdas Interaktif, 2013.
Subandrio, Meluruskan Sejarah perjuangan Irian Barat, (Jakarta: Yayasan Kepada
Bangsaku, 2001).
Subroto, Hendro. Sintong Panjaitan PerjalananSeorang Prajurit Para Komando.
(Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2009).
SUMBER JURNAL
Achmad Febrianto, Alat Utama Sistem Pertahanan Dalam Upaya Pembebasan
Irian Barat Tahun 1961-1962, Avatara e-journal Pendidikan Sejarah
volume.2, No.3 Oktober 2014. UNESA
Karseno, Dinamika Politik Indonesia dalam Perjuangan Diplomasi Pembebasan
Irian Barat, 1949-1963, jurnal sejarah CITRA LEKHA, Vol.XV No. 1 Februari
2011.
Maya Nurhasni, Peranan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Dalam operasi
Pembebasan Irian Barat Tahun 1961-1963, 2013. UPI
Nuura Nurida Fasa. Perjuangan M.Natsir Dalam Merebut Irian Barat 1950-1951.
Avatara e-journal Pendidikan Sejarah volume 1, No. 1 Januari 2013.
UNESA
Rahmad, Return to west Irian Homeland Year 1969, journal History Education
Study Program Faculty of Teacher’sTraining of education University of
Riau
Rahmad,Return to west Irian Homeland Year 1969,journal History Education
Study Program Faculty of Teacher’sTraining of education University of
Riau.