Anda di halaman 1dari 2

1.

Pendahuluan
Kelarutan dalam istilah kuantitatif adalah konsentrasi dari zat terlarut dalam larutan jenuh
pada suhu tertentu. Dalam istilah kualitatif, kelarutan adalah interaksi spontan dua atau lebih
zat membentuk dispersi molekuler yang homogen. Kosolvensi, penyesuaian pH, penambahan
surfaktan, dan pembentukan kompleks umumnya digunakan untuk melarutkan obat yang
memiliki kelarutan yang rendah. Penggunaan kosolven (kosolvensi) merupakan salah satu
cara yang digunakan untuk memperbaiki kelarutan obat yang memiliki daya larut rendah
dalam formulasi sediaan cair. Kosolven adalah campuran dari pelarut campur yang digunakan
untuk air untuk mengubah kelarutan obat yng memiliki daya larut rendah. Elektrolit lemh dan
molekul nonpolar umumnya memiliki kelarutan yang buruk dalam air. Pelarut yang
digunakan untuk meningkatkan kelarutan dikenal sebagai kosolven. Kosolven bekerja dengan
mengurangi tegangan antar muka antara larutan encer dan zat yang tidak larut air. Sebagian
besar cosolvents memiliki ikatan hidrogen yang dapat mendonorkan atau menerima gugus
hidrogen. Kosolven yang memiliki toksisitas rendah yang sering digunakan untuk
penggunaan parenteral adalah propilenglikol, etanol, gliserin, polietilenglikol (PEG),
dimetilsulfoksida (DMSO), dan dimethylacetoamide (DMA).
Etoricoxib, adalah generasi kedua inhibitor siklooksigenase-2 (COX-II) yang diberikan
secara oral sebagai analgesik dn anti-inflamasi nonsteroid. Kelarutan etorikoksib dalam air
sangat rendah sehingga dapat menyebabkan masalah dalam formulasi dan efek terapinya
terbatas karena laju absorbsi dan mula kerja obat tertunda. Hal ini sangat penting untuk
meningkatkan kelarutan etoricoxib. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efek dari berbagai kosolvent seperti polietilenglikol 400 (PEG 400), polipropilenglikol (PG),
dan gliserin pada kelarutan etoricoxib.

2. Percobaan
2.1. Bahan
Etoricoxib dari Zydus Health Care Ltd India. PEG 400, PG, dan gliserin dari Qualigen Fine
Chemicals, India. Semua bahan kimia lainnya reagen pro analisis, dan baru disuling
air untuk digunakan selama penelitian.
2.2. Estimasi Etoricoxib.
Estimasi etoricoxib dibuat dalam air suling pada λmax 284nm dari spektrofotometri UV-VIS
dengan metode spektrofotometer UV-VIS (U. V. 2440 Spektrofotometer sinar ganda,
SHIMADZU Co, Jepang). Kandungan obat diperkirakan pada konsentrasi 2 sampai 10 μg /
mL. Metode ini divalidasi untuk linearitas, akurasi, dan presisi. Persamaan regresi
untuk kurva kalibrasi adalah y = 0,0519x + 0,0171, R2 = 0,9912.

2.3. Studi Kelarutan.


Air suling dan kosolven (PEG 400, PG, dan gliserin) akan dicampur secara volumetrik
membentuk campuran yang mengandung berbagai cosolvent 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80,
90, dan 100% dalam botol warna tertutup. Menambahkan obat ke dalam kosolvan murni
maupun kosolven pelarut campuran, kemudian botol-botol ini akan digoyang menggunakan
shaker pada 50 rpm dan suhu (25 ± 1◦C) selama 24 jam secara berurutan. Setelah 24 jam,
alikuot akan diambil, disaring (ukuran pori 0,22 μm), dan diencerkan. Sampel-sampel ini
akan dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-VIS (U. V. 2440 spektrofotometer sinar
ganda, SHIMADZU Corporation, Jepang) pada panjang gelombang 284.0 nm, dan kelarutan
etoricoxib (mg / mL) pada masing-masing sampel dapat dihitung.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Kelarutan Etoricoxib dalam Pelarut Murni.
Etoricoxib kelarutannya rendah dalam air. Ini karena molekulnya nonpolar, struktur kisi tidak
dapat pecah dalam air. Kelarutan etoricoxib lebih tinggi pada PEG 400 dibandingkan pelarut
lain. Pada bahan glikol (PEG 400 dan PG), peningkatan kelarutan ditunjukkan dengan
interaksi hidrofobik dalam mengatur kelarutan obat dalam glikol.
3.2. Kelarutan Etoricoxib dalam Sistem Kosolven-Air.
Dalam berbagai kasus, kelarutan meningkat dengan penurunan konstanta dielektrik dari
campuran. Hal ini terjadi karena obat etoricoxib, memiliki beberapa tingkatan kepolaram dan
kelarutan maksimum pada polaritas solute dan solvent. Kelarutan zat tidak larut air dalam
campuran air-kosolven dapat dijelaskan oleh model log-linear. Pada plot kelarutan log-linier,
terbukti bahwa PEG 400 memiliki kelarutan yang lebih tinggi sebagai cosolvent dengan air
dibandingkan dua cosolvents lainnya yaitu, PG dan gliserin. Seperti yang diharapkan, PEG
400 yang kurang-polar menunjukkan kelarutan yang lebih baik (1,4358) dibandingkan
dengan PG (1,3080) dan gliserin (1.0154). Hasil ini menunjukkan bahwa molekul obat lebih
disukai larut dalam lingkungan nonpolar daripada
lingkungan polar.
PEG 400 memiliki ikatan hidrogen antara molekul air yang terputus dengan bantuan
hidrokarbon hidrofobik dari obat yang tidak larut, sehingga mengurangi interaksi
antarmolekul. Selain itu dapat dinyatakan bahwa PEG dapat membantu mengurangi momen
dipol dalam air dan memungkinkan senyawa hidrofobik masuk kedalamnya.

Anda mungkin juga menyukai