Anda di halaman 1dari 53

SISTEMATIKA BAHAN AJAR

KEANEKARAGAMAN HAYATI

PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat, Manfaat dan Relevansi
1. Deskripsi Materi
Keanekaragaman hayati merupakan hal yang penting bagi kehidupan.
Keanekaragaman hayati berperan sebagai indikator dari sistem ekologi dan sarana untuk
mengetahui adanya perubahan spesies. Keanekaragaman hayati juga mencakup kekayaan
spesies dan kompleksitas ekosistem sehingga dapat memengaruhi komunitas organisme,
perkembangan dan stabilitas ekosistem.
Indonesia dikenal oleh masyarakat dunia sebagai salah satu negara megabiodiversity.
Sebutan ini didukung oleh keadaan alam di Indonesia dengan iklim tropis yang menjadi
habitat yang cocok bagi berbagai flora dan fauna. Hal ini menjadikan keanekaragaman
hayati (biodiversitas) di Indonesia menjadi terhitung sangat tinggi.
Keanekaragaman hayati ini sangat luas cakupannya, termasuk keanekaragaman hayati di
Indonesia. Di indonesia sendiri memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat kaya
akan variasi nya. Dengan adanya keanekaragaman hayati, karena Indonesia juga didukung dengan
adanya potensi hutan tropis yang biasanya banyak di diami oleh berbagai macam jenis organisme,
selain organisme darat ternyata Indonesia pun memiliki sumber daya laut yang tidak kalah
jumlah variasinya hingga ratusan. Dengan adanya berbagai macam SDA yang dimiliki oleh Indonesia
dapat dijadikan sebagai suatu potensi yang sangat besar jika dapat dimanfaatkan sebagai
media pengembangan dan pertumbuhan bagi kelestarian. Keanekaragaman hayati sendiri merupakan
keanekaragaman hayati yang dapat diperbaharui, karena organisme-organisme yang didalamnya masih
dapat dilestarikan dengan cara dijaga kepunahannya, salah satu cara menjaga dari kepunahannya adalah
dengan mengembangbiakan organisme tersebut yang tujuannya untuk terus meregenerasi
keturunnannya atau bisa saja agar muncul lagi varietas-varietas baru dalam suatu
organisme, agar menambah jumlah populasi jenis bagi organisme tersebut.

2. Manfaat
Dengan mempelajari Modul tentang Keanekaragaman Hayati ini, peserta didik
diharapkan dapat:
 Menjelaskan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
 Mengidentiifikasi keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta
penyebarannya berdasarkan Garis Wallace dan Garis Weber
 Menjelaskan keunikan hutan hujan tropis Indonesia
 Menganalisis pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
 Melaksanakan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia

3. Relevansi
Dengan mempelajari modul tentang keanekaragaman hayati, diharapkan peserta
didik dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan tentang tingkat
keanekaragaman hayati, mengenal jenis flora dan fauna Indonesia, mengenal keunikan
hutan hujan tropis di Indonesia, dapat memanfaatkan berbagai jenis keanekaragaman
hayati di Indonesia sebagai sumber kehidupan serta diharapkan mampu melakukan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia agar tidak punah dan tetap lestari.
B. Rumusan Kompetensi / Tujuan pembelajaran
Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji,
menganalisis dan dan mencipta dalam ranah
mengevaluasi pengetahuan konkret dan ranah abstrak
faktual, terkait dengan
konseptual,prosedural, dan pengembangan dari yang
metakognitif berdasarkan dipelajarinya di sekolah
rasa ingin tahunya secara mandiri serta
tentangilmu pengetahuan, bertindak secara efektif dan
teknologi, seni, budaya, dan kreatif, dan mampu
humaniora dengan wawasan menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kaidah keilmuan.
kenegaraan, dan peradaban
terkaitpenyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar 3.2. Menganalisis data hasil 4.2. Menyajikan hasil observasi
observasi tentang berbagai berbagai tingkat
tingkat keanekaragaman keanekaragaman hayati (gen,
hayati (gen, jenis dan jenis dan ekosistem) di
ekosistem) di Indonesia Indonesia dan usulan upaya
serta ancaman dan pelestarian keanekaragaman
pelestariannya hayati Indonesia berdasarkan
hasil analisis data ancaman
kelestarian berbagai
keanekaragaman hewan dan
tumbuhan khas Indonesia
dalam berbagai bentuk media
informasi
Indikator 3.2.1. Mendefinisikan tentang 4.2.1. Melakukan observasi
Pencapaian konsep keanekeragaman berbagai tingkat
Kompetensi (IPK) hayati keanekeragaman hayati
3.2.2. Mengklasifikasikan (gen, jenis dan ekosistem)
berbagai tingkat di lingkungan sekolah dan
keanekaragaman hayati usulan upaya pelestarian
(gen, jenis, dan keanekaragaman hayati di
ekosistem) yang ada di lingkungan sekolah
Indonesia 4.2.2 Menampilkan hasil
3.2.3. Menentukan 3 daerah observasi berbagai tingkat
persebaran fauna di keanekaragaman hayati
indonesia yang dilalui (gen, jenis dan ekosistem)
garis Wallace dan garis di Indonesia dan usulan
weber melalui upaya pelestarian
pengamatan peta keanekaragaman hayati
3.2.4. Mengidentifikasi Indonesia
karakteristik fauna di 4.2.3. Menganalisis ancaman
Indonesia yang dilalui kelestarian
garis Wallace dan garis keanekaragaman hayati
Weber melaui peta Indonesia
persebaran fauna di
Indonesia
3.2.5. Mendata flora dan fauna
langka yang ada di
Indonesia
3.2.6. Menjelaskan konsep
pelestarian in-situ dan ex-
situ
3.2.7. Mengidentifikasi tempat-
tempat Konservasi di
Indonesia
3.2.8. Menganalisis ancaman
dan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati
Indonesia

C. Urutan Bahasan dan Kaitan Materi


1. Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem
a. Pengertian Keanekaragaman Hayati
b. Tingkat Keanekargaman Hayati
2. Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan
Garis Wallace dan Garis Weber
a. Keanekaragaman Hayati Indonesia
b. Flora dan fauna serta penyebarannya berdasarkan garis Wallace dan garis Weber
c. Flora dan Fauna Endemik di Indonesia
3. Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
a. Ciri-Ciri Hutan Hujan Tropis
b. Fungsi Hutan Hujan Tropis
4. Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
a. Sebagai Sumber Pangan
b. Sebagai Sumber Sandang
c. Sebagai Sumber Papan
d. Sebagai Sumber Pendapatan
e. Sebagai Obat-Obatan
f. Sebagai Bahan Kosmetik
g. Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan
h. Sebagai Aspek Budaya
i. Sebagai Penyeimbang Ekosistem
5. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
a. Menjelaskan konsep pelestarian Insitu dan Eksitu
b. Mengidentifikasi tempat-tempat Konservasi di Indonesia
c. Menganalisis ancaman dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia

D. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)


1. Petunjuk Bagi Siswa
a. Belajar dengan modul keanekaragaman hayati keberhasilannya tergantung dari
kedisiplinan dan ketekunan peserta didik
b. Modul harus diselesaikan dalam 6 jam pelajaran
c. Belajar dengan modul keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara mandiri
ataupun kelompok, baik pada waktu pembelajaran di kelas maupun di luar kegiatan
pembelajaran
d. Langkah-langkah yang dapat diikuti oleh peserta didik dalam mempelajari modul
keanekaragaman hayati adalah sebagai berikut:
 Usahakan setiap peserta didik mempunyai buku Paket Biologi Kelas X Semester
1 (satu) sebagai bahan pengayaan atau pendalaman materi.
 Baca dan fahami dengan benar-benar tujuan yang terdapat dalam modul ini
 Bila dalam mempelajari materi tersebut mengalami kesulitan, diskusikan dengan
teman-teman yang lain
 Setelah peserta didik merasa memahami materi pelajaran keanekaragaman hayati
tersebut, kerjakan tugas-tugas yang tercantum dalam modul ini.
 Periksalah hasil penyelesaian tugas tersebut melalui kunci jawaban yang tersedia
 Bila dalam tes akhir modul keanekaragaman hayati peserta didik mendapat nilai
lebih dari 65, maka peserta didik dapat mempelajari modul berikutnya.
 Urutan ini harus peserta didik taati agar lebih cepat berhasil mempelajari modul
ini.

2. Petunjuk Bagi Guru


a. Modul ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur kesiplinan dan ketekunan peserta didik
dalam memahami materi keanekaragaman hayati.
b. Modul ini dibuat dengan tujuan membantu peserta didik dalam memahami materi
keanekaragaman hayati
c. Dapat dijadikan sebagai alat ukur kemampuan peserta didik setelah mempelajari
modul keanekaragaman hayati dengan mengerjakan tugas-tugas yang tercantum
dalam modul
PENYAJIAN
Uraian materi pelajaran

KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. Konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem


1. Pengertian Keanekragaman Hayati
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman pada makhluk hidup yang
menunjukkan adanya variasi bentuk, penampilan, ukuran,serta ciri-ciri lainnya.
Keanekaragaman hayati disebut juga biodiversitas (biodiversity), meliputi
keseluruhan berbagai variasi yang terdapat pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem di suatu
daerah. Keanekaragaman ini terjadi karena adanya pengaruh faktor genetik dan faktor
lingkungan yang memengaruhi fenotip (ekspresi gen).

2. Tingkat Keanekaragaman Hayati


a. Keanekaragaman Tingkat Genetik ( gen )
Keanekaragaman gen menunjukkan adanya variasi susunan gen pada individu-
individu sejenis. Gen-gen tersebut mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis
makhluk hidup, seperti tampilan pada warna mahkota bunga, ukuran daun, tinggi
pohon, dan sebagainya. Contohnya kita amati pada tanaman padi dan rambutan.
Tanaman rambutan memiliki empat varietas yang berbeda, yaitu varietas aceh,
varietas rafia, varietas jakarta, dan varietas lampung. Demikian juga pada tanaman
padi yang terdiri dari varietas IR, PB, rojolele, sedani,delanggu, dan bumiayu
Gen merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang terdapat dalam kromosom.
Setiap susunan gen akan memberikan penampakan ( fenotipe ), baik anatomi maupun
fisiologi pada setiap organisme.
Perbedaan susunan gen akan menyebabkan perbedaan penampakan baik satu
sifat atau secara keseluruhan. Perbedaan tersebut akan menghasilkan variasi pada
suatu spesies. Hal ini disebabkan adanya keanekaragaman gen atau struktur gen pada
setiap organisme.
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam
satu jenis (spesies).
misalnya :
 variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor
 variasi jenis padi : IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, Bumiayu, dan
sebagainya
 variasi jenis anjing : anjing bulldog, doberman, Collie, herder, anjing kampung, dan
sebagainya
 variasi jenis bunga mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa canina
 Allium ascolicum (bawang merah), Allium sativum (bawang putih), Allium fistulosum
(locang)
Yang menyebabkan terjadinya variasi dalam satu jenis ( fenotif ) adalah faktor
gen ( genotif ) dan faktor lingkungan ( environment ), sehingga dapat dituliskan rumus
berikut :
F=G+L
Keterangan:
 F = fenotip (sifat yang tampak)
 G = genotif (sifat yang tidak tampak – dalam gen)
 L = lingkungan.
Jika Genotip berubah karena suatu hal (misalnya mutasi) atau
lingkungan berubah maka akan terjadi perubahan di Fenotip.

b. Keanekaragaman Tingkat Species (Jenis)


Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi
yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama.
Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat.
Contohnya adalah tumbuhan ketela rambat (Ipomoea batatas) dan tumbuhan
krangkungan (Ipomoeacrassicaulis). Meskipun berada dalam genus yang sama, yaitu
Ipomoea, kedua tumbuhan tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda. Ketela rambat
tumbuh merambat atau menjalar sedangkan krangkungan tumbuh tegak. Contoh lain
adalah pada genus Ficus, misalnya antara pohon beringin (Ficus benjamina) dan
pohon preh (Ficus ribes).
Dua makhluk hidup mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan
yang fertil (mampu melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan) maka kedua
makhluk hidup tersebut merupakan satu spesies.
Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi
yang terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama
atau familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan
sifat.
Contoh :
 famili Fellidae : kucing, harimau, singa
 famili Palmae : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar
 famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri
 familia graminae : rumput teki, padi, jagung
 genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea
crassicaulis)
 genus Ficus : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes)

c. Keanekaragaman Tingkat Ekosistem


Keanekaragaman ekosistem merupakan keanekaragaman suatu komunitas
yang terdiri dari hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme di suatu habitat. Misalnya,
hutan hujan, hutan gugur, hutan tropis, padang rumput, padang lumut, ladang,
danau, dan sebagainya.
Ekosistem berarti suatu kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungannya (komponen
abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan fisik, lingkungan kimia,
tipe vegetasi/tumbuhan, dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi lingkungan makhluk
hidup ini sangat beragam. Kondisi lingkungan yang beragam tersebut menyebabkan
jenis makhluk hidup yang menempatinya beragam pula. Keanekaragaman seperti
ini disebut sebagai keanekaragaman tingkat ekosistem.
Faktor abiotik yang mempengaruhi faktor biotik di antaranya adalah iklim,
tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat keasaman.
Variasi faktor abiotik menimbulkan kondisi berbeda pada setiap ekosistem. Untuk
mengetahui adanya keanekaragaman hayati pada tingkat ekosistem, dapat dilihat
dari satuan atau tingkatan organisasi kehidupan di tempat tersebut..
Secara garis besar, terdapat dua ekosistem utama, yaitu ekosistem daratan
(eksosistem terestrial) dan ekosistem perairan (ekosistem aquatik). Ekosistem
darat terbagi atas beberapa bioma, di antaranya bioma gurun, bioma padang rumput,
bioma savana, bioma hutan gugur, bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan
bioma tundra.
Bioma diartikan sebagai kesatuan antara iklim dominan dan vegetasi serta
hewan yang hidup di dalam iklim dominan tersebut. Bisa juga diartikan suatu
daratan luas yang memiliki karakteristik komponen biotik dan abiotik.
Adapun ekosistem perairan dapat dibagi menjadi ekosistem air tawar,
ekosistem laut, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem terumbu
karang.

Keanekaragaman ekosistem terbentuk dari keanekaragaman gen dan jenis,


sehingga dapat digambarkan suatu urutan berikut :
Gen ——> keanekaragaman gen ——> keanekaragaman jenis ——>
keanekaragaman ekosistem
Misal :
Beberapa spesies Palmae (kelapa, siwalan, dan aren berinteraksi dengan lingkungan
abiotik yang berbeda sehingga terbentuk ekosistem yang berbeda pula diantara
ketiga spesies tersebut. Kelapa di ekosistem pantai, siwalan di ekosistem savana,
dan aren di ekosistem hutan basah

B. Keanekaragaman hayati Indonesia, flora dan fauna, serta penyebarannya berdasarkan


Garis Wallace dan Garis Weber
1. Keanekaragaman Hayati Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah gunung api serta hutan hujan
terbanyak di dunia. Selain itu, Indonesia adalah negara kepulauan dengan banyak laut. Hal
ini menyebabkan ekosistem di Indonesia bermacam- macam. Lokasi dari Indonesia sendiri
juga menyebabkan jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia bermacam- macam.
Indonesia adalah negara yang di apit oleh 2 benua dan dua samudra. 2 benua itu adalah
benua Asia dan benua Australia. Sedangkan 2 samudra yang mengapit Indonesia adalah
samudra Hindia dan samudra Pasifik. Lokasi yang strategis, menyebabkan sumber daya
alam di Indonesia bermacam- macam

2. Flora dan fauna serta penyebarannya berdasarkan garis Wallace dan garis Weber
a. Penyebaran flora di Indonesia
Indonesia adalah negara yang beriklim tropis, serta negara yang dilalui oleh garis
khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki tingkat curah hujan yang cukup
tinggi. Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara dengan gugusan gunung api yang
panjang. Akibat adanya vulkanisme, tanah di Indonesia rata- rata memiliki tanah yang
subur.
Sebagai negara dengan curah hujan yang tinggi dan tanah yang subur, membuat
keanekaragaman flora di Indonesia sangat banyak. Selain itu, persebaran hutan di
Indonesia juga tersebar dengan karakteristik masing- masing di tiap daerah. Persebaran
hutan di Indonesia, dibagi berdasarkan jenis tanaman yang mendiami hutan tersebut.

b. Penyebaran fauna di Indonesia


Sebagai daerah dengan jumlah persebaran hutan yang banyak, Indonesia juga
memiliki kekayaan fauna yang jumlahnya tidak sedikit. Persebaran fauna di Indonesia
di bagi berdasarkan garis wallace dan garis webber. Kedua garis ini membagi Indonesia
menjadi 3 bagian. Bagian oriental, bagian peralihan, dan bagian australia. Pembagian
ini dilihat berdasarkan kesamaan jenis karakteristik hewan yang ada di daerah tersebut
dengan daerah yang lain. Garis wallace memisahkan antara Indonesia bagian oriental
dan australia. Sedangkan garis webber adalah garis yang berada di antara oriental dan
australia.
1. Wilayah Oriental
Wilayah oriental meliputi daerah Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan.
Hewan yang berada di wilayah ini, memiliki kesamaan karakteristik dengan hewan
yang berada di daerah asia. Hewan pada daerah ini, biasanya mendiami daerah
hutan hujan tropis. Jenis hewan yang mendiami daerah oriental biasanya berbadan
besar atau berjenis primata.
Sedangkan burung yang mendiami daerah ini biasnya memiliki kicauan
yang bagus tetapi memiliki bulu yang kurang berwarna. Jenis hewan pada bagian
oriental ini adalah gajah, harimau, dan badak sumatra. Tapir, badak bercula satu,
beruang madu, orang utan, tarsius, kukang, uwa- uwa. Sedangkan untuk jenis
burung, ada burung rangkong, burung jalak bali, burung murai, burung elang putih
dan burung elang jawa.
2. Wilayah Australia
Wilayah australia meliputi daerah papua, maluku, nusa tenggara, dan
sulawesi. Hewan pada wilayah ini memiliki jenis yang hampir sama dengan
wilayah australia. Hewan pada daerah ini memiliki ciri bertubuh kecil. Selain itu
beberapa mamalia memiliki kantong. Untuk jenis burung di wilayah ini, memiliki
warna bulu yang lebig beraneka ragam dan lebih banyak memiliki warna.
Dikarenakan memiliki kesamaan dengan daerah australia, hewan kangguru
juga ditemukan di wilayah ini. Hanya saja jenis kangguru di Indonesia dan australia
memiliki bentuk fisik yang sedikit berbeda. Selain kangguru jenis hewan di daerah
ini adalah walabi, kuskus dan oposum. Sedangkan untuk jenis burung adalah
cendrawasih, kasuari dan kakatua raja.
3. Wilayah Peralihan
Wilayah peralihan adalah wilayah dimana hewan yang mendiaminya
memiliki ciri yang berbeda.
Dengan daeran oriental dan daerah australia. Wilayah peralihan meliputi
sulawesi selatan hingga kepulauan aru. Hewan yang berada di wilayah ini dapat
dikatakan sebagai hewan endemik Indonesia, karena tidak memiliki kesamaan
dengan daerah lain. Hewan yang berada di wilayah peralihan adalah komodo, anoa,
babi rusa, dan burung maleo.
Selain hewan di atas, beberapa binatang endemik Indonesia lainnya yang
tidak berada di wilayah peralihan adalah tarsius, kukang, dan badak bercula satu.
Sedangkan beberapa hewan di Indonesia yang masuk daftar terancam punah adalah
badak dan harimau sumatra, tapir, elang jawa, burung rangkong, orang utan,
komodo, beruang madu, bekantan, badak bercula satu, macan tutul, gajah sumatra,
penyu hijau, jalak bali, cendrawasih, maleo, kakatua raja, kasuari, dan sanca hijau
3. Flora dan Fauna Endemik di Indonesia
a. Jenis-Jenis Tumbuhan Endemik
1. Kayu rami (Gonystylus bancanus) terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Maluku
2. Kayu Besi (Euziderozylon zwageri) terdapat di Jambi, Sumatra
3. Raflesia arnoldii terdapat di Pulau Jawa, Sumatra Utara dan Kalimantan
4. Matoa (Pometia pinnata) terdapat di daerah Papua
5. Meranti (Shorea sp), Keruwing (Dipterocarpus sp) dan Rotan (Liana) terdapat di
hutan Kalimantan
6. Durian (Durio sp), Mangga (Mangnifera sp), dan Sukun (Arthocarpus sp) terdapat
di hutan Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi
7. Kayu Cendana banyak terdapat di Nusa Tenggara
8. Sawo Kecik (Manilkaran kauki) terdapat di Pulau Jawa
9. Kepuh (Stereula foetida) terdapat di Pulau Jawa
10. Rotan (Calamus sp) banyak terdapat di Kalimantan

b. Jenis-Jenis Hewan Khas dan Endemik


1. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) berada di Ujung Kulon
2. Komodo (Varamus komodoensis) di pulau Komodo
3. Burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Pulau Sulawesi
4. Tapir (Tapirus inicus) di Pulau Sumatra
5. Orang utan (Pongo pygmeus sp) di pulau Sumatra dan Kalimantan
6. Cendrawasih (Paradisaea minor) dan Kasuari (Casuarius casuarius) di Papua
7. Macan Kumbang (Panthera pardus) dan harimau Sumatra (Panthera tigris-
sumatrae) di Jawa dan Sumatra.
3. Keunikan hutan hujan tropis Indonesia
Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Hutan hujan
tropis adalah hutan yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi, atau hutan
dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang lembap dan curah hujan yang tinggi.
Hutan hujan tropis di satu sisi merupakan bagian dari keanekaragaman ekosistem
dunia. Di sisi yang lain, hutan hujan merupakan rumah bagi keanekaragaman spesies flora
dan fauna yang paling kaya di dunia. Untuk itu, keanekaragaman hayati dimaknai secara lebih
luas, bukan hanya spesies tetapi mencakup genetik dan ekosistem.
Bahkan, keanekaragaman budaya dan manusia juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam
keanekaragaman hayati. Sebagian besar keanekaragaman hayati Indonesia berpusat di hutan
hujan tropis.
Indonesia memiliki tutupan hutan hujan tropis terluas ketiga di dunia, setelah Brazil dan
Congo. Meski demikian, Indonesia lebih memiliki keunikan ekosistem karena kondisi
wilayahnya sebagai negara kepulauan. Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau dengan garis
pantai terpanjang nomor empat di dunia sejauh 95.181 km (KKP 2009).
Letak Indonesia di antara benua Asia dan Australia semakin membuat lengkap keunikan
keanekaragaman hayati di dalamnya. Karakteristik flora dan fauna wilayah Asia, flora fauna
Australia, dan peralihan dari keduanya dapat ditemukan di Indonesia. Ekosistem hutan mulai
dari pantai sampai dengan puncak pegunungan bersalju abadi juga dapat ditemukan di
Indonesia.
Indonesia adalah satu-satunya negara tropis di wilayah di Asia Tenggara yang memiliki
tutupan salju. Indonesia juga terletak di antara dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik.
Hutan hujan tropis ini memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Jasa ekosistem
hutan tropis meliputi manfaat ekonomi, sosial-budaya, dan ekologi. Jasa ekosistem tersebut
memberikan nilai secara langsung maupun tidak langsung. Hutan Indonesia merupakan
modal pembangunan bangsa sebagai penghasil berbagai produk seperti kayu, hasil hutan
bukan kayu, buah, obat-obatan, dan bahan pangan lainnya. Keberadaan hutan hujan juga
memperlihatkan hubungan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakatnya, khususnya
masyarakat adat yang hidup di dalam dan di sekitar hutan.
Hutan hujan Indonesia menjadi rumah bagi ribuan jenis keanekaragaman spesies. Maka
tidak salah apabila Indonesia disebut sebagai Megabiodiversity Country. Daratan Indonesia
hanya mencakup 1,3% daratan bumi, tetapi Indonesia memiliki 10 % tumbuhan dunia, 12 %
mamalia, 16% reptil dan amfibi, 17 % burung (Collin et al. 1991).
Angka-angka yang menunjukan kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia juga
bermacam-macam. Indonesia, misalnya memiliki lebih dari 38.000 spesies tumbuhan, 55%
di antaranya tumbuhan endemik. Spesies palem juga paling banyak ditemukan di Indonesia
dengan 477 spesies, dimana 225 spesies diantaranya merupakan spesies endemik
(BAPPENAS 2003).
Ekosistem hutan tropis memberikan jasa lingkungan yang penting sebagai pengatur iklim
dan konservasi tanah dan air. Ekosistem hutan tropis juga berperan penting bagi penyimpan
karbon, baik pada level regional maupun global (Laurance 1999). Hutan tropis memiliki nilai
estetika yang berpotensi sebagai pengembangan penelitian dan wisata.
Jika dikelola dengan baik, di masa yang akan datang Indonesia memegang peranan
penting sebagai negara penyedia keanekaragaman hayati untuk mendukung perkembangan
energi terbarukan, bahan obat-obatan, dan sumber pangan. Hutan hujan Indonesia juga dapat
menjadi bagian dari solusi penanganan perubahan iklim.
a. Ciri-ciri Hutan Hujan Tropis
Ciri-ciri dan kekhasan hutan hujan tropis diantaranya sebagai berikut:
 Curah hujan yang terjadi di hutan ini cukup besar dengan intensitas yang deras setiap
tahunnya.
 Hutan hujan tropis berada di kawasan tropis yang mendapatkan sinar matahari yang
cukup banyak dengan curah hujan yang tinggi.
 Memiliki keanekaragaman hayati baik berupa hewan maupun tumbuhan yang sangat
banyak. Bahkan dapat dikatakan jenis keanekaragaman makhluk hidup di hutan hujan
tropis ini sangat banyak dan sangat beraneka ragam.
 Hutan ini memiliki kanopi yaitu penutup di bagian atas hutan ini yang terbuat dari
penumpukan ranting dan dahan pohon-pohon yang saling menyilang sehingga
berbentuk seperti tudung.
 Ada banyak habitat hewan seperti jenis katak, burung, kadal, kucing dan monyet hidup
di kanopi hutan ini.
 Tanah dibawah kanopi yang berada di hutan ini umumnya gelap, lembap dan basah.
Namun, permukaan tanah tersebut menjadi tempat pembusukan yang sangat baik
sehingga nutrisi dan unsur hara di hutan ini selalu tersedia dengan baik. Karena itulah,
tumbuhan dan pepohonan di hutan ini dapat tumbuh dengan subur dan rindang.
 Iklim yang terdapat pada hutan ini basah dengan curah hujan yang merata. Terdapat
bermacam-macam jenis tanah di dalam hutan ini.
 Mayoritas tumbuhan yang bisa ditemukan di hutan ini adalah tumbuhan berbatang
kurus yang tidak memiliki banyak cabang dan berkulit tipis, serta pepohonan berkayu
dengan ketinggian di atas rata-rata pohon yang tumbuh di hutan-hutan selain hutan
hujan tropis. Tumbuhan yang terdapat dihutan ini kebanyakan adalah pohon-pohon
yang dapat diambil getahnya sepanjang tahun.
b. Fungsi Hutan HujanTropis
Hutan hujan merupakan surga bagi tumbuhan dan binatang liar, sekaligus menjadi
tempat berlindung bagi satwa yang terancam punah. Beberapa hewan liar hanya bisa
bertahan hidup di hutan hujan memiliki banyak manfaat. Diantaranya adalah mencegah
erosi, mencegah kekeringan dan menyediakan sumber air, melindungi dari terpaan angin
kencang atau mengurangi resiko terjangan badai, menghasilkan kayu hasil hutan, menjaga
keseimbangan iklim dan sebagainya.
Hutan hujan menyerap CO2 (karbon dioksida) yang ada di atmosfer dan
mengeluarkannya sebagai O2 (oksigen) untuk dihirup mansuia dan hewan. Tanah
pertanian di sekitar hutan hujan senantiasa subur. Selain karena menghasilkan humus,
hutan hujan menjaga iklim dari perubahan suhu udara yang signifikan. Jika di daerah yang
tidak memiliki hutan hujan, maka perubahan cuaca akan terasa menyengat sehingga
tanaman tidak bisa sesubur di hutan hujan. Hewan-hewan tidak bisa bereproduksi dengan
baik seperti di hutan hujan. Di negara-negara yang beriklim selain tropis, perubahan iklim
yang mendadak bisa menyebabkan kematian pada banyak spesies.
4. Pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia
Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragam ekosistem dan habitat disertai
banyaknya spesies hewan dan tumbuhan yang menghuni ekosistem tersebut. Terdapat
berbagai jenis hewan dan tanaman unik di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena
Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kedua benua di dunia tersebut
turut mempengaruhi keanekaragaman hayati di Indonesia. Manusia sebagai makhluk paling
cerdas di bumi harus bisa memanfaatkan keanekaragaman hayati yang ada secara bijak.
Berikut adalah uraian tentang manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia.
a. Sebagai sumber pangan
Manfaat pertama yang bisa diambil dari keanekaragam hayati adalah sebagai sumber
pangan. Manusia membutuhkan energi untuk bisa beraktivitas. Energi tersebut diperoleh
dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan tersebut bisa berasal dari hewan
maupun tumbuhan. Beberapa contoh sumber bahan makanan yang dikonsumsi manusia
dari berbagai jenis hewan dan tumbuhan adalah:
 Bahan makanan berkarbohidrat yang berasal dari tanaman padi, singkong, jagung, sagu,
gandum, talas dan tanaman umbi- umbian lainnya.
 Bahan makanan berprotein yang berasal dari daging berbagai jenis hewan mamalia,
unggas maupun ikan. Misalnya daging ayam, daging sapi, kambing, ikan dan udang.
 Sayur- sayuran yang bersumber dari berbagai macam tanaman sayur seperti bayam,
kangkung, tomat, wortel, sawi, kubis, buncis dan lain- lain.
 Buah- buahan yang berasal dari berbagai jenis tumbuhan buah. Misalnya apel, nanas,
jeruk, melon, semangka, durian, mangga dan lain sebagainya.
 Minuman yang kaya akan mineral dan vitaman seperti susu sapi dan susu kambing.

b. Sebagai sumber sandang


Salah satu kebutuhan manusia selain pangan adalah sandang. Pakaian yang digunakan
manusia berasal dari hewan dan tumbuhan. Meski seiring perkembangan zaman, pakaian
dibuat dari bahan- bahan sintesis tetapi masih ada beberapa produk fashion yang dibuat
dari bagian tubuh hewan atau tumbuhan tertentu. Contohnya yaitu :
 Kain dibuat dari kapas yang merupakan buah dari tanaman randu.
 Kain sutra terbuat dari pintalan benang yang berasal dari ulat sutra.
 Songket dan kain tenun yang terbuat dari berbagai macam serat tumbuhan.
 Jaket wol dibuat dari rambut domba dan biri- biri.
 Jaket kulit, tas dan ikat pinggang dibuat dari kulit berbagai jenis hewan reptil seperti
ular dan buaya.
 Pakaian tradisional dan aksesorisnya banyak yang memanfaatkan tulang belulang
hewan, bulu burung dan merak, serta kulit kayu.

c. Sebagai sumber papan


Rumah tempat tinggal manusia memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan
bangunan dan aksesorisnya. Misalnya bermacam- macam pohon berkayu seperti kayu jati,
kayu sengon, kayu bangkieri, kayu mahoni dimanfaatkan sebagai atap rumah, pintu, kusen
jendela maupun dinding rumah. Selain itu, masih banyak rumah di pedalaman yang
menggunakan bambu sebagai dinding dan penyangga bangunan. Atap rumah- rumah
tradisional di daerah tertentu masih memanfaatkan alang- alang dan daun kelapa yang
sudah kering. Sedangkan rumah- rumah modern menggunakan furniture yang terbuat dari
rotan.

d. Sebagai sumber pendapatan


Mata pencaharian manusia banyak yang bergantung pada kelangsungan hidup hewan
dan tumbuhan. Bahkan salah satu sumber devisa negara berasal dari ekspor kayu, minyak
sawit dan bagian tumbuhan- tumbuhan tertentu lainnya. Contoh mata pencaharian yang
beehubungan dengan keanekaragaman hayati adalah :
 Petani – Bermacam- macam tanaman pertanian dimanfaatkan petani sebagai sumber
pendapatan, diantaranya adalah tanaman padi, jagung, kacang hijau dan lain
sebagainya
 Nelayan – Sebagai pencari ikan, nelayan menggantungkan pendapatan pada
banyaknya ikan yang mereka peroleh .
 Petani tambak – Beberapa jenis ikan, udang dan kerang dibudidayakan agar menjadi
sumber penghasilan bagi petani tambak.
 Peternak – Banyak masyarakat Indonesia yang memelihara beberapa jenis hewan
unggas maupun mamalia pemamah biak untuk diambil telur dan dagingnya. Misalnya
sapi, kambing, kerbau, ayam dan itik. Para peternak mendapatkan penghasilan dari
penjualan telur, daging dan susu hewan peternakan tersebut.
 Industri perkebunan – Tumbuhan perkebunan yang sering ditanam adalah tebu dan teh.

e. Sebagai bahan obat- obatan


Indonesia mempunyai sekitar seribu spesies tanaman obat. Tanaman obat tersebut
dapat ditanam di rumah sebagai tanaman obat keluarga (toga). Selain itu, teknologi yang
terus berkembang membantu industri jamu atau obat tradisional untuk mengetahui
manfaat dari setiap bagian tanaman yang berkhasiat. Penggunaan tanaman sebagai obat
ini lebih aman dan mengurangi efek samping. Contoh beberapa tanaman obat yang sering
digunakan yaitu tanaman jahe, kencur, temulawak, daun sirih, kayu putih, buah
mengkudu dan alang- alang.
f. Sebagai bahan kosmetik
Kosmetik yang digunakan perempuan banyak memanfaatkan keanekaragaman
flora di Indonesia. Misalnya minyak bunga melati dan bunga kantil digunakan untuk
parfum. Ekstrak lidah buaya untuk shampo. Ekstrak bunga mawar untuk aroma bedak.
Ekstrak teh hijau, bengkoang dan kelapa juga sering digunakan dalam berbagai jenis
produk kosmetik.

g. Sebagai sumber ilmu pengetahuan


Seseorang harus mengetahui ilmu anatomi hewan dan tumbuhan agar bisa
mengembangkan potensi dari tumbuhan dan hewan tersebut. Dengan meneliti flora dan
fauna, manusia bisa mendalami berbagai ilmu terutamanya adalah biologi. Penelitian
tersebut akan menghasilkan berbagai metode keilmuan, misalnya perkembangbiakan
vegetatif buatan pada hewan maupun tumbuhan. Ilmu pengetahuan bisa terus berkembang
dan berguna bagi manusia jika keanekaragaman hayati sebagai sumber ilmu itu sendiri
terus dijaga.

h. Sebagai aspek budaya


Budaya di beberapa daerah di Indonesia masih menggunakan tanaman dan hewan
tertentu. Misalnya pada upacara adat di daerah Sulawesi mengharuskan memotong hewan
kerbau. Ritual Larung sesaji di Jawa juga menyembelih sapi atau kerbau untuk di larutkan
ke laut. Budaya nyekar atau berkunjung ke makam juga memanfaatkan jenis- jenis flora
seperti mawar, melati dan kenanga untuk di tabur di atas makam.

i. Sebagai penyeimbang ekosistem


Manfaat paling penting dari keanekaragaman hayati adalah sebagai penyeimbang
ekosistem. Setiap makhluk hidup yang mendiami suatu ekosistem mempunyai perannya
masing- masing. Jika keberadaan makhluk hidup tersebut terancam, tentu akan
mengganggu keseimbangan ekosistem. Apabila ekosistem tidak seimbang, maka akan
mengakibatkan berbagai bencana yang merugikan manusia, lingkungan dan makhluk
hidup yang lain. Contoh keanekaragaman hayati sebagai penyeimbang ekosistem adalah
adanya ekosistem hutan hujan tropis yang dapat menurunkan kadar karbondioksida dan
berperan sebagai paru- paru dunia. Ekosistem hutan juga menjaga iklim global agar tetap
stabil, yaitu dengan cara mempertahankan temperatur dan kelembapan udara di bumi

5. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia


a. Menjelaskan konsep pelestarian Insitu dan Eksitu
Setiap ekosistem yang ada di bumi, memiliki berbagai macam flora dan fauna.
Setiap flora dan fauna memiliki karakteristik serta kekhasan masing- masing. Akan tetapi,
akibat dari ulah manusia, keseimbangan ekosistem mulai terganggu. Beberapa jenis flora
maupun fauna terancam punah, bahkan beberapa sudah punah, seperti burung moa,
burung dodo, atau gajah mamoth. Fauna dan flora yang ada di bumi, memiliki fungsi
sebagai penyeimbang ekosisem. Ekosistem yang tidak seimbang ataupun rusak akan
berdampak pada manusia serta alam itu sendiri. Keanekaragaman hayati perlu di pelihara,
sehingga ekosistem tetap seimbang. Banyak cara yang bisa di pakai manusia dalam
melestarikan keanekaragaman hayati. Salah satunya dengan metode insitu dan eksitu
1. Metode Insitu
Insitu adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati, yang langsung di
lakukan di di alam tempat flora dan fauna tersebut berada. Metode insitu,
memberikan perlindungan kepada daerah yang dianggap memiliki ekosistem yang
unik, dengan flora dan faunanya yang terancam punah. Selain itu, metode insitu
adalah bentuk konservasi cagar alam, yang langsung dilakukan di daerah tersebut.
Ada beberapa bentuk pelestarian hayati memakai metode insitu, yaitu suaka marga
satwa, taman nasional, cagar alam dan hutan suaka alam.
a. Suaka marga satwa adalah upaya perlindungan pada ekosistem yang dinilai
memiliki keunikan. Keunikan itu juga berisi berbagai macam jenis flora dan
fauna yang harus dilindungi.
b. Taman nasional adalah sebidang tanah yang mendapatkan perlindungan mutlak
dari pemerintah. Tanah ini berisi ekosistem- ekosistem yang dilindungi
c. Cagar alam adalah keadaan alam yang mempunyai sifat yang khas melalui flora
dan fauna yang ada di dalamnya. Cagar alam juga memiliki ekosistem yang
harus dilindungi.
d. Hutan suaka alam adalah hutan yang memiliki ekosistem dilindungi di
dalamnya. Hutan suaka alam juga bisa disebut hutan lindung.
Setiap daerah yang dilindungi pemerintah, tidak boleh mengalami
penebangan. Selain itu, perburuan hewan yang berada di dalam daerah yang
dilindungi dianggap ilegal. Hanya saja, akibat dari perluasan perkebunan kelapa
sawit, beberapa hutan lindung di Kalimantan, berbatasan langsung dengan
perkebunan kelapa sawit. Akibatnya, beberapa hewan ditemukan merusak sekitar
pemukiman warga akibat kekurangan sumber makanan. Beberapa daerah konsevasi
metode insitu di indonesia adalah:
 Taman nasional ujung kulon yang melindungi badak bercula satu dan badak jawa
 Taman nasional ujung putiing yang melindungi orang utan dan beberapa jenis
palem
 Taman nasional kerinci adalah taman nasional terbesar di indonesia dengan luas
15000 km. Taman nasional ini khusus melindungi hewan endemik Sumatra.
 Taman nasional komodo yang melindungi hewan komodo
 Taman nasional gunung lauser yang memiliki 1000 jenis flora dan 4000 jenis
fauna. Taman nasional ini memegang sebagai taman nasional dengan jenis flora
fauna terbanyak se asia tenggara.
2. Metode Eksitu
Metode eksitu adalah metode pelestarian keanekaragaman hayati yang
dilakukan dengan cara mengambil fauna dan flora dari wilayah aslinya, dengan
tujuan melakukan konservasi, perlindungan, serta pengembang biakan. Metode ini
juga dilakukan saat ekosistem tempat flora maupun fauna tersebut tinggal, telah
hancur total atau rusak, dan membutuhkan waktu untuk dapat layak diinggali
kembali. Metode eksitu juga sebagai upaya konservasi dengan cara mengoleksi
spesies langka, sehingga masa hidup mereka bisa sedikit lebih lama. Dalam metode
eksitu, terdapat beberapa cara, antara lain dengan kebun binatang, taman safari, dan
taman hutan raya.
a. Kebun binatang adalah salah satu bentuk konservasi dengan memakai
lingkungan alam buatan, yang terpisah- pisah pada setiap jenis spesies. Setiap
spesies akan berada di dalam kandang yang terpisah dengan spesies lain.
kekurangan dari kebun binatang adalah ruang gerak menjadi sangat terbatas,
akibat berada dalam kandang.
b. Taman safari adalah upaya pelestarian flora dan fauna melalui pembuatan
lingkungan buatan. Berbeda dengan kebung binatang yang setiap spesies berada
dalam satu kandang, pada taman safari, beberapa spesies berada dalam satu
wilayah besar. Setiap wilayah terpisah oleh pagar tinggi. Pengunjung harus
memakai mobil atau kendaraan dari taman safari jika ingin mengunjungi serta
melihat jenis fauna dan flora di dalamnya. Di taman safari, ruang gerak hewan
lebih bebas karena daerahnya yang luas.
c. Taman hutan raya adalah taman hutan yang sebagian masih habitat asli, dan
sebagian telah di perbarui dengan lingkungan buatan. Taman hutan raya
mengkhususkan pada konservasi koleksi tumbuhan. Ciri- ciri hutan raya adalah
mempunyai koleksi tumbuhan yang banyak serta unik, mempunyai wilayah yang
luas, serta masih memiliki keindahan habitat aslinya.
Metode eksitu adalah salah satu metode yang baik dalam pelestarian
kekayaan hayati. Hanya saja, beberapa kebun binatang tidak mampu mememlihara
setiap satwa yang ada di tempat mereka. Bahkan beberapa satwa harus mati akibat
kelaparan atau karena penyakit akibat tidak adanya dokter hewan. Metode eksitu
memerlukan perhatian lebih, karena flora dan fauna ini berada dalam lingkungan
buatan yang berbeda dengan lingkungan alami empat mereka tinggal. Beberapa
daerah konservasi eksitu yang ada di indonesia adalah:
 Taman Safari Prigen Jawa Timur
 Taman Hutan Raya Purwodadi Jawa Timur
 Taman Hutan Raya Bogor
 Kebun Binatang Ragunan Jakarta
Menjaga dan melestarikan keanekaragam hati perlu dilakukan. Karena
keanekaragaman hayati adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem. Ekosistem
memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Ekosistem yang baik, akan
memberikan banyak keuntungan bagi manusia. Sedangkan ekosistem yang rusak akan
merugikan manusia serta merusak bumi.

b. Mengidentifikasi tempat-tempat Konservasi di Indonesia


Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal
dari bahasa Inggris,(Inggris) Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi).
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :
 Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang
berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang
sama tingkatannya.
 Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber
daya alam
 (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia
atau transformasi fisik.
 Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
 Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.
Konservasi lingkungan hidup adalah perlindungan lingkungan hidup supaya
terhindar dari kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak sesuai dengan kemampuan / daya
dukung lingkungan tersebut.
Konservasi kawasan dan keanekaragaman hayati meliputi pengelolaan dan
pendayagunaan kawasan konservasi serta pemberdayaan masyarakat sekitar taman
nasional, taman wisata, taman hutan raya, kawasan suaka alam, hutan lindung dan taman
buru.
Konservasi keanekaragaman hayati meliputi konservasi jenis dan genetik,
konservasi ekosistem esensial, pengembangan lembaga konservasi, penangkaran
tumbuhan dan satwa liar, tertib peredaran tumbuhan dan satwa liar (dephut.go.id).
a. Hutan konservasi
Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri dari :
1. Kawasan hutan Suaka Alam (KSA) berupa Cagar Alam (CA) dan Suaka
Margasatwa (SM);
Kawasan hutan Suaka Alam (KSA) adalah hutan dengan ciri khas tertentu,
yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah
sistem penyangga kehidupan.Masing-masing bagian dari KSA dijelaskan lebih
lanjut sebagai berikut :
a. Cagar Alam (CA) adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri kekhasan
tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu
dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan
perkembangannya berlangsung secara alami.
1. Cagar Alam Sibolangit di Sumatera Utara bagian timur. Di daerah ini
dilindungi berbagai macam tumbuhan khas dataran rendah pantai, antara
lainpohon lebah yang sangat tinggi dan bunga bangkai.
2. Cagar Alam Rafflesia di Provinsi Bengukulu. Tanaman yang dililindungi
adalah bungai bangkai Rafflesia Arnoldi terbesar di dunia.
3. Cagar Alam Limpopati di Provinsi Sumatera Barat. Satwa yang dilindungi
adalah tapir dan siamang.
4. Cagar Alam Pulau Moyo di Provinsi NTB. Satwa yang dilindungi adalah
sapi liar, banteng, rusa, babi hutan, burung kakak tua, dan ayam hutan.
5. Cagar Alam Arjuno Lalijiwo di Provinsi Jawa Timur. Daerah ini adalah
dataran tinggi Gunung Arjuna dengan ketinggian 2.600 mdpl. Tanaman
yang dilindungi yaitu berbagai flora Alpina dan cemara sebagai hutan
alam.
6. Cagar Alam Pananjung-Pangandaran di Provinsi Jawa Barat. Satwa yang
dilindungi adalah banteng dan rusa.
7. Cagar Alam Cibodas di Provinsi Jawa Barat. Kawasan ini adalah cadangan
hutan pegunungan hujan tropis dengan daerah yang basah atau sering
hujan.
8. Cagar Alam Pulau Dua di Provinsi Banten. Di wilayah ini banyak terdapat
jenis-jenis burung laut sehingga sering disebut Kerajaan Burung.
9. Cagar Alam Ujung Kulon di Provinsi Banten. Satwa yang dilindungi adalah
badak bercula satu, banteng, babi hutan, buaya dan berbagai jenis burung.
10. Cagar Alam Pulau Kaget di Provinsi Kalimantan Selatan. Satwa yang
dilindungi dan sekaligus menjadi maskot provinsi ini adalah bekantan.
11. Cagar Alam Gunung Kentawan di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai
kawasan konservasi untuk melindungi angrek alam, owa-owa (Hylobatus
Muelleri), bekantan dan beberapa jenis burung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_cagar_alam_di_Indonesia
b. Suaka Margasatwa (SM) adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas
berupa keanekaragaman dn atau keunikan jenis satwa bagi ilmu pengetahuan dan
kebudayaan dan kebanggaan nasional yang untuk kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
1. Suaka Margasatwa Gunung Lauser di Provinsi NAD. Satwa yang dilindungi
antara lain orang utan, gajah, badak sumatera, tapir, harrimau, rusa, dan
berbagai jenis burung.
2. Suaka Margasatwa Way Kambas di Provinsi Lampung. Satwa yang dilindungi
antara lain gajah sumatera, rusa, dan babi hutan.
3. Suaka Margasatwa Pulau Komodo di Provinsi NTT. Satwa yang dilindungi
antara lain komodo, biawak, rusa, babi hutan, anjing hutan, burung kakak tua,
kerbau liar, dan ayam hutan.
4. Suaka Margasatwa Baluran di Provinsi Jawa Timur. Satwa yang dilindungi
adalah banteng, kerbau liar, burung merak, kera, lutung, babi hutan, dan ayam
hutan.
5. Suaka Margasatwa Pelahari di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai kawasan
konservasi untuk melindungi Beruang Madu (Helarctus Malayanus), Kuwau
(Argusianus Argus), Pecuk Ular (Cervus Unicolor), dan Kijang Pelaihari
(Muntiacus Pleiharicus).
6. Suaka Margasatwa Pelahari Tanah Laut di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai
kawasan konservasi untuk melindungi bekantan, burung raja udang
(Palargopsis Capengis), rusa sambar, dan biawak (Varanus Salvator).
7. Suaka Margasatwa Tanjung Puting Kotawaringin di Provinsi Kalimantan
Tengah. Sebagai kawasan konservasi hutan dan satwa berupa orang utan
kalimantan.
8. Suaka Margasatwa Pulau Kaget di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai
kawasan konservasi untuk melindungi Bekantan (Nasalis Larvatus), Kera Abu-
abu (Macaca Fasicularis) dan lain-lain.
9. Suaka Margasatwa Nantu di Provinsi Gorontalo. Satwa yang dilindungi di
antaranya Babirusa (Babyrousa babyrussa), Anoa (Bubalus depressicornis),
Monyet Sulawesi (Macaca heckii), Tarsius (Tarsius spectrum), Babi Hutan
(Sus celebensis), serta 90 jenis burung yang 35 jenis di antaranya adalah khas
Sulawesi.
10. Suaka Margasatwa Membramo Foja di Provinsi Papua. Satwa yang dilindungi
antara lain kupu-kupu hitam-putih, katak pinokio berhidung panjang, pergam
(merpati) kaisar, kelelawar kembang baru (Syconycteris sp nov), tikus pohon
kecil (Pogonomys sp nov), semak belukar berbunga (Ardisia hymenandroides),
dan walabi kecil (Dorcopsulus sp nov).
11. Suaka Margasatwa Pulau Venu di Provinsi Papua Barat. Satwa khas yang
dilindungi adalah Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica).
( lihathttp://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_suaka_margasatwa_di_Indonesia )
2. Kawasan hutan Pelestarian Alam (KPA) berupa Taman Nasional (TN), Taman
Hutan Raya (TAHURA) dan Taman Wisata Alam (TWA); dan
Kawasan hutan Pelestarian Alam (KPA) adalah hutan dengan ciri khas
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
a. Taman Nasional (TN) adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya
tumbuhan dan atau satwa, pariwisata dan rekreasi. Pengelolaan Kawasan Taman
Nasional dilakukan oleh Pemerintah.
b. Taman Hutan Raya (TAHURA) adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan
koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau
bukan jenis asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya tumbuhan dan atau satwa,
budaya, pariwisata dan rekreasi. Pengelolaan Kawasan Taman Hutan Raya
dilakukan oleh Pemerintah.
c. Taman Wisata Alam (TWA) adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan
utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.
Pengelolaan Kawasan Taman Wisaha Alam dilakukan oleh Pemerintah.
3. Taman Buru (TB).
Taman Buru (TB) adalah kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat
wisata berburu. Perlindungan hutan meliputi pengamanan hutan, pengamanan
tumbuhan dan satwa liar, pengelolaan tenaga dan sarana perlindungan hutan dan
penyidikan.Perlindungan Hutan diselenggarakan dengan tujuan untuk menjaga
hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi
dan fungsi produksi dapat tercapai secara optimal dan lestari.
Perlindungan hutan ini merupakan usaha untuk :
a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang
disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, bencana alam, hama
serta penyakit.
b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas
hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan
dengan pengelolaan hutan.
c. Menganalisis ancaman dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
1. Ancaman Keanekaragaman Hayati
Kenekaragaman hayati di dunia terus menurun seiring kemajuan teknologi
umat manusia. Manusia seolah-olah menjadi “penguasa dunia” dan seenaknya
merusak keanekaragaman hayati hanya untuk kepentingan sendiri. Padahal pada
akhirnya manusia yang akan dirugikan dari hilangnya keanekaramgan hayati.
Banyak sekali penyebab terjadi hilangnya keanekaragaman hayati. Berikut
adalah penyebabnya:
1. Hilangnya Habitat
Deforestasi (penebangan hutan) telah mengakibatkan hilangnya habitat
sejumlah makhluk hidup yang berdampak pada berkurangnya keanekaragaman
hayati. Penggunaan bom ikan juga berdampak buruk pada ekosistem laut.
Penyebab utama masalah ini adalah populasi manusia yang terus bertambah yang
seiring dengan perkembangan kebutuhan yang semakin pesat.
2. Introduksi Spesies
Introduksi spesies (pengenalan spesies) adalah upaya mendatangkan sebuah
spesies asing ke suatu tempat. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan ekosistem
dan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati karena bisa saja spesies
asing lebih kuat dibandingkan spesies lokal sehingga kelestarian spesies lokal
terancam. Misalnya jika ada sebuah pulau yang dihuni banyak rusa kemudian
dimasukkan beberapa singa ke dalam pulau tersebut. Contoh introduksi spesies
yang sering terjadi adalah penggunaan padi unggul yang telah memusnahkan padi
tradisional.
3. Eksploitasi Berlebihan
Kemajuan teknologi manusia membuat manusia bisa berburu apa saja
termasuk hewan buas. Karena nilai jual yang tinggi, banyak orang yang tega
mengeksploitasinya secara berlebihan tanpa memikirkan generasi yang akan
datang. Akibatnya, populasi beberapa jenis hewan terus menurun bahkan hampir
punah. Eksploitasi hutan juga dapat mengganggu ekosistem dan menyebabkan
hilangnya keanekaragaman hayati.
4. Pencemaran

Pencemaran udara menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati


Pencemaran di kota-kota besar sudah semakin mengkhawatirkan. Banyak
orang yang seenaknya membuang sampah dan limbah ke sungai. Padahal sungai
adalah tempat hidup berbagai jenis ikan dan tumbuhan air. Ekosistem pantai juga
ikut terganggu karena pencemaran ini. Penggunaan pestisida dan pupuk buatan
juga berbahaya bagi tanah. Tanah akan tercemar dan menjadi tidak subur lagi.
Asap kendaraan bermotor dan pabrik berkontribusi terhadap pencemaran udara
yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global sehingga daerah kutub
menjadi tidak nyaman ditinggali oleh hewan kutub. Semua pencemaran tersebut
pada akhirnya akan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati.
5. Pemanasan Global

Eksploitasi hutan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati


Suhu dunia terus naik karena efek samping pencemaran udara. Udara yang
semakin panas ini dapat melelehkan es di kutub. Akibatnya permukaan laut naik
dan menenggelamkan pulau-pulau kecil di dunia. Tumbuhan dan hewan yang
tinggal di pulau kecil tersebut akan lenyap.
6. Industrialisasi
Sistem pertanian saat ini lebih condong ke sistem monokultur atau hanya
menanam satu varietas padi. Varietas padi tersebut adalah varietas unggul yang
dikembangkan di laboratorium. Akibatnya, keanekaragaman hayati padi
menurun.
2. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Ketidakseimbangan tersebut apabila dibiarkan, dapat mengancam
keanekaragaman hayati. Oleh karenanya, kegiatan-kegiatan yang dapat
menyebabkan kerusakan kekayaan hayati di Indonesia ini harus dicegah. Pemerintah
pun tidak tinggal diam, hal ini dapat dilihat dari undang-undang yang dikeluarkan
pemerintah mengenai konservasi (pengawetan) sumber daya hayati yaitu Undang-
Undang No. 23 tahun 1997 tentang pengolahan lingkungan hidup. Dari undang-
undang tersebut pengolahan lingkungan hidup diharapkan dapat bermanfaat serta
berkelanjutan. Berikut ini upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan
keanekaragaman hayati di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a. Perlindungan alam
Alam merupakan tempat manusia hidup sekaligus tempat untuk
memperoleh bahan kebutuhannya. Dari alam, manusia mendapatkan makanan dan
energi. Kebutuhan manusia yang diperoleh dari lingkungannya bukan hanya
sesaat, melainkan selama spesies itu ada sehingga kebutuhan itu tetap ada, bahkan
makin meningkat. Untuk dapat menyediakan kebutuhan hidup secara
berkesinambungan itu, manusia harus selalu berusaha menjaga kelestarian
keanekaragaman hayati. Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati di
Indonesia telah dilaksanakan semenjak pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya
tahun 1912, yang berpusat di Bogor. Setelah merdeka, perlindungan alam
dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat
I. Perlindungan alam dapat dikelompokkan menjadi perlindungan alam umum dan
perlindungan alam khusus.
1. Perlindungan alam umum
Perlindungan alam secara umum berarti melindungi semua komponen
alam secara keseluruhan yang meliputi kesatuan flora, fauna, dan tanahnya.
Perlindungan alam secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut:
a. Perlindungan alam ketat adalah perlindungan alam yang tidak
memperbolehkan campur tangan manusia dalam usaha perlindungannya.
Biasanya daerah ini digunakan untuk kepentingan ilmiah atau penelitian,
misalnya, Taman Nasional Ujung Kulon dan Pulau Panaitan
b. Perlindungan alam terbimbing adalah perlindungan alam di bawah
bimbingan para ahli, misalnya di kebun raya dan taman nasional
c. Taman nasional. Biasanya meliputi daerah yang luas, tidak boleh ada
bangunan tempat tinggal maupun industri, dan biasanya berfungsi
sebagai tempat rekreasi. Beberapa contoh taman nasional yaitu Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango (+ 15.000 ha), Taman Nasional
Kerinci Seblat (+ 1,5 juta ha), dan Taman Nasional Meru Betiri (+ 50.000
ha). Ciri-ciri taman nasional, antara lain:
(a) tersedianya kawasan yang cukup luas bagi pengembangan satu atau
lebih ekosistem yang tidak banyak dijamah oleh manusia. Dalam
kawasan ini berkembang jenis tanaman dan hewan yang memiliki
nilai ilmiah;
(b) karena kepentingannya yang khas bagi ilmu pengetahuan,
pengelolaannya berada di tangan pemerintah;
(c) karena memiliki unsur ilmu pengetahuan dan daya tarik ilmiah,
kawasan ini dapat dikunjungi dan dikelola untuk kemanfaatan
manusia, tanpa mengubah ciri-ciri ekosistem
2. Perlindungan alam khusus Perlindungan alam khusus berarti melindungi
unsur alam tertentu. Sebagai contoh perlindungan botani untuk melindungi
tumbuhan tertentu; perlindungan zoologi untuk melindungi hewan tertentu;
perlindungan geologi untuk melindungi formasi geologi tertentu;
perlindungan antropologi untuk melindungi suku bangsa tertentu; dan
perlindungan suaka margasatwa untuk melindungi hewan tertentu.
b. Pengawetan hutan
Hutan adalah ciptaan Tuhan yang merupakan sumber keanekaragaman
hayati yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia dan makhluk
lainnya sehingga kita harus memelihara keaslian hutan tersebut. Akan tetapi,
akhir-akhir ini manusia cenderung melakukan perusakan hutan. Hutan yang
terpelihara dengan baik dapat memperkaya hidup manusia secara material dan
spiritual sehingga manusia harus berusaha untuk memelihara semaksimal
mungkin keanekaragam hayati tersebut. Adapun tujuan dari pengawetan hutan,
antara lain, sebagai berikut:
1. Menjaga keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna, dengan
mencegah tindakan manusia yang dapat merusak macam-macam flora dan
fauna yang masih asli
2. Menjaga keseimbangan air di musim penghujan dan musim kemarau. Humus
menggemburkan tanah. Tanah yang gembur mampu menahan air hujan.
Selain itu, pada musim kemarau, sungai dan sumur tetap berair karena air-air
tanah itu keluar sebagai mata air
3. Mencegah erosi. Permukaan tanah mudah tererosi. Tanah terlindung oleh
humus dan terikat akar. Pada saat terjadi hujan humus akan menghambat
terlemparnya butiran-butiran tanah permukaan dari tempatnya sehingga
terhindarlah dari erosi
4. Mencegah banjir. Terjadinya erosi akibat hutan gundul menyebabkan
berkurangnya humus serta pendangkalan sungai dan danau sehingga dapat
terjadi banjir pada musim penghujan
5. Sumber perekonomian. Penyediaan kayu untuk berbagai industri terpentin
dan rotan merupakan hasil hutan yang sangat besar pengaruhnya terhadap
perekonomian Indonesia
Tindakan yang dapat dilakukan untuk pengawetan hutan diantaranya
sebagai berikut:
1. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan secara semena-mena, tetapi
dilakukan dengan sistem tebang pilih
2. Mengusahakan agar penebangan pohon diimbangi dengan penanaman
kembali
3. Mengadakan peremajaan hutan dan reboisasi, yaitu menanami kembali
bekas hutan yang telah rusak
4. Mencegah kebakaran. Kerusakan hutan yang paling besar terjadi karena
kebakaran. Jika terjadi kebakaran hutan, harus diusahakan pemadaman
secepat mungkin
c. Perlindungan margasatwa
Menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, harus
diusahakan agar tidak ada satu atau lebih komponen ekosistem yang mengalami
kepunahan. Oleh sebab itu, usaha pelestarian keanekaragaman hayati harus
dilakukan secara terpadu, artinya dalam suatu pelestarian itu, seluruh komponen
ekosistem harus dilestarikan secara keseluruhan.
Sikap manusia sangat berpengaruh terhadap perlindungan satwasatwa
langka yang mulai terancam kepunahan ini. Manusia harus sadar bahwa makhluk
hidup apa pun jika telah punah, keberadaannya di alam tidak dimungkinkan lagi.
Upaya untuk melestarikan hewan-hewan langka adalah sebagai berikut:
1. Membuat undang-undang perburuan dengan aturan-aturannya yang meliputi
batas-batas daerah perburuan, masa berburu, jumlah hewan yang boleh
diburu, jenis hewan, umur, jenis kelamin hewan, dan yang paling penting
adalah hasil buruan tidak untuk diperjualbelikan
2. Membiakkan hewan-hewan langka yang hampir punah, misalnya dengan
mengisolasi hewan-hewan tertentu, memelihara, dan membiakkannya
kemudian dilepaskan kembali ke asalnya
3. Memindahkan hewan langka yang hampir punah ke tempat lain yang
habitatnya lebih sesuai dan lebih aman
4. Mengambil telur hewan-hewan tertentu pada saat tertentu untuk kemudian
menetaskannya, membiakkannya, dan mengembalikannya ke habitat semula
Tes Formatif

1. Jenis-jenis tumbuhan yang menunjukan keanekaragaman tingkat gen yaitu


a. kencur, kunyit, jahe
b. temu lawak, temu ireng, kunyit
c. ganyong, lengkuas, bunga tasbih
d. jambu biji, jambu air, jambu monyet
e. semangka biji, semangka tanpa biji, semangka kuning

2. Perhatikan gambar berikut ini

Garis khayal yang dibuat oleh weber menambah satu wilayah persebaran fauna indonesia selain
australia dan orietal. contoh fauna yang berada dalam wilayah yang di klasifikasikan oleh weber
yaitu
a.anoa, rangkong, maleo
b. kasuari, kanguru, koala
c. kerbau, gajah, bekatan
d. komodo, babi rusa, kuskus
e. badak, kanguru pohon, musang

3. Pemerintah menggalangkan penanaman tanaman bakau di daerah payau sebagai pencegahan


abrasi alami.

hal ini menunjukan bahwa keanekaragaman hayati mempunyai nilai


a. sosial
b. budaya
c. biologis
d. ekologis
e. ekonomis
4. Tumbuhan Pandnus conoideus buah merah merupakan tumbuhan khas dari provinsi

a. bali
b. papua
c. bengkulu
d. bangka belitung
e. nusa tenggara barat

5. Jenis-jenis fauna yang bersifat endemik di wilayah sulawesi yaitu


a. singa, anoa, jalak
b. elang, komodo, babi rusa
c. murai, bekatan, banteng
d. anoa, maleo, burung rangkok
e. kanguru, kuskus, cendrawasih

6. Salah satu jenis flora khas provinsi jambi yang memiliki nilai estetika tinggi sehingga dijadikan
maskot provinsi adalah
a. sempur
b. gandaria
c. pinang merah
d. buah merah
e. cempaka kuniang

7. Perhatikan jenis-jenis tanaman berikut


1. rotan
2. cendana
3. kayu jati
4. kayu gaharu
5. mahoni
jenis -jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan industri mebel ditunjukan oleh nomor
a. 1, 2, 3
b. 1, 3, 5
c. 2, 3, 4
d. 2, 4, 5
e. 3, 4, 5
8. Untuk melindungi badak bercula 1 (Rhinoceros sundaicus )

Maka kawasan ujung kulon dicanangkan oleh pemerintah sebagai


a. kebun raya
b. cagar alam
c. hutan wisata
d. taman nasional
e. suaka margasatwa

9. Pada bulan-bulan tertentu dilakukan pemburuan terprogram terhadap babi hutan di hutan kota
waringin, kalimantan barat.

Hal ini bertujuan untuk


a. menggalakan perburuan satwa
b. meningkatkan populasi babi hutan
c. mengendalikan populasi babi hutan
d. mengecilkan populasi predator babi hutan
e. memenuhi permintaan daging dari luar negeri

10. Kawasan hutan gunung merapi selain sebagai area wisata juga di gunakan untuk menjaga
habitat macan tutul.
Hal ini bertujuan untuk
a. menarik wisatawan untuk datang ke merapi
b. menjadikan macan tutul sebagai binatang endemik
c. memajukan pariwisata dengan kegiatan berburu
d. menyediakan suplai macan tutul untuk kebun binatang
e. menjaga kelestarian macan tutul yang kurang adaptif dengan habitat luar

11. Kegiatan manusia berikut ini dapt mengkibatkan terjadinya penurunan keanekaragaman hayati
kecuali
a. membuang limbah pabrik ke sungai
b. menggunakan pestisida secara berlebihan
c. menebangi sebagian besar pohon dihutan
d. melakukan pemulihan tanaman dengan hibridisasi
e. menerapkan sistem monokultur untuk semua lahan pertanian

12. Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan keanekaragaman hayati kecuali


a. adaptasi
b. klasifikasi
c. domestikasi
d. perkawinan antar spesies
e. interaksi gen dengan lingkungan

13. Usaha pelestarian sumber daya alam hayati ekosistem hutan dapat dilakukan dengan cara…
a. penebangan hanya boleh dilakukan pada pohon-pohon besar dan rindang
b. penebangan hutan dilakukan tidak pada musim penyerbukan
c. penebangan hanya dilakukan pada tanaman yang tidak dapat berkembang biak dengan cepat
d. menerapkan system tebang pilih dan penanaman kembali
e. penebangan dilakukan jika dibutuhkan untuk mendirikan perumahan

14. Komodo merupakan hewan endemic di Pulau Komodo sehingga perlu dilindungi agar tidak
punah.
Untuk tujuan tersebut, Pulau Komodo dijadikan sebagai…
a.cagar alam
b.taman nasional
c.suaka margasatwa
d.kebun raya
e.hutan wisata

15.Pengelompokan organisme dapat didasarkan atas keanekaragaman tingkat gen dan


keanekaragaman tingkat spesies. Tanaman berikut yang menunjukkan keanekaragaman
tingkat gen adalah…
a.melon, mentimun dan semangka
b.sirsak, srikaya dan mangga
c.jahe, temu ireng, dan temu lawak
d.bunga mawar, bunga melati dan bunga kenanga
e.kelapa gading, kelapa hybrid, dan kelapa hijau

16. Pasangan tumbuhan berikut yang dapat dikelompokkan dalam tingkat keanekaragaman gen
yaitu…
a.jeruk nipis dan jeruk purut
b.ketan hitam dan ketan putih
c.bayam duri dan bayam cabut
d.jambu biji dan jambu monyet
e.sawo kecik dan sawo manila

17. Berdasarkan perbedaan flora dan fauna yang mendominasi, terumbu karang di Pantai
Pangandaran dan kawasan hutan di Gunung Gede Pangrango menunjukkan adanya
keanekaragaman hayati tingkat…
a.gen
b.spesies
c.populasi
d.komunitas
e.ekosistem

18. Perhatikan tanaman ini


Tanaman dalam gambar diatas merupakan tanaman yang berasal dari daerah…
a.riau
b.bengkulu
c.pangandaran
d.nusa kambangan
e.aceh

19. Kawasan suaka alam yang digunakan untuk melindungi dan menjamin perkembangan secara
alami terhadap jenis tumbuhan yang khas di tempat tersebut disebut…
a.cagar alam
b.suaka margasatwa
c.taman nasional
d.taman wisata alam
e.taman hutan raya

20. Contoh upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia secara ex situ yaitu...
a.pendirian taman nasional baluran
b.penangkaran harimau di kebun binatang
c.perlindungan taman laut bunaken
d.perlindungan komodo di pulau komodo
e.Perlindungan bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu

21. Berikut ini beberapa kawasan konservasi di Indonesia


1. Cagar Alam Gunung Muntis
2. Suaka Margasatwa Cikepuh
3. Taman Nasional Meru Betiri
4. Taman Nasional Baluran
5. Taman Wisata Alam Sibolangit
Kawasan Konservasi yang terdapat di Pulau Jawa meliputi nomor…
a.1), 2) dan 3)
b.1), 3) dan 4)
c.1), 4) dan 5)
d.2), 3) dan 4)
e.2), 3) dan 5)
22. Berikut ini yang tidak termasuk tujuan klasifikasi makhluk hidup yang dilakukan oleh para
ahli Biologi yaitu ...
a.mengetahui evolusi pada makhluk hidup
b.memberikan nama ilmiah pada makhluk hidup
c.mengetahui hubungan kekerabatan antar-makhluk hidup
d.mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan cirri-cirinya
e.membedakan setiap jenis makhluk hidup agar mudah dikenali

23. Keanekaragaman spesies dipengaruhi oleh ….


a. gen dan lingkungan
b. tingkah laku dan gen
c. gen dan faktor abiotik
d. faktor abiotik dan biotik
e. gen dan makanan

24. Kegiatan yang dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati adalah ….


a. memburu hewan lindung
b. membuat hutan lindung
c. membuat undang-undang keanekaragaman hayati
d. melakukan reboisasi
e. melakukan penangkaran hewan langka

25. Garis khayal yang memisahkan fauna Indonesia bagian barat dan wilayah peralihan adalah ….
a. garis Weber
b. garis Wallace
c. garis khatulistiwa
d. garis lintang
e. garis bujur

26. Kegiatan berikut yang bukan merupakan contoh pemanfaatan keanekaragaman hayati adalah
….
a. pembuatan kursi rotan
b. memasak sayuran
c. pengeboran minyak
d. pembuatan benang kapas
e. berternak unggas

27. Pelestarian in situ dilakukan dengan pembuatan ….


a. penangkaran hewan
b. kebun raya
c. hutan lindung
d. taman kota
e. taman bermain

28. Berikut ini tujuan manusia melakukan perambahan hutan, kecuali ….


a. pembuatan daerah pemukiman
b. pembuatan jalan raya
c. pembuatan ladang
d. pelestarian hewan
e. diambil kayunya

29. Hewan berikut merupakan hewan yang hidup di wilayah ….

a. Indonesia bagian barat


b. Indonesia bagain timur
c. Peralihan
d. Australia
e. Asia Selatan

30. Pada tumbuhan berikut, yang merupakan tumbuhan endemik Indonesia adalah …
a. Hibiscus rosasinensis
b. Rafflesia arnoldii
c. Oryza sativa
d. Morinda citrifolia
e. Solanum tuberosum

31. Berikut ini hewan yang umum diternakkan dan dimanfaatkan untuk konsumsi manusia, kecuali
….
a. ayam
b. sapi
c. burung elang
d. udang
e. kambing

32. Keanekaragaman gen dalam spesies terjadi antara ….


a. bunga mawar, bunga krisan, dan bunga matahari
b. ikan mas, ikan lele, dan ikan gurame
c. burung kakaktua raja, burung nuri, dan burung kakaktua jambul kuning
d. burung merpati hitam, burung merpati putih, dan burung merpati abu-abu
e. ular sanca, ular sendok, dan ular hijau

33. Berikut adalah contoh hewan yang berasal dari Indonesia bagian peralihan, yaitu ….
a. orangutan
b. babi rusa
c. biawak
d. kanguru
e. walabi

34. Berikut bukan merupakan kegiatan yang dapat menganggu keanekaragaman hayati, yaitu ….
a. penangkapan ikan dengan peledak
b. memelihara hewan langka
c. mengeksploitasi terumbu karang semaksimal mungkin
d. menanam pepohonan di halaman
e. membuka lahan dengan membakar hutan

35. Manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut, kecuali ….
a. untuk pemenuhan kebutuhan hidup
b. sebagai sumber kebutuhan sandang
c. sebagai sumber kebutuhan pangan
d. sebagai sumber kekayaan pribadi
e. sebagai sumber kekayaan papan

36. Salah satu peran pemerintah dalam menjaga keanekaragaman hayati adalah ….
a. memperbolehkan pemburuan asalkan membayar
b. memberi izin kepada pihak asing untuk mengelola suatu wilayah.
c. memberikan sanksi hukum dengan membuat undang undang
d. menjadikan daerah pesisir pantai sebagai tempat wisata
e. memberi izin kepada warga untuk memelihara hewan langka

37. Berikut ini yang termasuk faktor abiotik suatu ekosistem adalah ….
a. rumput
b. burung merpati
c. semak-semak
d. bebatuan
e. serangga

38. Keanekaragaman ekosistem tidak dipengaruhi oleh ….


a. vegetasi tanaman
b. iklim
c. jenis hewan yang menempati
d. lingkungan abiotik
e. wilayah negara

39. Warna-warni yang terdapat pada ikan koi menunjukkan ….


a. keanekaragaman individu
b. keanekaragaman fenotipe
c. keanekaragaman hayati
d. keanekaragaman gen
e. keanekaragaman spesies

40. Perhatikan tanaman ini

Tanaman sagu memiliki manfaat untuk memenuhi kebutuhan ….


a. papan
b. sandang
c. pangan
d. obat-obatan
e. kosmetik
Rangkuman
Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam (variasi) bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk hidup. Perbedaan
susunan gen akan menyebabkan perbedaan penampakan baik satu sifat atau secara keseluruhan.
Perbedaan tersebut akan menghasilkan variasi pada suatu spesies. Hal ini disebabkan adanya
keanekaragaman gen atau struktur gen pada setiap organisme.
Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang
terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia yang
sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat. Ekosistem berarti suatu
kesatuan yang dibentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup (komponen biotik) dan
lingkungannya (komponen abiotik). Setiap ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan
fisik, lingkungan kimia.
Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragam ekosistem dan habitat disertai banyaknya
spesies hewan dan tumbuhan yang menghuni ekosistem tersebut. Terdapat berbagai jenis hewan
dan tanaman unik di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena Indonesia terletak di antara Benua
Asia dan Benua Australia. Kedua benua di dunia tersebut turut mempengaruhi keanekaragaman
hayati di Indonesia. Manusia sebagai makhluk paling cerdas di bumi harus bisa memanfaatkan
keanekaragaman hayati yang ada secara bijak.
Setiap ekosistem yang ada di bumi, memiliki berbagai macam flora dan fauna. Setiap flora
dan fauna memiliki karakteristik serta kekhasan masing- masing. Akan tetapi, akibat dari ulah
manusia, keseimbangan ekosistem mulai terganggu. Beberapa jenis flora maupun fauna terancam
punah, bahkan beberapa sudah punah, seperti burung moa, burung dodo, atau gajah mamoth.
Fauna dan flora yang ada di bumi, memiliki fungsi sebagai penyeimbang ekosisem. Ekosistem
yang tidak seimbang ataupun rusak akan berdampak pada manusia serta alam itu sendiri.
Keanekaragaman hayati perlu di pelihara, sehingga ekosistem tetap seimbang. Banyak cara yang
bisa di pakai manusia dalam melestarikan keanekaragaman hayati. Salah satunya dengan metode
insitu dan eksitu
PENUTUP
1. Daftar pustaka
 https://aslam02.wordpress.com/materi/kelas-x-2/keanekaragaman-hayati/pengertian-
tingkat-keanekaragaman-hayati/
 https://www.academia.edu/8592698/modul_keanekaragaman_hayati
 https://foresteract.com/keanekaragaman-hayati/
 http://biologi-hayati.blogspot.com/2017/01/pengertian-garis-Wallace-dan-Weber.html
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=iI
5GXfTFL67Wz7sPtJuyqAU&q=vegetasi+sabana+tropis&oq=vegetasi+sabana+tropis&g
s_l=img.3...150243.154135..154411...0.0..0.162.2999.0j22......0....1..gws-wiz-
img.......0j0i67j0i10i30j0i30j0i5i30j0i24.m-
7EV4no1Wc&ved=0ahUKEwj0qZrj3ejjAhUu63MBHbSNDFUQ4dUDCAY&uact=5#i
mgrc=gcdoGYzFkb71pM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=J5
BGXcrJD5DC3LUP1s-
VmAU&q=fauna+autralis&oq=fauna+autralis&gs_l=img.3...76784.78838..81152...0.0..0
.211.1337.0j7j1......0....1..gws-wiz-
img.......0i67j0j0i30j0i5i30j0i5i10i30j0i8i30j0i10i24.7x0RnjYbL9w&ved=0ahUKEwiK-
euo3-jjAhUQIbcAHdZnBVMQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=yq2ckhUjgp7AgM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=9
Y9GXda6Orjkz7sP8oCU0AM&q=fauna+peralihan&oq=fauna+peralihan&gs_l=img.3..0
j0i5i30j0i8i30j0i24l4.45387.48023..48344...0.0..0.193.2364.0j15......0....1..gws-wiz-
img.......0i67j0i30.MEuPGy4D_SU&ved=0ahUKEwiWiauR3-
jjAhU48nMBHXIABToQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=-NHp8n1TzxeiZM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=e
ZBGXZDaF47Xz7sP0K2r4AU&q=fauna+asiatis&oq=fauna+asiatis&gs_l=img.3..0j0i5i
30l3j0i8i30j0i24l5.36930.38714..38902...1.0..0.178.1105.0j7......0....1..gws-wiz-
img.......0i30j0i10i30.2Rqaq8nZMPc&ved=0ahUKEwjQ-oDQ3-
jjAhWO63MBHdDWClwQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=2Exz_0Hd8MAbrM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=o
ZBGXa-
gGefYz7sPktegoAU&q=ekosistem+perairan&oq=ekosistem+perairan&gs_l=img.3..0j0i
24l9.62552.66255..66618...0.0..0.285.2998.0j16j2......0....1..gws-wiz-
img.......0i67j0i30j0i5i30j0i8i30.kPiFM3PziX8&ved=0ahUKEwjv9Ivj3-
jjAhVn7HMBHZIrCFQQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=1oncBOxtEg_17M:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=5
ZBGXaTcCZzTz7sPzIikqAU&q=ekosistem+daratan&oq=ekosistem+daratan&gs_l=img.
3..0i30j0i24.35417.36479..36789...0.0..0.156.934.0j7......0....1..gws-wiz-
img.......0j0i5i30j0i8i30j0i19.BuKVPjlPZ4g&ved=0ahUKEwjk4rKD4OjjAhWc6XMBH
UwECVUQ4dUDCAY&uact=5#imgdii=W-
HTBM8nGFlemM:&imgrc=jK7GlsfMKL6kSM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=C
5FGXYmdCNncz7sPxo6b0AM&q=peta+garis+wallace&oq=peta+garis+wallace&gs_l=i
mg.3..0j0i8i30j0i24l3.36171.39642..39883...0.0..0.266.2790.1j15j2......0....1..gws-wiz-
img.......0i67j0i5i30j0i30.XMyEIxZWIrI&ved=0ahUKEwjJzsCV4OjjAhVZ7nMBHUbH
BjoQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=ig8ezxepWC3aRM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=N
JFGXYmVB7GEmge3wqPYAw&q=keanekaragaman+kelapa&oq=keanekaragaman+kel
apa&gs_l=img.3...76765.80910..81121...0.0..0.169.3026.0j21......0....1..gws-wiz-
img.......0j0i67j0i8i30j0i24.2tLM90t_7qA&ved=0ahUKEwiJ_4Wp4OjjAhUxguYKHTfh
CDsQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=1gjAQ9y6-7cwRM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=h
pFGXZPRDLHaz7sPkL2P4AM&q=keanekaragaman+padi&oq=keanekaragaman+padi&
gs_l=img.3..0i24l2.25256.25988..26399...0.0..0.264.777.0j3j1......0....1..gws-wiz-
img.......0i8i30.JtzJDikGMmk&ved=0ahUKEwiTrJjQ4OjjAhUx7XMBHZDeAzwQ4dU
DCAY&uact=5#imgrc=BNnFGKBG-X2Z-M:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=o
ZFGXcXqII3Bz7sPwbWFgAQ&q=keanekaragaman+anjing&oq=keanekaragaman+anjin
g&gs_l=img.3...23533.24450..24827...0.0..0.176.887.0j6......0....1..gws-wiz-
img.......0j0i8i30j0i24.r9Gw7L2qT0g&ved=0ahUKEwiFv5zd4OjjAhWN4HMBHcFaAU
AQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=cOn2y6RurGmPJM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=B
JJGXbDiLrOYmgfIu7KoBQ&q=keanekaragaman+bawang+merah&oq=keanekaragama
n+bawang+merah&gs_l=img.3...18617.20875..21221...0.0..0.310.1937.0j10j1j1......0....1.
.gws-wiz-
img.......0j0i5i30j0i8i30j0i24.QwNX_NfzVHs&ved=0ahUKEwiw9MSM4ejjAhUzjOYK
HcidDFUQ4dUDCAY&uact=5#imgdii=uJNfLA_zsgJbTM:&imgrc=lla37-74Oyr1aM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=G
pJGXYr7N5zVz7sP46mbkAU&q=keanekaragaman+felidae&oq=keanekaragaman+felid
ae&gs_l=img.3...34115.35481..35833...0.0..0.186.1144.0j7......0....1..gws-wiz-
img.......0j0i8i30j0i24.QqAdB33O-
cI&ved=0ahUKEwiK8IyX4ejjAhWc6nMBHePUBlIQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=Yg48
TL9UM9LTxM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=G
pJGXYr7N5zVz7sP46mbkAU&q=keanekaragaman+palmae&oq=keanekaragaman+pal
mae&gs_l=img.3...4334.7336..7583...1.0..0.188.1085.0j7......0....1..gws-wiz-
img.......0i8i30j0i24.Y5_igpN51-
E&ved=0ahUKEwiK8IyX4ejjAhWc6nMBHePUBlIQ4dUDCAY&uact=5#imgdii=z6Ucj
4wVkMrO9M:&imgrc=dXJBPxeE16T1bM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=G
pJGXYr7N5zVz7sP46mbkAU&q=keanekaragaman+palmae&oq=keanekaragaman+pal
mae&gs_l=img.3...4334.7336..7583...1.0..0.188.1085.0j7......0....1..gws-wiz-
img.......0i8i30j0i24.Y5_igpN51-
E&ved=0ahUKEwiK8IyX4ejjAhWc6nMBHePUBlIQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=dXJB
PxeE16T1bM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=c
ZNGXZbcLrjUz7sP0JmjyAM&q=keanekaragamagraminae&oq=keanekaragamagramina
e&gs_l=img.3...34387.35784..36173...0.0..0.202.1293.0j7j1......0....1..gws-wiz-
img.YrD3a6uBEB8&ved=0ahUKEwjW2Mq64ujjAhU46nMBHdDMCDkQ4dUDCAY&
uact=5#imgdii=vSMeH2sHa16iZM:&imgrc=RcPzkocDCN44jM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=5
5JGXb3RMNWamgfI1bSIBQ&q=keanekaragaman++ipomoe&oq=keanekaragaman++ip
omoe&gs_l=img.3...32739.34142..34600...0.0..0.176.911.0j6......0....1..gws-wiz-
img.......0j0i8i30j0i24.jIdSNj042Qk&ved=0ahUKEwj94OX44ejjAhVVjeYKHcgqDVEQ
4dUDCAY&uact=5#imgrc=C_b9jUnpyX537M:
 https://www.google.com/search?q=keanekaragaman+beringin&safe=strict&tbm=isch&tb
s=rimg:Cbh7QpyypzbjIji_1jaHb6101GTQNcDTQgCa7W0H_1T_1HYqsrbZJBraNoGU
qemRLwEE1Ns5gYZ2bggXMkZOhTS3iqNaioSCb-
NodvrXTUZEaRKThN1Px32KhIJNA1wNNCAJrsR-
wXZtnadTWMqEglbQf9P8diqyhGblcRDIZCIBioSCdtkkGto2gZSETq8JtPeAudoKhIJp6
ZEvAQTU2wRryp1EEOR6IQqEgnmBhnZuCBcyREic8HVNV6lFyoSCRk6FNLeKo1q
EdBD-
G8Sh5fY&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwjH_LO44ujjAhWZ8HMBHQBiDFQQ9C96BA
gBEBg&biw=863&bih=491&dpr=1.33#imgrc=QV8NpHVcbV9V-M:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=u
5FGXY7nFcPZz7sPqv620AM&q=keanekaragaman+mawar&oq=keanekaragaman+maw
ar&gs_l=img.3...70935.71965..72336...0.0..0.193.896.0j6......0....1..gws-wiz-
img.......0j0i8i30j0i24.22y7WwgCD-
4&ved=0ahUKEwjOsMTp4OjjAhXD7HMBHSq_DToQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=_sr
al43JDx2niM:
 http://remarkableofbiology.blogspot.com/2017/05/keunikan-hutan-hujan-tropis-di-
indonesia.html
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=lp
NGXeqCO5naz7sPrb-
m4AM&q=manfaat+keanekaragaman+hayati+sebagai+sumber+pangan&oq=manfaat+ke
anekaragaman+hayati+sebagai+sumber+pangan&gs_l=img.3..0i24.590898.606334..6066
17...7.0..0.282.7974.0j56j2......0....1..gws-wiz-
img.......0j0i30.RGrrS4Rh_yE&ved=0ahUKEwjqpanM4ujjAhUZ7XMBHa2fCTwQ4dU
DCAY&uact=5#imgdii=3bmrCkSOuzKIDM:&imgrc=-zjnA99ViMBKrM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=863&bih=491&tbm=isch&sa=1&ei=9
pVGXerKJ5jez7sPvJuB2AM&q=manfaat+keanekaragaman+hayati+sebagai+sumber+sa
ndang&oq=manfaat+keanekaragaman+hayati+sebagai+sumber+sandang&gs_l=img.3..0i
24.78362.79485..79833...0.0..0.170.1085.0j7......0....1..gws-wiz-
img.cOVrvHnS3xw&ved=0ahUKEwjqnYvu5OjjAhUY73MBHbxNADsQ4dUDCAY&u
act=5#imgrc=Xxvzp6w60YLQBM:
 https://www.google.com/search?q=manfaat+keanekaragaman+hayati+sebagai+sumber+p
apan&safe=strict&tbm=isch&tbs=rimg:CVjd0B279IhEIjgey-PdrUdGC1tDVHUIr-
OsH2wDedTFplTMrTTnHl9cYRntpi2cPvoKMGeBYvjsRLg9TWEqztc_10ioSCR7L492
tR0YLERxuf9-
3uRCyKhIJW0NUdQiv46wRQVussGUpX3kqEgkfbAN51MWmVBEWNIYy6qiEbioS
CcytNOceX1xhEUOl6jq9hBSCKhIJGe2mLZw--goRKk7z7QN_1GJcqEgkwZ4Fi-
OxEuBF9F-
KC3xiZJSoSCT1NYSrO1z_1SEVYGZOpYL7Ip&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwjq7b3z
5ejjAhUNfSsKHXf7CyMQ9C96BAgBEBg&biw=863&bih=491&dpr=1.33#imgrc=WN
3QHbv0iES6cM:
 https://www.google.com/search?q=manfaat+keanekaragaman+hayati+sebagai+sumber+p
endapatan&safe=strict&tbm=isch&tbs=rimg:CZgMffNl2BMTIjiFVTIWI5VIHU0kgzyru
bhQuxp1aG6x_1D1CDAYAFfjxh_1dHx_1KJycndfRs3l7hpjSfV2T9x-
G5ImCoSCYVVMhYjlUgdESZjs_1uzjCCnKhIJTSSDPKu5uFARa0FdKfTVNDIqEgm7
GnVobrH8PRHCOCxIwNAoRioSCUIMBgAV-
PGHEeRBiTJWqQYaKhIJ90fH8onJyd0RNg47U5eVODsqEgl9GzeXuGmNJxE2DSSLP
7iPfCoSCdXZP3H4bkiYETzcR5vDHB0v&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwjHwZnZ5ujjA
hUHeH0KHcLrCTQQ9C96BAgBEBg&biw=863&bih=491&dpr=1.33#imgrc=mAx982
XYExOSNM:
 https://ilmugeografi.com/biogeografi/manfaat-keanekaragaman-hayati
 https://www.google.com/search?q=manfaat+keanekaragaman+hayati+sebagai+sumber+p
engetahuan&safe=strict&tbm=isch&tbs=rimg:CbTcwuj5rku8IjjdwAnoOfmPD52CUCve
sCJ8fRs3l7hpjSf3R8fyicnJ3W6E5ScprxwhWFRvayovrLDSBa-kMkgniSoSCd3ACeg5-
Y8PEUr-Ut4x-
gN9KhIJnYJQK96wInwRVfkV4QwAPToqEgl9GzeXuGmNJxE2DSSLP7iPfCoSCfdHx
_1KJycndETYOO1OXlTg7KhIJboTlJymvHCERyZsM33m8oScqEglYVG9rKi-
ssBEH18ovj0vwdioSCdIFr6QySCeJEdWRsaTbRxP0&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwiX
ztSB6OjjAhUj8XMBHYgHDUcQ9C96BAgBEBg&biw=863&bih=491&dpr=1.33#imgr
c=0gWvpDJIJ4lpYM:
 https://www.google.com/search?q=manfaat+keanekaragaman+hayati+sebagai+sumber+o
bat-
obatan&safe=strict&tbm=isch&tbs=rimg:CSx02toypBKuIjhI03eevg46BLMl46cOyA0A
yygkERqQOxfZnCu5MMPq9KeIXU7HmCnM5U1zweZdfMduhEQrURUaxioSCUjTd5
6-
DjoEESd2jt5C9O_1_1KhIJsyXjpw7IDQARZkseemt05CYqEgnLKCQRGpA7FxH6oB
MRo24QPyoSCdmcK7kww-
r0Ee7I5rSQ504uKhIJp4hdTseYKcwRJy_1fkDhDr38qEgnlTXPB5l18xxEP_12a2pYMlk
CoSCW6ERCtRFRrGESjDUhfnrlnI&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwiIx7jm6OjjAhV773
MBHQzmCTsQ9C96BAgBEBg&biw=1025&bih=491&dpr=1.33#imgdii=W1tL3bUJ2x
V_mM:&imgrc=2ZwruTDD6vQpEM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=u
5tGXdbxHJnDz7sPwpSxmAQ&q=bunga+melati&oq=bunga+melati&gs_l=img.3..0l10.2
3939.26913..27313...1.0..0.224.2414.1j9j3......0....1..gws-wiz-
img.......0i67j0i10.uTWQ2ohWe8c&ved=0ahUKEwiWu6Wu6ujjAhWZ4XMBHUJKDE
MQ4dUDCAY&uact=5#imgdii=M9kFOq48XCjF9M:&imgrc=ZAdqXupRdQyQBM:
 https://www.google.com/search?q=bunga+kantil&safe=strict&tbm=isch&tbs=rimg:CRG
zPgiUjPgMIjjql9ysibuu524znDwzRBIrxvtt7wdLy9I4q-
qdX4QCVOs6vQ8scURzhFyA0DKYdiC9euZ_1f9zagyoSCeqX3KyJu67nERf29SBbkax
JKhIJbjOcPDNEEisRa3Ox3nthvu4qEgnG-
23vB0vL0hHZtgyx78umXioSCTir6p1fhAJUEXJPrKblMKA1KhIJ6zq9DyxxRHMRoOc
PHtt5ZpEqEgmEXIDQMph2IBE8IAVG10Ll8CoSCb165n9_13NqDEZHOXES5UJTV
&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwia0bPd6ujjAhUo6nMBHSUODTsQ9C96BAgBEBg&bi
w=911&bih=436&dpr=1.5#imgdii=YKKFcGhy8at9CM:&imgrc=gSIuYYWMiDKj_M:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=K
JxGXb-
FAoLbz7sPg6mKgAU&q=lidah+buaya&oq=lidah+buaya&gs_l=img.3..0l4j0i67j0l5.564
84.58456..58685...0.0..0.208.1965.0j10j1......0....1..gws-wiz-
img._XBQn_Nypu0&ved=0ahUKEwi_uYfi6ujjAhWC7XMBHYOUAlAQ4dUDCAY&
uact=5#imgdii=rRasST9BjraxqM:&imgrc=XAcMsp_fJ7_p1M:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=p
5xGXfacGarBz7sPmv-
00AQ&q=kelapa&oq=kelapa&gs_l=img.3..0i67l3j0j0i67j0l5.38050.38940..39157...0.0..
0.204.1072.0j5j1......0....1..gws-wiz-img._T3qLpCbVHM&ved=0ahUKEwi2jOae6-
jjAhWq4HMBHZo_DUoQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=jwxoIBhtI-rdqM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=z5
xGXbqUL7KMmgf_lLWABQ&q=teh+hijau&oq=teh+hijau&gs_l=img.3..0l10.98616.99
976..100684...0.0..0.352.1798.0j5j3j1......0....1..gws-wiz-
img.......0i67.t3OECxSJS6M&ved=0ahUKEwj6t4Wy6-
jjAhUyhuYKHX9KDVAQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=N_8U6AbEvMSYFM:
 https://www.google.com/search?q=bunga+untuk+nyekar&safe=strict&tbm=isch&tbs=ri
mg:CV_1i9THY9X-pIjjVkAbASbEBnmTisM6IHVv_1ltimL6ZxMGAPQT-BnzSS-
gviwk3r7gM9N0f3iwY4dlE7-84yeFLdbioSCdWQBsBJsQGeET2l7-
_1mQlrNKhIJZOKwzogdW_18RdyIbWwZO_1qYqEgmW2KYvpnEwYBHUckq7Qmul
8SoSCQ9BP4GfNJL6EfoWayRLwb2PKhIJC-
LCTevuAz0RLBBRwaxGa0cqEgk3R_1eLBjh2URHfCkIAZ9EGsCoSCTv7zjJ4Ut1uEb
NOILNgxc_1q&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwju4ML47-
jjAhUe7nMBHbrLCU0Q9C96BAgBEBg&biw=911&bih=436&dpr=1.5#imgrc=D0E_g
Z80kvo8DM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=o
qFGXf7kGoDfz7sP8Z2ukAU&q=hutan+hujan+tropis&oq=hutan+hujan+tropis&gs_l=i
mg.3..0l6j0i5i30l4.326054.330367..330609...0.0..0.277.3614.0j8j10......0....1..gws-wiz-
img.......0i67j0i30.YIid26wdJTU&ved=0ahUKEwj-veP-7-
jjAhWA73MBHfGOC1IQ4dUDCAY&uact=5#imgdii=rSDbuxq0Mp5fsM:&imgrc=-
XoIRVoTzTdnGM:
 https://ilmugeografi.com/biogeografi/pelestarian-keanekaragaman-hayati
 https://www.google.com/search?q=suaka+margasatwa&safe=strict&source=lnms&tbm=i
sch&sa=X&ved=0ahUKEwjy44f9--
jjAhVZfysKHQTUCl0Q_AUIESgB&biw=911&bih=436&dpr=1.5#imgrc=dKtp_LudL2
eIrM:
 https://www.google.com/search?q=taman+nasional&safe=strict&tbm=isch&tbs=rimg:CZ
wAPSxgPtbfIjj9rso0bfbFdHla5EJbXqDxPgmJlmAPZO5AbbgzRaNMrSfqzPHGbliY3oh
2UCPdw8QIu8retwiMhyoSCf2uyjRt9sV0EZGnH3UbBjfEKhIJeVrkQlteoPERo9BifYCh
6WUqEgk-CYmWYA9k7hGkySTW4NwyqioSCUBtuDNFo0ytEZCDG8hQbJ4SKhIJJ-
rM8cZuWJgRaDbNAflLGpEqEgneiHZQI93DxBFNmOiWCnBQ1SoSCQi7yt63CIyHE
QFTUlWMbzwH&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwixu8Km_ejjAhUXfysKHc2VBW0Q9C
96BAgBEBg&biw=911&bih=436&dpr=1.5#imgdii=GL7LqqOe29SqXM:&imgrc=SUyy
ToVAcyUMZM:
 https://www.google.com/search?q=cagar+alam&safe=strict&tbm=isch&tbs=rimg:CSftkv
5IX520IjgRgQRYIbRIkb5Q_1FrRNz8FIE4f79kX6ZKQz3HKgeLy2LnV4f1MFrJhGL7
LqqOe29TOGi6G_1ddvLioSCRGBBFghtEiREeHaX-
lbdI3RKhIJvlD8WtE3PwURPvgUjK92fvgqEgkgTh_1v2RfpkhHsPOEW0bQs5yoSCZD
PccqB4vLYEZtY0ALCMg8lKhIJudXh_1UwWsmER7gf8Vi7bLw8qEgkYvsuqo57b1B
HhWb4jvAQWryoSCc4aLob9128uEWvMzEXcQgv8&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwja
4JmO_ujjAhXQbSsKHVuNAzIQ9C96BAgBEBg&biw=911&bih=436&dpr=1.5#imgdii
=kM9xyoHi8tiTPM:&imgrc=EYEEWCG0SJF9_M:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=jr
BGXcKPJIv49QOdubqgAQ&q=hutan+suaka+alam&oq=hutan+suaka+alam&gs_l=img.
3..0j0i24l4.134105.137707..138031...0.0..0.295.2921.0j14j3......0....1..gws-wiz-
img.....0..0i67j0i5i30j0i8i30.SF8H7oFAxT4&ved=0ahUKEwjCjq-
c_ujjAhULfH0KHZ2cDhQQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=aZ3u2IlFEgwdDM:
 https://www.google.com/search?q=taman+nasional+ujung+puting&safe=strict&tbm=isch
&tbs=rimg:Cdlw2_14Ny1QMIjjaLdMvpzFe_1BYNLUmw4QkfONyQzp_183pMSA-
MsvN_1585rT25qefh8JxSVrWVq2S9rMNj61_1VlkHSoSCdot0y-
nMV78Ec1Zr5TjQB3NKhIJFg0tSbDhCR8R7-
5pNfXSYrYqEgk43JDOn_1zekxEbNY92oaVQxyoSCRID4yy83_1nzEQeEyAD1d5diK
hIJmtPbmp5-
HwkRMBV2pssZhgsqEgnFJWtZWrZL2hGarqSrqRz1BCoSCcw2PrX9WWQdEUBaLS
Fx9bP5&tbo=u&sa=X&ved=2ahUKEwjtzPOdgOnjAhWv8XMBHRgwB0IQ9C96BAgB
EBg&biw=911&bih=436&dpr=1.5#imgdii=Fg0tSbDhCR-
DuM:&imgrc=2XDb_g3LVAxaSM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=u
7JGXfiUJrbcz7sPqZOlyAM&q=taman+nasional+ujung+kulon&oq=taman+nasional+uju
ng+kulon&gs_l=img.3..0l3j0i5i30l3j0i24l4.89352.90309..90684...0.0..0.162.754.0j5......0
....1..gws-wiz-
img.vTSXD_AX2BU&ved=0ahUKEwi43v2lgOnjAhU27nMBHalJCTkQ4dUDCAY&ua
ct=5#imgrc=HSt_cxcQeMcMjM:
 https://lonelyplanetwp.imgix.net/2018/06/GettyRF_663075578-
af4132f1ad8c.jpg?fit=min&q=40&sharp=10&vib=20&w=1470
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=y
bNGXeyNOKjfz7sPgeK84AM&q=taman+nasional++erinci&oq=taman+nasional++erinc
i&gs_l=img.3...23269.25584..25938...1.0..0.155.997.0j7......0....1..gws-wiz-
img.hHRYzwE1sak&ved=0ahUKEwislu-
mgenjAhWo73MBHQExDzwQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=bsz7Fkk-NbfoUM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=L
bRGXaKbKJnDz7sPwpSxmAQ&q=taman+nasional++gunung+leuseur&oq=taman+nasi
onal++gunung+leuseur&gs_l=img.3..0i10i24.23787.29160..29573...1.0..0.185.2253.0j15.
.....0....1..gws-wiz-img.......0j0i5i30j0i8i30j0i24.p6wxt5mki-
Y&ved=0ahUKEwji5bbWgenjAhWZ4XMBHUJKDEMQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=5a
kFx3Eio84zgM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=T
LRGXb7IEOO0mgeGpYOQBQ&q=kebun+binatang&oq=kebun+binatang&gs_l=img.3.
.0l6j0i67j0l3.6101.9428..9757...1.0..0.312.2618.0j13j1j1......0....1..gws-wiz-
img.uuLhbhS6OFI&ved=0ahUKEwi-
noPlgenjAhVjmuYKHYbSAFIQ4dUDCAY&uact=5#imgdii=4sw3mudTm4qojM:&imgr
c=Up_YBojINPE3oM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=or
VGXbrSFpaRwgOL0ZmwCQ&q=taman+safari&oq=taman+safari&gs_l=img.3..0i67j0l
9.99500.101546..101872...0.0..0.179.1803.0j12......0....1..gws-wiz-
img.7dT33MoJCX8&ved=0ahUKEwi6q5OIg-
njAhWWiHAKHYtoBpYQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=MnhrQtc4tEQ7RM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=C
bZGXeSUD4zjvAS-
h67ABQ&q=taman+hutan+raya&oq=taman+hutan+raya&gs_l=img.3..0l10.169104.1708
86..171242...0.0..0.197.1636.0j10......0....1..gws-wiz-
img.jkLCpPqHk9w&ved=0ahUKEwikvZq5g-
njAhWMMY8KHb6DC1gQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=q3IdHK6xDoYXWM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=tb
ZGXbKqI4zGvwTWgbeQBQ&q=taman+safari+prigen&oq=taman+safari+prigen&gs_l=
img.3..0l10.648050.651392..651824...0.0..0.193.2009.0j13......0....1..gws-wiz-
img.lvg6jkUGB3w&ved=0ahUKEwjy2LCLhOnjAhUM448KHdbADVIQ4dUDCAY&u
act=5#imgdii=4r3mKkZLyGaLuM:&imgrc=WGVyPWZyfLQxnM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&tbm=isch&q=taman+safari+purwodadi&chi
ps=q:taman+safari+purwodadi,online_chips:pasuruan+jawa&sa=X&ved=0ahUKEwim0
OH0hunjAhUw6nMBHZemAjsQ4lYILygF&biw=911&bih=436&dpr=1.5#imgdii=fUk6
6zb-72afOM:&imgrc=0o98iTm-LZe7LM:
 https://www.google.com/search?q=taman+hutan+raya+bogor&safe=strict&tbm=isch&tb
s=rimg:CZ1lkqv6sD6wIji-
HbSDQIzH6EvxeOFcHi3LCSrC0gvofUR1a9WsbH58e02EpWoESuQxU2tYmPvkgdspy
pd28LAdDCoSCb4dtINAjMfoEcg2gEbecRP2KhIJS_1F44VweLcsR7k1DaNZjJnEqEgk
JKsLSC-
h9RBELBqflLe8FOyoSCXVr1axsfnx7EbgMQVSBF395KhIJTYSlagRK5DERM86tr3t
Oti8qEglTa1iY--
SB2xGyvWrzKfIMmioSCSnKl3bwsB0MEQpMQmI9H6k_1&tbo=u&sa=X&ved=2ahU
KEwi0pYWdiOnjAhVTfSsKHUcBAkkQ9C96BAgBEBg&biw=911&bih=436&dpr=1.5
#imgdii=uGt3YSL_hmZqkM:&imgrc=KAozKuLaGmbinM:
 https://www.google.com/search?safe=strict&biw=911&bih=436&tbm=isch&sa=1&ei=D
rtGXfHoFvDhz7sPkduN4AU&q=kebun+raya+ragunan+jakarta&oq=kebun+raya+raguna
n+jakarta&gs_l=img.3..0.6635.14115..14341...0.0..0.174.3539.0j26......0....1..gws-wiz-
img.......0i67j0i5i30j0i8i30j0i8i10i30j0i24j0i30.8asn6c5EVHk&ved=0ahUKEwjxp4CeiO
njAhXw8HMBHZFtA1wQ4dUDCAY&uact=5#imgdii=FRw1xldmAfh3RM:&imgrc=ivI
tgmRMEyrRFM:
2. Glossarium
Abiotik : Istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu
yang tidak hidup (benda-benda mati)
Akuatik : Sebuah aktivitas dengan menggunakan media air
Amfibi : Hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua
alam; yakni di air dan di daratan.
Anatomi : cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan
organisasi dari makhluk hidup
Asiatis : Fauna dataran sunda
Australis : Sebutan untuk Tanah Selatan yang Tidak Diketahui dalam
bahasa Latin. Benua ini hanyalah khayalan karena
ketidaktahuan dan digambar di berbagai peta Eropa pada abad
ke-15 sampai ke-18.
Biodiversitas : Keseluruhan gen, spesies dan ekosistem di suatu kawasan
Biogeografi : Cabang dari biologi yang mempelajari tentang
keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu
Biotik : Komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup
Cagar alam : Suatu kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya
atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan
perkembangannya berlangsung secara alami
Cendawan : Tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler
Curah hujan : Ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang
datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir
Epifit : Tumbuhan yang tumbuh dengan cara menumpang pada
tumbuhan lain sebagai tempat hidupnya
Ekologi : Ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya
Ekosistem : Suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya
Eksitu : Pelestarian makhluk hidup di luar habitat aslinya
Endemik : Suatu gejala yang terjadi pada organisme untuk menjadi lebih
unik pada suatu lokasi georgafis baik diasuatu pulau ataupun
di suatu negara
Energi : Kemampuan melakukan kerja
Energi terbarukan : Energi yang senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang
relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir atau
antisipasi akan kehabisan sumbernya
Familia : Suatu takson yang berada antara ordo dan genus, merupakan
taksonomi yang di dalamnya terdiri atas beberapa genus yang
secara filogenetis terpisah dari famili lainnya.
Fauna : Khazanah segala macam jenis hewan yang hidup di bagian
tertentu atau periode tertentu
Fenotif : Suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis,
dan perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang
diatur oleh genotipe dan lingkungan serta interaksi keduanya
Fertil : istilah yang digunakan pada makhluk hidup yang dapat
menghasilkan keturunan
Fisiografi : Salah satu cabang ilmu Geografi yang mempelajari suatu
wilayah daerah atau negara berdasarkan segi fisiknya, seperti
dari segi garis lintang dan garis bujur, posisi dengan daerah
lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi,
serta kaitannya dengan laut.
Fisiologi : Salah satu dari cabang-cabang biologi yang mempelajari
berlangsungnya sistem kehidupan.
Flora : Segala jenis tumbuhan serta tanaman yang ada di muka bumi
Garis Wallace : Sebuah garis hipotetis yang memisahkan wilayah geografi
hewan Asia dan Australasia
Garis Weber : Garis yang membatasi jenis fauna Indonesia dibagian tengah
(tipe peralihan) dengan yang ada dibagian timur (tipe
australis) yang memanjang dari selatan timur, laut banda
hingga laut maluku
Gen : Unit pewarisan sifat bagi organisme hidup
Genetik : Cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada
organisme maupun suborganisme
Genotif : Komposisi pewarisan individu dengan atau tanpa ekspresi
fenotip dari satu atau beberapa sifat
Geografi : Ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan
perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik, dan
manusia di atas permukaan bumi
Geologi : Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur,
sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya
Gunung : Sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah
sekitarnya
Habitat : Tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak
Hipotesis : Tanggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya
Hutan : Sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya
Hutan bakau : Hutan yang tumbuh di air payau,dan dipengaruhi oleh
pasang-surut air laut
Hutan gugur : Suatu bioma berupa hutan di wilayah tropika dan subtropika
yang memiliki iklim hangat sepanjang tahun, namun
mengalami musim kering (kemarau) yang panjang selama
beberapa bulan
Hutan hujan tropis : Bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap, yang
dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang
lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis
khatulistiwa
Ikan pelagis : Ikan yang hidupnya di permukaan air hingga kolom air antara
0-200 meter. Ikan pelagis memiliki kebiasaan hidup
membentuk gerombolan (schooling) dalam melangsungkan
hidupnya, baik itu bermigrasi (ruaya), mencari makan,
bahkan memijah
Iklim : Kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang
untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain
Industri : Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang
bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri
Insitu : Pemeliharaan atau penangkaran satwa liar di habitat alam atau
aslinya, seperti jenis hewan Badak di Taman Nasional Ujung
Kulon
Keanekaragaman hayati : Tingkat variasi bentuk kehidupan dalam, mengingat
ekosistem bioma spesies atau seluruh planet
Kebun binatang : Tempat hewan dipelihara dalam lingkungan buatan, dan
dipertunjukkan kepada publik
Konservasi : Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap
lingkungan dan sumber daya alam
Konsumsi : Suatu kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan nilai
guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, baik
secara berangsur-angsur maupun sekaligus
Kromosom : Benang-benang halus yang tersusun dari asam nukleat, seperti
DNA dan RNA
Lingkungan : Kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di
dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut
Mammalia : Kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya
kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai
sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang
endoterm atau "berdarah panas".
Megabiodiversitas : Keanekaragaman hayati yang sangat besar atau berlimpah
Migrasi : Perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif
(migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional).
Mutasi : Perubahan yang terjadi pada bahan genetik baik pada taraf
tingkatan gen maupun pada tingkat kromosom
Palung laut : Jurang yang berada di dasar laut
Pangan : Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumen manusia, termasuk
bahan tambahan pangan dan bahan lain yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan dan pembuatan
makanan atau minuman
Pantai : Sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir dan terdapat
di daerah pesisir laut.
Papan : Kebutuhan akan bangunan atau perumahan
Pohon : Tanaman yang memiliki batang dan cabang, dan terbuat dari
kayu
Populasi : Kumpulan individu sejenis yang berada pada wilayah tertentu
dan pada waktu yang tertentu pula
Produksi : Suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah nilai guna
suatu barang untuk memenuhi kebutuhan
Publikasi ilmiah : Sistem publikasi yang dilakukan berdasarkan peer review
dalam rangka untuk mencapai tingkat obyektivitas setinggi
mungkin
Rawa : Lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus
atau musiman akibat drainase yang terhambat serta
mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan
biologis.
Reftilia : Kelompok hewan vertebrata berdarah dingin dan memiliki
sisik yang menutupi tubuhnya
Regenerasi : Menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas.
Sandang : Pakaian yang diperlukan oleh manusia sebagai mahluk
berbudaya
Satwa : Sebutan binatang atau hewan, contoh satwa seperti kucing,
anjing, ayam, harimau, dan masih banyak lag
Savana : Padang rumput yang di tumbuhi beberapa jenis pohon yang
menyebar, biasanya terletak di wilayah Tropis dan Subtropis
Spesies : Suatu takson yang dipakai dalam taksonomi untuk menunjuk
pada satu atau beberapa kelompok individu (populasi) yang
serupa dan dapat saling membuahi satu sama lain di dalam
kelompoknya (saling membagi gen) namun tidak dapat
dengan anggota kelompok yang lain
Suaka alam : Hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi
pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistem, yang juga berfungsi
sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan
Suaka margasatwa : Kawasan hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan atau memiliki keunikan jenis satwa
yang membutuhkan perlindungan/ pembinaan bagi
kelangsungan hidupnya terhadap habitatnya.
Sunber Daya Alam : Segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunak
Taiga : Hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus,
dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
sedangkan hewannya antara lain rusa besar, beruang hitam,
beruang cokelat, rubah, serigala, ajag, dan burung-burung
yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Taman hutan raya : Kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan
atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau
bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan umum
sebagai tujuan penelitian, ilmu pengetahuan dan pendidikan
Taman nasional : Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Taman safari : Tempat wisata keluarga berwawasan lingkungan yang
berorientasi pada habitat satwa di alam bebas
Tambak : Perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai,
yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya
perairan (akuakultur)
Terestrial : Terkait dengan tanah atau permukaan tanah (terra, tanah).
Hewan terestrial adalah hewan-hewan yang biasa
berkeliaran di atas tanah, seperti harimau, biawak dan lain-
lain. Tumbuhan terestrial adalah tumbuhan yang hidup di
permukaan tanah, seperti kebanyakan jenis tanaman serta
pohon.
Gurun Suatu daerah yang menerima curah hujan yang sedikit -
kurang dari 250 mm per tahun.
Terumbu karang : Ekosistem bawah laut yang terdiri dari sekelompok binatang
karang yang membentuk struktur kalisum karbonat,
semacam batu kapur
Tundra : Suatu bioma tempat terhambatnya pertumbuhan pohon
dengan rendahnya suhu lingkungan sekitar
Unsur hara : Sumber nutrisi atau makanan yang dibutuhkan tanaman, baik
itu unsur hara yang tersedia di alam (organik) maupun yang
sengaja ditambahkan
Variasi : Penampakan dari sifat tertentu yang menyebabkan satu
organisme berbeda dengan organisme lain dalam satu jenis
Varietas : Suatu peringkat taksonomi sekunder di bawah spesies
Vegetasi : Istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan di suatu
tempat tertentu, mencakup baik perpaduan komunal dari
jenis-jenis flora penyusunnya maupun tutupan lahan (ground
cover) yang dibentuknya.
Bioma : ekosistem besar yang meliputi suatu daerah yang luas dan
memiliki flora dan fauna yang khas
Vegetatif : Perkembangbiakan secara tidak kawin atau aseksual
Zona transisi : Peralihan dari satu keadaan, tindakan, kondisi, tempat, dan
sebagainya ke keadaan, tindakan, kondisi, atau tempat yang
lain. Definisi transisi adalah masa pergantian yang ditandai
dari perubahan fase awal ke fase yang baru.
Zoologi : salah satu ilmu yang mempelajari tentang hewan, baik seperti
perkembangan embrio, evolusi, prilaku, distribusi ekologi
dan klasifikasi hewan (baca juga mengenai
3. Kunci Jawaban

1. E 11. E 21. D 31. C


2. D 12. B 22. D 32. B
3. D 13. D 23. C 33. B
4. B 14. C 24. A 34. D
5. D 15. E 25. A 35. D
6. C 16. D 26. C 36. C
7. E 17. E 27. A 37. D
8. D 18. B 28. D 38. E
9. C 19. E 29. A 39. D
10. E 20. B 30. B 40. C

Anda mungkin juga menyukai