Anda di halaman 1dari 8

SI MUNGIL TOMCAT

“Tomcat” sebenarnya adalah Kumbang Rove Beetle dari genus Paederus.


Lengkapnya Paederus sp. (species).

Serangga Tomcat disebut juga dengan Kumbang Rove atau lebih dikenal juga dengan
nama daerah Semut Semai, Semut Kayap atau Charlie, dll

Paederus ini tercatat ada banyak ragam jenis, tergantung di negara mana dia berasal.

Misalnya :

- Paederus melampus : India

- Paederus brasilensis : Brazil

- Paederus colombius : Kolombia

- Paederus fusipes : Taiwan

- Paederus peregrines dan Riparius : Indonesia & Malaysia

Tomcat mempunyai ukuran kurang daripada 1 cm panjang. Secara kasat mata mirip
Semut, hanya saja memiliki “ekor” berbentuk sengat. Badannya berwarna kuning gelap di
bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Bagian tengah abdomen yang
berwarna hijau tua mempunyai sepasang sayap keras. Biasanya, Tomcat ini kelihatan
merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali
pandang ia lebih menyerupai semut. Apabila diganggu, Tomcat akan menaikkan bagian
abdomen supaya kelihatan seperti kala jengking untuk menakutkan musuh.
Tomcat terdapat di seluruh dunia, terutama wilayah Tropis. Sehingga serangga ini
bukan jenis baru atau hasil mutasi. Tetapi memang sudah ada sejak lama, kira-kira
seumuran dengan evolusi Semut.

Bagi yang tinggal di wilayah Pedesaan atau dekat dengan hutan, tentu sudah tidak
asing lagi dengan si Tomcat ini.Karena si Merah Hitam ini sebenarnya Musuh Alami dari
hama Wereng Sawah, dan sangat membantu Petani mengatasi Hama wereng yang
menyerang Padi. Sehingga pada musim panen jumlah hewan ini sangat banyak didaerah
pedesaan.

Tomcat banyak keluar pada malam hari, yang sangat gemar mendekati Sumber
Cahaya. Lampu, misalnya. Jadi salah satu cara untuk mendeteksi kehadirannya
:perhatikan Lampu setiap masuk ruangan. Jika ada serangga mirip semut yang keluyuran
dekat bola Lampu, mungkin itu si Tomcat.

Dia tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan otomatis bila
bersentuhan atau berbenturan dengan kulit manusia. Gawatnya, Tomcat juga akan
mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, atau benda-
benda lainnya. Dalam tubuh Tomcat, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih
mematikan dari bisa ular kobra. Cairan hemolimfe atau toksin ini disebut sebagai
paederin.

Kumbang Paederus sp., seperti umumnya Serangga, memiliki Butiran Darah


yang berfungsi ganda. Yaitu Haemolymph. Selain mengangkut Oksigen & Zat
Makanan (Haemocyanin), juga berfungsi sebagai Pertahanan Tubuh/Imunitas (Lymph).
(Berbeda dengan manusia, yang komponen Darahnya masing-masing hanya memilik
1 fungsi. Haemoglobin hanya mengurus Oksigen & Zat Makanan, sementara Imunitas
diurus oleh Leukosit & Limfe.)

Dalam Haemolymph ini terkandung senyawa Amida yang dikenal dengan namaPaederin.
Susunan Rantai Kimianya : (C 25 H 45 O 9 N), dengan jumlah molekul H yang dominan,
menjadikan senyawa ini bersifat sangat Asam. Mirip seperti Semut atau Lebah, namun
lebih Asam.

Seperti yang kita pelajari di Sekolah, Zat hiper-Asam bersifat Korosif dan
mampu mengiritasi/mengikis permukaan Kulit. Begitu pula dengan Paederin ini. Jika
kontak dengan kulit, maka akan menimbulkan gejala Iritasi yang agak hebat.

Kadar Paederin dalam 1ml cairan memang jumlahnya mencapai 12 kali lebih
pekatdaripada racun Ular Kobra. Namun bukan berarti lalu Paederin sangat beracun,
melebihi racun Kobra. Sebaliknya, justru racun Kobra yang berupa Neurotoxin (racun
yang menyerang jaringan saraf) jauh lebih mematikan daripada Paederin. Hanya
dibutuhkan 1 tetes / 1 ml racun Kobra untuk membunuh manusia. Sedangkan Paederin ?
Terkena hingga 5ml pun tetap tidak akan mampu menimbulkan kematian bagi manusia.
Paederin memapar mengenai Kulit bukan melalui gigitan atau sengatan, tapi karena
tubuh Paederus hancur diatas kulit kita. Mungkin karena refleks menepuk ketika dia
hinggap, juga mungkin karena tidak sengaja “kedudukan” atau “tergencet” tubuh kita.
Dengan pecahnya Exoskeleton atau Kulit Paederus, maka cairan Paederin pun keluar
dan membasahi kulit kita. Itu sebabnya jika melihat ada Paederus sedang berjalan di kulit,
jangan ditepuk, dipencet, atau ditekan. Cukup ditiup atau disingkirkan perlahan dengan
kertas atau benda apapun yg bisa digunakan untuk menyingkirkan Paederus tanpa
menghancurkan tubuhnya.

Kalaupun tubuh Paederus terlanjur hancur karena ditepuk atau dipencet, baik sengaja
maupun tidak, Segera cuci tangan dan bagian yang terkena cairan Paederin dengan Air
mengalir dan Sabun. Sabun bersifat Basa, tentunya akan menggumpalkan Paederin yang
bersifat Asam. Sehingga mengurangi kadar Iritatifnya. Diamkan Sabun selama beberapa
menit sebelum membilasnya, supaya lebih banyak Paederin yang terikat oleh Sabun. Air
yang mengalir tentunya membuang sisa-sisa Paederin, baik yang telah terikat
dengan Sabun maupun yang belum.

Hindari mencuci di Air yang tergenang, dalam Baskom atau Gayung misalnya.
Karena Paederin tidak kemana-mana, melainkan justru akan menyebar ke seluruh tangan
dalam kondisi sangat darurat, tidak ada Air atau Sabun. Bisa menggunakan Air
Ludah sebagai Pencegahan Pertama. Ludah kita bersifat Basa Lemah. Meski tidak sekuat
Sabun, paling tidak bisa mengurangi efek Paederin. Tetap dibasahi dengan Ludah sampai
kita menemukan Air Mengalir & Sabun. Jangan menggosok atau mengusap bekas
Paederin. Jangan dipegang-pegang, karena akan menempel dan menyebar ke area kulit
yang lain.

Jika Tomcat Diketok/Dipencet dengan menggunakan benda keras Misalnya dipencet


dengan Buku, ketika Paederus berada di lantai.Segera bersihkan Cairan Paederin yg
terdapat di lantai dengan Air Sabun. Jangan dibiarkan. Karena Paederin sangat kental dan
lambat menguap, jika terinjak akan mengiritasi Telapak Kaki. Sedangkan kulit Bukunya ?
mending disobek aja terus dibuang. Daripada nanti malah kena orang lain yang tidak
sengaja megang buku itu.Begitupula jika mengenai Kain, misalnya Baju atau Celana, agar
Segera dicuci, karena Paederin yang meresap ke dalam serat kain, masih mampu
mengiritasi Kulit yang terkena,Kira-kira mirip dengan getah tidak akan hilang sebelum
dicuci.

“Jenazah” Tomcat segera dibuang jauh-jauh. Karena dalam keadaan matipun, tubuhnya
masih dapat menimbulkan masalah.

Yang dilakukan ketika kulit terpapar paedrin, Seperti yang telah dibahas di atas, Paederin
bersifat Asam yang mampu mengiritasi Kulit secara mendalam. Efek Iritasinya lebih hebat
dari Haemolymph Semut, Lebah & serangga lain. Bahkan Air perasan Cabai pun tidak
seiritatif Paederin (Air Cabai memiliki sifat Iritatif ringan. Itulah sebabnya terasa panas di
kulit, namun tidak menimbulkan masalah). Segera setelah terkena Paederin, reaksi
pertama pada kulit adalah timbul Kemerahan yang disertai sensasi Panas dan Nyeri
ringan, Kadang diikuti gatal. Setelah beberapa saat, biasanya dalam 12 jam, jaringan kulit
akan mulai mati karena Iritasi Asam Paederin (Nekrolisis).

Diawali dengan timbulnya gelembung kecil pada kulit (Vesikel), yang kelamaan
akan menjadi Nanah (Kumpulan jaringan Kulit yang mati), mengeras kasar dan
menimbulkan gambaran seperti Jaringan Parut pada permukaan kulit, besarnya kurang
lebih seperti Jerawat deh. Namun jumlahnya banyak dan kecil-kecil.

Bentuk Luka pada lipatan akibat Tomcat

Karena tidak segera dicuci, namun dibiarkan, maka cairannya mengenai area kulit
sebelahnya. Sehingga membentuk area Lesi yang Simetris. Mirip seperti “Bayangan pada
Cermin” (Mirror) atau “bekas Lipstik yang menempel pada kulit” (Kissing)

Bentuknya gejala atau Lesi awal pada kulit memang mirip seperti agak Cacar Air, Herpes
Zoster atau Herpex Simplex. Namun sama sekali bukan bisa menjadi Herpes. Hanya
mirip bentuknya, bukan menjadi.

Lesi Herpes tipe 1

Foto diatas menunjukan gejala Herpes tipe 1, yaitu berupa Gelembung (Vesikel/Bula)
Transparan dan Bening. Bandingkan dengan Dermatitis Paederus :
Close Up Dermatitis Paederus

Akibat mengusap Paederin pada kulit. Terlihat area Lesi meluas karena gosokan

Lesi Memanjang ini terjadi karena secara refleks memukul Paederus yg bertengger di Dahi, lalu menggosoknya ke arah
hidung
ini akibat setelah menepuk Paederus tidak mencuci tangan, lalu langsung mengucek mata

Jadi saran menggunakan obat Herpes untuk mengatasi Dermatitis Paederus ini
adalah salah kaprah yang berlebihan. Apalagi jika menggunakan Acyclovir,
tentunya sangat tidak tepat dan sangat berbahaya. Sekedar informasi, Acyclovir bekerja
dengan mengubah DNA Virus Herpes agar si Virus menjadi kacau dan tidak mampu
berkembang. Kalau menggunakan Acyclovir, sementara Virus Herpesnya tidak ada ? DNA
manakah yang dirusak ? Tentunya DNA sel tubuh kita yang kena. Itu sebabnya
penggunaan Acyclovir sangat dibatasi dan harus dengan pengawasan dosis yang ketat.
tidak bisa digunakan sembarangan.

Untuk mengatasinya, Jika setelah dicuci dengan sabun pun masih timbul kemerahan,
langkah pertama adalah mengkompresnya dengan Air Dingin atau Es. Selain mengurangi
sensasi Panas, Nyeri dan Gatal yang timbul, juga menghambat penyebaran Paederin pada
jaringan kulit lain. Dengan cara mengecilkan Pembuluh Darah kulit, sehingga sebagian
Paederin yang terlanjur masuk dalam jaringan terisolasi dan pembengkakan pun bisa
berkurang. Sebaliknya jika dikompres Panas, atau umumnya sebagian rakyat kita gemar
mengoles Balsem untuk gigitan serangga, Pembuluh Darah akan melebar dan Paederin
akan mudah menyebar ke bagian kulit yang lain. Sehingga efek bengkakpun semakin
meluas. Jangan digaruk atau digosok dengan benda apapun. Kulit yang teriritasi menjadi
sangat tipis dan mudah koyak. Jika digaruk, akan menimbulkan Luka kecil dan
menjadiPintu Masuk bagi Kuman-Kuman. Sehingga timbulah Infeksi Sekunder / Infeksi
Ikutan dan Lesi pun bertambah parah.

Langkah Kedua adalah memberikan Salep Steroid, yang berguna untuk


mengurangi Sensasi Gatal dan Radang pada bagian yang teriritasi. Gunakan dengan
mengoleskan sangat tipis pada permukaan kulit. Karena obat ajaib ini tergolong obat
unik. Dosis kecil, dia membantu menghilangkan gejala. Sebaliknya kalo kelebihan Dosis,
malah memperkuat efek Paederin
Salep Antibiotik sebaiknya hanya diberikan jika diperlukan, jika timbul
Infeksi Sekunder/Ikutan yang parah. Misalnya menjadi Bisul yang besar. Jika
menggunakan Antibiotik, sebaiknya berikan jeda waktu dengan Salep Steroid. Kira-kira
interval 1-2 jam. Jangan ditumpuk jadi satu kali pemberian. Lebih baik lagi jika
berkonsultasi dengan dokter dulu untuk memastikan diagnose dan terapinya.

Jadi kesimpulannya, urutan Tata Laksana Dermatitis Paederus adalah :

1. Cuci dengan Air Mengalir dan Sabun

2. Kompres dengan Air Es/Dingin

3. Diberikan Salep Steroid

4. Diberikan Salep Antibiotik jika diperlukan

Bagi kaum Muslimin, pencegahan dari serangan bahaya serangga atau apa saja yang
berbahaya tidak hanya dilakukan dalam segi ilmiah. Secara rohani, dzikrullah dapat
mencegah dari hal yang berbahaya (insya Allah).

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Ketika aku tidur tadi malam ada seekor
kalajengking yang menyengatku.
Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫سيتَْ ِحينَْ قُلتَْ لَوْ أ َ َما‬
َ ‫ت أَعُو ْذُ أَم‬
ِْ ‫َللاِ بِ َك ِل َما‬
ّْ ْ‫ت‬ َْ َ‫تَض ُّركَْ لَمْ َخل‬
ِ ‫ق َما ش َِْر ِمنْ التّا ّما‬

“Sekiranya di waktu sore kamu membaca, “A’uudzu bi Kalimatillahittaammaati Min


Syarri Maa Khalaq (aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan
apa saja yang Dia ciptakan), niscaya binatang itu tidak akan membahayakanmu.” (HR.
Muslim no. 2709).

Allahu a’lam

Semoga sedikit banyak tulisan ini bisa bermanfaat dan meluruskan beberapa fakta heboh
seputar Wabah “Tomcat” alias Dermatitis Paederus ini.

Anda mungkin juga menyukai