Perhitungan Perkerasan Kaku Metode AASHTO 1993 PASPRO PDF
Perhitungan Perkerasan Kaku Metode AASHTO 1993 PASPRO PDF
213)
Dengan menggunakan data - data diatas maka nilai k dapat berdasarkan AASHTO 1993,
nilai modulus reaksi tanah dasar (k) ditentukan apakah menggunakan subbase atau tidak.
Pada perencanaan ini digunakan subbase Lean Mix Concrete (LMC). Data-data yang di-
gunakan untuk menentukan nilai k sebagai berikut :
• MR = 9000 Psi
Nilai CBR tanah dasar sebesar = 6% maka nilai MR bisa didapatkan dengan meng
gunakan rumus berikut:
MR = 1500 x CBR
MR = 1500 x 6 = 9000 Psi
maka didapat nilai MR sebesar = 9000 Psi
• ESB = 500000 Psi
(Karena LMC merupakan campuran semen agregat (cement aggregate mixtures).
• Perhitungan ESAL
Gjt = ((1+i)UR-1)/I = 33.1
ESAL = fd x Gjt x 365 x Ni x FEi
Perhitungan nilai ESAL berdasarkan jenis kendaraan
Jml konf. Beban sumbu (ton) konf. Beban sumbu (kip)
Jenis Kendaraan
Smb RD RB RGD RGB RD RB RGD RGB
1 2 3 4 5 6 3 4 5 6
Mobil penumpang 2 1 1 - - 2.25 2.25 - -
Bus 2 3 5 - - 6.75 11.25 - -
Truk 2 as kecil 2 2 4 - - 4.50 9.00 - -
Truk 2 as besar 2 5 8 - - 11.25 18.00 - -
Truk 3 as 2 6 14 - - 13.50 31.50 - -
Truk gandeng 4 6 14 5 6 13.50 31.50 11.25 13.50
Ket : RD= Roda depan, RB= Roda belakang, RGD= Roda gandeng
depan, RGB= Roda gandeng belakang.
Dari perhitungan diatas, didapatkan nilai W18 dalam 1 tahun = 80228.50 ESAL.
Lalu lintas yang digunakan pada perencanaan tebal untuk perkerasan kaku adalah lalu
lintas kumulatif selama umur rencana. Secara numerik rumusan lalu lintas ini adalah -
sebagai berikut :
n
Wt = W18 x (1+g) -1 = 53,340,025
g
Jadi, didapat nilai lalu lintas kumulatif selama umur rencana = 53,340,025
Dengan menggunakan data - data diatas dan nomogram perkerasan kaku berdasarkan
metode AASHTO maka tebal slab bisa ditentukan. Berikut adalah nomogram perkerasan
kaku berdasarkan metode AASHTO :
Nomogram Perkerasan Kaku AASHTO
Berdasarkan nomogram diatas maka didapat tebal pelat sebesar = 10.5 inch = 267 mm.
27
• Hasil Desain Struktur Perkerasan Kaku berdasarkan AASHTO 1993 (Reinforcement Design)
Untuk rincian desain pada perkerasan beton bersambung tanpa tulangan menurut AASHTO 1993
adalah sebagai berikut :
- Lebar pelat = 4.5m @ 2 lajur
- Tebal pelat = 267 mm
- Berdasarkan Pavement Analysis and Design (Yang H Huang), perencanaan batang pengikat
menggunakan rumus berikut :
Dimana :
As = luas tulangan yang diperlukan (mm2/m lebar)
F = koefisien gesekan antara pelat beton dengan lapisan dibawahnya.
L' = jarak antar sambungan (m)
h = tebal pelat (m)
fs = tegangan tarik baja (Mpa)
Data - data perencanaan yang dibutuhkan untuk merencanakan batang pengikat ada sebagai
berikut :
fs = 33000 psi
L' = 3.6 m = 142 in
h = 267 mm = 10.5 in
fa = 1.5
ɣ'c = 0.09 pci = 23.6 kN/m3
= 0.005871 in2/in
untuk menentukan jarak antar batang dihitung dengan membagi luasan batang pengikat
(tie bars) no.04 dengan nilai As. Sehingga didapat jarak antar batang pengikat sebesar :
s = 0.2 = 34.1 in = 865 mm
0.01
Berdasarkan Pavement Analysis and Design (Yang H. Huang), diameter dowel adalah =1/8 dari
tebal slab maka diameter dowel adalah 1.31 in. ( 33.3 ) mm. atau bisa juga menggunakan do
wel dengan diameter 1.4 in. ( 36 )mm. menurut PCA (Portland Cement Association).
• Tie Bars
Tie Bar dirancang untuk memegang plat sehingga teguh, dan dirancang untuk menahan -
gaya - gaya tarik maksimum. Tie bar tidak dirancang untuk memindahkan beban. Tie bar
mengacu pada Tabel 2.27 (Rigid pavement, Ari Suryawan, 2015).
Kesimpulan :
Berdasarkan metode yang dgunakan pada perhitungan diatas, didapatkan hasil tebal pelat beton
267 mm. dengan menggunakan lapis pondasi LMC (Lean Mix Concrete) adalah 10 cm dan juga
lapis pondasi agregat kelas A = 15 cm.
dengan sambungan dowel : 32 dengan panjang 450 sejarak 300 mm
dengan sambungan tiebar : 13 dengan panjang 635 sejarak 813 mm