Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AL-ISLAM

Disusun oleh :

Syaddad Hibatullah Ihsan 11181040000050

Annisa 11181040000061

Popy Siti Shopiah 11181040000070

Fadlilatun Nurus Su’udah 11181040000080

Nilam Qurotul Ain 11181040000090

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

OKTOBER / 2018

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Alla SWT, yang telah memberikan rahmat dan ridhonya kepada
kami untuk menyusun dan menulis makalah al-islam ini.

Terimakasih pula kepada dosen kuliah Al-Islam terbaik kami, ibu Dr. Syahidah Rena,
M.ED. dan sumber-sumber khususnya dari media cetak/buku dan internet yang kami cantumkan
daftar pustakanya. Semoga kami dapat memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat. Dan
semoga kita dapat meneruskan serta mengembangkan kebiasaan menulis dan membaca untuk
membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia terutama dibidang keislamian.

Semoga makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat sebagai bacaan dan hasil belajar
kami. Dan dapat diterapkan atau dijadikan contoh untuk para mahasiswa baik di dalam maupun
di luar lingkup UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kami menyadari bahwa kelompok penulis kami
sebagai seorang mahasiswa pasti tidak lepas dari kekurangan dan kelalaian, baik pada tulisan
maupun kata-kata.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 4

Pendahuluan 4

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4

BAB II 6

Landasan Teori 6

A. Aspek Ibadah 6

-Pengertian Ibadah 6

-Hikmah Ibadah 7

-Macam-macam Ibadah 8

B. Latihan Sipiritual 8
C. Ajaran Moral Dalam Islam 9

-Pengertian Islam 9

-Pendapat moral/etika menurut para ahli 10

BAB III 11

Kesimpulan 11

Penutup 11

DAFTAR PUSTAKA 12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu
seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar
kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan (Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang
berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-
laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya
kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh
bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Surat Al An’am ayat 125-126: “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan
kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan
barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi
sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-
orang yang tidak beriman. Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami
telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.” Surat Az
Zumar ayat 22: “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima)
agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu
hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk
mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” Dalam Kitab Hikam karangan
Athoilah, menerangkan: “Apabila Allah memberikan kepadamu dalam dhohirmu dapat
memegang peraturan Allah, dan di dalam bathinmu dapat menyerahkan diri kepada Allah, maka
sungguh Allah akan memberikan nikmat yang besar kepadanya”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu aspek ibadah


2. Apa pengertian ibadah
3. Macam-macam ibadah
4. Apa saja hikmah ibadah
5. Apa pengertian latihan spiritual
6. Apa saja pendapat moral dalam islam
7. Apa pengertian islam

C. TUJUAN

1. Mengetahui aspek ibadah


2. Mengetahui arti ibadah

4
3. Mengetahui macam-macam ibadah
4. Mengetahui hikmah ibdah
5. Mengetahui arti latihan spiritual
6. Mengetahui pendapat motal dalam islam
7. Mengetahui arti islam

5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Aspek Ibadah
Pengertian Ibadah
Ibadah secara etimologis berasal dari bahasa arab yaitu abada yuabidu ibadatan
Yang artinya melayani, patuh, tunduk. Sedangkan enurut terminologis adalah sebutan
yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai allah azza wa jalla, baikberupa
ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.

Ibadah pada hakekatnya adalah sikap tunduk semata-mata mengagungkan dzat


yang disembuh. Abu A’la Al-maududi menyatakan bahwa ibadah dari kata “Abd” yang
artinya pelayan dan budak. Jadi hakekat ibadah adalah penghambaan dan perbudakan,
dan arti terminologinya adalahh usaha mengikuti hukum-hukum dan aturan-aturan Allah
dalam menjalankan kehidupan yang sesuai dengan perintah-perintahnya, mulai akil
baligh sampai sampai meninggal dunia. Indikasi ibadah adalah kesetiaan, kepatuhan dan
penghormatan serta penghargaan kepada Allah SWT serta dilakukan tanpa adanya
batasan waktu.

Ibadah merupakan bentuk integral dan syari’at, sehingga apapun ibadah yang
dilakukan oleh manusia harus bersumber dari syari’at Allah SWT, semua tindakan ibadah
yang tidak disadari oelh syari’at islam maka hukumnya bid’ah dan ibadah tidak hanya
sebatas menjalankan rukun islam saja, tetapi ibadah juga berlaku bagi semua aktivitas
duniawi yang didasari dengan rasa ikhlas untuk mencapai ridho Allah SWT.

Ibadah adalah buah dari keimanan kepada Allah, dengan segala sifat-sifat
kesempurnaanya. Seseorang yang meyakini adanya segala sifat-sifat kesempurnaan
Allah, maka dia akan menyembah Allah.

Ibadah juga diartikan tunduk dan berhina diri kepada Allah SWT yang disebabkan
karena kesadaran bahwa Allah yang menciptakan alam ini, yang menumbuhkan, yang
mengembangkan, yang menjaga dan memelihara serta yang membawanya dari suatu
keadaan kepada yang lain. Ibadah itu timbul dari perasaan tauhid, maka orang yang suka
memikirkan keadaan alam, memperhatikan perjalanan bintang-bintang, kehidupan
tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia, bahkan mau memperhatikan dirinya sendiri,
maka akan timbul dalam sanubarinya perasaan beryukur dan berhutang budi kepada
Allah SWT yang maha kuasa, maha pengasih dam maha mengetahui.

6
Maka perasaan ilmiah yang menggerakkan bibir seseorang selalu bersyukur dan
memuji Allah SWT, serta mendorong jiwa dan raganya untuk menyembah dan berhina
diri kepada Allah SWT. Tetapi ada juga manusia yang tidak mau berfikir, dan tidak sadar
akan kebesaran dan kesuksesan Allah, sering melupakannya, sebab itulah maka tiap-tiap
agama disyari’atkan bermacam-macam ibadah, agar dapat mengingatkan manusia kepada
kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.

Dari keterangan diatas maka jelaslah bahwa tauhid dan ibadah itu tidak bsa
dipisahkan, keduanya saling mempengaruhi, dengan arti : tauhid menumbuhkan ibadah
dan ibadah memupuk tauhid.

Manusia diberi sarana oleh Allah SWT, diberi bumi untuk tinggal dan beribadah
kepadanya Allah memberikan kewajiban-kewajiban kepada manusia, agar manusia
beribadah kepadanya, dengan tujuan agar manusia dapat terhindar dari sesuatu yang
buruk yang dapat merugikannya di dunia dan di akhirat.

Ibadah atau menghambakan diri kepada Allah SWT, secara logis memang sudah
merupakan tugas manusia sebagai ciptaannya, karena dia adalah sebagai kholik (yang
menciptakan). Tujuan ibadah dalam islam adalah semata-semata untuk mendekatkan diri
dan mencari ridho Allah SWT. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an (Q.S
Al-An’am : 162-163).

Hikmah Ibadah
Apabila tiap ibadah dalam syari’at islam diteliti dan diselami hikmah dan
rahasianya, maka tidak ada suatu ibadah yang kosong dari dari hikmah, dan hikmah ada
yang terang da nada yang tersembunyi. Mereka yang terang hatinya, cemerlang
pikirannya, dapat menyelami hikmah-hikmah tersebut. Dan mereka yang tidak terang
mata hatinya, tidak tembus pikirannya, maka tidak akan dapat menyelaminya. Para
muhaqqiq mengatakan : Tiap-tiap amal dari amalan-amalan syara’ baik ibadah, maupun
akhlak terpuji ataupun tercela, terdapat hukum pada asal yang tertentu, ada hikmah-
hikmah yang di istimewakannya dari yang lain da nada rahasia yang menghendakinya.

Bagi agama islam ibadah merupakan salah satu alternative yang bias merawat dan
mengobati gangguan psikologi. Sholat, puasa, zakat, haji, tilawah qur’an, zikir dan do’a
adalah sebagian diantara metodologi psikoterapi ibadah untuk merawat penyakit mental.
Melalui metode ini individu disarankan menjauhi sifat takabbur (sombong) , hasad
(dengki), riyada mengumpat. Ibadah dalam islam merupakan metode untuk menyucikan
diri dari aspek psikologis ataupun aktivitas keseharian individu.

7
Pada prinsipnya ibadah adalah pengakuan akan kenyataan bahwa manusia adalah
makhluk Allah, dan karena itu sebagai hambanya manusia berkewajiban untuk mengabdi
kepada Allah SWT sebagai tuhan dan zat tempat ia kembali.

Macam-macam Ibadah
1. Ibadah Mahdloh
Ibadah mahdloh atau ibadah khusus ialah ibadah yang telah ditetapkan Allah akan
tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Adapun jenis ibadah yang termasuk
ibadah mahdloh adalah : wudhu, tayammum, mandi hadats, shalat, shiyam (Puasa),
haji, umroh.

2. Ibadah Ghairu mahdloh \


Ibadah ghairu madhloh atau ibadah umum ialah semua amalan yang diizinkan oleh
Allah SWT. Contoh dari ibadah ghairu mahdloh ialah belajar.

D. Latihan Spiritual
Latihan spiritual dalam islam latihan penyempurnaan diri dilakukan dengan
perilaku ritual keagamaan seperti beribadah tetapi tidak hanya beribadah melainkan juga
ketika melakukan aktivitas lain yang di dorong oleh kekuatan spiritual religious adalah
kenyataan yang terjadi dalam sepanjang perjalanan sejarah umat islam religiositas
diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan mulai dari hubungan dengan masyarakat
hingga hubungan dengan Allah SWT (Maman Imanulhaq Faqieh, 2008).

Latihan spiritual, antara lain, di ajarkan oleh Allah kepada manusia melalui puasa
Ramadhan yang merupakan manifestasi religiositas yang penting. Dengan puasa,
seseorang mencoba mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Agung (Maman
Imanulhaq Faqieh, 2008).

Latihan spiritual bagi intelek dan pengembangan fungsi akal, yang akan
melahirkan kemerdekaan berpikir, serta perjuangan melawan apa pun yang menghalangi
kemerdekaan ini, seperti peniruan buta terhadap para leluhur misalnya, atau terhadap
orang-orang terkemuka serta tata karma etis yang kaprah, dihargai tinggi di dalam islam.
Pada kenyataannya, upaya untuk memperoleh kuasa diri, control diri, dan kemerdekaan
spiritual terhadap otoritas mutlak dari aneka nafsu merupakan landasan bagi kebanyakan
ibadah dan ajaran dalam islam.

Pengembangan kuasa iradah, kemampuan mengatasi keinginan dan hawa nafsu


dari ego, serta penguasaan semangat kebebasan terhadap ikatan dominasi kegiatan-
kegiatan fisik hewani melandasi sebagian besar modus peribadatan, cara-cara pengajaran

8
dan belajar yang lain dalam islam. Pengembangan kesadaran untuk menemukan
kebenaran, menggali kepekaan etis, penajaman rasa (Jalaluddin Rakhmat, 2008.)

E. Ajaran Moral Dalam Islam

Pengertian Islam
Islam merupakan agama rahmat bagi umat manusia. Islam memberikan ajaran
petunjuk-petunjuk bagi umat manusia agar mendapatkan kebahagiaan baik di dunia
maupun di akhirat nanti. Islam juga memberikan larangan-larangan yang mudharat agar
manusia dapat menghindari dan tetap bertaqwa serta beribadah kepada Allah SWT.

Pada umumnya, para ahli membagi ajaran islam menjadi tiga kelompok. Pertama,
ajaran tentang aqidah yang membicarakan masalah-masalah keyakinan yang berkaitan
dengan hokum iman. Kedua Syariat yaitu yang menyangkut hokum islam atau yang
disebut hokum fiqh. Dan yang ketiga adalah akhlak yaitu ajaran islam yang terkait
dengan ajaran-ajaran moral.

Akhlak atau etika dalam islam berada dalam urutan kedua setelah tauhid. Ini
artinya syari’ah dalam islam selali di jiwai oleh tauhid dan akhlak. Pada masalah-masalah
kehidupan, seperti kebebasan dan yang lain, harus selalu terikat oleh syari’at islam sendiri
harus bertumpu pada ajaran akhlak islam. Akhlak islam harus bertumpu pada ajaran
tauhid (Hamka,2018).

Moral berasal dari bahasa latin yaitu “mores” yang artinya susila atau peraturan
hidup. Susila berasal dari bahasa sanskerta yang artinya dasar-dasar, prinsip atau
peraturan hidup (sila). Perkatanan “su” artinya lebih baik, sehingga susila dapat
diterjemahkan dengan “peraturan-peraturan hidup yang baik”, secara umum
etika/moral/akhlak adalah jiwa/roh yang mendasari perilaku/kerja seseorang atau
masyarakat. Etika dan akhlak lebih ditekankan pada perilaku yang bersifat
pribadi/personal. Sedangkan moral lebih di tekankan pada ketentuan ajaran islam dan
apabila akhlak karimah sudah berlaku dalam suatu masyarakat maka akan menjadi moral
islam (Mukhtar,2016).

Menurut Abul Ala Maududi dalam bukunya yaitu viewpoint of islam (Moralitas
Islam). Islam memberikan kode tindak tanduk yang menyeluruh untuk individu dan
menunjukkan cara untuk sampai pada keagungan moral dimana dapat dibangun
maghlighai masyarakat yang benar-benar baik.

Moral yang berdasarkan agama islam lebih dulu ada sebelum adanya masyarakat
sebab moral berasal dari tuhan, dan masyarakat harus taat padanya. Sedangkan moral
yang bersumber dalam pikiran, perasaan, penilaian masyarakat dating kemudian setelah
adanya masyarakat dan masyarakat yang menentukan moral itu.

9
Pendapat moral/etika menurut para ahli
A. Berdasarkan pikiran/filsafat

Umumnya para ahli filsafat berpendapat bahwa dasar atau sumber


etika/moral itu adalah pikiran manusia yang berkembang menjadi filsafat etika/filsafat
moral. Etika dianggap sebagai ilmu atau cabang dari filsafat yaitu filsafat etika

B. Berdasarkan Nilai Masyarakat


Ikatan merupakan penilaian masyarakat, mengapa sesuatu dikatakan buruk karena
masyarakat melarangnya, mengapa sesuatu dikatakan baik karena masyarakat
menghendakinya.

C. Berdasarkan Nilai Perorangan


Nilai –nilai yang berdasarkan perorangan (mukhtar,2016)

Dalam islam terdapat pembahasan tentang akhlak yang baik dan yang buruk.
Akhlak baik disebut akhlak mahmudah (terpuji) dan Akhlak buruk disebut Akhlak
Madzmudah (tercela). Dengan Al-Qur’an dan Sunnah nabi merupajan sumber pokok
ajarab islam yang di dalamnya terdapat landasan pokok ajaran islam, maka dengan itu
menjadi tolak ukur perilaku dan tindakan umat islam. Akhlak mahmudah adalah segala
tindak laku yang terpuji, bias disebut akhlak fadhilah (utama). Ada empat pokok
keutamaan akhlak baik yaitu :

1. Hikmah atau Kekuatan ilmu


2. Keberanian
3. ‘iffah atau kesucian diri
4. Adanya keadilan dari tiap-tiap diatas

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan perilaku atau tindakan


yang terpuji. Allah menyukai sifat-sifat tersebut, diantaranya yaitu, mengendalikan nafsu,
sifat benar atau jujur, sifat sabar, sifat amanah, sifat kasih sayang, sifaat hemat, sifat
berani, sifat kuat, sifat ikhlas, sifat qana’ah, sifat malu, sifat menepati janji, dan lain-lain.
Akhlak madzmumah adalah perilaku tercela atau buruk yang tercermin dari tutur kata,
tingkah laku, dan sikap yang tidak baik. Akhlak madzmumah adalah perilaku-perilaku
yang dilarang oleh norma-norma yang berlaku di kehidupan sehari-hari. Akhlak
madzmumah diantaranya, yaitu sifat bohong, dengki, iri hati, angkuh/sombong, riya,
bakhil/kikir, marah, putus asa, pengecut, dan lain-lain. (Setiawan,2015)

Sebagai orang muslim hendaknya kita selalu berperilaku yang terpuji dengan
akhlak mahmudah agar selalu di berikan kebahagiaan di dunia ataupun di akhirat nanti.
Tindakan seseorang juga nantinya akan kembali pada dirinya masing-masing. Masyarakat
akan berperilaku sesuai dengan perilaku kita sehari-hari.

10
BAB III

KESIMPULAN DAN PENUTUP

 Kesimpulan
Semua keadaan di alam ini ada dua perkara yang saling timbal balik, ialah seperti ada
panas sebaliknya ada dingin, ada sehat dan ada sakit, ada permulaan sebaliknya ada akhir, ada
hidup dan ada mati dan seterusnya. Semua kejadian-kejadian ini di dalamnya ada beberapa
hikmah yang mesti kita terima dengan ridho. Akan tetapi hawa nafsu sering memilih-milih salah
satu saja, ialah memilih hidup tidak suka mati, memilih sehat tidak mau sakit, dan apabila dibikin
sakit hawa nafsunya hendak melawan perbuatan Allah. Tetapi kita tidak dapat melawan
kehendak Allah, kita mesti akan menjadi tua, akan lemah, akan sakit akhirnya kita mesti mati
dengan dipaksa meninggalkan dunia ini.
Terhadap semua itu kita tak dapat menolak, tidak dapat melawan dan kita terus akan
masuk dalam paksaan (mau tidak mau, suka tidak suka) mesti meninggalkan dunia dan masuk
alam akhirat. Dari itu hendaklah mulai dari sekarang menjalankan latihan menyerahkan diri
kepada Allah, menyerahkan hidup mati kita dan menyerahkan harta benda kita kepada Allah.
Tunduk di bawah hukum Allah, hukum yang telah diabarkan dalam AlQuran dan AsSunnah.
Jangan sampai kita mati tetapi belum dapat menyerahkan diri kepada Allah. Oleh karena itu,
bersegeralah untuk mengetahui tugas2 manusia di bumi, agar kita dapat menyerahkan diri
kepada Allah swt.

 Penutupan
Sekian dari kami sebagai tim penulis dan penyusun makalah Al-ISlam ini, semoga Makalah ini
dapat menjadi bahan pembelajaran tak hanya untuk kami sebagai tim penulis namun kepada
masyarakat, terutama mahasiswa secara luas, bermanfaat dengan sebaik baiknya dan dapat
dipergunakan dengan baik. Mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini,
karena kami pun masih dalam tahap belajar, jika ada kata kata yang salah atau kurang berkenan
dalam penulisan laporan ini kami meminta maaf yag sebesar besarnya, karena kami sebagai
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Kami juga mengharapkan adanya kritik dan saran
yang sifatnya membangun, Terimakasih.

11
Daftar Pustaka
Bugis, E. 2014. Konsep ibadah dalam Al-Qur’an. Diakses dari http://repositoryuinjkt.co.id.
Pada tanggal 27 oktober 2018 pukul 20:23

Haris, Abd. 2010. Etika Hamka Yogyakarta: Printing Cemerlang. Diakses pada tanggal 21
Oktober 2018 pukul 14:00 WIB

Imanulhaq Faqieh, Maman. 2018. Zikir Cinta Menggapai Kebahagiaan. Jakarta: Kompas Media
Nusantara.

Rakhmat, Jalaluddin. 2018. Manusia dan Agama: Membumikan Kitab Suci. Jakarta: Mizan
Pustaka.

Samad, Mukhtar. 2016. Gerakan Moral Dalam Upaya Revolusi Mental.Yogyakarta: Sunrise.
Diakses pada tanggal 21 Oktober 2018 pukul 14:03 WIB

Setiawan. muhammad. 2015. Moralitas Islam. (online). Diakses pada tanggal 21 Oktober 2018
pukul 14:06 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai