Bedah&anastesi STERILISATOR KLP. 6
Bedah&anastesi STERILISATOR KLP. 6
(STERILISATOR)
OLEH
KELOMPOK 6
STERILISATOR
Sterilisator adalah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi.
Sterilisator banyak digunakan di berbagai aplikasi. Salah satunya adalah di dunia
medis sebagai alat untuk sterilisasi alat-alat kesehatan.
1. FUNGSI
Sterilisator berfungsi untuk mensterilkan instrumen alat-alat
kesehatan dari kuman ataupun bakteri dengan cara memberikan udara uap
panas dengan tekanan tertentu.
2. KOMPONEN ALAT
Keterangan :
Keterangan :
a) PLN, sebagai penyedia tegangan 220 v
b) PS (Power Supply), sebagai penyedia tegangan ke rangkaian
pengendali
c) Control unit, berfungsi pengendali utama pada rangkaian
d) Power button, berfungsi mengaktifkan dan menonaktifkan alat
e) Timer, berfungsi sebagai pengatur waktu
f) Lampu indicator merah, berfungsi sebagai tanda timer telah diatur
g) Lampu indicator hijau, berfungsi sebagai tanda air telah mendidih atau
proses sterilisasi telah selesai
h) Sensor Suhu, berfungsi mengukur suhu pada alat
4. PRINSIP KERJA ALAT
b. Pastikan air tidak melebihi batas yang telah ditentukan agar instrumen
yang di sterilisasi mendapatkan uap panas dengan baik.
e. Atur timer yang diinginkan, pilihan rentang waktu mulai 5-30 menit
f. Setelah itu proses sterilisasi akan bekerja sampai suhu tertentu hingga
air mendidih atau batas waktu yang diatur telah habis
6. KALIBRASI ALAT
Kalibrasi pada alat sterilisator ini paling tidak dilakukan dua kali per
tahun, termometer sterilisator harus dicek oleh petugas yang bertanggung
jawab untuk hal ini atau seseorang yang diberi tugas oleh Kepala laboratorium,
dengan menggunakan termometer terkalibrasi. Interval uji penyimpanan
(deviasi) harus didokumentasikan/ dicatat pada buku peralatan. Bila alat
teroperasi tanpa mengindahkan suhu yang diinginkan, prosedur ini tidak perlu
dilakukan, alat harus diberi label yang sesuai untuk ini.
Dalam kasus terjadinya penyimpangan lebih tinggi atau lebih rendah +/-
50C, yang ditunjukkan oleh termometer pada alat, harus ditentukan faktor
koreksi (suhu yang diinginkan/ suhu terukur) dan dicantumkan secara jelas
pada alat. Pada kasus lainnya dari deviasi suhu yang diijinkan, harus
didokumentasikan pada buku alat.