Maintenance atau pemeliharaan pada Gedung dimaksudkan sebagai gabungan dari tindakan
teknis dan administrative, yang dimaksudkan untuk mempertahankan,dan memulihkan fungsi
bangunan sebagaimana yang telah di rencanakan sebelumnya. Keberhasilan suatu bangunan
dinilai dari kemampuan bangunan untuk ada pada kondisi yang diharapkan, yang dipengaruhi
oleh beberapa persyaratan,antara lain :
1. Persyaratan fungsional
Yang dimaksud persyaratan fungsional adalah persyaratan yang terkait dengan fungsi
bangunan. Setiap bangunan memiliki fungsional umum dan khusus yang perlu dipenuhi.
Persyaratan umum contohnya adalah bangunan mampu melindungi pemakainya dari
lingkungan luar. Sedangkan persyarat khusus sangat tergantung pada jenis dan fungsi
bangunan tersebut.
2. Persyaratan Performance
Masing masing bangunan memiliki persyaratan performance bangunan yang sangat spesifik.
Performance bangunan mencakup banyak aspek, mulai dari performance fisik luar bangunan,
sampai pada elemen elemen Mekanikal dan elektrikal ( ME ).
Tindakan pemeliharaan bangunan sangat ditentukan oleh tuntutan performance yang terkait
dengan fungsi bangunan. Namun seringkali terjadi perbedaan standart performance bangunan
menurut USER dan menurut OWNER, terutama pada bangunan sewa.
Pemilik / Owner
Seringkali para pemilik gedung tidak melaksanakan program pemeliharaan yang sudah
dibuat,bahkan cenderung memperpanjang interval pemeliharan dengan tujuan mengurangi
beban biaya pemeliharaan agar keuntungan yang di dapat lebih besar. Padahal dengan
tertundanya jadwal pemeliharaan rutin akan mengakibatkan bertumpuknya kualitas kerusakan (
Multipier effect ) yang akhirnya akan membutuhkan biaya perbaikan yang jauh lebih besar.
Kurangnya data dan pengetahuan
Seringkali pemeliharaan rutin tidak dapat dilakukan akibat kurangnya data baik manual,sejarah
pemeliharaan ataupun dokumentasi. Disamping itu juga kekurangan pengetahuan dari personil
pengelola gedung baik tingkat manajerial maupun pelaksana mengakibatkan program
pemeliharaan dan pelaksanaanya kurang optimal.
B. Pemeliharaan Remedial
Pemeliharaan remedial adalah pemeliharaan perbaikan yang dapat diakibatkan oleh :
Kegagalan teknis / manajemen
Kegagalan teknis / manajemen bisa terjadi pada tahap kontruksi maupun pada tahap
pengoperasian bangunan. Pada tahap kontruksi contohnya adalah kecerobohan dalam
pemasangan suatu komponen bangunan. Pada tahap pengoperasian bangunan, kesalahan
dalam merencanakan jadwal pemeliharaan bias terjadi dan ini dapat berakibat pada kerusakan
alat atau bahan bahan bangunan.
Kegagalan kontruksi dan desain
Dalam hal ini faktor desain dan kontruksi berhubungan erat. Contoh dari segi desain adalah
kesalahan dalam pemilihan bahan bangunan, sehingga usia pemakaiannya pendek dan tidak
bertahan lama. Sedangkan dari segi kontruksi kesalahan dalam pelaksanaan finishing dapat
menyebabkan usia pemakaiannyapun tidak bertahan lama.
Kegagalan dalam pemeliharaan
Faktor lain yang menyebabkan kegiatan pemeliharaan perbaikan selama periode pemakaian
bangunan adalah akibat kegagalan pemeliharaan yang disebabkan oleh :
Program pemeliharaan rutin yang dibuat tidak memadai
Program perbaikan yang tidak efektif
Inspeksi inspeksi yang tidak dilaksanakan dengan baik
Data - data pendukung pemeliharaan yang tidak mencukupi
Secara lebih luas, ditinjau dari direncanakan atau tidak, kegiatan pemeliharaan rutin dapat
diklasifikasikan menjadi :
Difinisi :
Planned Maintenance : Pemeliharaan yang diorganisasikan dan dilaksanakan dengan
perencanaan, control dan penggunaan laporan laporan untuk suatu rencana yang
ditentukan sebelumnya.
Condition Based Maintenance : Preventive maintenance yang di mulai dari suatu hasil
pengetahuan kondisi suatu hal dari pemantauan rutin.
Masing masing pihak memiliki tuntutan performance bangunan yang berbeda. Hal ini bisa
menyulitkan untuk menentukan standart sejauh apa kegiatan pemeliharaan bangunan perlu
dilakukan. Mengingat kompleksitas pekerjaan yang sangat besar, maka manajen pemeliharaan
dalam gedung bertingkat tinggi biasanya dilakukan oleh suatu organisasi pemeliharaan yang
disebut dengan ORGANISASI PEMELIHARAAN GEDUNG.
Organisasi pemeliharaan gedung ini bertanggung jawab dalam perencanaan,pengawasan dan
penentuan pelaksanaan / operasi pemeliharaan. Organisasinya bisa In House atau berasal
dari lembaga diluar pemilik seperti konsultan atau kontraktor khusus bidang pemeliharaan.
Dalam pembentukan organisasi pemeliharaan gedung ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu
:
Organisasi pemeliharaan harus memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan garis
kebijakan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Organisasi pemeliharaan harus mampu bekerja secara efektif melalui pengamat dan
pengendalian terhadap performansinya.
1. Reliabilitas ( kehandalan )
2. Availabilitas ( ketersediaan )
3. Memperpanjang umur teknis
4. Memberikan nilai tambah
Untuk mencapai hal tersebut diatas maka building management harus membuat jadwal
pemeliharaan sesuai spesifikasinya baik fisik gedung maupun mekanikal dan elektrikalnya.
Personil organisasi pemeliharaan yang dibawahi mechanical dan electrical manager
bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan terhadap :
1. AC
2. System pengadaan air bersih
3. System pembuangan air kotor
4. System pencegah kebakaran
5. Elevator
6. Gondola
7. Power suplay ( PLN dan genset )
8. Penerangan,telekomunikasi dan CCTV
9. Sound system
10. Dll
3. Supervisor
Membuat rencana kerja dan pemeliharaan dan penugasan bersama sama chief
Mengatur dan mengkoordinir pekerja harian sesuai dengan bidangnya
Mengatur penggunaan peralatan dan bahan
Membuat laporan kepada chief secara rutin
4. Teknisi / Pelaksana
Mast Climber
Mast Climber adalah sebuah alat yang digunakan untuk pekerjaan maintenance sebuah
gedung, cara kerja alat ini hampir mirip dengan cara kerja sebuah gondola yang terdapat
keranjang orang, yang membedakan alat ini dengan gondola ada pada alat pengeraknya bila
gondola mengunakan sebuah kawat untuk mengatur keranjangnya, alat ini mengunakan tower
sebagai lintasan untuk naik turun
Sistem
Maintenance ini
digunakan untuk
perawatan pada
bagian horizontal
pada sebuah
bangunan seperti
pada atap ataupun
jembatan
KONSTRUKSI PARAPHET CLAMP
Jenis Konstruksi Penggantung Paraphet Clamp adalah
Konstruksi yang digunakan untuk gedung yang hanya
memiliki space/area terbatas pada lantai roof top. Jenis
konstruksi tersebut hanya digunakan pada gedung yang
struktur paraphet nya terbuat dari full beton bertulang
T-JACK MANUAL
Konstruksi Penggantung T-Jack adalah konstruksi yang
terdiri dari Suspended Mechanism dan Counterweight.
Biasa digunakan para kontraktor proyek pembangunan
gedung. Jenis Konstruksi ini dapat dipindahkan ke
berbagai gedung untuk pekerjaan pemasangan kaca atau
finishing bagian luar gedung. Namun jenis Konstruksi T-
Jack memerlukan waktu yang agak lama setiap
pemindahan platform dari sisi vertical ke sisi vertical
lainnya dikarenakan harus membongkar dan merakit
ulang setiap pemindahan platform (keranjang)
DAVID SOCKET
Konstruksi David Socket adalah konstruksi penggantung
yang digunakan untuk gedung yang memiliki space
terbatas. Area minimal yang diperlukan untuk konstruksi
jenis david socket adalah 80 cm dari paraphet bagian
dalam.David Socket memiliki batas maksimal yang telah
direkomendasi oleh depnaker yaitu hanya boleh
digunakan untuk gedung maksimal 10 lantai, serta batas
dimensi yang diperbolehkan adalah tinggi konstruksi 2
meter dan panjang lengan pengantung 2 meter. David
Socket dipasang pada sitting plate yang sudah mengait
ke struktur gedung menggunakan angkur.
MONORAIL
https://www.scribd.com/doc/244545763/PERAWATAN-DAN-PERBAIKAN-INSTALASI-LISTRIK-GEDUNG-
docx
http://manntech.de
http://gondola-indonesia.blogspot.co.id/2011/06/tipe-tipe-gondola.html
http://www.schwingshandl.at
https://www.scribd.com/doc/244545763/PERAWATAN-DAN-PERBAIKAN-INSTALASI-LISTRIK-GEDUNG-
docx
http://www.uraiantugas.com/2015/09/pelaksana-perawatan-instalasi-sistem-transportasi-vertikal-
dalam-gedung.html