Anda di halaman 1dari 46

Presentasi Kasus

Sindrom Koroner
Akut

Oleh: dr. Karina Kristanti


Pembimbing: dr. Haikal Mufid Hamid, Sp.PD
Agenda
01 Presentasi Kasus

02 Tinjauan Pustaka
• Patogenesis dan Patofisioloagi Sindrom Koroner
Akut
• Spektrum Sindrom Koroner Akut
• Tatalaksanan Sindrom Koroner Akut

03 Kesimpulan
Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 02-03-1961 (57 tahun)
Alamat : Jl. Cemara, Balikpapan
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan : Diploma 3
Tanggal MRS : 13 Februari 2019 pkl 16.00
Keluhan Utama

Nyeri dada selama 20 menit


Diagnosis Banding
UAP

Spasme otot NSTEMI

Diseksi aorta
Nyeri STEMI
Dada

Penyakit Jantung Koroner


Emboli paru

Penyakit katup jantung


Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien masuk IGD RS Tk II Dr. Hardjanto karena nyeri seperti tertindih beban berat pada
dada kiri meluas ke dada kanan dan punggung dengan durasi ± 20 menit dari kantor
tempat pasien bekerja hingga sampai di IGD. Saat di IGD nyeri dada masih berlangsung.
Pasien merasa keringat dingin. Nyeri menjalar ke rahang (-), nyeri menjalar ke lengan kiri (-).
Aktivitas berat sebelum gejala (-)

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat kencing manis (-), kolesterol (-), darah tinggi (-), stroke (-), asthma (-), penyakit
jantung (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga dengan kencing manis (+), kolesterol (-), darah tinggi (-), stroke (-), asthma
(-), penyakit jantung (-)

Riwayat Pribadi
Pasien riwayat perokok aktif satu hari 6 batang, tetapi sudah berhenti sejak setahun yang
lalu. Pasien jarang berolahraga dan hanya beraktivitas saat bekerja. Pasien bekerja sebagai
karyawan di satu perusahan negara yang mengharuskan pasien duduk kurang lebih 8 jam
dalam sehari.
Diagnosis Banding
UAP

Spasme otot NSTEMI

Diseksi aorta
Nyeri STEMI
Dada

Penyakit Jantung Koroner Stabil


Emboli paru

Penyakit katup jantung


Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan Fisik
13/2/2019 17.00 (IGD)
Keadaan umum :
compos mentis. tampak sesak, kesakitan, Jantung:
berkeringat, overweight. I: Ictus cordis tidak terlihat
BB: 70 kg, TB: 165 cm, IMT: 26,4 (normal : Pa: IC teraba di SIC VI LAAS, nyeri tekan (-)
18,5-22,9) P: batas jantung melebar ke kiri
Tanda vital : A: S1/S2 reguler, bising jantung (-), pericardial
TD: 100/70 mmHg, Nadi: 63x/menit reguler, friction rub (-)
RR: 24 kali/menit , SpO2: 99% T: 36oC. Abdomen:
Kepala: I : Dinding perut ≥ dinding dada
SI (-), CA (-) A: BU (+) 8x/menit
Leher: P: timpani (+)
Peningkatan JVP (-), pembesaran limfonodi (-) Pa: hepar/lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Pulmo: Extremitas:
I : pengembangan simetris, retraksi (-) clubbing finger (-), edema (-), akral teraba
Pa: fremitus taktil simetris hangat, WPK <2 detik, kelemahan gerak (-),
P: sonor di semua lapang paru sianosis (-), palmar pallor (-)
A: vesikuler (+/+), rhonki basah (-/-), crackles
(-/-), wheezing (-/-)
Diagnosis Banding
UAP

Spasme otot NSTEMI

Diseksi aorta
Nyeri STEMI
Dada

Penyakit Jantung Koroner


Emboli paru

Penyakit katup jantung


Pemeriksaan
Penunjang
Elektrokardiografi
EKG di IGD 13 Februari 2019
pukul 16.10

elevasi segmen ST pada


sadapan II, III, aVF

T depresi pada sadapan I, aVL,


V1, V2, V3.
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan
Hemoglobin 14,9 13-18 g/dl
Eritrosit 5,4 4,5-5,51 juta/ml
Leukosit 15200 5000-10000 ml
Trombosit 306000 150000-450000 ml
Hematokrit 46 42-54
Glukosa darah sewaktu 109 s/d 180 mg%
Ureum 28 10-50 mg%
Kreatinin 1,2 0,1-1,2 mg%
Kolesterol 192 s/d 220 mg%
Trigliserid 171 s/d 200 mg%
Foto thorax

X ray Thorax Foto AP:


Cor: besar, CTR >50%
Sinus dan diafragma normal
Trakea di tengah
Mediastinum normal
Corakan bronkovesikuler normal
Tidak tampak infiltrat pada kedua paru
Skeletal normal
Kesan:
Cardiomegaly
Diagnosis Banding
UAP

Spasme otot NSTEMI

Nyeri
Diseksi aorta
Dada STEMI

Emboli paru Penyakit Jantung


Koroner
Penyakit katup jantung
Diagnosis
Acute coronary syndrome – STEMI inferior,
killip class I

Coronary artery disease – iskemi anterior


luas.
Instruksi IGD
• Konsultasi dokter spesialis penyakit dalam
• Masuk ruang ICU
• Observasi keadaan umum dan tanda vitaI di IGD sebelum transfer pasien
• Terapi :
• inj. natrium fondaparinux 25 mg intravena,
• Inj. ketorolac 30 mg intravena,
• tab isosorbid dinitrat 5 mg sublingual.
• tab aspirin 160 mg per oral,
• tab clopidogrel 300 mg per oral,
Follow Up
Follow up

Hari 4
Hari 1-2 Hari 3 Pasien boleh pulang 3 hari post ranap
dengan obat pulang:
Pasien ditransfer Tab aspirin 1x 80 mg PO
Pasien dirawat di ke ruangan biasa. tab clopidogrel 1x 75 mg
ruang ICU tanpa Tanpa serangan PO
pasien kontrol ke
serangan nyeri nyeri dada, kondisi tab isosorbid dinitrat 3x
poli, tanpa keluhan,
dada serta dalam hemodinamik stabil 5mg PO (+ SL prn)
aspirin dihentikan
kondisi Tab spironolakton 1x 25
hemodinamik stabil mg PO,
Tab simvastatin 1x10 mg
PO
Tinjauan Pustaka
Patogenesis dan Patofisiologi Sindrom Koroner Akut
Patofisiologi SKA
Melibatkan proses akumulasi
lipid, proliferasi sel otot polos,
apoptosis sel, nekrosis, fibrosis,
dan inflamasi pada level seluler
yang didahului oleh kerusakan
endotel

Rupturnya plak yang


Terbentuknya plak aterosklerosis menyebabkan trombus koroner

Melibatkan proses
hemostasis.
Proses Terbentuknya Aterosklerosis
Progresi Aterosklerosis Berdasarkan Dekade Kehidupan Manusia
Sindrom koroner akut
terjadi akibat terlepasnya
lapisan fibrosa yang
memicu pembentukan
thrombosis
Proses hemostasis
Tinjauan Pustaka
Spektrum STEMI
Spektrum SKA

(modifikasi dari Libby 2005; Amsterdam et al. 2014)


Gambaran klinis

Nyeri dada seperti tertindih maupun


terhimpit, lokasi di substernal dengan durasi
lebih dari 20 menit,.

Penjalaran nyeri ke lengan kiri,


punggung, rahang, dan ulu hati

Terdapat salah satu atau lebih faktor risiko


seperti kencing manis, kolesterol, darah tinggi,
dan riwayat keluarga dengan SKA
Elektrokardiografi

Pada iskemik terbatas pada subendokardium (A), jumlah


vektor ST mengarah ke dalam lapisan ventrikel yang
terkena dampak sehingga akan terekam sebagai depresi
ST. Pada iskemik meluas hingga transmural atau adanya
infark, jumlah vektor akan mengarah ke luar jantung, yang
akan terekam sebagai elevasi ST pada sadapan zona
infark.
Elevasi segmen ST (terhadap poin J) ditentukan
dari adanya kenaikan sebesar 0,2 mV pada 2
sadapan V1-V3 dan sebesar 0,1 mV pada
sadapan lainnya.
Biomarka

Cardiac troponin dan creatine


phosphokinase (CK)-MB
merupakan biomarka paling
sensitif dan spesifik untuk iskemi
Tinjauan Pustaka
Tatalaksana SKA
NSTE-ACS (UA dan NSTEMI)

Anti Iskemik Anti nyeri Anti trombotik Statin


Anti Iskemik
Anti Nyeri
Apabila nyeri dada belum berkurang setelah pemberian anti iskemik adekuat,
morfin (1-5 mg IV) dapat diberikan dengan monitor tekanan darah. Pengulangan
dosis morfin dapat dilakukan setiap 5-30 menit untuk mengurangi gejala. Naloxon
(0,4-2,0 mg IV) dapat diberikan sebagai antidotum overdosis morfin yang ditandai
dengan adanya depresi napas dan sirkulasi (Amsterdam et al. 2014).

Penggunaan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) (kecuali aspirin) tidak


boleh digunakan dan harus dihentikan selama pengobatan NSTE-ACS karena
menghambat aksi aspirin, memicu produksi thromboxane A2, dan agregasi
platelet (Amsterdam et al. 2014)
Anti Trombotik
Statin
STEMI
PCI
Fibrinolisis
Kontraindikasi Fibrinolisis
Kesimpulan
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang pada pasien laki-laki 57 tahun telah ditegakkan diagnosis
ACS-STEMI inferior , CAD iskemi anterior luas , killip I.
Pasien diterapi dengan anti trombotik di IGD dan masuk ICU selama 2
hari. Post rawat inap, pasien kontrol ke poli penyakit dalam dengan
keadaan baik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai