Anda di halaman 1dari 5

CONTOH 1

Pendidikan karakter ibarat garam yang dilarutkan


Tak terlihat namun bisa dirasakan
Dia nyata namun sulit ditemukan
Bumbu yang membuat rasa makanan menjadi seimbang
Dia karakter...
Seperti perubah
Perubah pendidikan menjadi lebih hidup dan bermakna
Dia pendidikan yang membentuk,,,,
Membentuk karakter menjadi lebih berwarna dan berbeda
Pendidikan itu jiwa
Karakter itu raga
Mereka tidak bisa dipisahkan
Memisah mereka berarti menghancurkan identitas bangsa
Raga tanpa jiwa
Mati tak berdaya
Jiwa tanpa raga
Hidup tak berguna
Maka,,,
Dia jangan dipisah
Dia harus disatukan
Agar mereka bisa menghidupkan identitas bangsa

CONTOH DUA

Puisi Tentang Karakter Anak Bangsa

Pemimpin Impian
by: Regin Salsabilah H.

Ku awali hari menyapa dunia


Mentari baru saja menampakkan diri
Senyumnya mendamaikan hati
Untuk menghangatkan dunia
Untuk mengiringi setiap langkah diri

Di tengah perkembangan Metropolis


Di antara euforia negeri
Bersama mentari
Kini ku renungkan Sang penerus
Oh, Ibu Pertiwi
Ku tahu kini kau sedang tersedu
Ku tahu sakitnya dicabik anak sendiri
Anak sendiri yang kini telah buta
Buta akan iman
Buta akan pentingnya pendidikan
Buta akan keluarga dan Saudara
Mereka semakin sukar menemukan cahaya
Semakin mudah menemukan kebahagian semu
Mereka menjelajahi lubang hitam
Kemudian mereka berseru “Inilah Surga”
Dan mereka terjebak dalam hidup yang kelam
Dimana tak ada cahaya yang dapat menembusnya
Mereka rasakan surga dunia
Tapi mereka telah menusuk Ibu Pertiwi
Dengarlah rintihnya
Memperhatikan saudaraku,
Langit serasa begitu kelam

Inikah cermin putra Nusantara


Para pejuang bangsa kini
Harapan Ibu Pertiwi
Harapan para pejuang bangsa

Lihat saudaraku yang hidup sendiri


Yang harus menghadapi kejamnya dunia
Mereka yang tak dapat melihat mimpi mereka
Mereka yang harus membanting tulang
Mereka yang menjadi tiang asa untuk saudara

Dengarlah para penguasa mengucap sumpah


Tersenyum lega Ibu Pertiwi
Namun senyum itu berubah menjadi rintih
Perhatikan, mudahnya penguasa korupsi
Inikah cermin pemimpin
Yang selama ini di elu-elukan

Oh, bumiku nusantara ..


Ku tau betapa pedih rasanya
Melihat mereka saudaraku sendiri
Memperhatikan para penguasa negeri
Sekelam inikah Nusantara

Namun tengoklah saudaraku yang nun jauh di sana


Mereka yang hanya berbekal doa Ibu
Melangkah di antara aral rintang
Melintasi sawah, hutan, dan gunung
Walau darah menggenang
Tak pernah surut langkah tuk menggapai asa

Bukan asa tuk menundukkan Dunia


Asa yang membuat Ibu Pertiwi tersenyum
Dan mengharumkan nama bangsa
Walau itu sukar dicapai
Walau harus diolok orang
Walau darah menggenang
Itulah pengorbanan untuk Ibu Pertiwi
Demi membuktikan pada dunia
Bahwa bumi nusantara bisa
Merekalah harapan bangsa
Para pemimpin impian

Bu Guru, Doakan Kami


hari ini
dua tahun sudah
kami di TK Al-Husna
belajar membaca, belajar menyanyi
belajar menghitung, belajar mengaji
bu guru, maafkan kami
jika selama belajar
kami kadang nakal
menakali teman
atau ramai sendiri
tapi, banyak yang
kami pelajari di sini
itu karena bu guru sabar
menghadapi kami
bu guru amat sayang
kepada kami
terima kasih, bu guru
sungguh terima kasih
bu guru, doakan kami
hari ini kami ‘kan melangkah
meninggalkan
TK Al-Husna tercinta
meneruskan belajar
demi cita-cita
TK Al-Husna, 18 Juni 2011.
—————————–

Selamat Jalan, Anak-Anakku


hari ini
berat rasanya untuk mengatakan
kata perpisahan
sebab dua tahun kita bersama
belajar membaca, belajar menyanyi
belajar menghitung, belajar mengaji
hari ini
terasa ingin menetes air mata
sebab, besok tak ada lagi
kebersamaan kita
di TK Al-Husna tercinta
hari ini
kami pun harus bangga
terhadap anak-anakku tercinta
betapa besar semangat kalian
untuk belajar menjadi bisa
hari ini
meski terasa berat di dada
kami harus mengucapkan
selamat jalan, anak-anakku tercinta
melangkahlah, semangatlah
melanjutkan belajar
demi meraih cita-cita
hari ini
kami melepasmu, anak-anakku
dengan untaian doa
sepenuh jiwa
Ayah/ibu, jangan risau apa yang belum bisa aku lakukan, lihatlah apa yang sudah bisa kulakukan, lihatlah
lebih banyak kelebihanku
Ayah/ibu, aku memang belum bisa berhitung, tapi lihatlah aku bisa beryanyi & selalu tersenyum ceria
Ayah/ibu, aku memang belum bisa membaca, namun lihatlah aku bisa bercerita, pada saatnya aku akan
bisa
Ayah/ibu, aku memang kurang mengerti matematika, tapi lihatlah aku suka berdoa dan aku senang sekali
mendoakan yg terbaik untuk ayah ibu

Ayah/ibu, jangan lihat nilaiku yang rata-rata, lihatlah aku mengerjakannya dengan jujur, lihatlah aku
sudah berusaha yang terbaik
Ayah/ibu, aku memang banyak kekurangan, tapi aku juga punya kelebihan, bantu aku agar kelak
kelebihanku berguna bagi sesama
Ayah/ibu, jangan bosan dengan pertanyaan-pertanyaanku, lihatlah besarnya rasa ingin tauku, aku belajar
banyak dari rasa ingin tau
Ayah/ibu, jangan keluhkan aku tidak bisa diam, lihatlah energiku ini, bukankah kalo aku jadi pemimpin
aku butuh energi sebesar ini
Ayah/ibu, jangan kau bandingkan aku dengan anak lain, lihatlah aku tidak pernah membandingkan ayah
ibu dengan ortu lain

Ayah/ibu, jangan bentak aku, lihatlah aku punya perasaan, seperti ayah ibu juga memilikinya, aku sedang
belajar memperlakukan ayah ibu kelak
Ayah/ibu, jangan ancam aku, seperti ayah ibu juga tidak suka diancam orang lain, lihatlah aku sedang
belajar memahami keinginan ayah ibu
Ayah/ibu, hubungan kita sepanjang Zaman, bantu aku mengenal ayah ibu dengan cara aku belajar
bagaimana ayah ibu mengenalku
Ayah/ibu, aku ingin mengenangmu sebagai yang terbaik, ajari aku dengan melihat yang terbaik dariku,
sehingga aku bangga menyebut nama ayah ibu
Ayah/ibu, semoga kita punya cukup waktu untuk saling mengenal & memahami, aku belajar melihat ayah
ibu dari cara engkau melihatku

Anda mungkin juga menyukai