Anatomi Fisiologi Kelenjar Tiroid
Anatomi Fisiologi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid dibungkus mengitari bagian depan dari trachea bagian atas, kelenjar ini terdiri
dari 2 lobus dihubungkan oleh itsmus. Kelenjar ini diperdarahi dari arteri tiroid superior dan
inferior. Tiroid terbentuk atas masa kosong yang berbentuk folikel. Setiap folikel mempunyai
dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti jeli.
Lapisan sel-sel folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstrasi iodin
dari dalam darah dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk membentuk
suatu hormon tri-iodotironin (T3) aktif. Sebagian tiroksin yang kurang aktif juga dibentuk.
Tiroksin (T4) diiubah menjadi tri-iodotironin (T3) di dalama tubuh. Senyawa ini dan
intermediat tertentu disimpan dalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini penting, karena
iodin mungkin tidak terdapat didalam diet. Dimana dalam keadaan ini kelenjar tiroid akan
membesar yang disebut Goiter
b. Hipotiroid
c. Hpertiroid
Goiter
Merupakan pembesaran pada tiroid karena suatu keadaan tertentu.
Etiologi dari goiter antara lain adalah adalah defisiensi yodium atau gangguan kimia intra
tiroid. Akibat gangguan ini kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresikan tiroksin terganggu,
mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasian serta hipertrofi folikel-folikel
tiroid.
Hipotiroid
Merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat
dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone
tiroid berada dibawah nilai optimal.
Hipotiroid dibagi menjadi 3 tipe:
Etiologi
• Hipothyroid primer
– Kelainan kongenital (cretinisme)
– Kelainan sintesis hormone
– Defisiensi iodine prenatal dan postnatal
– Obat-obat antithyroid
– Terapi pembedahan atau radioaktif pada hyperthyroid
• Hipothyroid sekunder (kelainan pituitari)
– Penurunan stimulasi normal kelenjar thyroid, akibat malfungsi hipofise.
• Hipothyroid tertier (kelainan hipothalamus)
– Hipotalamus gagal memproduksi TRH sehingga sekresi TSH menjadi rendah.
Patofisiologi
• Kelenjar thyroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan sekresi hormone thyroid.
• Produksi hormon thyroid tergantung sekresi TSH oleh hipofise anterior dan ingesti iodine
yang adekuat.
• Hipotalamus juga mengatur sekresi TSH melalui sistem feedback negative.
• Jika seseorang kekurangan diet iodine atau produksi hormon thyroid terhambat, maka akan
terjadi pembesaran thyroid untuk mengkompensasi defisiensi hormonal.
• Pembesaran kelnjar thyroid juga sebagai respon terhadap peningkatan TSH.
Manifestasi Klinis
Kardiovaskuler :
– Penurunan HR + penurunan SV = penurunan CO
– Kebutuhan oksigen miokardium menurun
– Peningkatan tahanan vaskuler perifer
– Hiperlipidemia
– Hiperkolestrolemia
Hematologi :
– Anemia
Pernapasan :
– Penurunan transportasi oksigen
– Hiperkapnea
– Kelemahan otot pernapasan
– Dyspnea
Ginjal :
– Retensi cairan
– Penurunan output urine
– Hiponatremi dilusi
– Penurunan produksi eritropoetin
• Gasterointestinal :
– Penurunan peristaltik
– Anoreksia
– Peningkatan BB
– Konstipasi
– Penurunan metabolisme protein
– Peningkatan lipid serum
– Uptake glukosa lambat
– absorbsi glukosa lambat
• Muskuloskeletal :
– Nyeri yang berpindah-pindah
– Kejang otot
– Pergerakan lambat
– Peningkatan densitas tulang
– Penurunan pembentukan tulang
• Integumen :
– Kulit kering dan bersisik
– Rambut mudah dicabut
– Kuku kaku
– Edema periorbital
– Tidak tahan terhadap dingin
• Endokrine :
– Thyroid membesar atau normal
• Neurologi :
– Penurunan refleks tendon
– Fatigue
– Somnolen
– Bicara lambat
– Apati, depresi, paranoia
– Gangguan memori jangka pendek
– Letargi
• Reproduksi :
– Wanita : menorragia, anovulasi, mensturasi tidak teratur, penurunan libido
– Pria : penurunan libido, impoten.
• Lain-lain :
– mixedema. (Penurunan kecepatan metabolisme drastis, hipoventilasi yang menyebabkan
asidosis respiratori, hipotermi, dan hipotensi)
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
– Tentukan adanya tanda-tanda yang menunjukkan penurunan kecepatan metabolisme.
– Kaji riwayat diet, khususnya intake iodine.
– Tanyakan adanya riwayat pengobatan hiperthyroid sebelumnya seperti pembedahan atau
radioaktif iodine atau obat antithyroid.
– Observasi tanda-tanda hipothyroid.
Masalah Keperawatan.
1. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh s.d. penurunan metabolisme tubuh.
Implementasi : Diet rendah kalori hingga berat badan stabil atau ideal.
2. Intoleransi aktifitas s.d. kelemahan dan apati, sekunder penurunan kecepatan metabolisme.
Implementasi :
• Batasi aktifitas.
• Tingkatkan aktifitas fisik dan mental secara bertahap, bila telah memperoleh hormone
thyroid.
3. Konstipasi s.d. penurunan peristaltik.
Implementasi
• Dorong untuk lebih banyak aktifitas
• Berikan minum 6-8 gelas air setiap hari
• Tingkatkan diet tinggi serat : buah-buahan segar, sayuran, dll.
• Stool softener
4. Resiko tinggi gangguan integritas kulit s.d. edema dan kulit kering
Implementasi :
• Monitor sakrum, cocyx, skapula, daerah tertekan lain terhadap kerusakan jaringan.
• Rubah posisi secara teratur
• Tempatkan pada tempat tidur dengan penekanan minimal.
5. Hipotermia s.d. penurunan kecepatan metabolisme
Implementasi :
• Tempatkan pada lingkungan yang nyaman dan hangat.
• Bila perlu, selimut ekstra atau penghangat
Hipertiroid
Respon jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolic hormone tiroid yang berlebihan.
Keadaan ini dapat timbul spontan atau akibat asupan tiroid yang berlebihan.
Thyrotoksikosis adalah manifestasi klinik yang terjadi bila jaringan tubuh dirangsang oleh
peningkatan hormon thyroid.
Patofisiologi
• Hiperthyroid ditandai oleh kontro regulasi normal hormon thyroid , menyebabkan hormon
thyroid, mengakibatkan hipermetabolisme dan aktifitas sistem saraf simpatik.
• Jumlah hormon thyroid merangsang sistem jantung dan jumlah reseptor andrenergik,
menyebabkan tachicardi dan CO, SV, aliran darah perifer.
• Metabolisme meningkat tajam, menyebabkan balance nitrogen negatif, lipid dan status
nutrisi .
Manifestasi Klinik
Kardiovaskuler :
– Peningkatan HR + peningkatan SV = peningkatan CO
– Peningkatan konsumsi oksigen
– TD sistolik meningkat 10-15 mmHg
– TD diastolik meningkat 10-15 mmHg
– Palpitasi
– Nadi cepat dan kuat
– Kemungkinan CHF dan edema
Pernapasan :
– Peningkatan kecepatan dan kedalaman pernapasan
– Napas pendek
Ginjal :
– Retensi cairan
– Output urine menurun
Gasterointestinal :
– Peningkatan peristaltik
– Peningkatan nafsu makan
– Berat badan menurun
– Diare
– Peningkatan penggunaan protein jaringan
– Penurunan serum lipid
– Peningkatan sekresi gasterointestinal, muntah, nyeri abdomen
Muskuloskeletal :
– Balance nitrogen negatif
– Malnutrisi
– Fatigue
– Kelemahan otot
– Gangguan koordinasi dan tremor
Integumen :
– peningkatan keringat
– Kulit lembab
– Warna kulit kemerahan
– Rambut : lembut dan mudah dicabut
– Tidak tahan terhadap panas
Neurologi :
– Peningkatan refleks tendon
– Tremor halus
– Nervous, kelalahan
– Emosi tidak stabil : kecemasan, kawatir dan paranoia
Reproduksi :
– Wanita : amenore, mensturasi tidak teratur, penurunan fertilitas, kecenderungan abortus
spontan.
– Laki-laki : impoten, poenurunan libido, penurunan perkembangan seksual sekunder
Lain-lain : exopthalmus.
Pemeriksaan penunjang :
TRH menurun
TSH menurun
T4 meningkat
T3 meningkat
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Aktifitas / Istirahat
S : insomnia, sensitifitas meningkat, otot lemah.
O : atrofi otot
Eliminasi :
S : Peningkatan urine, perubahan feces, diare.
Integritas ego :
S : mengalami stres fisik atau emosional
O : emosi labil (euphoria sampai delirium), depresi
Pernapasan :
O : peningkatan frekuensi napas, tachipnea, dispnea, edema paru.
Keamanan :
S : tidak tahan terhadap panas, keringat berlebihan.
O : suhu tubuh meningkat, diaporesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, exopthalmus.
Seksualitas :
S : penurunan libido, hipermenore, amenore, impoten.
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh s.d. peningkatan kecepatan metabolisme
Implementasi :
– Diet tinggi kalori, tinggi protein. (4000-5000 kalori dengan tinggi protein).
– Makan 6 kali porsi besar
– Hindari makan yang meningkatkan peristaltik
– Timbang berat badan setiap hari, laporkan bila terjadi penurunan 2 kg/hari
– Suplemen vitamin B Compleks
3. Resiko injuri : ulserasi kornea, infeksi dan kebutaan s.d. ketidakmampuan menutup mata
sekunder ekxopthalmus
Implementasi :
– Instruksikan untuk memakai kaca mata gelap
– Batasi intake garam
– Penggunaan diuretik, glukokortokoid, mwthylcellulose 0,25%.
5.Manifestasi Klinis
• Edema periorbita
• wajah seperti bulan ( moon face ) wajah kasar
• suara serak
• pembesaran leher
• lidah tebal
• sensitifitas terhadap opioid dan transkuilizer meningkat
• ekspresi wajah kosong, lemah
• haluan urine menurun
• anemi
• mudah berdarah
6. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon
tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan
ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi
bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan
menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam
molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4)
menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan
bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon
metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan
dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan
umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini
menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan T3 dan T4 serum
Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid
2. Pemeriksaan TSH
Diproduksi kelenjar hipofise merangsang kelenjar tiroid untuk membuat dan mengeluarkan
hormon tiroid. Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan
TSH menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat
dicurigai penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara
pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat
menyingkirkan penyakit tiroid primer.
Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.
3. Pemeriksaan USG dan scan tiroid
Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
(Hotma Rumahorbo, 1999)
8. Pentalaksanaan
Tujuan primer penatalaksaan hipotioidisme adalah memulihkan metabolisme pasien kembali
kepada keadaan metabolik normal dengan cara mengganti hormon yang hilang. Levotiroksin
sintetik (Synthroid atau Levothroid) merupakan preparat terpilih untuk pengobatan
hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik.
Yang perlu diperhatikan adalah :
a. Dosis awal
b. Cara menaikan dosis tiroksin
Tujuan pengobatannya :
a. Meringankan keluhan dan gejala
b. Menormalkan metabolisme
c. Menormalkan TSH
d. Membuat T3 dan T4 normal
e. Menghindari komplikasi dan resiko
Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksakanan subsitusi:
a. Makin berat hipotiroidisme, makin rendah dosisi awal dan makin landai meningkatan
dosis.
b. Geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.
Tiroksin dianjurkan minum pagi hari dalam keadaan peru kosong dan tidak bersama bahan
lain yang menggangu serapan usus. Contohnya pada penyakit sindrom malabsorsi, short
bowel sindrome, sirosis, obat (sukralfat, alluminium hidroksida, kolestiramin, formula
kedele, sulfat, ferosus, kalsium kalbronat dll) ( Aru W. sudoyo:1939).
Penatalaksanaan medis umum lainnya :
a. Farmakoligi:
- Penggantian hormon tiroid seperti natrium levotiroksin(synthoroid), natrium liotironin
(cytomel).
b. Diet rendah kalori (Barbara Endang:569)
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPOTIROID
1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dll.
b. Keluhan utama : sesak nafas, sulit menelan, pembengkakan pada leher, pasien nampak
gelisah, tidak mau makan
c. Riwayat kesehatan sekarang :
- rasa capek
- intoleransi terhadap dingin
- kulit terasa kering
- bicara lamban
- dimensia
- dispnea
- suara serak
- sulit menelan
- gangguan haid : menorrhagia dan amenore
- rambut rontok dan menipis
- kulit tebal karena penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan sub cutan
- pasien sering mengeluh dingin walaupun dalam keadaan hangat
d. riwayat kesehatan dahulu :
- riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium
- riwayat pembedahan atau preparat antitiroid
- riwayat Penyakit infiltratif pada tiroid
- riwayat kekurangan iodium
e. riwayat kesehatan keluarga :
- tidak ada anggota keluarga yang sakit.
f. Pemeriksaan fisik:
1. Sistem integumen seperti kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan
kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
2. Sistem pulmonari seperti hipoventilasi, pleural efusi, dispnea
3. Sistem kardiovaskular seperti bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap
aktifitas menurun, hipotensi.
4. Metabolik seperti penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi
terhadap dingin.
5. Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan reaksasi otot yang melambat.
6. Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran,
parastesia, penurunan refleks tendom.
7. Gastrointestinal seperti aanoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
8. Sistem reproduksi, pada wanita: perubahan menstruasi seperti amenore atau masa
menstruasi yang memanjang, infertilitas, onovulasi dan penurunan libido. Pada pria:
penurunan libidi dan impotensia.
9. Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku
maniak(Hetma:52).
g. Pemeriksaan Penunjang :
- T3 dan T4 serum
Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid
- Pemeriksaan TSH
Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH
menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat dicurigai
penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara pasien
hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat menyingkirkan
penyakit tiroid.
Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.
- Pemeriksaan USG
Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
h. Analisa data:
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai
akibat oftalmopati
Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung, hilang pendengaran,
parastesia, penurunan refleks tendom.
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipotensi.
Data yang didapat : bradikardi
Disritmia
Pembesaran jantung
Hipotensi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme,
napsu makan menurun.
Data yang didapat : anoreksia
Obtipasi
Distensi abdomen
Hemoglobin menurun
Dingin,pucat,kering,bersisik dan menebal
Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
4. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang menurun,
dispnea.
Data yang didapat : hipoventilasi
Dispnea
Efusi pleural
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik sebagai
akibat oftalmopati
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipoventilasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme:
napsu makan menurun.
3. INTERVENSI
Dx 1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus sensorik
sebagai akibat oftalmopati
Tujuan : klien tidak mnegalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak terjadi
trauma/cedera pada mata
Intervensi ;
1. Anjurkan pada klien bila tidur dengan posisi elevasi kepala
2. Basahi mata dengan borwater steril
3. Jika ada photophobia, anjurkan klien mengguanakan kacamata rayben
4. Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester non alergi
5. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat, biasanya dokter
memberikan oabat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid dan diuretik.
Dx 2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipoventilasi.
Tujuan : fungsi kardiovaskuler tetap optimal ditandai dengan tekanan darah,irama jantung
dalam batas normal.
Intervensi :
1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk mengindikasi
kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan
haluaran urine dan perubahan status mental.
2. Anjurkan klien untuk memberitahu perawat segera bila klien mengalami nyeri dada, karena
pada klien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.
3. Kolaboras pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejal-gejal.
Oabat yang sering diguanakn adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispnea. Pada dosis awal pemebrian obat
biasanya dokter memberikan dosis minimal yang ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3
minggu sampai diemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
4. Ajarkan kepada klien dan keluarga cara pengguaan obat serta tanda-tanda yang harus
diwaspai bila terjadi hipertiroid akiabt penggunaan oabt yang berlebihan.
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan metabolisme:
napsu makan menurun.
Tujuan : nutrisi klien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit
baik.
Intervensi :
1. Dorong peningkatan asupan cairan
2. Berikan makanan yang kaya akan serat
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan
4. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
dirumuskan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dengan menggunakan
keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Dalam melaksanakan keperawatan, haruslah
dilibatkan tim kesehatan lain dalam tindakan kolaborasi yang berhubungan dengan pelayanan
keperawatan serta berdasarkan atas ketentuan rumah sakit.
5. EVALUASI
tingkat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Dari rumusan seluruh rencana keperawatan serta impelementasinya, maka pada tahap
evaluasi ini akan difokuskan pada :
1. Apakah jalan nafas pasien efektif?
2.Apakah pasien telah mengerti tentang proses penyakitnya serta tindakan perawatan dan
pengobatannya?
3. Apakah kebutuhan nutrisi pasien telah terpenuhi?
4. apakah tekanan darah, detak dan irama jantung pasien normal?
5. apakah integritas kulit pasien baik?
I.Pengertian
a. Hipertiroid
- Pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi
abnormal kelenjar tiroid oleh immunoglobulin dalam darah
- Hipertiroidi ialah sekresi hormone tiroid yang berlebihan, dimanifestasikan melalui
peningkatan metabolisme.
b.Hipotiroidisme
- Hipotiroidisme ialah sekresi tiroid yang tidak adekuat selama perkembangan janin dan
neonatus yang nantinya akan menghambat pertumbuhan fisik dan mental (kretinisme), karena
penekanan aktivitas metabolic tubuh secara umum.Pada orang dewasa hipotiroidisme
memiliki gambaran klinik berupa letargi,proses berfikir yang lambat dan perlambatan fungsi
yang menyeluruh
- Keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti
oleh tanda-tanda kegagalan tiroid.
II. Etiologi
a. Hipertiroid
Tiroiditis dan penggunaan hormone tiroid yang berlebihan
b. Hipotiroid
Tiroiditis autoimun (tiroiditis Hashimoto), dimana system imun menyerang kelenjar tiroid.
Tipe
1. hipotiroidisme primer : atau tiroidal yang mengacu pada disfungsi kelenjar tiroid
III. Patofisiologi
1. Hipotiroid
Hipotiroid
1. Hipertiroid
Inflamasi pada
kelenjar tiroid
masuk aliran darah
hipertiroidisme
1. Hipertiroid
2. Toleransi terhadap panas buruk dan banyak berkeringat, kulit kemerahan dan
mudah menjadi lunak,hangat dan lembab.
7. Kisaran nadi antara 90 dan 100 kali permenit, tekanan darah sistolik (bukan
diastolic) meningkat.
10. Penyekit dapat ringan dengan eksaserbasi dan remisi, berakhir dengan pemulihan
spontan dalam beberapa bulan atau tahun
11. Mungkin berkembang perilaku tidak mempunyai belas kasihan kelompok menyebabkan
tubuh kurus, sangat gelisah, delirium,disorientasi, akhirnya gagal jantung
12. Gelisah dapat disebabkan oleh pemberian hormone tiroid yang berlebihan untuk
mengobati hipertiroidisme
1. Hipotiroid
Gejala dini hipotiroid tidak spesifik, namun terdapat tanda-tanda dan gejala yang meliputi:
2. Kerontokan rambut
3. Kuku rapuh
4. kulit kering
5. rasa baal
7. apatis
8. konstipasi
Pada hipotiroidisme lanjut dapat menyebabkan dimensia disertai perubahan kognitif dan
kepribadian yang khas.Respirasi dan apnea dapat terjadi.Serta efusi pleura dan efusi
pericardial.
Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiroidisme yang paling ekstrim dan berat,
dimana pasien mengalami hipotermi dan tak sadarkan diri.
V. Komplikasi
a. Hipertiroid
Terjadi krisis tirotoksik (tyroid storm)
b. Hipotiroid
1. Meningkatkan kolesterol
2. Iskemia / infark miokard
b. Hipotiroidisme
| T4 Serum
Penentuan T4 serum dengan tekhnik radio immunoassay pada hipotiroid ditemukan kadar T4
serum normal sampai rendah.Normal kadar T4 serum diantara 4,5 dan 11,5 mg/dl (58,5
hinnga 150 nmol/L)
| T3 Serum
Kadar T3 serum biasanya dalam keadaan normal-rendah.Normal kadar T3 serum adalah 70
hingga 220 mg/dl (1,15 hingga 3,10 nmol/L)
| Tes T3 Ambilan Resin
Pada hipotiroidisme, maka hasil tesnya kurang dari 25% (0,25)
| Tes TRH (Thyrotropin Releasing Hormon)
Pada hipotiroid yang disebabkan oleh keadaan kelenjar tiroid maka akan ditemukan
peningkatan kadar TSH serum.
VII. Penatalaksanaan
a. Hipertiroidisme
Tidak ada pengobatan yang ditujukan untuk menghilangkan gejala penatalaksanaan
bergantung pada etiologi hipertiroidisme.
Farmakoterapi
2. Pengobatan yang paling umum digunakan adalah propitiourasil (propacil, PTU), atau
metimazol (tapazole)
3. Tetapkan dosis rumatan, diikuti dengan penghentian obatan secara bertyahap selama
beberapa bulan.
4. Obat anti tiroid merupakan kontraindikasi pada kehamilan akhir, resiko untuk
gondokkan dan kretinisme pada janin.
Agen Beta-Adrenergik
1. Mungkin digunakan untuk mengontrol efek saraf simpatis yang terjadi pada
hipertiroidisme.
2. Propandol digunakan untuk kegelisahan, takikardi, tremor, ansietas, dan intoleransi
panas
Radioaktif Iodin ( I)
2. I merupakan kontraindikasi dalam kehamilan dan ibu menyusui karena radio iodine
menembus plasenta dan sekresikan ke dalam ASI.
b. Hipotiroid
Tujuan primer penatalalaksanaan hipotiroidisme ialah memulihkan metabolisme pasien
kembali kepada keadaan metabolic normal, dengan cara mengganti hormone yang
hilang.Livotiroksin sintetik (Synthroid atau levothroid) merupakan preparat terpilih untuk
pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik.Dosis terapi penggantian
hormonal berdasarkan pada konsentrasi TSH dalam serum pasien.Preparat tiroid yang
dikeringkan jarang digunakan karena sering menyebabkan kenaikan sementara konsentrasi
T3 dan kadang-kadang disertai dengan gejala hipertiroidisme.
Hal-hal yang bisa dilakukan pada pasien dengan hipotiroid antara lain:
| pemeliharaan fungsi vital
| gas darah arteri
| pemberian cairan dilakukan dengan hati-hati karena bahaya intoksikasi air.
| infus larutan glukosa pekat
| terapi kortikosteroid
I. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : insomnia, sensitivitas meningkat,otot lemah,gangguan koordinasi,
Kelelahan berat.
Tanda : atropi otot
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan
tekanan darah, takikardia, sirkulasi kolaps, syok.
c. Eliminasi
Gejala : urin dalam jumlah banyak, diare.
d. Intregitas Ego
Gejala : mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik.
Tanda : emosi labil, depresi.
e. Makanan / Cairan
Gejala : kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, kehausan, mual, dan muntah
Tanda : pembesaran tiroid, edema non – fitting
f. Pernapasan
Tanda : frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, dispnea
g. Seksualitas
Tanda : penurunan libido,hipomenorea,amenore, dan impotent
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi
yang tidak adekuat.
III. Intervensi
1. Diagnosa I : Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan beban kerja jantung
Tujuan : Klien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat
KH : Tidak terjadi penurunan curah jantung/ curah jantung adekuat.
Intervensi :
œ Kaji tanda-tanda vital
œ Kaji intake – output cairan dan membrane mukosa kering
œ Kaji pengisian kapiler
œ Timbang berat badan setiap hari
œ Anjurkan untuk tirah baring
œ Batasi aktivitas yang tidak perlu
I. Pengkajian
Kadar elektrolit (Ca2 dan PO34)
Kejang, kesemutan
Tanda chuostek dan Trousseau
Dispnea
Stridor laring, bronkospasme
Sianosis, disritmia
Keadaan kulit kasar,kering, bersisik
Kuku menjadi tipis dan rapuh
Rambut, alis, dan bulu mata jarang dan tipis
Ansietas
Asupan dan keluaran setiap 8 jam
Nausea, vomitus, nyeri abdomen
Adanya ketidaknyamanan (nyeri tulang), lemah, parastesia
Konstipasi, poliuria
http://kyfi.wordpress.com/2011/03/16/hipertiroid-dan-hipotiroid/
III. Intervensi
Kelenjar tiroid ( kelenjar gondok) adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada
tubuh manusia. Terletak di leher, tepat dibawah jakun, dengan diameter sekitar 5 cm. Fungsi
kelenjar tiroid yaitu mengatur metabolisme tubuh, sehingga segala sesuatunya berjalan lancar
dan normal didalam tubuh seseorang.
Hipertiroid, berarti kelenjar gondok bekerja melebihi kerja normal sehingga biasanya kelenjar
gondok membesar dan juga akan didapatkan hasil laboratorium untuk hormon TSH, T3 dan
T4 yang berada diatas ambang normal.
Hipotiroid kebalikan dari hipertiroid, disini kelenjar gondok bekerja dibawah normal,
sehingga ketiga hormon tadi kadarnya didalam serum dibawah angka normal.