Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN AKHIR MAGANG II

DISUSUN OLEH :

NAMA : KHAIRUNNISA

NIM : 4161111037

KELAS : REGULER B

SEKOLAH : SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan Magang II ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak semata-mata hasil jerih
payah sendiri, tetapi keterlibatan semua pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah memonitor dan
membimbing penulis selama melakukan kegiatan magang.
2. Bapak Drs. Rusman selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan observasi/magang.
3. Ibu Ragunni Gultom, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMP Negeri
3 Percut Sei Tuan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
observasi/magang.
4. Bapak Drs. Adil Makmur Simanjuntak selaku guru pamong yang telah membantu dan
membimbing penulis selama melakukan kegiatan magang di sekolah.
5. Bapak dan Ibu guru serta Staf SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan yang telah membantu dan
membimbing penulis selama melakukan kegiatan magang II ini.
6. Teman-teman yang senantiasa memberi motivasi.
Laporan kegiatan magang II ini memuat segala hal tentang sasaran program magang yang
telah ditentukan seperti analisis silabus, telaah perangkat pembelajaran, telaah strategi
pembelajaran, telaah sistem penilaian, pengembangan RPP, pengembangan bahan ajar,
pengembangan media pembelajaran, pengembangan lembar kerja peserta didik, dan
pengembangan perangkat penilaian.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat diharapkan.

Medan, Mei 2018

Penulis

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Program Magang ........................................................................ 1
B. Tujuan Magang .................................................................................................... 2
C. Manfaat Program Magang II ................................................................................ 2
BAB II : INFORMASI UMUM TENTANG SEKOLAH ........................................... 4
A. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ............................................................................. 4
B. Organisasi Sekolah ............................................................................................... 6
C. Sumber Daya Manusia di Sekolah ....................................................................... 7
D. Sarana dan Prasarana ........................................................................................... 8
E. Prestasi Sekolah dan Kegiatan Pendukung .......................................................... 10
BAB III : HASIL KEGIATAN MAGANG 2 .............................................................. 11
A. Analisis Silabus Bidang Studi .............................................................................. 11
B. Telaah Perangkat Pembelaran yang digunakan Guru .......................................... 11
C. Telaah Strategi Pembelajaran .............................................................................. 14
D. Telaah Sistem Penilaian ....................................................................................... 16
E. Pengembangan RPP ............................................................................................. 18
F. Pengembangan Bahan Ajar .................................................................................. 61
G. Pengembangan Media Pembelajaran ................................................................... 69
H. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik ....................................................... 70
I. Pengembangan Peringkat Penilaian ..................................................................... 83
J. Refleksi ................................................................................................................ 88
BAB IV : PENUTUP ...................................................................................................... 89
A. Simpulan .............................................................................................................. 89
B. Saran .................................................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA


UNIMED) sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terikat oleh
kebijakan pendidikan nasional dibidang kurikulum. Kebijakan kurikulum baru untuk LPTK
mensyaratkan bahwa institusi pendidikan harus menetapkan profil kelulusan. Profil lulusan
tersebut akan menentukan rumusan capaian pembelajaran (learning outcome). Penetapan
capaian pembelajaran harus mengacu pada market signal dan standar kompetensi. Standar
kompetensi bagi lulusan haruslah sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 08 tahun
2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Berdasarkan pertimbangan
tersebut maka capaian pembelajaran lulusan FMIPA UNIMED akan menjadi dasar
pengembangan keahlian profesi, yaitu guru pertama, guru muda, guru madya, dan guru
utama.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 mengamanatkan bahwa


guru harus memiliki kompetensi professional, kepribadian dan sosial sesuai dengan bidang
studi dan keilmuan yang terkait. Dalam rangka menyiapkan calon guru yang memiliki
kompetensi tersebut perlu dilakukan upaya peningkatan, antara lain peningkatan awal siswa
baru, peningkatan kompetensi guru, pengembangan isi kurikulum, peningkatan kualitas
pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, dan
penyediaan sarana belajar.

Dari semua cara tersebut, peningkatan kualitas pendidik menduduki posisi yang sangat
sentral dan akan berdampak positif. Dampak positif itu berupa : (1) Peningkatan kemampuan
dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran yang dihadapi secara nyata; (2)
Peningkatan kualitas masukan, proses dan hasil belajar; (3) peningkatan keprofesionalan
pendidik; (4) Penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian. Salah satu upaya dalam
mencapai hal tersebut perlunya program pengembangan melalui magang mahasiswa
disekolah mitra dengan cara mengamati kultur/budaya sekolah, mengamati peserta didik
dalam proses pembelajaran.

Salah satu prinsip pembelajaran dalam rangka pembentukan keterampilan,


pengembangan pengetahuan, dan peneguhan sikap dalam pendidikan akademik versi LPTK

1|Page
adalah belajar dengan berbuat. Magang adalah pembelajaran dengan berbuat, sangat tepat
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini diharapkan mahasiswa peserta magang


memiliki sikap pemahaman, penghayatan, motivasi dan keterampilan sebagai calon
pendidik yang pada saatnya memiliki kompetensi guru yang berkualifikasi professional,
cerdas, unggul, dan berwibawa.

B. Tujuan Magang
Secara umum, program magang bertujuan untuk membentuk pengetahuan,
keterampilan, dan sikap profesional mahasiswa sebagai calon pendidik. Namun secara
khusus program magang bertujuan khusus sebagai berikut.
Program magang II bertujuan untuk memantapkan kompetensi akademik kependidikan
dan kaitannya dengaan kompetensi akademik bidang studi dan mentetapkan kemampuan
awal calon guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran melalui:
1. Penelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru.
2. Penelaah strategi pembelajaran.
3. Penelaah sistem evaluasi.
4. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
5. Pengembangan media pembelajaran.
6. Pengembangan bahan ajar.
7. Pengembangan lembar kerja peserta didik.
8. Pengembangan perangkat penilaian.
9. Penyusunan laporan kegiatan magang II.

C. Manfaat Program Magang II


Program magang ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa, sekolah tempat magang,
dan UNIMED. Semua itu dijabarkan sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
1. Mendapatkan pemahaman, penghayatan, pengalaman di bidang manajemen dan
kultur sekolah.
2. Mendapatkan pengalaman dan penghayatan melalaui pengamatan terhadap
proses pembelajaran di kelas.

2|Page
3. Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja sehingga dapat
memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan pendidikan
yang ada di sekolah.
4. Memperoleh daya penalaran dan melakukan penelaahan, perumusan dan
pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah.
5. Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran
dan kegiatan manajerial di sekolah.

b. Bagi Sekolah
1. Menciptakan kejasama yang saling menguntungkan antara sekolah tempat
magang dengan UNIMED.
2. Memperoleh kesempatan untuk ikut dalam menyiapkan calon guru yang
berdedikasi dan profesional.

c. Bagi UNIMED
1. Membangun sinergis antara sekolah dengan FMIPA UNIMED dalam
mempersiapkan lulusan yang bermutu.
2. Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan Program Magang di sekolah, guna
mengembangkan kurikulum perguruan tinggi yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat.
3. Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan
untuk mengembangkan penelitian dan pendidikan.

3|Page
BAB II
INFORMASI UMUM SEKOLAH TEMPAT MAGANG

A. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah


1. Visi

Adapun visi SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan adalah: Menghasilkan Generasi Muda yang
cerdas dan berprestasi berdasarkan iman dan taqwa serta berwawasan lingkungan.

Indikator :

1. Terwujudnya lulusan yang cerdas, kompetitif, cinta tanah air, beriman dan bertaqwa.
2. Terwujudnya KTSP di Sekolah
3. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
4. Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang relevan dan mutahir.
5. Terwujudnya Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang profesional.
6. Terwujudnya Pengeloaan Manajemen Sekolah.
7. Terwujudnya Pengembangan Sistem Penilaian Pendidikan.
8. Terwujudnya Penggalangan Biaya Pendidikan yang memadai
9. Terwujudnya Budaya Sekolah yang berkarakter.
10. Terwujudnya Lingkungan Sekolah yang nyaman, aman, rindang, dan Asri.

2. Misi
1. Mewujudkan Sekolah Inovatif.
2. Mewujudkan organisasi Sekolah yang terus belajar (learning organization ).
3. Mewujudkan peningkatan pencapaian KKM.
4. Mewujudkan Kompetensi Siswa di bidang Sains.
5. Mewujudkan prestasi Siswa di bidang Akademik.
6. Mewujudkan prestasi siswa di bidang Olahraga.
7. Mewujudkan prestasi siswa di bidang seni.
8. Mewujudkan Proses belajar Mengajar yang baik.
9. Mewujudkan kepramukaan yang jadi suri tauladan.
10. Mewujudkan kemampuan siswa di bidang KIR.
11. Mewujudkan kegiatan agama bagi peserta didik.
12. Mewujudkan pencapaian Standar Isi.

4|Page
13. Mewujudkan Tenaga pendidik dan Tenaga kependidikan yang profesional.
14. Mewujudkan sarana dan Prasarana yang relevan dan berwawasan kedepan.
15. Mewujudkan pengelolaan Administrasi Sekolah tertata dengan baik.
16. Mewujudkan pembiayaan yang memadai, wajar, dan adil.
17. Mewujudkan Pelaksanaan Sistem penilaian Pendidikan.
18. Mewujudkan sekolah Wiyata Mandala yang menikmatkan suasana belajar para siswa.
19. Mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan.
20. Mewujudkan pendidikan karakter.

3. Tujuan Sekolah

1. Sekolah mampu menghasilkan Dokumen-I atau Buku I KTSP dengan lengkap.


2. Sekolah mampu menghasilkan silabus semua Mata Pelajaran dari Kelas VII s/d IX.
3. Sekolah mampu menerapkan KTSP secara lengkap dan terpadu.
4. Sekolah mampu menghasikan pemetaan Standar kompetensi, Kompetensi Dasar,
Indikator, dan Aspek untuk kelas VII sd IX Seluruh Mata pelajaran pada tahun 2016
/ 2017.
5. Sekolah mampu menghasilkan RPP untuk Kelas VII s.d IX seluruh Mata pelajaran
pada tahun 2016 / 2017.
6. Sekolah mampu menghasilkan lulusan yang dapat diterima di SMA/ SMK Negeri.
7. Sekolah mampu menghasilkan Standar Isi.
8. Sekolah mampu menghasilkan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan meliputi:
semua guru berkualifikasi S-I telah mengikuti PTBK dan mengajar sesuai dengan
bidangnya.
9. Sekolah mampu memenuhi Standar Sarpras/fasilitas sekolah meliputi: semua
sarpras/ fasilitas, Peralatan ,dan perawatan memenuhi SPM.
10. Sekolah mampu memenuhi Standar pengelolaan Sekolah meliputi: Pembelajaran,
kurikulum, Sarpras, SDM, Administrasi, secara lengkap.
11. Sekolah mampu mewujudkan pembiayaan Pendidikan yang memadai.
12. Sekolah mampu memenuhi standar Proses pembelajaran meliputi: melaksanakan
Pembelajaran dengan Strategi/ metode CTL, pendekatan belajar tuntas, pendekatan
pembelajaran individu secara lengkap.
13. Sekolah mampu memenuhi Standar penilaian pendidikan yang relevan.
14. Sekolah mampu memenuhi pengembangan budaya Sekolah yang memadai.

5|Page
15. Sekolah mampu mewujudkan Lingkungan Sekolah dengan menerapkan 8 K.
16. Sekolah mampu melaksanakan pendidikan karakter.

B. Organisasi Sekolah

Adapun jenis organisasi sekolah di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan, yaitu sebagai berikut.

1. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)

OSIS adalah salah satu wadah organisasi siswa yang sah di sekolah, dimana sekumpulan
siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu
mencapai tujuan yang memiliki suatu sistem pokok yaitu berorientasi pada tujuan, memiliki
susunan kehidupan berkelompok, memiliki sejumlah peranan, terkoordinasi, dan
berkelanjutan dalam waktu tertentu.

2. Pramuka

Pramuka (Praja Muda Karana) adalah sebuah organisasi atau gerakan kepanduan yang
berproses pada pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia.

3. Tari

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak kemudian dibentuk
dengan proses distirilisasi sehingga menjadi sebuah gerak yang ritmis dan memiliki
harmonisasi. Tari daerah adalah tari yang dilatih dan di kembangkan di SMP Negeri 3
Percut Sei Tuan. Biasanya latihan tari dilakukan di lingkungan sekolah dan dilaksanakan
secara terjadwal.

4. Paskibra

Paskibra adalah pasukan pengibar bendera. Paskibra adalah organisasi yang sering
dipakai atau ditmapilkan setiap minggunya, tepatnya saat sedang melangsungkan kegiatan
upacara bendera setiap hari Senin dan untuk memperingati HUT Indonesia. Paskibra adalah
salah satu organisasi yang dikembangkan di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan. Latihan
paskibra dilakukan di lingkungan sekolah dan dilaksanakan secara terjadwal.

6|Page
5. Silat

Silat adalah seni bela diri tradisional asli dari kepulauan Melayu. Silat adalah metode
bela diri yang diciptakan untuk mempertahankan diri dari bahaya yang dapat mengancam
keselamatan dan kelangsungan hidup. Silat adalah salah satu kegiatan yang dikembangkan
SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan guna untuk melatih siswa dalam mempertahankan diri dari
kejahatan.

C. Sumber Daya Manusia di Sekolah


1. Kepala Sekolah

Sekolah menengah pertama ini memiliki kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah.Menurut saya, sebagai kepala sekolah beliau cukup baik karena beliau memiliki
program dalam pembangunan moral siswa dan pembangunan sekolah, kemudian program
itu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah sehingga program bisa berjalan dengan
baik.

2. Guru Dan Tenaga Kependidikan

Untuk peningkatan kompetensi keilmuan, SMPN 3 Percut Sei Tuan telah memiliki
tenaga kependidikan yang telah selesai menempuh jenjang pendidikan yang berpotensi
untuk mengajar murid-murid di SMPN 3 Percut Sei Tuan. Guru di SMPN 3 terbagi menjadi
guru PNS dan non PNS, dimana guru dan tenaga kependidikan PNS sebanyak 59 orang dan
guru dan tenaga kependidikan non PNS sebanyak 18 orang.

3. Siswa

Siswa-siwi disekolah ini selalu mengutamakan hormat pada guru dan menerapkan
senyum sapa dan salam pada setiap guru nya baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
Keberhasilan ini tidak mungkin begitu saja terlaksana tanpa kerja sama yang baik antara
setiap masyarakat dan pimpinannya.

Disekolah ini juga peraturan akan terta tertib sangat disiplin terhadap anak didik,apabila
murid melanggar satu peraturan seperti tidak masuk kelas setelah istirahat, maka apabila
terdapat yang seperti demekian maka guru yang bertugas piket akan memberikan arahan
kepada murid yang melanggar aturan tersebut. Pada SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan terdapat

7|Page
859 orang siswa di mana 211 orang siswa kelas VII, 322 orang siswa kelas VIII, dan 326
orang siswa kelas IX.

D. Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana fisik yang dimiliki SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan adalah sebagai
berikut :

1. Bangunan Sekolah

Lingkungan SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan cukup bersih dan terjaga baik lingkungan
dalam maupun luar sekolah. Pekarangan sekolah yang ditanami oleh berbagai jenis pohon
membuat suasana sekolah menjadi rindang dan sejuk.

2. Ruang Kepala Sekolah

Ruang kepala sekolah berukuran sekitar 4x4 m yang cukup bersih dan rapi. Didalam
ruang kepala sekolah terdapat fasilitas-fasilitas yang menudukung untuk kegiatan-kegiatan
penting. Ruang kepala sekolah juga biasanya digunakan untuk pertemuan kepala sekolah
dengan guru, orangtua siswa, atau dengan tamu penting. Ruang kepala sekolah berada di
dalam ruang Tata Usaha.

3. Ruang Kelas

Luas masing-masing ruang kelas berukuran sekitar 4x4 m yang cukup bersih dan rapi.
Di dalam kelas terdapat bangku dan kursi belajar untuk siswa, papan tulis putih, dan tata
tertib kelas.

4. Ruang Guru

Ruang guru SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan berdekatan dengan ruang TU sekolah. Pada
ruang guru ini, digunakan untuk semua guru, baik guru PNS maupun yang masih berstatus
Honorer.Ruangan ini biasanya digunakan oleh guru pada saat jam istirahat untuk melakukan
aktivitasnya seperti memeriksa hasil ulangan, duduk-duduk, maupun sekedar bercanda
dengan sesama guru.

8|Page
5. Ruang Tata Usaha

Ruang tata usaha merupakan ruang yang menyimpan dan mengolah data-data siswa
ataupun data-data guru. Ruang Tata Usaha (TU) ini berada di wilayah ruang kepala sekolah.

6. Ruang BK (Bimbingan Konseling)


Ruang BK merupakan ruang yang digunakan untuk pertemuan antara guru BK dengan
siswa atau orangtua siswa. Pertemuan antara guru BK dengan siswa dan orangtua siswa
bertujuan untuk mendiskusikan perkembangan siswa ataupun masalah-masalah yang
dihadapi siswa baik itu di sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.

7. Lapangan Sekolah

Lapangan Sekolah berukuran sekitar 8x8 m. Lapangannya ditumbuhi dengan


rerumputan dan belum ditambahi dengan aspal. Lapangan ini sering digunakan siswa untuk
bermain futsal saat istirahat.

8. Kantin Sekolah

Kantin SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan terletak di belakang dalam sekolah. Kantin
tersebut dikelola oleh masyarakat sekitar dengan pengawasan dari pihak sekolah. Terdapat
sekitar 3 lapak kantin sekolah yang cukup bersih.

9. Mushola

Mushola SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan ini digunakan untuk keperluan beribadah siswa
dan guru seperti shalat dan Jum’at ibadah yang rutin dilaksanakan setiap hari jumat.

10. WC/Toilet Sekolah

Toilet sekolah terbagi dua yaitu toilet untuk siswa dan toilet untuk guru. Kebersihannya
cukup terjaga pada toilet guru dan toilet siswa.

11. Tempat Pembuangan Sampah

Letak tempat pembuangan sampah yang cukup bagus. Tempat sampah juga terletak di
depan tiap ruang kelas. Tempat pembuangan sampahnya berfungsi dengan baik dan terawat
kebersihannya.

9|Page
12. Tata Tertib

Tata tertib kelas disusun dan disepakati bersama oleh semua siswa dan guru. Sebagian
besar (75-90%) warga sekolah menaati tata tertib. Setiap poin pelanggaran tata tertib yang
dilakukan oleh siswa akan dicatat oleh guru BK.

E. Prestasi Sekolah dan Kegiatan Pendukung


 Bidang Akademis

Nama Kegiatan/Perlombaan Prestasi Waktu


Lomba Menulis Cerpen Juara III 2016
TEAM TERBAIK Piala Bupati 2011

 Bidang Non Akademis

Nama Kegiatan/Perlombaan Prestasi Waktu


TAHFIZ Juara II 2018
Tari Komando Juara II 20 – 28 Oktober 2015
LKBB Juara II 2018
Tari Kreasi Daerah Juara III 2018
Kejuaraan Pencak Silat Piara Bergilir 2018
Turnamen Sepak Bola Juara I 2013
ECTP Putri Juara I 2012
LCTP Putri Harapan III 2012
HASTA Karya Putri Harapan III 2012
Karikatur Negeri Juara III -
Lomba Devile Juara II 2014
Team Favorite Juara II 2017
Parade Grup Jalan Harapan III 2017

10 | P a g e
BAB III
HASIL KEGIATAN MAGANG 2

A. Analisis Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencangkup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat
belajar. Silabus yang digunakan oleh guru bidang studi matematika sudah mencakup
keseluruhan hal tersebut. Hanya saja mengenai alokasi waktu, masih kurang sesuai dengan
jam efektif pembelajaran di kelas. Diketahui bahwa alokasi waktu pada cakupan materi kelas
VIII semester II yang terdapat dalam silabus mencakup 90 jam mata pelajaran. Padahal jam
efektif belajar di sekolah hanya mencakup 69 jam mata pelajaran. Sehingga terlihat
kekurangsesuaiannya dalam hal alokasi waktu.

Namun, meskipun alokasi waktu yang diberikan dalam silabus kurang sesuai tetapi
kegiatan pembelajaran yang diberikan bersesuaian dengan paparan yang terdapat dalam
buku palajaran siswa dan guru matematika dalam kurikulum 2013 revisi 2017 yang dimulai
dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Selain itu, aspek penilaian yang dipaparkan juga sesuai dengan
kriteria dari kurikulum 2013 yang tidak hanya menilai dari segi pengetahuan saja tetapi juga
menilai dalam hal sikap dan keterampilan.

B. Telaah Perangkat Pembelajaran


Mengenai perangkat pembelajaran, sama seperti guru lainnya diperoleh bahwa bapak
Drs. Adil Makmur Simanjuntak memiliki beberapa perangkat pembelajaran berupa program
tahunan, program semester, silabus, dan RPP.

1. Penelaahan Kesesuaian Kompetensi/Capaian Pembelajaran, Indikator, dan Alokasi


Waktu

Kesesuaian kompetensi/capaian pembelajaran dan indikator yang terdapat pada


materi mengenai Teorema Pythagoras sudah sesuai. Hanya saja alokasi waktu yang
diberikan kurang sesuai yang mencapai 20 JMP sementara hanya terdapat 69 jam efektif
untuk melakukan pembelajaran selama satu semester dengan lima bab materi.

11 | P a g e
Pembelajaran dilaksanakan dengan santai tidak terlalu formal dengan guru memberikan
humor-humor yang tidak terlalu kaku dalam pembelajaran.

2. Ketepatan Perumusan Tujuan Pembelajaran dan Materi yang Dirancang

Perumusan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran Teorema Pythagoras adalah mulai dari mengharapkan siswa dapat
memeriksa kebenaran teorema Pythagoras, menentukan panjang sisi-sisi pada segitiga
siku-siku, menentukan triple Pythagoras, hingga menerapkan teorema Pythagoras dalam
menyelesaikan permasalahan nyata. Berdasarkan perumusan tujuan tersebut, guru
memberikan materi pembelajaran yang sesuai yaitu tentang Teorema Pythagoras.

Berdasarkakan penelaahan mengenai ketepatan perumusan tujuan pembelajaran


dengan materi yang dirancang, dapat dikatakan bahwa perumusan tujuan pembelajaran
dan materi pembelajaran yang di sajikan guru sudah tepat.

3. Pengamatan Rancangan Media dan Sumber Pembelajaran yang digunakan

Media pembelajaran yang digunakan oleh bapak Drs. Adil Makmur Simanjuntak
adalah golongan media cetak yakni buku pelajaran dan modul. Berdasarkan pengamatan,
dalam proses pembelajarannya hanya menggunakan media buku pelajaran dan modul
yang dimiliki oleh siswa dan guru. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan oleh
bapak Drs. Adil Makmur Simanjuntak merupakan media yang paling akrab dan dapat
dikatakan semua sekolah memanfaatkannya yang berupa spidol, papan tulis
(whiteboard), dan menggunakan penggaris yang digunakan untuk menggambar segitiga.

Sebagai saran, guru sebaiknya tidak menggunakan satu sumber pelajaran secara
monoton dalam proses pembelajarannya sebab siswa akan merasa bosan dengan proses
belajar. Sebagai pertimbangan misalnya buku atau modul yang masing-masing telah
dimiliki oleh siswa dapat dipadukan dengan media presentasi/ slide atau dengan
menggunakan alat peraga tujuannya adalah agar siswa merasakan kondisi belajar yang
baru dan lebih bersemangat megikuti pembelajaran. Guru perlu mempertimbangkan
berapa kondisi dalam pemilihan dan penggunaan media seperti, motivasi, perbedaan
individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum mengajar, emosi,
partisipasi umpan balik, penguatan, latihan dan penerapan.

12 | P a g e
4. Pengamatan Kesesuaian dan Pengembangan Materi

Pengembangan materi yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan topik yang
dibicarakan dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Indikator ketepatan itu
terlihat ketika guru memulai pembelajaran dengan melakukan pendapat mengenai
teorema Pythagoras dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, kemudian pada
kegiatan inti guru memberikan kegiatan mengamati, menalar, mengumpulkan informasi,
dan hingga mengkomunikasikan dengan membagi peserta didik dalam beberapa
kelompok, membagi LKK berkaitan dengan materi tersebut. Setelah semua kegiatan
terlaksana, pada akhir kegiatan pembelajaran ini guru memberikan penguatan materi
kepada siswa dengan memberikan kesimpulan terhadap materi pembelajaran yang
dipelajari dan penyampaian informasi tentang tugas LKPD siswa. Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan materi yang dilakukan oleh guru sudah
cukup baik.

5. Pengamatan Ketepatan Skenario Pembelajaran yang Dirancang

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan (pada saat Magang II), guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
atau skenario pembelajaran yang di rancang. Hal ini terlihat pada saat guru hendak
memulai pembelajaran, guru memulai dengan penunjukan salah satu siswa untuk
memimpin berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Kemudian guru
melakukan tukar pendapat mengenai materi. Setelah tukar pendapat maka guru
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa kemudian guru dan siswa membuat
kesepakatan mengenai kegiatan yang akan dilakukan.

Setelah kegiatan pembuka selesai di laksanakan, kemudian guru memulai kegiatan


inti yang telah dirancang sesuai dengan RPP. Setelah proses kegiatan inti pembelajaran
dilaksanakan dengan baik, pada akhir pertemuan guru memberikan kesimpulan dan
tugas berupa LKPD.

6. Pengamatan Sistem Evaluasi atau Penilaian yang Direncanakan

Sistem evaluasi atau penilaian yang direncanakan oleh guru sudah sesuai dengan
materi atau pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Hal ini nampak pada topik
materi pembelajaran mengenai teorema Pythagoras. Dalam topik pembelajaran ini guru

13 | P a g e
meminta siswa mengerjakan soal-soal yang telah terdapat dalam buku panduan siswa.
Dari pembelajaran tersebut instrumen penilaian yang digunakan guru tepat karena dalam
sistem evaluasinya.

C. Telaah Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang
pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan
peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan
pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran yang
digunakan oleh guru terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Strategi
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru berupa metode ceramah, tanya jawab, dan
diskusi.
Dari hasil observasi pula diperoleh bahwa dalam pembelajaran guru selalu menerapkan
strategi yang sama dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Kurang
adanya pembaharuan terhadap strategi yang dilaksanakan, padahal dalam proses
pembelajaan terdapat berbagai macam strategi yang dapat diterapkan dalam pokok materi
yang berbeda. Metode yang dilaksanakan guru ini memang lebih condong kepada satu arah
dan berpusat kepada guru, namun guru tetap melakukan pembelajaran yang membuat siswa
aktif dengan memberikan beberapa permasalahan-permasalahan yang memungkinkan siswa
dipilih secara acak dalam menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga siswa lebih merasa
berperan dalam pembelajaran yang berlangsung.
1. Tujuan Pembelajaran
Proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru dikelas sesuai dengan rancangan
pembelajaran, tujuan yang dicapai guru adalah berupa hasil maksimal yang didapatkan
siswa tentang materi pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran tersebut yang
dilaksanakan tersebut.

2. Konstektual Pembelajaran
Identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya). Konstektualisasi pembelajaran yang dilihat dari kondisi siswa menangkap
materi, sebagian siswa dari beberapa kelas memerlukan rekap ulang untuk memenuhi
hasil yang maksimal karena adanya beberapa perbedaan sepaham antar siswa. Karena
hal inilah siswa tidak semua siswa dapat dilaksanakan stategi yang sama.

14 | P a g e
3. Keterbukaan sikap dan kebiasaan positif siswa
Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-
contoh generalisasi). Sikap siswa menanggapi strategi pembelajaran tersebut sangat
positif. Pembelajaran dengan guru yang memberikan penjelasan dinilai lebih mudah
dimengerti dibandingkan dengan pembelajaran yang langsung kepada siswa
dikarenakan masih terdapat siswa yang malas dalam belajar yang hal ini diakibatkan
oleh beberapa faktor. Namun, guru masih menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan metode berkelompok, dengan siswa melakukan diskusi terhadap
permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam buku siswa ataupun yang diberikan
oleh guru terkait dengan materi yang dipelajari hal ini untuk melatih kemampuan dalam
berkomunikasi dan bertukar pendapat tentang materi yang akan dibahas.

4. Efektifitas dan efisiensi pembelajaran


Metode yang menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada
gilirannya akan menimbulkan frustasi atau tidak kesiapan siswa menangkap pelajaran.
Efektifitas dan efisiensi pembelajaran diamati dari jam mata pelajaran dikelas, apabila
mulai pembelajaran pada jam ke 1 dan 2 akan beda dengan jam ke 5 dan 6. Daya
menyerap materi akan berbeda karena semakin siang maka tingkat konsentrasi siswa
akan melemah dipengaruhi oleh kondisi dan keadaan siswa tersebut. Metode yang tidak
efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang
lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
Disini terlihat bahwa guru menyiasati dengan cara memberikan hiburan-hiburan
ditengah-tengah pembelajaran ajar pembelajaran tidak terkesan terlalu monoton tetapi
juga santai dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu guru juga memulai
pembelajaran dikelas menggunakan metode diskusi yang bertujuan untuk menciptakan
komunikasi antar siswa.

5. Kekondusifan pembelajaran
Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas
dan sebagainya untuk dipelajari siswa. Kekondusifan kelas akan tercipta sebaik-baiknya
apabila antar siswa dan guru dapat berkomunikasi dengan baik sehingga memahami
pelajaran sepenuhnya. Sebelum melaksanakan evaluasi pembelajaran, terlihat bahwa

15 | P a g e
guru mengulang materi yang kurang jelas pada saat pembelajaran berlangsung selain itu
guru juga memaparkan kesimpulan dari pembelajaran yang dilaksanakan tersebut.
Penilaian yang dilakukan guru terlihat dari hasil observasi guru dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakannya dengan melihat bagaimana keantusiasan siswa
dalam pelajaran tersebut. Selanjutnya penilaian juga dilakukan dengan memberikan
tugas-tugas secara langsung dengan menjawab di papan tulis saat pembelajaran dan juga
memberikan pekerjaan rumah.

Keuntungan guru menggunakan strategi pembelajaran yaitu: mendorong siswa berfikir


dan bekerja atas inisiatif sendiri. Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan
hipotesis sendiri. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. Situasi proses belajar
menjadi lebih terangsang. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. Dapat
mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

D. Telaah Sistem Penilaian

Penilaian adalah kegiatan rutin dan mutlak yang harus selalu dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Penilaian yang dilakukan pastinya tidaklah suatu
kegiatan yang diperoleh dengan instant dan subjektif. Semua ini demi mencapai
keberhasilan kegiatan belajar mengajar dengan hasil akhir yang sesuai diharapkan.
Diperlukan berbagai macam metode, jenis penilaian tertentu yang disesuaikan untuk
implementasikan kepada siswanya dikelas.

Adapun penilaian yang dilakukan oleh guru sesuai dengan kurikulum 2013 yang ada
dengan memberikan penilaian terhadap sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Beberapa
jenis penilaian yang digunakan oleh Drs. Adil Makmur Simanjuntak adalah:

a. Ulangan Harian

Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik
untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi
dasar (KD) atau lebih. Ulangan harian merujuk pada indikator dari setiap KD.

b. Ulangan Tengah Semester

Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan
16 | P a g e
pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
mempresentasikan KD pada periode tersebut.

c. Ulangan Akhir Semester

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan
akhir semester meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan semua KD pada satu
semester.

d. Ulangan Kenaikan Kelas

Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir
semester genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang
mempresentasikan KD pada semester tersebut.

e. Tugas Kelompok

Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan kepada siswa dan dikerjakan secara
kelompok. Tugas kolompok ini diberikan dengan tujuan untuk melatih kerjasama dan
kekreatifan mereka dalam belajar.

f. Tugas Individu

Tugas individu adalah tugas yang diberikan kepada siswa dan dikerjakan perorangan
tidak boleh saling bekerjasama antar siswa. Tugas individu ini diberikan dengan tujuan
untuk melatih siswa untuk berbuat jujur, tanggung jawab, tekun dan lain-lain.

g. Pekerjaan Rumah

Pekerjaan rumah adalah suatu tugas yang diberikan kepada siswa dan dikerjakan
dirumah. Hal ini dilakukan agar siswa tetap mengulang dan mempelajari materi
pelajaran yang diajarkan dirumah.

h. Pertanyaan Lisan dikelas

Pertanyaan lisan dikelas adalah memberikan pertanyaan lisan kepada siswa tentang
pemahaman konsep dan teorema dan lain – lain. Pernyataan lisan dikelas ini juga
sekaligus dapat menilai sikap siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.

Mengenai penilaian guru terhadap sikap dilakukan dengan observasi dengan mengamati
rasa ingin tahu dalam mengerjakan tugas, menyimak penjelasan, dan bagaimana presentasi
peserta didik saat melakukan komunikasi kepada peserta didik yang lainnya. Selain

17 | P a g e
pengetahuan dan sikap, penilaian ketrampilan juga diukur oleh guru yang selaras dengan
penilaian pengetahuan yang melihat bagaimana ketelitian dan ketepatan dalam
menggunakan teorema dan penyelesaian tugas tersebut.

Menurut bapak Drs. Adil Makmur Simanjuntak selaku guru bidang studi Matematika,
walaupun teknik penilaian sudah cukup baik namun terkadang masih terdapat siswa yang
tidak tuntas mata pelajaran matematika walaupun hanya 1-3 orang siswa yang dikarenakan
dengan kemungkinan beberapa faktor penyebab yang dapat diakibatkan oleh siswa, guru,
maupun fasilitas dari sekolah. Tentu hal ini perlu dipandang lebih lanjut untuk
meminimalkan faktor penyebab ketidaktuntasan tersebut.

E. Pengembangan RPP

Dalam pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), maka saya menyusun


RPP yang sesuai dengan kurikulum 2013 edisi revisi. RPP kurikulum 2013 edisi revisi
memiliki komponen yang berbeda dengan RPP kurikulum satuan pendidikan (KTSP).
Adapun komponen RPP kurikulum 2013 edisi revisi yaitu Nama sekolah, Kelas/semester,
Mata pelajaran, Alokasi waktu, Kompetensi inti, Kompetensi dasar dan Indikator
pencapaian, Tujuan pembelajaran, Materi pembelajaran, Metode pembelajaran, Media/alat
pembelajaran, Bahan pembelajaran, Sumber pembelajaran, Langkah–langkah pembelajaran,
dan Penilaian pembelajaran. Pengembangan RPP yang dilakukan lebih ke arah strategi-
strategi pembelajaran yang dilakukan dimana pembelajaran lebih bervariasi dengan
menggunakan beberapa model pembelajaran kooperatif seperti Student Team Achievement
Division (STAD), Think Pair Share (TPS), dan lainnya.

