Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

APOTEK BARITO FARMA


SMK UNGGULAN HUSADA BANJARMASIN
(JURUSAN FARMASI)

Disusun Oleh :
Muhammad Hilal Zada (N.I.S 16.01.019)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


UNGGULAN HUSADA
BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK
DI
APOTEK BARITO FARMA
BANJARMASIN
(Tanggal 15 Agustus – 15 September 2018)

Disetujui Oleh

Pembimbing Praktik Sekolah Pembimbing Lapangan

Ade Syarief Hakim, S.Si., Apt Jhudi Bonosari S, MSc., Apt.

Mengetahui,

Kepala

SMK Unggulan Husada Banjarmasin

Yuliyanti, S.Farm., Apt.

Apotek Barito Farma i


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah- Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terimakasih atas


bantuan, petunjuk, serta bimbingan kepada :

1. Ibu Yuliyanti, S.Farm., Apt. Selaku kepala sekolah SMK Unggulan Husada
Banjarmasin.
2. Ade Syarief Hakim, S.Si., Apt. Selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan
disekolah.
3. Jhudi Bonosari., S. MSc., Apt. Selaku Apoteker dan pembimbing Praktik Kerja
Lapangan di Apotek Barito Farma.
4. Dewan Guru SMK Unggulan Husada Banjarmasin yang telah memberikan
bimbingan akademi kepada kami.
5. Orang tua kami serta keluarga yang selalu mendoakan dan memberi
dukungan hingga kami bisa ikut serta melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih ada


kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Harapan kami,
semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan
wawasan bagi kita semua.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, September 2018

Penyusun

Apotek Barito Farma ii


Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
Daftar Isi…........................................................................................................iii
Daftar Lampiran...............................................................................................iv
Daftar Tabel......................................................................................................v
Daftar Gambar.................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan...................................................................2
C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA….............................................................................3
A. Apotek.......................................................................................................3
B. Pengelolaan Obat di Apotek ..................................................................... 4
C. Pharmaceutical Care ................................................................................ .6
BAB III TINJAUAN UMUM APOTEK BARITO FARMA BANJARMASIN................... 7
A. Sejarah/ Profil Apotek Barito Farma Banjarmasin ..................................... 7
B. Visi dan Misi Apotek Barito Farma Banjarmasin ........................................ 7
C. Ketenagaan Farmasi Apotek Barito Farma Banjarmasin ............................ 8
D. Ketenagaan di Apotek Barito Farma Banjarmasin.......................................8
E. Sarana dan Prasarana ............................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 10
A. Manajeman Perbekalan Farmasi……………………………………………….............10
B. Kegiatan Pelayanan………………………………………………………………….............. 13
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 17
A. Kesimpulan ............................................................................................ 17
B. Saran ..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

Apotek Barito Farma iii


Daftar Lampiran

Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Lampiran 6.

Lampiran 7.

Apotek Barito Farma iv


Daftar Tabel
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.

Apotek Barito Farma v


Daftar Gambar

Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.

Apotek Barito Farma vi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana
dimaksudkan dalam pembangunan UUD 1945 melalui pembangunan
nasional yang berkesinambungan.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional,
bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan gizi
masyarakat dan penyediaan obat-obatan di apotek dalam rangka
peningkatan kualitas dan taraf hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan
pada umumnya.
Dalam pelayanan kesehatan apotek sangat berperan penting untuk
memberikan pengetahuan tentang obat kepada pasien karena obat
merupakan komponen yang penting karena diperlukan dalam sebagian
besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan gejala dari suatu penyakit,
obat juga dapat mencegah penyakit bahkan obat juga dapat menyembuhkan
penyakit. Tetapi di lain pihak obat dapat menimbulkan efek yang tidak
diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh sebab itu, penyediaan
informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung
dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat
sehingga dapadt meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan
obat.
Pesatnya perkembangan IPTEK mendorong percepatan teknologi dan
penelitian di bidang obat. Dengan ini meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mendorong masyarakat
menuntut pelayanan kesehatan termasuk pelayanan infomasi tentang obat.
Di sisi lain, hubungan antara dokter dan pasien yang masih belum sejajar,
membuat komunikasi yang terbangun antar dokter dan pasien juga relatif

Apotek Barito Farma 1


terbatas. Pada umumnya dokter hanya memberikan penjelasan secukupnya
sesuai pertanyaan pasien. Sementara pasien dengan keawamannya
terkadang tidak tahu apa yang harus ditanyakan. Informasi mengenai
penyakit dan obat yang disampaikan oleh dokter sering kali terbatas oleh
sebab itu dalam sebuah apotek peran apoteker dan asisten apoteker sangat
penting untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang obat-
obatan.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan


1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami segala kegiatan pengelolaan dan
pelayanan kefarmasian di Apotek.
2. Tujuan Khusus
a. Mengenal peran, fungsi, posisi, dan tanggung jawab seorang Tenaga
Teknis Kefarmasian di Apotek.
b. Melakukan pekerjaan kefarmasian
c. Memahami pengelolaan resep di Apotek yang meliputi alur pelayanan
resep, penyimpanan resep, dan pemusnahan resep.
d. Memahami manajemen kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi di
apotek yang meliputi perencanaan, pengadaan, pelaporan.

C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan


Dengan melaksanakan praktik kerja lapangan ini diharapkan didapat
berbagai hal yang bermanfaat seperti :

1. Dapat mengaplikasikan ilmu kefarmasian yang telah didapat sehingga


dapat meningkatkan keterampilan siswa.
2. Memperoleh gambaran dan pengalaman mengenai apotek dengan segala
aktivitas sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman mengenai peran
asisten apoteker, memperoleh bekal kemampuan manajerial, pengalaman
praktis dan keterampilan.

Apotek Barito Farma 2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Apotek
1. Definisi Apotek
Menurut Permenkes No.9 tahun 2017, Apotek sebagai sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Adapun
Surat Izin Apotek (SIA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
daerah kebupaten/kota kepada apoteker sebagai izin untuk
menyelenggarakan apotek.
PP 51 tahun 2009, Apotek merupakan suatu tempat atau distribusi obat
perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker sesuai standar dan etika
kefarmasian.
Menurut Menkes No. 35 tahun 2016, pelayanan kefarmasian adalah
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
pastiuntuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Menurut Kepmenkes No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Apoteker adalah sarjana farmasi yang
telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker. Adapun Asisten Apoteker
adalah tenaga kesehatan yang membantu Apoteker. Asisten Apoteker
menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 679/MENKES/SK/V/2003
Pasal 1, tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker menyebutkan
bahwa “Asisten Apoteker adalah Tenaga Kesehatan yang berijazah Sekolah
Menengah Farmasi, Akademi Farmasi dan Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan, Akademi Analisis Farmasi dan Makanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Di Apotek, Asisten Apoteker merupakan salah satu tenaga kefarmasian
yang bekerja di bawah pengawasan seorang Apoteker yang memiliki SIA

Apotek Barito Farma 3


(Surat Izin Apotek). Apoteker Pengelola Apotek (APA) merupakan orang yang
bertanggung jawab di Apotek dalam melakukan pekerjaan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker
di Apotek harus sesuai dengan standar profesi yang dimilikinya, karena
Apoteker dan Asisten Apoteker dituntut oleh masyarakat pengguna obat
(pasien) untuk bersikap secara profesional.

2. Fungsi Apotek
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian dijelaskan bahwa tugas dan fungsi apotek adalah:
1. Sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan.
2. Apotek berfungsi sebagai sarana pelayanan yang dapat dilakukan
pekerjaan kefarmasian berupa peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat.
3. Apotek berfungsi sebagai sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus
menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan
merata.

B. Pengelolaan Obat di Apotek


1. Tugas dan Peran Apotek dalam hal pengelolaan obat
Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, meliputi :
a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Penyimpanan
d. Pelayanan
Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (first in first out) dan FEFO (first
expire first out).

Apotek Barito Farma 4


1) Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
diperhatikan :
a. Pola Penyakit
b. Kemampuan Masyarakat
c. Budaya Masyarakat
2) Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan
sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan perundang
undangan yang berlaku.
3) Penyimpanan
a. Obat/ bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah
lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis
informasi yang jelas pada wadah baru, wadah sekurang-kurangnya
memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
b. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan
menjamin kestabilan bahan.

2. Tujuan Pengelolaan Obat di Apotek


Tujuan pengelolaan obat di apotek adalah terlaksananya optimalisasi
penggunaan obat melalui peningkatan efektifitas dan efesiensi
pengelolaan obat dan penggunaan obat secara tepat dan rasional.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Pengelolaan Obat di Apotek


Seluruh tenaga kefarmasian termasuk apoteker pengelola apotek
bertanggung jawab terhadap pengelolaan obat yang ada di dalamnya.
Mulai dari penerimaan barang yang dilakukan oleh tenaga farmasi,
kemudian dilanjutkan dengan penyimpanan, peracikan hingga
penyerahan obat kepada pasien harus dilakukan dengan penuh
ketelitian.

Apotek Barito Farma 5


4. Ruang Lingkup Pengelolaan Obat di Apotek
Secara khusus pengelolaan obat harus dapat menjamin :
a. Tersedianya rencana kebutuhan obat dengan jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
b. Terlaksananya pengadaan obat yang efektif dan efisien.
c. Terjaminnya penyimpanan obat dengan mutu yang baik.
d. Terjaminnya pendistribusian / pelayanan obat yang efektif.
e. Terpenuhinya kebutuhan obat untuk mendukung pelayanan
kefarmasian sesuai jenis, jumlah dan waktu yang dibutuhkan.
f. Tersedianya sumber daya manusia dengan jumlah dan kualifikasi yang
tepat.
g. Digunakannya obat secara rasional.

C. Pharmaceutical care
Pharmaceutical care, yaitu bentuk pelayanan dan tanggung jawab
langsung profesi farmasis dalam pekerjaan kefarmasian untuk mencapai
tujuan akhir yaitu peningkatan kualitas hidup pasien, bertambahnya
kesadaran mengenai kesehatan dan berkembangnya keinginan untuk ikut
memikul tanggung jawab bagi kesehatan pasien tersebut.

Apotek Barito Farma 6


BAB III
TINJAUAN UMUM
APOTEK BARITO FARMA

A. Sejarah/Profil Apotek Barito Farma


1. Sejarah Apotek Barito Farma
Apotek Barito Farma berdiri pada tanggal 5 Mei 1955, bertempat di jalan
Kinibalu No. 5 Banjarmasin dan dulu pernah buka selama 24 jam. Pada bulan
Oktober 2000 Apotek Barito Farma bergabung dengan Kimia Farma, dengan
begitu resmilah berganti menjadi Apotek Kimia Farma Barito yang mula-
mula dikepalai oleh Bapak Yudi Hardi Susilo, S. Si., Apt. dan pada tahun 2010
posisi Apoteker digantikan oleh Bapak Iman Nurwafdan, S.Si., Apt. Kemudian
pada 1 Januari 2011 operasional apotek kembali dikelola oleh apotekernya
Dra. Hj. Siti Chajati, S.Farm.,Apt. Awal tahun 2012 kontrak kerjasama Apotek
Barito Farma dengan Kimia Farma berhenti.
Pada bulan Mei 2012 Drs. H. Sumartono S. Farm.,Apt. dan Dra. Hj. Siti
Chajati S. Farm., Apt. Menyerahkan pengelolaan Apotek Barito Farma
Banjarmasin kepada Bapak Yudi Hardi Susilo S.Si., Apt. untuk mengelola dan
menjadi apoteker Apotek Barito Farma Banjarmasin. Kemudian pada tahun
2014 posisi Apoteker digantikan oleh Bapak Jhudi Bonosari S, S.Farm., M.Sc.,
Apt. sampai sekarang.

B. Visi dan Misi Apotek Barito Farma


1. Visi Apotek Barito Farma
Berani memberikan pelayanan secara prima untuk mewujudkan Apotek
Barito Farma Banjarmasin sebagai apotek terbaik dan menjadi unggul.

2. Misi Apotek Barito Farma


Memberikan pelayanan prima melalui Akreditasi Apotek secara bertahap
dengan standar internasional. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui

Apotek Barito Farma 7


peningkatan kualitas sarana, prasarana dan alat kesehatan yang tepat guna
disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan memiliki nggulan pelayanan
kesehatan.

C. Ketenagaan Farmasi di Apotek Barito Farma


Apotek Barito Farma memiliki ketenagaan farmasi yang terdiri dari 1 orang
Apoteker dan 3 orang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).

Apoteker :
Jhudi Bonosari S. M.Sc., Apt

Tenaga Teknis Kefarmasian

(TTK)

Sri Rusmini Muhammad Junaidi Yanti Anggrayeni

Tabel 1. Ketenagaan Farmasi di Apotek Barito Farma

D. Ketenagaan di Apotek Barito Farma


JENIS KETENAGAAN JUMLAH SAAT INI
Apoteker 1 Orang
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) 3 Orang
Dokter Umum 1 Orang
Dokter Anak 1 Orang
Fisioterapis 1 Orang
JUMLAH 7 Orang
Tabel 2. Ketenagaan di Apotek Barito Farma

Apotek Barito Farma 8


E. Sarana dan Prasarana
Sarana, terdiri dari beberapa ruangan dan komponen- komponen
lainnya, seperti :
a. Tempat Parkir, yang terletak dibagian depan Apotek Barito Farma
yang cukup luas untuk menampung beberapa kendaraan dari
pengunjung yang dating ke apotek.
b. Ruang Tunggu, berada pada sisi samping dan sisi depan dari tempat
parker yang terletak pada bagian depan Apotek Barito Farma terdapat
beberapa tempat duduk untuk pengunjung/ konsumen agar dapat
menunggu obat yang dibeli/ resep yang ditebus.
c. Ruang Peracikan, terdapat di dalam apotek di atas lemari Narkotika
dan Psikotropika.
d. Ruang Dokter Umum, berada di atas lantai 2.
e. Ruang Dokter Spesialis Anak, berada di sisi samping apotek.
f. Ruang Fisioterapis , berada di sisi samping apotek.
g. Toilet, terletak di belakang ruang dokter spesialis anak atau di sisi
samping sebelah kiri tangga lantai 2.
h. Tempat Sampah

Prasarana :
a. Semua macam obat-obatan, bahan pelarut, bungkus puyer.
b. Peralatan peracikan (seperti : mortir dan stamper, timbangan
milligram), gunting, staples, kalkulator.
c. Wadah pengemas/ wadah pembungkus antara lain : etiket, wadah
pengemas dan pembungkus dengan jenis ukuran yang sesuai dengan
kebutuhan.
d. Buku standar yang ada seperti : ISO, MIMS.

Apotek Barito Farma 9


BAB IV
PEMBAHASAN

A. Manajemen Perbekalan Farmasi


1) Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
diperhatikan pola penyakit dan kemampuan serta budaya masyarakat.
Terkait dengan pertimbangan tersebut, maka obat-obat yang sering masuk
dalam perencanaan adalah yang terkait dengan penyakit tertentu. Salah
satu perencanaan yang ada di apotek adalah buku catatan obat yang sudah
habis/ mau habis yang disebut buku defekta. Sebelum perencanaan
ditetapkan, umumnya yang didahulukanoleh prediksi tentang peristiwa
yang akan datang.

2) Pengadaan
Di Apotek Barito Farma barang yang habis akan dicatat di buku defekta
dan kemudian dipindahkan kedalam Surat Pesanan (SP). Manajemen
pengadaan di Apotek Barito Farma didahului oleh pemesanan obat dengan
surat pesanan resi sesuai dengan golongannya. SP di Apotek Barito Farma
berbeda-beda, SP untuk pelayanan resep dokter Apotek Barito Farma
mempunyai SP sendiri. Tapi untuk SP Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
SP sesuai aturan, untuk SP Narkotika dan Psikotropika mempunyai 4 rangkap
dan hanya ada 1 macam Narkotik, untuk SP Prekursor disesuaikan dengan
PBF masing-masing. Setelah nama barang yang dipesan dicatat sesuai
kategori SP, Apotek Barito Farma menghubungi petugas sales atau petugas
sales mempunyai jadwal sendiri untuk datang ke apotek setelah SP tersebut
diberikan kepada petugas sales.

Apotek Barito Farma 10


3) Penerimaan
Setelah barang datang, petugas apotek akan menyesuaikan atau
mengecek SP Apotek Barito Farma dengan barang yang datang. Petugas
pengantar barang tidak hanya membawa barang yang dipesan apotek, tetapi
mereka juga membawa faktur pembelian. Pengecekan barang meliputi :
a. Nama Barang
b. Jumlah barang yang dipesan
c. Tanggal kedaluwarsa
d. Bentuk fisik barang

4) Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Barito Farma disesuaikan dengan bentuk
sediaan, alphabet, kategori, suhu ruangan, dan juga lemari khusus
penyimpanan obat Narkotik dan Psikotropik. Penyimpanan obat di Apotek
Barito Farma digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Obat bebas, generik/paten, obat non narkotik dan obat lain yang tidak
memerlukan kondisi penyimpanan tertentu, disusun secara alphabet dan
juga dibedakan berdasarkan bentuk sediaan.
b. Suppositoria dan injeksi disimpan pada suhu yang dingin yaitu di lemari
es/kulkas.
c. Obat Narkotik dan Psikotropik disimpan pada lemari khusus sesuai
dengan ketentuannya.

