Trigger Point Pada Nyeri Pinggang
Trigger Point Pada Nyeri Pinggang
BAB 1
PENDAHULUAN
Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang, hal ini menunjukan
seringnya gejala ini dijumpai pada sebagian besar penderita. Sakit pinggang
merupakan keluhan banyak penderita yang berkunjung ke dokter. Yang dimaksud
dengan istilah sakit pinggang bawah ialah nyeri, pegal linu, ngilu, atau tidak enak
didaerah lumbal berikut sacrum. Dalam bahasa inggris disebut dengan istilah Low
Back Pain (LBP).
Penyebab LBP bermacam-macam dan multifaktorial; banyak yang ringan,
namun ada juga yang berat yang harus ditanggulangi dengan cepat dan tepat.
Mengingat tingginya angka kejadian LBP, maka tidaklah bijaksana untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium yang mendalam secara rutin pada tiap
penderita. Hal ini akan memakan waktu yang lama, dengan melakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang seksama dan dibantu oleh pemeriksaan laboratorium
yang terarah, maka penyebab LBP dapat ditegakan pada sebagian terbesar
penderita.
Low back Pain (LBP) merupakan masalah umum kesehatan di masyarakat
yang menyebabkan ketergantungan dalam penggunaan layanan kesehatan. LBP
terhitung hampir mengurangi produktivitas hingga 20 Juta USD atau setara
dengan 200 milyar rupiah setiap tahunnya di Amerika. Lebih dari 80 Juta USD
dihabiskan setiap tahunnya untuk mengatasi LBP di Amerika Serikat. LBP sering
dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara industri
(Cooper,2003).
Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini
selama hidupnya. Prevalensi pertahunannya bervariasi dari 15-45%, dengan point
prevalence rata-rata 30%. Di Amerika Serikat nyeri ini merupakan penyebab yang
urutan paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia <45
tahun, urutan ke 2 untuk alasan paling sering berkunjung ke dokter, urutan ke 5
alasan perawatan di rumah sakit, dan alasan penyebab yang paling sering untuk
tindakan operasi (Cooper,2003). Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia
belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas
65 tahun pernah menderita nyeri pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan
pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah
sakit di Indonesia berkisar antara 3-17%.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Nyeri pinggang atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang
terjadi di daerah pinggang bagian bawah, nyeri pinggang bawah bukanlah
diagnosis tapi hanya gejala akibat dari penyebab yang sangat beragam (Nursamsu,
2004).
2. Klasifikasi
3. ANATOMI
3) RADANG ( INFLAMASI )
4) TUMOR ( NEOPLASMA )
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak
dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai
pada tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari
pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma
osteoid, yang menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor
ini biasanya sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra.
Hemangioma adalah contoh tumor benigna di kanalis spinal yang dapat
menyebabkan nyeri pinggang bawah. Meningioma adalah tumor intradural dan
ekstramedular yang jinak, namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan
gejala yang besar seperti kelumpuhan
5) GANGGUAN METABOLIK
6) PSIKIS
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis,
merokok sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang
berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan
faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50
tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan
insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis
(Nursamsu, 2004)..
6. LOKASI
Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah daerah lumbal bawah, biasanya
disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus,
bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki (Nursamsu, 2004)..
7. PATOFISIOLOGI
Tulang belakang merupakan struktur yang kompleks, dibagi ke dalam
bagian anterior dan bagian posterior. Bentuknya terdiri dari serangkaian badan
silindris vertebra, yang terartikulasi oleh diskus intervertebral dan diikat
bersamaan oleh ligamen longitudinal anterior dan posterior (Ropper A.H, Brown
R.H, 2005).
Berbagai bangunan peka nyeri terdapat di punggung bawah. Bangunan
tersebut adalah periosteum, 1/3 bangunan luar anulus fibrosus, ligamentum,
kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua bangunan tersebut mengandung
nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus (mekanikal, termal, kimiawi).
Bila reseptor dirangsang oleh berbagai stimulus lokal, akan dijawab dengan
pengeluran berbagai mediator inflamasi dan substansi lainnya, yang menyebabkan
timbulnya persepsi nyeri, hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah
pergerakan untuk memungkinkan perlangsungan proses penyembuhan. Salah satu
mekanisme untuk mencegah kerusakan atau lesi yang lebih berat ialah spasme
otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan
sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger points), yang merupakan
salah satu kondisi nyeri (Ropper A.H, Brown R.H, 2005).
Low back pain disebabkan oleh otot-otot dan titik. Terdapat sebanyak dua
belas kelompok otot yang terlibat dalam gangguan pinggang. Sebuah kasus
sederhana nyeri pinggang mungkin hanya melibatkan dua atau tiga kelompok
otot, tetapi jika tidak diobati, sampai sepuluh kelompok otot tambahan mungkin
terlibat. Titik pemicu dalam kelompok-kelompok otot tambahan dapat
menghasilkan gejala seperti nyeri menjalar Sciatica atau mati rasa yang bergerak
ke bawah kaki. Berikut empat kelompok otot merupakan faktor utama dalam
hampir semua gangguan pinggang: Quadratus Lumborum, Gluteus medius, Para
iliopsoas, Abdominis rektus (Perry, 2011).
Quadratus Lumborum kelompok otot terdiri dari otot kecil beberapa yang
terletak jauh di dalam massa otot pinggang yang menempel ke tulang rusuk
terendah, di beberapa tempat di sepanjang tulang belakang (lumbal) yang lebih
rendah, dan sepanjang tepi panggul. Quadratus Lumborum kontrak untuk
membantu menstabilkan tulang belakang, dan melenturkan batang untuk kedua
sisi. Ini kelompok otot dapat berisi hingga empat poin pemicu yang merujuk nyeri
pada pinggang, paha, pinggul, dan daerah glutealis. Seseorang dengan aktif
Lumborum poin memicu Quadratus biasanya akan mengalami sakit parah ketika
batang mereka dalam posisi tegak. Seringkali mereka secara naluriah akan
menguatkan dan mendukung tubuh bagian atas mereka dengan tangan mereka
untuk menghindari rasa sakit yang parah. Atau, mereka mungkin dipaksa untuk
bergerak pada semua merangkak. Batuk dan bersin nyeri menghasilkan
agaonizing. Nyeri alih dari titik pemicu Quadratus Lumborum dapat mengaktifkan
titik pemicu lain yang pada gilirannya menghasilkan linu panggul-jenis gejala .
Titik pemicu tertinggi mengacu nyeri ke daerah lereng pinggang, sepanjang
puncak pinggul, dan sekitar bagian depan ke daerah pangkal paha bagian atas. Hal
ini juga dapat merujuk nyeri pada sendi Sacro-iliaka (SI), dan skrotum dan testis.
Titik pemicu rendah mengacu nyeri untuk daerah sendi panggul, sehingga terlalu
menyakitkan selama tidur. Titik-titik pemicu tengah merujuk nyeri pada sendi SI
dan daerah pantat lebih rendah. Kadang-kadang, titik-titik pemicu dapat merujuk
rasa sakit ke depan paha.
Gluteus medius adalah otot berbentuk kipas kecil yang terletak sebagian di
bawah kelompok besar otot gluteus maximus. Ototnya menempel tepat di bawah
rip dari tulang panggul, dan berjalan diagonal ke bawah untuk menempel pada
tulang kaki di sendi panggul. Fungsi otot ini untuk menaikkan kaki ke samping,
dan untuk menstabilkan panggul selama berjalan. Trigger point dalam otot ini
merujuk nyeri pada bokong dan sepanjang garis pinggang. Seseorang yang aktif
poin memicu medius gluteus akan memiliki rasa sakit selama berjalan, dan
kesulitan meletakkan pinggul saat tidur.
Kelompok otot iliopsoas terdiri dari dua otot yang berbeda, tetapi secara
fungsional terkait, Iliacus dan otot psoas. Kelompok otot yang terletak sangat jauh
di dalam rongga perut, di kedua sisi tulang belakang. Itu menempel pada berbagai
titik di sepanjang tulang belakang, ke panggul, dan tulang kaki besar (femur). Ini
mengkontraksi untuk menstabilkan batang pada pinggul, dan melenturkan batang
depan dan / atau mengangkat paha. Meskipun otot ini berada di depan tubuh, poin
yang memicu sakit merujuk ke belakang yang rendah, dalam pola vertikal yang
berjalan paralel dengan tulang belakang. Orang dengan poin memicu iliopsoas
aktif biasanya akan memiliki rasa sakit lebih ketika berdiri, dan memiliki waktu
yang sulit melakukan sit-up.
Otot rektus abdominis adalah "six-pack" kelompok otot di daerah perut.
Itu menempel ke tulang payudara dan tulang rusuk yang berdekatan, dan berjalan
ke bawah untuk melampirkan panggul. Kontrak otot ini untuk melenturkan atau
menggulung batang pada panggul, dan membantu menstabilkan batang tegak
selama kegiatan. Pemicu Poin dalam kelompok otot dapat merujuk nyeri ke garis
sabuk-, di belakang pertengahan, dan di berbagai tempat di daerah perut. Selain
itu, titik-titik pemicu dapat menghasilkan gejala yang beragam seperti seperti
perut kembung, nyeri ulu hati, mual, dan bahkan mungkin menyerupai rasa sakit
yang terkait dengan usus buntu.
8. DIAGNOSA
1. ANAMNESA
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien
dengan kemungkinan diagnosa Low Back Pain. Apakah terasa nyeri, dimana
terasa nyeri, sudah berapa lama merasakan nyeri, bagaimana kuantitas nyerinya,
apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan, adakah
keluhan lain, apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu, bagaimana
keadaan kehidupan pribadi anda, bagaimana keadaan kehidupan sosial anda
2. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang
meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan neurologi
meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks
1. Motorik.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Berjalan dengan menggunakan tumit.
b. Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.
c. Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong tembok )
2. Sensorik.
a. Nyeri dalam otot.
b. Rasa gerak.
3.Refleks.
Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella,
respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya
lesi pada saraf spinal.
4. Test-Test
a. Test Lassegue
Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0° ) didorong ke arah
muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40° dan sejauh 90°.
b. Test Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi sakro
iliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Plain Foto
10. PENGOBATAN
Farmakologi
1. Obat-obat analgesik
Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi dua golongan besar :
- Analgetik narkotik
Obat-obat golongan ini terutama bekerja pada susunan saraf digunakan
untuk menghilangkan rasa sakit yang berasal dari organ viseral. Obat golongan ini
hampir tidak digunakan untuk pengobatan LBP karena bahaya terjadinya adiksi
pada penggunaan jangka panjang. Contohnya : Morfin, heroin, dll.
- Analgetik antipiretik
Sangat bermanfat untuk menghilangkan rasa nyeri mempunyai khasiat anti
piretik, dan beberapa diantaranya juga berkhasiat antiinflamasi. Kelompok obat-
obat ini dibagi menjadi 4 golongan :
a) Golongan salisilat
Merupakan analgesik yang paling tua, selain khasiat analgesik juga
mempunyai khasiat antipiretik, antiinflamasi, dan antitrombotik. Contohnya :
Aspirin
b) Golongan Paraaminofenol
Paracetamol dianggap sebagai analgesik-antipiretik yang paling aman
untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi. Dosis terapi : 600 – 900
mg, diberikan 4 x sehari
c) Golongan pirazolon
Dipiron mempunyai aceptabilitas yang sangat baik oleh penderita, lebih
kuat dari pada paracetamol, dan efek sampingnya sangat jarang. Dosis terapi : 0,5
– 1 gram, diberikan 3 x sehari
d) Golongan asam organik yang lain
Derivat asam fenamat, yang termasuk golongan ini misalnya asam
mefenamt, asam flufenamat, dan Na- meclofenamat.Golongan obat ini sering
menimbulkan efek samping terutama diare.Dosis asam mefenamat sehari yaitu
4×500 mg,sedangkan dosis Na-meclofenamat sehari adalah 3-4 kali 100 mg.
Derivat asam propionat, golongan obat ini merupakan obat anti inflamasi
non steroid (AINS) yang relatif baru, yang juga mempunyai khasiat anal getik
dam anti piretik. Contoh obat golongan ini misalnya ibuprofen, naproksen,
ketoprofen, indoprofen dll.
Derifat asam asetat, sebagai contoh golonagn obat ini ialah Na Diklofenak.
Selain mempunyai efek anti inflamasi yang kuat, juga mempunyai efek analgesik
dan antipiretik. Dosis terapinya 100-150 mg 1 kali sehari.
Derifat Oksikam, salah satu contohnya adalah Piroxicam, dosis terapi 20 mg
1 kali sehari.
Fisioterapi
a. Terapi Panas
Terapi menggunakan kantong dingin – kantong panas. Dengan menaruh
sebuah kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa nyeri atau sakit
selama 5-10 menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa nyeri masih terasa gunakan
heating pad (kantong hangat).
b. Elektro Stimulus
- Acupunture
Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang ringan tetapi
cara ini tidak terlalu efisien karena ditakutkan resiko komplikasi akibat
ketidaksterilan jarum yang digunakan sehingga menyebabkan infeksi.
- Ultra Sound
Untuk menghangatkan
- Radiofrequency Lesioning
Dengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf
- Spinal Endoscopy
Dengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis untuk memindahkan
atau menghilangkan jaringan scar.
- Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)
- Elektro Thermal Disc Decompression
- Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation ( TENS )
Menggunakan alat dengan tegangan kecil.
c. Traction
Helaan atau tarikan pada badan ( punggung ) untuk kontraksi otot.
c. Pelvic Tilt
d. Sitting leg stretch
e. Alat Bantu
1. Back corsets.
Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu untuk mengatasi Low
Back Pain yang dapat membungkus punggung dan perut.
2. Tongkat Jalan
Operasi
Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang
belakang/punggung pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada
LAMINECTOMY yang mana menghendaki bagian yang dinagkat dari vertebral
arch untuk memperoleh kepastian apa penyebab dari LBP pasien. Jika disc
menonjol atau bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian laminectomy
untuk mencari tahu vertebral kanal, mengidentisir ruptered disc ( disc yang buruk
), dan mengambil atau memindahkan bagian yang baik dari disc yang bergenerasi,
khususnya kepingan atau potongan yang menindih saraf. Ahli bedah mungkin
mempertimbangkan prosedur kedua yaitu SPINAL FUSION,jika si pasien merasa
membutuhkan keseimbangan di bagian spinenya. Spinal fusion merupakan
operasi dengan menggabungkan vertebral dengan bone grafts. Kadang graft
tersebut dikombinasikan dengan metal plate atau dengan alat yang lain.
Ada juga sebagian herniated disc ( disc yang menonjol ) yang dapat diobati
dengan teknik PERCUTANEOUS DISCECTOMY, yang mana discnya diperbaiki
menembus atau melewati kulit tanpa membedah dengan menggunakan X-ray
sebagai pemandu. Ada juga cara lain yaitu CHEMONEUCLOLYSIS, cara ini
menggunakan penyuntikan enzim-enzim ke dalam disc. Cara ini sudah jarang
digunakan.
Larangan
a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.
b. Membawa beban yang berat.
c. Duduk terlalu lama.
d. Memakai sepatu hak tinggi.
e. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.
f. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau menggunakan
kasur yang terlalu empuk.
Anjuran
a. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.
b. Duduk tegak 90 derajat.
c. Gunakanlah sepatu yang nyaman.
d. Jika ingin duduk dengan jangka wqktu yang lama, istirahatkan kaki di lantai
atau apa saja yang mnurut anda nyaman.
e. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau jika
tidur menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.
f. Hindari berat badan yang berlebihan.
g. Ketika memerlukan berdiri dalam waktu lama salah satu kaki diletakkan
diatas supaya sudut ferguson tidak terlalu besar ( sudut ferguson adalah sudut
kemiringan sakrum dengan garis horisontal )
.
DAFTAR PUSTAKA
Bimariotejo. (2009). Low Back Pain (LBP). Diambil 20 Februari 2010 dari
www.backpainforum.com.Dorland, W.A. Newman.
Cooper, Phyliss G. Low Back Pain. Clinical Reference System. McKesson Health
Solutions LLC, 2003, 1-16.
Dyah, Nuswantari. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta. EGC. 2002
Nursamsu, Handono Kalim. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang.
Malang. Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Brawijaya.
2004
Ropper A.H, Brown R.H. Adams and Victor’s Principles of Neurology. New
York. 2005
Perry Laura. (20011). Low Back Pain (LBP). Diambil 20 Januari 2011 dari
http://www.triggerpointtherapist.com
Setyohadi, B. (2005). Etiopatogenesis Nyeri Pinggang, Temu Ilmiah Rematologi
Dan Kursus Nyeri. Jakarta: IRA.