Anda di halaman 1dari 51

B.

LAPORAN KHUSUS
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka penambahan wawasan dan pengalaman mahasiswa akan

dunia industri serta meningkatkan kemampuan penerapan teori yang telah

diterima selama duduk di bangku perkuliahan, maka mahasiswa Teknik Mesin

Unversitas Pattimura Ambon diwajibkan untuk melaksanakan Kerja Praktek yang

dilaksanakan pada suatu instansi.

Kerja praktek merupakan salah satu kegiatan perkuliahan yang

mengintegrasikan unsur pendidikan, penelitian, dengan dunia kerja yang akan

dijalani nantinya. Dengan adanya Kerja Praktek ini diharapkan mahasiswa mampu

menerapkan ilmu yang dimilikinya dan memetik pengalaman kerja sehingga

nantinya menjadi ahli yang dapat diandalkan dalam menyerap kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah belum menggambarkan secara

nyata teknologi yang digunakan di lapangan. Oleh kerena itu, diperlukan

penyeimbangan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah tersebut dengan

kenyataan yang terjadi dilapangan. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan

program kerja praktek pada perusahaan yang terkait dengan bidang yang sedang

dipelajari atau yang digeluti nantinya oleh mahasiswa yang bersangkutan.

Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat modern yang sulit

terlepas dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Oleh karena itu, manusia berlomba-
lomba untuk melakukan penciptaan alat yang dapat mensuplai listrik bagi manusia

atau alat ini sering disebut generator set/genset. Karena sumber listrik saat ini

sangat krusial, maka biasanya setiap Industri memiliki genset yang akan

menggantikan saat sumber listrik terputus, namun pemakaian genset ini sangat

mahal bila dibanding dengan sumber listrik dari PLN.

Pembangkit ini pun menghasilkan polusi terhadap lingkungan, belum

getaran yang di hasilkan cukup menggangu apabila kurang mensiasatinya.

Sebagai pengguna genset ada baiknya kita harus merawat dan maintanance genset

secara berkala. Genset yang tidak di rawat secara rutin dan teratur bisa

mengakibatkan kerusakan dan bisa bisa tidak dapat di pakai kembali. PT. ASTB

sendiri terdapat 2 unit genset yang berkapasitas 500 KVA dan 150 KVA.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Pemeliharaan generator-set seperti apa yang dilakukan pada PT ASTB

Tulehu

2. Gejala apa yang sering timbul pada genset ketika tidak dipelihara

dengan baik.

3. Bagaimana cara mengatasi mesin generator-set yang sistemnya tidak

dipelihara dengan baik.

1.3. Tujuan Kerja Praktek

Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan kerja praktek di PT ASTB


Tulehu antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari tentang lingkungan kerja di PT ASTB Tulehu.

2. Mempelajari tentang proses produksi di PT ASTB Tulehu.

3. Mempelajari perawatan dan pemeliharaan generator di PT ASTB

Tulehu.

1.4. Manfaat Kerja Praktek

Dengan terlaksananya kerja praktek ini diharapkan nantinya dapat berguna

bagi Institusi Pendidikan yakni antara lain:

1. Dapat mengetahui hubungan antara teori-teori yang didapat di

ruang kuliah dengan dunia kerja atau dunia industri.

2. Mengaplikasikan pengetahuan yang sudah dipelajari di bangku

kuliah pada dunia kerja.

3. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang perkembangan

teknologi sehingga dapat mempersiapkan diri menghadapi

tantangan dunia kerja nantinya.

1.5. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalah yang penulis bahas

dalam Laporan Kerja Praktek ini adalah Perawatan dan Pemeliharaan Generator

Di PT ASTB Tulehu.
1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tanggal 28 Juni 2017 sampai

dengan 28 Agustus 2017. Kerja praktek ini dilaksanakan di PT ASTB Tulehu yang

bertempat di desa Tulehu Kabupaten Maluku Tengah.

1.7. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi dalam penyusunan laporan kerja praktek,

maka penyusun mengambil data dari PT. ANEKA SUMBER TATA BAHARI

1. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan wawancara langsung

dengan pendamping lapangan, karyawan atau staf administrasi

perusahaan.

2. Metode Observasi

Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung

ke obyek yang diteliti, ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat

dari lapangan.

3. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data antara lain dari literatur-

literatur, penelitian, dan sumber-sumber yang berhubungan dengan

permasalahan yang dibahas.

1.8. Sistematika Penulisan

Laporan Kerja Praktik ini di tujukan untuk memaparkan hasil pengamatan


pemeliharaan generator set. Untuk mempermudah pemahaman, maka penulis

menyusun laporan akhir ini dalam beberapa bab yang lain. Bab yang terkandung

dalam bab ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

Kerja Praktik, Manfaat Kerja Praktik, Batasan Masalah,

Waktudan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek, Metode

Pengumpulan data dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Dalam bab ini menjelasan tentang sejarah dan profil

perusahaan, visi dan misi, letak dan lokasi perusahaan,

struktur organisasi perusahaan, produk dan jasa dari

perusahaan, serta managemen perusahaan.

BAB III : Dasar teori mengenai genset.

BAB IV ` : Pembahasan mengenai perawatan genset.

BAB V : Kesimpulan dan saran.


BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Genset (generator set)

Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang

berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan

pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu

engine dan generator atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar

sedangkan generator atau alternator sebagai perangkat pembangkit listrik. Engine

dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau mesin berbahan

bakar bensin, sedangkan generator atau alternator merupakan kumparan atau

gulungan tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis ) dan rotor

(kumparan berputar).

Gambar 3.1 Mesin genset

Dalam ilmu fisika yang sederhana dapat dijelaskan bahwa engine


memutar rotor pada generator sehingga timbul medan magnet pada kumparan

stator generator, medan magnet yang timbul pada stator dan berinteraksi dengan

rotor yang berputar akan menghasilkan arus listrik sesuai hukum Lorentz. Arus

listrik yang dihasilkan oleh generator akan memiliki perbedaan tegangan di

antara kedua kutub generatornya sehingga apabila dihubungkan dengan beban

akan menghasilkan daya listrik, atau dalam rumusan fisika sebagai P (daya) = V

(tegangan) x I (arus), dengan satuan adalah VA atau Volt Ampere.

Hal terkait dengan tenaga yang dihasilkan oleh diesel lebih besar dari

pada engine non diesel, dimana cara kerja pembakaran diesel yang lebih

sederhana yaitu tanpa busi, lebih hemat dalam pemeliharaan, lebih responsif dan

bertenaga. Selain itu untuk aplikasi industri dimana bahan bakar diesel (solar)

lebih murah daripada bensin (gasoline).

Pengertian 1 phasa atau 3 phasa adalah merujuk pada kapasitas tegangan

yang dihasilkan oleh genset tersebut. Tegangan 1 phasa artinya tegangan yang

dibentuk dari kutub L yang mengandung arus dengan kutub N yang tidak

berarus, atau berarus Nol atau sering kita kenal sebagai Arde atau Ground.

Daya listrik dalam ilmu fisika merupakan besaran vektor, artinya besaran

yang memiliki besar dan arah, tegangan dan arus yang dihasilkan merupakan

gelombang sinusoidal dengan frekuensi tertentu. Di Indonesia, frekuensi

tegangan dan arus ditetapkan sebesar 50 Hz, dimana hal ini mengikuti standar

frekuensi di Belanda atau negara-negara Eropa, sedangkan di negara Amerika

Serikat dan Kanada menggunakan frekuensi 60 Hz.

3.2 Bagian-bagian Pada Genset (Generator Set)


Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GenSet memerlukan sistem

pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan.

Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

3.2.1 Sistem Pelumasan

3.2.2 Sistem Bahan Bakar

3.2.3 Sistem Pendingin

3.2.1 Sistem Pelumasan

Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang

bergerak dan untuk membuang panas, maka semua bearing dan

dinding dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.

Sistem pelumasan mempunyai cara kerja dengan cara minyak

tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan

disalurkan dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah

terlebih dahulu melewati sistem pendingin dan saringan minyak

pelumas. Dari saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas tersebut

disalurkan sampai pada tempat kedudukan bearing-bearing dari

poros engkol, poros jungkat dan ayunan-ayunan. Saluran yang lain

memberi minyak pelumas pada nozzle penyemperot yang

menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston sebagai pendingin.

Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing

ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung-

tabung silinder.
Gambar 3.2 Sistem Pelumasan

1. Bak minyak

2. Pompa pelumas

3. Pompa minyak pendingin

4. Pipa hisap

5. Pendingin minyak pelumas

6. Bypass-untuk pendingin

7. Saringan minyak pelumas

8. Katup by-pass untuk saringan

9. Pipa pembagi

10. Bearing poros engkol (lager duduk)

11. Bearing ujung besar (lager putar)

12. Bearing poros-bubungan

13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston


14. Piston

15. Pengetuk tangkai

16. Tangkai penolak

17. Ayunan

18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)

19. Pipa ke pipa penyemprot

20. Saluran pengembalian


3.2.2 Sistem Bahan Bakar

Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran

disemprotkan bahan bakar ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum,

piston mencapai titik mati atasnya (T.M.A.).

Di dalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar

yang sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut segera

terbakar. Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari tangki

harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar.

Gambar 3.3 Sistem bahan bakar

1. Pompa penyemperot bahan bakar

2. Pompa bahan bakar

3. Pompa tangan untuk bahan bakar

4. Saringan bahar/bakar penyaringan pendahuluan

5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir


6. Penutup bahan bakar otomatis

7. Injektor

8. Tanki

9. Pipa pengembalian bahan bakar

10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi

11. Pipa peluap

PT ASTB Tulehu sendiri mempunyai penampungan bahan

bakar yang setiap harinya di lakukan pengecekan hal ini bertujuan

agar ketika terjadi pemadaman arus listrik dari PLN, terjadi

penurunan arus listrik ataupun sekedar memanaskan genset, genset

bisa langsung di hidupkan.

Gambar 3.4 Penampungan/tangki bahan

bakar

3.2.3 Sistem Pendinginan

Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan


bakar yang diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga

mekanik sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas.

Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi,

udara yang telah dipadatken oleh turbocharger tersebut kemudian

didinginkan oleh air didalam pendingin udara (intercooler),

Pendinginan sirkulasi dengan radiator bersirip dan kipas

(pendinginan dengan sirkuit).

Pada sistem pendingin pompa-pompa air 1 dan 2 memompa

air kebagian-bagian mesin yang memerlukan pendinginan dan kealat

pendingin udara (intercooler) 3.

Pada saat Genset baru dijalankan dan suhu dari bahan

pendingin masih terlalu rendah, maka oleh thermostat 5, air

pendingin tersebut dipaksa melalui jalan potong atau bypass 6

kembali kepompa.

Gambar 3.5 Sistem pendinginan (sistem sirkulasi dengan 2 Sirkuit)

Sum Pompa air untuk pendingin mesin

1. Pompa air untuk pendinginan intercooler


2. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)

3. Radiator

4. Thermostat

5. Bypass (jalan potong)

6. Saluran pengembalian lewat radiator

7. Kipas.

3.3 Macam - Macam Mesin Pada Genset

Mesin genset seperti disebutkan diatas menggunakan berbagai macam mesin

diantaranya :

3.3.1 Mesin Bensin

Umumnya Genset yang menggunakan mesin bensin memiliki

kapasitas daya yang tendah. Dan biasanya dibatasi menghasilkan daya

maksimal hingga 10 kw/10.000 Watt.

3.3.2 Mesin Diesel

Mesin diesel sebagai mesin pembangkit listrik sangat umum di

jumpaidimana-mana. Aplikasi mesin diesel yang digunakan sebagai mesin

genset memiliki rentan daya yang luas. Mesin diesel yang digunakan

sebagai mesin pembangkit semacam ini memiliki beragam spesifikasi

teknis dan pengembangan jumlah silindernya muali dari 2 silinder hingga

16 silinder.

3.3.3 Mesin Gas


Sesuai namanya, mesin gas menggunakan bahan bakar gas

sebagai sumber daya konsumsinya. Mesin gas merupakan hasil

pemikiran manusia modern yang menyadari bahwa ketersediaan bahan

bakar minyak bumi di seluruh dunia sudah semakin menipis. Sehingga

untuk itu diperlukan alternatif pengganti bahan bakar, yaitu GAS. Gas

yang digunakan merupakan hasil olahan dari gas bumi. Baik yang diolah

menjadi LPG (Liquid Petroleum Gas), maupun CNG (Compressed

Natural Gas).

Genset dengan mesin gas sudah banyak diaplikasikan baik sebagai

genset rumah tangga yang menggunakan bahan bakar LPG sehingga

mudah didapat. Maupun genset untuk industri yang menggunakan CNG.

3.3.4 Mesin Turbin

Tentunya menggunakan tenaga angin untuk memutar mesin

sekarang kita paham kenapa di belanda banyak di temukan kincir angin.

Kincir angin yang banyak itu masing masing digunakan untuk memutar

mesin. Hasil putarannya disalurkan ke sebuah turbin yang enghasilkan

putaran untuk generator. Ujung ujungnya generator tersebut kembali

menghasilkan listrik begitu juga demikian turbin yang lainnya.

3.4 Cara Kerja Mesin Genset AC

Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi

tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh


energi mekanis dari prime mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal

dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik

pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk beban

prioritas.

Sedangkan genset (generator set) merupakan bagian dari generator.

Genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi

energi listrik. Genset atau sistem generator penyaluran adalah suatu generator

listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan terdapat kincir angin yang

ditempatkan pada suatu tempat.

3.4.1. Susunan Kontrusi pada Generator AC

Gambar 3.6 Sistem konstruksi Generator

1. Rangka stator

Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah

dari bagian-bagian generator yang lain.


2. Stator

Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan

lilitan stator. Lilitan stator berfungsi sebagai tempat GGL

induksi.

3. Rotor

Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini

terdapat kutub-kutub magnet dengan lilitannya yang

dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat.

4. Cincin geser

Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang

dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi. Slip

ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor.

Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan

tegangan tinggi danarus yang besar. Secara umum kutub magnet

generator sinkron dibedakan atas :

1. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol

(salient pole). Konstruksi seperti ini digunakan untuk

putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak.

Diameter rotornya besar dan berporos pendek.

2. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol

(non salient pole). Konstruksi seperti ini digunakan

untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm),

dengan jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari


seluruh permukaan rotor dibuat alur- alur untuk tempat

lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan bagian

yang utuh, yang berfungsi sebagai inti kutub

Gambar 3.7 Generator berkutub dalam

3.4.2. Macam-macam Generator AC (alternating current)

1. Berdasarkan letak medan magnet

Terdapat dua jenis generator sinkron yang pernah dibuat yaitu

generator sinkon tipe stationary-field dan revolving-field. Pada

generator sinkron tipe stationary-field mempunyai konstruksi mirip

generator dc dimana bagian yang stator (bagian yang diam)

menghasilkan medan magnet dc dan rotor sebagai penghasil

tegangan AC tiga phasenya. Sedangkan pada generator sinkron tipe

revolving-field antara rotor dan stator memiliki fungsi yang

berkebalikkan dengan generator sinkron tipe stationary-field

yaitu bagian stator menghasilkan tegangan 3 phase dan bagian rotor

menghasilkan medan magnet dc.


2. Berdasarkan sumber arus searah (DC)

a. Generator AC konvensional

Generator konvensional merupakan generator yang

menggunakan slip ring dan sikat arang (brush) untuk

mengalirkan arus listrik pada suatu bagian yang berputar

(kumparan rotor). Gambar 3.8 merupakan gambar generator AC

konvensional.

Gambar 3.8 Generator AC konvensional

Pada generator AC konvensional ini terdapat beberapa kerugian yaitu :

1. Generator yang diputar oleh mesin diesel mengalami

penambahan beban yang disebabkan oleh generator DC kecil

(exciter).

2. Adanya gesekan antara sikat arang dan slip ring sehingga

menimbulkan rugi gesekan.

3. Generator DC kehandalannyarendah dan perlu

pemeliharaan secara teratur.


Karena hal-hal yang kurang menguntungkan tersebut maka

dalam perkembanganya mulai dipikirkan hubungan lain yang dikenal

dengan generator AC dengan static exciter.

b. Generator AC dengan static exciter

Pada generator dengan static exciter, tegangan searah yang

diperlukan untuk membangkitkan medan magnet pada

kumparan rotor diperoleh dari tegangan output generator yang

terlebih dahulu disearahkan dengan penyearah (rectifier).

Pada mulanya terdapat sedikit magnet sisa (remanent

magnet) pada kumparan rotor. Jika rotor diputar, medan magnet

sisa menimbulkan tegangan AC kecil pada kumparan stator.

Tegangan ini kemudian disearahkan dengan penyearah

(rectifier) dan dimasukkan kembali ke rotor. Untuk menjaga

agar tegangan output generator tetap konstan maka digunakan

AVR (Automatic Voltage Regulator). Gambar 3.9 merupakan

gambar generator static exciter.


Gambar 3.9 Generator AC dengan static exciter

c. Generator AC brushless

Untuk mengurangi perawatan, pada perkembangannya

sebuah generator AC kecil sebagai exciternya dan generator

ini dipasang seporos dengan generator utama. Agar dapat

bekerja tanpa menggunakan sikat (brush), arus searah yang

diperlukan untuk membangkitkan medan magnet diberikan

pada bagian yang tidak berputar (pada kumparan stator) dan

tegangan bolak balik dihasilkan pada kumparan rotor.

Tegangan yang dibangkitkan oleh generator AC kecil

disearahkan oleh dioda (rectifier) yang ikut berputar dengan

poros (rotating diodes). Sedangkan tegangan eksitasi untuk

generator bolak balik (AC) kecil diperoleh dari output

generator utama yang disearahkan terlebih dahulu. Pada

mulanya terdapat sedikit magnet sisa (remanent magnet) pada

kumparan stator generator kecil. Jika rotor generator AC kecil

diputar, medan magnet sisa menimbulkan tegangan AC pada

kumparan rotor generator AC kecil.

Gambar 3.10 merupakan gambar generator AC brushless.


Gambar 3.10 Generator AC brushless

3.5 Mesin Diesel

Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut

dengan motor bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termal


(energi panas). Untuk membangkitkan listrik, sebuah mesin diesel dihubungkan

dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel dikopel dengan

poros generator).

A. Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula:

1. Desain dan instalasi sederhana

2. Auxilary equipment (peralatan bantu) sederhana

3. Waktu pembebanan relatif singkat

B. Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula:

1. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar

200 bar.

2. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya

makin besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika

daya mesinnya sangat besar.

3. Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak

yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit

listrik yang menggunakan bahan bakar jenis lainnya, seperti

gas dan batubara.

3.5.1. Cara Kerja Mesin Diesel

Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang

berfungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor

generator. Pada mesin diesel/diesel engine terjadi penyalaan sendiri, karena


proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder

pada tekanan yang tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder

naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang

bersuhu dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga

bahan bakar yang diinjeksikan akan terbakar secara otomatis. Penambahan

panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan.

Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan

menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless injection

(solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang

menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel

(sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto).

Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah

terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran

bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api listrik yang dihasilkan oleh

dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada motor diesel pembakaran

terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat

kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan

bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression

ignition engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine.


Gambar 3.11 Compression Ignition Engine

Gambar 3.12 Spark Ignition Engine

Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek

menuju kepala silinder pada setiap langkah daya.

1. Pada langkah pertama yaitu langkah hisap, piston bergerak

dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah),

katup masuk terbuka dan katup buang tertutup, udara dan

bhan bakar terhisap ke dalam silinder.


2. Langkah ke dua adalah langkah kompresi atau tekan,

piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk dan

katup buang tertutup, udara terkompresi sehingga udara

memiliki tekanan dan temperatur yang tinggi.

3. Langkah ke tiga yaitu usaha atau kerja. Pada temperatur

udara yang tinggi ini, bahan bakar/ solar disemprotkan

melalui injector sehingga solar terbakar dan menghasilkan

tenaga, Piston penggerak dari TMA ke TMB memutar

poros melalui poros engkol atau crankshaft.

4. Langkah keempat adalah langkah buang, yaitu piston

bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk tertutup dan

katup buang terbuka sehingga gas sisa pembakaran

dibuang ke luar.

5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya

akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana

udara dan bahan bakar masuk kembali.

Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat

digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)

2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)

3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)

3.6. Sistem Starting Mesin Diesel


Proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel dibagi

menjadi 3 macam sistem starting yaitu:

1. Sistem Start Manual Rendah

Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang

relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada

sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada

poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga

manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia

sebagai operatornya.

2. Sistem Start Manual Sedang

Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu

< 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari

baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC

mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang

dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu.

3. Sistem Start Kompresi

Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu >

500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk

start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke

dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga

menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel

Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi.

Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar.


3.7. Komponen – Komponen Pendukung Pada Genset

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada generator set

(genset) terdiri dari penggerak mula (prime mover). Berdasarkan wawancara dan

observasi langsung pada saat kerja praktik di PT ASTB Tulehu adalah sebagai

berikut :

1. Starter Switch (kunci kontak)

Starter switch adalah sebuah switch yang ada pada sebuah mesin

pembakaran dalam(mesin diesel) yang berfungsi menghidupkan atau

mematikan seluruh sistem kelistrikan pada genset.

Gambar 3.13 Starter Switch (kunci kontak)

2. Baterry/accu

Battery/accu merupakan suatu proses pengubahan energi kimia

menjadi energi listrik yang berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik

terdiri dari dua buah logam/ konduktor yang berbeda dicelupkan ke

dalam larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya
gerak listrik antara kedua konduktor tersebut. Proses pengisian battery

dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel dengan arah yang

berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel

akan dikembalikan dalam keadaan semula.

Gambar 3.14 Battery/accu

3. Panel generator

Gambar 3.15 Panel generator

Panel generator berfungsi sebagai pengatur dan monitoring generator. Pada

panel ini, umumnya terdapat :

 Amperemeter AC

Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur arus


yang mengalir pada suatu penghantar listrik.

Gambar 3.16 Amperemeter AC

 Voltmeter AC

Volmeter AC digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan.

Gambar 3.17 Voltmeter AC

 Frekuensi meter

Alat yang digunakan untuk mengukur frekuensi pada suatu sumber

tegangan.
Gambar 3.18 Frekuensi meter

 Potential Transformer (PT)

Potential transformer merupakan transduser yang digunakan untuk

mendeteksi tegangan pada tiap phase.

 Voltmeter change-over switch

Voltmeter change-over switch adalah saklar pemilih tegangan phase yang

akan diukur.

Gambar 3.19 Voltmeter change-over switch


 Indikator RSTN

Indikator RSTN yaitu lampu untuk mengetahui apabila genset

mengeluarkan arus R, S, T, N maka lampu indikasi akan menyala semua,

bila ada yang mati kemungkinan lampu putus atau genset mengalami

kerusakan.

Gambar 3.20 Indikator RSTN

3.8 Sistem Pengaman Genset

Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam mengisolir

gangguan agar tidak terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada mesin generator

adalah sebagai berikut :

1. Alarm

Bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu yang

tidak normal dalam operasi mesin generator dan agar operator segera

bertindak.
2. Relay

Relay digunakan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali

motor dari kerusakan akibat beban lebih atau terjadinya hubungan singkat

antar hantaran yang menuju jaring atau antar fasa.

Gambar 3.21 Relay

3. Sekering

Berungsi untuk mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari

gangguan hubung singkat Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus

kerjanya, maka pada waktu tertentu sekering tersebut akan lebur (putus).

Gambar 3.22 Sekering


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Perawatan dan Pemeliharaan Genset

Pada saat ini PLN sudah men-supply listrik yang dapat diandalkan untuk

untuk suatu proses dalam industri. Namun, masalah mati listrik masih terjadi

secara berulang karena badai, banjir, gempa, atau kegagalan peralatan utama

pada instalasi PLN. Pemadaman demi pemadaman kerap terjadi, bahkan pada

daerah tertentu semakin sering dalam intensitas yang cukup lama bisa berhari2.

Memiliki sistem genset standby yang dirancang dengan baik dan

terpelihara dengan baik adalah perlindungan terbaik terhadap pemadaman listrik.

Sistem genset dipelihara secara teratur untuk memastikan beroperasi dengan baik

bila diperlukan. Ketika genset mengalami kegagalan operasi, itu biasanya

karena prosedur perawatan yang salah atau kelalaian perawatan. Bahkan, tiga

penyebab genset gagal untuk starting adalah :

1. Tombol start dalam posisi OFF bukan AUTO.

2. Aki untuk starting mati, atau kekurangan masa charging.

3. Filter bahan bakar tersumbat karena bahan bakar lama

atau terkontaminasi kotoran dan zat - zat lain.

Semua masalah umum ini dapat diantisipasi dengan perawatan genset

rutin dilakukan oleh teknisi terlatih. Pemilik Genset dapat memilih opsi kontrak

maintenance ke supplier genset dengan alasan kemudahan, terutama yang


memiliki genset pada banyak lokasi dan kekurangan SDM maintenance genset.

Berikut ini adalah daftar dari prosedur perawatan yang perlu dilakukan secara

teratur.

4.1.1. Pemeliharaan preventif

Pemeliharaan yang bersifat pencegahan Karena daya tahan

mesin solar yang tergolong tinggi, pada umumnya pemeliharaan

preventif hanya terdiri dari :

1. Pemeriksaan umum

2. Pemeliharaan sistem pelumasan

3. Pemeliharaan sistem pendingin

4. Pemeliharaan Sistem bahan bakar

5. Pemeliharaan Aki starting

6. Pemanasan mesin

Adalah keharusan untuk membuat jadwal pemeliharaan /

layanan berbasis pada aplikasi daya spesifik dan tingkat kondisi

lingkungan operasi genset. Sebagai contoh, jika genset akan sering

digunakan atau mengalami kondisi operasional yang ekstrim, interval

servis yang direkomendasikan harus dipersingkat. Beberapa faktor yang

dapat menyebabkan perawatan harus dilakukan lebih sering meliputi :

1. Genset digunakan secara berkesinambungan sebagai

daya utama (Prime Power).


2. Suhu lingkungan yang ekstrim.

3. Paparan cuaca

4. Paparan air garam

5. Paparan debu, pasir, atau partikel udara lainnya

Jika genset beroperasi pada kondisi operasional yang ekstrim

seperti itu, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan supplier genset

untuk menentukan jadwal & cara perawatan yang tepat. Cara terbaik

untuk melacak interval perawatan adalah dengan menggunakan running-

time meter pada genset untuk menjaga keakuratan log dari semua

perawatan yang dilakukan. Log ini juga akan menjadi penting untuk

dukungan garansi.

Tabel 4.1 Jadwal Frekuensi Pemeliharan Genset

Waktu Service

Jenis perawatan Harian Mingguan Bulanan 6 Bulan Tahunan


Inpseksi x
Priksa Level Coolant x
Priksa Level Solar x
Priksa Saluran Udara x
Priksa Filter Udara X
Priksa Charger Baterai X
Buang Solar Pada
X
Filter
Buang Air Pada
X
Tangki Solar
Priksa Kosentrasi X
Periksa Tegangan Belt X
Periksa Pengembunan
X
Knalpot
Periksa Baterai X
Ganti Oli Filter x
Ganti Filter Coolant x
Bersihkan Crankcase
x
Breather
Ganti Filter Udara x
Periksa Selang
x
Radiator
Ganti Filter Solar x
Besihkan Sistem
x
Pendingin

4.1.2. Pemeriksaan Umum

Ketika genset menyala (running), operator harus waspada pada

masalah mekanik yang dapat menciptakan kondisi tidak aman atau

berbahaya. Berikut ini adalah beberapa bagian yang harus diperiksa

secara teratur untuk mempertahankan operasi yang aman dan handal.

1. Sistem pembuangan: Dalam keadaan genset running, periksa

seluruh sistem pembuangan, termasuk exhaust manifold,

muffler, dan pipa knalpot. Periksa kebocoran di semua


koneksi, las, gasket, dan join – dan pastikan bahwa di sekitar

pipa knalpot tidak pemanasan berlebihan. Segera perbaiki

jika ada kebocoran. Periksa asap yang berlebihan pada awal

starting genset : Hal ini dapat menunjukkan masalah kinerja

dan kualitas udara yang mungkin membutuhkan perhatian

segera.

2. Sistem bahan bakar : Dalam keadaan genset running, periksa

jalur pasokan bahan bakar, jalur balik, filter, dan keretakan

atau lecet pada fitting - fitting. Pastikan jalur – jalur bahan

bakar tidak bergesekan dengan apapun yang dapat

menyebabkan kegagalan fungsi. Segera perbaiki kebocoran

atau gubah jalur bahan bakar untuk menghindari kerusakan

genset.

3. Sistem listrik DC (Aki) : Periksa terminal pada baterai

starting untuk memastikan koneksi yang bersih dan kencang.

Koneksi longgar atau berkarat menyebabkan resistensi, yang

dapat menghambat starting genset.

4. Mesin : Pantau level cairan, tekanan oli, dan suhu radiator

secara berkala. Jika terjadi masalah pada mesin biasanya ada

peringatan dini. Melihat dan mendengarkan perubahan

performa mesin, suara, atau penampakan akan menunjukkan

bahwa genset perlu perbaikan. Waspada jika terjadi kegagalan

pembakaran (misfires), getaran, asap knalpot yang berlebihan,


penurunan kekuatan, atau peningkatan konsumsi oli atau

bahan bakar.

5. Sistem control : Periksa sistem kontrol secara teratur, dan

pastikan itu adalah log data yg benar selama pemanasan

mesin. Pastikan untuk mengembalikan sistem kontrol kembali

ke normal automatic standby (AUTO) saat pengujian dan

pemeliharaan selesai jika menggunakan ATS (Automatic

Transfer Switch).

4.1.3. Perawatan Pada Sistem Pelumasan

1. Periksa level oli mesin saat mesin dimatikan pada interval

yang ditentukan dalam tabel. Untuk pembacaan yang akurat

pada dipstick mesin, mematikan mesin dan menunggu sekitar

10 menit. Tujuannya untuk memastikan oli di bagian atas

mesin mengalir kembali ke dalam bak mesin. Ikuti

rekomendasi produsen mesin untuk klasifikasi oli dan

viskositas oli. Jaga level oli sedekat mungkin dengan full

tanda pada dipstick dengan menambahkan oli dengan

kualitas & merk yang sama. Jangan mencampur dengan merk

oli lain.

2. Ganti oli dan filter pada interval yang direkomendasikan

dalam Tabel. Periksa pada manual book mesin untuk prosedur

pengurasan oli dan penggantian filter oli. Oli dan filter bekas
harus dibuang dengan benar untuk menghindari kerusakan

lingkungan.

4.1.4. Perawatan Pada Sistem Pendingin

Periksa level cairan pendingin (coolant) dalam keadaan mesin

tidak menyala, pada interval yang ditentukan dalam Tabel. Lepaskan

tutup radiator setelah mesin didinginkan terlebih dahulu, dan jika perlu

tambahkan pendingin sampai tingkat sekitar 3/4 inch bawah seal tutup

radiator. Mesin solar memerlukan campuran coolant & air yang

seimbang, anti beku, dan aditif pendingin. Gunakan jenis cairan

pendingin (coolant) yang direkomendasikan oleh produsen mesin (pada

manual book).

Periksa bagian luar radiator apakah ada kerusakan, dan bersihkan

semua kotoran atau benda asing dengan sikat lembut atau kain. Lakukan

dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan sirip sirip pendingin

(radiator fin). Jika tersedia, gunakan kompresi udara tekanan rendah atau

aliran air ke arah yang berlawanan dari aliran udara normal radiator untuk

membersihkan radiator.

4.1.5. Perawatan Sistem Bahan Bakar

Kualitas bahan bakar solar akan turun dan akan rusak dari waktu

ke waktu, dan salah satu alasan untuk pemanasan mesin rutin adalah

memakai habis bahan bakar yg tersimpan pada tanki sebelum rusak.

Selain perawatan sistem bahan bakar yang direkomendasikan oleh


produsen mesin, filter bahan bakar harus dikeringkan pada interval yang

ditunjukkan dalam Tabel. Uap air terakumulasi dan mengembun di tangki

bahan bakar juga harus secara berkala dikeringkan dari tangki bersama

dengan sedimen-sendimennya. Pertumbuhan bakteri dalam bahan bakar

solar bisa menjadi masalah di iklim tropis Indonesia. Konsultasikan

dengan produsen genset atau dealer untuk rekomendasi penyimpanan

bahan bakar. Pemanasan mesin harus dilakukan rutin, dan jika bahan

bakar tidak digunakan dalam waktu tiga sampai 6 bulan maka harus diisi

ulang.

Pip -pipa dan selang system pendingin harus diperiksa secara

teratur untuk mengetahui kebocoran, lubang, retak, atau koneksi longgar.

Kencangkan klem selang yang kendor. Selain itu, periksa sistem

pendingin terhadap kotoran-kotoran dan puing-puing yang mungkin

menghalangi kerja sirip pendingin. Periksa retak, lubang, atau kerusakan

lainnya. Komponen intake untuk mesin harus diperiksa pada interval

yang ditunjukkan dalam Tabel. Frekuensi pembersihan atau mengganti

elemen saringan udara ditentukan oleh kondisi di mana genset beroperasi.

Pembersih udara biasanya berisi cartridge kertas elemen filter yang dapat

dibersihkan dan digunakan kembali jika tidak rusak.

4.1.6. Perawatan Baterai Starting

Baterai mulai lemah atau undercharged adalah penyebab umum

dari kegagalan genset standby. Bahkan ketika terus terisi penuh dan

dirawatpun, baterai lead-acid (timbal-asam) akan mengalami penurunan


kualitas dan mengalami kerusakan dari waktu ke waktu dan harus diganti

kira-kira setiap 24 sampai 36 bulan apalagi jika tidak di charging dengan

teratur.

1. Pengujian Baterai : Pemeriksaan tegangan output saja dari

baterai tidak menjamin kemampuan baterai bisa memberikan

kekuatan start yang memadai. Dengan bertambahnya usia

baterai, resistensi internalnya terhadap aliran arus akan naik,

dan satu-satunya ukuran yang akurat dari tegangan terminal

harus dilakukan dengan load. Pada beberapa genset, uji

diagnostik ini dilakukan secara otomatis setiap kali genset

starting. Atau ada yang menggunakan baterai load tester

untuk memverifikasi kondisi setiap baterai starting.

2. Pembersihan Baterai : Jaga kebersihan baterai dengan cara

menyeka dengan kain lembab ketika kotoran muncul

berlebihan. Jika terjadi korosi sekitar terminal, lepaskan kabel

baterai dan cuci terminal dengan larutan baking soda (soda

ash) dan air (¼ lb baking soda untuk 1 liter air). Hati-hati

jangan sampai larutan tersebut masuk ke sel-sel baterai

karena akan menetralkan zat asam pada baterai, dan

kemudian siram baterai dengan air bersih ketika selesai.

Setelah mengganti konektor, lapisi terminal & konektor

dengan lilin tipis untuk mencegah korosi dikemudian hari.

3. Memeriksa berat jenis : Dalam baterai lead acid cell terbuka,


gunakan hidrometer baterai untuk memeriksa berat jenis

elektrolit dalam setiap sel baterai. Sebuah baterai yang terisi

penuh akan memiliki berat jenis 1.260. Charge baterai jika

berat jenis di bawah 1,215.

4. Memeriksa tingkat elektrolit : Dalam baterai lead acid cell

terbuka, periksa tingkat elektrolit setidaknya setiap 200 jam

operasi. Jika rendah, isi sel baterai ke bagian bawah leher

pengisi dengan air suling (distilled water).

4.1.7. Pemanasan Genset

Genset yang standby dalam jangka waktu panjang harus mampu

starting dengan dari starting dalam keadaan dingin ke operasi full dalam

hitungan detik. Hal ini dapat menimbulkan beban yang berat pada

bagian-bagian mesin. Namun, pemanasan secara teratur membuat bagian-

bagian mesin yang dilumasi, mencegah oksidasi pada kontak listrik,

menggunakan bahan bakar sebelum bahan bakar rusak (berubah sifat),

dan secara umum, membantu memberikan starting mesin yang handal.

Pemanasan genset setidaknya sebulan sekali selama minimal 30 menit.

Diload tidak kurang dari sepertiga dari net power genset sesuai yang

tertera pada name platenya. Periode operasi tanpa load harus

diminimalisir karena bahan bakar yang tidak terbakar cenderung

terakumulasi dalam sistem pembuangan. Bila mungkin, ujilah system

genset dengan load yang sebenarnya dalam rangka untuk menguji

transfer switch otomatis dan memverifikasi kinerja dalam kondisi nyata.


Jika menghubungkan ke load real tidak nyaman untuk pengujian, bisa

menggunakan load bank setidaknya sepertiga dari net power genset

sesuai yang tertera pada name platenya. Pastikan untuk mengembalikan

kontrol genset pada kondisi AUTO pada akhir proses pemanasan genset

pada sistem dengan ATS (Automatic Transfer Switch).

Gambar 4.1 Daftar Pemanasan Genset

4.1.8. Backup Plan

Pemeliharaan preventif untuk genset mesin solar memainkan

peran penting dalam memaksimalkan keandalan sistem standby dan


mengurangi risiko kerugian keuangan dan fungsi-fungsi fasilitas

emergency (safety untuk keselamatan dan penyelamatan manusia)

terkait dengan mati listrik. Kerugian finansial akibat pemadaman listrik

pada data center mengakibatkan banyak sekali kerugian, baik finansial

maupun kerugian-kerugian lainnya. Pemeliharaan preventif juga

meminimalkan kebutuhan untuk perbaikan dan mengurangi biaya

operasional genset tersebut. Dengan mengikuti prosedur perawatan

mesin diesel umumnya sesuai rekomendasi produsen mesin (manual

book), maka sistem standby power dipastikan akan bekerja dengan

baik dan men-supply kebutuhan daya sesuai yang dibutuhkan.

4.2. Pemeriksaan Genset Secara Visual

Perawatan secara visual akan meberitahu anda mengenai kondisi secara

umum dari engine. Ini akan membantu mengidentifikasi masalah pada engine

sebelum terjadi kerusakan pada engine. Tujuan dari pemeriksaan secara visual ini

adalah untuk mengidentifikasi kerusakan sebelum menjadi kerusakan yang lebih

parah.

Adapun yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan secara visual

yaitu:

1. Kebocoran

Kebocoran akan dapat dikenali dari basahnya area yang seharusnya

kering, adanya noda karatan atau kotor. Pada tingkat kebocoran yang

lebih besar akan kelihatan cairan yang menetes atau mengalir.


2. Battery

Periksa battery dan tempatnya terhadap korosi, keretakan,

kebocoran pada penutupnya dan kondisi dari terminalnya, sambungannya

dan harness-nya. Tumpukan kapur juga merupakan indikasi terdapatnya

masalah.

3. Elektrolit dan Harness

Periksa elektrolit pada battery jenis konvensional dan low

maintenance kecuali pada battery jenis free maintenance. Periksa kabel

dan sambungannya untuk memastikan battery tersebut tidak rusak dan

ukurannya tepat. Bersihkan sambungan dan gunakan heavy protective

grease pada sambungan untuk menghentikan proses korosi. Periksa juga

harness elektriknya. Pastikan sambungan tidak kendor, dan perhatikan

pula apakah terdapat kabel yang terkelupas yang daapt menimbulkan

hubungan pendek arus listrik.

4. Pemeriksaan Operasional

Memeriksa tekanan oli, suhu, alternator dan alat ukur lain dan

memastikan semuanya bekerja dengan baik dan tidak ada yang rusak.

5. Sistem Pelumasan

Periksa selalu level oli dan kondisinya.

6. Hose Saluran Sistem Pendingin

Periksa semua hose dan clamp pada saluran sistem pendingin. Bila
hose terasa atau keras dan getas, maka ganti hose tersebut. Puntir, tekan

dan remas hose untuk memastikan hose tersebut tidak terlalu lembek atau

tidak terlalu keras. Goyang hose pada sambungannya untuk memastikan

clamp-nya tidak kendor.

7. Radiator

Periksa kondisi radiator fins. Bila terdapat fins yang bengkok atau

kotor, hal ini akan mengurangi effesiensi pendinginan. Periksa semua

bagian dari kebocoran dan kerusakan.

8. Air Pendingin

Periksa level air pendingin dan pastikan pula tidak terdapat kotoran

atau perubahan warna.

9. Sistem Air Intake

Periksa air intake system dari kebocoran, hambatan dan kerusakan

komponen.

10. Fuel Sistem

Periksa fuel system terhadap kebocoran, bengkok atau penyok pada

fuel lines dan kondisi clamp-nya.

11. Belt

Bila engine dilengkapi dengan belt sebagai bagian dari komponen

penggerak, periksalah kondisi belt dan pulleynya. Bila terdapat keretakan

walaupun kecil, akan menyebabkan terganggunya engine saat bekerja.

Bila belt aus atau kendur, fan tidak akan berputar dengan kecepatan yang
tetap sehingga kapasitas pendinginan akan berkurang. Untuk memeriksa

kekencangan belt pada saat engine mati, puntir atau bengkokkan belt

menggunakan tangan. Bila kondisinya bagus, belt tidak akan

membengkok lebih dari lebar belt itu sendiri, atau sekitar satu inchi. Atau

gunakan alat belt tension tool untuk mendapatkan hasil pengukuran yang

akurat.

12. Pulley

Saat anda memeriksa belt, periksa juga pulley dari keausan, retak

atau tanda kerusakan lainnya. Gantikan pulley bila terdapat kerusakan,

keausan, retak atau lainnya.


BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Secara umum hasil hasil kerja praktek yang dilakukan di PT ASTB

Tulehu dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Generator adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari

sumber energi mekanikal.

2. Panel kontrol generator set memiliki peranan penting pada generator

set karena panel ini mengatur dan memonitor kondisi mesin, output

generator dan juga memberikan proteksi kepada mesin apabila terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan seperti suhu mesin meningkat melebihi

batas dan tekanan oli turun dibawah normal.

3. Perawatan dan pemeliharaan generator dalam sebuah industri sangat

di perlukan karena dengan adanya perawatan dan pemeliharaan yang

terstrukur dan berjalan continue dapat mengurangi biaya atau

kerugian baik dari segi waktu dan material.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil kerja praktek ini antara lain :

1. Sebelum melakukan pemeliharaan generator sebaiknya kita harus

mempelajari dan mengetahui SOP (Standard Operating Procedure).

2. Sebelum melakukan perawatan, sebaiknya setiap gejala kerusakan


harus diperhatikan dengan cermat. Agar tidak terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan

3. Gunakanlah perlengkapan keamanan agar mengurangi terjadinya

kecelakaan pada saat pemeliharaan generator.


DAFTAR PUSTAKA

 Marsudi, Ir. Djiteng., 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Erlangga,

Jakarta. Lister., 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik. Edisi keenam,

Erlangga, Jakarta. Santoso. Robby Eka., 2006. Studi sinkronisasi

generator dengan sistem 25 MW 63KVA.

http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html. Diakses pada

12 Maret 2017.

 Novembri, A., 2012. Sistem Perawatan Pada Mesin Genset.

http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesingenset.html.

Diakses pada 12 Maret 2017.

 Priambodo. Bambang., 1995, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel,

Cetakan Ketiga, Erlangga, Jakarta.

 Eka, S., 2005. Cara Kerja Genset. http://www.indotara.co.id/cara-kerja-

genset&id=36.html. Diakses pada 12 Maret 2017.

 Soenarta, N. Furuhara, S., 1995, Motor Serba Guna, PT. Pradnya

Paramita, Jakarta.

 Isfadjar, Muhammad., 1988, Motor Bakar Torak, Cetakan Pertama,

Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai