Menurut undang – undang No. 9 Th. 1990 bagian kedua pasal 12, disebutkan bahwa
BPW merupakan usaha penyedia jasa perencanaan dan / atau jasa pelayanan dan
penyelenggaraan wisata.
2. Fungsi khusus:
Biro perjalanan wisata sebagai perantara. Dalam kegiatannya ia bertindak atas nama
perusahaan lain dan menjual jasa-jasa perusahaan yang diwakilinya. Karena itu ia
bertindak di antara wisatawan dan industri wisata. Biro perjalanan wisata sebagai badan
usaha yang merencanakan dan menyelenggarakan tour dengan tanggung jawab dan
resikonya sendiri. Biro perjalanan wisata sebagai pengorganisasi yaitu dalam
menggiatkan usaha, BPW aktif menjalin kerjasama dengan perusahaan lain baik dalam
dan luar negeri. Fasilitas yang dimiliki di manfaatkan sebagai dagangannya.
A. Sebagai Perantara
Di daerah tujuan
B. Sebagai organisator.
Faktor Resiko : Biro Perjalanan Wisata memiliki tanggung jawab yang lebih besar
dibandingkan Agen perjalanan Wisata. Hal ini disebabkan karena BPW mengeluarkan
produknya berupa “Janji Jasa Perjalanan Wisata” yang dijual dalam bentuk “Brosur Paket
Wisata” dan BPW harus bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan produk yang
dikeluarkannya. BPW harus menjamin bahwa wisatawan akan menikmati perjalanannya
seperti yang tertulis dalam Brosur Paket Wisata yang dikeluarkan BPW.
Agen Perjalanan Wisata tidak memiliki tanggung jawab atas produk yang dijualnya. Hal
ini dikarenakan APW hanya sebagai perantara perusahaan produk kepada konsumen atau
pelanggan dan apabila pelanggan tidak puas, mereka harus komplain kepada pemilik
produk (misalnya Hotel atau Maskapai Penerbangan).
Faktor Imbalan yang Diperoleh :Biro Perjalanan Wisata memperoleh imbalan atau laba
yaitu dari selisih harga penjualan dengan total harga semua komponen yang dijualnya
dalam paket wisata.
Agen Perjalanan Wisata memperoleh imbalan berupa komisi dari pemilik produk dalam
bentuk persen hasil penjualan.