Anda di halaman 1dari 7

69 | JURNAL ILMU BUDAYA

Volume 5, Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2354-7294

FILSAFAT KEBUDAYAAN DAN SASTRA


(DALAM PERSPEKTIF SEJARAH)
H. Muhammad Bahar Akkase Teng
Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin
baharakkase@gmail.com

Abstract
This paper addresses about philosophy, culture, and literature from a historical perspective.
Philosophy is one of the discipline in which some interrelated disciplines of the world derive,
such as education. Philosophy is concerned with how human think but not all thingking
processes constitute philosophy. Indulging in philosophy implies deep and serious thingking.
Cultural philosophy has uniqueness because some of its explanation involves other interrelated
disciplines, such as historical philosophy, anthropology, sociology, and psychology. Cultural
philosophy attempts to explain cultural element and their underlying rules, structures, and their
accompanying values. Despite its emergence in the twentieth century, it has rooted since
Socratic era even before. Culture is men’s product during his life that does not stop there. When
a culture of human being ceases to develop at certain point, it will become a civilization.
Contemporary culture is influenced by rapid development and modern man is well aware of it.
Culture constitutes a literary work of an individual and the object of a literary work concerns
culture and social life of a community. A Literary work is never created from void.
Key Words : philoshopy, culture, literary and a historical
A. PENDAHULUAN manusia, aspek lain dari fungsi pendidikan
Masa modern ini. masalah kebudayaan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi
dapat berpengaruh dalam menggerakkan sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi
pemikiran orang banyak seperti para ahli kepribadian anak didik, Sedangkan
pendidikan, di mana-mana selalu landasan pendidikan adalah filsafat. Jadi
menghadapi masalah. Dalam setiap soal hubungan pendidikan dengan kebudayaan
daya kebudayaan menampakkan diri terdapat pada hubungan nilai demokrasi,
sebagai faktor yang tak dapat dielakkan, dimana fungsi pendidikan sebagai
yang mau tak mau harus diperhatikan agar kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih
usaha-usaha tersebut tidak gagal. Dari utama yaitu untuk membina kepribadian
dalam kebudayaan orang menggali motif manusia agar lebih kreatif dan produktif
dan perangsang untuk menjunjung yakni mampu menciptakan kebudayaan.
perkembangan masyarakat,1 Tiada orang Kebudayaan adalah suatu hal yang terus
yang menolak bahwa fenomena berlangsung dan belum berhenti pada titik
kebudayaan adalah sesuatu yang khusus tertentu. Ketika suatu kebudayaan dalam
bagi manusia. Bagi hewan dan tumbuhan kehidupan manusia telah berhenti di satu
tidak diharapkan karya budaya. 2 titik dan tidak berkembang lagi, maka hal
Kebudayaan merupakan ciptaan itu, disebut peradaban
manusia yang berlangsung dalam Filsafat merupakan salah satu disiplin
kehidupan. Pendidikan dan kehidupan ilmu yang menjadi sumber utama dari
adalah suatu hubungan antara proses berbagai ilmu di dunia pendidikan. Seperti
dengan isi, yaitu proses pengambilalihan yang telah kita ketahui, bahwa manusia
kebudayaan dalam arti membudayakan adalah makhluk yang berpengetahuan.

1 Bakker Sj. J.W.M. 1992 “ Filsafat Kebudayaan Sebuah 2 Ibid hal.14


Pengantar” Pustaka Filsafat” hal 11
70 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 5, Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2354-7294

Pengetahuan manusia ialah semua yang pengetahuan, ini bisa saja sama dan saling
diketahui oleh manusia. Adapun berhubungan antara satu ilmu dengan ilmu
pembagiaan dari jenis pengetahuan yang lain, sebagai contoh ilmu kedokteran,
manusia adalah sains, filsafat dan mistik. antropologi, psikologi, ilmu sejarah dan
Karena filsafat merupakan salah satu jenis sosiologi.
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, Ilmu sejarah yang sama-sama
maka dapat dikatakan bahwa filsafat adalah membahas manusia sebagai objek
sejenis pengetahuan manusia yang logis materialnya. Jadi kadang disebut sebagai
saja, tentang objek-objek yang abstrak ilmu-ilmu kemanusiaan. Setiap pemikiran
Hidup berarti berkereasi, berkereasi tak manusia berpotensi ada sejarah di
lain untuk kelangsungan hidup manusia. dalamnya, selalu dikaitkan dengan pola
Semua makhluk hidup mempengaruhi kebudayaan yang melingkupinya. Sejarah
lingkungannya dan seolah-olah filsafat adalah laporan suatu peristiwa yang
meninggalkan suatu bekas padanya. Bekas berkaitan dengan pemikiran filsafat. mulai
telapak kaki, lubang di dalam tanah, sarang, dari zaman pra Yunani hingga zaman
itu semuanya menceritakan mengenai modern.
binatang macam apakah yang bersarang di Peristiwa munculnya filsafat di Yunani
sana. Tetapi bekas yang tinggalkan manusia terbilang peristiwa unik dan ajaib. Hal itu
masih lebih luas dan lebih mendalam, dipengaruhi oleh banyak faktor yang
intensif ia mengolah lingkungannya.3 mendahului dan seakan-akan
B. PEMBAHASAN memersiapkan lahirnya filsafat di Yunani
1. Filsafat Kuno. Dalam hal ini K. Bettens (1990)
Filsafat adalah berpikir dan merasa menyebutkan ada tiga faktor 5 (a) Mitos
sedalam-dalamnya terhadap segala sesuatu bangsa Yunani. Yunani memiliki banyak
sampai kepada inti persoalan. Kata filsafat mitologi. Mitologi lebih dahulu dari
berasal dari kata Philo yang berarti cinta, filsafat. (b). Kesusastraan Yunani. Karya
dan kata Sophos yang berarti ilmu atau puisi Homeros, adalah puisi yang sangat
hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti digemari rakyat untuk mengisi waktu luang
cinta terhadap ilmu atau hikmah. dan sekaligus memiliki nilai edukatif”. (c)
Poerwantara mengemukakan filsafat berarti Pengaruh Ilmu Pengetahuan. Orang Yunani
alam pikiran atau alam berpikir. Namun, tentu berutang budi kepada bangsa lain
tak semua berpikir berarti berfilsafat. dalam menerima beberapa unsur ilmu
Karena berfilsafat adalah berfikir secara pengtahuan. Seperti ilmu ukur dan ilmu
mendalam dan sungguh-sungguh. Filsafat hitung sebagian berasal dari Mesir.
adalah induk segala ilmu yang mempunyai Pengaruh Babilonia dalam perkembangan
obyek material dan obyek formal, obyek ilmu Astronomi di negeri Yuanani. Baru
materialnya adalah akal sedangkan obyek pada bangsa Yunanilah didapatkan ilmu
formal ilmu filsafat adalah kebenaran, pengetahuan yang bercorak dan sungguh-
kebaikan dan keindahan secara sungguh ilmiah”6
berdialektika.4 Filsafat budaya memiliki keunikan,
Dalam penelitian, kata objek itu adalah karena beberapa unsur pembahasannya
sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan. terkait dengan bidang studi lainnya, seperti
Dalam penjebarannya objek tersebut terdiri filsafat sejarah, antropologi, sosiologi, dan
dari objek material dan objek formal. Objek psikologi. Masing-masing dari bidang studi
mateial dari suatu disiplin ilmu tersebut dapat dijadikan sebagai penopang

3
Peursen, C.A.van. 1994 “Strategi Kebudayaan” Penerbit 5
Surajyo. 2005 “Ilmu Filsafat Suatu Pengantar” PT. Bumi
Kanisisus Yogyakarta . hal. 142 Aksara Jakarta hlm. 53
4
Syafiie, Inu Kencana. 2010 “Pengantar Filsafat “ Refika 6
Maksum, Ali. 2008 “ Pengantar Filsafat dari Masa Klasik
Aditama Bandung. Hal. 1-4 Hingga Posmodernisme” Arruz Media hlm. 43
71 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 5, Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2354-7294

dalam menjelaskan filsafat budaya. Salah mengembangkan pola-pola perilaku yang


satu faktor mengapa filsafat budaya akan membantu usahanya dalam
semakin diminati, karena banyaknya memanfaatkan lingkungan demi
kejadian besar yang telah terjadi di dunia kelangsungan hidupnya. Manusia juga
ini, yang selanjutnya memberikan andil membuat perencanaan-perencanaan untuk
dalam perubahan pola kehidupan manusia. memecahkan masalah-masalah dalam
Filsafat budaya berusaha menganalisa kehidupan. Semua yang dihasilkan dan
unsur-unsur budaya beserta kaidah- diciptakan oleh manusia dalam memenuhi
kaidahnya, struktur, derajat, dan nilai-nilai berbagai kebutuhan hidup itu disebut
yang mengiringinya. Meskipun filsafat kebudayaan.
budaya ini lahir di abad 20, namun akarnya Gazalba (1979 : 72) mendefenisikan
telah ada pada masa Socrates dan bahkan kebudayaan sebagai “cara berfikir dan cara
sebelumnya. Salah satu cabang penting dari merasa,( kebudayaan bathiniah) yang
filsafat budaya, adalah filsafat antarbudaya menyatakan diri dalam seluruh segi
berakar dari budaya yang berbeda-beda kehidupan sekelompok manusia, yang
serta mengakui realitas keragaman budaya membentuk kesatuan social dalam suatu
tersebut sebagai langkah membangun ruang dan satu waktu”.
proses kerja-sama dan dialog yang disertai Ketika berbicara mengenai budaya, kita
dengan kesepemahaman pemikiran. harus mau membuka pikiran untuk
2. Kebudayaan menerima kritikan dan banyak hal baru.
Kebudayaan merupakan hasil interaksi Budaya bersifat kompleks, luas dan
kehidupan bersama. Manusia sebagai abstrak. Budaya tidak terbatas pada seni
anggota masyarakat senantiasa mengalami yang biasa dilihat dalam gedung kesenian
perubahan-perubahan. Suatu gerak atau tempat bersejarah, seperti museum.
konjungsi atau perubahan naik turunnya Tetapi, budaya merupakan suatu pola hidup
gelombang kebudayaan suatu masyarakat menyeluruh. Budaya memiliki banyak
dalam kurun waktu tertentu disebut aspek yang turut menentukan prilaku
dinamika kebudayaan. Dalam proses komunikatif. Kebudayaan sebagai
perkembangannya, kreativitas dan tingkat kontradiksi antara immanensi7 dan
peradaban masyarakat sebagai pemiliknya transendensi8 dapat dipandang sebagai ciri
sehingga kemajuan kebudayaan yang ada khas dari kehidupan manusia seluruhnya.
pada suatu masyarakat sesungguhnya Arus alam itu berlangsung terus dalam diri
merupakan suatu cermin dari kemajuan manusia, tetapi di sini nampak suatu
peradaban masyarakat tersebut. dimensi baru. Manusia tidak membiarkan
Perbedaan mendasar yang menempatkan diri begitu saja dihanyutkan oleh proses-
manusia sebagai makhluk yang tertinggi proses alam, ia dapat melawan arus itu, ia
adalah manusia memiliki budi atau akal tidak hanya mengikuti dorongan alam,
pikiran sehingga manusia menjadi satu- tetapi juga suara hatinya.
satunya makhluk hidup yang memiliki Kebudayaan dewasa ini dipengaruhi
kemampuan menciptakan hal-hal yang oleh perkembangan yang pesat, dan
berguna bagi kelangsungan kehidupannya manusia modern sadar akan hal ini.
(makhluk berbudaya). Manusia harus Kesadaran ini merupakan suatu kepekaan
beradaptasi dengan lingkungannya untuk yang mendorong manusia agar dia secara

7
Hidup manusia berlangsung di tengah-tengah arus Edisi kedua Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
proses-proses kehidupan. Atau makna lain Balai Pustaka Jakarta . hlm. 372.
8
prinsippemerian bahasa sebagai sistem yang otonom, Hidup manusia muncul dari arus alam raya untuk menilai
lepas dari faktor-faktor eksteren seperti filsafat, sosiologi. alamnya sendiri dan mengubahnya atau makna lain
Ali, Lukman dkk. 1993 “ Kamus Besar Bahasa Indonesia diluar segala kesanggupan manusia. Ibid. hlm. 1070.
72 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 5, Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2354-7294

kritis menilai kebudayaan yang sedang kebudayaan kebendaan yang mempunyai


berlangsung. Dan untuk bisa dicapai hasil kegunaan utama dalam melindungi
ini, harus memiliki gambaran yang lebih masyarakat terhadap lingkungan di
jelas mengenai perkembangan kebudayaan dalamnya.
dewasa ini. Untuk bisa diketahui hasil Hubungan antara Filsafat dan
gabaran tersebut, manusia perlu melihat kebudayaan. Apabila dibandingkan
perkembangannya sendiri latar belakang defenisi kebudayaan dan defenisi filsafat,
tahapan kebudayaan dulu.9 Adapun tahap- bertemu dalam hal berfikir. Filsafat
tahap dalam perkembangan kebudayaan, di merupakan cara atau metode berfikir
bagi menjadi tiga tahap, ialah : tahap sistematik dan universal yang berujung
mitis10, tahap ontologis,11 dan tahap pada setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan
fungsionil.12 merupakan salah satu hasil berfilsafat yang
Pentingnya kebudayaan untuk termanifestasi pada cipta, rasa, dan karsa
mengembangkan suatu pendidikan dalam sikap hidup dan pandangan hidup
budaya nasional mengupayakan, (Gazalba). Dengan demikian, jelaslah
melestarikan dan mengembangkan nilai filsafat mengendalikan cara berfikir
budaya-budaya dan pranata sosial dalam kebudayaan. Di balik kebudayaan
menunjang proses pengembangan dan ditemukan filsafat.
pembangunan nasional serta melestarikan 3. Hubungan Budaya dengan Sastra
nilai-nilai luhur budaya bangsa. Kebudayaan merupakan karya Sastra
Kebudayaan merupakan warisan sosial, hasil karya dari individu, hanya saja objek
seperti bahasa, dapat dipindahkan dari yang disampaikan tidak akan terlepas dari
generasi ke generasi selanjutnya. Menurut kebudayaan dan kehidupan sosial
Koentjaraningrat dalam Mattulada (1997) masyarakat. Karya sastra itu tidak pernah
kebudayaan itu memilki tiga wujud, yaitu tercipta dari kekosongan.
wujud kwbudayaan (1) sebagai suatu Budaya dan sastra memiliki
kompleks ide-ide, gagasan-gagasan, nilai- ketergantungan satu sama lain. Sastra
nilai, norma-norma, peraturan dan sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga
sebagainya, (2) sebagai kompleks aktivitas segala hal yang terdapat dalam kebudayaan
kelakuan berpola dari manusia dalam akan tercermin di dalam sastra Prosa, yang
masyarakat, (3) sebagai benda-benda hasil termasuk dalam sastra. terkadang disebut-
karya manusia.. Sedangkan unsur-unsur sebut sebagai narrative fiction , prose
kebudayaan secara universal sebagai fiction, atau hanya fiction saja. Jika
berikut; (a) sistem universal religi dan kebudayaan adalah sistem yang mengatur
upacara keagamaan (b) organisasi interaksi manusia di dalam masyarakat,
kemasyarakatan, (c) pengetahuan, (d) sastra adalah suatu sistem yang berfungsi
bahasa, (e) kesenian, (f) mata pengcaharian sebagai sarana berlangsungnya interaksi.
hidup, (g) teknologi dan peralatan.13 Sebagai contoh, Kesusastraan Indonesia
Kebudayaan masyarakat, itu bersumber menjadi potret sosial budaya masyarakat
pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya Indonesia. Tidak jarang, kesusastraan
masyarakat melahirkan teknologi atau Indonesia mencerminkan perjalanan

9
Peursen, C.A.van. 1994 “Strategi …OpC it . hal. 16 11
Ontologis ialah sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam
10
Mitis ialah sikap manusia yang merasakan dirinya kepungan kekuasaan mitis, melainkan yang secara
terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib sekitarnya yaitu bebas ingin meneliti segala hal ihwal..atau makna yang
kekuasaan dewa-dewa alam raya atau dewa-dewa lain “ ahli dalam Ilmu Ontologi” Ibid. hlm. 704
12
kesuburan.atau makna lain cerita yang mempunyai latar Fungsionil ialah sikap dan alam pikiran yang makin
belakang sejarah, dipercaya oleh masyarakat sebagai nampak dalam manusia modern. atau makna lain “
cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak berdasarkan jabatan “ Ibid . hlm. 282
mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya ditokohi 13
Mattulada .1997.” Sketsa Pemikiran Tentang
oleh dewa. Ali, Lukman dkk. 1993 “ Kamus Besar Kebudayaan, Kemanusiaan, Dan Lingkungan Hidup”
Bahasa Indonesia ..OpCit . hlm. 660 Hasanuddin University Press. Hlm. 1 – 2.
73 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 5, Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2354-7294

serjarah Indonesia, kegelisahan kultural budaya, sehingga segala hal yang terdapat
dan manifestasi pemikiran Bangsa dalam kebudayaan akan tercermin di dalam
Indonesia. Misalnya, kesusastraan zaman bahasa. Sebaliknya, ada juga yang
Balai Pustaka (1920-1933). Karya-karya mengatakan bahwa bahasa sangat
sastra pada zaman itu menunjukan problem dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara
kultural ketika Bangsa Indonesia berpikir manusia atau penutur bahasa
dihadapkan pada budaya Barat. Karya C. SIMPULAN
sastra tersebut memunculkan tokoh-tokoh Filsafat merupakan salah satu disiplin
(fiksi) yang mewakili golongan tua ilmu yang menjadi sumber utama dari
(tradisional) dan golongan muda (modern). berbagai ilmu di dunia pendidikan. Filsafat
Selain itu, ada budaya lama, seperti budaya memiliki keunikan, karena
masalah adat perkawinan dan kedudukan beberapa unsur pembahasannya terkait
perempuan yang mendominasi novel dengan bidang studi lainnya, seperti filsafat
Indonesia pada zaman Balai Pustaka. sejarah, antropologi, sosiologi, dan
Hubungan Budaya dan sastra, hubugan psikologi. Masing-masing dari bidang studi
ini jarang ditemukan, bila dibandingkan tersebut dapat dijadikan sebagai penopang
hubungan sastra dengan ilmu lain. Dalam dalam menjelaskan filsafat budaya. Salah
hal ini, hububgan yang paling dekat dengan satu faktor mengapa filsafat budaya
kajian Budaya adalah antroplogi Sastra. semakin diminati, karena banyaknya
Perbedaannya, dalam antropologi sastra kejadian besar yang telah terjadi di dunia
kebudayaan menempati posisi sekunder, ini, yang selanjutnya memberikan andil
sedangkan dalam kajian budaya dalam perubahan pola kehidupan manusia.
kebudayaan merupakan objek primer. Filsafat budaya berusaha menganalisa
Dengan singkat, berbagai unsur unsur-unsur budaya beserta kaidah-
kebudayaan dalam karya sastra, seperti kaidahnya, struktur, derajat, dan nilai-nilai
kawin paksa, nasonalime dan sebagainya yang mengiringinya. Meskipun filsafat
dapat dianalisis secara antropologis dengan budaya ini lahir di abad 20, namun akarnya
mengaitkannya ke masa lampu, akan tetapi telah ada pada masa Socrates dan bahkan
akan menjadi kajian budaya dalam sebelumnya..
kaitannya dengan masyarakat sekarang. Kebudayaan merupakan ciptaan
Wilayah antropologi sastra dengan demikin manusia yang berlangsung dalam
dominan dalam genre sastra lama, kehidupan. Ketika suatu kebudayaan
sebaliknya kajian budaya dalam jenis-jenis dalam kehidupan manusia telah berhenti di
sastra kontemporer. Meskipun demikian satu titik dan tidak berkembang lagi, maka
bukan berart bahwa dalam sastra lama tidak hal tersebut disebut peradaban.
terkandung aspek-aspek kajian budaya, Kebudayaan merupakan hasil interaksi
demikian juga sebaliknya sastra kehidupan bersama. Dalam proses
kontemporer tidak menyajikan masalah- perkembangannya, kreativitas dan tingkat
masalah masa lampau.14 peradaban masyarakat sebagai pemiliknya
Berdasarkan informasi-informasi yang sehingga kemajuan kebudayaan yang ada
ada, budaya dengan sastra adalah hal yang pada suatu masyarakat sesungguhnya
tidak dapat dipisahkan satu sama lain merupakan suatu cermin dari kemajuan
karena memiliki ketergantungan satu sama peradaban masyarakat tersebut.
lain. Sebagai contoh, ada yang mengatakan Kebudayaan dewasa ini dipengaruhi
bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh oleh perkembangan yang pesat, dan

14
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. “ Antropologi Sastr Peranan
Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif “ Pustaka
Pelajar Yogyakarta. Hlm. 270-271
74 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 5, Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2354-7294

manusia modern sadar akan hal ini. dan Logika Ilmu Pengetahuan”
Kesadaran ini merupakan suatu kepekaan Yogyakarta : Pustaka Pelajar
yang mendorong manusia agar dia secara Ahmadi , Asmoro . 2007. “ Filsafat Umum
kritis menilai kebudayaan yang sedang “ RajaGrafindo Persada Jakarta
berlangsung. Dan untuk bisa dicapai hasil Bakker, JMW. 2005.” Filsafat Kebudayaan
ini, harus memiliki gambaran yang lebih Sebuah Pengantar” Yogyakarta:
jelas mengenai perkembangan kebudayaan Kanisius.
dewasa ini. Pentingnya kebudayaan untuk Djamaris, Edwar.2007 “ Sastra Indonesia
mengembangkan suatu pendidikan dalam Lama Berisi Sejarah : Ringkasan Isi
budaya nasional mengupayakan, Cerita
melestarikan dan mengembangkan nilai Serta Deskripsi Latar dan Tokoh” Pusat
budaya-budaya dan pranata sosial dalam Bahasa Departemen Pendidikan
menunjang proses pengembangan dan Nasion Jakarta
pembangunan nasional serta melestarikan Franz Magnis Suseno, 1992,”Filsafat
nilai-nilai luhur budaya bangsa. Kebudayaan Politik, butir-butir
Kebudayaan mempunyai fungsi yang Pemikiran Kritis” PT
besar bagi manusia dan masyarakat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
berbagai macam kekuatan harus dihadapi Gazalba, Sidi. 1979. “Kebudayaan Sebagai
seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Ilmu” Djakarta: Pustaka Antara .
Selain itu manusia dan masyarakat Gazali, sidi.1973. “Sistematika Filsafat:
memerlukan kepuasan baik secara spritual Pengantar Kepada Dunia Filsafat,
maupun materil. Manusia merupakan Teori
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya Pengetahuan Metafisika, Teori nilai.”
manusia dapat mengembangkan Jakarta : Bulan Bintang.
kebudyaan. Kaplan, David., Robert A. Manneis. 2002.
Budaya dan sastra memiliki “Teori Budaya” Yogyakarta:
ketergantungan satu sama lain. Sastra Pustaka Pelajar
sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga Kluckhohn C, dalam Soerjono
segala hal yang terdapat dalam kebudayaan Soekanto,1990 ”Sosiologi suatu
akan tercermin di dalam sastra Sebagai pengantar”, ke-4, Rajawali
contoh, Kesusastraan Indonesia menjadi Pers,
potret sosial budaya masyarakat Indonesia. Linton, R, 1936. “A Study of Man, an
Tidak jarang, kesusastraan Indonesia introduction” Appleton Century-
mencerminkan perjalanan serjarah Croft. Inc., New York,
Indonesia, kegelisahan kultural dan Maksum, Ali. 2008 “ Pengantar Filsafat
manifestasi pemikiran Bangsa Indonesia. dari Masa Klasik Hingga
Misalnya, kesusastraan zaman Balai Posmodernisme”
Pustaka (1920-1933). Karya-karya sastra Arruz Media
pada zaman itu menunjukan problem Mattulada .1997.” Sketsa Pemikiran
kultural ketika Bangsa Indonesia Tentang Kebudayaan,
dihadapkan pada budaya Barat. Kemanusiaan, dan Lingkungan
Hidup” Hasanuddin University
Press .
Notowidogda, Rohman, 2006 “ Ilmu
Budaya Dasar Berdasarkan Al-
DAFTAR PUSTAKA qur’an dan Hadits”
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Adib, Mohammad. 2011. “Filsafat Ilmu :
Ontologi, Epistemologi, Aksiologi,
75 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 5, Nomor 1, Juni 2017, ISSN 2354-7294

Peursen, C.A.van. 1994 “Strategi pertama, yayasan Penerbit Fakultas


Kebudayaan” Penerbit Kanisisus Ekonomi Universitas Indonesia .
Yogyakarta Supriyadi, Dedi, 2008 “Sejarah Peradaban
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. “ Antropologi Islam” Bandung: Pustaka Setia.
Sastr Peranan Unsur-unsur Surajyo. 2005 “Ilmu Filsafat Suatu
Kebudayaan dalam Proses Kreatif “ Pengantar” PT. Bumi Aksara
Pustaka Pelajar Yogyakarta Jakarta Syafiie, Inu Kencana. 2010
Salam, Burhanuddin. 1995. “ Pengantar “Pengantar Filsafat “ Refika
Filsafat “. Bumi Aksara Jakarta Aditama Bandung
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Teeuw, A. 1988. “ Sastra dan Ilmu Sastra
1964. “Setagkai Bunga Sosiologi” Pengantar Teori Sastra “ Pustaka
edisi Jaya–Girimukti Pasaka Jakarta

Anda mungkin juga menyukai