ADJUVANT
Apt. I Putu Yuda Pratama
Adjuvant
Buffer:
untuk mendapatkan pH stabilitas obat dalam sediaan
Antioksidan:
untuk menghindari terjadinya proses oksidasi oleh O2
dari udara
Pengawet :
untuk menjaga kesterilan
JENIS-JENIS PELARUT
1. Pelarut Air
2. Pelarut non air yang dapat bercampur dengan air
3. Pelarut non air yang tidak dapat bercampur dengan air.
PELARUT AIR
Digunakan bila :
1. Zat aktif tidak larut dalam pembawa air
2. Zat aktif terurai dalam pembawa air
PEMILIHAN PELARUT NON AIR
1. Etanol
Banyak digunakan terutama pada injeksi glikosida
digitalis
Injeksi yang mengandung etanol bila disuntikkan
secara intramuskular akan menimbulkan rasa nyeri;
secara sub kutan akan menimbulkan nyeri yang diikuti
dengan anastesia; jika disuntikkan pada daerah yang
dekat syaraf maka dapat mengakibatkan degenerasi
syaraf dan neuritis; secara intravena (tidak disarankan)
harus hati-hati karena pemberian yang terlalu cepat
akan mengakibatkan bahaya pengendapan obat
dalam darah.
PELARUT NON AIR YANG DAPAT
BERCAMPUR DENGAN AIR :
2. Propilen glikol
Banyak digunakan dalam pembuatan sediaan
injeksi senyawa golongan barbiturat,
beberapa alkaloida dan antibiotika.
Sediaan yang mengandung propilen glikol dapat
menimbulkan rasa nyeri dan iritasi pada tempat
penyuntikan, sehingga perlu ditambahkan lokal
anastetik seperti benzil alkohol.
PELARUT NON AIR YANG DAPAT
BERCAMPUR DENGAN AIR :
3. Polietilen glikol
Ko solven dalam pembuatan sediaan injeksi
adalah yang mempunyai bobot molekul rendah
(300-400) dan berbentuk cairan.
Penggunaan kosolven senyawa glikol (propilen
atau polietilen) dalam pembuatan injeksi senyawa
golongan barbiturat dapat meningkatkan stabilitas
senyawa tersebut.
PELARUT NON AIR YANG DAPAT
BERCAMPUR DENGAN AIR :
4. Gliserin
Merupakan cairan yang jernih dan kental, titik didih
tinggi, dapat bercampur dengan air maupun alkohol dan
merupakan pelarut yang baik untuk beberapa zat.
Penggunaan dalam dosis tinggi dapat menimbulkan
efek konvulsi dan gejala paralitik karena kerja langsung
gliserin terhadap susunan syaraf pusat. Pada dosis rendah
(5%) tidak terlihat adanya efek toksik.
Cara Untuk Meningkatkan Kelarutan Obat
Dalam Air
1. Kosolven
• Seringkali zat lebih larut dalam campuran
pelarut daripada dalam satu pelarut saja
• Gejala itu disebut cosolvency
• Pelarut yang dlm kombinasi meningkatkan
kelarutan zat terlarut disebut cosolvent
• Mekanisme: pelarut campur mengatur polaritas
pelarut pada harga yang diinginkan zat terlarut
2. Surfaktan
Surfaktan merupakan suatu molekul yang
sekaligus memiliki gugus
hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat
mempersatukan campuran yang terdiri dari air
dan minyak.
Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan
dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air,
minyak-air dan zat padat-air, membentuk lapisan
tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada fase
air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak
dengan zat padat ataupun terendam dalam fase
minyak.
Penambahan surfaktan dalam larutan akan
menyebabkan turunnya tegangan permukaan
larutan.
Setelah mencapai konsentrasi tertentu,
tegangan permukaan akan konstan. Bila
surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi ini
maka surfaktan mengagregasi membentuk
misel.
senyawa organik yang kelarutan dlm air rendah
tersolubilisasi oleh misel sehingga kelarutan naik
3. Cycldextrin