Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

ada perdebatan mengenai asal-usul roti, tetapi banyak yang percaya bahwa
roti pertama kali ditemukan di Mesopotamia, Mesir pada 4.600 tahun lalu. Ini
awalnya karena masyarakat Mesir gemar mengonsumsi gandum.

Sekitar 4600 tahun yang lalu, roti pertama kali ditemukan di Mesir
karena gandum sering dikonsumsi oleh masyarakat Mesir.

Para pekerja pembuat roti dahulu tidak digaji dengan uang, melainkan
dengan sepotong roti hasil buatan mereka sendiri. Mereka disebut juga
sebagai "Pencari roti" atau Breadwinner yang berati orang yang berjuang
untuk mendapatkan roti.

Baca artikel detikfood, "Ada Sejak Zaman Belanda, Roti Kini Jadi Makanan
Favorit Orang Indonesia" selengkapnya https://food.detik.com/info-kuliner/d-
6201000/ada-sejak-zaman-belanda-roti-kini-jadi-makanan-favorit-orang-
indonesia.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Roti di Indonesia sudah ada sejak zaman belanda sekitar tahun


1930, budaya makan roti biasa dilakukan oleh orang-orang barat
mulai dikenalkan pada warga pribumi dengan cara
diperjualbelikan.(https://food.detik.com/info-kuliner/d-
2586680/roti-dinikmati-orang-indonesia-dari-masa-kolonial-
hingga-era-digital)
Di Indonesia roti merupakan makanan yang cukup lama ada
karena pengaruh dari bangsa penjajah yang dulunya
mengonsumsi roti. Seiring perkembangan zaman, roti banyak
mengalami perubahan dan juga variasi yang dibuat dengan
berbagai rasa dan juga bentuk. Roti di Indonesia sudah ada sejak
zaman Belanda sekitar tahun 1930, budaya makan roti biasa
dilakukan orang-orang barat mulai dikenalkan pada warga
pribumi dengan cara diperjual-belikan. Saat itu roti ini masih
memiliki tekstur yang agak kasar dan keras.
Roti merupakan makanan yang cukup lama dikenal oleh
masyarakat Indonesia karena pengaruh dari bangsa penjajah
sejak zaman Belanda sekitar tahun 1930. Pengaruh budaya orang-
orang barat yang biasa memakan roti mulai dikenal karena
perdagangan roti kepada warga pribumi. Tekstur roti pada saat itu
masih sangat kasar dan keras.

Seiring berkembangnya zaman, perubahan rasa, variasi dan bentuk

roti membuat citarasa pada roti lebih enak karena penggunaan

mentega. Sekitar tahun 1970 roti roti mulai diisi dengan keju
parut atau coklat, lalu diperkenalkan oleh publik hingga
sekarang.kini banyak sekali modifikasi roti dari berbagai negara
yang masuk ke indonesia dengan rasa dan tekstur yang bervariasi.
Roti yang diperkenalkan kepada publik dengan banyaknya
varian rasa seperti isian keju parut atau coklat mulai beredar
pada tahun 1970. Banyak sekali modifikasi roti yang telah
berkembang dari setiap negara dengan cita rasa dan tekstur yang
berbeda sekarang ini.

https://sejarahjakarta.com/2019/03/27/cerita-roti-di-
jakarta/
Roti memang makanan bawaan Belanda ketika mereka
meninggalkan kampung halamannya. Belanda negeri yang sohor
dengan pembuatan rotinya. Sebab itu kapal-kapal mereka yang
berdatangan sejak abad ke-16 akhir ke Nusantara, selalu
membawa tepung gandum selain babi, kambing, bebek, dan
ayam.

Roti adalah makanan utama sekelas kentang. Karena itu,


tukang roti juga harus berkumpul. Pentingnya roti bagi orang
Belanda yang suka bepergian dapat dilihat dalam arsip
perusahaan multinasional mereka, VOC. Dari aturan jual beli
roti, kebiasaan makan roti pagi-pagi di Belanda juga dialihkan
ke Batavia. Di kota berbenteng Batavia, hanya juru masak
khusus yang diizinkan mengolah tepung terigu menjadi roti.
Oleh karena itu, tidak heran jika dalam sejarah kota Batavia,
lahirlah keluarga-keluarga ahli roti. Mereka telah mewarisi
beberapa generasi pembuat roti yang andal dan terkenal.
Kebiasaan Belanda yang membawa budaya makan roti sebagai
sarapan di pagi hari di Indonesia sehingga mereka mewariskan
beberapa generasi pembuat roti handal dan ternama.
Setelah Negara Hindia Belanda runtuh dan Indonesia merdeka
pun keluarga Belanda jagoan pembuat roti itu masih
tersisa.Toko roti ini berdiri sebelum penjajahan Jepang di
Indonesia, khususnya sejak tahun 1936, dan tetap dengan ciri
khas gaya arsitektur klasik.Bahkan setelah runtuhnya Hindia
Belanda dan kemerdekaan Indonesia, keluarga pembuat roti Belanda
tetap bertahan. Salah satunya adalah Maison Weiner. Toko kue yang
berdiri sebelum penjajahan Jepang di Indonesia sejak tahun 1936 ini
masih berdiri dengan ciri khas bangunan yang klasik. Nenek Heru,
penerus usaha toko roti generasi ke tiga ini mengatakan bahwa
neneknya yang bernama Lee Liang Mey bekerja dengan keluarga Belanda dan
suka membantu mereka membuat kue atau roti.
https://www.genpi.co/success-story/90356/dari-nenek-ke-cucu-lalu-menantu-maison-
weiner-berdiri-sejak-1936

https://www.kompasiana.com/sutiono/
5907e258ff22bdd95bd89a9b/yuk-berburu-kuliner-jadul-di-
kawasan-senen

“Jadi nenek saya dulunya kerja sama keluarga Belanda. Nenek


saya suka bantu mereka bikin kue. Terus nyonyanya bertanya
'Kamu bisa bikin kue kenapa enggak bikin usaha?' tapi saat itu
nenek saya bilang enggak ada uang buat beli peralatannya. Baru
deh mereka nyaranin nenek saya buat kredit peralatan ke Pasar
Gambir," ujar Heru.
Heru mengatakan bahwa neneknya, Lee Liang Mey atau
yang biasa dipanggil Nyonya Gem memang bukan dari keluarga yang berada.
Sehingga saat awal mendirikan usaha ini memang banyak perjuangannya.
Pada awal berdirinya bisnis toko kue ini, Nyonya Gem hanya membuat kue-kue kering khas
eropa.
Namun seiring berjalannya waktu, toko ini juga menambah menu ke kue-kue manis dan roti.

1.2 Rumusan masalah


Seiring berkembangnya zaman banyak orang-orang terlebih generasi muda yang belum
terlalu mengenal roti pada zaman dahulu, salah satunya roti roti dan kue yang dijual oleh toko
roti maison weiner yang terkenal sebagai toko roti tertua dijakarta
1. bagaimana asal usul cerita toko roti maison weiner sebagai toko roti tertua di jakarta
2. Apa yang nmenjadi faktor para konsumen untuk membeli kembali roti dan kue di
maison weiner
3. Bagaimana usaha ibu shane dalam melanjutkan dan mempertahankan cita rasa dari
tahun 1936

1.3 Tujuan Story telling

Untuk mempertahankan cita rasa roti dan kue klasik yang dijual oleh Maison Weiner
dari zaman Belanda sejak tahun 1930.

1.4 Batasan masalah

Penulis membatasi penelitian agar dapat menjelaskan permasalahan yang ada secara
detail. Pengumpulan data hanya dilakukan di Maison Weiner, dan subjek penelitian
yang akan diwawancarai terbatas pada Maison Weiner.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan Latar Belakang, manfaat penelitian, rumusan masalah, tujuan
masalah, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM MAISON WEINER
Bab ini mencakup sejarah singkat Mason Weiner, yang diberikan kepada ibu
Shane, dan sebuah film dokumenter tentang upaya Mason Weiner pada tahun
1936.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, menjelaskan tentang metode penelitian, teknik penelitian dan jenis
penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari beberapa sumber.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini berisi tentang data hasil penelitian dan pembahasan mengenai
masalah yang telah diteliti.
BAB V PENUTUP DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang sudah
dibahas pada bab sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai