Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH AKULTURASI BUDAYA PADA KULINER YOGYAKARTA

Amanda Fatasya Aulia


amandafatasya10@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam keragaman. Akan tetapi
akulturasi budaya di Indonesia jauh berbeda dengan akulturasi budaya barat, khususnya
akulturasi yang terjadi pada makanan. Akulturasi yang terjadi pada makanan jelas
menyesuaikan lidah dan selera masyarakat Indonesia. Generasi muda masa kini harus
mengetahui dan melek akan hal ini, tujuannya adalah agar pengaruh akulturasi budaya
tidak merubah aspek kehidupan yang telah dilakukan dan telah kita jaga bersama
selama ini serta tidak tergantikan oleh budaya baru yang dihasilkan akibat pengaruh
akulturasi tersebut.

wisata kuliner telah menjadi kegiatan pelengkap setiap melakukan kegiatan


wisata. Menyicipi makanan khas daerah yang kita kunjungi sudah mejadi tren
dikalangan masyarakat dari dulu hingga sekarang. Rasanya kurang lengkap jika
berwisata tidak membawa buah tangan untuk orang tersayang. Jika berlibur ke
Yogyakarta kurang lengkap rasanya jika tanpa mencoba bakpia khas Yogyakarta.

Namun siapa sangka, ternyata bakpia merupakan kuliner Indonesia hasil


akulturasi budaya Jawa dan Tiongkok. Kuliner bakpia berasal dari perpaduan antara
Hokkian dan Tou Luk Pia, yang memiliki arti kue atau roti berisi daging. Pada awalnya
makanan bakpia dibawa oleh masyarakat Tiongkok ke Yogyakarta, bakpia dibuat dengan
isian daging dan dicampur dengan minyak babi. Lalu makanan bakpia tersebut
dimodifikasi dan disesuaikan dengan lidah dan selera masyarakat Yogyakarta. Sehingga
melahirkan bakpia dengan menggunakan isian kacang hijau tanpa minyak babi, hingga
seperti sekarang bakpia asal Yogyakarta memiliki berbagai macam varian isian. Bakpia
asal Yogyakarta ini memiliki isian mulai dari kacang hijau, cokelat, keju, stroberi.

Tujuan diadakannya penelitian ini semata-mata untuk mengetahui bentuk


akulturasi budaya yang ada di dalam kuliner Yogyakarta ditinjau dari pendekatan
historis dijadikan sebagai untuk sumber pembelajaran di mata pelajaran sejarah. Serta
agar kuliner di Indonesia khususnya di daerah Yogyakarta dapat bertahan dan tidak
tergantikan.

BAB II
PEMBAHASAN

Pada bagian pembahasan ini akan membahas tentang, Sejarah awal mula perjalanan
jajanan yang dulu dikenal dengan sebutan “TOU LUK PIE”, hingga sekarang berubah
menjadi yang kita kenal pada umumnya yaitu jajanan “BAKPIA”.

1.1. AWAL MULA JAJANAN BAKPIA


Pada tahun 1940 bakpia dahulu dikenalkan oleh Kwik Sun Kwok dengan
sebutan jajanan “tou luk pie”, secara harfiah adalah jajanan kue atau roti yang
berisikan sebuah daging. Meskipun bakpia termasuk salah satu makanan atau
jajanan khas daerah Yogyakarta, sebenarnya jajanan tersebut berasal dari
Tiongkok. Oleh karena itu daging yang digunakan pada isian roti tersebut pada
mulanya adalah daging babi dan pada proses pembuatan jajanan tersebut juga
menggunakan minyak babi.

Namun pada saat itu Masyarakat di jogja mayoritas penduduknya


memeluk agama islam, dikarenakan mayoritas penduduk di Yogyakarta
beragama islam, Kwik Sun Kwok memiliki ide untuk melakukan modifikasi
jajanan yang telah ia bawa dari Tiongkok. Oleh karenanya agar jajanan tersebut
dapat di terima di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kwik Sun Kwok melakukan
penggantian isian pia yang semula berisikan daging babi, diganti dengan
menggunakan isian kacang hijau. Serta dalam proses pembuatannya sekarang
tidak lagi menggunakan minyak babi, agar jajanan tersebut dapat di terima oleh
Masyarakat di sekitar.

1.2. PROSES PERKEMBANGAN BAKPIA


Setelah ide untuk memodifikasi jajanan tersebut telah berhasil dan cita
rasa yang di hasilkan cocok dengan Masyarakat Yogyakarta. Pada tahun 1960
Kwik Sun Kwok wafat dan usaha bakpia tersebut dilanjutkan oleh menantunya.
Pada tahun 1980 bakpia semakin dikenal oleh Masyarakat di sekitar, oleh karena
itu mulai tahun 1980an setelah jajanan bakpia memiliki banyak penggemar,
mulai banyak bermunculan produsen-produsen rumahan yang memproduksi
bakpia pada kawasan atau kampung Pathuk. Di dalam kampung tersebut para
produsen membuka toko untuk menjual bakpia dan penjual juga mengemas
menggunakan kardus atau kertas karton.
Seiring berjalannya waktu bakpia pada saat ini memiliki berbagaimacam
isian atau rasa baru, dikarenakan para produsen juga harus membuat inovasi
terbaru agar jajanan bakpia tidak ketinggalan zaman dan dapat dinikmati oleh
berbagai kalangan. Dan sekarang penjual juga memiliki dua model dari bakpia,
yaitu bakpia pangang dan bakpia kukus. Inovasi ini bisa di bilang cukup berhasil
dikarenakan dengan adanya inovasi-inovasi yang dilakukan oleh produsen,
penjualan bakpia semakin meningkat dan jajanan bakpia sendiri juga sudah
menjadi sangat popular baik di domestic dan mancanegara.

1.3. AKULTURASI BUDAYA TERHADAP KULINER

Pedagang yang berasal dari tiongkok mengenalkan kuliner khas dari


daerahnya sendiri, Tetapi sangat disayangkan bahwa makanan yang di kenalkan
pada Masyarakat di Yogyakarta sangat berbeda dengan makanan lokal yang ada
di Yogyakarta. Perbedaan yang cukup signifikan karena pada jenis bahan yang di
gunakan oleh pedagang berbeda dengan jenis bahan yang biasa di gunakan oleh
Masyarakat disekitar Yogyakarta, dikarenakan bahan yang digunakan oleh
pedagang adalah daging babi dan minyak babi, sedangkan mayoritas orang
beragama islam.

Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi pedagang tiongkok


dikarenakan para pedagang harus melakukan perubahan atau inovasi. seperti
menggabungkan proses pengolahan dan menggunakan bahan yang dapat
dikonsumsi oleh Masyarakat sekitar, siapa sangka penggabungan kuliner
tersebut dapat menghasilkan kue enak dan menarik.

Oleh karena itu bakpia dapat dijadikan sebagai bukti, bahwa akulturasi
antara kuliner tiongkook dengan kuliner lokal berhasil. Dan juga dengan
keberhasilan akulturasi budaya terhadap kuliner tersebut dapat membuktikan
bahwa interaksi antara satu budaya dengan budaya lain tidaklah berbahaya,
melainkan dengan adanya interaksi tersebut dapat membuka peluang bisnis baru
bagi masyarakat disekitar.

BAB III

PENUTUP

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa akulturasi budaya


dapat memberikan dampak positif bagi budaya Indonesia khususnya pada
bidang makanan atau bidang kuliner. Selain itu, akulturasi budaya dapat
memberikan inovasi untuk berkembangnya kuliner di Indonesia dengan
menyesuaikan lidah masyarakat Indonesia. Dengan adanya akulturasi budaya
pada bidang kuliner ini makanan bakpia khas Yogyakarta ini mampu menarik
perhatian wisatawan untuk mencoba makanan tersebut. Dengan begitu kita
harus terus melestarikan bakpia ini dan melakukan inovasi agar bakpia dapat
mengikuti zaman dan menyesuaikan lidah dan selera masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai