0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas interaksi beberapa golongan obat, antara lain reseptor agonis beta adrenergik seperti salbutamol dan salmeterol; antikolinergik seperti ipratropium dan tiotropium; metilxantin seperti teofilin; glukokortikosteroid seperti budesonide; anti leukotriena seperti zafirlukast; dan kromalin sodium & nedokramil. Interaksi obat yang dijelaskan antara lain pengaruh terhadap k
Dokumen tersebut membahas interaksi beberapa golongan obat, antara lain reseptor agonis beta adrenergik seperti salbutamol dan salmeterol; antikolinergik seperti ipratropium dan tiotropium; metilxantin seperti teofilin; glukokortikosteroid seperti budesonide; anti leukotriena seperti zafirlukast; dan kromalin sodium & nedokramil. Interaksi obat yang dijelaskan antara lain pengaruh terhadap k
Dokumen tersebut membahas interaksi beberapa golongan obat, antara lain reseptor agonis beta adrenergik seperti salbutamol dan salmeterol; antikolinergik seperti ipratropium dan tiotropium; metilxantin seperti teofilin; glukokortikosteroid seperti budesonide; anti leukotriena seperti zafirlukast; dan kromalin sodium & nedokramil. Interaksi obat yang dijelaskan antara lain pengaruh terhadap k
1 Reseptor Agonis B2 Salbutamol Penggunaan salbutamol bersama obat-obat yang Adrenergik menurunkan konsentrasi Kalium, misalnya kortikosteroid, diuretik, xantin, dan digoxin, dapat meningkatkan risiko terjadinya hipokalemia. Penggunaan salbutamol dengan obat anestesi halogen dapat meningkatkan risiko inersia uteri.
Salmaterol Pengguna salmeterol bisa mengalami gangguan
irama jantung jika menggunakan obat ini bersama dengan amiodarone, dofetilide, pimozide, procainamide, quinidine, sotalol, dan antibiotik makrolida (misalnya erythromycin). Efek salmeterol juga bisa berkurang jika digunakan bersama dengan cobicistat, nefazodone, telithromycin, antifungi azol (misalnya ketoconazole atau itraconazole), antibiotik makrolida (misalnya clarithromycin), dan HIV protease inhibitor (misalnya ritonavir atau saquinavir). 2 Antikolinergik Ipratropium Derivat xantin, stimulan adrenoseptor beta, Bromide antikolinergik, penghambat beta, beta adrenergik, penghambat MOA, antidepresan trisiklik, inhalasi hidrokarbon halogenasi. Tioprotium Penggunaan bersama dengan antikolinergik dalam Bromide waktu lama. 3 Metilxantin Teofilin Meningkatkan kadar teofilin dalam darah, jika dikonsumsi dengan allopurinol, antiaritmia, cimetidine, fluvoksamin, interferon alfa, antibiotik golongan makrolid, quinolone, pil KB, atau antagonis kalsium. Mengurangi kadar teofilin dalam darah, jika dikonsumsi dengan ritonavir, rifampicin, phenobarbital, atau carbamazepine. 4 Glukokortikosteroid Budesonide Penurunan efektivitas budesonide, jika digunakan dengan carbamazepine. Meningkatnya potensi kemunculan efek samping dari budesonide, jika digunakan dengan ketoconazole. 5 Anti Leukotriena Zafirlukast Menggunakan obat ini dengan Erythromycin, Terfenadine, Theophylline, Warfarin dapat meningkatkan risiko efek samping. 6 Kromalin Sodium & Kromalin Penggunaan bersama insulin inhalation, rapid Nedokramil Sodium acting (Afrezza, Exubera) Nedokramil Penggunaan bersama antidiabetik oral menyebabkan penurunan trombosit.