Pengolahan Rotan PDF
Pengolahan Rotan PDF
oleh:
Sahwalita
Balai Penelitian Kehutanan Palembang
Jl. Kol. H. Burlian Km. 6,5 Punti Kayu
e-mail: sahwalita@yahoo.co.id
I. PENDAHULUAN
Mengetahui sifat dasar suatu bahan merupakan keharusan sebelum melakukan
pengolahan. Hal ini diperlukan untuk mempermudah pengerjaan dan menjaga mutu produk.
Selain itu sifat dasar juga berguna untuk melakukan diversifikasi produk dari bahan baku yang
ada. Begitu halnya terhadap rotan yang akan dijadikan sebagai bahan baku mebel dan kerajinan.
Sifat dasar yang perlu diketahui dari rotan hampir sama dengan sifat dasar kayu, sesuai dengan
pemanfaatannya.
Banyaknya jenis rotan yang tumbuh di wilayah Indonesia memerlukan pengetahuan
tetang sifat dasar dari setiap jenis tersebut. Walaupun dalam kenyataannya ini merupakan
pekerjaan yang sulit dilakukan. Keterbatasan pengetahuan tentang sifat dasar dan potensi yang
dimiliki setiap jenis rotan menyebabkan masih terbatasnya jenis rotan yang dapat dimanfaatkan.
Rotan yang tumbuh di Indonesia sebanyak 312 jenis yang dinyatakan sebagai rotan komersial
baru sekitar 51 jenis (Rachman dan Jasni, 2006). Pemanfaatan rotan biasanya dilakukan
berdasarkan kebiasaan masyarakat setempat bukan berdasarkan sifat dasar bahan bakunya.
Keterbatasan informasi tentang sifat dasar rotan juga berdampak terhadap diversifikasi produk
yang dihasilkan. Pada masyarakat tertentu pemanfaatan rotan bahkan hanya digunakan sebagai
pengikat/tali untuk pembuatan pondok, pagar, keranjang dan lain-lain.
Dengan demikian mengetahui sifat dasar rotan sebagai bahan baku mebel dan
kerajinan menjadi suatu keharusan. Sebelum memanfaatkan rotan dilakukan pengujian tentang
sifat dasar yang dimiliki. Tulisan ini mengambarkan tentang sifat dasar rotan dan proses
pengolahan rotan sampai menjadi barang berupa mebel dan kerajinan.
II. SIFAT DASAR ROTAN
A. Struktur Anatomi
Struktur anatomi batang rotan dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu: ciri umum dan ciri
anatomi. Ciri umum meliputi warna batang, diameter batang, panjang ruas dan tinggi buku,
sedangkan ciri anatomi meliputi dimensi ikatan pembuluh, berkas serat, serat, pembuluh
metaksilim, protoksilem dan floem. Ciri anatomi rotan digunakan sebagai kunci identifikasi jenis,
karena ciri umum banyak memiliki persamaan karena penilaiannya dilakukan dengan panca
indera yang sifatnya tidak konstan dan subyektif. Ciri anatomi juga digunakan untuk
menentukan sifat-sifat kekuatan, mutu dan cara pengolahannya (Rachman dan Jasni, 2006 dan
Jasni dkk, 2012).
Secara garis besar rotan terdiri dari 3 (tiga) jaringan utama, yaitu:
1. Kulit
Kulit terdiri dari 2 (dua) lapis sel yaitu epidermis dan endodermis. Sel epidermis dapat
berbentuk empat persegi panjang, bujur sangkar dan pipa kadang-kadang terdapat silika. Sel
endodermis berbentuk barisan serat atau pita serat yang bersifat lebih lunak. Sel ini diduga
sebagai tempat pembentukan persenyawaan silika yang selanjutnya diendapkan pada epidermis.
B. Komposisi Kimia
Rotan tersusun oleh berbagai komponen yang sangat komplek. Komponen kimia ini
mempengaruhi keawetan, ketahanan terhadap serangan jamur dan serangga bubuk. Selain itu
komponen kimia mempengaruhi proses pengolahan, yaitu pembelahan, pembengkokan,
pemutihan dan finishing (Rachman, 1996). Secara garis besar komponen pokoknya dapat dibagi
3 (tiga), yaitu:
1. Kadar air
Dalam keadaan segar cairan berada di dalam rongga sel, dinding sel dan ruang antar sel.
Selanjutnya kadar air akan berkurang sampai hanya terdapat pada dinding sel dan uap air dalam
rongga sel dan ruang antar sel disebut Titik Jenuh Serat. Kemudian mencapai keseimbangan
antara kelembaban udara disekitarnya berkisar 14-20% berat rotan kering. Dalam praktik sehari-
hari dikenal dengan rotan segar (Ka 100%), rotan basah (dibawah 100%), TJS (30%) dan rotan
kering udara (14-20%).
2. Berat jenis
Berat jenis merupakan perbandingan antara berat dan volume bahan dengan
perbandingan berat dan volume air. Berat jenis rotan berkaitan dengan istilah rotan berat,
a b
c d
Gambar 1. Proses Penanganan rotan oleh masyarakat di Kabupaten Sarolangun, Jambi
a. Rotan dari hutan, b.Pengasapan dengan uap belerang, c. Penjemuran, d.
Rotan siap dikirim
Penjemuran
(KU)
Pengasapa
n
Rotan bulat
WS
Sortasi II
Pengasapa Pengasapa
n Pemotonga nKasar
Natural n Pemotonga
cane Bundling n
Bundling Bundling
Kasar
Gambar 2. Diagram pengolahan rotan asalan menjadi rotan bahan mentah untuk ukuran
diameter besar (Sumber: Rachman dan Jasni, 2006)
2. Rotan kecil
Pada rotan kecil tidak dilakukan penggorengan karena lebih mudah mengering sehingga
tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjemur. Pengolahan dilakukan dengan 2 (dua)
cara yang masing-masing menghasilkan rotan kering udara. Natural cane merupakan rotan
batang alami baik kulit aupun warnanya yang dapat dibuat barang jadi dengan harga yang tinggi.
Sortasi I
LIMBAH
Pencucian Pengasapan
Penjemuran Penjemuran
Pengasapan Pencucian
Jemur ulang
Pengasapan
Sortasi II
Bundling/storage Limbah
Bundling/storage
Gambar 3. Diagram pengolahan rotan asalan menjadi rotan bahan mentah untuk ukuran
diameter kecil (Sumber: Rachman dan Jasni, 2006)
IV. PENUTUP
Rotan merupakan produk hasil hutan yang memiliki banyak variasi mulai dari rotan
berdiameter besar sampai berdiameter kecil. Sifat dasar rotan menjadi dasar dalam pengolahan
dan jenis produk yang akan dihasilkan. Pengolahan rotan mulai dari setelah panen sampai
menjadi produk barang jadi sangat diperlukan untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
Produk rotan terdiri dari berbagai jenis kebutuhan sehari-hari seperti mebel dan kerajinan
dengan nilai estetika yang tinggi.
Dransfied,J dan N. Manokaran. 1996. Sumberdaya Nabati Asia Tenggara 6: Rotan. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta dan PROSEA Bogor.
Jasni, Krisdianto, Titi Kalima dan Abdurachman. 2012. Atlas Rotan Indonesia Jilid 3. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.
Bogor.
Rachman Osly dan Jasni. 2006. Rotan Sumberdaya, Sifat dan Pengolahannnya. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hasil Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Departemen Kehutnanan. Bogor.
Rachman, O. 1996. Peranan Sifat Anatomi, Kimia dan Fisis terhadap Mutu Rekayasa Rotan.
Disertasi Doktor. Institut Pertanian Bogor. Bogor.