Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KEGIATAN PENGETESAN GARAM BERYODIUM

A. PENDAHULUAN
Garam beryodium adalah garam konsumsi yang komponen utamanya Natrium
Khlorida (NaCl) dan mengandung senyawa iodium (KIO3) melalui proses iodisasi serta
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).Garam konsumsi selain harus memenuhi
persyaratan kadar NaCl minimal 94,7%, juga harus mengandung yodium berkisar antara
30-80 ppm (30-80 mg yodium dalam 1kg garam) (Drajat, 2014).
Di Indonesia Pemerintah mengeluarkan Keppres nomor 69 tahun 1994 yang isinya
mewajibkan semua garam yang dikonsumsi baik untuk manusia maupun hewan diperkaya
dengan yodium sebanyak 30-80 ppm.
Data nasional konsumsi garam di tingkat rumah tangga baru sebesar 77,1 % rumah
tangga mengkonsumsi garam dengan yodium cukup, data Propinsi Jawa Barat konsumsi
garam dengan yodium cukup sebesar 66,6 %, (Data Riskesdas, 2013). Pemantauan
konsumsi garam beryodium di Kab. Bekasi tahun 2015 di dapat hasil cakupan konsumsi
garam yang mengandung yodium cukup sebesar 69,04 %, Angka tersebut masih di bawah
target USI >90 %. (Dinkes Kab. Bekasi 2015). Sementara itu hasil survei garam di
Kelurahan Bahagia di tahun 2018
hanya sebesar 98 % rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan yodium
cukup (Lap gizi Puskesmas Bahagia).
Diharapakan semakin bertambah wilayah yang melakukan pemantauan garam
beryodium dengan penerapan permedagri no 63 tahun 2010 tentang Pedoman
Penaggulangan gangguan Akibat Kekuranga Garam Beryodium.

B. LATAR BELAKANG
Salah satu factor masalah gizi di Indonesia adalah GAKI ( gangguan akibat
kekurangan garam iodium ). Akibat kekurangan garam iodium sangat berpengaruh kepada
tumbuh kembang pada balita pada kususnya, dan mengganggu kesehatan pada masyarakat
umumnya.
Di samping itu masih rendahnya tingkat pengetahuan di masyarakat tentang GAKI,
sehingga perlu adanya penyuluhan di masyarakat tentang GAKI dan perlu adanya tes atau
uji coba di tingkat rumah tangga untuk mengetahui sampai seberapa jauh tentang
penggunaan garam iodium di masyarakat
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya sampel data keluarga yang mengunakan garam beryodium di wilayah
Puskesmas Bahagia
2. Tujuan Khusus
- Tersedianya data Keluarga yang mengunakan garam beryodium sesuai dengan
standar 30-80 ppm
- Tersedianya data keluarga yang mengunakan garam beryodium tetapi tidak sesuai
dengan standar 30-80 ppm
- Tersedianya data keluarga yang tidak mengunakan garam beryodium.
- Tersedianya data garam yang berlabel beryodium tetapi kandungan yodiumya
kurang dari yang dianjurkan (30-80 ppm) atau tidak ada kandungan yoiumnya

D. KEGIATAN POKOK
Kegiatan dilaksanakan dengan cara mengambil sampel sebanyak 30 cluster dari
satu kecamatan, di Kecamatan Babelan terdapat 3 Puskesmas.Puskesmas Babelan 1,
Puskesmas Babelan 2 dan Puskesmas Bahagia. Puskesmas Bahagia mendapatkan 10
cluster.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


No Kegiatan Waktu
1 Persiapan :
- Persiapan di RW sampel Januari 2019
- Persiapan lintas program dan sektoral Januari 2019
(menghubungi Bides, Kader dan RW sample)
- Persiapan Format pendataan dan
penggandaan format
- Persiapan rekapitulasi data Januari 2019
2 Pelaksanaan:
- Menentukan rw sampel Februari 2019
- Pelaksanaan sesuai dengan Jadwal Februari 2019
- Monitoring dan evaluasi Februari s/d
Maret 2019
DAFTAR RW SAMPEL DAN WILAYAH POSYANDUNYA

NO KELURAHAN RW POSYANDU
SAMPEL
1 BAHAGIA 35 VGH 1
19 CENDANA
23 WIJAYA KUSUMA
49 PELITA SANUR
0.5 KENANGA
0.8 NURUL IMAN
44 KATALIYA
07 MELATI
06 DAHLIA 1
50 ASOKA

F. SASARAN
Ibu hamil dan Ibu yang mempunyai balita di RW sampel

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


POSYANDU TANGGAL
PELAKSANAAN
VGH 1 14 Februari 2019
CENDANA 16 Februari 2019
WIJAYA KUSUMA 18 Februari 2019
PELITA SANUR 19 Februari 2019
KENANGA 20 Februari 2019
NURUL IMAN 21 Februari 2019
KATALIYA 20 Februari 2019
MELATI 21 Februari 2019
DAHLIA 1 22 Februari 2019
ASOKA 22 Februari 2019

H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Kegiatan monitoring garam iodium dilakasanakan oleh tenaga kesehatan kemudian
hasil kegiatan dicatat dalam buku pencatatan pelaporan kemudian dilaporkan ke tingkat
puskesmas dan Dinkes Kab. Bekasi
Evaluasi dilakukan setelah selesai pendataan dengan cara membandingkan data
tahun sebelumnya. Apakah terjadi peningkatan atau penurunan pesertase keluarga yang
mengunakan garam beryodium sesuai dengan standar (30-80 ppm) untuk mengetahui
hasil kerja dari intervensi tahun lalu.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pengetesan garam iodium dari desa
dilaporkan ke puskesmas kemudian oleh puskesmas dilaporkan ke dinas kesehatan
kabupaten.

Kepala UPTD Puskesmas Bahagia Ketua Pokja

Hj.Sumiah, S.ST, M.Si


NIP. 19680111 1989 01 2003 Hilmatus Saadah Am.Keb
NIP. 19681015 2005 01 2008

Anda mungkin juga menyukai