Anda di halaman 1dari 4

REHABILITASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN

Pemeliharaan dan perbaikan pada bangunan harus diberikan secara dini dan teratur agar
tidak meluasnya kerusakan pada bagian komponen lainnya.

1. Pemeliharaan (Maintenance)
Tindakan rutin pada bangunan atau komponennya sebelum mengalami kerusakan guna
mempertahankan atau memperpanjang umur layannya.
2. Perbaikan Ringan (Repairing)
Usaha untuk mengembalikan kinerja bangunan atau komponennya pada kondisi awal.
3. Perbaikan dengan Perkuatan (Strengthening)
Usaha untuk meningkatkan kemampuan bangunan atau komponennya di atas
kemampuan awalnya.
Ada tiga jenis strengthening:

- meningkatkan kekuatan
- meningkatkan daktilitas
- meningkatkan kekuatan dan daktilitas

4. Restorasi (Restoration)
Upaya mengembalikan bangunan atau komponennya agar dapat dipakai lagi dengan cara
perbaikan ringan (repairing) atau dengan perkuatan (strengthening).
5. Retrofitting
Memperbaiki struktur bangunan tanpa harus mengubah wajahnya.
Ungkapan umum tentang istilah repairing, strengthening, dan restoration.
Tindakan retrofit terhadap sebuah bangunan, dapat dilakukan asal memenuhi beberapa
pertimbangan berikut:

- Bangunan yang mempunyai nilai sejarah atau bersifat monumental yang perlu
dilestarikan.
- Biaya retrofit masih relatif kecil atau biaya pembangunan baru tidak mencukupi dalam
hal:

a. Bangunan lama yang mengalami penurunan kualitas/cacat pada komponen/elemen


struktur atau non struktur akibat umur, bencana (seperti kebakaran, gempa, angin,
banjir).
b. Bangunan lama yang mengalami perubahan fungsi.
c. Bangunan baru/masih dalam tahap konstruksi yang mengalami kegagalan akibat
kesalahan pelaksanaan atau perencanaan.

- Pembongkaran tidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya teknologi pembongkaran


(demolishing), tidak tersedianya tempat akhir pembuangan hasil pembongkaran,
bangunan lama harus segera berfungsi karena pertimbangan nilai ekonomis.

Maksud Pemeliharaan:
a. Pemeliharaan dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas bahan atau komponen
konstruksi pada suatu bangunan.
b. Perbaikan dan Perkuatan dimaksudkan untuk mencegah meluasnya penurunan
kualitas bahan (deterioration) serta mengembalikannya pada kondisi semula.

Konsep Dasar Pemeliharaan & Perbaikan:


a. Bahan atau konstruksi akan mengalami penurunan kualitas seiring dengan umur
bangunan.
b. Pemeliharaan harus dilakukan dengan terrencana sesuai dengan spesifikasi bahan
yang dipakai serta disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang mungkin mempengaruhi
selama masa pakai bangunan.
c. Pengabaian terhadap rencana pemeliharaan akan memperluas dan memperparah
tingkat kerusakan bahan atau komponen konstruksi.
d. Pemilihan kualitas bahan dan kualitas pekerjaan, secara relatif menambah umur pakai
akan lebih panjang hingga mengurangi interval jadwal pemeliharaan.
e. Pekerjaan perbaikan dapat dilakukan setelah diketahui secara tepat tentang penyebab
kerusakannya dan penyebab tersebut telah ditanggulangi.

Perlunya Perencanaan Pemeliharaan:


Perancang harus memperhitungkan akan terjadi penurunan kualitas bahan seiring
berjalannya waktu hingga prosedur pemeliharaan dapat dilakukan secara mudah dan
tepat.
Dalam perancangan perlu dipikirkan pembuatan detail komponen bangunan serta jenis
bahan sehingga memudahkan dalam proses pekerjaan pemeliharaan.
- detail yang rumit akan sulit pemeliharaannya sehingga biaya pemeliharaan menjadi
tinggi,
- penggunaan kualitas bahan yang berkualitas rendah akan memperpendek umur-pakai
hingga mahal pemeliharaannya,
- rendahnya kualitas pelaksanaan dan tidak tersedianya as built drawing dan informasi
lainnya akan sulit dalam proses pelaksanaan pemeliharaannya,
- seringnya perancang tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pemeliharaan
hingga pelaku pemeliharaan akan sulit mendapatkan informasi tentang bangunan
tersebut, perancang perlu motivasi diri dalam berkarya dengan bertanya pada diri sendiri
hal-hal:

- bagaimana kemudahan pemeliharaan nantinya?


- bagaimana komponen itu dapat dibersihkan?
- berapa lama perkiraan umur komponen itu?
- bagaimana cara menggantinya bila rusak?

Program Kegiatan Perbaikan


Agar bangunan mencapai umur rencana maka dilakukan (sering dikenal dengan sebutan
P-5), yaitu:

1. Pengujian 3. Pemeliharaan 5. Perkuatan


2. Pengkajian & Penelitian 4. Perbaikan

1. Pengujian
- Program pengujian direncanakan secara berkala untuk mengetahui kondisi aktual setiap
komponen bangunan di setiap saat sepanjang umur bangunan.
- Jangka waktu program pengujian berbeda antara satu komponen dengan lainnya,
misalnya cat interior akan berbeda dengan eksterior, yang dipengaruhi kualitas bahan
maupun cuaca.
2. Pengkajian & Penelitian
- Bila terjadi penyimpangan terhadap umur-pakai yang dirancang, berdasarkan data hasil
uji, dilakukan penyelidikan serta kajian untuk menentukan secara pasti penyebab
kerusakan yang terjadi.
- Berdasar faktor penyebab kerusakan serta intesitasnya, disusun langkah-langkah
pemulihan melalui pemeliharaan.
- Bila diinginkan peningkatan beban akibat alih fungsi bangunan maka berdasar data
eksisting komponen bangunan, dapat disusun upaya perkuatan struktur.
3. Pemeliharaan
- Pemeliharaan merupakan pekerjaan minimal yang harus dilakukan dalam upaya
menjaga bangunan dapat dipakai sesuai umur rencana.
- Pekerjaan pemeliharaan harus dilakukan secara rutin dan berkala sesuai dengan umur
rencana.
- Pekerjaan pemeliharaan harus dilakukan sepanjang umur bangunan dan dilakukan
dalam kondisi ada atau tidak kerusakan pada bangunan tersebut.
Langkah yang harus dilakukan dalam pemeliharaan:

a) Catat dan buat file semua nama jenis, produsen dan jenis uji yang dilakukan dari
bahan dan proses kerja yang digunakan.
b) Pelajari spesifikasi bahan guna menentukan jadwal pemeriksaan dan pemeliharaan.
c) Catat dan buat file semua gambar rencana kerja pelaksanaan, terutama gambar as built
drawing yang menjelaskan terjadinya perubahan terhadap gambar rencana semula.
d) Buat catatan peristiwa yang terjadi sepanjang umur bangunan tentang kejadian yang
menyimpang seperti perubahan fungsi, perubahan posisi komponen struktur, terjadinya
kerusakan, bencana dan lainnya.
e) Lakukan pekerjaan pemeliharaan bila sudah tiba saatnya atau sebelumnya, hingga
dapat diketahui lebih dini bila terjadi gejala kerusakan.
4. Perbaikan
Prinsip utama perbaikan tidak dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan struktur
bangunan yang ada, namun hanya bersifat memulihkan ke bentuk semula. Tujuannya
adalah agar bangunan dapat segera difungsikan kembali.
Tindakan perbaikan terpaksa harus dilakukan bila terjadi hal-hal yang menyimpang dari
rencana semula, baik akibat kesalahan perencanaan, kelalaian terhadap jadwal
pemeliharaan, ataupun akibat terjadinya bencana.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum melakukan tindakan perbaikan adalah
sebagai berikut:

a. Lakukan pemeriksaan yang intensif dengan atau tanpa peralatan sesuai dengan jenis
dan derajat kerusakan,
b. Pelajari secara cermat hasil pemeriksaan, dan lakukan analisis secaramendalam dari
berbagai aspektentang kemungkinan penyebab kerusakan,
c. Tentukan derajat kerusakanyang terjadi apakah bersifat setempat atau menyeluruh,
d. Lakukan analisa, apakah kerusakan diakibatkanoleh kesalahanperencanaan, atau
pelaksanaan,
e. Tentukan cara perbaikan dengan alternatif-alternatifnya,
f. Lakukan perencanaan ulang bila kerusakan yang terjadi diakibatkan oleh kesalahan
perencanaan ataupun pelaksanaan,
g. Lakukan analisis aspek ekonomi apakah tindakan perbaikan lebih menguntungkan
atau harus dilakukan pembongkaran, baik setempat maupun keseluruhan bangunan,
h. Gambarkan secara rinci metode kerja, pemilihan bahan yang akan diterapkan dalam
proses perbaikan,
i. Buatkan file dari semua kegiatan perbaikan, sebagai bahan untuk memudahkan
pemeliharaan selanjutnya.

Berdasarkan kerusakan atau cacatnya suatu komponen/elemen struktur, maka proses


perbaikannya dibagi dalam 2 kategori, yaitu:

1. Perbaikan kosmetik, yaitu tindakan perbaikan pada bagian komponen atau elemen non
struktur yang secara visual terlihat cacat. Sebagai contoh penutupan celah antara dinding
dengan rangka balok & kolom, penutupan retak pada dinding, penutupan celah dilatasi,
penggantian rangka plafon yang rusak, atau pelapisan dinding yang rusak akibat
pelapukan.
2. Perbaikan struktural, yaitu tindakan perbaikan pada komponen/elemen struktur yang
mengalami kerusakan atau cacat, sehingga kinerja/perilaku struktur mengalami
penurunan. Misalnya, penutupan celah pada komponen struktur (balok, kolom, pelat
lantai, dinding beton) yang retak menggunakan bahan epoxy resin, penggantian
tulanganyang patah atau berkurangnya diameter tulangan akibat korosi, penutupan
permukaan beton yang terkelupas.
5. Perkuatan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum melakukan tindakan perkuatan adalah
sebagai berikut:

a. Lakukan langkah-langkah seperti pada pekerjaan perbaikan (dari a sampai i),


b. Pertimbangkan bahwa pekerjaan perkuatan tidak akan mengganggu atau merusak
aspek estetika bangunan, dan perlu melakukan harmonisasi terhadap konsep estetika
yang telah ada.
c. Selain itu juga perlu dipertimbangkan secara matang bahwa pekerjaan perkuatan yang
dilakukan tidak mengubah perilaku struktur yang dapat merugikan stabilitas awal
struktur yang ada.

Hal paling utama yang harus kita lakukan adalah bahwa kita jangan hanya cuma bisa
pandai membangun, tetapi kita juga harus bisa pandai merawat, demikian tulisan ini se
Kegunaan dari drainase yaitu :

 Mengeringkan daerah becek dan genangan air


 Menstabilkan permukaan air tanah
 Mengendalikan erosi, kerusakan jalan, dan bangunan
 Mengendalikan air hujan yang berlebihan
moga dapat bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai