Anda di halaman 1dari 2

RESUME NOVEL MADRE

Tansen Roy Weisan merupakan anak dari kartika dan cucu dari Tan Sie Gie dan Lakshmi. Ibu dan
neneknya sudah lama meninggal dan baru-baru ini kakeknya yang meninggal. Sepeninggal kakeknya,
Tansen medapat warisan berupa madre yang sekarang berumur 70 tahun, madre disimpan dikulkas suatu
ruko berlantai dua yang ditinggali Pak Hadi (Teman Pak Tan Sie Gie). Madre merupakan adonan biang roti
yang ditemukan tahun 1941, percampuran antara air, tepung dan fungi Saccharomyces Exiguus. Madre
adalah ibu bagi roti-roti berikutnya, karena sebagai adonan biang sebagian madre dipakai untuk
mengembangkan roti dan sisanya didinginkan dan diberi tepung dan air baru seperti siklus hidup agar madre
tetap sustainable. Madre membuat rasa tawar dengan sedikit asin yang pas, aroma ragi yang kuat dan rongga
yang lembut layaknya mengunyah seperti kapas. Tansen adalah pekerja serabut di Bali, ia seorang guide,
mengajar surfing, desainer dan blogger.
Hari selanjutnya Tansen memposting blognya tentang kisahnya dan madre. Lalu salah satu
pembaca blognya berkomentar dan mengirimkan email berkaitan dengan madre tersebut. Lalu sehari
kemudian Meilan Tanudwidjaya (pembaca blog Tansen) mengunjungi lokasi madre tersebut, ketika itu
Tansen dan Pak Hadi sedang membuat madre dan roti. Tansen diajari oleh Pak Hadi tentang cara membuat
roti. Ketika membuat roti bahan harus ditimbang agar rasa tetap konsisten dan orang yang membuat roti
kepalanya harus memaki plastic, mulutnya ditutup masker dan bercelemek. Tansen membuat adonan roti
dan membuat madre kembali hanya membutuhkan satu kali percobaan saja, berbeda dengan pegawai
kakeknya dahulu. Ketika Mei sampai disana mereka mengobrol dan berkenan agar Tansen menjual madre
yang nantinya roti tersebut akan ditargetnya untuk ekspatriat dan konsumen high-end. Setelah sehari
kemudian Tansen memikirkan dan tidak akan menjual madre kepada Mei dan melakukan negosiasi terbaik
dengan cara roti-roti tersebut dibuat di Tan de Bakker bukan di Fairy Bread.
Dengan kesepakatan itu Pak Hadi memanggil kembali keempat temannya eks pegawai Tan de
Bakker yakni pak Joko, bu Dedeh, bu Cory dan bu Sum sehingga total pekerja saat ini adalah 6 orang.
Keenam orang ini nantinya akan menyelesaikan pesanan 12 jenis roti yang ditujukan ke klien dan gerai
potensial. Dua belas roti tersebut yakni roti tawar putih, roti gandum utuh, roti kibbled, roti rye, focaccia,
ciabatta, roti pita, baguette, roti buah, roti jagung, roti ricotta dan semolina. Dengan menariknya roti
legendary tersebut maka dihari berikutnya Tansen mulai merencanakan produksi dan rekruitmen. Roti-roti
tersebut sekarang mulai melewati pengawasan, roti yang keluar dan ditaruh dicatat oleh Tansen, begitupula
dengan roti yang masih akan diproduksi. Fairy Bread sampai sekarang menggunakan biang roti bernama
yeye, namun yeye ketika Mei berumur 7 tahun ia menabraknya dan membuangnya, sampai sekarang yeye
rasanya tidak pernah sama dengan yang asli. Agar madre tak terjadi seperti yeye, mei berusaha untuk
membangun kembali Tan de Bakker dan mereka sepakat bertiga memberikan nama baru yakni Tansen de
Bakker. Dengan hal ini Mei membatalkan untuk pembukaan cabang keenamnya dan menginvestasikannya
untuk membangun kembali lini produksi Tansen de Bakker. Kurang dari 2 bulan Tansen de Bakker telah
berubah, kelima pekerja eks Tan de Bakker sekarang memiliki posis masing-masing bu cory dan bu sum
bertugas melayani diddepan dan sisanya sebagai supervisor didapur beserta pegawai baru. Tak sampai
disitu Tansen de Bakker berinovasi membuat menu all-day-dining, banana bread termasuk salah satu
menunya. Mei mulai membuka kelas private untuk belajar membuat roti dengan pak Hadi, pak Joko dan
bu Dedeh staf pengajarnya. Tansen mulai promosi dengan membuat website dan memposting rotinya lewat
media social.
KETERKAITAN ANTARA NOVEL MADRE DENGAN BAB 1 BUKU TEKNIK INDUSTRI
Dapat diakatakan bahwa cerita madre tersebut seperti menjadi sebuah gambaran tentang tantangan yang
dihadapi oleh orang berlatar belakang teknik industri. Pada cerita tersebut, dari yang mulanya hanya
membuat roti untuk skala kecil lalu berkembang menjadi sebuah usaha toko roti modern. Dari yang semula
belanja resep adonan hanya untuk 1-10 roti, lalu harus menangani belanja resep untuk 100-1000 roti. Dari
yang semula hanya bekerja sendiri, lalu harus mencari dan mengelola beberapa orang untuk membantu
usahanya. Dari yang awalnya sederhana, sesederhana membuat roti untuk diri sendiri menjadi lebih
kompleks, sekompleks menyediakan roti untuk banyak orang dengan tetap menjamin kualitas, harga, dan
keuntungannya. Pada intinya yaitu disetiap peningkatan dan perkembangan usaha, terdapat tantangan
dalam memanajemen. Tentulah pada cerita tersebut, diceritakan sama halnya seperti apa yang harus
dilakukan oleh orang teknik industri, yaitu membuat semuanya menjadi lebih efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai