Ca Faring
Ca Faring
B. Etiologi
Penyebap pasti karsinoma faring tidak di ketahui namun ada beberapa
faktor yang diduga dapat memicu terjadinya kanker faring yaitu :
1. Kerentanan Genetik, walaupun karsinoma faring tidak termasuk tumor
genetic, tetapi kerntanan terhadap karsinoma faring pada kelompok
masyrakat tertentu relative menonjol dan memiliki agregasi familial.
Analisis korelasi menunjukkan gen HLA (human leukocyte antigen) dan
gen pengode enzim sitokrom p4502E (CYP2E1) kemungkinan adalah
gen kerentanan terhadap karsinoma faring, mereka berkaitan dengan
sebagian besar karsinoma faring.
2. Virus Eipstein-Barr, Banyak perhatian ditujukan kepada hubungan
langsung antara karsinoma faring dengan ambang titer antibody virus
Epstein-Barr (EBV). Serum pasien-pasien orang asia dan afrika dengan
karsinoma faring primermaupun sekunder telah dibuktikan mengandung
antibody Ig G terhadap antigen kapsid virus (VCA) EB dan seringkali
pula terhadap antigen dini (EA); dan antibody Ig A terhadap VCA (VCA-
IgA), sering dengan titer yang tinggi. Hubungan ini juga terdapat pada
pasien Amerika yang mendapat karsinoma faring aktif. Bentuk-bentuk
anti-EBV ini berhubungan dengan karsinoma faring tak berdifrensiasi
dan karsinoma faring non-keratinisasi yang aktif (dengan mikroskop
cahaya) tetapi biasanya tidak dengan tumor sel skuamosa atau elemen
limfoid dalam limfoepitelioma.
3. Faktor Lingkungan, menurut laporan luar negeri, orang cina generasi
pertama (Umumnya penduduk kanton ) yang bermigrasi ke Amerika
Serikat, Kanada memiliki angka kematian akibat karsinoma faring 30
kali lebih tinggi dari penduduk kulit putih setempat, sedangkan pada
generasi kedua turun menjadi 15 kali, generasi ketiga belum ada angka
pasti, tetapi secara keseluruhan cenderung menurun. Dalam pada itu,
orang kulit putih yang lahir d Asia Tenggara, angka kejadian faring
meningkat. Sebabnya selain pada sebagian orang terjadi perubahan pada
hubungan darah, jelas factor lingungan juga berperan penting. Penelitian
akhir-akhir ini menemukan zat-zat berikut berkaitan dengan timbulnya
karsinoma faring:
1. Golongan Nitrosamin,diantaranya dimetilnitrosamin dan
dietilnitrosamin.
2. Hodrokarbon aromatic
3. Unsur Renik, diantaranya nikel sulfat
C. Patofisiologi
Karsinoma faring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun.
Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan
kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau
serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh
para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit
keganasan. Terutama neoplasma laryngeal, 95% adalah karsinoma sel
skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan
lambat. Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi
metastase ke arah kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan epiglottis
(ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. Tumor superglotis dan subglotis
harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan
suara serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada
waktu pita suara masih dapat digerakan.
D. Manifestasi
Hidung tersumbat
Ingus kental
Sesak dan nafas bau
Adanya benjolan di leher, penurunan BB dan nyeri yang menjalar ke
telinga dapat menandakan adanya metastasis (transfer penyakit dari satu
organ ke organ lain).
E. Tes Diagnostik
Persoalan diagnostic sudah dapat dipecahkan dengan pemeriksaan CT-
Scan daerah kepala dan leher, sehingga pada tumor primer yang tersembunyi
pun tidak akan terlalu sulit ditemukan. Pemeriksaan foto tengkorak potongan
anteroposterior, lateral dan waters menunjukan massa jaringan lunak di
daerah faring. Foto dasar tengkorak memperlihatkan destruksi atau erosi
tulang di daerah fossa serebri media. Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati,
ginjal, dll dilakukan untuk mendeteksi metastasis. Pemeriksaan serologi IgA
anti EA dan IgA anti VCA untuk infeksi virus E-B telah menunjukkan
kemajuan dalam mendeteksi karsinoma faring. Tetapi pemeriksaan ini hanya
digunakan untuk menentukan prognosis pengobatan.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan melakukan biopsy faring. Biopsi
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari hidung atau dari mulut.
Biopsi dari hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya (blind
biopsy). Cunam biopsi dimasukkan melalui rongga hidung menelusuri konka
media ke faring kemudian cunam diarahkan ke lateral dan dilakukan biopsy.
Biopsi melalui mulut dengan memakai bantuan kateter nelaton yang
dimasukkan melalui hidung dan ujung kateter yang berada didalam mulut
ditarik keluar dan diklem bersam-sama ujung kateter yang di hidung.
Demikian juga dengan kateter dari hidung disebelahnya, sehingga
palatum mole tertarik keatas. Kemudian dengan kaca laring dilihat daerah
faring. Biopsi dilakukan dengan melihat tumor melalui kaca tersebut atau
memakai faringoskop yang dimasukkan melalui mulut, massa tumor akan
terlihat lebih jelas. Biopsi tumor faring umumnya dilakuan dengan anestsi
topical dengan Xylocain 10%. Bila dengan cara ini masih belum didapatkan
hasil yang memuaskan maka dilakukan pengerokan dengan kuret daerah
lateral faring dalam narcosis
F. Penyimpangan KDM Penyebap tidak diketahui
Nutrisi kurang dari
Faktor resiko :
kebutuhan tubuh
Terpajan zat – zat yang bersifat
karsinogen (asap rokok, alkohol dll) Anorexia
Ansietas
Pengeluaran mediator kimia
(bradikinin, serotonin, Pembengkakan,
histamin, dan prostaglandin) pengeluaran sekret dan Kurang pengetahuan
cairan (nanah) tentang penyakitnya
Impul di kirim ke Thalamus
9) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ginjal tidak
teraba.
10) Sistem perkemihan
Tidak teraba adanya pembesaran ginjal, tidak ada distensi
kandung kemih.
d. Aktivitas Sehari-Hari
1) Nutrisi
Pola makan teratur tidak teratur, frekuensi makan 1 - 2 kali
lagi.
6) Rokok / alkohol dan obat-obatan
Klien merokok dan mengonsumi alkohol, klien tidak
e. Data psikososial
- Klien hidup rukun dengan sesama anggota masyarakat di
lingkunganya dan saling membutuhkan satu sama yang lain.
f. Data psikologis
Klien tampak cemas dan gelisah. Klien sering menanyakan tentang
4. Prioritas masalah
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulsi
secret di jalan napas
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi kurang
c. Nyeri berhubungan dengan reaksi inflamasi
d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret
di jalan napas yang di tandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan batuk terus menerus dan berlendir
Do :
- Pernapasan 28x/menit
- Adanya secret, nanah dan berbau busuk pada saluran pernapasan
- Terdengar suara napas tambahan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi
yang kurang yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan tidak enak makan
- Klien mengatakan pola makanya tidak teratur
- Frekuensi makan 1-2 kali sehari
Do :
- Penurunan berat badan
- Mukosa bibir kering
3. Nyeri berhubungan dengan reaksi inflamasi yang ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan nyeri pada lehernya.
- Klien mengatakan ketika batuk nyerinya bertambah
Do :
- Skala nyeri 4 (0-5)
- Terdapat benjolan atau masa pada leher
- Ekspresi wajah meringis
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya yang di tandai dengan :
Ds :
- Klien sering menanyakan tentang penyakitnya
Do :
- Klien tampak cemas dan gelisah