Anda di halaman 1dari 30

Gizi makro adalah gizi yang menyediakan kalori atau energi.

Istilah makro itu berasal dari Yunani yang berarti besar, digunakan karena gizi makro itu dibutuhkan dalam
jumlah yang besar.
Ada tiga kelas dasar dari gizi makro: protein, karbohidrat, dan lemak.
Fungsi utama dari gizi makro itu adalah menyediakan energi, yang dihitung sebagai kalori.Gizi makro juga
memiliki peranan spesifik dalam memelihara tubuh dan berkontribusi pada rasa, tekstur dan penampilan
makanan, yang membantu membuat diet jadi lebih bervariasi dan nikmat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Gizi Makro?
2. Apa saja yang tergolong dalam Gizi Makro?
3. Apakah fungsi,peran,dan sumber dari pada Gizi Makro?
4. Apa akibat dari kekurangan dan kelebihan dari zat gizi makro?
5. Bagaimanakah penanggulangan pada maslah gizi makro?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian Gizi Makro
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang tergolong dalam Gizi Makro
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang fungsi,sumber,dan penanggulangan akibat kelebihan dan
kekurangan Gizi Makro
BAB II
PEMBAHASAN
ZAT GIZI MAKRO
KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama termurah
bagi hampir seluruh penduduk di dunia. Setiap 1 g
karbohidrat dapat memberikan sumbangan energi sebesar
4 kkal. Dalam tubuh manusia, karbohidrat dapat dibentuk
dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol
lemak, tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang dimakan sehari-hari terutama dari
tumbuhan.

Klasifikasi Karbohidrat

Fungsi Dan Peranan Karbohidrat


Karbohidrat memiliki beberapa peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya
rasa, warna dan tekstur, dalam tubuh, karbohidrat berperan dalam mencegah timbulnya ketosis, pemecahan
protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan membantu metabolisme lemak dan protein
FUNGSI LAINNYA DARI KARBOHIDRAT DIANTARANYA ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
 Sumber energi
 Protein – sparer, Sebagai Penghemat Protein
 Regulasi metabolisme lemak (Sebagai Pengatur Metabolisme Lemak)
 Karbohidrat tertentu (laktosa) berperan dalam membantu pertumbuhan
 Melancarkan ekskresi sisa makanan / Membantu Pengeluaran Feses
 untuk cadangan tenaga (yang terbentuk dalam simpanan lemak);memberikan rasa kenyang.
 Suatu zat digolongkan KH apabila molekulnya tersusun oleh atom carbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O)
dengan perbandingan 1:2:1.
SUMBER KARBOHIDRAT
Sumber Karbohidrat secara kompleks terbagi menjadi dua kelompok yaitu:

1. Karbohidrat yang dapat dicerna


Karbohidrat yang dapat dicerna, contohnya adalah amylum yaitu pati dan tepung padi-
padian dan umbi-umbian. Glikogen adalah karbohidrat kompleks yang terdapat pada
hewan yaitu pada bagian daging dan hati.
2. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna
Contohnya adalah fiber atau yang terdapat pada buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-
kacangan dan selaput ari pada bulir-bulir padi. Walaupun tidak dapat dicerna, serat
makanan basih berguna bagi tubuh karena dapat mengenyangkan, memperlancar buang
air besar, menghambat penyerapan kolesterol dan glukosa pada makanan.
Oleh karenanya serat banyak digunakan untuk mengobati penyakit tertentu. Salah
satunya adalah untuk menurunkan kadar gula dan kolesterol darah yang tinggi. Oleh
karena itu, makanan yang mengandung serat banyak dikonsumsi oleh orang yang sedang
menjalankan diet (penurunan berat badan), susah buang air besar, hiperkolesterolemia
dan diabetes mellitus. Makanan yang mengandung karbohidrat setelah melewati hati akan
berubah menjadi bentuk glukosa. Kemudian akan dialirkan ke seluruh tubuh melalui aliran
darah.Glukosa biasa disebut juga gula darah. Jadi sesudah kita mengonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat, kadar glukosa atau gula merah dalam tubuh kita akan naik.

Karbohidrat dan Gula Darah


Makanan yang bisa menyebabkan naiknya gula darah adalah karbohidrat yang berasal dari:
padi padian, umbi umbian, buah-buahan, gula putih, dan gula merah.
Bagi penderita diabetes, mengonsumsi makanan tersebut sudah tidak aman lagi karena
akan menaikkan kadar gula darah, apalagi jika dikonsumsi dengan jumlah yang berlebihan.

Jenis Karbohidrat Kelompok Sumber


Polisakarida : Tepung  Cereal, roti, krakers
Karbohidrat kompleks  Pasta, Beras, jagung, bulgur
 Kacang-Kacangan
 Kentang dan sayuranC

Glikogen Jaringan hewan, hati dan daging


Serat - Tepung-Tepungan
- Buah ,Sayur , Kacang

Disakarida : Sukrosa Gula meja, gula bit


Karbohidrat sederhana Laktosa Susu
Maltosa Gula malt
Monosakarida : Glukosa Sirup jagung
Gula tunggal (dextrosa)
Gula sederhana, Fruktosa Buah, Madu
Karbohidrat sederhana

Menurut RDI, antara 50 sampai 55% kalori seharusnya berasal dari karbohidrat dan 20-35 g serat diet per hari
seharusnya dikonsumsi oleh semua orang yang berusia dua tahun keatas. Sumber-sumber karbohidrat asupan
itu antara lain:
 Monosaccharides: buah, berries, sayuran dan madu.
 Disaccharides: gula dapur, gula beet, gula tebu dan buah-buahan.
 Polyols: Isomalt.
 Oligosaccharides: grains dan sayuran.
 Starch polysaccharides: sereal, whole grain, nasi, pasta, kentang, peas, jagung dan legume.
 Non-starch polysaccharides: serat diet misalnya cellulose, hemicelluloses, pectins dan gums.

KECUKUPAN KARBOHIDRAT
Menurut Hardinsyah dan Briawan (1994), kontribusi energi dari karbohidrat terhadap asupan energi
disarankan 60-80%.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), secara umum komposisi energi dari karbohidrat adalah
sebesar 50-65%,.
Lembaga Kanker Amerika menganjurkan makan 20-30 g serat sehari.
DEFISIENSI KARBOHIDRAT
 Kekurangan karbohidrat dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya gizi kurang
 Bisa menyebabkan beberapa penyakit serisu misalnya maramus(penyakit yang sering mengenai anak balita
(di bawah lima tahun)), hypoglisemia (penyakit akibat kekurangan glukosa dalam darah) dan lain-lain
KELEBIHAN KARBOHIDRAT
 Beberapa masalah yang berkaitan dengan kelebihan karbohidrat diantaranya adalah
o Menurunkan asupan zat gizi lain, Karies gigi,
o Memicu Penyakit Jantung Sampai Diabetes, Obesitas,
o Mengganggu Proses Metabolisme Tubuh,
o Serat terlalu banyak  mengganggu penyerapan mineral ,
o Konsumsi alkohol  menurunkan napsu makan, mengganggu proses pencernaan dan penyerapan zat gizi,
o Intoleransi laktosa  diare, dan kram perut
PROTEIN
Protein merupakan komponen fungsional dan struktural utama sel-sel dalam tubuh. Protein adalah zat yang
tersusun dari berbagai asam amino. Defenisi Protein Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
1/5 bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada dalam otot , 1/5 di dalam tulang dan tulang rawan, 1/10
dalam kulit, dan selebihnya dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, zat pembawa (carrier) dalam
darah, matriks intraseluler, dan sebagian besar hormon tersusun atas protein.
Protein menyusun sekitar 20% dari berat badan normal orang dewasa Protein di dalam tubuh diubah
menjadi asam amino. Asam amino diedarkan melalui pembuluh darah dan jantung. Dari 26 macam asam
amino, tubuh kita membutuhkan 10 macam asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh kita. Jika satu
saja dari kesepuluh itu tidak ada, maka tubuh akan mengalami gangguan seperti HO (hongeoredema) atau
busung lapar, yaitu tertimbunnya cairan dalam jaringan tubuh. Sedangkan kekurangan protein yang diderita
oleh bayi disebut kuasiorkor. Kelebihan asam amino tidak dapat disimpan dan akan dirombak menjadi urea.

Asam Amino Asam Amino Senyawa lain yang


No
Essensial Non Essensial diklasifikasikan sebagai Asam Amino

1 Threonine Glycine Asam Hydroksiglutamat

2 Valin Alanine Hydroksilysine

3 Tryptophan Serine Hydroksiproline

4 Isoleucine Cystein* Thyroxine

5 Leucine Tyrosine* Norleucine

6 Lysine Asam Aspartat Cystine*

7 Phenylalanine Asam Glutamat

8 Methionine Proline

9 Histidine Asparagine

10 Arginine* Glutamine

Fungsi Protein
Di dalam tubuh protein memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu :
 Memperbaiki protein jaringan tubuh yang aus terpakai (Katabolisme)
 Membangun jaringan baru (anabolisme) terutama pada periode pertumbuhan (bayi, anak-anak, remaja dan
kehamilan).
 Sumber energi, yaitu menghasilkan 4 kkal/ gram protein.
 Berperan dalam berbagai sekresi tubuh (enzim dan hormon)
 Mengatur proses osmotik antar/dari berbagai cairan tubuh (jika kekurangan : menyebabkanoedema).
 Transportasi (Hb dalam darah) & Pembekuan darah dan mempengaruhi keturunan
 Mengatur keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan-jaringan (sifat amfoter protein, sebagai “buffer”)
 Berperan dalam transpor zat gizi, contoh: lipoprotein untuk transpor trigliserida, kolesterol, fosfolipida dan
vitamin larut lemak.
 Membantu pembentukan antibodi, berperan dalam mencegah tubuh dari penyakit.
Manfaat Protein
Protein bagi tubuh adalah sebagai zat pembangun, misalnya pada anak-anak sangat berperan untuk
perkembangan tubuh dan sel otaknya. Sedangkan pada orang dewasa, apabila terjadi luka, memar dan
sebagainya, maka protein dapat membangun kembali sel-sel yang rusak. Isoflavon yang terkandung dalam
kacang kedelai adalah senyawa glikosida yang larut dalam air dan bersifat anti aging (anti penuaan dini). Dan
anti oxidant (anti radikal bebas).
Angka Kecukupan Gizi
(AKG) tahun 2004

 Pola kebutuhan protein


per kg BB/hari meningkat
pesat sampai akhir usia
remaja
 Kemudian konstan pada
usia remaja dan dewasa,
yakni 0.66 g/kg BB/hari

Pangan Sumber Protein


Bahan makana hewani
merupakan suber protein yang
baik,dalam jumlah maupun
mutu, seperti telur
,susu,daging,unggas ,ikan ,dan kerang.Sumber protein nabati ialah kacang kedele,dan hasilnya sepeti tempe
dan tahu serta kacang-kacangan lain.

Padi-padian dan hasilnya relative rendah dalam protein,tetapi karena dimakan dalam jumlah baanyak,
member sumbangan besar terhadap konsumsi protein sehari.Bahan Makanan hewani kaya dalam protein
bermutu tinggi,tetapi hanya merupakan 18,4 % konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia.
No Golongan Pangan Protein (gr) BDD (%)

1 Daging Daging sapi 18.8 100


2 Daging kerbau 18.7 100
3 Daging kambing 16.6 100
4 Telur Telur bebek 13.1 90
5 Telur ayam 12.8 90
6 Ikan Ikan kembung 22.0 80
7 Ikan bandeng 20.0 80
8 Ikan mujair 18.7 80
9 Ikan mas 16.0 80
10 Kacang-kacangan Kacang kedelai 34.1 100
11 Kc. Tanah, kupas kulit 25.3 100
12 Kacang hijau 22.2 100
13 Padi-padian Beras ketan hitam 7.0 100
14 Beras giling 6.8 100
15 Beras ketan putih 6.7 100
16 Buah Cempedak 3.0 30
17 Durian 2.5 22
18 Pisang raja uli 2.0 75
19 Sayuran Jamur kuping kering 16.0 100
20 Daun singkong 6.8 87
21 Gula Gula merah tebu 0.4 100
22 Gula pasir 0.0 100
23 Minyak/Lemak Lemak kerbau 1.5 100
24 Minyak kelapa 1.0 100
25 Margarine 0.6 100
26 Minyak kelapa sawit 0.0 100

Menurut RDI, antara 10 sampai 35% kalori itu seharusnya berasal dari protein. Makanan-makanan yang
menjadi sumber protein antara lain:
 Protein hewani: Daging, ungguas, ikan, telur, susu, keju dan yogurt menyediakan protein biologis bernilai
tinggi karena mengandung semua asam amino essensial.
 Protein nabati: Tumbuhan, legumes, grains, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran menyediakan protein
biologis bernilai rendah.
Namun, dengan mengombinasikan berbagai sumber tumbuhan di dalam makanan yang sama seringkali
menghasilkan suatu campuran dari nilai biologis yang lebih tinggi. Contoh kombinasi tersebut misalnya nasi,
pasta atau manioc, chickpeas dengan roti, lentil dengan kentang, sayuran dengan sereal.

Defisiensi dan Kelebihan Protein


 Kwashiorkor
 Kekurangan Kalori Protein (KKP)
 Busung Lapar
 Obesitas
Akibat kekurangan dan kelebihan protein.
• Kekurangan
Diantara kelaparan yang berat dan nutrisi yang cukup, terdapat tingkatan yang bervariasi dari nutrisi yang
tidak memadai, seperti kurang kalori protein (kkp), yang merupakan penyebab kematian pada anak-anak di
negara-negara berkembang. pertumbuhan yang cepat, adanya infeksi, cedera atau penyakit menahun, dapat
meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi, terutama pada bayi dan anak-anak yang sebelumnya telah
menderita malnutrisi. Kurang kalori protein disebabkan oleh konsumsi kalori yang tidak memadai, yang
mengakibatkan kekurangn protein dan mikronutrisi (zat gizi yang diperlukan dalam jumlah sedikit, misalnya
vitamin dan mineral).
Terdapat tiga jenis kkp, yaitu:
Kkp Kering : Jika seseorang tampak kurus dan mengalami dehidrasi. Kkp kering disebut marasmus,
merupakan akibat dari kelaparan yang hampir menyeluruh. Seorang anak yang mengalami marasmus,
mendapatkan sangat sedikit makanan.
Badannya sangat kurus akibat hilangnya otot dan lemak tubuh.
Jika anak mengalami cedera atau infeksi yang meluas, prognosanya buruk dan bisa berakibat fatal.
Kkp Basah : Jika seseorang tampak membengkak karena tertahannya cairan. Kkp basah disebut kwashiorkor,
yang dalam bahasa afrika berarti ‘anak pertama-anak kedua’.
Istilah tersebut berdasarkan pengamatan bahwa anak pertama menderita kwashiorkor ketika anak kedua
lahir dan menggeser anak pertama dari pemberian asi ibunya. Anak pertama yang telah disapih tersebut
mendapatkan makanan yang jumlah zat gizinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan asi, sehingga tidak
tumbuh dan berkembang. Kekurangan protein pada kwashiorkor biasanya lebih jelas dibandingkan dengan
kekurangan kalori, yang mengakibatkan:tertahannya cairan (edema), penyakit kulit dan perubahan
warna rambut. Anak yang menderita kwashiorkor biasanya telah menjalani penyapihan, sehingga usianya
lebih besar daripada anak yang menderita marasmus.
Kkp Menengah : jika seseorang berada dalam kondisi diantara kkp kering dan kkp basah. Kkp menengah
disebut marasmik-kwashiorkor.
anak-anak yang menderita kkp ini menahan beberapa cairan dan memiliki lebih banyak lemak tubuh
dibandingkan dengan penderita marasmus.
Tubuh menghancurkan/memecahkan jaringannya sendiri untuk digunakan sebagai kalori:
• cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati habis terpakai
• protein di otot dipecah untuk menghasilkan protein baru
• cadangan lemak dipecah untuk menghasilkan kalori.
Sebagai akibatnya seluruh tubuh mengalami penyusutan. Pada kwashiorkor, tubuh hanya mampu
menghasilkan sedikit protein baru. akibatnya kadar protein dalam darah menjadi berkurang, menyebabkan
cairan terkumpul di lengan dan tungkai sebagai edema. kadar kolesterol juga menurun dan terjadi
perlemakan pada hati yang membesar (pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati).
Kekurangan protein akan menganggu: pertumbuhan badan, sistem kekebalan, kemampuan untuk
memperbaiki kerusakan jaringan, produksi enzim dan hormon. Pada marasmus dan kwashiorkor sering
terjadi diare. perkembangan tingkah laku pada anak yang menderita malnutrisi berat sangat lambat dan bisa
terjadi keterbelakangan mental. Biasanya anak yang menderita marasmus tampak lebih sakit daripada anak
yang lebih tua yang menderita kwashiorkor.
Marasmus
Penyakit akibat kekurangan protein ini (biasanya disertai juga dengan gejala kekurangan karbohidrat)
cukup berbahaya. Gejalanya antara lain terjadinya penurunan berat badan yang signifikan, dehidrasi
berlebihan, serta tampilan fisik yang jauh lebih tua dibanding usia sebenarnya. Penyakit berbahaya ini
biasanya terjadi pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Jika tidak ditanggulangi secepatnya,
marasmus bisa saja menggiring penderitanya pada kematian.

Kwashiorkor
Menurut penelitian University of Maryland Medical Center, penyakit bernama unik ini biasanya menimpa
anak-anak di usia remaja. Umumnya gejalanya antara lain kelelahan yang luar biasa, muncul bengkak di
perut, terjadinya retensi cairan, sering mengalami diare, kondisi emosional labil sehingga sulit menahan
emosi dan masih banyak lagi lainnya. Jika pada marasmus penderitanya cenderung kurus maka pada
Kwashiorkor, tampilan penderita terlihat normal. Tapi jangan salah, jika penyakit ini tidak segera ditindak
lanjuti, penderita yang masih remaja akan terhalang pertunbuhannya, mengalami ganguan kognisi bahkan
mengalami cacat mental.
Cachexia
Penyakit akibat kekurangan protein ini muncul dengan gejala seperti terjadinya penipisan otot rangka,
terjadinya degradasi protein, terdapat penurunan berat badan yang ekstrem, memicu penyakit kanker ganas
di lambung, hati, usus, dan lain-lain. Mereka yang terkena Cachexia selalu merasa lelah meski hanya
beraktifitas ringan saja. Menurut American Journal of Clinical Nutrition, penyakit Cachexia ini bisa mengarah
pada kematian jika tidak ditangani secara serius.
• Kelebihan
Protein secara berlebiha tidak menguntungkan bagi tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi
lemak sehingga dapat dapat menyebabkanobesitas.
Kelebihan protein tidak baik, karena dapat mengganggu metabolisme protein yang berada di hati. Ginjal pun
akan terganggu tugasnya, karena bertugas membuang hasil metabolisme protein yang tidak terpakai.
Jika kadar protein terlalu tinggi kalsium dapat keluar dari tubuhsehingga menjadi penyebab osteoporosis.
Karena protein merupakan makanan pembentuk asam, kelebihan asupan protein akan meningkatkan
kadar keasaman tubuh, khususnya keasaman darah dan jaringan. Kondisi ini disebut asidosis. Gangguan
pencernaan, seperti kembung, sakit mag, sembelit, merupakan gejala awal asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan
amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam.
Pencegahan Penyakit yang Ditimbulkan oleh Protein
Bagi seseorang yang telah dewasa, penyakit kekurangan protein bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi
protein secara cukup dan rutin. Hal itu bisa dilakukan dengan mengubah menu makanan setiap hari,
konsumsi makanan yang mengandung protein yang banyak misalnya daging, telur, buah-buahan dan sayuran.
minuman bergizi juga tidak boleh dilupakan misalnya susu sapi, madu, minyak zaitun dan lainnya.
Sedangkan bagi balita, penyakit ini bisa dicegah dengan menunda masa penyapihan yang prematur, dengan
tetap memberikan air susu ibu yang eksklusif, memberikan makanan pendamping bagi bayi yang mencukupi
kebutuhan proteinnya, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Itulah pembahasan kita mengenai berbagai penyakit akibat kekurangan protein. Diharapkan bagi anda dan
para ibu agar memperhatikan asupan makanan. Perbanyak makanan yang mengandung protein bila
mengalami salah satu penyakit kekurangan protein. Cara lainnya untuk menanggulangi kekurangan /
kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :
 Pemantauan Status Gizi (PSG) masyarakat.
 Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
 Pemantauan garam beryodium.
 Pemberian kapsul vitamin A.
 Pemberian tablet Fe.
 Pengumpulan data KADARZI.
LEMAK
 1 g lemak dapat memberikan sumbangan energi sebesar 9 kkal,
 Lemak dan minyak berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh manusia
 Meningkatkan jumlah energi serta menambah lezatnya suatu hidangan
 Klasifikasi lemak bisa dilihat dari sumbernya, yaitu yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.Dapat juga
dibedakan berdasarkan penglihatan, yaitu lemak yang jelas-jelas terlihat (seperti minyak, mentega) dan yang
tidak terlihat (misalnya dalam susu, telur).
Klasifikasi Asam Lemak menurut Ada Tidaknya Ikatan Rangkap
Asam Lemak Jenuh (Saturated Fatty Acid) (CnH2nO2)
Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal (Mono Unsaturated Fatty Acids) (CnH2n-2O2),
Asam Lemak Tak Jenuh Jamak (Poly Unsaturated Fatty Acid) (CnH2n-jumlah ikatan x 2 O2)
Fungsi Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang efisien, sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin,
pembentuk struktur jaringan dan sebagainya Kita katakan essensial, artinya jenis lemak yang tidak dapat
diproduksi tubuh sendiri sehingga harus mendapatkannya melalui makanan yang kita makan.
Sumber lemak
Ada beberapa macam lemak pada makanan vegetarian yaitu lemak jenuh (saturated) yang merugikan
kesehatan karena meningkatkan kolesterol. Lemak ini banyak terdapat pada mentega, produk-produk
berbahan susu, minyak kelapa, dan minyak sawit.
Bahan makanan Kandungan lemak Bahan makanan Kandungan
lemak
Minyak kacang tanah 100.0 Mie kering 11.8
Lemak sapi 90.0 Telur ayam 11.5
Margarin 81.0 Susu Kental Manis 10.0
Kacang tanah kupas 42.8 Adpokat 6.5
Kelapa tua, daging 34.7 Ikan segar 4.5
Tepung susu 30.0 Durian 3.0
Daging sapi 14.0 Beras setengah giling 1.1

Sumber-sumber lemak asupan antara lain:


 Saturated: Mentega, keju, daging, produk daging (sausages, hamburgers), usus utuh dan yoghurt, pies, pastries,
lard, dripping, hard margarines dan baking fats, coconut dan palm oil.
 Monounsaturated: Olives, rapeseed, kacang-kacangan (pistachio, almonds, hazelnuts, macadamia, cashew,
pecan), peanuts, avocados, dan minyak-minyak mereka.
 Omega-3 polyunsaturated: Salmon, mackerel, herring, trout (terutama kaya dalam long chain omega-3 fatty
acids EPA atau eicosapentaenoic acid dan DHA atau docosahexaenoic acid), walnuts, rape-seed, soybean flax
seed, dan minyak-minyak mereka.
 Omega-6 polyunsaturated: Sunflower seeds, wheat germ, sesame, walnuts, kedele, jagung dan minyak-minyak
mereka. Margarine tertentu.
 Trans fatty acids: Beberapa lemak goreng dan panggang (minyak sayuran terhidrogenasi) yang digunakan di
dalam biskuit, kue dan pastries, produk dairy, daging berlemak dari kambing dan sapi.

Kecukupan Lemak
 kontribusi energi dari lemak sebaiknya tidak melebihi dari 25%,
 konsumsi energi dari asam lemak jenuh sebaiknya tidak melebihi 10%
 konsumsi PUFA minimal 3% dari intake energi
 konsumsi asam lemak tidak jenuh trans tidak lebih dari 2% dari intake energi
Defisiensi dan Kelebihan Lemak
 Defisiensi lemak dalam tubuh akan mengurangi ketersediaan energi dan mengakibatkan terjadinya
katabolisme/perombakan protein, dapat menyebabkan kurang gizi
 Defisiensi asam lemak akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan, terjadinya kelainan pada kulit,
umumnya pada balita terjadi luka “eczematous” pada kulit.
 Akibat kekurangan lemak antara lain; depresi, dyslexia (anak yang sulit membaca), sulit konsentrasi, autis,
merasa lelah, daya ingat yang lemah dan problem pada perilaku
 Kelebihan lemak mengakibatkan Obesitas,Peningkatan Kadar Lemak Darah , meningkatkan risiko penyakit
jantung dan pembuluh darah pada usia dewasa, dan Penyakit Kanker

Pencegahan
 Efek-efek negatif potensial yang berhubungan dengan gizi makro itu adalah jika mereka tidak dikonsumsi dalam
jumlah yang cukup, yang mungkin akan mengakibatkan suatu gangguan kekurangan gizi, yang mempengaruhi
fungsi tubuh.
 Beberapa pencegahan itu juga dianjurkan dalam hal komsumsi berlebihan dari gizi makro tertentu. Misalnya,
makanan-makanan yang mengandung gula atau starch itu diurai oleh enzim-enzim dan bakteri di dalam mulut
yang memproduksi asam, yang menyerang email gigi.
 Air liur biasanya menyediakan suatu proses perbaikan yang membentuk ulang email. Tapi saat makanan-
makanan mengandung karbohidrat itu terlalu sering dikonsumsi, maka proses perbaikan itu juga menjadi sulit
dan kerusakan gigi mungkin terjadi.
 Untuk lemak, konsumsi yang berlebihan mengarah pada overweight dan obesitas. Kelebihan lemak itu tidak
cuma disimpan dibawah kulit, tapi juga di saluran-saluran darah dan organ-organ lain, sehingga menyumbat
aliran darah dan merusak organ-organ misalnya jantung.
 Pencegahan itu juga dibutuhkan bagi orang-orang yang menghindari semua makanan yang berasal dari hewan
karena mereka mungkin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan mereka akan protein.

Interaksi
 Asupan protein, lemak dan karbohidrat yang cukup itu essensial bagi pertumbuhan, perkembangan dan
pemeliharaan tubuh, tapi tidak seperti gizi mikro (vitamin dan mineral) dimana suatu defisiensi atau kelebihan
spesifik bisa berhubungan dengan suatu penyakit, hubungan antara gizi makro dengan penyakit nutrisional itu
jauh lebih sulit untuk dipahami.
 Itu terutama karena gizi makro berinteraksi satu sama lain dan dengan zat-zat di dalam tubuh dalam suatu cara
yang sangat sulit untuk digambarkan secara akurat. Mereka juga inter-convert, sambil semuanya berkontribusi
pada asupan energi.
 Orang umumnya bisa menikmati suatu makanan yang bervariasi tanpa mengalami masalah. Tapi untuk sebagian
orang, interaksi dari makanan tertentu atau komponen-komponennya dengan tubuh mungkin menyebabkan
efek-efek negatif yang berkisar dari gatal-gatal ringan dikulit sampai alergi parah.

Pengobatan
 Dalam kasus reaksi alergi, satu-satunya cara untuk merawat orang-orang yang sensitif adalah dengan
mengeliminasi komponen-komponen makanan dari diet.
 Dalam kasus ketidak toleranan terhadap makanan, membatasi makanan menjadi sajian-sajian yang lebih kecil
mungkin cukup untuk menghindari gejala-gejala.
 Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk memperbaiki atau mempertahankan berat badan itu tergantung pada
beberapa faktor, termasuk usia dan level aktivitas.
 Itulah kenapa kondisi-kondisi misalnya kekurangan gizi dan obesitas itu membutuhkan perawatan profesional,
dan seharusnya diawai oleh seorang dokter yang bekerja sama dengan seorang ahli gizi.

Komplikasi
 Suatu komplikasi umum dari ketidak seimbangan asupan gizi makro adalah diabetes, suatu gangguan metabolic
dimana tubuh tidak bisa mengatur level glucose dengan benar. Tidak ada bukti bahwa konsumsi gula itu
berhubungan dengan pengembangan semua jenis diabetes.
 Namun, saat ini ada bukti yang bagus bahwa obesitas dan ketidakaktifan fisik itu meningkatkan kemungkinan
berkembangnya diabetes non-insulin dependent, yang biasanya terjadi di usia pertengahan.
 Pengurangan berat badan itu biasanya diperlukan menjadi target utama asupan bagi orang-orang dengan
diabetes non-insulin dependent.
 Mengonsumsi berbagai jenis makanan karbohidrat itu adalah suatu bagian yang bisa diterima dari diet semua
penderita diabetes, dan penyertaan makanan-makanan rendah index glycaemic itu bermanfaat karena
membantu mengatur kontrol glucose darah.

Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,

yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses

kehidupan (Almatsier, 2011).

Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh.

1. Memberi Energi

Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi

zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.

Ketiga zat gizi termasuk ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi

terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi,

ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar.

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan Jaringan Tubuh

Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk

membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat

gizi tersebut dinamakan zat pembangun.

3. Mengatur Proses Tubuh

Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein

mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara

netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan

bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai

pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang

terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di

dalam tubuh, seperti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh,
peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ekskresi dan lain-lain proses tubuh. Dalam fungsi mengatur

proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur (Almatsier, 2001).

Dalam melaksanakan fungsinya di dalam tubuh, zat-zat gizi saling berhubungan erat sekali,

sehingga terdapat saling ketergantungan. Gangguan atau hambatan pada metabolisme sesuatu zat

gizi akan memberikan pula gangguan atau hambatan pada metabolisme zat gizi lainnya (Achmad,

2010).

Zat gizi berdasarkan banyaknya yang diperlukan oleh tubuh dikeolmokkan menjadi 2, yaitu

zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) dan zat gizi mikro (vitamin, mineral, dan air).

BAB III
PEMBAHASAN

Zat Gizi Mikro

1. Vitamin

Funk dalam bukunya The Etiology of Deficiency Disease yang diterbitkan pada tahun 1912

mengusulkan nama vitamine untuk faktor-faktor zat aktif tersebut. Vita berarti esensial untuk untuk

kehidupan, sedangkan faktor anti beri-beri yang diduga berperan tersebut adalah suatu ikatan

amine. Pada tahun 1920 istilah vitamine diganti menjadi vitamin karena zat-zat antifaktor tersebut

ternyata tidak selalu dalam bentuk ikatan amine. Usul perubahan nama ini datang dari Drummond,

yang juga mengusulkan pemberian nomenklatur menurut abjad. Penemuan vitamin A oleh McCollum

dan Davis pada tahun 1913 menandakan era vitamin dalam penelitian gizi. Vitamin kemudian diakui

sebagai zat gizi yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan, yang mudah diperoleh dari susunan

makanan yang bervariasi .

Vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B ternyata terdiri dari

beberapa unsur vitamin. Penelitian-penelitian kemudian membedakan vitamin dalam dua kelompok;

(1) vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan (2) vitamin larut dalam air (vitamin B dan

C).

a. Vitamin Larut Lemak

- Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A

merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A karotenoid

yang mempunyai aktivitas biologi sebagai retinol. Vitamin A bagus untuk pengelihatan kita. Jika kita

mengalami defisit vitamin A, kita akan mengalami yang namanya rabun senja atau istilah medisnya

xeroftalmia. Sumber vitamin A banyak pada buah dan sayur yang berwarna terang seperti wortel dan

apel.

Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, dan mentega. Sumber lainnya yaitu sayuran

berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwana kuning-jingga, seperti daun singkong, daun

kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga,

nangka masak, dan jeruk. Gejala-gejala mata pada defisit vitamin A disebut xeroftalmia.
- Vitamin D

Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang tidak

mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila

tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan.

Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu

prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui

makanan.

Bahan makanan yang kaya akan vitamin D ialah susu. Defisit vitamin D memberikan penyakit

rakhitis (rickets) atau disebut pula penyakit Inggris karena mula-mula banyak terdapat dan

dipelajari di negara Inggris.

- Vitamin E

Berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya vitamin E. Khususnya biji yang sudah

berkecambah dikenal mengandung vitamin E dalam konsentrasi tinggi. Kekurangan vitamin E pada

manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat diperbaiki dengan pemberian tambahan

vitamin E. Vitamin E merupakan vitamin yang bagus untuk kulit dan untuk kesuburan. Sumber utama

vitamin E bisa kita dapatkan pada kacang-kacangan atau kecambah. Defisit vitamin E bisa

mengakibatkan kemandulan.

- Vitamin K

Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis, kacang

polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan

makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur,

serealia, buah-buahan, dan sayuran lain. Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat

menggumpal, sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi pendarahan.

b. Vitamin Larut Air

- Vitamin C

Pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang

asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat, vitamin C juga banyak terdapat

di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol. Defisit vitamin C memberi gejala-gejala penyakit

skorbut. Kerusakan terutama terjadi pada jaringan rongga mulut, pembuluh darah kapiler dan

jaringan tulang. Vitamin C bisa di dapatkan dari buah-buahan seperti jeruk, nanas, dan buah dengan

rasa asam lainnya. Defisit vitamin C menyebabkan penyakit skorbut atau sering kita bilang sariawan.

- Vitamin B

Sumber utama vitamin B adalah beras dan serealia. Defisit vitamin B menyebabkan penyakit

beri-beri. Vitamin B bisa kita dapatkan dari beras atau sereal. Pada beras, vitamin B ada pada

selaputnya. Itulah alasannya kenapa kalau kita mencuci beras jangan terlalu bersih, karena

kandungan vitamin B yang ada pada beras akan hilang. Defisit vitamin B mengakibatkan terjadinya

beri-beri.
2. Air dan Cairan Tubuh

Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa hari

tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan

orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa-lemak (lean body mass). Angka ini lebih besar untuk

anak-anak. Pada proses menua manusia kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah

75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50%. Kehilangan ini sebagian besar berupa

kehilangan cairan ekstraselular.

Kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi jaringan otot

dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung lebih banyak air,

sehingga kandungan air atlet lebih banyak daripada nonatlet, kandungan air pada laki-laki lebih

banyak daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih banyak daripada orang tua.

Sel-sel yang aktif secara metabolik, seperti sel-sel otot dan visera (alat-alat yang terdapat dalam

rongga badan, seperti paru-paru, jantung, dan jeroan) mempunyai konsentrasi air paling tinggi,

sedangkan sel-sel jaringan tulang dan gigi paling rendah.

Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:

- Pelarut zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dan mengangkut sisa metabolisme

- Katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel

- Pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh

- Fasilitator pertumbuhan atau sebagai zat pembangun

- Pengatur suhu karena kemampuan air menyalurkan panas

- Peredam benturan dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban

melindungi organ-organ tubuh dari benturan.

3. Mineral

Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan

fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.

Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam seldarah

merah, dan iodium dari hormon tiroksin. Di samping itu mineral berperang dalam berbagai tahap

metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion

mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengatur pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan

keseimbangan asam-basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan

pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan.

Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah

mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari antara lain natrium, klorida,

kalium, kalsium, fosfor, magnesium dan sulfur. Fungsi dari mineral makro berperan dalam

keseimbangan cairan tubuh, untuk transmisi saraf dan kontraksi otot, memberi bentuk (struktur)

kepada tulang, dan memegang peranan khusus di dalam tubuh.


Sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari antara lain besi, seng, iodium,
selenium, flour, molibdenum, dan kobal. Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg.
Hingga saat ini di kenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial. Jumlah ini setiap waktu bisa
berubah.
Kurangnya asupan vitamin pada menu harian kita bisa mengakibatkan timbulnya masalah anemia.
Vitamin B12 dan folat sangat diperlukan dalam proses pembentukan sel darah merah. Vitamin ini
dikenal sebagai penjaga nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia (kurang darah) dengan
membentuk sel darah merah (Kusumasari, 2012).

Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik. Komsumsi asam folat yang cukup
dapat menurunkan serum homosistein dan dapat dapat proteksi terhadap penyakit jantung koroner.
Selain Asam folat, vitamin B6 merupakan salah satu bagian dari vitamin B kompleks yang berperan
dalam pembentukan sel darah merah dan juga di butuhkan dalam reaksi kimia yang di perlukan untuk
mencerna protein (Sadjaja, 2009). Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam
membantu meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Absorpsi besi yang efektif dan efisien
memerlukan suasana asam dan adanya reduktor, seperti vitamin C. Sifat yang dimiliki vitamin C adalah
sebagai promotor terhadap absorpsi besi dengan cara mereduksi besi ferri menjadi ferro. Vitamin A
memiliki peran dalam hematopoiesis dimana defisiensi vitamin A menyebabkan mobilisasi besi
terganggu dan simpanan besi tidak dapat dimanfaatkan untuk eritropoesis (Kirana, 2011). 3 Hasil
Riskesdas 2007 di ketahui bahwa prevalensi anemia di Indonesia pada perempuan

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari
normal.Kadar Hb normal pada remaja putri adalah 12 gr/dl. Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb

Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena remaja masih mengalami masa pertumbuhan. Selain itu,
remaja umumnya melakukan aktifitas fisik lebih tinggi dibandingkan dengan usia lainnya, sehingga
diperlukan zat gizi yang lebih banyak.Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung gizi lengkap,
maka remaja harus mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada jenis
makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan lainnya. Energi merupakan salah satu
hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.Berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme,
pertumbuhan, pengaturan suhu, dan kegiatan fisik.Pada usia 12 tahun, remaja putri membutuhkan
sekitar 2.550 kkal per hari, dan menurun menjadi 2200 kkal per hari pada usia 18 tahun. Perhitungan ini
didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis. Protein merupakan zat gizi
yang mengandung nitrogen, sekitar 16% nitrogen terkandung dalam protein. Selama masa remaja,
kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan
energi terbatas, protein akan digunakan sebagai energi. Lemak dibutuhkan manusia dalam jumlah
teretntu. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu diperlukan
dapat digunakan. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi dalam
dekuat atau tidak mencukupi, karena satu gram lemak menghasilkan sembilan kalori. Pembatasan lemak
hewani dapat menyebabkan asupan Fe dan Zn rendah.Hal ini dikarenakan bahan makanan hewani
merupakan sumber Fe dan Zn. Kebutuhan energi selama remaja meningkat, maka kebutuhan akan
vitamin pun meningkat. Agar sel dan jaringan baru terpelihara denagn baik maka kebutuhan vitamin A,C
dan E meningkat pada remaja. Peran vitamin A lainnya meliputi pembentukan tulang dan pertumbuhan
kulit, rambut, membarene mukosa.Remaja membutuhkan 0,02 mg vitamin B6/g protein. Status vitamin
B6 ditemukan rendah diantara remaja gadis dan hampir separuh para gadis ini memiliki nilai stimulasi
koenzim dalam status defisiensi. Vitamin B6 yang baik terdapat unggas, ikan, pisang, daging merah dan
susu.

Kekurangan Fe dalam makan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal sebagai
anemia defisiensi gizi besi (AGB).Remaja putri lebih rawan AGB dibanding laki-laki, karena remaja putri
mengalamihaid/menstruasi setiap bulan yang mengeluarkan sejumlah zat besi.Angka kebutuhan gizi zat
besi pada remaja dan dewasa muda perempuan 19-26 mg setiap hari.Makanan yang banyak
mengandung Fe adalah hati, daging merah, (sapi, kambing, domba), daging putih (ayam, ikan), kacang-
kacangan dan sayuran hijau.Akan lebih baik apabila makanan tersebut dikonsumsi bersama dengan
buahbuahan. Angka kecukupan gizi seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa putri dan
putra.Bahan makanan sumber seng antara lain daging merah, hati, unggas, keju, seluruh padi-padian
sereal, kacang kering, telur dan makanan laut, terutama tiram

Berdasarkan pemeriksaan hemoglobin menurut Manuaba (2007) klasifikasi anemia adalah tidak anemia
(Hb 12,00 gr%), anemia ringan (Hb 9,00-11,00 gr%), anemia sedang (Hb 7,00-8,00 gr%) dan anemia berat
(Hb < 7,00 gr%) Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2012), dampak anemia bagi remaja putri adalah
menurunnya kesehatan reproduksi, terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan,
menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan
tidak mencapai optimal, menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran, dan mengakibatkan muka
pucat Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai

Departemen gizi dan kesehatan masyarakat (2007) menyebutkan vitamin C dan protein hewani
mengandung asam amino pengikat zat besi untuk meningkatkan absorbsi besi. Long (1996)
menyebutkan kekurangan vitamin B12, asam folat, vitamin C dan zat besi dapat mengakibatkan
pembentukan sel darah merah tidak efektif sehingga menimbulkan anemia. Pada remaja anemia dapat
menimbulkan berbagai dampak antara lain menurunnya konsentrasi belajar, menurunnya stamina dan
produktifitas kerja (Hardinsyah dkk, 2007). Hasil penel

Hasil penelitian Permaisih dalam Sulistyoningsih (2011) menyebutkan prevalensi anemia pada remaja
sebesar 25,5% dengan rincian 21% pria dan 30% pada wanita. Hal ini dikarenakan pada usia remaja
terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat pertumbuhan, adanya menstruasi, serta sering
membatasi konsumsi makan. Bila asupan makanan kurang maka cadangan zat besi banyak yang dipecah.
Keadaan seperti ini dapat mempercepat terjadinya anemia, yang dapat menyebabkan aktivitas fisik pada
siswi menurun. Anemia yaitu suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah
dari nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin, pada wanita hemoglobin
normal adalah 12 gr/dl dengan eritrosit 3,5-4,5 jt/mm (Adriani dkk, 2012)

World Health Organization (2011) menyebutkan anemia adalah suatu kondisi jumlah sel darah merah
tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis seseorang bervariasi
berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, perilaku merokok dan tahap kehamilan. Penyebab
anemia umumnya karena kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, vitamin B12 dan vitamin A.
Peradangan akut dan kronis, infeksi parasit, kelainan bawaan yang mempengaruhi sintesis hemoglobin,
kekurangan produksi sel darah merah dapat menyebabkan anemia. Masalah anemia yaitu kekurangan
zat besi (Fe) menjadi masalah gizi terutama pada remaja terutama pada remaja putri karena remaja
putri mengalami menstruasi (Febry dkk, 2013)

Prawirohardjo (2009) menyebutkan Anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral mikro zat besi
(Fe). Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dalam makanan yang
dikonsumsi, karena gangguan absorbsi, atau banyaknya zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada
perdarahan. Anemia didefinisikan sebagai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah sesuai batas
yang direkomendasikan (WHO, 2007). Kadar hemoglobin kategori normal atau tidak mengalami anemia
pada perempuan yaitu 12-14 gr/dl (Almatsier, 2007).

Asupan protein hewani dapat meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Dengan rendahnya
konsumsi asupan protein maka dapat menyebabkan rendahnya penyerapan zat besi oleh tubuh.
Keadaan ini dapat mengakibatkan tubuh kekurangan zat besi dan dapat menyebabkan anemia atau
penurunan kadar hemoglobin (Nursin, 2012).

Absorpsi Zat Besi dibantu oleh Vitamin C dalam pencegahan terjadinya anemia, apabila zat besi yang
dikonsumsi dalam jumlah yang terbatas maka fungsi vitamin C sebagai peningkatan penyerapan atau
absorbsi zat besi tidak akan berjalan dengan baik (Setijowati, 2012).

Asupan makanan yang konsumsi tidak seimbang mengakibatkan absorpsi besi menjadi terganggu
sehingga asupan besi dalam tubuh tidak terlalu banyak. Selain itu asupan makanan yang sama setiap
hari dan kurang beragam sehingga dapat mempengaruhi penyerapan vitamin dalam tubuh. Selain itu,
karena sebagian besar responden tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
ketersediaan di rumah siswi atau responden remaja putri sangat jarang. Sehingga asupan makanan
seharihari siswi atau responden remaja putri kebanyakan hanya dari sumber karbohidrat dan protein.
Kurang bervariasinya jenis asupan makanan tersebut dapat menyebabkan penyerapan zat gizi kurang
berjalan dengan baik, sehingga dapat menyebabkan kadar hemoglobin menurun dibawah normalnya
sehingga terjadi anemia. Kekurangan Vitamin C yaitu karena kurangnya asupan Vitamin C dalam
makanan sehari-hari. Vitamin C banyak ditemukan pada cabe hijau, buah sitrus (jeruk, lemon),
strawberi, tomat, brokoli, lobak hijau dan sayuran hijau lainnya serta semangka. Salah satu fungsi
Vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi, sehingga jika terjadi kekurangan Vitamin C, maka
jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia (Salwen, 2011).

ZAT GIZI MIKRO PENYEBAB ANEMIA


Lemah, letih lelah, lesu adalah slogan iklan yang menyatakan bahwa itu adalah penyebab anemia atau kekurangan
darah. Kebanyakan kita menyangka penyebab dari anemia adalah kekurangan zat besi saja. Padahal, selain zat besi
penyebab anemia yang lain adalah karena kekurangan asam folat .

ASAM FOLAT

Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari daun hijau (seperti bayam), buah segar,
kulit, hati, ginjal dan jamur. Asam folat disebut juga dengan folacin / liver lactobacillus cosil factor. Asam folat
penting untuk pembuatan nucleic acid dan inti sel. Sehingga, jika kekurangan asam folat akan menyebabkan sintesa
nucleic acid tidak kuat sehingga terjadi anemia megaloblastik .

Kebutuhan asam folat pada orang dewasa 100 mikrogram tiap 24 jam, yang meningkat sampai dengan 350 ug tiap
24 jam pada kehamilan. Kebutuhan atas dasar berat badan anak lebih besar dibandingkan pada orang dewasa karena
kebutuhan yang diperlukan untuk pertumbuhan juga lebih besar. Kebutuhan asam folat pada anak berkisar 1-5 mg
per 24 jam. Bila masih diragukan kekurangan asam folat atau tidak dapat diberikan sebesar 50 sampai 100 ug tiap 24
jam selama 1 minggu sebagai uji diagnostic .

Asam folat diabsorbsi di sepanjang usus halus. Cadangan asam folat dalam tubuh sangat sedikit antara 5-10 ug, dan
dari diet folat bebas batas dalam darah antar 2 minggu, dan pertukaran megaloblastik terlihat dalam tulang setelah
20 minggu. Hal ini sangat berbeda dengan cadangan vitamin B12 yang berakhir sekurang-kurangnya dalam 5 tahun.

Kekurangan asam folat dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

 Diet rendah folat, bisa diakibatkan karena mutu makanan yang jelek, kesalahan pengolahan.
 Sakit berat, gangguan gastrointestinal, atau pemakaian antibiotic yang menyebabkan gangguan absorbs dari asam folat.
 Kekurangan vitamin C dan penyakit hati.
 Muntah.
 Anemia hemolitik, seperti pada malaria sehingga terjadi eritopoiesis dan perusakan berlebihan dari sel darah merah dan
permintaan yang berlebihan asam folat untuk kompensasinya.
 Pemakaian obat-obatan antikonvulsan untuk jangka lama.
 Reseksi bedah atau kelainan usus halus

Gejala yang ditimbulkan karena kekurangan asam folat berupa lemah, lesu, pucat, susah bernafas, oedem, mual,
nafsu makan menurun, pucat, glossitis, diare kronis. Pada kasus yang berat pada anak dapat dijumpai gagal tumbuh
dan keadaan malnutrisi. Komplikasi kekurangan asam folat dapat mengakibatkan infeksi sekunder, perdarahan,
kematian janin (solusio plasenta dan kelainan plasenta lainnya), bahkan dapat mengakibatkan kelainan congenital
pada saat kelahiran .

ZAT BESI

Besi merupakan salah satu zat gizi mikro yang mempunyai pengaruh luas dalam aktivitas metabolism tubuh dan
sangat penting dalam prose pertumbuhan. Masa bayi dan anak-anak merupakan masa pertumbuhan yang cepat.
Anak usia sekolah dasar yaitu antara umur 6-11 tahun merupakan masa saat mereka mengalami growth spurt
(percepatan pertumbuhan) yang kedua setelah masa balita . Kelompok ini rentan terhadap anemia zat besi karena
kebutuhan zat besi selama masa ini meningkat dengan adanya pertumbuhan jaringan yang cepat dan kenaikan massa
sel darah merah . Prevalensi anemia defisiensi besi di dunia masih sangat tinggi dan di asia tenggara prevalensi
anemia pada anak-anak mencapai 50-70%. Anemia besi yang terjadi pada masa bayi dan anak-anak berdampak pada
perkembangan mental dan motorik yang kemungkinan akan mempunyai dampak pada masa selanjutnya .

Besi terdapat dalam semua sel tubuh dan memegang peranan penting pada beragam reaksi biokimia. Besi terdapat
dalam enzim-enzim yang bertanggung jawab untuk pengangkutan electron (sitokrom), untuk pengaktifan oksigen
(oksidase dan oksigenase), dan untuk mengangkut oksigen (hemoglobin dan mioglobin). Selain itu besi juga
berfungsi membantu proses metabolism, dan sintesis DNA. Besi juga bermanfaat untuk daya tahan tubuh karena
proliferasi sel T, sel B, dan sel NK memerlukan besi.

Bayi baru lahir cukup bulan mempunyai cukup cadangan besi untuk memenuhi kebutuhan besi selama 4-6 bulan
pertama. cadangan besi ini didapat dari Ibu yang terpenuhi kebutuhan besinya selama hamil. Pada kondisi hamil,
besi diperlukan untuk menutupi kehilangan basal kurang lebih 240 mg, peningkatan massa sel-sel darah merah
kurang lebih 500mg, dan kebutuhan janin serta plasenta sekitar 300mg. Dengan demikian, kebutuhan besi total
selama kehamilan dapat diperkirakan sekitar 1000mg. Jumlah ini harus terpenuhi oleh ibu agar bayi yang dilahirkan
mempunyai cadangan besi yang cukup.

Anemia defisiensi besi merupakan salah satu keadaan yang paling banyak dikenal secara luas sebagai akibat dari
kekurangan zat besi. Selain anemia defisiensi besi masih banyak keadaan lain yang diakibatkan oleh karena
kekurangan zat besi. Anak-anak yang mengalami kekurangan zat besi akan mengalami penurunan fungsi kognitif
,penurunan kemampuan belajar dan IQ yang rendah. Wanita hamil dengan cadangan besi yang rendah berisiko
tinggi menderita anemia defisiensi besi, dan juga 2-3 kali lebih sering melahirkan bayi kurang bulan atau bayi
dengan berat badan rendah yang rentan menderita anemia defisiensi besi sejak usia 2 bulan apabila tidak mendapat
suplementasi besi yang cukup. Kekurangan besi juga akan menimbulkan gangguan respon tubuh terhadap infeksi
karena terjadi penurunan fungsi neutrofil dan gangguan proliferasi sel T. Konsekuensi lain anemia defisiensi besi
dilaporkan akan menyebabkan kelesuan, menurunkan kemampuan fisik, mengganggu perkembangan motorik dan
menghambat proses pertumbuhan .

Zat besi terdapat dalam bahan makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. Zat besi yang
bersumber dari bahan makanan hewani (heme) lebih mudah diserap daripada zat besi nabati (non heme).Penyerapan
zat besi asal bahan makanan hewani dapat mencapai 10-20%.

MIKRONUTRIEN : SEDIKIT TAPI PENTING

Mikronutrien (zat gizi mikro) adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, namun
mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi
sistem imun dan sistem reproduksi. Yang termasuk mikronutrien adalah vitamin (baik yang larut air maupun
larut lemak) dan mineral. Mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu makromineral dan mikromineral.
Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan tubuh sebanyak minimal 100 mg per hari (contoh: kalsium,
fosfor), sedangkan mikromineral (trace elements) adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang
dari 100 mg per hari (contoh: seng, besi). Adapula mikromineral dibutuhkan dalam jumlah hanya beberapa
mikrogram per hari, seperti cuprum dan molibdenum. Mikronutrien diperoleh dari luar tubuh seperti dari
makanan atau suplemen, karena tubuh tidak mampu memproduksinya dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
Meskipun hanya dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, mikronutrien sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Kekurangan zat gizi mikro dapat meningkatkan resiko terserang penyakit menular, kematian akibat
diare, campak, malaria dan paru-paru. Kondisi tersebut merupakan bagian dari 10 penyebab utama kematian di
dunia saat ini. WHO mencatat bahwa lebih dari 2000 juta penduduk di dunia menderita kekurangan vitamin
dan mineral, terutama vitamin A, yodium, besi dan seng.

Kelompok yang paling mudah mengalami kekurangan zat gizi mikro adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak-
anak berusia di bawah 5 tahun. Hal ini disebabkan karena mereka membutuhkan vitamin dan mineral dalam
jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok lainnnya. Di samping itu, kelompok ini juga sangat
mudah mengalami akibat yang merugikan dari kekurangan zat gizi mikro. Bagi ibu hamil, kekurangan zat gizi
mikro dapat meningkatkan resiko kematian ibu saat melahirkan, melahirkan bayi berat badan kurang (low birth
weight) Bagi ibu menyusui, status zat gizi mikronya akan menentukan kesehatan, pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang disusuinya, terutama pada usia 6 bulan pertama setelah bayi lahir. Sedangkan bagi
anak-anak kecil, kekurangan zat gizi mikro dapat meningkatkan resiko kematian yang disebabkan karena
penyakit menular dan dapat menyebabkan gangguan fisik dan perkembangan mental anak.
Di bawah ini adalah beberapa zat gizi mikro penting yang saat ini terkait dengan masalah kesehatan
masyarakat, yaitu:
Vitamin A
Vitamin A mempunyai peranan penting dalam fungsi penglihatan, kekebalan tubuh, diferensiasi sel (perubahan
bentuk dan fungsi sel), reproduksi (pembentukan sperma pada laki-laki dan menjaga kesuburan pada
perempuan), pertumbuhan embrio, dan pertumbuhan serta perkembangan sel, antara lain tulang dan gigi.
Vitamin A terdapat dalam bentuk retinol, retinal dan asam retinoat sedangkan pro-vitamin A terdapat dalam
bentuk karotenoid (alfa, beta dan gama karoten). Sumber vitamin A sebagian besar berasal dari bahan pangan
hewani seperti hati ayam, telur, minyak ikan, susu dan mentega. Sedangkan sayur-sayuran berwarna hijau tua
seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, brokoli, bayam dan buah-buahan berwarna kuning-jingga
seperti wortel, tomat, papaya, mangga banyak mengandung pro-vitamin A (karotenoid). Kekurangan vitamin
A dapat menyebabkan buta senja (night blindness), menurunnya fungsi kekebalan tubuh, gangguan
pertumbuhan sel, terutama tulang dan gigi, kulit menjadi kering dan kasar. Defisiensi vitamin A yang sudah
berat dapat mengakibatkan kebutaan. Angka kecukupan vitamin A rata-rata yang dianjurkan per hari untuk
laki-laki dan perempuan dewasa masing-masing adalah 600 dan 500 mikrogram per hari. Untuk ibu hamil
sampai dengan 6 bulan pertama, perlu ada penambahan sebanyak 350 mikro gram vitamin A per hari.
Kelebihan vitamin A dapat terjadi akibat konsumsi suplemen vitamin A dalam dosis tinggi dalam jangka
waktu lama. Gejala yang ditimbulkan antara lain adalah sakit kepala, pusing, mual, rambut rontok, kulit kering,
tidak ada nafsu makan (anoreksia) dan sakit pada tulang.

Zat Besi
Zat besi merupakan mineral esensial bagi pembentukan hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen
dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, elektron ke dalam sel, dan membentuk enzim zat gizi besi yang
dibutuhkan untuk produksi energi seluler, sistem kekebalan tubuh, dan fungsi otak.

Zat besi dalam makanan terdapat dalam dua bentuk yaitu heme dan non-heme. Bentuk ini berpengaruh
terhadap penyerapannya dalam tubuh. Besi-heme merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin,
umumnya terdapat dalam bahan pangan hewani dan mempunyai ketersediaan biologis (bioavailability) yang
baik karena mudah diserap dua kali lipat dibandingkan besi non-heme. Mengkonsumsi zat besi heme dan non-
heme secara bersama-sama dapat meningkatkan penyerapan besi non heme. Asam organik, seperti vitamin C
diketahui juga dapat membantu penyerapan besi non-heme. Hati, daging, ayam, ikan, tiram, dan kerang
merupakan sumber besi yang sangat baik dari segi jumlah maupun ketersediaan biologis (bioavailability).
Sumber besi lainnya terdapat dalam serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan beberapa jenis
buah. Namun demikian, ketersediaan biologis besi dalam bahan pangan nabati tidak sebaik bahan pangan
hewani, terutama pada bahan pangan nabati yang mengandung asam oksalat tinggi seperti bayam dan asam
fitat yang tinggi seperti serealia dan kedelai. Tanin, senyawa polifenol yang terdapat dalam teh, kopi dan
beberapa jenis sayur dan buah juga dapat menghambat absorpsi zat besi dalam tubuh. Kalsium dosis tinggi
juga dapat menghambat absorpsi besi.
Defisiensi zat besi dapat menyebabkan anemia. Anemia merupakan gangguan gizi yang banyak dijumpai di
dunia, terutama di negara berkembang. Anemia dapat menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan otak
pada anak, meningkatkan resiko kematian anak-anak, menurunkan produktivitas kerja orang dewasa, penyebab
prematuritas, bayi berat lahir rendah, kematian ibu, meningkatkan resiko terjadinya pendarahan dan infeksi
saat melahirkan. Anemia berkontribusi 20% terhadap penyebab kematian ibu saat melahirkan. Defisiensi besi
terutama dialami oleh anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusui serta pekerja berpenghasilan rendah.
Defisiensi besi dapat juga terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi
besi, dan diperburuk dengan pendarahan akibat luka atau cacingan, dan penyakit menular seperti HIV dan
tuberculosis. Angka kecukupan besi yang dianjurkan pada laki-laki dewasa adalah 13 mg per hari dan 26 mg
per hari pada perempuan dewasa. Pada ibu hamil 3 bulan pertama diperlukan tambahan sebesar 9 mg dan 13
mg untuk 3 bulan kedua. Sedangkan pada ibu menyusui diperlukan tambahan sebesar 6 mg untuk 6 bulan
pertama dan 8 mg untuk 6 bulan kedua.

Zat Seng (zinc)


Zat seng adalah salah satu zat gizi mikro yang menarik perhatian para ahli gizi akhir-akhir ini karena fungsinya
bagi tubuh. Zat seng merupakan komponen dari enzim atau sebagai katalisator pada kegiatan lebih dari 200
enzim. Zat seng berperan dalam fungsi metabolisme seperti reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan
degradasi karbohidrat, protein, lemak dan asam nukleat. Di samping itu, seng juga berperan dalam proses
replikasi sel, fungsi kekebalan tubuh, penglihatan, mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas,
pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma, perkembangan janin, kondisi bayi yang
akan dilahirkan, perkembangan fungsi pengecapan dan nafsu makan, serta kesehatan tulang.

Protein hewani seperti daging, hati, kerang, tiram dan telur merupakan sumber zat seng yang sangat baik.
Golongan serealia dan kacang-kacangan terutama serealia yang belum mengalami proses pengolahan, juga
merupakan sumber seng namun absorpsinya dalam tubuh sangat rendah. Hal ini disebabkan karena bahan
pangan tersebut memiliki kandungan asam fitat yang tinggi yang dapat menghambat absorpsi seng. Proses
fermentasi pada makanan dapat meningkatkan ketersediaan biologis (bioavailability) serta absorpsi zat seng.
Defisiensi zat seng banyak terjadi di dunia, terutama pada negara-negara berkembang dan kelompok yang
rentan seperti anak-anak, ibu hamil dan menyusui, serta orang tua. Defisiensi seng disebabkan karena
rendahnya asupan, penyerapan, meningkatnya kebutuhan serta pengeluaran zat seng. Diare serta infeksi kronis
seperti penyakit paru-paru juga dapat menyebabkan defisiensi seng. Defisiensi seng dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan, fungsi pencernaan, kekebalan, reproduksi, sistem saraf, otak, kelenjar tiroid,
metabolisme vitamin A, nafsu makan serta memperlambat penyembuhan luka. Pada anak-anak dapat
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan anak menjadi rentan terhadap infeksi sedangkan pada ibu hamil
berkaitan dengan komplikasi saat melahirkan. Angka kecukupan seng yang dianjurkan adalah 13 mg pada laki-
laki dan 10 mg pada perempuan. Pada ibu hamil diperlukan tambahan 2 mg pada kehamilan 3 bulan pertama, 4
mg pada 3 bulan kedua, dan 10 mg pada 3 bulan ketiga. Sedangkan pada ibu menyusui diperlukan tambahan
masing-masing sebesar 10 mg pada usia 6 bulan pertama dan 6 bulan kedua.

Yodium
Yodium merupakan komponen penting dalam sintesis hormon tiroid, yaitu hormon yang berfungsi mengatur
suhu tubuh, metabolisme dasar, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, pembentukan sel darah merah
serta fungsi otot dan saraf. Dalam darah, yodium terdapat dalam bentuk yodium bebas atau terikat dengan
protein (Protein-Bound Iodine/PBI). Laut merupakan sumber utama yodium. Karena itu makanan laut seperti
ikan, udang, kerang, rumput laut merupakan sumber yodium paling baik. Ikan laut mengandung yodium yang
lebih banyak dibandingkan dengan ikan air tawar. Sayur-sayuran dan buah-buahan sedikit mengandung
yodium. Untuk mencukupi kebutuhan yodium sekaligus mengatasi masalah defisiensi yodium, maka dilakukan
penambahan yodium pada garam.

Defisiensi yodium dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid (goiter). Kekurangan yodium yang parah di
awal kehamilan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan
parah dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada bayi yang dilahirkan yang
disebut kretinisme (cebol). Kretinisme yang parah dapat menyebabkan bisu, tuli dan gangguan mental.
Kekurangan yodium juga dapat menyebabkan kemampuan belajar yang rendah dan penurunan kepandaian
(IQ). Kubis mentah, lobak dan singkong mengandung goitrogen yang merupakan senyawa yang menghambat
absorpsi yodium dalam tubuh. Konsumsi makanan tersebut dalam keadaan segar dan dalam jumlah besar
dapat menyebabkan kekurangan yodium. Pemasakan dapat menginaktifkan goitrogen. Kekurangan yodium
banyak terdapat di daerah yang letaknya jauh dari laut seperti pegunungan. Tanah di daerah pegunungan
sedikit mengandung yodium. Angka kecukupan yodium yang dianjurkan adalah 4700 mg per hari. Sedangkan
untuk ibu menyusui memerlukan tambahan masing-masing sebesar 400 mg untuk kelahiran 6 bulan pertama
dan 6 bulan kedua.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan zat gizi mikro. Pertama adalah dengan
penganekaragaman/diversifikasi makanan, dan kedua adalah dengan fortifikasi yaitu dengan penambahan satu
atau lebih zat gizi mikro ke dalam makanan, misalnya fortifikasi besi pada susu formula, atau sereal.

Sangat dianjurkan bagi kita agar selalu mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat,
karena zat yang disebut juga sebagai vitamin B9 ini memiliki manfaat yang sangat penting,
secara garis besar fungsi asam folat antara lain: Bekerja sama dengan vitamin B12 untuk
membentuk sel darah merah yang sehat. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak. Membantu
mengurangi risiko cacat sistem saraf pusat seperti spina bifida pada bayi yang belum lahir,
makanya asam folat penting untuk ibu hamil guna mencegah kecacatan lahir.
Bersumber dari: Sumber Makanan yang Mengandung Asam Folat - Mediskus
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan fungsi tersebut terganggu, yaitu bisa menimbulkan
anemia defisiensi folat. Kekukarangan asam folat untuk ibu hamil dapat meningkatkan risiko
cacat lahir yaitu berupa kecacatan neural tube (tabung saraf) seperti : spina bifida dan
anensefali. Oleh karena itu, jangan sampai kekurangan asam folat, apalagi bagi ibu hamil. Agar
tidak kekurangan asam folat maka jangan lewatkan menu makanan harian anda dari sumber
makanan yang mengandung asam folat, karena tidak seperti vitamin A, D, E, dan K, asam folat
(vitamin B9) ini tidak disimpan dalam tubuh, jadi harus didapatkan dari luar (makanan) setiap
hari. Namun harus disesuaikan dengan kebutuhan harian Anda. Jumlah asam folat yang
butuhkan, yaitu: Untuk balita dan anak-anak membutuhkan 100-150 mcg asam folat setiap hari.
Untuk remaja dan dewasa membutuhkan asam folat 150-350 mcg setiap hari. Jika Anda
sedang hamil atau berencana untuk hamil, ambillah 0.4mg (400 mikrogram) suplemen asam
folat setiap hari dari saat Anda berhenti menggunakan kontrasepsi sampai 12 minggu
kehamilan. Jika Anda memiliki riwayat keluarga spina bifida (dikenal sebagai cacat tabung
saraf), Anda mungkin perlu mengambil 5mg asam folat setiap hari sampai 12 minggu
kehamilan. Biasanya akan diresepkan oleh dokter jika anda berkonsultasi terlebih dahulu. Inilah
sumber asam folat yang perlu dikonsumsi: Sayuran dan Buah-buahan Sumber Asam Folat
Bayam Sayuran berdaun hijau yang satu ini sangat mudah kita temukan di pasar sayuran,
bayam yang terkenal kaya akan zat besi ini juga merupakan sumber asam folat yang baik.
National Institutes of Health mencatat bahwa 1/2 cangkir bayam mengandung 100 mcg asam
folat. Brokoli Brokoli juga merupakan sayuran yang sering kita temukan, namun tahukah anda
dalam 100 gram brokoli mengadung 70 mikrogram asam folat, memang jumlahnya tak begitu
banyak tapi cukup lumayan sebagai sumber alternatif. Kubis atau Kol Kandungan asam folat
dalam kubis atau kol lebih tinggi dibandig brokoli, yakni dalam setiap 100 gram kubis
mengandung 97 mikrogram asam folat. Pisang Pisang merupakan sumber dari banyak vitamin
esensial dan mineral, termasuk asam folat. Asam folat ditemukan secara alami dalam buah
pisang ini yang dikenal sebagai folat. Pisang memang bukan sumber asam folat yang utama,
tetapi dianggap sebagai sumber yang baik. Satu pisang ukuran sedang mengandung 24 mcg
asam folat, atau 6 persen dari nilai harian yang direkomendasikan. Mengonsumsi lebih dari satu
buah pisang setiap hari akan menyediakan sumber asam folat yang signifikan. Selain itu,
pisang merupakan sumber vitamin B, vitamin A, vitamin C, kalsium, magnesium, mineral
penting kalium dan lainnya. Alpukat Alpukat yang seringkali dikonsumsi dalam bentuk jus,
selain rasanya yang enak ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung
asam folat sebanyak 90 mcg percangkirnya. Selain itu, alpukat juga mengandung serat yang
baik untuk pencernaan, dan merupakan sumber vitamin K dan asam lemak.
Bersumber dari: Sumber Makanan yang Mengandung Asam Folat - Mediskus
Jeruk Jeruk terkenal dengan kandungan vitamin C nya yang tinggi, namun banyak yang belum
tahu bahwa buah jeruk juga mengandung asam folat yang tinggi, yakni 1 buah jeruk ukuran
sedang mengandung 50 mcg asam folat. Tingal sesuaikan saja dengan kebutuhan untuk
menentukan berapa buah sebaiknya yang anda konsumsi. Pepaya Buah pepaya biasanya
terkenal dengan kandungan serat yang tinggi, sehingga seringkali dimanfaatkan untuk
melancarkan buang air besar terutama bagi mereka yang mengalami sembelit. Namun tahukah
anda bahwa buah pepaya ini juga merupakan sumber Asam folat, pada satu buah pepaya
ukuran sedang mengandung 115 mcg asam folat. Kentang Kentang ukuran sedang
mengandung 30 mcg asam folat. Anda bisa memakannya sesuai dengan selera, bisa direbus,
digoreng, atau dimasak sebagai sayur. Kacang Kacangan Beberapa varietas kacang
merupakan sumber asam folat yang tinggi. Menurut Ohio State University, 1/2 cangkir buncis
mengandung 141 mcg asam folat, dan setengah cangkir kacang hitam mengandung 128 mcg.
Setengah cangkir kacang merah mengandung 115 mcg. Biji Bunga Matahari Biji bunga
matahari yang kita kenal dengan “kuwaci“ yang biasanya buat cemilan ketika bersantai,
ternyata merupakan sumber asam folat. Menurut Wheat Foods Council, setengah cangkir biji
bunga matahari kering-panggang mengandung 152 mcg asam folat. Biji-bijian Roti dan
makanan lain yang terbuat dari biji-bijian memiliki kandungan asam folat yang tinggi. The
Wheat foods council melaporkan bahwa satu (8 – inci ) gandum tortilla mengandung 98 mcg
folat. Setengah cangkir pasta gandum mengandung 92 mcg
Bersumber dari: Sumber Makanan yang Mengandung Asam Folat - Mediskus
Hati ayam dan Hati Sapi hati ayam dan hati sapi yang kaya akan zat besi dan protein, ternyata
juga menjadi sumber asam folat. Menurut Ohio State University, 3.5-oz. hati ayam yang
dimasak mengandung 770 mcg asam folat. sedangkan hati sapi dengan berat yang sama
mengandung 217 mcg. Sereal Sarapan pagi dengan semangkuk sereal berpotensi dapat
menyediakan 100 persen dari kebutuhan harian asam folat yang direkomendasikan. Menurut
National Institutes of Health, 3/4 gelas sarapan sereal yang diperkaya dengan asam folat dapat
menyediakan sekitar 100 hingga 400 mcg asam folat. Makanan berupa produk buah dan sayur
serta produk hewani diatas, merupakan sumber asam folat yang mudah kita dapatkan dan
cukup populer di tengah masayarakat kita, dengan tujuan agar anda dapat selalu
menyertakannya dalam menu makanan sehari-hari guna memenuhi kebutuhan asam folat
harian.
Bersumber dari: Sumber Makanan yang Mengandung Asam Folat - Mediskus

Ragam Jenis Makanan Yang Mengandung Asam Folat Tinggi


Asam folat, atau lebih tepatnya hanya folat, karena masih dalam bentuk alami, bisa
ditemukan dengan mudah pada berbagai macam buah dan sayuran. Kacang-kacangan
adalah salah satu sumber asam folat yang utama. Berikut selengkapnya.

1. Kacang-Kacangan
Asam folat atau vitamin B9 banyak terdapat pada jenis kacang-kacangan. Bukan hanya
asam folat, tetapi beberapa jenis kacang-kacangan juga mengandung banyak nutrisi
penting lainnya, seperti kalsium, protein dan juga vitamin D yang tak kalah pentingnya
untuk kesehatan tubuh Anda. Dengan mengonsumi satu cangkir kacang, Anda akan
mendapatkan asupan sekitar 180 mikrogram folat. Jumlah tersebut sudah mencakup
hampir setengah dari jumlah asam folat yang dibutuhkan tubuh setiap harinya. Kacang-
kacangan yang mengandung asam folat adalah semua jenis kacang-kacangan, sejenis
kacang merah, kacang hijau (beans) dan juga kacang tanah (peanuts).

2. Buah-Buahan
Sumber utama vitamin secara alami adalah buah-buahan, dan asam folat adalah salah
satu jenis vitamin. Buah yang mengandung asam folat contohnya melon, pisang,
mangga, alpukat, dan keluarga citrus, yaitu segala macam jeruk. Kandungan vitamin
C dan folat yang ada pada jenis buah-buahan tersebut dinilai sangat bermanfaat untuk
bisa menguatkan sistem kekebalan tubuh. Jeruk, pisang, dan alpukat adalah sumber
asam folat untuk ibu hamil, sehingga buah ini bagus untuk ibu hamil.
3. Sayuran
Makanan yang mengandung asam folat selanjutnya adalah jenis sayuran berdaun hijau,
terutama berwarna hijau gelap. Contoh sayuran ini adalah brokoli, asparagus, selada,
kubis, sawi, dan bayam. Berbagai jenis sayuran ini termasuk mudah didapatkan.
Selain kaya asam folat, sayuran juga kaya berbagai nutrisi lain. Sedangkan untuk ibu
hamil yang paling bagus adalah bayam, brokoli, dan asparagus karena juga
mengandung nutrisi lain yang cocok untuk kehamilan.
4. Hati Hewan
Mungkin jenis makanan yang mengandung asam folat ini lebih sering dihindari oleh
orang-orang yang sedang diet atau sedang menjaga kesehatan karena cukup banyak
mengandung lemak dan kolesterol. Akan tetapi jangan pandang hati hewan dari sisi
buruknya saja, karena ternyata ada keuntungan yang bisa Anda dapatkan dengan
mengonsumsi hati hewan. Hati hewan mengandung asam folat yang cukup banyak
sama seperti beberapa jenis makanan yang tadi sudah dibahas. Akan tetapi bagi ibu
hamil, meskipun termasuk makanan yang mengandung asam folat dan dha, sebaiknya
hindari mengonsumsi hati hewan.

Ragam makanan sumber asam folat berlanjut ke halaman berikutnya. Mengapa


asam folat begitu penting? Apa saja manfaat asam folat? Baca selengkapnya di
halaman 2.
12Next
Sel darah merah (eritrosit) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa
oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah pada manusia dan hewan bertulang belakang.
Eritrosit terdiri dari hemoglobin, yaitu suatu biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Dalam hal ini,
hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat
eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna
hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi.
Eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen, dimana hemoglobin
akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit
melewati pembuluh kapiler. Pada manusia, eritrosit dibuat di sumsum tulang belakang, lalu
membentuk kepingan bikonkaf. Pada eritrosit tidak terdapat nukleus. Eritrosit akan aktif selama 120
hari sebelum akhirnya dihancurkan.
Zat Besi sebagai Zat yang Membantu Pembentukan Sel Darah Merah
Seperti yang telah diuraikan sekilas di atas, warna merah pada sel darah merah berasal dari warna
hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Zat besi adalah salah satu mineral dalam tubuh
yang memiliki kaitan erat dengan ketersediaan darah dalam tubuh manusia. Jadi, zat besi merupakan
unsur penting dalam pembentukan sel darah merah/eritrosit.
1. FUNGSI ZAT BESI
Zat besi memiliki fungsi yang sangat vital di dalam tubuh manusia, antara lain:

1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengangkut elektron dalam proses
pembentukan energi yang terjadi di dalam sel.
2. Membantu dalam proses pembentukan hemoglobin
3. membantu sistem kekebalan tubuh dalam menangkal berbagai serangan virus dan bakteri
4. Dalam mentransportasikan oksigen, zat besi harus bergabung dengan protein dan membentuk
hemoglobin dalam sel darah merah serta mioglobin di dalam serabut otot
5. Bila zat besi bergabung dengan protein di dalam sel zat besi akan membentuk enzim yang berperan
serta dalam pembentukan energi di dalam sel
2. KADAR ZAT BESI YANG DIBUTUHKAN TUBUH
1. Laki-laki dewasa (berat badan ±75kg) membutuhkan ±4000mg zat besi. Laki-laki memiliki
cadangan zat besi di dalam limpa dan sumsum tulang sebanyak 500-1500mg, itulah sebabnya
kasus anemia jarang dijumpai pada laki-laki.
2. Wanita dewasa (berat badan ±55kg) membutuhkan ±2100mg zat besi. Wanita hanya mempunyai
cadangan zat besi 0–300mg sehingga rentan terhadap anemia, apalagi pada saat wanita mengalami
menstruasi.
Namun demikian kebutuhan zat besi yang dibutuhkan tubuh tergantung pada usia dan jenis kelamin
dengan rinciannya sebagai berikut:

 Anak usia 2-6 tahun 4,7 mg/hari


 Anak usia 6-12 tahun 7,8 mg/hari
 Anak laki-laki usia 12-16 tahun 12,1 mg/hari
 Anak perempuan usia 12-16 tahun 21,4 mg/hari
 Laki-laki dewasa 8,5 mg/hari
 Wanita dewasa usia subur 18,9 mg/hari
 Wanita yang telah menopause 6,7 mg/hari
 Wanita yang sedang menyusui 8,7 mg/hari.
3. AKIBAT KEKURANGAN ZAT BESI
Seperti yang diuraikan di atas, kadar zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya adalah berkisar
antara 4,7-18,29mg per harinya tergantung dari usia dan jenis kelaminnya. Lalu apa yang akan terjadi
apabila kita kekurangan zat besi? Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan beberapa
gangguan pada tubuh, antara lain:

 Penyakit anemia
 Menurunnya tingkat kekebalan tubuh
 Berkurangnya daya konsentrasi dan daya ingat
 Berkurangnya nafsu makan
 Menurunnya kebugaran tubuh
4. MAKANAN SUMBER ZAT BESI
Berbagai macam jenis vitamin seperti makanan yang mengandung vitamin A, Vitamin C, Zinc, dan
asam folat mampu menbantu proses penyerapan zat besi dalam tubuh. Zat besi dalam makanan dapat
berasal dari sumber nabati dengan ketersediaan hayati 2-3% dan sumber hewani dengan ketersediaan
hayati 20-23%. Untuk meningkatkan ketersediaan hayati, zat besi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
dapat ditambahkan dengan vitamin A dan C, serta asam organik lainnya. Beberapa jenis makanan
sumber zat besi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Makanan sumber zat besi yang berasal dari hewan (hewani). Untuk produk hewani, sumber zat besi
yang baik antara lain: daging merah, daging unggas, hati (ayam/sapi), telur, ikan tuna, sarden serta
jenis kerang-kerangan.
2. Makanan sumber zat besi yang berasal dari sayuran dan buah-buahan (nabati). Untuk produk
nabati, sumber zat besi yang baik antara lain: bayam, brokoli, tahu, kedelai, sereal, kentang sera,
serta berbagai buah-buahan yang dikeringkan (kismis, apricot, prune).

Gejala Anemia, Penyebab, Faktor Risiko dan Pencegahan


Anemia atau kurang darah adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein
pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung
hemoglobin yang berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke
seluruh bagian tubuh.
Akibat dari anemia adalah transportasi sel darah merah akan terganggu dan jaringan tubuh si
penderita anemia akan mengalami kekuranga oksigen guna mengahasilkan energi. Maka tidak
mengeherankan jika gejala anemia ditunjukan dengan merasa cepat lelah, pucat, gelisah, dan
terkadang sesak. Serta ditandai dengan warna pucat di beberapa bagian tubuh seperti lidah dan
kelopak mata.

Penyebab umum dari anemia antara lain; kekurangan zat besi, pendarahan usus, pendarahan,
genetik, kekurangan vitamin B12, kekuarangan asam folat, gangangguan sunsum tulang.

Gejala Anemia (Kurang Darah)

Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda mengalami anemia, seperti dilansir
Boldsky.

1. Kelopak Mata Pucat

Sangat mudah untuk mendeteksi anemia dengan melihat mata. Ketika Anda meregangkan kelopak
mata dan memperhatikan bagian bawah mata. Anda akan melihat bahwa bagian dalam kelopak mata
berwarna pucat.

2. Sering Kelelahan

Jika Anda merasa lelah sepanjang waktu selama satu bulan atau lebih, bisa jadi Anda memiliki jumlah
sel darah merah yang rendah. Pasokan energi tubuh sangat bergantung pada oksidasi dan sel darah
merah Semakin rendah sel darah merah, tingkat oksidasi dalam tubuh ikut berkurang.

3. Sering Mual

Mereka yang menderita anemia seringkali mengalami gejala morning sickness atau mual segera
setelah mereka bangun dari tempat tidur.

4. Sakit kepala

Orang yang mengalami anemia sering mengeluh sakit kepala secara terus-menerus. Kekurangan
darah merah membuat otak kekurangan oksigen. Hal ini sering menyebabkan sakit kepala.

5. Ujung Jari Pucat

Ketika Anda menekan ujung jari, daerah itu akan berubah jadi merah. Tetapi, jika Anda mengalami
anemia, ujung jari Anda akan menjadi putih atau pucat.

6. Sesak napas

Jumlah darah yang rendah menurunkan tingkat oksigen dalam tubuh. Hal ini membuat penderita
anemia sering merasa sesak napas atau sering terengah-engah ketika melakukan aktivitas sehari-
hari seperti berjalan.

7. Denyut Jantung Tidak Teratur

Palpitasi adalah istilah medis untuk denyut jantung tidak teratur, terlalu kuat atau memiliki kecepatan
abnormal. Ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen, denyut jantung meningkat. Hal ini
menyebabkan jantung berdebar tidak teratur dan cepat.

8. Wajah Pucat

Jika Anda mengalami anemia, wajah Anda akan terlihat pucat. Kulit juga akan menjadi putih
kekuningan.

9. Rambut rontok

Rambut rontok bisa menjadi gejala anemia. Ketika kulit kepala tidak mendapatkan makanan yang
cukup dari tubuh, Anda akan mengalami penipisan rambut dengan cepat.

10. Menurunnya Kekebalan Tubuh


Ketika tubuh Anda memiliki energi yang sangat sedikit, kekebalan atau kemampuan tubuh untuk
melawan penyakit ikut menurun. Anda akan mudah jatuh sakit atau kelelahan.

Penyebab & Faktor Risiko

Darah terdiri dari plasma dan sel. Ada tiga jenis sel darah:

1. Sel darah putih (leukosit). Sel darah ini berguna untuk melawan infeksi.
2. Platelets / keping darah. Sel darah ini membantu membekukan darah saat terluka.
3. Sel darah putih (eritrosit). Sel darah merah ini membawa oksigen dari paru-paru melalui aliran
darah menuju otak dan organ serta jaringan lain.

Tubuh memerlukan suplai oksigen untuk berfungsi. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang
merupakan protein yang kayak dengan zat besi yang memberikannya warna merah.

Banyak sel darah diproduksi oleh sumsum tulang belakang. Untuk dapat memproduksi sel darah
merah dan hemoglobin, tubuh anda membutuhkan zat besi, mineral, protein dan vitamin lainnya dari
makanan yang anda makan.

Penyebab Anemia (Kurang Darah)

Anemia terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu sedikit sel darah merah, kehilangan terlalu banyak
sel darah merah atau mematikan sel darah merah lebih banyak daripada menggantinya. Beberapa
jenis anemia dan penyebabnya adalah:

Iron deficiency anemia


Penyebab anemia jenis ini adalah kekurangan zat besi di tubuh. Sumsum tulang membutuhkan zat
besi untuk membuat hemoglobin. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak akan memproduksi cukup
hemoglobin untuk sel darah merah.

Vitamin deficiency anemia


Sebagai tambahan dari zat besi, tubuh juga membutuhkan folat dan vitamin B-12 untuk menghasilkan
cukup sel darah merah. Asupan makanan yang rendah zat tersebut dan nutrisi penting lain dapat
menyebabkan penurunan produksi sel darah merah. Sebagai tambahan, beberapa orang tidak dapat
dengan efektif menyerap vitamin B-12.

Anemia of chronic disease


Penyakit kronis tertentu, contohnya kanker dan HIV/AIDS. Dapat mempengaruhi produksi sel darah
merah, menghasilkan anemia kronis. Gagal ginjal juga dapat menyebabkan anemia.

Aplastic anemia
Jenis ini sangat jarang terjadi dan merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Ini disebabkan oleh
berkurangnya kemampuan sumsum tulang belakang untuk menghasilkan ketiga jenis sel darah.
Penyebabnya tidak diketahui.

Anemias associated with bone marrow disease


Kondisi seperti leukemia dan myelodysplasia dapat menyebabkan anemia yang menyebabkan
produksi darah di sumsum tulang belakang berkurang.

Hemolytic anemias
Ini terjadi ketika sel darah merah hancur lebih cepat dan sumsum tulang belakang tidak mampu
mengimbanginya dengan menghasilkan sel darah merah pengganti. Penyakit tertentu seperti
gangguan pada darah dapat menjadi penyebab. Serta gangguan autoimun tubuh dapat menyebabkan
tubuh menghasilkan antibodi terhadap sel darah merah sehingga menghancurkan sel darah merah.

Sickle cell anemia


Jenis anemia ini disebabkan oleh kecacatan bentuk hemoglobin yang membuat sel darah merah
terbentuk seperti sabit. Sel darah merah ini mati secara prematur dan menyebabkan kondisi kronis
kurangnya sel darah merah.

Anemia lain
Anemia jenis ini berbeda dari yang lain, antara lain thalassemia dan anemia yang disebabkan oleh
kecacatan hemoglobin.
Faktor risiko terkena anemia

Beberapa faktor yang mungkin meningkatkan peluang terjadinya anemia antara lain:

 Rendahnya asupan gizi pada makanan.


 Gangguan kesehatan usus kecil atau operasi yang berkenaan dengan usus kecil.
 Menstruasi.
 Kehamilan.
 Kondisi kronis seperti kanker, gagal ginjal atau kegagalan hati.
 Faktor keturunan.

Infeksi tertentu seperti gangguan pada darah dan autoimun, terkena racun kimia, dan menggunakan
beberapa obat yang berpengaruh pada produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.

Risiko lain adalah diabetes, alkohol dan orang yang menjadi vegetarian ketat dan kurang asupan zat
besi atau vitamin B-12 pada makanannya.

Pencegahan Penyakit Anemia

Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Tapi anda dapat membantu menghindari iron deficiency
anemia dan vitamin deficiency anemias dengan makanan sehat yang mengandung:

1. Zat besi

Dapat ditemukan pada daging. Jenis lain adalah kacang, sayuran berwana hijau gelap, buah yang
dikeringkan, dan lain-lain.

2. Folat

Dapat ditemukan pada jeruk, pisang, sayuran berwarna hijau gelap, kacang-kavangan, sereal dan
pasta.

3. Vitamin B-12

Vitamin ini banyak terdapat pada daging dan susu.

4. Vitamin C

Vitamin C membantu penyerapan zat besi. Makanan yang mengandung vitamin C antara lain jeruk,
melon dan buah beri.

Makanan yang mengandung zat besi penting untuk mereka yang membutuhkan zat besi tinggi seperti
pada anak-anak, wanita menstruasi dan wanita hamil. Zat besi yang cukup juga penting untuk bayi,
vegetarian dan atlet.

Seperti semua vitamin B, vitamin B12 adalah vitamin yang larut dalam air. Ini berarti
larut dalam air dan bergerak melalui aliran darah. Tubuh manusia tidak menyimpan
kobalamin. Jumlah kelebihan atau jumlah yang tidak diinginkan diekskresikan melalui
urine.

Secara struktural, vitamin B12 adalah vitamin yang paling rumit. Ini juga yang
terbesar. Cobalamin hanya bisa diproduksi secara industri melalui sintesis fermentasi
bakteri.

Kegunaan

Produk susu seperti yogurt adalah sumber vitamin B12 yang baik.

Vitamin B12 memainkan peran penting dalam fungsi normal otak dan sistem saraf
dan dalam pembentukan sel darah merah. Ini juga membantu mengatur dan
mensintesis DNA.
Hal ini diperlukan dalam metabolisme setiap sel dalam tubuh, dan berperan dalam
sintesis asam lemak dan produksi energi. Dengan membantu tubuh manusia
menyerap asam folat , ia membantu pelepasan energi.

Tubuh manusia menghasilkan jutaan sel darah merah setiap menit, namun tanpa
vitamin B12, sel tidak bisa berkembang biak dengan benar. Produksi sel darah merah
turun jika kadar vitamin B12 seseorang terlalu rendah. Seiring turunnya jumlah sel
darah merah, hasil anemia .

Gejala anemia yang paling umum adalah kelelahan , sesak napas dan palpitasi, atau
detak jantung tidak teratur. Orang dengan anemia mungkin juga memiliki:

 Sakit mulut atau lidah


 Penurunan berat badan
 Kulit pucat atau kekuningan
 Diare
 Masalah menstruasi

Kekurangan vitamin B12 juga membuat orang lebih rentan terhadap infeksi.

Sumber

Vitamin B12 dapat ditemukan secara alami pada produk hewani, seperti ikan, daging,
telur, dan produk susu. Biasanya tidak terjadi pada makanan nabati.

Makanan yang merupakan sumber vitamin B12 yang baik termasuk:

 Daging sapi, daging babi, ham, unggas, dan domba


 Ikan, terutama haddock, dan tuna
 Susu, keju, dan yogurt
 Beberapa produk ragi nutrisi
 Telur.

Vegan tidak mengkonsumsi produk hewani, tapi mereka bisa mengonsumsi suplemen
diet vitamin B12 untuk menghindari kekurangan. Hal ini sangat penting selama
kehamilan dan saat menyusui.

Beberapa jenis susu kedelai dan sereal sarapan diperkaya dengan vitamin B12.

Beberapa produk ragi nutrisi mengandung vitamin B12.

Kekurangan

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kerusakan ireversibel dan berpotensi


parah, terutama pada sistem saraf dan otak manusia. Bisa juga menyebabkan
anemia. Bahkan pada tingkat B12 yang sedikit lebih rendah dari biasanya, seseorang
dapat mengalami depresi , kebingungan masalah memori dan kelelahan. Namun,
gejala ini tidak cukup spesifik untuk mendiagnosis kekurangan vitamin B12.

Konstipasi , kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan bisa terjadi.

Gejala yang lebih serius termasuk perubahan neurologis, seperti mati rasa dan
kesemutan di tangan dan kaki. Beberapa orang mungkin mengalami kesulitan
menjaga keseimbangan.
Kekurangan vitamin B12 membawa risiko serius kerusakan saraf dan otak
permanen. Beberapa orang yang tidak mendapatkan cukup vitamin B12 memiliki
risiko lebih tinggi terkena psikosis , mania, dan demensia .

Bayi yang kekurangan vitamin B12 mungkin memiliki gerakan yang tidak biasa,
seperti tremor wajah, masalah refleks, kesulitan makan, iritasi, dan masalah
pertumbuhan akhirnya jika tidak diobati.

Siapa yang berisiko?

Vegan tidak mengkonsumsi produk makanan bersumber dari hewan sama


sekali. Mereka memiliki risiko pengembangan kekurangan vitamin B12 yang jauh
lebih tinggi, terutama selama kehamilan dan menyusui. Makanan bersumber tanaman
tidak memiliki cukup cobalamin untuk menjamin kesehatan manusia jangka panjang.

Tingkat vitamin B12 yang rendah dapat menyebabkan demensia dan kebingungan.

Orang dengan anemia pernisiosa mungkin kekurangan vitamin B12. Anemia ganas
adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi darah. Penderita gangguan ini tidak
memiliki cukup faktor intrinsik (IF), zat protein dalam perut yang memungkinkan
tubuh menyerap vitamin B12.

Kelompok lain yang berisiko termasuk mereka yang memiliki masalah yang
mempengaruhi usus halus, misalnya, usus kecil yang telah dipersingkat. Mereka
mungkin tidak bisa menyerap cobalamin dengan baik. Orang dengan penyakit
Crohn mungkin berisiko, namun periset mengatakan ada sedikit bukti untuk
mengkonfirmasi hal ini.

Gastritis , penyakit seliaka, dan penyakit radang usus dapat menyebabkan defisiensi,
karena penyerapan nutrisi berkurang.

Orang dengan alkoholisme kronis mungkin kekurangan vitamin B12, karena mereka
tidak mampu menyerap nutrisi secara efisien.

Orang dengan diabetes yang menggunakan metformin disarankan untuk memantau


kadar vitamin B12 mereka. Metformin bisa mengurangi penyerapan vitamin B12.

Pengobatannya meliputi suntikan vitamin B12. Vitamin B12 harus disuntikkan pada
pasien yang memiliki masalah menyerap nutrisi, karena mereka tidak mampu
menyerap cukup vitamin B secara oral.

Seberapa umum kekurangan?

Sebagian besar anak-anak dan orang dewasa di Amerika Utara dan Eropa
mengkonsumsi cukup vitamin B12, namun prevalensi kekurangan vitamin B di
Amerika Serikat diperkirakan antara 1,5 persen dan 15 persen dari populasi.

Ini karena beberapa orang, seperti orang tua, pasien dengan anemia pernisiosa, dan
orang-orang dengan achlorhydria atau gangguan usus mungkin memiliki masalah
dalam menyerap vitamin B12 dari makanan dengan benar, dan bahkan suplemen oral
pun tidak membantu.
Persyaratan

Di AS, National Institute of Health, merekomendasikan bahwa remaja dan orang


dewasa di atas usia 14 tahun harus mengkonsumsi 2,4 mikrogram (mcg) vitamin B12
per hari, wanita hamil 2,6 mcg dan wanita menyusui 2,8 mcg.

Asupan vitamin B12 yang berlebihan belum terbukti beracun , namun orang selalu
disarankan untuk berbicara dengan dokter mereka sebelum mulai mengonsumsi
suplemen.

Beberapa obat dapat berinteraksi dengan vitamin B12. Ini termasuk metformin,
inhibitor pompa proton dan agonis reseptor h2, digunakan untuk penyakit tukak
lambung , yang kesemuanya dapat mengganggu penyerapan. Ada juga bukti
bahwa antibiotik bakteriostatik, Chloramphenicol, atau Chloromycetin, dapat
mengganggu produksi sel darah merah pada beberapa pasien yang mengonsumsi
suplemen vitamin B12.

Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada
remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun
sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi
terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah
50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein
terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada
kacang-kacangan, tempe dan tahu.
Kebutuhan Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan
disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI
menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak
3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah
juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9
kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1
(tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang
berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12.
Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru
terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kebutuhan Fe/ zat besi diperlukan untuk pembentukan darah pada tubuh.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal
dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-
kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih
mudah terabsorsi.

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Dengan perkataan lain, data
atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan (record book), daftar
pertanyaan ataupun pada interview guide (pedoman wawancara) perlu dibaca sekali lagi
dan diperbaiki, jika di sana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih
meragukan. Kerja memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keragu-raguan data
dinamakan mengedit data.
 kontribusi energi dari lemak sebaiknya tidak melebihi dari 25%,
 konsumsi energi dari asam lemak jenuh sebaiknya tidak melebihi 10%
 konsumsi PUFA minimal 3% dari intake energi
 konsumsi asam lemak tidak jenuh trans tidak lebih dari 2% dari intake energi
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat
dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan
seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada
saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Periode Adolesensia
ditandai dengan pertumbuhan yang cepat ( Growth Spurt ) baik tinggi badannnya maupun berat
badannya.
Pada periode growth spurt kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya
tubuh. Growth Spurt :
 Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
 Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung
individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik
sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia
sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah
terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk
mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik.
Dengan demikian, kebutuhan akan unsure-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan,
kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga
mengharuskandia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.

Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja


Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan :
 Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi.
 Pekerjaan
Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi (NHNES) menyatakan
bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahun bervariasai, dari kalori yang
rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori). Konsumsi makanan wanita perlu
mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30 % dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/
hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000 mg. selain itu, wanita juga harus memperhatikan
unsur sodium, cara pengolahan makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau
makanan dalam kotak.
Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada
remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun
sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi
terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah
50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein
terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada
kacang-kacangan, tempe dan tahu.
Kebutuhan Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan
disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI
menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak
3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah
juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9
kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1
(tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang
berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12.
Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru
terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kebutuhan Fe/ zat besi diperlukan untuk pembentukan darah pada tubuh.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal
dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-
kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih
mudah terabsorsi.

Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari.
Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko
kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang
sehat. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan
dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Kecukupan gizi merupakan kesesuaian
baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat- zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh. Kebutuhan
energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara
sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada
remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun
sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari. Kebutuhan protein
meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/
kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah
50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein
terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein
nabati pada kacang- kacangan, tempe dan tahu.
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan
disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen
Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per
hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari.
Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak
mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat
mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin
B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat
gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin
D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru
terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang
dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna
hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama
dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.
Pengaruh Status Gizi Pada Sistem Reproduksi
Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas dan status
nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan
nutrisi pada seorang yang mengalami anemia dan kurang berat badan lebih banyak akan
melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) dibandingkan dengan wanita dengan
usia reproduksi yang aman untuk hamil.
Gizi Remaja Menuju Reproduksi Sehat
Remaja wanita 15 – 21 tahun kedudukannya sangat penting karena merupakan persiapan calon
ibu. Keadaan kesehatan remaja, erat hubungannya dengan gizi. Kegemukan, kurang energi
kronis, dan anemia merupakan tiga masalah gizi pada usia ini.Pubertas dan Status Gizi,Pubertas
(akil balik) adalah suatu masa pematangan kapasitas reproduksi. Pada anak perempuan ditandai
dengan. menstruasi, cepat lambatnya seseorang mengalami pubertas antara lain dipengaruhi oleh
keadaan gizi.Seorang anak yang gizinya baik akan lebih cepat mengalami masa pubertas,
sebaliknya anak yang gizinya kurang baik akan terlambat akil baliknya. Menarche, tidak ada
ketentuan secara tepat kapan mulai akan terjadi periode yang pertama kali, namun hal ini akan
terjadi antara usia 10 – 14 tahun, tapi sedikit lebih awal atau lebih lambat tidak semua anak
sama. Pada remaja energi dan protein dibutuhkan lebih banyak daripada orang dewasa, demikian
pula vitamin dan mineral. Vitamin B1, B2 dan B6 sangat penting untuk metabolisme karbohidrat
menjadi energi. Demikian pula asam folat dan vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah,
dan vitamin A untuk pertumbuhan yang diperlukan oleh jaringan.
G.Masalah Gizi pada Remaja
1. Obesitas
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi ada
sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi
gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan
berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan penurunan
berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan
demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa
kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.
2.Kurang Energi Kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu
banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit.
Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor
emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang ideal.
3.Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada
perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi
hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen. Remaja
perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi yang diabsorbsi
lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi.
Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi vitamin C membantu
penyerapan zat besi.
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk
cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit
infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk
indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan
berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan
gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan
satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias
Abunain, 1990).
Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering
dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang
berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi
badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks
BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan
yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya
memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat
yang menahun ( Depkes RI, 2004). Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter
penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan
status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk
melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan
dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -

2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius
dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan. Tabel 1. Interpretasi Status Gizi
Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri
WHO-NCHS)

Anda mungkin juga menyukai