Adapun RPP-RPP yang telah dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/II
Materi Pokok : Teorema Pythagoras
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 45 menit)

18 | P a g e
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1 Menghargai dan menghayati 1.1.1 Berdoa sebelum memulai
ajaran agama yang dianutinya. pelajaran.
1.1.2 Merasa bersyukur terhadap
karunia Tuhan atas kesempatan
mempela-jari kegunaan
matematika dalam kehidupan
sehari-hari melalui belajar
Teorema Pythagoras.
1.1.3 Memberi salam sebelum dan
sesudah menyampaikan pendapat/
presentasi.
2. 2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, 2.1.1 Menunjukkan sikap tanggung
analitik, konsisten, dan teliti, jawab dalam menyelesaikan tugas
bertanggung jawab, responsif, atau masalah yang diberikan guru.
dan tidak mudah menyerah
dalam memecahkan masalah.
3. 3.6 Menyelesaikan dan 3.6.1 Memeriksa kebenaran teorema
membuktikan teorema Phytagoras.

19 | P a g e
Phytagoras dan tripel 3.6.2 Menentukan panjang sisi segitiga
siku-siku jika panjang dua sisi
Pythagoras.
diketahui.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi,
dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam penugasan individu dan
kelompok, siswa dapat:
1. Merasa bersyukur terhadap karunia Tuhan atas kesempatan mempela-jari kegunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari melalui belajar Teorema Pythagoras.
2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
guru.
3. Memeriksa kebenaran teorema Phytagoras.
4. Menentukan panjang sisi segitiga siku-siku jika panjang dua sisi diketahui.

D. Materi Pembelajaran
Menemukan Teorema Phytagoras
Perhatikan gambar berikut ini!

Bangun datar ABCD adalah bangun datar persegi dengan panjang sisi 7 satuan panjang,
Persegi ABCD tersusun dari empat segitiga dengan ukuran yang sama (EAF, FBG, GCH,
dan HDE) dan satu persegi (EFGH).

Untuk menentukan bahwa EFGH adalah persegi, perhatikan penjelasan berikut:


Perhatikan segitiga FBG. Segitiga FBG adalah segitiga siku-siku dengan sudut siku-siku di
B. Oleh karena itu, ∠BGF + ∠GFB = 90o… (*)

Perhatikan segitiga GCH. Segitiga GCH adalah segitiga siku-siku, dengan ukuran yang sama
dengan segitiga FBG.
FB = GC
BG = CH

20 | P a g e
GF = HG
Oleh karena segitiga FBG dan GCH adalah dua segitiga yang ukurannya sama, maka setiap
sudut-sudut yang bersesuaian besarnya juga sama.
∠GFB = ∠HGC…(**)
∠FBG = ∠GCH
∠BGF = ∠CHG
Dari (*) dan (**) didapatkan bahwa ∠BGF + ∠HGC = 90o

Perhatikan ∠BGF, ∠HGC, dan ∠FGH


Ketiga sudut tersebut saling berpelurus, sehingga
∠BGF, ∠HGC, dan ∠FGH = 180o
Karena ∠BGF + ∠HGC = 90o
Akibatnya ∠FGH = 90o. Dengan kata lain ∠FGH adalah sudut siku-siku.
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa keempat sudut pada segiempat EFGH
adalah siku-siku.

Selanjutnya, mencari luas persegi EFGH.


LAEF + LFBG + LGCH + LHDE + LEFGH = LABCD
Karena LAEF = LFBG = LGCH = LHDE
Akibatnya,
4 × LHDE (Luas Segitiga) + LEFGH (Luas Persegi Kecil) = LABCD (Luas Persegi Besar)
1
4 × (2 × a × b) + c2 = (a + b)2

2ab + c2 = a2 + 2ab + b2 (kedua ruas dikurangi 2ab)


c2 = a2 + b2

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan Saintifik
 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Coop-Coop
 Meode Diskusi

F. Sumber/ Media/ Alat Pembelajaran


 Buku guru dan modul siswa penunjang pembelajaran kelas VIII Semester II.
 Laptop.

21 | P a g e
 Speaker.
 Kertas LKK.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan (15 menit)
1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan dengan mengecek
kehadiran siswa.
2. Apersepsi: melalui tanya jawab, siswa diingatkan kembali bilangan-bilangan
kuadrat dan macam-macam segitiga.
3. Motivasi: Guru dan siswa menyanyikan lagu nasional Indonesia untuk
membangkitkan semangat juang dalam belajar.
4. Guru memberikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada materi
Teorema Pythagoras.
5. Guru menyampaikan cakupan materi pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (60 menit)


1. Sintaks I
Guru menyampaikan sejarah ringkas tentang Pythagoras.
2. Sintaks II
Guru memberikan contoh berbagai macam benda yang memiliki sudut siku-siku
yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sintaks III
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 orang yang
tiap kelompok memiliki tugas menemukan teorema Phytagoras.
4. Sintaks IV
Guru meminta setiap kelompok membagi tugas untuk masing-masing anggota
kelompok.
Mengamati
Guru meminta siswa mengamati LKK yang telah diberikan.
Menanya
Guru mendorong siswa agar dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami
dalam LKK.

22 | P a g e
5. Sintaks V
Mengeksplorasi
Guru meminta siswa secara individu mengerjakan LKK sesuai pembagian tugas
di antara anggota kelompok.
Mengasosiasi
Siswa mencoba memberikan kesimpulan dari hasil yang telah dikerjakan.
6. Sintaks VI
Mengkomunikasikan
 Setiap anggota kelompok mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan
kepada teman satu kelompoknya.
 Guru meminta setiap anggota kelompok memadukan tugas yang telah
dikerjakan dalam presentasi kelompok.
 Secara bergantian setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan
kelompok lain memberi tanggapan maupun pertanyaan kepada kelompok.

c. Penutup (15 menit)


1. Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan tentang rumus
teorema Pythagoras.
2. Guru memberikan refleksi dengan menanyakan apakah yang dipelajari hari ini
sudah mengerti.
3. Guru memberikan tugas mandiri.

H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
 Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi
c. Kisi-kisi:
Jumlah butir
No. Butir Nilai Indikator
instrument
1. Bersyukur atas Bersemangat dalam mengikuti 1
anugrah Tuhan. pembelajaran matematika

23 | P a g e
Serius dalam mengikuti 1
pembelajaran matematika

Jumlah 2

 Sikap Sosial
a. Teknik Penilaian : Observasi dan Penilaian Diri.
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi dan Lembar Penilaian Diri.
c. Kisi-kisi:
Jumlah butir
No. Butir Nilai Indikator
instrument
1. Memiliki rasa ingin Suka bertanya selama proses 1
tahu dan percaya pembelajaran
diri. Suka mengamati sesuatu yang 1
berhubungan dengan pola
yang ada.
Tidak menggantungkan diri 1
pada orang lain dalam
menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan teorema
Pythagoras.
Berani presentasi di depan 1
kelas.

Jumlah 4

2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes.
b. Bentuk Instrumen : Uraian.
c. Kisi-kisi:

No. Indikator Soal Butir Instrumen Nomor soal

24 | P a g e
1. Menentukan panjang sisi miring 3 1, 2 dan 5
segitiga siku-siku jika diketahui
dua sisi lainnya.
2. Menentukan panjang salah satu 2 3 dan 4
sisi segitiga siku-siku jika
panjang sisi miring dan sisi
lainnya diketahui.

Jumlah 5

3. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-Kisi:
Nomor butir
No. Indikator Ketrampilan
instrument
1. Ketepatan menggunakan Teorema Pythagoras dalam 1
menyelesaikan masalah yang diberikan
2. Ketepatan dan ketelitian dalam menghitung. 1

Jumlah 2

25 | P a g e
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/II
Materi Pokok : Teorema Pythagoras
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (2 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.1 Menghargai dan menghayati 1.1.1 Berdoa sebelum memulai
ajaran agama yang dianutinya. pelajaran.
1.1.2 Merasa bersyukur terhadap
karunia Tuhan atas kesempatan
mempela-jari kegunaan
matematika dalam kehidupan
sehari-hari melalui belajar
Teorema Pythagoras.

26 | P a g e
1.1.3 Memberi salam sebelum dan
sesudah menyampaikan pendapat/
presentasi.
2. 2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, 2.1.1 Menunjukkan sikap tanggung
analitik, konsisten, dan teliti, jawab dalam menyelesaikan tugas
bertanggung jawab, responsif, atau masalah yang diberikan guru.
dan tidak mudah menyerah
dalam memecahkan masalah.
3. 4.6 Menyelesaikan masalah yang 4.6.1 Menerapkan teorema Pythagoras
untuk menyelesaikan
berkaitan dengan teorema
permasalahan nyata.
Pythagoras dan tripel Pythagoras

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi,
dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam penugasan individu dan
kelompok, siswa dapat:
1. Merasa bersyukur terhadap karunia Tuhan atas kesempatan mempela-jari kegunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari melalui belajar Teorema Pythagoras.
2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
guru.
3. Menerapkan teorema Pythagoras untuk menyelesaikan permasalahan nyata.

D. Materi Pembelajaran

Menerapkan Teorema Pythagoras untuk Menyelesaikan Masalah

Pythagoras dapat diterapkan diberbagai bidang. Kita bisa menentukan jarak dua titik
pada sistem koordinat, mengecek kesikuan benda dengan menggunakan teorema
Pythagoras. Pada bangun ruang misalnya, dengan menggunakan teorema Pythagoras pula
kita bisa menentukan panjang diagonal sisi dan panjang diagonal ruang.

Perhatikan Gambar 6.8. Setiap ruas garis yang tidak sejajar dengan sumbu-X maupun
sumbu-Y adalah hipotenusa dari segitiga siku-siku dari dua sisi yang sejajar dengan sumbu-
X dan sumbu-Y. Sehingga kalian bisa menentukan jarak dua titik pada bidang Kartesius
dengan menggunakan teorema Pythagoras.

27 | P a g e
Untuk mengukur panjang ruas garis yang menghubungkan dua titik pada bidang
koordinat, kita dapat menggambar titik-titik tersebut. Setelah itu, kita menentukan panjang
setiap ruas garis. Misalkan, diminta untuk menentukan jarak antara titik A(-5, 3) dan B(3, -
4). Bagaimana kita dengan mudah menentukan jarak dua titik pada bidang Kartesius? Untuk
menyelesaikan masalah di atas, lakukan kegiatan di bawah terlebih dahulu.

1. Gambar kedua titik A dan B pada bidang Kartesius. Tarik garis sehingga
menghubungkan kedua titik tersebut. Gambar yang kalian buat akan tampak sama seperti
pada Gambar 6.9.
2. Perhatikan Gambar 6.9. Apabila ditarik garis dari titik (-5, 3) dan (3, -4) yang sejajar
dengan sumbu-X dan sumbu-Y, maka kita bisa melihat suatu segitiga siku-siku dengan
panjang sisi tegaknya 7 satuan dan 8 satuan. Sehingga, kita bisa menggunakan teorema
Pythagoras untuk menentukan jarak kedua titik tersebut. Berdasarkan Gambar 6.9, jarak
kedua titik adalah 82 + 72 atau 113 satuan.

Kebalikan Teorema Pythagoras

Kalian telah mengamati bahwa jika diberikan suatu segitiga siku-siku, maka berlaku
kuadrat panjang hipotenusa sama dengan jumlah dari kuadrat panjang kedua sisi tegaknya.
Nah, bagaimana jika dibalik? Jika x, y, dan z adalah panjang ketiga sisi suatu segitiga dan

28 | P a g e
ketiganya memenuhi teorema Pythagoras, apakah segitiga tersebut merupakan segitiga siku-
siku?

Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:

Untuk ∠ABC, jika ∠C adalah sudut siku-siku, maka 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 .

Kebalikan dari teorema Pythagoras adalah:

Untuk ∠ABC, jika 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 , maka ∠C adalah sudut siku-siku.

Perhatikan Gambar 6.13 di atas.

Dari Gambar 6.13(i) diketahui bahwa 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 . Apakah ∠ACB adalah siku siku?

Dalam Gambar 6.13(ii), panjang DE = x, DF = b, dan EF = a, dan ∠DFE adalah siku-siku,


sehingga 𝑥 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 .

Dari Gambar 6.13(i): 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 (diketahui)

Dari 6.13(ii): 𝑥 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 Gambar (teorema Pythagoras)

Karena ruas kanan keduanya sama, yakni 𝑎2 + 𝑏 2 , maka ruas kiri pastilah sama, sehingga
𝑐 2 = 𝑥 2 dan 𝑐 = 𝑥.

Dengan demikian, tiga sisi pada ∆ABC tepat sama panjangnya dengan ketiga sisi pada
∆DEF. Oleh karena itu, ∆ABC bentuk dan ukurannya sama dengan ∆DEF, yang
mengakibatkan n∠ACB = n∠DFE. Karena ∠DFE adalah siku-siku, maka ∠ACB juga siku-
siku. Hal ini menunjukkan bahwa kebalikan dari teorema Pythagoras merupakan pernyataan
yang benar.

Misalkan ∆ACB dengan a, b, dan c panjang sisi dihadapan sudut A, B, dan C. Kebalikan
teorema Pythagoras mengakibatkan:

29 | P a g e
Jika 𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 , maka ∆ACB siku-siku di A.
Jika 𝑏 2 = 𝑎2 + 𝑐 2 , maka ∆ACB siku-siku di B.
Jika 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 , maka ∆ACB siku-siku di C.

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan Saintifik
 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
 Metode Diskusi

F. Sumber/ Media/ Alat Pembelajaran


 Buku guru dan modul siswa penunjang pembelajaran kelas VIII Semester II.
 Laptop.
 Speaker.
 Lembar LKK.
 Penggaris.
 Kertas Petak.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan (15 menit)
1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan dengan mengecek
kehadiran siswa.
2. Apersepsi: melalui tanya jawab, siswa diingatkan kembali bilangan-bilangan
kuadrat dan macam-macam segitiga.
3. Motivasi: Guru dan siswa menyanyikan lagu nasional Indonesia untuk
membangkitkan semangat juang dalam belajar.
4. Guru memberikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada materi
Teorema Pythagoras.
5. Guru menyampaikan cakupan materi pembelajaran.

30 | P a g e
b. Kegiatan Inti (60 menit)
7. Sintaks I
Guru mengingatkan siswa kembali tentang teorema Phytagoras dengan meminta
salah satu siswa menyampaikan teorema Pythagoras.
8. Sintaks II
Guru menggambar sebuah segitiga siku-siku dan meminta salah satu siswa
menunjukkan hipotenusanya.
9. Sintaks III
Guru memberikan LKPD I untuk memperoleh skor awal siswa.
10. Sintaks IV
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4
orang.
11. Sintaks V
Mengamati
Guru meminta siswa mengamati LKK yang telah diberikan.
Menanya
Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan terkait hal-hal yang diamati atau
dicermati dari LKK yang diberikan.
12. Sintaks VI
Mengumpulkan Informasi
Guru meminta siswa secara berkelompok mengerjakan LKK yang telah
diberikan.
Mengasosiasi
Siswa mencoba memberikan kesimpulan dari hasil yang telah dikerjakan.
13. Sintaks VII
Mengkomunikasikan
Secara bergantian setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan
kelompok lain memberi tanggapan maupun pertanyaan kepada kelompok.
14. Sintaks VIII
Guru memberikan LKPD II untuk memperoleh skor akhir siswa.

c. Penutup (15 menit)


1. Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan dari pertemuan yang
dilakukan.

31 | P a g e
2. Guru memberikan refleksi dengan menanyakan apakah yang dipelajari hari ini
sudah mengerti.
3. Guru memberikan tugas mandiri.

H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
 Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi
c. Kisi-kisi:
Jumlah butir
No. Butir Nilai Indikator
instrument
1. Bersyukur atas Bersemangat dalam mengikuti 1
anugrah Tuhan. pembelajaran matematika
Serius dalam mengikuti 1
pembelajaran matematika

Jumlah 2

 Sikap Sosial
a. Teknik Penilaian : Observasi dan Penilaian Diri.
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi dan Lembar Penilaian Diri.
c. Kisi-kisi:
Jumlah butir
No. Butir Nilai Indikator
instrument
1. Memiliki rasa ingin Suka bertanya selama proses 1
tahu dan percaya pembelajaran
diri. Suka mengamati sesuatu yang 1
berhubungan dengan pola
yang ada.
Tidak menggantungkan diri 1
pada orang lain dalam
menyelesaikan masalah yang

32 | P a g e
berhubungan dengan teorema
Pythagoras.
Berani presentasi di depan 1
kelas.

Jumlah 4

2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes.
b. Bentuk Instrumen : Uraian.
c. Kisi-kisi:

No. Indikator Soal Butir Instrumen Nomor soal

1. Menyelesaikan permasalahan 2 1 dan 2


nyata dengan menerapkan
teorema Pythagoras

Jumlah 2

3. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-Kisi:
Nomor butir
No. Indikator Ketrampilan
instrument
1. Ketepatan menggunakan Teorema Pythagoras dalam 1
menyelesaikan masalah yang diberikan
2. Ketepatan dan ketelitian dalam menghitung. 1

Jumlah 2

33 | P a g e
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/II
Materi Pokok : Teorema Pythagoras
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (1 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1. 1.2 Menghargai dan menghayati 1.1.4 Berdoa sebelum memulai
ajaran agama yang dianutinya. pelajaran.
1.1.5 Merasa bersyukur terhadap
karunia Tuhan atas kesempatan
mempela-jari kegunaan
matematika dalam kehidupan
sehari-hari melalui belajar
Teorema Pythagoras.

34 | P a g e
1.1.6 Memberi salam sebelum dan
sesudah menyampaikan pendapat/
presentasi.
2. 2.2 Menunjukkan sikap logis, kritis, 2.1.2 Menunjukkan sikap tanggung
analitik, konsisten, dan teliti, jawab dalam menyelesaikan tugas
bertanggung jawab, responsif, atau masalah yang diberikan guru.
dan tidak mudah menyerah
dalam memecahkan masalah.
3. 3.6 Menyelesaikan dan 3.6.3 Menentukan jenis segitiga
berdasarkan panjang sisi-sisi yang
membuktikan teorema
diketahui.
Phytagoras dan tripel
Pythagoras.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi,
dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi dalam penugasan individu dan
kelompok, siswa dapat:
1. Merasa bersyukur terhadap karunia Tuhan atas kesempatan mempela-jari kegunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari melalui belajar Teorema Pythagoras.
2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
guru.
3. Menentukan jenis segitiga berdasarkan panjang sisi-sisi yang diketahui.

D. Materi Pembelajaran
Menentukan Jenis Segitiga
Dengan menggunakan kebalikan dari teorema Pythagoras, kita bisa menguji apakah
segitiga yang telah diketahui panjang ketiga sisinya merupakan segitiga siku-siku atau bukan
segitiga siku-siku. Selain itu, kita juga bisa menentukan segitiga lancip atau segitiga tumpul
dengan menggunakan kebalikan dari teorema Pythagoras.

35 | P a g e
Untuk .ACB dengan panjang sisi-sisinya a, b, dan c:
 Jika 𝑐 2 < 𝑎2 + 𝑏 2 , maka ∆ACB merupakan segitiga lancip di C. Sisi c
dihadapan sudut C.
 Jika 𝑐 2 > 𝑎2 + 𝑏 2 , maka ∆ACB merupakan segitiga tumpul di C.

Contoh
Suatu segitiga dengan panjang ketiga sisinya berturut-turut 17 cm, 25 cm, dan 38 cm.
Apakah segitiga yang dimaksud adalah segitiga siku-siku?
Penyelesaian:
Misalkan panjang sisi yang terpanjang dari segitiga tersebut adalah c, maka
a = 17 cm, b = 25 cm, dan c = 38 cm
c2 = 382 = 1.444
𝑎2 + 𝑏 2 , = 172 + 252 = 289 + 625 = 914
Karena 𝑐 2 ≠ 𝑎2 + 𝑏 2 , berarti bahwa segitiga yang dimaksud bukan segitiga siku-siku.
Karena 𝑐 2 > 𝑎2 + 𝑏 2 , maka segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul.

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan Saintifik
 Model Pembelajaran Kooperatif
 Metode Diskusi

F. Sumber/ Media/ Alat Pembelajaran


 Buku guru dan modul siswa penunjang pembelajaran kelas VIII Semester II
 Laptop
 Speaker
 Infokus

36 | P a g e
 Video Motivasi

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 menit)
1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa, dilanjutkan dengan mengecek
kehadiran siswa.
2. Apersepsi: melalui tanya jawab, siswa diingatkan kembali tentang Teorema
Pythagoras.
3. Motivasi: Guru memberikan video motivasi untuk membangkitkan semangat
siswa dalam belajar.
4. Guru memberikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada materi
Teorema Pythagoras.
5. Guru menyampaikan cakupan materi pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (25 menit)


1. Sintaks I
Guru menyampaikan beberapa pertanyaan seperti Bagaimana jika kita diberikan
ukuran panjang tiga sisi suatu segitiga namun tidak memenuhi persamaan dari
Teorema Pythagoras? Termasuk jenis segitiga yang bagaimana? Apakah
Teorema Pythagoras bisa berlaku untuk semua jenis segitiga?
2. Sintaks II
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 2-3
orang.
Mengamati
 Guru meminta siswa untuk mengamati dan melakukan langkah-langkah
yang ada pada buku siswa pada buku siswa.
 Selama siswa mengikuti langkah-langkah, guru membimbing siswa untuk
mengamati segitiga yang terbentuk dari potongan lidi.
Menanya
Guru mendorong dan membimbing siswa agar dapat menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami dari hasil pengamatan.
3. Sintaks III
Menggali Informasi
 Guru mengajak siswa mengamati gambar 6.14 pada buku siswa.
37 | P a g e
 Guru mengajak siswa mengamati beberapa contoh untuk memahamkan
siswa bagaimana menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang ketiga
jenis segitiga.

c. Penutup (10 menit)


1. Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan tentang jenis-jenis
segitiga yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan refleksi dengan menanyakan apakah yang dipelajari hari ini
sudah mengerti.

H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
 Sikap Spiritual
d. Teknik Penilaian : Observasi
e. Bentuk Instrumen : Lembar observasi
f. Kisi-kisi:
Jumlah butir
No. Butir Nilai Indikator
instrument
1. Bersyukur atas Bersemangat dalam mengikuti 1
anugrah Tuhan. pembelajaran matematika
Serius dalam mengikuti 1
pembelajaran matematika

Jumlah 2

 Sikap Sosial
d. Teknik Penilaian : Observasi dan Penilaian Diri.
e. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi dan Lembar Penilaian Diri.
f. Kisi-kisi:
Jumlah butir
No. Butir Nilai Indikator
instrument
1. Suka bertanya selama proses 1
pembelajaran

38 | P a g e
Memiliki rasa ingin Suka mengamati sesuatu yang 1
tahu dan percaya berhubungan dengan pola
diri. yang ada.

Jumlah 2

39 | P a g e
F. Pengembangan Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan komponen yang harus ada dalam proses pembelajaran, karena
bahan ajar merupakan suatu komponen yang akan/harus dikaji, dicermati, dipelajari, dan
dijadikan materi yang akan dikuasai oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedomaan
untuk mempelajarinya. Tanpa bahan ajar maka pembelajaran tidak akan menghasilkan apa-
apa. Bahan ajar yang baik dan lengkap seharusnya dilengkapi dengan ilustrasi dan tugas atau
latihan serta aktivitas lain yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi dan
kompetensi yang dipelajari.

Bahan ajar disusun dan dikembangkan dengan tujuan:

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan


mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternataif bahan ajar disamping buku-
buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3. Mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Dalam pengembangan bahan ajar, saya menyusun bahan yang sesuai dengan
kurikulum 2013 edisi revisi. Bahan ajar dalam rencana rancangan pembelajaran harus sesuai
dengan kompetensi yang dikembangkan. Dalam rencana rancangan pembelajaran harus
terdapat ketepatan penataan materi bahan ajar dengan melibatkan siswa, seperti membuat
siswa menjadi aktif, kreatif, dan pembelajaran dalam kelas menjadi menyenangkan. Bahan
ajar yang digunakan akurat atau valid, karena dalam rencana rancangan pembelajaran
terdapat sumber bahan ajar.

Adapun bahan ajar terkait materi teorema Pythagoras yang telah dikembangkan yaitu:

Menemukan Teorema Phytagoras


Perhatikan gambar berikut ini!

61 | P a g e
Bangun datar ABCD adalah bangun datar persegi dengan panjang sisi 7 satuan panjang,
Persegi ABCD tersusun dari empat segitiga dengan ukuran yang sama (EAF, FBG, GCH,
dan HDE) dan satu persegi (EFGH).

Untuk menentukan bahwa EFGH adalah persegi, perhatikan penjelasan berikut:


Perhatikan segitiga FBG. Segitiga FBG adalah segitiga siku-siku dengan sudut siku-siku di
B. Oleh karena itu, ∠BGF + ∠GFB = 90o… (*)

Perhatikan segitiga GCH. Segitiga GCH adalah segitiga siku-siku, dengan ukuran yang sama
dengan segitiga FBG.
FB = GC
BG = CH
GF = HG
Oleh karena segitiga FBG dan GCH adalah dua segitiga yang ukurannya sama, maka setiap
sudut-sudut yang bersesuaian besarnya juga sama.
∠GFB = ∠HGC…(**)
∠FBG = ∠GCH
∠BGF = ∠CHG
Dari (*) dan (**) didapatkan bahwa ∠BGF + ∠HGC = 90o

Perhatikan ∠BGF, ∠HGC, dan ∠FGH


Ketiga sudut tersebut saling berpelurus, sehingga
∠BGF, ∠HGC, dan ∠FGH = 180o
Karena ∠BGF + ∠HGC = 90o
Akibatnya ∠FGH = 90o. Dengan kata lain ∠FGH adalah sudut siku-siku.
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa keempat sudut pada segiempat EFGH
adalah siku-siku.

Selanjutnya, mencari luas persegi EFGH.


LAEF + LFBG + LGCH + LHDE + LEFGH = LABCD
Karena LAEF = LFBG = LGCH = LHDE
Akibatnya,
4 × LHDE (Luas Segitiga) + LEFGH (Luas Persegi Kecil) = LABCD (Luas Persegi Besar)
1
4 × (2 × a × b) + c2 = (a + b)2

2ab + c2 = a2 + 2ab + b2 (kedua ruas dikurangi 2ab)

62 | P a g e
c2 = a2 + b2

Menerapkan Teorema Pythagoras untuk Menyelesaikan Masalah

Pythagoras dapat diterapkan diberbagai bidang. Kita bisa menentukan jarak dua titik
pada sistem koordinat, mengecek kesikuan benda dengan menggunakan teorema
Pythagoras. Pada bangun ruang misalnya, dengan menggunakan teorema Pythagoras pula
kita bisa menentukan panjang diagonal sisi dan panjang diagonal ruang.

Perhatikan Gambar 6.8. Setiap ruas garis yang tidak sejajar dengan sumbu-X maupun
sumbu-Y adalah hipotenusa dari segitiga siku-siku dari dua sisi yang sejajar dengan sumbu-
X dan sumbu-Y. Sehingga kalian bisa menentukan jarak dua titik pada bidang Kartesius
dengan menggunakan teorema Pythagoras.

Untuk mengukur panjang ruas garis yang menghubungkan dua titik pada bidang
koordinat, kita dapat menggambar titik-titik tersebut. Setelah itu, kita menentukan panjang
setiap ruas garis. Misalkan, diminta untuk menentukan jarak antara titik A(-5, 3) dan B(3, -
4). Bagaimana kita dengan mudah menentukan jarak dua titik pada bidang Kartesius? Untuk
menyelesaikan masalah di atas, lakukan kegiatan di bawah terlebih dahulu.

3. Gambar kedua titik A dan B pada bidang Kartesius. Tarik garis sehingga
menghubungkan kedua titik tersebut. Gambar yang kalian buat akan tampak sama seperti
pada Gambar 6.9.
4. Perhatikan Gambar 6.9. Apabila ditarik garis dari titik (-5, 3) dan (3, -4) yang sejajar
dengan sumbu-X dan sumbu-Y, maka kita bisa melihat suatu segitiga siku-siku dengan
panjang sisi tegaknya 7 satuan dan 8 satuan. Sehingga, kita bisa menggunakan teorema
Pythagoras untuk menentukan jarak kedua titik tersebut. Berdasarkan Gambar 6.9, jarak
kedua titik adalah 82 + 72 atau 113 satuan.

63 | P a g e
Kebalikan Teorema Pythagoras

Kalian telah mengamati bahwa jika diberikan suatu segitiga siku-siku, maka berlaku
kuadrat panjang hipotenusa sama dengan jumlah dari kuadrat panjang kedua sisi tegaknya.
Nah, bagaimana jika dibalik? Jika x, y, dan z adalah panjang ketiga sisi suatu segitiga dan
ketiganya memenuhi teorema Pythagoras, apakah segitiga tersebut merupakan segitiga siku-
siku?

Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:

Untuk ∠ABC, jika ∠C adalah sudut siku-siku, maka 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 .

Kebalikan dari teorema Pythagoras adalah:

Untuk ∠ABC, jika 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 , maka ∠C adalah sudut siku-siku.

Perhatikan Gambar 6.13 di atas.

Dari Gambar 6.13(i) diketahui bahwa 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 . Apakah ∠ACB adalah siku siku?

Dalam Gambar 6.13(ii), panjang DE = x, DF = b, dan EF = a, dan ∠DFE adalah siku-siku,


sehingga 𝑥 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 .

Dari Gambar 6.13(i): 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 (diketahui)

Dari 6.13(ii): 𝑥 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 Gambar (teorema Pythagoras)

64 | P a g e
Karena ruas kanan keduanya sama, yakni 𝑎2 + 𝑏 2 , maka ruas kiri pastilah sama, sehingga
𝑐 2 = 𝑥 2 dan 𝑐 = 𝑥.

Dengan demikian, tiga sisi pada ∆ABC tepat sama panjangnya dengan ketiga sisi pada
∆DEF. Oleh karena itu, ∆ABC bentuk dan ukurannya sama dengan ∆DEF, yang
mengakibatkan n∠ACB = n∠DFE. Karena ∠DFE adalah siku-siku, maka ∠ACB juga siku-
siku. Hal ini menunjukkan bahwa kebalikan dari teorema Pythagoras merupakan pernyataan
yang benar.

Misalkan ∆ACB dengan a, b, dan c panjang sisi dihadapan sudut A, B, dan C. Kebalikan
teorema Pythagoras mengakibatkan:

Jika 𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 , maka ∆ACB siku-siku di A.


Jika 𝑏 2 = 𝑎2 + 𝑐 2 , maka ∆ACB siku-siku di B.
Jika 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 , maka ∆ACB siku-siku di C.

Menentukan Jenis Segitiga


Dengan menggunakan kebalikan dari teorema Pythagoras, kita bisa menguji apakah
segitiga yang telah diketahui panjang ketiga sisinya merupakan segitiga siku-siku atau bukan
segitiga siku-siku. Selain itu, kita juga bisa menentukan segitiga lancip atau segitiga tumpul
dengan menggunakan kebalikan dari teorema Pythagoras.

Untuk .ACB dengan panjang sisi-sisinya a, b, dan c:


 Jika 𝑐 2 < 𝑎2 + 𝑏 2 , maka ∆ACB merupakan segitiga lancip di C. Sisi c
dihadapan sudut C.
 Jika 𝑐 2 > 𝑎2 + 𝑏 2 , maka ∆ACB merupakan segitiga tumpul di C.

65 | P a g e
Contoh
Suatu segitiga dengan panjang ketiga sisinya berturut-turut 17 cm, 25 cm, dan 38 cm.
Apakah segitiga yang dimaksud adalah segitiga siku-siku?
Penyelesaian:
Misalkan panjang sisi yang terpanjang dari segitiga tersebut adalah c, maka
a = 17 cm, b = 25 cm, dan c = 38 cm
c2 = 382 = 1.444
𝑎2 + 𝑏 2 , = 172 + 252 = 289 + 625 = 914
Karena 𝑐 2 ≠ 𝑎2 + 𝑏 2 , berarti bahwa segitiga yang dimaksud bukan segitiga siku-siku.
Karena 𝑐 2 > 𝑎2 + 𝑏 2 , maka segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul.

Triple Pythagoras

Panjang sisi-sisi dari segitiga siku-siku sering kali dinyatakan dalam tiga bilangan asli.
Tiga bilangan asli yang memenuhi persamaan pada teorema Pythagoras disebut tripel
Pythagoras. Aljabar dapat digunakan untuk menentukan himpunan bilangan yang
merupakan tripel Pythagoras. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan. Salah satunya yaitu,

Panjang sisi segitiga siku-siku adalah (p2 + q2), (p2 - q2), dan 2pq. Dengan ukuran
panjang itu, ketiganya akan membentuk tripel Pythagoras.

p q p2 + q2 p2 - q2 2pq Hubungan Tigaan


Pythagoras
2 1 22 + 12 = 5 22 - 12 = 3 2x2x1=4 52 = 32 + 42 5, 3, 4
3 1 32 + 12 = 10 32 - 12 = 8 2x3x1=6 102 = 82 + 62 10, 8, 6
3 2 32 + 22 = 13 32 - 22 = 5 2 x 3 x 2 = 12 132 = 52 + 122 13, 5, 12
4 3 42 + 32 = 25 42 - 32 = 7 2 x 4 x 3 = 24 252 = 72 + 242 25, 7, 24

66 | P a g e
Selain dengan menggunakan cara seperti pada tabel di atas, kita bisa mencari bilangan-
bilangan yang memenuhi tripel Pythagoras dengan cara seperti berikut.
1. Pilihlah sebarang bilangan ganjil dan bilangan ini kita jadikan sebagai panjang sisi
terpendek dari segitiga.
𝑆 2 −1
2. Gunakan rumus 𝑀 = dengan S = panjang sisi terpendek untuk kemudian
2

menghitung M merupakan sisi tegak lainnya.


3. Untuk mencari panjang hipotenusa, gunakan rumus 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 .

Contoh:
Apakah tripel bilangan 4, 4√3, dan 8 merupakan Tripel Pythagoras ?
Penyelesaian :
𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏2
2
82 = 42 + (4√3)
64 = 16 + 48
64 = 64 (pernyataan yang bernilai benar)
2
Oleh karena bilangan-bilangan 4, 4√3, dan 8 memenuhi hubungan 82 = 42 + (4√3) , maka
bilangan-bilangan itu merupakan tripel Pythagoras.

Menentukan Perbandingan Panjang Sisi Segitiga Siku-Siku Sama Kaki

Berikut adalah tabel yang berisi tentang panjang sisi-sisi pada segitiga siku-siku sama kaki.
Gunakan teorema Pythagoras untuk melengkapi tabel berikut.

Panjang sisi siku-siku 1 2 3 4 5 6 … 10 … p


Panjang hipotenusa

Setelah melengkapi tabel di atas, jawab pertanyaan berikut.

67 | P a g e
Apakah kalian melihat pola pada panjang sisi-sisi segitiga siku-siku sama kaki tersebut? Jika
ya, bagaimanakah polanya?

Jika panjang sisi segitiga siku-siku adalah a satuan, berapakah panjang hipotenusa dari
segitiga siku-siku sama kaki tersebut?
Contoh:
Tentukanlah panjang sisi-sisi yang belum diketahui pada segitiga berikut.

Penyelesaian :
∆𝑃𝑄𝑅 siku-siku di R dan ∠𝑅𝑃𝑄 = 45°, sehingga ∆𝑃𝑄𝑅 merupakan segitiga siku-siku sama
kaki dan berlaku perbandingan PR : QR : PQ = 1 : 1 : √2. Oleh karena PR = 12 cm, maka
PR : QR = 1 : 1 ⟺ 𝑃𝑅 = 𝑄𝑅 = 12 cm.
Selain itu, PR : PQ = 1 : √2 ⟺ 𝑃𝑄 = √2 𝑥 𝑃𝑅
= √2 𝑥 12 = 12√2 cm.

Menentukan Perbandingan Panjang Sisi Segitiga yang Bersudut 30o-60o-90o

Berikut adalah tabel yang berisi tentang panjang sisi-sisi pada segitiga siku-siku 30°- 60°-
90°. Gunakan teorema Pythagoras untuk melengkapi tabel berikut.

Panjang sisi siku-siku 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


terpendek
Panjang hipotenusa
Panjang sisi siku-siku yang lain

Setelah melengkapi tabel di atas, jawab pertanyaan berikut.

Apakah kalian melihat pola pada panjang sisi-sisi segitiga siku-siku 30o–60o–90o? Jika ya,
bagaimanakah polanya?

Jika panjang sisi terpendek segitiga siku-siku 30o–60o–90o adalah a satuan, berapakah
panjang sisi miring dan sisi siku-siku yang lain?

68 | P a g e
Apakah pola tersebut juga bisa berlaku untuk segitiga siku-siku yang lain? Jelaskan.

Contoh:
Diberikan ∆𝐴𝐵𝐶 sama sisi dengan panjang sisinya 12 cm. hitunglah garis tinggi CF.
Penyelesaian :

Menurut Teorema 30° − 60° − 90°, kita memperoleh:


1 1
𝐴𝐹 = 2 𝐴𝐶 = 2 𝑥 12 = 6 cm

𝐶𝐹 = 𝐴𝐹 √3 = 6 √3 cm
Jadi panjang garis tinggi CF adalah 6 √3 cm.

DAFTAR PUSTAKA:

As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2017. Buku Guru Matematika. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.

As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2017. Matematika. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Tampomas, Husein. 2006. Matematika Plus SMP Kelas VIII Semester Pertama: 2A.
Yogyakarta: Yudhistira.

Marsigit. 2009. Mathematics 2 for Junior High School Year VIII. Yogyakarta: Yudhistira.

G. Pengembangan Media Pembelajaran

Dalam pengembangan media pembelajaran, saya menyusun media pembelajaran yang


sesuai dengan kurikulum 2013 yang mana media pembelajaran yang digunakan harus
relevan dengan keadaan atau kondisi siswa dalam kelas pada saat pembelajaran. Harapan-
harapan yang terkandung dalam metode yang dapat buyar berhadapan dengan siswa dan
guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama. Guru memberikan media baru

69 | P a g e
bagi siswa untuk memperkenalkan hal-hal yang belum diketahui sebelumnya untuk
menambah wawasan baru bagi siswa.

Media pembelajaran yang telah disusun berupa alat peraga tentang perbandingan sisi
pada segitiga siku-siku sama kaki dengan segitiga yang bersudut 30o, 60o, dan 90o. Media
ini digunakan dalam RPP yang telah dipaparkan sebelumnya. Alat peraga ini digunakan
pada saat kerja kelompok dimana siswa diajak untuk mencari panjang sisi-sisi dari segitiga-
segitiga siku-siku yang ada dengan menggunakan teorema Pythagoras yang hasil
pencariannya dituangkan dalam tabel. Dari perolehan tabel-tabel itulah dilakukan pencarian
untuk mengenai pola dari perbandingan sisi-sisi pada segitiga siku-siku sama kaki dan
segitiga siku-siku yang bersudut 30o, 60o, dan 90o. Adapun alat peraga yang digunakan yaitu:

Alat peraga yang digunakan ini menggunakan alat dan bahan yang sering digunakan dan
mudah untuk ditemukan sehingga para guru sangat mudah untuk merancang dan
menggunakan alat peraga ini, dengan menggunakan kardus untuk membentuk segitiga-
segitiga dan papan sebagai penyangganya. Penggunaan alat peraga ini seharusnya membuat
segitiga yang lebih banyak lagi dengan ukuran yang berbeda-beda. Dengan adanya bantuan
alat peraga ini juga siswa dapat memegang benda secara langsung tidak hanya menggambar
di atas kertas.

H. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

Dalam pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), saya menyusun LKPD
yang sesuai dengan kurikulum 2013 edisi revisi. Proses pembelajaran akan lebih efektif jika
lembar kegiatan peserta didik disusun oleh guru mata pelajaran itu sendiri. Sebab jika

70 | P a g e
disusun sendiri oleh guru maka isi lembar kegiatan peserta didik juga terkondisikan dengan
materi yang akan diajarkannya. Selain itu lembar kegiatan peserta didik dapat memudahkan
guru dalam melaksanakan pembelajaran karena LKPD dapat menjadi pedoman dalam
mengarahkan aktivitas pembelajaran sehingga guru dapat mengefesienkan waktu untuk
tidak menjelaskan semuanya secara langsung. Tetapi penjelasan guru terwakili oleh lembar
kegiatan peserta didik, dimana didalamnya sudah termuat tujuan pembelajaran, rumusan
masalah dan langkah-langkah kegiatan.

Lembar kegiatan peserta didik dapat meningkatkan aktivitas belajar mandiri siswa,
sebab lembar kegiatan peserta didik dapat dirancang sedemikian rupa oleh guru sehingga
lembar kegiatan peserta didik dapat menjadi penuntun siswa dalam memecahkan suatu
masalah. Seperti lembar kegiatan peserta didik yang berisikan suatu tugas yang akan
diselesaikan. Guru dapat menguraikan secara detail langkah penyelesaiannya, tetapi yang
dimaksudkan disini bukan jawabannya secara langsung melainkan langkah penyelesaian
tersebut dapat diganti dengan titik-titik yang akan diisi sendiri oleh siswa.

Adapun Lembar Kerja Kelompok dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang telah
dikembangkan yaitu:

LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)

Pokok Bahasan : Teorema Phytagoras


Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 30 menit
Kelas/Semester : VIII/II
Anggota Kelompok :

Perhatikan gambar berikut ini!

71 | P a g e
Bangun datar ABCD adalah bangun datar persegi dengan panjang sisi 7 satuan panjang,
Persegi ABCD tersusun dari empat segitiga dengan ukuran yang sama (EAF, FBG, GCH,
dan HDE) dan satu persegi (EFGH).

Untuk menentukan bahwa EFGH adalah persegi, perhatikan penjelasan berikut:


Perhatikan segitiga FBG. Segitiga FBG adalah segitiga siku-siku dengan sudut siku-siku di
B. Oleh karena itu, ∠BGF + ∠GFB = 90o… (*)

Perhatikan segitiga GCH. Segitiga GCH adalah segitiga siku-siku, dengan ukuran yang sama
dengan segitiga FBG.
FB = GC
BG = CH
GF = HG
Oleh karena segitiga FBG dan GCH adalah dua segitiga yang ukurannya sama, maka setiap
sudut-sudut yang bersesuaian besarnya juga sama.
∠GFB = ∠HGC…(**)
∠FBG = ∠GCH
∠BGF = ∠CHG
Dari (*) dan (**) didapatkan bahwa ∠BGF + ∠HGC = 90o

Perhatikan ∠BGF, ∠HGC, dan ∠FGH


Ketiga sudut tersebut saling berpelurus, sehingga
∠BGF, ∠HGC, dan ∠FGH = 180o
Karena ∠BGF + ∠HGC = 90o
Akibatnya ∠FGH = 90o. Dengan kata lain ∠FGH adalah sudut siku-siku.
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa keempat sudut pada segiempat EFGH
adalah siku-siku.

72 | P a g e
Tugas Anggota ke-1 Tugas Anggota ke-2

Buktikan bahwa ∠GHE adalah Buktikan bahwa ∠HEF adalah


sudut siku-siku! sudut siku-siku!

Tugas Anggota ke-3


Buktikan bahwa ∠EFG adalah
sudut siku-siku!

Selanjutnya, mencari luas persegi EFGH.


LAEF + LFBG + LGCH + LHDE + LEFGH = LABCD
Karena LAEF = LFBG = LGCH = LHDE
Akibatnya,
4 × LHDE (Luas Segitiga) + LEFGH (Luas Persegi Kecil) = LABCD (Luas Persegi Besar)
1
4 × (2 × a × b) + c2 = (a + b)2

2ab + c2 = a2 + 2ab + b2 (kedua ruas dikurangi 2ab)


c2 = a2 + b2

Dari analisis di atas, nyatakan hubungan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku yang panjang
sisinya a, b, dan c, dengan kalimat kalian sendiri!
Hubungan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku tersebut dinamakan Teorema Pythagoras.
Teorema Pythagoras:
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Setelah mengetahui Teorema Pythagoras, coba kerjakan contoh soal berikut!

73 | P a g e
Tugas Anggota ke-4

Perhatikan segitiga siku-siku ABC dengan siku-siku di A pada gambar


berikut. Jika AB = 9 dm dan AC = 12 dm, tentukan BC!
Jawab:
BC2 = AB2 + AC2 = … + …
BC2 = … + …
BC2 = …
BC = √…
BC = …
Jadi panjang sisi BC adalah … dm

Tugas Anggota ke-5

Perhatikan segitiga siku-siku RST dengan siku-siku di S pada gambar berikut. Jika RT =
T
17 cm dan RS = 15 cm, tentukan ST!
Jawab:
ST2 = RT2 - RS2 = … + …
ST2 = … + …
ST2 = … R
S

ST = √…
ST = …
Jadi panjang sisi ST adalah … cm

74 | P a g e
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Dengan menggunakan Teorema Pythagoras, tentukan panjang sisi-sisi yang belum


diketahui! 3.
1.
6
8 13
c

a
12
4.
2.
7
17
b
d

15
24

5. Pada gambar di bawah ini, diketahui panjang AC = 13 cm, AD = 5 cm, dan BD = 9 cm.
Tentukan panjang BC!
C
13 cm

A 5 cm D 9 cm B

75 | P a g e
LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)

Pokok Bahasan : Teorema Phytagoras


Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 30 menit
Kelas/Semester : VIII/II
Anggota Kelompok :

1. Jika suatu ruangan berbentuk balok. Seperti tampak pada gambar di samping, dengan
ukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-masing p, l, dan t. Bagaimanakah cara untuk
menentukan panjang AB? Jelaskan.

2. Guru meminta kalian untuk menentukan jarak antara dua titik (4,2) dan (7,6). Kamu
menggunakan (4,2) sebagai (x1,y1) sedangkan temanmu menggunakan (7,6) sebagai
(x1,y1). Apakah kamu dan temanmu memperoleh hasil yang sama? Jelaskan.

3. Ando dan Dina mengerjakan soal seperti berikut.


“Jarak dia titik (a, -11) dan (3,-11) adalah 17 satuan. Berapakah nilai a?”
Setelah menyelesaikannya, mereka memperoleh jawaban yang berbeda. Saat dicek
dengan menggantikan nilai a pada kedua titik, ternyata jawaban keduanya benar.
Berapakah nilai a yang diperoleh Andi dan Dina? Jelaskan bagaimana Andi dan Dina
memperoleh jawaban yang berbeda.

76 | P a g e
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK I

1. Tentukan jarak antara dua titik dari pasangan titik berikut


a. (10,20), (13,16)
b. (-19,-16), (-2,14)

2. Tentukan luas daerah yang diarsir dari setiap gambar berikut.

77 | P a g e
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK II

1. Seorang atlet tenis mengajukan pertanyaan kepada wasit. Suara atlet mampu didengar
wasit hanya pada jarak maksimum 30 kaki. Berdasarkan posisi wasit dan atlet tenis pada
gambar berikut, dapatkah wasit mendengar suara sang atlet? Jelaskan jawaban kalian.

2. Seorang penyelam dari Tim SAR mengaitkan dirinya pada tali sepanjang 25 m untuk
mencari sisa-sisa bangkai pesawat di dasar laut. Laut diselami memiliki kedalaman 20
meter dan dasarnya rata. Berapakah luas daerah yang Mampu dijangkau oleh penyelam
tersebut?

78 | P a g e
LEMBAR KERJA KELOMPOK (LKK)

Pokok Bahasan : Triple Phytagoras


Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 15 menit
Kelas/Semester : VIII/II
Anggota Kelompok :

1. Mengapa pada aturan kedua dalam menentukan triple Pythagoras hanya berhasil jika sisi
terpendeknya (S) adalah bilangan ganjil?

2. Mengapa dalam aturan kedua ini angka 1 (satu) tidak termasuk dalam anggota himpunan
S yang dimaksud?

79 | P a g e
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

4. Manakah di antara kelompok tiga bilangan berikut yang merupakan triple Pythagoras?
a. 13, 9, 11
b. 130, 120, 50
c. 10, 20, 24
d. 1,73; 2,23; 1,41

5. Jika 32, x, 68 adalah triple Pythagoras. Berapakah nilai x? Tunjukkan bagaimana


kalian mendapatkannya.

6. Bilangan terkecil dari Pythagoras adalah 33. Tentukan triple Pythagorasnya dan
jelaskan bagaimana kalian menentukan dua bilangan lainnya.

7. Panjang sisi-sisi segitiga adalah 1 cm, 2a cm, dan 3a cm. Buktikan bahwa ketiga ukuran
tersebut bukan merupakan tripel Pythagoras.
a. Jika (p – q), p, (p + q) membentuk tripel Pythagoras, tentukan hubungan antara p dan
q.
b. Jika p = 8, tentukan tripel Pythagoras.

80 | P a g e
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

8. Tentukan panjang sisi yang ditunjukkan oleh huruf pada setiap gambar di bawah.

9. Tentukan keliling persegi ABCD berikut.

10. Tentukan luas persegi berikut.

11. Gambar di samping adalah jaring-jaring piramida segitiga. Berapakah panjang b?

81 | P a g e
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

13. Tentukan panjang sisi yang ditunjukkan oleh huruf pada setiap gambar di bawah.

14. Tentukan luas trapesium di samping ini.

15. Perhatikan gambar segitiga siku-siku ABC di bawah. Tentukan:


a. Keliling segitiga ABC,
b. Tentukan luas segitiga ABC.

16. Perhatikan balok ABCD.EFGH di samping.


Jika besar sudut BCA = 60o, tentukan:
a. panjang AC
b. luas bidang ACGE

17. Tentukan panjang hipotenusa pada segitiga


siku-siku terakhir dari Roda Theodorus di
bawah ini.

82 | P a g e
I. Pengembangan Perangkat Penilaian

Dalam pengembangan perangkat penilaian, saya menyusun penilaian yang sesuai


dengan kurikulum 2013 edisi revisi. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes
maupun non tes. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian afektif (sikap), kognitif
(pengetahuan), dan psikomotorik (ketrampilan dalam menyelesaikan persoalan yang
diberikan). Dalam penilaian berupa penilaian kognitif, digunakan menggunakan tes tertulis
berupa tes uraian dalam bentuk Lembar Kerja Kelompok dan Lembar Kerja Peserta Didik.

Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan, penilaian diri, dan penilaian antar-teman.
Penilaian sikap diberikan dalam dua aspek yaitu sikap spiritual dan sikap sosial. Pengamatan
sikap perlu dijabarkan aspek sikap yang diamati sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan
disiapkan kriteria penilaian atau rubrik. Penilaian diri dan antar-teman untuk menggali
kelebihan atau kekurangan siswa. Jurnal sikap memuat catatan sikap di kelas maupun di luar
kelas berkaitan dengan sikap dan perilaku.

Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes (tertulis/lisan) dan penugasan (nontes). Tes
tertulis/lisan dikembangkan berdasarkan indikator, tes tertulis dilakukan melalui UH, UTS,
UAS dalam bentuk pilihan isian, atau uraian. Penugasan berupa pekerjaan rumah baik
individu atau kelompok, dirinci dengan aspek penilaian berikut kriteria penilaian atau rubrik.
Penilaian ketrampilan dilakukan melalui tes praktik. Tes praktik penilaian keterampilan
konkrit yang menuntut respon aktivitas atau perilaku sesuai kompetensi. Penilaian
ketrampilan ini berupa ketepatan dalam menggunakan teorema yang telah dipelajari dan
ketepatan serta ketelitian dalam menghitung.

Adapun Perangkat Penilaian yang telah dikembangkan, yaitu:

Instrumen Sikap Spiritual


LEMBAR OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL

A. Petunjuk Umum
Lembar observasi diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa, dengan cara
memberikan tanda centang (✔) pada kolom yang sesuai.
B. Petunjuk Khusus
Keterangan Skor Penilaian
4 = selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering melakukan sesuai pernyataan tapi kadang tidak melakukan

83 | P a g e
2 = kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah melakukan

Bersemangat dalam Serius dalam


mengikuti mengikuti
Total
No. Nama Peserta Didik pembelajaran pembelajaran
Skor
matematika matematika
1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.

Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor akhir = (Total Skor : 2)
Peserta didik memperoleh nilai:
Sangat Baik : apabila 3.50 < skor akhir ≤ 4.00
Baik : apabila 2.50 < skor akhir ≤ 3.50
Cukup : apabila 1.50 < skor akhir ≤ 2.50
Kurang : apabila 1.00 < skor akhir ≤ 1.50

84 | P a g e
Instrumen Sikap Sosial
LEMBAR OBSERVASI SIKAP SOSIAL

A. Petunjuk Umum
Lembar observasi diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa, dengan cara
memberikan tanda centang (✔) pada kolom yang sesuai.
B. Petunjuk Khusus
Keterangan Skor Penilaian
4 = selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering melakukan sesuai pernyataan tapi kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah melakukan

Tidak
Suka
menggantungkan
Suka mengamati
diri pada orang
bertanya sesuatu Berani
lain dalam
selama yang presentasi Total
menyelesaikan
No. Nama Peserta Didik proses berhubun- di depan Skor
masalah yang
pembela- gan dengan kelas
berhubungan
jaran pola yang
dengan teorema
ada.
Pythagoras.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.

Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor akhir = (Total Skor : 4)

85 | P a g e
Peserta didik memperoleh nilai:
Sangat Baik : apabila 3.50 < skor akhir ≤ 4.00
Baik : apabila 2.50 < skor akhir ≤ 3.50
Cukup : apabila 1.50 < skor akhir ≤ 2.50
Kurang : apabila 1.00 < skor akhir ≤ 1.50

86 | P a g e
Instrumen Penilaian Keterampilan
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN KETRAMPILAN

A. Petunjuk Umum
Lembar observasi diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa, dengan cara
memberikan tanda centang (✔) pada kolom yang sesuai.
B. Petunjuk Khusus
Keterangan Skor Penilaian
Sangat Baik =4
Baik =3
Cukup =2
Kurang =1

Ketepatan
menggunakan
Ketepatan dan
Teorema Pythagoras
ketelitian dalam Total
No. Nama Peserta Didik dalam menyelesaikan
menghitung Skor
masalah terkait dengan
triple Pythagoras
1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.

Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:
Skor akhir = (Total Skor : 2)
Peserta didik memperoleh nilai:
Sangat Baik : apabila 3.50 < skor akhir ≤ 4.00
Baik : apabila 2.50 < skor akhir ≤ 3.50

87 | P a g e
Cukup : apabila 1.50 < skor akhir ≤ 2.50
Kurang : apabila 1.00 < skor akhir ≤ 1.50

J. Refleksi

Dari magang II ini dilakukan beberapa refleksi. Pada refleksi ini diajarkan bahwa
magang II ini melakukan pengembangan perangkat pembelajaran sehingga perlulah
diketahui keseluruhan aspek-aspek yang bersangkutan dengan perangkat pembelajaran yang
digunakan sebelum melakukan aktivitas pembelajaran. Dengan mengetahui hal ini perlulah
dilakukan diskusi dengan guru pamong dan guru-guru matematika bagaimana dalam
penyusunannya dan pengembangan yang akan dilakukan nantinya. Pada refleksi ini pun
dibicarakan hal-hal yang telah dicapai dan pengalaman yang diperoleh pada magang yang
dilakukan dengan berdiskusi satu sama lain.

Tidak hanya itu, dibicarakan pula masalah-masalah yang terjadi di sekolah dan solusi-
solusi terkait dalam pecemahan masalah yang ada. Selain hal tersebut diberikan pula
masukan-masukan dalam menyusun laporan dengan dijelaskan mengenai setiap aspek yang
terkait dalam magang II tersebut. Sehingga dengan adanya refleksi ini dapat lebih
memahami magang II ini dan mempermudah dalam menyelesaikan magang II ini pula.

88 | P a g e
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

Magang II Pengembangan Perangkat Pembelajaran merupakan program bagi mahasiswa


semester empat untuk memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan kompetensi
bidang studi serta memantapkan kemampuan awal calon guru dalam mengembangkan
perangkat pembelajaran melalui kegiatan menganalisis silabus sesuai dengan bidang studi,
tentang bagaimana menyusun dan mengembangkan RPP, Media pembelajaran, Lembar
kerja peserta didik, serta instrumen penilaian untuk peserta didik.

Sekolah yang menjadi objek observasi adalah SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan bahwa SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan memiliki
kultur dan manajemen sekolah yang baik. Kompetensi utama guru juga sudah terpenuhi
namun perlu ada peningkatan untuk kompetensi pedagogik dengan memahami murid
melalui perkembangan kognitif murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan murid.

Namun, proses pembelajaran di sekolah ini belum dapat dikatakan baik karena masih
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki baik guru maupun siswa dan bersama-sama perlu
adanya peningkatan kualitas guru dan siswa agar sekolah menjadi lebih maju dan sukses
kedepannya.

Tidak hanya itu, Magang II ini memberikan dampak yang positif terhadap peserta
magang, kerena dengan dilakukannya pengembangan perangkat pembelajaran tersebut
banyak pengalaman dan pengetahuan yang kami dapat tentang bagaimana menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran sehingga nantinya saat menjadi guru lebih mudah dalam
merancang perangkat pembelajaran karena telah dibekali pelatihan pada magang II ini.

B. Saran

Dengan terlaksananya pengembangan perangkat pembelajaran pada program magang II


di SMP Negeri 3 Percut Sei Tuan, diharapkan apa yang penulis dapatkan pada pengamatan
ini dapat penulis aplikasikan untuk program selanjutnya yaitu magang III. Selain itu, untuk
perbaikan dan peningkatan kualitas guru dan siswa penulis memberikan saran agar sekolah
juga perlu meningkatkan kompetensi pedagogik guru agar dapat menciptakan proses

89 | P a g e
pembelajaran yang mendukung perkembangan dan tumbuhnya motivasi serta semangat
siswa untuk lebih giat belajar dan memiliki pemahaman yang kuat akan materi yang
diajarkan. Hal ini terkait dengan perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru
sebaiknya dapat lebih memberikan kreasi-kreasi model pembelajaran yang digunakan dalam
berbagai topik materi pelajaran.

90 | P a g e
91 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai