Anda di halaman 1dari 8

TATA RIAS PENGANTIN SUKU NIAS

Mata Kuliah : Tata Rias Pengantin Indonesia

Dosen Pengampu :
Desy Afyanty Lubis, M.Pd
Irmiah Nurul Rangkuti, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok Nias :
Desy Rahmadayani ()
Hillary Gabriella Lado (5173344015)
Syarifah Aini ( 5173144028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS


JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kasih-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
sesuai dengan waktu yang direncanakan.. Adapun makalah yang kami buat ini
mengenai tata rias pengantin suku Nias.

Atas dukungan moral dan material yang diberikan dalam penyusunan


makalah ini,maka kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 15 Febuari 2019


Penulis

Kelompok Nias
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Asal usul suku minangkabau

2.2 Sistem Kekerabatan dalam Suku Minangkabau

2.3 Sistem Religi/Kepercayaan

2.4 Sistem hasil dari kebudayaan suku minangkabau

2.5 Upacara-upacara adat minangkabau

2.6 Tradisi usai akad nikah

2.7 Lapiran Wawancara

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran dan Kritik

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mengetahui berbagai macam


kebudayaan yang ada di negara kita. Indonesia terdiri dari banyak suku dan
budaya, dengan mengenal dan mengetahui hal itu, masyarakat Indonesia akan
lebih mengerti kepribadian suku lain, sehingga tidak menimbulkan perpecahan
maupun perseteruan. Pengetahuan tentang kebudayaan itu juga akan memperkuat
rasa nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia yang baik.

Selain hal-hal di atas, kita juga dapat mengetahui berbagai kebudaya di


Indonesia yang mengalami akulturasi. Karena proses akulturasi yang terjadi
tampak simpang siur dan setengah-setengah. Contoh, perubahan gaya hidup pada
masyarakat Indonesia yang kebarat-baratan yang seolah-olah sedikit demi sedikit
mulai mengikis budaya dan adat ketimurannya. Namun, masih ada beberapa
masyarakat yang masih sangat kolot dan hampir tidak mempedulikan
perkembangan dan kemajuan dunia luar dan mereka tetap menjaga kebudayaan
asli mereka.

Karena latar belakang di atas kami menyusun makalah tentang salah satu
kebudayaan masyarakat Indonesia, yaitu masyarakat suku Nias. Makalah ini akan
memberikan wawasan tentang masyarakat suku Nias yang memiliki keragaman
suku, budaya dan adat pernikahan. Keanekaragaman juga disebabkan oleh
terjadinya interaksi antar suku bangsa. Sebagai akibat dari adanya interaksi ini,
maka kemudian terjadi percampuran budaya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah asal usul suku Nias?

2. Bagaimanakah upacara adat pernikahan suku Nias?

3. Bagaimanakah Seni dalam perkawinan ala suku Nias?

4. Bagaimanakah pakaian pernikahan suku Nias?


1.3 Tujuan

Untuk mengetahui keadaan masyarakat suku nias

1.4 Manfaat

Memberikan pengetahuan keadaan masyarakat minangkabau, system


kekerabatan, religi/kepercayaan,ekonomi,serta adat istiadat yang ada dimasyarakat
minangkabau kepada semua lapisan masyarakat khususnya kepada mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan
kebudayaan yang masih tinggi. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri
mereka "Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias
sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah). Hukum adat Nias secara umum disebut
fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai
kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh
peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di
wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. Dalam masyarakat nias di kenal
pula adanya sistem kasta (12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang
tertinggi adalah "Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu
melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih
ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari.

Pakaian Adat Pernikahan Suku Nias

Busana Pengantin Laki-laki Nias

Baru Niohulayo ( Baju panjang ) dengan motif tumpal, meander, dan motif
bunga tempel dibagian bawah, melambangkan keselamatan dan murah
rezeki. Baju kuning berpotongan serong dari deludru, yang diberi ornamen
berwarna merah, kuning dibagian depan, separuh leher dengan lengan.
Bagian belakang baju ini lebih panjang dan bergambar matahari dan
buaya.

Ikat Pinggang Kain ( Bobotauw ), deisebut juga selendang ondora.


Selendang warna kuning ini dililitkan dipinggang.

Celana ( Saraewa ) dengan motif tumpal dibawah celana

Alas Kaki, pengantin pria memakai sepatu tertutup warna hitam

Perhiasan Pengantin Laki-laki Nias


Penutup kepala terbuat dari emas disebut balahogo bermotif bintang lima
melambangkan suatu kebesaran raja. Hiasan titik – titik, meander, dan
tumpai pada bagian pinggir melambangkan sifat dan jiwa kepahlawanan.

Kala Bobu ( naya nifato – fato ), yaitu kalung warna hitam.

Gelang talazaga, teelinga kanan memakai anting saeru dalinga, dan tidak
tertinggal adalah talogu atau pedang.

Busana Pengantin Wanita Nias

UI Nibira ( Kain/sarung ), terbuat dari bahan tekstil umumnya, warna yang


digunakan adalah merah, hitam dan kuning. Pinggiran kain dihias motif
tumpal, disebut niohulayo. Kain dikenakan hingga menutupi matakaki dari
arah kiri menuju ke arah kanan melewati pusar.

Baru, adalah sebutan untuk nama busana yang dikenakan oleh masyarakat
nias. Pengantin wanita mengenakan baju stelan ( satu pasang kain baju dan
selendang ). Baju serupa baju panjang ini disebut baruniahulayo. Motif
hias yang dipakai sama dengan motif kain, yaitu motif tumpal, terletak
dibagian depan dan pinggiran bawah baju. Pada bagian lengan dan bawah
baju ditambahkan motif meander, disebut niotalakhoi melambangkan
kebesaran dan kemegahan. Dibagian lain terdapat motif nio’afi-afi,
melambangkan suatu kebangsawan atau status sosial ekonomi seseorang.

Seledra ( Selendang ), bahan selendang yang dipakai lebih ringan dari


bahan kain. Warna dan motif sama dengan motif kain dan baju.

Alas Kaki, pengantin wanita mengenakan galagahe,yaitu sendal bertumit


tinggi dan berwarna merah.

Perhiasan Pengantin Wanita Nias

Dahi dihias dengan balahogo rai ni woli woli ( mahkota emas ) yang
didekorasi dengan ragam hias fauna i’a ( ikan ) wanita. Dibagian tepi
terdapat hiasan dengan motif daun pakis. Daun pakis melambangkan
kesuburan dan kemakmuran. Menurut anggapan masyarakat nias,
tumbuhan pakis tumbuh ditanah yang subur bagian paling tepi terdapat
hiasan titik – titik, melambangkan perempuan untuk menyesuaikan diri
dalam masyarakat luas.

Leher dihiasi dengan alga kalabubu/naya nifato – fato atau kalung

Telinga dipasangi fondreun / saeru dalinga / ana’a fondruru sepasang


anting – anting emas

Kepala memakai hiasan sanggul yang disebut tat kondre

Lengan dihiasi dengan gala gahe ( gelang lebar ) atau elang aja kola.

Penataan Rambut Pengantin Wanita Nias

Rambut pengantin wanita Nias disanggul dengan memakai


sunggar. Bagian depan rambut disasak hingga sasakan bagian kiri dan
kanan menutupi sebagian telinga. Sanggul yang digunakan adalah sanggul
sigi yang menyerupai siput, kemudian dihiaasi dengan mahkota emas ( rai
ni woli – woli ). Bunga sanggul disebut fangei we we dan selipkan
sebanyak tiga jenis warna, yaitu putih kuning dan merah.

Tahapan :

Sasak seluruh rambut, lalu ikat kebelakang

Pasang cemara sepanjang 180cm secara spiral dibelakang kepala

Bentuk cemara menyerupai sanggul siput ( sanggul sigi )


dibelakang kepala.

Pasang hair net pada sanggul untuk merapikan sanggul

Pasang mahkota emas ( balahogo rai ni woli – woli ) diepan dahi

Pasang bunga mawar ( merah, putih, kuning ) disamping kanan kiri


telinga.

Anda mungkin juga menyukai