PARAMETER FISIK
1. Gelombang
Praktek yang dilakukan di Pulau Saugi pada tanggal 7 s/d 9 desember untuk
pengukuran gelombang dilakukan dengan metode mengukur langsung dilapangan,
pada hari pertama hanya 1 kali pengukuran dan pada hari berikutnya pengambilan
data dilakukan setiap 3 jam sekali yang dilakukan secara berkelompok.
Teori Pengantar
1. Pengertian Gelombang
Gelombang dalah gejala rambatan dari suatu getaran/usikan. Gelombang akan
terus terjadi apabila sumber getaran ini bergetar terus menerus.
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak
lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal.
Gelombang membawa energy dari satu tempat ketempat lainnya (Sudarsono,
2011).
2. Macam Macam Gelombang
a. Berdasarkan Mediumnya Gelombang dibagi dua, yaitu gelombang
mekanik dan Gelombang Elektromagnetik.
Gelombang Mekanik adalah gelombang yang dalam proses
perambatannya memerlukan medium (zat perantara) . Artinya jika
tidak ada medium, maka gelombang tidak akan terjadi.
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dalam proses
perambatannya tidak memerlukan medium (zat perantara). Artinya
gelombang ini bisa merambat dalam keadaan bagaimanapun tanpa
memerlukan medium.
b. Berdasarkan Arah Getar dan Arah Rambatnya, Gelombang dibagi menjadi
dua, yaitu :
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak
lurus dengan arah rambatannya. Bentuk Getarannya berupa lembah
dan bukit (dapat dilihat pada gambar di bawah).
2. Arus
Praktek yang dilakukan di Pulau Saugi pada tanggal 7 s/d 9 desember untuk
pengukuran arus dilakukan dengan metode mengukur langsung dilapangan.
pengambilan data dilakukan setiap 3 jam sekali yang dilakukan secara berkelompok.
Teori Pengantar
Arus laut adalah gerakan masa air secara teratur dari suatu tempat ketempat lain.
Sebagaian besar arus laut bergerak dengan arah horinzontal dan hanya sebagian
kecil bergerak dengan arah vertical. Gerakan masa air laut secara vertical disebut
upwelling. (Mahammad, hamid. 2005).
Menurut letaknya arus dibagi menjadi dua, yaitu arus atas dan arus bawah. Arus
atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut, bergerak dengan arah horizontal
dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin; Sedangkan arus bawah Deep-water
Circulation) adalah arus yang bergerak dibawah permukaan laut arah pergerakannya
tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub
ke daerah ekuator. Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di
kedalaman samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa
air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan
gerakan massa air laut-dalam(deep-water masses) yang bergerak melintasi samudera
secara perlahan. Gerakan massa air laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi
sirkulasi permukaan. Menurut suhunya kita mengenal adanya arus panas dan arus
dingin. Arus panas adalah arus yang bila suhunya lebih panas dari daerah yang
dilalui. Sedangkan arus dingin adalah arus yang suhunya lebih dingin dari daerah
yang dilaluinya. (Gross, M.G.1990).
Arus laut terjadi karena beberapa factor antara lain tiupan angin, perbedaan kadar
garam, menumbuk daratan, perbedaan suhu.
Tiupan angin angin yang menerpa air laut dipermukaan akan menimbulkan
arus laut. Seperti halnya bila kita meniup air dalam cawan, maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa angin dapat menyebabkan arus laut. Arah arus itu searah dengan
aliran angin .
Arus karena tiupan angin ini bila menumbuk daratan atau benua, maka air
didepan daratan atau benua itu akan lebih tingggi dari permukaan air laut
disekitanya. Perbedaan permukaan air laut tersebut akan menyebabkan terjadinya
aliran air dari laut yang memiliki permukaan air lebih tinggi menuju kelaut yang
memiliki permukaan air lebih rendah.Arus laut yang demikian disebut arus
kompensasi.
Air laut yang memiliki kadar garam tingggi memiliki massa jenis yang lebih
besar dari pada air laut yang kadar garamnya rendah. Oleh karena itu, jika ada dua
laut yang bersebelahan tetapi kadar garamnya berbeda, maka dibagian dasar laut akan
terjadi aliran air dari laut berkadar garam tinggi menuju kelaut berkadar garam
rendah. Sebaliknya di bagian permukaan akan terjadi aliran air dari laut berkadar
garam rendah menuju kelaut berkadar garam tingggi. Contoh Ambang Gibraltar, yang
terletak diantara Benua eropa dan Benua amerika.
c) Perbedaan suhu
Air laut yang dingin memiliki massa jenis yang lebih besar dari pada air laut yang
panas. Air laut didaerah kutub bersuhu dingin, sehingga memiliki massa jenis lebih besar.
Oleh karena itu, laut tersebut akan tenggelam dan bergerak menuju ke daerah yang massa
jenisnya kecil, melalui dasar laut yang dalam. Bila arus ini menumbuk daratan, arah aliranya
dapat berubah dari dasar menuju kepermukaan. Inilah yang disebut up-welling kaya akan
ikan karena arus ini membawa unsure hara dari dasar laut. Contoh : laut Banda dn pantai
Barat peru –Equader ( Amerika Latin ). (Mahammad, hamid. 2005).
Pada umunya tenaga angin yang di berikan pada lapisan permukaan dapat
membangkitkan timbulnya arus permukaan yang menpunyai kecepatan sekitar 2 % dari
kecepatan angin itu sendiri. (Hutabarat, Sahala, dan Evans, Stewart M. 2008).
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar
dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan
yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya
gravitasi, gaya tektonik dan angina
Gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya gradien
tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal. Faktor penyebab
terjadinya arus yaitu dapat dibedakan menjadi tiga komponen yaitu gaya eksternal, gaya
internal angin, gaya-gaya kedua yang hanya datang karena fluida dalam gerakan yang relatif
terhadap permukaan bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan arus antara lain
tegangan angin, gaya Viskositas, gaya Coriolis, gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang
menghasilkan pasut. (Gross, M.G.1990)
3. Pasang Surut
Praktek yang dilakukan di Pulau Saugi pada tanggal 7 s/d 9 desember untuk
pengukuran pasang surut dilakukan dengan metode mengukur langsung dilapangan.
pengambilan data dilakukan setiap 1 jam sekali selama 39 jam, yang dilakukan secara
berkelompok.
Teori Pengantar
Pasang surut adalah peristiwa naik dan turunnya permukaan air laut. Penyebab
utama peristiwa pasang dan surut adalah gaya gravitasi bulan pada bumi. Walaupun
gaya gravitasi matahari juga memengaruhi, namun pengaruh-nya tidak begitu besar
karena jaraknya lebih jauh daripada jarak bulan dengan bumi (Ongkosongo dan
Suyarso, 1989).
Gaya-gaya pembangkit pasang surut disebabkan oleh gaya tarik menarik antara
bumi, bulan dan matahari. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar
dibandingkan matahari dikarena kan posisi bulan lebih dekat ke bumi, walaupun
massa bulan jauh lebih kecil dari pada matahari. Gaya tarik gravitasi menarik air laut
ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut
gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,
sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari . Perbedaan
vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal
range). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke
puncak atau lembah gelombang berikutnya. Periode pasang laut adalah waktu antara
puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya.
Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50
menit.
Ada pun faktor-faktor yang memepengaruhi terjadinya pasang surut ada 5 faktor,
diantaranya adalah :
1. Sifat dasar air laut sebagai zat cair
2. Gravitas Bulan dan Matahari
3. Rotasi Bumi
4. Peredaran Bulan dan Matahari dan posisi Bumi terhadapnya
5. Hambatan dasar dan luasnya laut terhadap suatu pantai
Secara umum terdapat empat tipe dasar pasang surut yang didasarkan
pada periode dan keteraturannya, pasang-surut di Indonesia dapat dibagi
menjadi empat jenis yakni pasang-surut harian tunggal (diurnal tide), harian
ganda (semidiurnal tide) dan dua jenis campuran.
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan
tinggi yang hamper sama dan pasang surut terjadi secara berurutan
secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
Jenis harian tunggal misalnya terdapat di perairan sekitar selat
Karimata, antara Sumatra dan Kalimantan.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut.
Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit. Pada jenis harian ganda
misalnya terdapat di perairan Selat Malaka sampai ke Laut Andaman.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide
prevailing semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut,
tetapi tinggi dan periodenya berbeda. Pada pasang-surut campuran
condong ke harian ganda (mixed tide, prevailing semidiurnal)
misalnya terjadi di sebagian besar perairan Indonesia bagian timur.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide
prevailing diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali
air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat
berbeda. Sedangkan jenis campuran condong ke harian tunggal (mixed
tide, prevailing diurnal) contohnya terdapat di pantai selatan Kalimantan
dan pantai utara Jawa Barat.
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang surut berubah
secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut juga
bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Praktek yang dilakukan di Pulau Saugi pada tanggal 7 s/d 9 desember untuk
pengukuran angin dilakukan dengan metode mengukur langsung dilapangan.
pengambilan data dilakukan setiap 3 jam sekali yang dilakukan secara berkelompok.
Teori Pengantar
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga
karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di
sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. .
Angin merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi sirkulasi air laut
dan pembangkit gelombang. Angin adalah factor yang membangkitkan arus, arus
yang ditimbulkan oleh angin mempunyai kecepatan yang berbeda menurut kedalaman
6. Kecerahan
Praktek yang dilakukan di Pulau Saugi pada tanggal 7 s/d 9 desember untuk
pengukuran Kecerahan dilakukan dengan metode mengukur langsung dilapangan.
pengambilan data dilakukan setiap 3 jam sekali yang dilakukan secara berkelompok.
Teori Pengantar
Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi
suatu kecerahan perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air. Kecerahan
air menentukan ketebalan lapisan produktif. Berkurangnya kecerahan air akan
mengurangi kemampuan fotosintesis tumbuhan air, selain itu dapat pula
mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air, dalam hal ini bahan-bahan ke dalam suatu
perairan terutama yang berupa suspensi dapat mengurangi kecerahan air (KLH dan
LON-LIPI, 1983 dalam Mansyur, 2000).Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan
suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan perairan semakin dalam cahaya
menembus ke dalam air. Kecerahan air menentukan ketebalan lapisan produktif.
Berkurangnya kecerahan air akan mengurangi kemampuan fotosintesis tumbuhan air,
selain itu dapat pula mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air, dalam hal ini bahan-
bahan ke dalam suatu perairan terutama yang berupa suspensi dapat mengurangi
kecerahan air (Effendi, 2000).
Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan. Kecerahan merupakan
ukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual dengan
menggunakan secchi disk yang dikembangkan oleh Profesor Secchi pada abad ke-19.
Nilai kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh
keadaan cuaca, waktu pengukuran, padatan tersuspensi dan kekeruhan serta ketelitian
orang yang melakukan pengukuran. Tingkat kecerahan air dinyatakan dalam suatu
nilai yang dikenal dengan kecerahan secchi disk(Effendi, 2000).
Intensitas dankualitas cahaya yang masuk ke dalam air (perairan) dapat
menentukan: a) Aktivitas fotosintesis bagi jasad nabati, yang pada akhirnya
menentukan kehidupan hewan dalam air. Proses fotosintesis tersebut adalah sebagai
berikut: 6H2O + 6CO2 C6H12O6 + 6O2 b) Iklim (keadaan) cahaya pada
kedalaman tertentu pada suatu perairan. Cahaya yang diserap ini menghasilkan panas
yang sangat penting untuk proses kehidupan hewan dan tumbuhan.
Praktek yang dilakukan di Pulau Saugi pada tanggal 7 s/d 9 desember untuk
pengukuran salinitas dilakukan dengan metode mengukur langsung dilapangan.
pengambilan data dilakukan setiap 3 jam sekali yang dilakukan secara berkelompok.
Teori Pengantar
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas
juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada
sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di
tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini,
secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air
payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut
brine. Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar
3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam
lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam
sekitar 30%.
Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan
bahwa halida-halida—terutama klorida—adalah anion yang paling banyak dari
elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam
persen tetapi dalam “bagian perseribu” (parts per thousand , ppt) atau permil (‰),
kira-kira sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun
1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada rasio
konduktivitas elektrik sampel terhadap "Copenhagen water", air laut buatan yang
digunakan sebagai standar air laut dunia. Pada 1978, oseanografer meredifinisikan
salinitas dalam Practical Salinity Units (psu, Unit Salinitas Praktis): rasio
konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL standar. Rasio tidak memiliki
unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama dengan 35 gram garam per
liter larutan.
4. Sedimen
Praktek yang dilakukan di Pulau Saugi pada tanggal 7 s/d 9 desember 2018
dengan dua metode yaitu dengan mensurvei langsung di lapangan dan uji sampel di
Laboratorium Jurusan Geografi Universitas Negeri Makassar.
Teori Pengantar
Sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan dari
berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga
termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam
air atau dalam bentuk larutan kimia. sedimentasi adalah proses pembentukan
sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material
pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan
pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut
dalam.
Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang
dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan material
hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses
mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus laut dan akan
terendapkan jika energi tertrransforkan telah melemah.
2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme
yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik
yang mengalami dekomposisi.
3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi kimia
di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut sehingga
akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah
magnetit, phosphorit dan glaukonit.
4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan
masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat
bersumber dari luar angkasa , aktifitas gunung api atau berbagai partikel darat
yang terbawa angin. Material yang bersal dari luarangkasa merupakan sisa-sisa
meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang bersal dari
letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu volkanin, atau berupa
fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen yang bersal dari partikel di
darat dan terbawa angin banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian
dominan namun demikian dapat juga terjadi pada daerah sub tropis saat musim
kering dan angin bertiup kuat.
Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan dibandingkan
sumber-sumber yang lain.
Dalam suatu proses sedimentasi, zat-zat yang masuk ke laut berakhir menjadi
sedimen. Dalam hal ini zat yang ada terlibat proses biologi dan kimia yang terjadi
sepanjang kedalaman laut. Sebelum mencapai dasar laut dan menjadi sedimen, zat
tersebut melayang-layang di dalam laut. Setelah mencapai dasar lautpun , sedimen
tidak diam tetapi sedimen akan terganggu ketika hewan laut dalam mencari makan.
Sebagian sedimen mengalami erosi dan tersusfensi kembali oleh arus bawah sebelum
kemudian jatuh kembali dan tertimbun. Terjadi reaksi kimia antara butir-butir mineral
dan air laut sepanjang perjalannya ke dasar laut dan reaksi tetap berlangsung
penimbunan, yaitu ketika air laut terperangkap di antara butiran mineral.
A. Topografi Pantai
Topografi pantai dipengaruhi oleh bebrapa faktor, misalnya besarnya daya abrasi
pantai yang disebabkan oleh gelombang dan angin, vegetasi pantai dan kegiatan air
laut.
Abrasi di laut adalah merupakan proses terjadinya pengikisan daratan (erosi) oleh
gelombang sehingga menyebabkan hanyutnya substrat dan berkurangnya luas
daratan. Jika proses erosi berlangsung di pulau-pulau yang relatif kecil dengan
vegetasi yang terbatas, maka menyebabkan pulau tersebut tenggelam.
Indikasi terjadinya abrasi dan penciutan luas pulau-pulau kecil dapat ditemukan
di Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan. Kepulauan Spermonde terdiri dari 207
pulau-pulau kecil yang terletak di Pantai Barat Kota Makassar. Luas wilayah
diperkirakan sekitar 14.000 km2
Gelombang merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap ekosistem yang berada di daerah pesisir pantai dan laut. Pengertian
gelombang sesungguhnya sangat sulit untuk didefenisikan, mengingat begitu
kompleksnya proses-proses yang berlangsung dan begitu banyaknya faktor
lingkungan yang terlibat. Namun secara sangat sederhana dapat dikatakan bahwa
gelombang adalah merupakan rambatan atau perpindahan energi melalui badan air.
Gelombang laut memiliki kekuatan besar yang dapat menyebabkan abrasi di
tepi pantai, terutama Tsunami. Secara ekologi gelombang laut tidak selamanya
bersifat merugikan karena gelombang laut memiliki peran yang sangat penting untuk
menyebarkan biji/buah/benih tumbuhan pantai seperti benih kelapa, buah mangrove,
buah pandan dan lain-lain. Besar kecilnya gelombang di suatu daaerah/pulau, selain
ditentukan oleh bentuk dan topografi pantai juga ditentukan oleh posisi pulau atau
daerah tersebut. Daerah yang secara langsung berada di tengah lautan terbuka atau
ditepi samudera yang besar akan memiliki ombak yang lebih kuat. Sedangkan pulau
yang berada dekat daratan utama atau di daerah bagian dalam kepulauan seperti laut
Jawa akan memiliki ombak yang lebih tenang.
Abrasi di laut adalah merupakan proses terjadinya pengikisan daratan (erosi) oleh
gelombang sehingga menyebabkan hanyutnya substrat dan berkurangnya luas
daratan. Jika proses erosi berlangsung di pulau-pulau yang relatif kecil dengan
vegetasi yang terbatas, maka menyebabkan pulau tersebut tenggelam.
Indikasi terjadinya abrasi dan penciutan luas pulau-pulau kecil dapat ditemukan
di Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan. Kepulauan Spermonde terdiri dari 207
pulau-pulau kecil yang terletak di Pantai Barat Kota Makassar. Luas wilayah
diperkirakan sekitar 14.000 km2
Gelombang merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap ekosistem yang berada di daerah pesisir pantai dan laut. Pengertian
gelombang sesungguhnya sangat sulit untuk didefenisikan, mengingat begitu
kompleksnya proses-proses yang berlangsung dan begitu banyaknya faktor
lingkungan yang terlibat. Namun secara sangat sederhana dapat dikatakan bahwa
gelombang adalah merupakan rambatan atau perpindahan energi melalui badan air.
Gelombang laut memiliki kekuatan besar yang dapat menyebabkan abrasi di tepi
pantai, terutama Tsunami. Secara ekologi gelombang laut tidak selamanya bersifat
merugikan karena gelombang laut memiliki peran yang sangat penting untuk
menyebarkan biji/buah/benih tumbuhan pantai seperti benih kelapa, buah mangrove,
buah pandan dan lain-lain. Besar kecilnya gelombang di suatu daaerah/pulau, selain
ditentukan oleh bentuk dan topografi pantai juga ditentukan oleh posisi pulau atau
daerah tersebut. Daerah yang secara langsung berada di tengah lautan terbuka atau
ditepi samudera yang besar akan memiliki ombak yang lebih kuat. Sedangkan pulau
yang berada dekat daratan utama atau di daerah bagian dalam kepulauan seperti laut
Jawa akan memiliki ombak yang lebih tenang.
B. Kemiringan lereng
Kemiringan lereng adalah miring atau atau tidaknya suatu permukaan.
Kemiringan suatu sangat berkaitan langsung dengan ketebalan lapisan pada
permukaan tersebut, dimana pada daerah yang kemiringan lerengnya mencapai angka
45 derajat maka lapisan perumukaannya tipis, dikarenakan tingkat erosi yang sangat
tinggi pada daerah tersebut. Sebaliknya pada daerah yang datar atau atau landai,
ketebalan lapisan permukaannya itu lebih tebal dibandingakan dengan daerah yang
kemiringan lerengnya sangant besar, disebabkan, pada daerah yang landai ini lah
material-material yang tererosi di endapkan.
Untuk kawasan pantai sendiri kemiringan lerengnya sekitar 15 sampai 20 derajat
di karenakan pada daerah ini juga terdapat banyak sedimen-sedimen yang diendapkan
ketika terjadi hujan, jadi ketika ada material yang tererosi pada bagian permukaan
pantai ini, terdapat lebih banyak lagi sedimen-sedimen yang di endeapkan sehingga
pada permukaan pantai ini kemiringan lerengnya tidak telalu ekstrim.
D. HASIL PENGUKURAN
1. Pasang Surut
Tabel 4.1. Kondisi Pasang Surut Pulau saugi
Posisi MSL
Hmax Hmin ∑HiCi ∑Ci (cm)
Lintang Bujur
2. Gelombang
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Data Gelombang Pulau saugi
Posisi H Hb Arah
L 1/3(tinggi
T(s)(periode
klp Waktu H (cm)(tinggi air) (cm)(panjang gelomban (cm)(tinggi
gelombang)
Lintang Bujur gelombang) g gelombang (o)
signifikan) peccah)
S E
17:30 3,43 12,2 N30°E
04°45,923’’ 119°27,651’’
S E
05:30 1,5 4,1 N40°E
04°45,923’’ 119°27,651’’
S E
1 08:30 1,63 4,7 N163°S
04°45,923’’ 119°27,651’’
S E
14:30 1,83 12,5 N130°E
04°45,923’’ 119°27,651’’
S E
17:30 1,4 24,3 N130°E
04°45,923’’ 119°27,651’’
17:30 4o45’50’ 116o27’42’’ 7,96 11,8 N 100o E
17:30
05:30
3 08:30
14:30
17:30
S E
17:30 3,53 5,5 N315°W
4°45’58’’ 119°27’51’’
S E
05:30 3,097 5,2 N265°W
4°45’58’’ 119°27’51’’
4 S E
08:30 3,83 6,4 N150°S
4°45’58’’ 119°27’51’’
S E
14:30 122,91 10,4 N170°E
4°45’58’’ 119°27’51’’
E 119°27,51’’
05:30 S 04°45,58’’ 4,567 8,1 N60°E
E 119°27,51’’
5 08:30 S 04°45,58’’ 3 6,6 N204°W
E 119°27,51’’
14:30 S 04°45,58’’ 0,467 10 N165°S
E 119°27,51’’
17:30 S 04°45,58’’ 3,8 9,3 N140°S
E 119°27,51’’
17:30 S 04°45,58’’ 0,467 10 N165°S
E 119°27,51’’
05:30 S 04°45,58’’ 3,8 9,3 N140°S
E
S
08:30 119°27’45,31 6,1 2,7 8
6 04°46’3,91’’
2’’
E
S
14:30 119°27’45,31 3,5 2,4 4,6
04°46’3,91’’
2’’
E
S
17:30 119°27’45,31 - - -
04°46’3,91’’
2’’
N
3
E
S 0
05:30 119°27’45,31 10,2 2,1 12,4
04°46’3,91’’ 5
2’’
°
E
N
N95oE 9
08:30 08:30 S 04°46’4,38’’ E 119°27’43,94’’ - - - 5
°
E
N
1
N110oE 1
14:30 14:30 S 04°46’3,48’’ E 119°27’44,04’’ 131,86 1,73 134,3
0
°
E
N
1
N130oE 3
17:30 17:30 S 04°46’3,44’’ E 119°27’44,21’’ 132 2,16 134,25
0
°
E
S E
17:30
448’56” 19930’45”
8
S E
05:30
448’56” 19930’45”
S E
08:30
448’56” 19930’45”
S E
14:30
448’56” 19930’45”
S E
17:30
448’56” 19930’45”
Sumber: Hasil Analisis Data Gelombang, Pulau saugi 7-9 Desember 2018
3. Arus
Adapun data pengkuran arus Di pulau saugi pangkep yakni:
1. Pengukuran 1
III 17.30
2. Pengukuran 2
3. Pengukuran 3
Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi
Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 December 2018
4. Pengukuran 4
Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi
Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 December 2018
5. Pengukuran 5
Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi
Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 December 2018
4. Angin
a. Pengukuran 1
Tabel 4.6. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi
Sumber : Hasil Analisis Data Angin, Pulau saugi, 7-9 December 2018
6. Salinitas
Tabel 4.10. Hasil Pengolahan Data salinitas di Pesisir Pulau saugi
Sumber: Hasil Analisis Data Kedalaman, Kecerahan dan suhu, Pulau saugi, 7-9
December 2018
8. Data pengukuran pasang surut di dermaga pulau saugi
Tabel 4.12. Hasil pengukuran data pasang surut
Tinggi Suhu
No Waktu Rata-rata
Puncak Lembah udara
∑ H = 6.071
Analisis Data
Posisi MSL
Hmax Hmin ∑Hi ∑Ci
Lintang Bujur (cm)
4o10’45,8” 119o37’16,71” 274 101,5 6071 39 155,6
9. Pengukuran di Perahu
Tabel 4.13. Data Arah Angin, Suhu Udara dan pH Perairan Pulau saugi
2 4˚45'54,2" 9,9 M
119˚27'53"
Titik 1 :
1. Patok 0 – 1
Arah : 50°
Panjang : 14 meter
2. Patok 1 – 2
Arah : 63°
Panjang : 21,2 meter
3. Patok 2 – 3
Arah : 75°
Panjang : 31,1 meter
4. Patok 3 – 4
Arah : 340°
Panjang : 6,5 meter
5. Patok 4 – 5
Arah : 70°
Panjang : 14,9 meter
6. Patok 0 – 1
Arah : N105°NE
Panjang : 8,5 meter
Titik 2 :
Titik 2 :
Titik 3 :
Titik 4 :
Titik 5 :
Titik 6 :
Titik 7 :
Titik 8 :
PEMBAHASAN
1. Pasang surut
PEMBAHASAN*
Pasang surut adalah fluktuasi (naik turunnya) muka air laut karena adanya
gaya tarik benda-benda di langit, terutama bulan dan matahari terhadap massa air laut
di bumi. Gaya tarik menarik antara bulan dengan bumi lebih mempengaruhi
terjadinya pasang surut air laut daripada gaya tarik menarik antara matahari dengan
bumi, sebab gaya tarik bulan terhadap bumi nilainya 2,2 kali lebih besar daripada
gaya tarik matahari terhadap bumi. Hal ini terjadi karena meskipun massa bulan lebih
kecil dari pada massa matahari, akan terjadi jarak bulan terhadap bumi jauh lebih
dekat dari pada jarak bumi terhadap matahari
Pasang surut merupakan faktor lingkungan yang paling penting yang
mempengaruhi kehidupan dizona intertidal atau tanpa adanya pasang surut atau hal
lain yang menyebabkan naik dan turunnya permukaan air secara periodik zona ini
tidak akan seperti itu.
Dari semua data pasut yang di dapatkankan pada pulau saugi Desa Maccini
Baji Kec. Liukang Tupabiring Utara Kab Pangkajene dan Kepulauan pada Tanggal 7
– 9 Desember 2018 .pada pengukuran pasut mulai dari pukul 15.00 hari jumat tanggal
9 sampai tanggal 9 desember dengan interval 1 jam.dan data yang diperoleh lapangan
yaitu pasang surut tertinggi adalah 274 cm pada pukul 02.00 dini hari sabtu dan
pasang surut terendah terjadi pada sabtu sore yaitu pukul 18.00 adalah 101,5 cm, dan
rata-ratanya/MSL (Mean Sea Lavel) adalah 155,6 cm
2. Gelombang dan Angin
PEMBAHASAN*
Dalam pembahasan ini yang akan di bahas adalah hubungan angin dengan
gelombang. berdasarkan analisis data yang diperoleh di lapangan adalah
sebagai berikut, dimana rata-rata gelombang tertinggi terjadi pada hari
jumat 7 pada stasiun ke dengan tinggi gelombang mencapai .. cm, dimana
periode waktunya adalah sekon, mempunyai tinggi gelombang signifikan
cm dan tinggi gelombang pecah cm. Sedangkan gelombang terendah
terjadi pada hari di stasiun ke dengan tinggi gelombang .. cm, dimana
periode waktu sebanyak sekon, mempunyai tinggi gelombang signifikan
dan tinggi gelombang pecah cm.
Gelombang yang menjalar dari laut dalam menuju pantai mengalami
perubahan bentuk karena adanya pengaruh perubahan kedalaman laut.
Pengaruh kedalaman laut mulai terasa pada kedalaman lebih kecil dari
setengah kali panjang gelombang. Di laut dalam profil gelombang
adalah sinusoidal, semakin menuju ke perairan yang lebih dangkal
puncak gelombang semakin tajam dan lembah gelombang semakin
datar. Selain itu kecepatan dan panjang gelombang berkurang secara
berangsur-angsur sementara tinggi gelombang bertambah. Gelombang
pecah dipengaruhi oleh kemiringannya, yaitu perbandingan antara
tinggi dan panjang gelombang (Jurnal, Sri, 2013).
3. FISIKA DDAN KIMA AIR LAUT
PEMBAHASAN
a. Salinitas
Dari hasil pengambilan data di lapangan, ditemukan bahwa dari 39 data
yang diperoleh, rentang angka salinitas yang diperoleh yang di dapatkan dari
hasil pengukuran selama 39 jam.sedangkan rentang salinitas yang diperoleh dari
pengukuran di stasiun. Dan berdasarkan data yang diperoleh di perahu Hal ini
dipengaruhi karena pada saat pengambilan data sinar matahari sedang terik
mengakibatkan tingkat evaporasi tinggi.
b. Oksigen terlarut
Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen merupakan kebutuhan dasar
untuk kehidupan tanaman dan hewan di dalam air. Kehidupan makhluk hidup di
dalam air tersebut tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan
konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya.Dari hasil
pengambilan data di lapangan,
c. Kedalaman
Kedalaman perairan menunjukkan jarak antara dasar laut dengan
permukaan air laut secara vertikal. Kedalaman perairan pada lokasi praktek,
diukur dengan menggunakan alat echosounder, dan didapatkan bahwa lokasi
sampel pengambilan data kedalaman Perairan Pulau Saugi berada pada kisaran
kedalamaN 1 m hingga 13 meter yang memungkinkan sinar matahari masih
dapat mencapai dasar laut.
Hal ini disebabkan karena topografi dasar laut perairan Pulau Saugi
merupakan suatu dangkalan yang dulunya berupa daratan yang memiliki
kemiringan yang landai, sehingga pada saat terjadinya peningkatan tinggi muka
air laut maka daratan tadi tenggelam menjadi suatu dangkalan dengan kedalaman
1-13 meter.
d. pH (keasamaan)
Perhitungan pH dalam kertas lakmus prosesnya singkat yakni
mencelupkan kertas lakmus tersebut kedalam sampel yang telah disediakan
kemudian melihat kadar pHnya, kadar pH tersebut telah ditentukan dengan
konsenterasi masing-masing tergantung kadarnya baik itu garam maupun basah,
sedangkan perhitungan pH secara elektrolisis yaitu dengan melakukan
pencampuran dengan konsentrasi ion H+ dengan ion OH- yang ada dalam larutan
tersebut.
e. Kecerahan
kecerahan pada kegiatan pengambilan data di lapangan menggunakan alat
seichi disk. Kedalaman alat dibandingkan dengan kedalaman laut pada titik itu
kemudian di kalikan dengan 100% sehingga menghasilkan data persentase
kecerahan.
Dari hasil pengambilan data di lapangan, ditemukan bahwa tingkat
kecerahan laut perairan pulau Saugi adalah berkisaran antarA 90 -100 % hingga
nilai persentase kecerahan yang paling tinggi, yaitu 100 %. Nilai variabel
kecerahan yang terendah diperoleh di titik2, ….. .
f. Suhu
Berdasarkan hasil pengamatan yang di peroleh di lapangan, ditemukan
rentang suhu perairan Pulau Saugi dari pengamatan di perahu diperoleh rentang
suhu dengan rata-rata suhu di stasiun yang berada di perairan Pulau
Saugi.Perbedaan suhu perairan ini dapat disebabkan oleh banyak sedikitnya
penyinaran dan penyerapan cahaya matahari oleh permukaan laut, serta
kedalaman laut. Semakin banyak penyerapan sinar matahari dan semakin dalam
suatu perairan, maka semakin tinggi suhunya, serta sebaliknya.
4. ARUS
PEMBAHASAN
Arus laut adalah pergerakan massa air laut secara horizontal maupun vertikal
dari satu lokasi ke lokasi lain untuk mencapai kesetimbangan dan terjadi secara
kontinu. Gerakan massa air laut tersebut timbul akibat pengaruh dari resultan gaya -
gaya yang bekerja dan faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan gaya -gaya yang
mempengaruhinya. arus laut terdiri dari : arus geostropik, arus termohalin, arus
pasang surut, arus ekman dan arus bentukan angin.
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan untuk pengukuran arah dan
kecepatan arus menggunakan alat layang-layang arus dengan panjang tali yang telah
ditentukan yaitu 5 m. Menurut hasil pengamatan arus di pulau Saugi yang diperoleh
arah dan kecepatan arusnya yang di peroleh di pesisir pantai pulau Saugi
PEMBAHASAN*
Hasil pengukuran pemetaan pantai di antaranya garis pantai kemiringan dan
kedalaman digabung menjadi satu peta yaitu peta bathimetri Desa Maccini Baji, Kec.
Liukang Tupabiring Utara, Kab. Pangkajene dan Kepulauan.pengambilan peta d
lakukan secara di gitasi menggunakan aplikasi arcgis 10.3 sedang sumber datanya di
dukung oleh peta citra pulau saugi. Kec. Liukang Tupabiring Utara, Kab. Pangkajene
tempat lokasi praktek.
6. SEDIMENT
PEMBAHASAN
Sedimen yang didapat pada titik dangkal di pulau Saugi terdiri dari pasir-pasir
yang kasar dan pasir-pasir yang halus, untuk titik pertama dan titik yang terakhir hasil
sedimennya hampir sama terdiri dari pasir-pasir halus,pasir kasar dan batuan
karang.mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan
hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang
terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.Sampel yang diambil di lapangan
kemudian dilakukan penelitian laboratorium untuk mendapatkan nilai sortasinya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang
mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah suatu ilmu yang murni, tetapi
merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar lain. Ilmu-ilmu lain
yang termasuk didalamnya ialah ilmu tanah (Geologi), Ilmu bumi (Geografi),
ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry) ilmu hayati (biology) dan ilmu
iklim
Oseanografi adalah studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan
segala fenomenanya. Oseanografi merupakan suatu ilmu yang bersifat
interdisipliner dari beberapa cabang ilmu pengetahuan, yaitu Geologi, Fisika,
Biologi, Geografi, Kimia, dan Astronomi.
Dalam mempelajari oseanografi, yaitu memahami dan menjelaskan fenomena
dan ciri-ciri dan sifat-sifat laut kita akan menggunakan secara relevan konsep dan
teori yang dimiliki oleh ilmu-ilmu pengetahuan tersebut.
B. Saran
Mahasiswa sebaiknya terlibat secara aktif dalam melakukan praktikum
lapangan dengan melakukan pengukuran dengan benar agar data yang didapatkan
akurat. Selain itu, proses pengolahan data harus dilakukan dengan cepat agar
pengerjaan laporan tidak terkendala.
REFERENSI
Wijaya, I. Wayan Arta, and I. Wayan. "Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Menggunakan Teknologi Oscillating Water Column di Perairan
Bali." Teknologi Elektro, IX (2010): 165-174.
Sugianto, Denny Nugroho, and A. D. S. Agus. "Pola Sirkulasi Arus Laut di Perairan
Pantai Provinsi Sumatera Barat." ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal
of Marine Sciences 12.2 (2012): 79-92.
Pariwono, John I. "Gaya Penggerak Pasang Surut." Ongkosongo, OSR dan Suyarso.
P3O-LIPI. Jakarta. Hal (1989): 13-23.
Astria, Fanny, Mery Subito, and Deny Wiria Nugraha. "Rancang bangun alat ukur pH
dan suhu berbasis short message service (SMS) gateway." Mektrik 1.1
(2014).
Effendi, H. 2003. Telaah Kualita Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisus. Yogyakarta