Anda di halaman 1dari 22

Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

ANAMNESIS

SOCRATES :

- Site
- Onset
- Chateter
- Radiation
- Associated Symptoms
- Timming (Duration, Course, Pattern)
- Exacerbating & Releaving Factors
- Severity

GOOD PASS OF A TEAM : untuk FEVER

GOOD - Sepsis symptoms

- Grade OF
- Onset mendadak atau perlahan
- Occupation
- Occurance pagi atau sore
- Familly History
- Duration udh berapa hari

A TEAM
PASS
- Animal
- Pattern  step ladder fever, intermittent,
- Traveling
cyclic
- Eating
- Ass. Symptoms
- Area Endemic
- Saverity
- Medication
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

FEVER

Terjadi karena infeksi dan inflamasi.

Pyrogen mengaktifkan cytokine dan prostaglandin dan di hypothalamus meningkatkan suhu tubuh. Efeknya
ada shivering dll.

1. Tanda2 prodromal :
a. Demam (>37.5 celcius)
b. Cephalgia
c. Mual muntah
d. Nyeri uluhati
e. Myalgia
2. Ada tanda2 berdasarkan asal demam :
a. THT :
i. Sore throat : pharyngitis, tonsilitis, nyeri tekan, batuk, dan pilek
ii. Keluar serumen dari telinga.
iii. Saluran napas atas: bisa batuk/ tidak tapi ada susah menelan
iv. Saluran napas bawah : batuk produkif (reak lebih kental dan ada sesak)
b. Jantung
Edocarditis : Sesak, nyeri dada, palpitasi, murmur.
c. Liver
Hepatitis : prodromal + GI symptoms ada jaundice dengan hepatomegali dan darker urine.
d. Gall bladder
Cholangitis : Prodromal dan nyeri perut, mual muntah, dan jaundice.
e. GI Tract
Apendicitis: pertama, demam, mual muntah, susah BAB , nyeri perut kanan bawah
f. Urinary Tract
Urolithiasis : LUTS (lower urinary tract syndrome) berupa dysuria, incontinence, kencing
tidak lancar, kadang ada darah.
ISK : Prodromal + LUTS
g. Soft tissue (lymph nodes)
Lymphadenitis: TB (lymphnode kayak tasbih) dan bisa juga keganasan.
h. Encephalitis : kaku kuduk, demam, nyeri kepala, kejang , ada lateralisasi (deficit neurrologi)
i. Mmeningitiss : Kaku kuduk, demam, nyeri kepalam kejang.
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

3. Perbedaan bakteri dan virus


Kalo demam karena bakteri diawali dengan low grade fever dan long lasting.
Kalo demam karena virus langsung spiking fever.

4. Alarm symptoms :
a. Penurunan kesadaran
b. Kejang
c. ICP
d. Hemoptysis (batuk darah)
e. Chest pain
f. Sesak
g. Demam dengan nyeri perut hebat, nyeri peritonitis, apendisitis  peritonitis
h. Melena / hematemesis
i. Jaundice
j. hematoma
k. edema (syndrome nefritic)
l. Ptchiae
m. Epistaxis
n. Ginggival bleeding.
5. Komorbid pasien :
a. TB
b. DM
c. Baru dari RS (nosokomial)
d. Umur : makin tua (immunocompromised)
e. Sariawan : banyak, heboh, sering, dan ada jamur.
f. Diare hebat.
g. Penyakit paru.
h. Autoimmune
i. Immobile
j. Organ transplant
k. Malnut
l. Kelainan jantung
m. Antibiotik jangka panjang.
6. Cara anamnesis kasus demam :
a. Berapa lama
b. Karakteristik:
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

i. Naik turun?
ii. Ada waktu tertentu? (pada typhoid sore ke malam)
c. Pola demam :
i. 3 hari sekali atau 4 kali sekali seperti pada malaria.
ii. Seperti pelana kuda: DB
iii. Step ladder : Typhoid
d. Severity
e. Associated symptoms
f. Menggiggil atau tidak
g. Kalo anak2 ada kejang ga? Pada kurang dari 5 tahun, kejang disertai demam.
h. Di lingkungan , ada yang sakit seperti ini atau tidak.
i. Animal contact
j. Travelling history
k. Eating habit  jajan sembarangan bikin typhoid.
l. Pola endemic : papua  malaria dan banjir biasa banyak DB.
m. Aggrrevating factor
n. Relieving factor
o. Septic sign :
i. Seperti sepsis karena infeksi sistemik
Sepsis : SIRS + penyebab yang diketahui :
Tanda2 sirs (ada 2 /4) : fever atau malah rendah banget, tachycardia, atau bradicardia,
tachypnea atau bradypnea, leukositosis banget / leukopenia (2000-3000)
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

NO Penyakit Ciri khas


1 Leptospirosis Nyeri betis, baru bersiin kali atau ada banjir, BAK seperti teh
pekat, ga ada darah , ada conjunctiva subvision (mata merah)
2 DBD RBC naik pertanda RBC naik. Artinya ada plasma leakage
3 Rabies Digigit anjing
4 Rubeola (campak Rash cephalocaudal, 3c (coryza-cough- conjunctivitis),ada
biasa) faktor penular, diare karena menyerang mukosa, ketika bintik
merah keluar disertai dengan demam lebih meninggi, ada koplik
spot (bercak putih di bucal)
5 Roseolla infantum Rash nya keluar demamnya hilang dan rash bertahan 1-2 hari.
6 Rubella (German Lymphadenopathy cervical, gejala prodromal muncul setelah
Measles) lymphadenopathy. Setelah hari ke 5 mulai demam +
lymphadenopathy + conjunctivity + coryza + rash ( mulai dari
central ke perifer)  kepala dan dada lalu menyebar ke tangan
dan kaki.
7 Scarlet fever Ruam 5-7 hari, demam (muncul dan hilang bersamaan dengan
rash), nyeri tenggorok (sebagai tanda khas) yang sembuh lebih
cepat.
Ruam terjadi di: pipi dan lipatan seperti di siku.
Ada strawberry tongue.
8 Alergi obat Ada bercak merah dan ada riwayat mnm obat

9 Miliria (biang Rash muncul kalo keringetan


keringat)
10 Coksackie HMFD

11 Filariasis Lymohadenopathy dul baru bengkak


Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

INTOXICATION

1. Tanya identitas
2. Tampak sakit ringan, sedang berat.
3. Jika ditemukan tidak sadar, tanya lokasi dimana
4. Cek GCS:

1. Best Motor Response (M) - 6 grades

Apply varied painful stimulus: trapezius squeeze, earlobe pinch, supraorbital pressure, sternal rub, nail-bed
pressure etc:

1. No response to pain.
2. Extensor posturing to pain: The stimulus causes limb extension (abduction, internal rotation of
shoulder, pronation of forearm, wrist extension) - decerebrate posture.
3. Abnormal flexor response to pain: Stimulus causes abnormal flexion of limbs (adduction of arm,
internal rotation of shoulder, pronation of forearm, wrist flexion - decorticate posture.
4. Withdraws to pain: Pulls limb away from painful stimulus.
Infant: withdraws from pain.
5. Localizing response to pain: Purposeful movements towards changing painful stimuli is a
'localizing' response.
Infant: withdraws from touch
6. Obeying command: The patient does simple things you ask (beware of accepting a grasp reflex in
this category).
Infant: moves spontaneously or purposefully

2. Best Verbal Response (V) - 5 grades

Record best level of speech. If patient is intubated, a "derived verbal score" is calculated via a linear
regression prediction.

1. No verbal response.
2. Incomprehensible speech: Moaning but no words.
Infant: Inconsolable, agitated.
3. Inappropriate speech: Random or exclamatory articulated speech, but no conversational exchange.
Infant: Inconsistantly inconsolable, moaning.
4. Confused conversation: Patient responds to questions in a conversational manner but some
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

disorientation and confusion.


Infant: Cries but consolable, inappropriate interactions.
5. Orientated: Patient 'knows who he is, where he is and why, the year, season, and month.
Infant: Smiles, orientated to sounds, follows objects, interacts.

3. Best eye response (E) - 4 grades

1. No eye opening;
2. Opening to response to pain to limbs as above
3. Eye opening in response any speech (or shout, not necessarily request to open eyes);
4. Spontaneous eye opening.

5. Pasien ditemukan sedang memegang apa?


6. Apakah pasien biasa mabuk (contoh intoxication alcohol)
7. Apakah seorang pemakai narkoba?
8. Apakah ada bekas luka?
9. Apakah ada bekas jarum suntik di vena?
10. Ada masaklah apa yang diketahui?
11. Dari mulutnya ada bau apa?

PF intoxication :
1. HR : 40 x/m
2. RR : 8x/m
3. Temp 35.4
4. BP: 95/60 mmhg
5. Pupil myosis  pinpoint simetris
6. Mulut tidak berbusa, dan tidak muntah
7. Tidak mengi dan tidak anemia
8. Rales/ronchi bilateral
9. Tidak kejang
10. Extremitas dingin
11. CRT normal <2 s
12. Tidak ada murmur
13. Bowel sound 2x/m
14. Tidak ada hepatomegali
15. Tidak ada edema
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

16. Ada bekas suntikan di antebrachii di kiri (ada needle tract)

LAB :

 Glucose : 30 mg/dl
 Saturasi 75-80 mmhg
 Urine : intoksikasi opiad. Opiad intoksikasi semua menurun kalau withdrawal semua naik.
 TREATMENT : O2 , manitol, glucose, RL, intubasi ventilator, naloxone (OPIAD antagonist)
 Kalo pasien belum sadar juga harus ct scan, mungkin ICP naik

Case #2 : Methanol intoxication:

 Identitas:
 Keluhan : buram sejak 5 jam yang lalu dan bertahap menjadi semakin buram.
 Sebelumnya : 2 hari yang lalu mau minym alcohol tapi salah ambil, jadi ambil spiritus. Dan
pasien mengalami mual muntah. Pandangan menjadi blur . pasien biasa konsumsi alcohol dan
tidak pernah mnm obat, sesak tapi tidak mengi
 Keluhan lain : sakit kepala, BAB BAK normal, muntah 3-4 x selama 12 jam
 Tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes.
 KHAS : SESAK DAN VISUS TERGANGGU adalah khas dari methanol intoxication
(spiritus /oplosan)
 Treatment : tata laksana acidosis metabolik, perbaiki pH dengan kasi bicarbonat, hemodialisis
jika ad aki, Kasi steroid.
 Visus : 3/6 opthalmoscope normal dan treatment untuk mata : optik nerve neuropathy : vit B,
thiamine dan steroid.
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

Heart, Abdomen Examination

I. Heart failure examination :


1. Cuci tangan
2. Introduction : Selamat pagi dll + informed consent + berdiri di sebelah kanan pasien
3. Keadaan umum : Tampak sakit ringan, sedang, berat.
4. Kesadaran : compos mentis(tapi sekarang lebih banyak ambil data dari GCS)
5. TTV :
6.
a. Suhu = 36,5-37,5
b. Tensi
c. Nadi : - frekuensi=....x/m
- Kuat angkat
- Isi = cukup/tidak
- Regularitas
- Simetris/tidak
d. RR: - Reguler/ tidak = kussmaul, cheyne stoke dll;
- ......x/m
7. Kepala :
a. Konjungtiva : anemis/ tidak
b. Sclera : ikterik/ tidak
c. Bibir cyanosis
d. Pernapasan cuping hidung : ada atau tidak (kalo ada menunjukkan adanya usaha
bernapas)
e. JVP : 45 derajat menoleh ke kiri dan dengan peggaris liat ±2cm, tapi sekarang metode
nya adalah dengan cara dilihat saja. Kalo ada denyut : JVP abnormal, kalo tidak ada
denyut jvp normal.
8. Thorax :
a. Inspeksi :
i. Pergerakan dinding dada secara statis dan dinamis
ii. Lesi di kulit : massa, diskolorisasi
iii. Iktus kordis
b. Palpasi:
i. Iktus kordis
ii. Liver palpation : lobus kanan dari sias dan kiri dari umbilical ke ulu hati
(normal : tidak teraba atau teraba 2 jari dibawah arcus costae)
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

c. Perkusi:
i. Batas jantung kanan : Midclav- sampai batas sonor pekak-naik 2 ics lalu geser
ke kiri sampai dengan : sonor – redup = parasternal ics 4
ii. Batas jantung kiri : dari kanan dilanjutkan sampai redup – sonor : axilla ics 4
atau dengan cara garis anterior axilla – batas paru lambung, naik 2 ics, ke
medial, smpai redup.
iii. Batas atas : Dari acromion diagonal , atau dari midclav ke bawah (cari suara
sonor ke redup)
d. Auscultasi:
i. Aorta : ics 2 parasternal kanan
ii. Pulmonal : ics 2 parasternal kiri
iii. Tricuspid : ics parasternal kiri
iv. Mitral / apex : ics 5 midclav kiri
9. Extremitas : kuku biru, edema (pretibial dan dorsum pedis ), clubbing finger, capillary refill.
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

Cirrhosis examination

1. Cuci tangan
2. Introduction
3. Keadaan umum : tampak sakit ringan, sedang , berat; jaundice look?
4. Kesadaran
5. Head :
a. Conjunctiva anemis (lihat atas)
b. Sclera icteric (lihat bawah) = bersama2 kanan dan kiri
6. Thorax: ada gynecomastia, dan spider navy
7. Abdomen :
a. Inspeksi :
i. Caput medusa
ii. Bekas operasi
iii. Luka
iv. Rash,Dlll
v. Ptechiae
vi. Massa,
vii. Bowel movement
viii. Permukaan (cekung, cembung, datar)
b. Auscultasi :
i. 4 regio : bbowel sound (6-20x/m/regio), metalic sound karena obstruksi
c. Perkusi :
i. 4 regio (normal : timpani)
ii. Shifting dullness (umbilicus ke lateral; timpani ke redup) : caranya , pasien diminta
muter ke kiri, tahan tangan di perbatasan perubahan suara timpani ke redup. Kalo
berubah jadi timpani berarti + dan kalo ga berubah berarti –
iii. Traube space : cari batas paru lambung garis anterior axilla (± bawah arcus costae),
normalnya timpani , kalo redup, perlu ditanyakan apakah pasien sudah makan? Kalo
uda berarti terisi makanan. Kalo belum artinya ada splenomegali.
d. Palpasi :Light deep di 4 regio,
i. Hepar : sias kanan -> arcus costae kanan (pasien diminta tarik napas)
ii. Spleen : s1-s8 (pasien diminta tarik napas)
iii. Ginjal : nalotemen (ditekan dari atas dan bawah) di kanan dan kiri umbilical
8. Extremitas : jaundice, palmar erythema, edema tungkai.
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

Injection Technique

1. Subkutan : lama sampai ke pembuluh darah


2. IM : epinephrine, vaksin, penicilin
3. Intradermal : mantoux test, testreaksi alergi pada antibiotik
4. IV : injeksi via iv sudah jarang biasa digabung degan iv line

Steps for injection :

1. Read the label untuk obat dan pasien


2. Determine the age and location untuk menyuntik
3. Determine the needle gauge
4. Technique : stab fast and steady, then inject slow but sure. Obat harus dihangatkan dlu dan vaksin
yang sudah dikeluarkan tidak boleh disimpan lagi,

INTRADERMAL : untuk mantoux dan tes alergi

1. Anterior forarm (antebrachii)


2. Jarum 26-28 (untuk semua golongan usia)
3. Sudut 10-15 derajat (kalo bisa hampir rata)
4. Ujung terbuka menghadap ke atas
5. Skin test antibiotik : antibiotik di cairkan dulu dengan akuades lalu ada jendol atau blister abis
disuntik. Tandai di sekitar blister dengan pen (dnegan nama obat , jam, dan tanggal)
Tunggu 48-72 jam : gatal, merah, luka darah  kasi kortico
Kalo tidak alergi : biasa aja

INTRAMUSKULAR

1. Untuk < 18 bulan di fascuss lateralis(paha lateral bagian tengah atau di 1/3 distal)
2. Kalau anak lebih besar bisa dilakukan di deltoid/fascus lateralis
3. Harus melewati subkutan sampai ke otot dan pilihlah jarum yang lebih panjang : antara 21-22
4. Tegak lurus
5. Masukin 2,5 –3 cm dalamnya
6. Aspirasi sbentar (ngecek ada darah/ tidak)
7. Lalu masukkan obatnya.
8. Kalo tidak hati2 bisa kena nerve sciatica (bisa lumpuh sementara)

SUBKUTAN

1. Lokasi : 2 jari lateral umbilicus atau ¼ quadrant lateral superior gluteal


Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

2. Jarum kecil ukuran 26-30 gauge


3. Sudut bisa 45 -90 derajat
4. Pada orang yang kurus, cubit subkutan supaya subkutan lebih tebal

IV

1. Pake vein cephalica atau basilica.


2. Pakaikan tourniquet
3. Tentukan pembuluh
4. Antiseptiv
5. Sudut 10 derajat arah vena ke superior
6. Kalo jarum uda terisi darah cepat lepasin tourniquet
7. Technique : alcohol swab lalu di tapping supaya vasodilate
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

VAGINAL DISCHARGE

Hampir semua wanita pernah keputihan ketika sebelum / sesudah mens dan warna, jumlahm bau,
waktu, + gejala penyerta jadi penentu vaginal discharge tersebut normal / tidak.
1. Tanyakan :
a. Jumlah : lebih banyak dari biasa/ tidak.
b. Warna :
i. Bening  normal
ii. Warna  putih susu, bergumpal , kekuningan, kuning/ hijau  infeksi
c. Konsistensi  encer/kental
d. Gejala lain  perdarahan, nyeri perut, gatal
e. Status ginekologi : [Para] [Abortus] [Anak Hidup] [ Anak terakhir usia berapa] [usia ibu]
. Fungsinya adalah untuk mendeteksi risk factor dari HPV infections (young coitus,
multipartner). Cervical cancer akan menimbulkan vaginal discharge keputihan yang
berdarah.
f. Kapan pertama kali berhubungan?
g. Kapan terakhir berhubungan seks?
h. Pakai kontrasepsi atau tidak
i. Masih haid / tidak ? kalo sudah tidak haid, sejak kapan
j. Pernah infeksi berat / tidak
k. Orang sekeliling ada atau tidak yang seperti ini
l. Apakah suaminya ada penyakit kelamin?
m. Sudah minum obat / belum?
n. Ada demam/ tidak?

2. Penyebab
a. Non infection : Metaplasia cervix, tapi bukan dysplasia; IUD; Vulvar atrophy/ dermatitis.
b. Infection (NON- STI):
i. Bacterial vaginosis : karena ada perubahan PH : Fishy odor(kalo ditetesin KOH)
+ putih , cair, tidak gatal, tidak nyeri , tapi profuse
ii. Candidiasis oleh candida : bergumpal, putih, seperti kepala susu, dan tinea
cruris (gatal)
c. Infection (STI)
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

i. Chlamidia trachomatis : purulent, agak hijau, bisa jadi PID (Pelvic


inflammatory disease)  bisa bikin infertile karena cilia dari salphing akan tidak
bagus).
ii. Gonorrhea : Vaginal discharge purulent tapi asymptomatic pada wanita (pada pria,
keluar discharge saat pijat penis, sangat profuse, bisa kena mata bikin
conjunctivitis). Pada anamnesis, harus cari tau keterangan dari pasangan dan pria
dan wanita harus diobati
iii. Trichomonas vaginalis : gatal, kekuningan, nyeri pas ML, nyeri berkemih,
strawberry cervix, dan bikin preterm delivery.
iv. HPV : Kputihan , asymptomatik, kalau uda berkembang bakalan jadi nyeri koitus,
dan menjadi risk factor dari cervical cancer.
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

CERVICAL CANCER SCREENING

1. Papsmear dan HPV DNA


a. HPV DNA + belum tentu ada kanker serviks.
b. Diperiksa umur 21-29  3 tahun sekali.
c. Umur : 30-65  5 tahun sekali Kalo semisal Cuma bisa papsmear aja jadinya 3 tahun sekali.
Untuk orang yang sudah vaksin tetap harus screening seperti biasa.

2. Alat :
a. Spatula (ectocervix) : bagian yang panjang didalam
b. Cervix brush : untuk endocervix
c. Speculum
d. Alcohol 95%
e. Slide (fiksasi dengan alcohol dan kirim ke lab)
3. Cara Papsmear :
a. Syarat untuk menghindari false positive : sudah menikah, tidak boleh ML selama 3 hari
sebelum pemeriksaan, tidak boleh menggunakan sabun atau memasukkan apapun yang bisa
merusak PH dari vagina selama 48 hour.tidak lahi mens, tidak boleh pakai gel.
b. Bersihkan pakai kasa kering sampai ke dalam
c. Masukin speculum
d. Cari serviks,
e. Sapu dengan spatula di daerah junction  sapu ke object glass
f. 1 lagi pake cytobrush (lebih ke dalam endocervix)
g. Oles ke atas object glass
h. Fiksasi dengan alcohol semprot 95% jarak 25 cm
4. IVA(Inspeksi visual dengan asam asetat  cuka 5%)
a. Campur cuka dengan air (cuka banding air 1:4 atau 2:11)
b. Pakai handscoon
c. Bersihkan dengan kapas kering
d. Celupkan kapas yang panjang ke cuka dan tunggu 1-2 menit
e. Totol di SCJ (squamous columnar junction)
f. Plaque putih di SCJ (ACETOWHITE) = minimal CIN 1 harus di cryotherapy or rujuk
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

CATHETER

Contraindikasi : ruptur uretra anterior dan posterior(Cuma boleh pungsi)


Indikasi:

 Acute urinary retention: e.g., due to medication (anesthesia, opioids, paralytics), or nerve injury
 Acute bladder outlet obstruction: e.g., due to severe prostate enlargement, blood clots, or urethral
compression
 Need for accurate measurements of urinary output in the critically ill
 To assist in healing of open sacral or perineal wounds in incontinent patients
 To improve comfort for end of life, if needed
 Patient requires strict prolonged immobilization (e.g., potentially unstable thoracic or lumbar spine,
multiple traumatic injuries such as pelvic fracture)
 Selected peri-operative needs:
o Urologic surgery or other surgery on contiguous (adjacent) structures of the genitourinary
tract
o Anticipated prolonged duration of surgery (Note: catheters placed for this reason should be
removed in PACU)
o Large volume infusions or diuretics anticipated during surgery
o Need for intraoperative monitoring of urinary output

1. Informed consent
2. Siapkan alat (spuit)
3. Gel dan lidocain
4. Ambil lidocain dan jelly (cowok : 11 cc, cewek 6 cc)
5. Suruh pasien tarik napas, Masukin catheter sampai keluar urine lalu masukin lagi 5 cm,
a. Ukuran kateter cowok : 18
b. Ukuran kateter cewek : 16
6. Kembangkan balon dengan udara 10 cc
7. Sambungkan ke dalam kantong.
8. fiksasi
NGT
Indikasi : cuci lambung, ga bisa makan, pasien tidak sadarkan diri, memasukkan obat.
Absolute contraindications for NG intubation include the following:

 Severe midface trauma


Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

 Recent nasal surgery

Relative contraindications for NG intubation include the following:

 Coagulation abnormality
 Esophageal varices or stricture
 Recent banding or cautery of esophageal varices
 Alkaline ingestion

Alat :
•Selang NGT •Lidocain
•Anastesi •Band aid
•Informed consent •Cuci tangan
Periksa alat
1. Posisi pasien duduk 60 derajat
2. Ukur selang NGT  processus xyphoideus –nasal-telinga
3. Kasi lidocain ke se;amh dam amasyeso semprot ke faring
4. Masukkan selang 90 derajat terhadap nasal dan minta pasien untuk menelan
5. Kalau dikira udah masuk , coba sutikkan udara sambil dengar dengan steteskop di daerah epigastric,
kalau ada bunyi udara berarti bener.
6. Boleh sambung ngt di open container atau diikat aja
7. Fiksasi di hidung dengan butterfly lalu 1 lagi di pipi
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

CS Cardio

- Biasanya pada cardiovascular problem pasien akan datang dengan kondisi jantung berdebar-debar,
adanya kejang (tanya sampai pingsan ato ga) , cyanosis dan failure of development
- Kalau pasiennya cyanosis, tanya cyanosisnya sejak kapan, dimana aja (bibir, kuku, jari, tangan,
kaki), biru pas lagi ngapain (setiap saat/ saat beraktivitas aja)
- Liat juga ada spells ga (biasanya pada anak-anak pas lari-lari tiba2 biru tp kalau jongkok nanti
enakan rasanya)

PF

1. Perkenalkan diri
2. Jelasin kalau kita mau pemeriksaan jantung
3. Prepare the patient, minta ijin ke pasien
4. Pasien dipersilahkan naik ke ranjang pemeriksaan dan melepas baju
5. Kita cuci tangan
6. General inspection
- Pasien datang dengan kondisi sakit ringan/ sedang/ berat
- Kesadaran  compus mentis
- Sesak atau ga
- Ada gelisah atau ga
- Lemas atau ga
- Liat tangannya nicotic stain, clubbing finger (kalau kukunya pas disatuin akan menggembung
karna penurunan oksigen) , palmar crease (kalau anemia)
- Cek radial pulse  laporannya pulse radial pasien sebanyak …….x/menit , teraba kuat/lemah,
teratur/tidak, penuh/tida
- Pemeriksaan kepala  conjunctiva anemis, cyanosis bibir/lidah, oral hygiene
- Jugular Vein Pressure  gunanya untuk melihat tekanan pada jantung kanan
Minta pasien tiduran 30º, liat ke kiri kepalanya. Tekanan pada daerah proximal vena jugular supaya
vena terisi. Kemudian jugular vein akan terlihat penuh. Setelah itu kita tekan bagian atas dan
melepas bagian proximal, lalu kita lihat JVP nya dengan cara mengukur ketinggian JVP dari angulus
sterni
- Cek pulsasi carotid  dicek kalau ada aortic stenosis/ regurgitation

7. Inspeksi dada
- Ada scar ga
- Bekas operasi
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

- Ictus cordis teraba atau tidak

8. Palpasi
- Pada apex jantung cek ictus cordisnya dengan jari tangan kita pada ICS 5 midclavicula
- Liat posisi ictus cordisnya
a) Kalau dia agak shift ke kiri  cardiomegaly
b) Kalau shift ke kanan  emfisema paru
c) Ada thrill atau ga (gallop yang teraba seperti air mengalir)
d) Ada heaving atau ga  tanda cardiomegaly (kyk bergelombang), kalau MI ada bagian yang
berkontraksi lebih kuat
e) Ada kick atau ga  hipertrofi ventricle , seperti stenosis aorta

9. Perkusi (batas jantung)


a) Kanan (v.kanan) cari batas paru hepar, naik 1ICS, lalu perkusi ke medial . Normalnya di
parasternal dextra
b) Kiri (v.kiri)  dari midclavicula sinistra, sampai axilla, cari batas paru lambung, dari axillaris
anterior naik 1 ICS, lalu perkusi ke medial sampai suara berubah. Normalnya 2 cm dari
midclavicula sinistra lateral
c) Pinggang jantung (atrium kiri) dari parasternal sinistra. Normalnya ada di ICS 4

10. Auscultation (sambil raba nadi dalam 1 siklus nafas)


- Posisi
a) Pulmonary valve ICS 2, parasternal kiri
b) Mitral valve  ICS 5, midclavicula
c) Tricuspid valve  ICS 4, parasternal kiri
d) Aortic valve  ICS 2, parasternal kanan
- Cek S1, S2
- Cek murmur dan penjalarannya, adanya di systole atau diastole, kualitasnya gimana, gradingnya juga
- Cek ada opening snap atau ga (mitral stenosis)
- Ada ejection click (aortic stenosis)
- Pada bagian posterior thorax cek ada crepitation pada basis pulmo ga? Kalau ada biasanya karna
adanya penumpukan cairan pada paru-paru
- Cek edema kaki pada tulang tibia, ada pitting atau ga ( kalau ditekan baliknya lama atau ga)
- Cek pulsasi kaki pada dorsalis pedis
- Bunyi jantung
A) Regular  tidak terjadi masalah pada kinetic jantung/ masalah sistemik
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

 S1>S2 di tricuspid dan mitral


 S2 aorta>S2 pulmonal
B) Tambahan
 Murmur: ada yang sistolik (sesudah nadi), diastolic (sebelum nadi)
 Gallop

Hepatojugular reflex

- Untuk menilai adanya heart gailure


- Caranya tekan pada bagian perut gunanya menekan vena pada liver
- Kalau normalnya  dia akan penuh kemudian hilang
- Kalau penuh terus berarti dia ada peningkatan hepatojugular reflex
Karunia Valeriani / 2014 + CATETAN KAKAK KELAS

THYROID EXAM

No Item Score
1 Defines objective of the examination 1
2 Ask the patient to sit upright at the chair
General Appearance and Vital Signs
3 Assess mannerism of the patient (hyper/hypo-active, anxious, restless, lethargic, slow) 2
4 Assess the voice of the patient (hoarseness, rapid, slow) 1
5 Assess the pulse : frequency, regularity, volume 2
6 Assess the temperature (mention the temperature examination) 1
7 Assess the blood pressure (mention the BP examination) 1
Extremities
8 Check for sweaty palms and palmar erythema & redness in the palms) 1
9 Check for the skin consistency (thin, thick, doughy, no hair follicle, dry, wet pale, 1
erythema)
10 Check for onycholisis (destruction of nails) 1
11 Check for thyroid acropachy in fingers (clubbing like appearance and pre tibial area for 2
thickening of the pretibial soft tissue)
12 Check for hand tremor (inspection, could be assisted with a piece of paper) 1
Eye Examination
13 Observe for exophthalmos/ prooptosis (assess it from the back with patient’s head 1
tilted backward)
14 Observe for stare (staring eye, could see upper and lower limbus) 1
15 Check for lid lag (eyelid movement along with up and down movement of eyeball ) 1

16 Inspect the thyroid from the front (ask the patient to tilt her head backward) 1
Thyroid : Palpation
Palpate the thyroid from behind
17 Palpate the tyroid by first identifying the thyroid cartilage, 1
18 Report size (enlarged or not , diffuse, localized) 1
19 Report consistency (soft, hard, rubbery) 1
20 Report tenderness 1
21 Report surface characteristics (smooth, nodule, multiple nodules) 1
22 Confirm thyroid by asking the patient to swallow 1
Thyroid: Auscultation
23 Check for bruit in the right and left thyroid lobe 1
Neck and Shoulder
24 Check for lymphadenopathy (preauricular, submandibular, submental, 1
sternocleidomastoids, supraclavicular)
Total 25

Anda mungkin juga menyukai