PENDAHULUAN
Interaksi social adalah istilah yang dikenal oleh para ahli sosiologi secara
social berarti suatu kehidupan bersama yang menunjukkan dinamikanya, tanpa itu
interaksi social berjalan dengan baik, masyarakat dapat hidup dengan tenang.
Sebaliknya, jika interaksi social tidak berjalan dengan baik, maka terjadilah
oleh kurangnya pendidikan yang efektif, juga disebabkan oleh Interaksi Sosial
Perilaku masyarakat maupun remaja yang anarkis berasal dari banyak factor yang
1
Prof. Dr. H. Zainudidin Ali, M.A ,Sosiologi Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006), hlm.17
nyawa orang lain. Di mata mereka nyawa tidak ada harganya, bahkan
mereka merasa bangga jika membunuh orang lain yang mereka anggap musuh
ditimbulkan. Seperti salah satu daerah di Manado, Sulawesi Utara yaitu kelurahan
Tumumpa berasal dari kata Tumumpa (bahasa Sangihe), yang artinya turun
dari perahu sambil melompat atau tumumpa’ (bahasa Bantik), yang artinya
mendarat atau berlabuh dengan perahu, atau turun dari suatu ketinggian tertentu.
Tuminting, 1terletak ditepi pantai kota Manado. Ada dua kelurahan Tumumpa,
Berdasarkan data BPS kota manado tahun 2015, kelurahan Tumumpa Satu
memiliki luas 0.21 km persegi dan jumlah penduduk 2641 orang; kelurahan
Tumumpa dua memiliki luas sama dengan Tumumpa Satu, yaitu 0.21 km persegi
Permasalahan Interaksi social di daerah ini yang cukup banyak terjadi yaitu
Tumumpa?
Tumumpa
tawuran.
KAJIAN TEORI
karena sebab dari masyarakat itu sendiri dan sebab di luar masyarakat. Sebab-sebab
pertentangan, atau mungkin karena revolusi. Sedangkan sebab ekstern berasal dari
lainnya.
dikenal adanya tiga badan yang dapat mengubah hukum, yaitu badan-badan
Pada masyarakat sederhana, ketiga fungsi tadi mungkin berada di tangan satu badan
tertentu atau diserahkan pada unit-unit terpenting dalam masyarakat. Akan tetapi,
baik pada masyarakat modern maupun sederhana ketiga fungsi tersebut dijalankan
perubahan.
serta kebudayaannya atau mungkin hal yang sebaliknya yang terjadi. Apabila hal
demikian terjadi maka terjadi ketidakseimbangan yang mengakibatkan kepincangan-
kepincangan. Hal ini terjadi karena hukum pada hakikatnya disusun atau disahkan
oleh bagian kecil dari masyarakat yang pada suatu ketika mempunyai kekuasaan dan
wewenang. Oleh karena itu perbedaan kaidah hukum di satu pihak dengan kaidah
sosial lainnya merupakan ciri yang tak dapat dihindarkan dalam masyarakat.
atau mengubah lembaga dasar dalam masyarakat maka terjadi pengaruh langsung.
Perubahan hukum yang berubah dapat juga dilihat dari perubahan social yang terjadi
dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan
kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja
akan cenderung membuat sebuah geng yang mana dari pembentukan genk inilah
para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang
Tawuran antar pelajar juga bisa dimasukkan dalam beberapa kategori, antara
A. Perilaku agresif
pada pihak orang lain dapat disebut sebagai perilaku agresif. Peran kognisi sangat
besar dalam menentukan apakah suatu perbuatan dianggap agresif (jika diberi
atribusi internal) atau tidak agresif (dalam hal atribusi eksternal). Dengan atribusi
internal yang dimaksud adalah adanya niat, intensi, motif, atau kesengajaan untuk
(Sartono, 2002).
menurunkan hambatan dari kendali moral. Selain karena faktor ikut terpengaruh,
juga karena ada perancuan tanggung jawab (tidak merasa ikut bertanggung jawab
(kalau tidak ikut dianggap bukan anggota kelompok), dan ada deindividuasi
(identitas sebagai individu tidak akan dikenal) (Staub dalam Kartono, 1986).
Karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-
B. Penyimpangan
berarti apabila ada deskripsi dan pembahasan yang tepat mengenai norma sosial.
Sedangkan norma sendiri berati kaidah aturan pokok, ukuran, kadar atau patokan
yang diterima secara utuh oleh masyarakat guna mengatur kehidupan dan tingkah
laku sehari-hari agar hidup terasa aman dan menyenangkan. Norma sosial adalah
batas-batas dari variasi tingkah laku yang secara eksplisit dan implisit dimiliki dan
suatu perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara
seperti lari dari rumah, bolos dari sekolah, dan ketidakmampuan mengendalikan
diri.
D. Perkelahian massal
Inti dari pengaruh kelompok terhadap agresivitas pelajar di kota besar seperti
Jakarta atau terhadap agresivitas antar etnik di Bosnia Herzegovina adalah sama,
yaitu identitas kelompok yang sangat kuat yang menyebabkan timbul sikap negatif
dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh
remaja dalam menanggapi miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar.
lingkungan sekitar. Sedangkan faktor eksternal atau faktor eksogen dikenal pula
sebagai pengaruh alam sekitar, faktor sosial atau faktor sosiologis adalah semua
perangsang atau pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada
remaja. Faktor eksternal terdiri atas: faktor keluarga, lingkungan sekolah, dan
miliu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang telah teratur dan telah berfikir secara baik-baik yang digunakan untuk
Jadi pengertian metode adalah salah satu cara yang digunakan ketika
fakta – fakta yang ada untuk menguji kebenaran sesuatu secara ilmiah.
mempunyai kebebasan untuk memiliki metode guna memperoleh suatu data. Hal
ini senada dengan yang diungkapkan oleh sutrisno Hadi, Yaitu : “Baik buruknya
bermaksud memperoleh bahan – bahan yang relevan, aktual dan variabel, maka
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
lain-lain; secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
sosial yang terdapat dalam subjek penelitian ini, yang membahas mengenai
pengalaman pribadi individu dalam lingkungan sosial yang tercermin dalam suatu
karya ilmiah yang membahas masalah sosial. Subjek penelitian ini adalah
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat
sebagai berikut:
Buku pencatatan dan alat tulis: Digunakan penulis untuk menulis hal-hal
Buku pencatatan dan alat tulis: digunakan penulis untuk mencatat hal-hal
sebagai berikut:
daerah Tumumpa?
daerah Tumumpa?
dan juga penerapan hukum dari aparat kepolisian dalam masalah tawuran
remaja?
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder
1. Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari. Data primer ini disebut juga dengan Data Tangan Pertama.
Data primer dari penelitian ini adalah meliputi hasil wawancara yang
dilakukan, beserta hasil dokumentasi berupa foto-foto daerah yang didatangi serta
2. Data sekunder
Pengertian Data Sekunder atau Definisi Data Sekunder adalah data yang
diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek
penelitiannya. Data sekunder ini disebut juga dengan Data Tangan Kedua. Data
Sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah
tersedia
berulang-ulang
Tumumpa
3.3.2 Lampiran data
Berita setempat
Diduga tawuran tersebut terjadi karena faktor balas dendam yang terjadi sabtu
yang ketat di wilayah tersebut. “Kami akan memaksimalkan keamanan yang ketat di
wilayah perbatasan maasing dan tumumpa, dan tadi kami sudah meminta bantuan
Hasil Wawancara
dan membuat kesepakatan jika terjadi kembali tawuran maka mereka akan
ditindak lanjuti.
atap rumah.
masyarakat local dan juga penerapan hukum dari aparat kepolisian dalam
penerapan hukumnya.
remaja?
Wawancara.
BAB IV
PEMBAHASAN
dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh
orang yang sedang belajar. Jadi Tawuran secara luas adalah tindakan
merusak.
merugikan dan perlu upaya untuk mencari jalan keluar dari masalah ini atau
besar mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya perilaku agresif yang
dilakukan oleh remaja kota.Di jaman yang serba instan ini menyebabkan
kesenjangan antara kaya dan miskin semakin jelas bedanya, bisa saja seorang
dan lain sebagainya. Karena mungkin adanya keinginan yang tak terpenuhi,
melakukan tawuran hanya dikarenakan alasan alasan yang sepele seperti saling
Perilaku tawuran yang dilakukan oleh generasi muda tidak mungkin terjadi
menonton tayangan televisi dan juga media social. Kalau berdasarkan penelitian
yang ada maka sudah sangat wajar kalau banyak remaja yang melakukan tawuran
dengan tontonan tentang kekerasan sehingga bisa saja timbul pemikiran untuk
meniru dan juga timbul pemikiran bahwa siapa yang kuat dia yang menang.
Sehingga apabila seseorang tinggal dilingkungan yang sehat maka tingkah lakunya
pun akan baik sebaliknya apabila lingkungannya tidak mendukung dan banyak
kondisi penegak hukum di Indonesia yang sangat lemah. Ditambah lagi dengan
dan pemanfaatan sumber daya alam bahkan kehidupan berbudaya berbagai perasaan
mengatakan bahwa pelaksanaan hukum di negeri ini menjadi sumber utama yang
otoritarian yang intens selama empat dasawarsa pada masa Orde lama dan Orde
baru telah menghasilkan system hukum represif yang tidak saja dirasakan akibatnya
secara langsung oleh masyarakat, tetapi secara tidak langsung telah membentuk
kesadaran, perilaku, dan struktur social yang bersendikan pada kekerasan sebagai
norma utama.2 Oleh karena itu, peneliti harus mengatakan wajah hukum diindonesia
2
Prof. Dr. H. Zainudidin Ali, M.A ,Sosiologi Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006), hlm.73-74
4.2.1 Faktor Eksternal
adalah :
1. Social media
sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna (user) media
Jika kita mencari definisi media sosial di mesin pencari Google, dengan
used for social networking" --website dan aplikasi yang digunakan untuk
jejaring sosial.
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia
virtual.
Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang
atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan
Michael Haenlein [2010] "Users of the world, unite! The challenges and
dikutip Wikipedia menyebutkan, media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut
Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa
Facebok, facebook saat ini salah satu jejaring sosial yang banyak digemari di
beberapa negara salah satunya di indonesia. Mulai dari anak-anak, dewasa bahkan
yang tua sekalipun. Indonesia sendiri saat ini telah menempati di urutan ke tiga
pengguna facebook terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan India. Dalam
perkembangannya tentunya setiap teknologi mempunyai efek baik dan buruk, untuk
itu bagi si user harus mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu teknologi itu
sendiri.
Dengan facebook kita dapat bertemu kembali dengan saudara, family atau pun
teman lama dan dengan mudah kita bisa berkomunikasi jarak jauh bersama mereka.
Dengan facebook kita bisa bertukar pikiran ataupun berbagi informasi dengan
4. Tempat Curhat
setidaknya sudah bisa meringankan apa yang selalu membebani pikiran, apalagi
setelah mendapat komentar dari teman, baik itu hanya sekedar memberikan humor
atau semangat yang membuat suasana hati menjadi tenang dan terhindar dari stress.
Koleksi atau album pribadi dapat di simpan di facebook, tentu saja album
yang di maksud merupakan koleksi pribadi yang bisa di bagikan kepada teman
6. Berbagi Informasi
mengenai apa saja yang kita miliki yang tentunya saja bermanfaat, sehingga teman
1. Mengganggu Pekerjaan
facebook saat bekerja yang tentunya akan mengurangi hasil kerja dan dapat
Dalam facebook kita bebas menulis apa saja dan seringkali tanpa sadar
kita menuliskan hal yang seharusnya tidak disampaikan melalui jejaring sosial,
maka tak jarang pengguna facebook terkadang tak sadar menuliskan aib dirinya
bergaul dengan
mungkin lebih parah karena bahasa tulisan terkadang meimbulkan salah tafsir
5. Penipuan
provokasi antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Seperti yang telah
faktor pendidikan, namun juga dikarenakan oleh media social yang memicu
adanya profokasi antar remaja yang berawal dari saling jawab menjawab
status dengan kata-kata yang menyindir, dan juga profokasi yang terjadi lewat
status.
6. Mengganggu Kesehatan
7. Lupa Waktu
Update status, upload foto, mengobrol atau melihat dinding teman facebook
8. Pencurian Identitas
alamat rumah dan lain-lain, dapat digunakan orang-orang yang tidak bertanggung
Dalam proses penelitian, peneliti menemukan fakta bahwa social media dapat
Inti dari pengaruh kelompok terhadap agresivitas pelajar di kota besar seperti
Jakarta atau terhadap agresivitas antar etnik di Bosnia Herzegovina adalah sama,
yaitu identitas kelompok yang sangat kuat yang menyebabkan timbul sikap negatif
menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam
menanggapi miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku merupakan
Sedangkan faktor eksternal atau faktor eksogen dikenal pula sebagai pengaruh alam
sekitar, faktor sosial atau faktor sosiologis adalah semua perangsang atau pengaruh
luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada remaja. Faktor eksternal terdiri
dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan
kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja
akan cenderung membuat sebuah geng yang mana dari pembentukan genk inilah
para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang
Tawuran antar pelajar juga bisa dimasukkan dalam beberapa kategori, antara
pada pihak orang lain dapat disebut sebagai perilaku agresif. Peran kognisi sangat
besar dalam menentukan apakah suatu perbuatan dianggap agresif (jika diberi atribusi
internal) atau tidak agresif (dalam hal atribusi eksternal). Dengan atribusi internal
yang dimaksud adalah adanya niat, intensi, motif, atau kesengajaan untuk menyakiti
Contoh pola penerapan hukum untuk para pelajar yang terlibat tawuran seperti
di daerah Jakarta, yang diberlakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok). Memberikan sanksi tegas bagi para pelajar yang terlibat tawuran.
Yaitu sesuai dengan keinginan Basuki yaitu para pelajar pelaku tawuran yang
bersekolah disekolah negeri akan dikeluarkan dan hanya boleh bersekolah disekolah
pelajar tersebut akan dikeluarkan dan tidak boleh lagi bersekolah diwilayah DKI
Jakarta.
Seperti itulah contoh penerapan hukum di daerah Jakarta. Lain halnya dengan
di daerah Tumumpa. Karen pelaku tawuran banyak juga yang bukan berasal dari
jawab atas terjadinya kenakalan remaja berupa tawuran antar kampong tersebut.
peladekan)
A. Mendatangkan bahaya umum , bahyaya maut atau ada orang yang mati
E. Bahaya maut dan orang mati maksimum seumur hidup ataun 20 (dua
puluh) tahun
C. Di muka umum
Ancaman hukuman maksimum
kepolisian. Namun, kepolisian belum dapat menangkap para pelaku tawuran yang
bersembunyi. Jadi, penindakan pada aksi pertama tawuran tersebut hanyalah berupa
agar tidak mengulangi aksi mereka lagi dan jika berulang, ,maka orang yang telah
dicatat namanya oleh polisi dan diberi peringatan, akan bertanggung jawab atas
tawuran selanjutnya .
Namun, para remaja tersebut tetap melakukan profokasi yang mengakibatkan
juga kepala lingkungan daerah setempat kewalahan dalam menghadapi masalah ini.
Sehingga aparat menegaskan aturan tangkap tangan bagi para provokator pelaku
lawan.
mengulangi , yang kedua adalah perjanjian, dan karena tidak diindahkan, tangkap
tangan adalah jalan terakhir untuk mengubah permasalahan social melalui hukum
umum.3
yang diakui, diharuskan, dan dibolehkan tidak seimbang. Maka badan hukum
(kepolisian) harus bertindak tegas sesuai hukum yang berlaku sehingga kembalinya
seimbang kembali dan mewujudkan apa yang dimaksud dengan kepentingan umum
tersebut.
3
Prof. Dr. H. Zainudidin Ali, M.A ,Sosiologi Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006),hlm.26
masyarakat tersebut pada waktu yang lampau, akan tampak
masalah yang dihadapi di dalam bidang ini adalah apabila terjadi apa yang
1968: chapter 2 dan 18) , dimana hukum-hukum tertentu yang dibentuk dan
prosesnya tidak hanya berhenti pada pemilihan hukum sebagai sarana saja.
Kecuali pengetahuan yang mantap tentang sifat hakikat hukum, juga perlu
4
DR.Soejono Soekanto SH.,MA,Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta, Raja Grafindo
Persada, 1997),hlm.16
(untuk mengubah ataupun mengatur perikelakuan wargaa-warga
dipergunakan. 5
5
DR.Soejono Soekanto SH.,MA,Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta, Raja Grafindo
Persada, 1997),hlm.146-147
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tawuran Pelajar adalah Perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang
mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar. Jadi
Tawuran secara luas adalah tindakan agresi (perkelahian) yang dilakukan oleh
Menurut penelitian yang kami lakukan bahwa perilaku agresi yang dilakukan
tayangan televisi dan juga media social. Kalau berdasarkan penelitian yang ada
maka sudah sangat wajar kalau banyak remaja yang melakukan tawuran karena
kekerasan (tawuran).
Faktor Eksternal
1. Social media
sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna (user) media
Faktor internal
suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu
menimbulkan korban pada pihak orang lain dapat disebut sebagai perilaku agresif.
peladekan)
F. Mendatangkan bahaya umum , bahyaya maut atau ada orang yang mati
J. Bahaya maut dan orang mati maksimum seumur hidup ataun 20 (dua
puluh) tahun
Pasal 170 KUHP ( Pengeroyokan dan Pengrusakan)
F. Di muka umum
berasal dari masalah yang berada di kampung melainkan masalah yang berada pada
antar individu , dan menyebar menjadi masalah antar kampung , Penyebab Nya
dan solidaritas teman kampung dari situlah awal mula nya terjadi
P e l a j a r ya n g s e j a t i n ya d i h a r a p k a n s e b a g a i g e n e r a s i
contoh yang t i d a k b e n a r t e t a p i k a r e n a t e l a h t e r b i a s a
d i l a k u k a n m a k a j a d i l a h i a s e b a g a i s u a t u b u d a ya ya n g
Prof. Dr. H. Zainudidin Ali, M.A ,Sosiologi Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006), hlm.17
Prof. Dr. H. Zainudidin Ali, M.A ,Sosiologi Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006), hlm.73
Prof. Dr. H. Zainudidin Ali, M.A ,Sosiologi Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2006),hlm.26
Persada, 1997),hlm.146-147