Anda di halaman 1dari 4

Sistem Sosial Masyarakat Malaysia

Posted by Agus Sudrajat

Sistem Sosial Masyarakat Malaysia - Malaysia merupakan salah satu negeri di Asia Tenggara yg

mempunyai tingkat keberangaman etnis & kebudayaan yg pass tinggi. Yakni etnis melayu yg

menduduki prosentasi warga yg paling tidak sedikit di Malaysia adalah jumlahnya 48,5%. Sesudah

melayu masihlah ada sekian banyak etnis pribumi yg memiliki prosentase sejumlah 10,5%. Sejumlah

14,7% sisanya ialah warga bukan pribumi yakni etnis tionghoa & india . Sementara itu dalam agama,

Islam ialah agama mayoritas etnis melayu yg pula mayoritas agama di Malaysia memiliki prosentase

53%. Sisanya ialah Budha 29%, Hindu 9%, serta agama lain sebagaimana Kristen, tao, konfusius

jumlahnya 9%.

Lewat etnisitas tersebut, Pemerintah Malaysia membagi etnis tersebut berdasarkan etnis bumi putra

atau pribumi & etnis non-pribumi. Pembagian tersebut memasukkan Melayu serta sekian banyak etnis

mungil lain sama seperti Iban, Kadazan, Melanou, Bidayuh dan seterusnya jadi etnis pribumi.

Sementara itu etnis tionghoa serta india ialah etnis non-pribumi. Pembagian ini didasarkan terhadap

argumen historis di mana etnis melayu sudah tinggal di Malaysia sejak era pra-sejarah.

Label etnis pribumi ini terkecuali sekadar label, tetapi berarti pemberian hak spesial pada etnis

pribumi dari etnis non-pribumi. Terhadap awalnya, pelabelan ini dilakukan oleh Inggris kepada era

kolonialisme. Terdapat dua ambisi Inggris lakukan pelabelan itu merupakan : mula-mula, pelabelan

tersebut memudahkan proses kolonialisasi di Malaysia. Ke-2, pelabelan yg tercantum dalam

kesepakatan bargaining ini dipakai sbg aturan bermain dalam kehidupan baik dalam gerakan politik,

sosial serta ekonomi. Aturan main-main tersebut diliat butuh oleh pemerintah Inggris menanggapi

masalah yg timbul antara etnis pribumi serta etnis non-pribumi khususnya tionghoa.

Persengketaan etnis pribumi & etnis tionghoa sudah berlangsung kepada disaat Malaysia belum

meraih kemerdekaannya sampai waktu ini. Warga melayu memandang warga tionghoa juga sebagai

orang yg agresif, serta tdk memanfaatkan moral dalam berbisnis serta berdagangan. Sementara itu

etnis tionghoa menonton etnis melayu yang merupakan sekumpulan orang yg pemalas, senang

berkhayal serta tak mempunyai motivasi dalam bekerja. Friksi-friksi inilah yg acap kali memunculkan

konflik diantara ke-2 etnis ini. Oleh dikarenakan itu, terdapat seperangkat aturan main-main yg mesti

dipatuhi oleh etnis di Malaysia.


tidak cuma persengketaan antar etnis yg berjalan di Malaysia, tapi pula susahnya bagi masing-masing

etnis buat membaur satu sama lain. Etnis di Malaysia memiliki kecenderungan utk hidup berkelompok

serasi bersama etnisitasnya. Kepada hasilnya terciptalah pembagian daerah-daerah pas bersama

etnisitasnya. Juga Sebagai sampel yakni Kampung Melayu, juga sebagai ruang tinggal etnis melayu.

Di sini etnis melayu tergabung dalam satu satuan politik, satu satuan ekonomi, satu satuan genealogi

& keagamaan . Kecenderungan utk memisahkan diri ini pasti saja meneror integrasi Malaysia & aturan

main-main tersebut dalah sarana buat mengatur pertalian antar etnis supaya enggak berjalan konflik.

Terhadap awalnya aturan bermain ini tak tercatat tetapi terhadap thn 1957 waktu Malaysia merdeka

dari Inggris, aturan main-main ini dengan cara eksplisit tercantum dalam konstitusi Malaysia .

Pencantuman aturan bermain ini dalam konstitusi yg dinamakan social contract dengan cara tdk cepat

mengakui serta menjamin hak-hak kusus yg dipunyai oleh etnis melayu . Dalam social contract

tersebut dijelaskan bahwa etnis pribumi merupakan etnis melayu, bahasa melayu merupakan bahasa

nasional & agama mereka jadi agama nasional. Konstitusi pun dengan cara eksplisit memberikan

grants terhadap etnis bumi putra hak-hak atas tanah, kuota dalam pemerintahaan, pendidikan publik

dan seterusnya. Sementara itu, etnis non pribumi sama seperti tionghoa dikasih peluang utk

mengembangkan bidang perekonomian. Etnis non pribumi pun mendapat hak dengan cara automatic

jadi penduduk negeri Malaysia dikala beliau dilahirkan.

Meski begitu kala ini prosentasi pemberian hak kusus pada etnis melayu udah sedikit menyusut

dikarenakan adanya insiden 13 May. Insiden ini dipicu dgn besar nya hak-hak kusus yg dipunyai oleh

etnis melayu. Buat meredam serta mengakhiri konflik ini, pemerintah ‘mendiskon’ hak husus yg

dipunyai oleh etnis melayu dgn memberikan bidang perekonomian sebagaimana real estate utk

dikembangkan oleh etnis non pribumi. Meski sudah sekian banyak hak kusus udah dikurangi oleh

pemerintah, tapi etnis ini tetap mendominasi Malaysia. Bagian pemerintahan ialah salah satu sampel

penting gimana etnis ini mendominasi Malaysia.1

Kehidupan masyarakat Melayu dan Cina di


Malaysia
Dr.Goh Cheng teik, politikus dari partai Cina MCA yang pro pemerintah, wakil menteri
transportasi

1
http://aguzssudrazat.blogspot.co.id/2014/12/sistem-sosial-masyarakat-malaysia.html,
Masyarakat Melayu dan Cina di Malaysia hidup dalam ketegangan abadi, karena masing-masing
menyimpan bara stereotype dalam hatinya.

Orang Cina menganggap orang Melayu malas, padahal menurut Dr.Goh pendapat itu tidak bisa
dipukul rata, sebab orang Melayu pedesaan, terutama petani dan nelayan adalah pekerja keras yang
tiada bandingannya.

Sedang masyarakat Melayu menganggap bahwa orang Cina adalah penipu, menurut Dr Goh itu
terlalu memukul rata meski memang rata-rata kaum cina adalah penipu, tapi tentu ada cina yang baik.
Dan cina tidak hanya menipu kaum melayu, tetapi sesama cina juga tipu menipu. Cina kaya di
Malaysia biasa menipu cina miskin. Dan cina miskin di Malaysia, jumlahnya banyak.

Pada 13 Mei 1969 terjadi kerusuhan rasial paling dahsyat di Malaysia. Kisahnya, pada pemilihan
umum 10 Mei 1969, koalisi Aliansi yang memerintah Kerajaan malaysia diketuai oleh United
Malays National Organization (UMNO) menderita kekalahan terbesar sejak 1955 , meski masih
tetap memenangi Pemilu.

Partai terbesar golongan Tionghoa DAP yang terkenal biadap, alias Democratic Action Party dan
Partai Gerakan mendapat suara lumayan dalam pemilihan, dan berhak untuk mengadakan pawai
kemenangan melalui rute yang telah ditetapkan di Kuala Lumpur. Namun, pawai yang kotor, berisik
dan kasar itu menyimpang dari jalurnya dan mengarah ke distrik Melayu Kampong Baru, dan aktifis-
aktifis cina itu mengolok-olok penduduknya dengan kalimat paling kasar dan kotor, maka terjadilah
baku pukul.

UMNO mengumumkan, besoknya akan mengadakan pawai tandingan mulai berangkat dari rumah
kepala negeri Selangor Dato’ Harun bin Idris di Jalan Raja Muda, untuk merayakan kemenangan
mereka. Namun tiba-tiba,kaum Melayu yang menuju ke prosesi pawai telah diserang dan dipukuli
oleh suku Tionghoa di daerah Setapak. Para demonstran yang marah dengan cepat mengadakan
pembalasan dengan membunuh dua pengendara sepeda motor Tionghoa yang lewat, dan kerusuhan
pun meledak menjadi perang antar kaum.

Menurut data polisi, 184 orang meninggal dan 356 terluka, 753 kasus pembakaran dicatat dan 211
kendaraan hancur atau rusak berat. Sumber lain menyebutkan jumlah yang meninggal sekitar 196
orang atau bahkan lebih dari 200 orang. Beberapa memperkirakan jumlah kematian bahkan mencapai
700 orang sebagai akibat dari kerusuhan.

Insiden 13 Mei ini memicu kemarahan di negara bagian Singapura. Orang-orang Tionghoa Singapura
yang merasa tidak senang atas apa yang terjadi terhadap orang-orang Tionghoa Malaysia di
Malaysia,meski penyebab kerusuhan justru orang-orang Tionghoa sendiri, mulai melakukan
pemukulan dan tindakan kekerasan lain terhadap orang-orang Melayu Singapura di Kampong Gelam
dan daerah Pecinan (Chinatown). Barikade-barikade jalan dipasang oleh militer untuk mencegah
kekerasan lebih jauh. Namun korban tetap jatuh dan akhirnya partai PAP pimpinan Lee Kwan Yeou
mengambil keuntungan dengan MENUNTUT SINGAPURA MERDEKA memisahkan diri dari
Malaysia. Hubungannya apa?

Akibat kerusuhan

Segera setelah kerusuhan terjadi, pemerintah memberlakukan Undang-undang Darurat dan


membekukan parlemen (yang baru terbentuk kembali pada 1971). Pers juga dibekukan dan Dewan
Operasi Nasional dibentuk. Kerusuhan ini menyebabkan Mahathir Mohamad, tokoh nasionalis
Melayu saat itu, dipecat dari UMNO. Namun kejadian ini pun mendorongnya untuk menulis karya
pentingnya The Malay Dilemma, (buku Dilema Melayu). Dalam buku ini ia mengusulkan pemecahan
terhadap ketegangan rasial di Malaysia.

Dalam perebutan kekuasaan yang terjadi menyusul di lingkungan UMNO, Tunku Abdul Rahman
digulingkan. Pemerintahan yang baru dipimpin Mahathir Mohammad, didominasi oleh kelompok
“ultra-Melayu” yang dengan segera bertindak untuk menenangkan masyarakat Melayu dengan
Kebijakan Ekonomi Baru Malaysia (NEP) yang mengandung kebijakan-kebijakan yang melindungi
kaum pribumi (Melayu). Banyak undang-undang pers Malaysia yang keras yang berusaha untuk
mengendalikan ketegangan rasial, juga berasal dari masa ini.

Dengan kebijakan NEP itulah, kini pribumi Melayu Malaysia terangkat kaya, sejajar dengan Cina-
cina kaya Malaysia, tidak seperti di Singapura dan Indonesia yang masih bagaikan orang jajahan.

CATATAN : Setelah pemerintahan baru yang dipimpin PM Mahathir, orang-orang Cina membentuk
partai baru MCA yang pro pemerintah, tokohnya ya termasuk DR.Goh Cheng Teik ini. Tetapi setelah
Mahathir “lengser keprabon”, dan partai cina ekstrem DAP berani muncul lagi dengan slogan-slogan
biadap anti Islam dan anti pribumi, maka banyak orang-orang partai MCA menyeberang ke Partai
DAP. Yah, itulah perilaku asli mereka, kini DAP dengan aneka tipu muslihat, menang di Pulau
Pinang dan mulai menggusuri pedagang pribumi. Sedang kaum Cina diberi kebebasan berbuat apa
saja. Mungkin Ahok mengambil inspirasi dari Singapura dan Pulau Pinang.2

2
http://theglobal-review.com/kehidupan-masyarakat-melayu-dan-cina-di-malaysia/

Anda mungkin juga menyukai