1
beribukota Limbangan. Kemudian aku mengalami perpindahan
Garut.
perkebunan.
2
kesempatan kepadaku dan saudara-saudaraku untuk dapat
3
2. AYAHKU
4
Bahkan, pada tahun 1864 ayahku dilantik sebagai kepala
5
mendorong ayahku untuk menuliskan kembali dan mengarang
6
Ayahku, Muhamad Musa
7
Karya ayahku, Wawacan Panjiwulung
8
Ayahku sangat memperhatikan pendidikan seluruh anaknya,
Limbangan—Sumedang.
biasa.
duduk di atas kursi, meriung meja kecil dengan air teh dan
berhalangan.
12
Ketika kegiatan itu berlangsung, ayah dan Tuan Hola
13
4. SARCE
dari serambi.
14
beliau sangat ketat mengenai norma tentang percampuran
Kabupaten Sumedang.
sekolah.”
menulis.”
dari jauh!”
15
“Ama mempunyai rencana untuk nyai. Ama akan
belajar di sana.”
tanda kebaikan budi yang mutlak. Oleh karena itu, tanpa harus
saudara-saudaraku.
kepadaku hari itu. Mulai saat itu, aku adalah anak angkatnya
17
5. DI SUMEDANG
18
di rumah dan di sekolah aku harus menggunakan bahasa
Belanda.
19
6. PULANG KE LIMBANGAN
dan aku hanya menjawab dengan diam. Aku tak tahu harus
kurindukan.
dibendung apapun.”
20
“Pelajaranmu kuanggap cukup. Apa yang diharapkan
kaupenuhi.”
pulang ke Limbangan”.
21
7. CARITA ERMAN
Sumedang!”
22
‘Oh, ya!” seru tuan Hola. Segera ia mengajakku
masyarakat.
Eropa.
25
8. WARNASARI
membuat bahagia.
26
Ia memberiku pujian karena aku menjadi penulis di antara
buku pertamaku.
kedua penulis itu. Oleh karena itu aku merencanakan buku ini
27
akan diterbitkan dalam tiga jilid. Buku itu kuberi judul Warnasari
tahun 1887. Buku itu kemudian dicetak ulang pada tahun 1909
dan 1912.
28
29
9. MENIKAH
Cianjur.
Limbangan.
30
Limbangan menyampaikan maksudnya untuk mempererat
kelak.
32
33
10. AKU DAN DEWI SARTIKA
Pendopo Bandung.
34
Namun sayang, niatnya itu belum dapat dilaksanakan.
membantunya semampuku.
35
36
11. SAKOLA ISTRI
yang dikelolanya.
ruangan.
38
jauh dari orang tua untuk mengecap pendidikan di tempat yang
39
baru itu disekat menjadi lima kelas agar dapat menampung
pemerintah.
kemajuan.
40
12. PESANKU
kemajuan seluas-luasnya.
41
42