5) Pendistribusian Obat
Pendistribusian obat di apotek hanya bisa disalurkan dari pabrik sebagai
produsen kemudian PBF sebagai penyalur lalu Apotek sebagai pelayanan
dan pasien sebagai konsumen. Tujuan distribusi adalah terjaminnya
kecukupan obat sesuai kebutuhan pelayanan dan terpeliharanya efisiensi
penggunaan obat di apotek.

Apotek Barito Farma 11


6) Pencatatan
Pencatatan obat di Apotek Barito Farma dilakukan setiap saat melalui
kartu stok, guna kartu stok untuk mencatat barang yang berkurang atau
barang yang datang dan dicatat oleh pegawai. Masing-masing petugas
apotek akan melakukan stock of name untuk penyetokan ulang bias
dilakukan sebulan sekali ataupun tiga bulan sekali, ini dilakukan untuk
pengontrolan obat yaitu kedaluwarsa obat dan kondisi obat.

7) Pelaporan
Pelaporan di Apotek Barito Farma dilakukan setiap hari yaitu laporan
penjualan tunai, laporan pemakaian obat narkotik, psikotropik, dan
precursor yang disetorkan oleh Apotek Barito Farma setiap sebulan sekali
dan paling lambat tanggal 10 diserahkan kepada BPOM dan Dinas Kesehatan
Kota dengan terusan ke Dinas Kesehatan Provinsi, Badan dan laporan kas
harian.

8) Administrasi
Administrasi di Apotek Barito Farma, meliputi :
a. Kartu stok, nota penjualan, kwitansi, salinan resep, dan surat pesanan.
b. Buku-buku (buku pembelian, buku penjualan, buku keuangan, dan
buku harian).
c. Buku-buku wajib apotek (ISO, peraturan perundang-undangan, buku
standar pelayanan apotek).

9) Pemusnahan Resep
Pemusnahan resep di Apotek Barito Farma dilakukan bila resep
tersebutsudah terkumpul selama 3 tahun, pemusnahan resep dilakukan
dengan cara dibakar dan dihancurkan. Setelah pemusnahan maka
disusunlah berita acara pemusnahan resep yang disaksikan 2 tenaga teknis

Apotek Barito Farma 12


kefarmasian, 1 orang apoteker, dan petugas dari Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (BPOM).

10) Penanganan Obat Rusak


Obat-obat yang mendekati kedaluwarsa akan diretur (dikembalikan) ke
Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang sebelumnya telah dilakukan perjanjian
dengan persyaratan tertentu. Pengambilan obat ke PBF dilakukan 3 bulan
sebelum kedaluwarsa atau menurut ketentuan dari PBF yang bersangkutan.
Obat-obatan yang kedaluwarsa akan dikumpulkan dan dimusnahkan dengan
cara tertentu.
Sediaan obat yang berbentuk tablet, cara pemusnahannya digerus
terlebih dahulu, kemudian dikubur dalam tanah atau sediaan dibuang
kesaluran air, sediaan sirup dibuka dan isinya dibuang kesaluran air. Khusus
obat golongan Narkotika dan Psikotropika apabila rusak maupun
kedaluwarsa maka dibuatkan berita acara pemusnahan resep yang akan
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota dengan tembusan ke Dinas Kesehatan
Provinsi, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

B. Kegiatan Pelayanan
1. Pelayanan Resep (Tunai, Kredit, Narkotikdan Psikotropik)
Pelayanan resep tunai di Apotek Barito Farma mempunyai alur, yaitu
pasien mendapatkan resep dari dokter lalu resep diserahkan ke apotek,
petugas apotek akan mengecek dan memberikan harga resep yang ditebus
pasien apakah pasien setuju atau tidak dengan harga tersebut, jika setuju
pasien akan membayar dan petugas apotek akan menyiapkan obat sesuai
resep dan diperiksa kembali, kemudian diserahkan kepada pasien dengan
memberi informasi tentang cara penggunaan obat beserta khasiatnya.
Pelayanan resep kredit, pasien datang dengan membawa copy resep
yang dibawa dari dokter yang bekerjasama dengan Apotek Barito Farma,
pasien diminta mengisi blangko yang disiapkan dengan dimintai tanda

Apotek Barito Farma 13


tangan dan nama jelas oleh petugas apotek dan petugas Apotek Barito
Farma akan menyiapkan obat dan diperiksa kembali, kemudian diserahkan
kepada pasien dengan memberi informasi tentang cara penggunaan obat
beserta khasiatnya.
Pelayanan resep narkotik dan psikotropik, apotek hanya melayani dari
resep asli atau salinan resep yang dibuat oleh apotek itu sendiri atau dari
dokter lain yang bekerja sama dengan apotek yang obatnya belum diambil
sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian
obat tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.
Resep narkotik dan psikotropik yang masuk, dipisahkan dari resep lainnya
dan diberi garis berwarna merah untuk obat narkotik dan bergaris biru untuk
obat psikotropik.

2. Pelayanan Informasi Obat


Pelayanan Informasi Obat di Apotek Barito Farma dilakukan ketika
penyerahan obat yang sesuai dengan resep tersebut, petugas apotek akan
menyampaikan cara penggunaan obat, khasiat obat dan waktu pemakaian
obat. Ketika pasien datang membeli obat tanpa resep dokter, petugas
apotek melakukan tanya jawab kepada pasien dengan mengumpulkan
informasi-informasi yang disampaikan kepada petugas apotek dan tidak
melakukan diagnosa seperti dokter.

3. Penyiapan Obat
a. Peracikan Obat
Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur
tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan
etiket yang benar.
b. Etiket
Etiket harus jelas dan dapat dibaca.

Apotek Barito Farma 14


c. Kemasan obat yang diserahkan
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok
sehingga terjaga kualitasnya.
d. Penyerahan obat
Sebelum menyerahkan obat kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
akhir berupa kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat
dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling
pada pasien.
e. Informasi obat
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, mudah
dimengerti, akurat, bijak dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-
kurangnya meliputi cara pemakaian, cara penyimpanan, jangka waktu
pengobatan, serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama
terapi pengobatan.
f. Konseling
Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi,
pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya sehingga dapat memperbaiki
kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan.
g. Monitoring penggunaan obat
Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan
pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti
cardiovascular, diabetes, TBC, asma dan penyakit kronis lainnya.

Apotek Barito Farma 15


Resep Datang Skrinning Resep Menghitung Jumlah Obat

Informasi Pembayaran Resep Menghitung Harga Obat

Resep di Bayar

Meracik Obat Obat diserahkan

(Jika sediaan racikan) Pemberian


Informasi Obat

Tabel 3. Alur Pelayanan di Apotek Barito Farma

Apotek Barito Farma 16


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari Praktik Kerja Lapangan, meliputi :
1. Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh Apoteker.
2. Apotek Barito Farma bekerja sama dengan beberapa dokter, yaitu dokter
umum, dokter anak dan fisioterapis yang memudahkan masyarakat
untuk berobat.
3. Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
diperhatikan :
a) Pola Penyakit
b) Kemampuan Masyarakat
c) Budaya Masyarakat

B. Saran
1. Disarankan agar gudang obat diperluas agar obat tetap bias tersusun
dengan rapi.
2. Disarankan agar dapat menambah tanaman agar terlihat lebih indah.
3. Perlu adanya perluasan di tempat peracikan.

Apotek Barito Farma 17


Daftar Pustaka
Anonim. 2004. Menurut Permenkes No.9 tahun 2017 Tentang Apotek
Anonim. 1980. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 Tentang Apotek
Anonim. 2016. Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2016 Tentang Pelayanan
Kefarmasian
Anonim. 2004. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
No.1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek
Anonim. 2003. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.679/MENKES/SK/V/2003 Pasal 1 Tentang Registrasi dan Izin Kerja
Asisten Apoteker
Sutwikarta. R. Rumli. Perundang-undangan Kesehatan. Volume I san II SMK
Farmasi YPIB Majalengka, 2003

Apotek Barito Farma 18

Anda mungkin juga menyukai