Erlangga Rio
Erlangga Rio
Pertanian terbagi ke dalam pertanian dalam arti luas dan pertanian dalam arti
sempit (Mubyarto, 1989;16-17). Pertanian dalam arti luas mencakup :
1. Pertanian rakyat atau disebut sebagai pertanian dalam arti sempit.
2. Perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat atau perkebunan besar).
3. Kehutanan.
4. Peternakan.
5. Perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan
darat dan perikanan laut).
Sebagaimana telah disebutkan di atas, dalam arti sempit pertanian diartikan
sebagai pertanian rakyat yaitu usaha pertanian keluarga di mana diproduksinya
bahan makanan utama seperti beras, palawija (jagung, kacang-kacangan dan ubi-
ubian) dan tanaman-tanaman hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan.
Pertanian rakyat yang merupakan usaha tani adalah sebagai istilah lawan dari
perkataan “farm” dalam Bahasa Inggris.
Pertanian akan selalu memerlukan bidang permukaan bumi yang luas yang
terbuka terhadap sorotan sinar matahari. Pertanian rakyat diusahakan di tanah-
tanah sawah, ladang dan pekarangan. Di dalam pertanian rakyat hampir tidak ada
usaha tani yang memproduksi hanya satu macam hasil saja. Dalam satu tahun
petani dapat memutuskan untuk menanam tanaman bahan makanan atau tanaman
perdagangan. Alasan petani untuk menanam bahan makanan terutama didasarkan
atas kebutuhan makan untuk seluruh keluarga petani, sedangkan alasan menanam
tanaman perdagangan didasarkan atas iklim, ada tidaknya modal, tujuan
penggunaan hasil penjualan tanaman tersebut dan harapan harga.
Definisi Pertanian Padi
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan ketahanan tubuhnya. Nasi
merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah
disajikan, enak, lagi pula nilai energi yang terkandung di dalamnya cukup tinggi,
sehingga berpengaruh besar terhadap aktivitas tubuh atau kesehatan. Padi
merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras.
Menurut cara tanamnya, padi dapat dibagi menjadi padi sawah dan padi gogo.
Padi sawah adalah padi yang ditanam di sawah dengan pengairannya sepanjang
musim atau setiap saat. Sedangkan padi gogo adalah padi yang diusahakan di
tanah tegalan kering secara menetap. Padi gogo diusahakan dengan menerapkan
teknik budidaya seperti pengolahan tanah, pemupukan, dan pergiliran tanaman
(AAK, 1990).
Definisi Usaha Tani
A.T Mosher (Mubyarto, 1989;66) memberikan definisi farm sebagai suatu tempat
atau bagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh seorang
petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji.
Sedangkan usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat
tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,
perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan di atas tanah itu, sinar matahari,
bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya. Usaha tani dapat
berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak.
Ciri yang sangat menonjol dalam sistem usaha tani khususnya tanaman pangan
adalah jaringan irigasi. Sedangkan ciri umum yang spesifik pada suatu wilayah
antara lain adanya lahan yang selalu tergenang, lahan dataran tinggi dengan suhu
yang sangat rendah, kondisi iklim yang kering atau basah. Bentuk umum sistem
usaha tani di Indonesia dapat dibedakan (Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pertanian, 1990) antara lain :
1. Sistem usaha tani lahan sawah dengan tanaman padi sebagai tanaman utama,
diselingi palawija, sayur-syuran atau tebu.
2. Sistem usaha tani lahan kering atau tegalan di mana padi gogo dan berbagai
jenis tanaman palawija dan hortikultura sebagai komoditas pokok.
3. Sistem usaha tani lahan dataran tinggi banyak ditanami dengan sayur-sayuran
dan beberapa jenis palwija dan sebagian varietas padi.Usaha tani perkebunan yang
umumnya menanam berbagai jenis tanaman ekspor dan industri sebagai
komoditas yang diusahakan
Definisi Pembangunan Pertanian
Pembangunan sering diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Jadi
pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan
sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari
yang kurang baik menjadi lebih baik (Dr. Soekartawi, 1994;1).
Sektor pertanian di Indonesia dianggap penting terlebih dari peranan sektor
pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang
devisa negara melalui ekspor dan sebagainya. Dalam pertanian tanaman pangan di
Indonesia terdapat urutan komoditas menurut kepentingannya (Badan Penelitian
dan Pengembangan Departemen Pertanian, 1990;8). Tanaman padi adalah
tanaman utama. Meskipun secara ekonomis tanaman padi bukan yang paling
menguntungkan, kebanyakan petani mengutamakan padi dalam usaha taninya.
Syarat-syarat dalam Pembangunan Pertanian
A.T Mosher telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak
negara dan menggolong-golongkannya menjadi syarat-syarat mutlak dan syarat-
syarat pelancar. Terdapat lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk
adanya pembangunan pertanian. Kalau satu saja syarat-syarat tersebut tidak ada,
maka terhentilah pembangunan pertanian, pertanian dapat berjalan terus tetapi
sifatnya statis.
Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian (A.T Mosher,
1965;77) adalah :
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.
2. Teknologi yang senantiasa berkembang.
3. Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
4. Adanya perangsang produksi bagi petani
5. Tersedianya perangkutan yang lancar dan kontinyu.
Untuk lebih jelasnya, syarat-syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan
pertanian tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
Teori pertumbuhan wilayah dari Perroux (Jhingan, 1990) menyatakan bahwa tidak
dapat disangkal lagi pertumbuhan ekonomi terjadi tidak disemua tempat secara
merata pada waktu yang bersamaan. Teori tersebut yang melatar belakangi
Hirschman untuk mengemukakan teori pertumbuhan tidak berimbang dan
mekanisme penjalaran pertumbuhan dari suatu wilayah ke wilayah lain. Dalam
konsep tentang penjalaran pertumbuhan, Hirschman membagi dua wilayah yaitu
wilayah utara sebagai wilayah berkembang sedangkan wilayah selatan sebagai
wilayah terbelakang. Pertumbuhan ekonomi di utara memberikan pengaruh pada
selatan. Pengaruh yang menguntungkan disebut efek penetasan (trickling down
effect) yang berarti kemajuan sektor unggulan terhadap sektor yang tidak
diunggulkan sehingga kedua-duanya maju, sedangkan pengaruh yang tidak
menguntungkan disebut efek pengutuban atau polarization effect yaitu
pengambilan produk-produk unggulan dari sektor yang tidak diunggulkan
sehingga hanya sektor unggulan yang maju sedangkan sektor yang tidak
diunggulkan dirugikan (Hirschman, dalam Freidman dan Alonso, 1967).
Dalam upaya pengembangan wilayah di negara-negara berkembang ternyata
proses penjalaran tidak berjalan sebagaimana mestinya bahkan cenderung lambat.
Contohnya perkembangan ekonomi perdesaan di Kabupaten Karawang
berlangsung lebih lambat dari pada wilayah yang menjadi basis industri. Hal ini
disebabkan oleh berkembangnya jenis industri yang tidak saling substitusi atau
tidak menggunakan bahan baku lokal sendiri sebagai inputnya, sehingga wilayah-
wilayah industri kurang dapat memberikan pengaruh dalam pengembangan
ekonomi wilayah terbelakang (Saeful, 1997).
Agribisnis dan Agroindustri
Peran Agribisnis menurut Dr. Soekartowi (1994;63) adalah :
1. Mampu meningkatkan pendapatan petani.
2. Mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
3. Mampu meningkatkan ekspor.
4. Mampu meningkatkan tumbuhnya industri yang lain.
5. Mampu meningkatkan nilai tambah.
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada
hubungannya dengan pertanian dalam arti luas (Dr. Soekartawi, 1991;2).
1. Aspek Produksi
Rendahnya produktivitas tanaman pangan per ha ini disebabkan karena sulitnya
petani mengadopsi teknologi baru. Penguasaan teknologi yang terbatas ini
sebagian besar disebabkan karena lemahnya permodalan dan terbatasnya
keterampilan berusahatani. Beberapa kebijaksanaan yang dapat ditempuh untuk
meningkatkan produktivitas antara lain adalah :
a. Meningkatkan penyuluhan pertanian dalam upaya mengaktifkan sapta usaha
tani.
b. Meningkatkan koordinasi antar-Dinas yang terkait dalam kegiatan penyuluhan
pertanian.
c. Meningkatkan pelaksanaan pencetakan sawah baru untuk menunjang
pengembangan daerah yang terisolir.
2. Aspek Pengolahan Hasil
Petani umumnya memproses sendiri hasil pertanian dan sebagian lagi dijual di
sekitar tempat tinggalnya. Lambannya pengembangan industri pengolahan ini
akan terus berlangsung bila tidak diikuti dengan upaya-upaya untuk memperluas
pasar.
3. Aspek Pemasaran
Mekanisme pasar yang belum sempurna cenderung petani menerima harga yang
ditetapkan oleh pihak lain dengan harga yang relatif rendah. Sehingga diperlukan
suatu lembaga yang membantu petani memasarkan hasil pertaniannya pada
tingkat harga yang memadai, misalnya KUD. Lemahnya pemasaran ini akan terus
berkelanjutan bila tidak diadakan upaya-upaya terobosan yang dilakukan dengan :
a. Pengembangan komoditi pertanian berdasarkan atas konsep keunggulan
komprehensif dan konsep perwilayahan komoditi. Misalnya di daerah itu
dikembangkan produksi hortikultura tertentu, dilakukan pengolahnnya dan
dilanjutkan dengan kegiatan ekspor.
b. Perbaikan fasilitas pemasaran.
c. Penyediaan fasilitas perbankan.
1. Tanah Pertanian
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam pertanian adalah tanah. Tanah sebagai
modal dasar pembangunan memerlukan optimasi dalam pemanfaatannya dengan
melihat kesesuaian lahan antara aspek fisik dasar yang ada dengan kegiatan yang
dapat dikembangkan yaitu pertanian. Hal ini dikarenakan lahan merupakan salah
satu syarat untuk dapat berlangsungnya proses produksi di bidang pertanian.
Definisi tanah yang sederhana yaitu sebagai suatu benda tempat tumbuhnya
tanaman. Sedangkan pengertian tanah yang lebih luas adalah suatu benda alami
yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral
sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik sebagai hasil pelapukan
tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan
sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan
induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan (Dr. Ir. E.
Saifuddin Sarief, 1985; 6-7).
Tanah adalah alat atau faktor produksi yang dapat menghasilkan berbagai produk
pertanian. Peranan tanah sebagai alat produksi pertanian adalah sebagai berikut :
1. Tanah sebagai tempat berdirinya tanaman.
2. Tanah sebagai gudang tempat unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.
3. Tanah sebagai tempat persediaan air bagi tanaman.
4. Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan tanaman.
4. Modal
Modal merupakan unsur pokok usaha tani yang sangat penting. Dalam pengertian
ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor
produksi lain dan tenaga kerja serta pengelolaan menghasilkan barang-barang
baru, yaitu produksi pertanian. Pada usaha tani yang dimaksud dengan modal
(Fadholi Hernanto, 1989;80) adalah :
a. Tanah
b. Bangunan-bangunan (gudang, kandang, lantai jemur, pabrik, dll)
c. Alat-alat pertanian (traktor, luku, garu, sprayer, cangkul, parang, dll)
d. Tanaman, ternak dan ikan di kolam
e. Bahan-bahan pertanian (pupuk, bibit dan obat-obatan)
f. Piutang di Bank
g. Uang tunai
Sedangkan menurut sifatnya modal dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Modal tetap artinya modal yang tidak habis pada satu periode produksi, seperti
tanah bangunan.
2) Modal bergerak meliputi alat-alat, bahan, uang tunai, piutang di bank, tanaman,
ternak dan ikan. Jenis modal ini habis atau dianggap habis dalam satu periode
proses produksi.
Besarnya modal bergerak, biasanya dapat digunakan sebagai petunjuk majunya
tingkat usaha tani. Modal dapat mengahasilkan barang baru, dengan demikian
akan mendorong minta tumbuhnya pembentukan modal. Pembentukan modal ini
menjadi keharusan untuk ditumbuhkan di kalangan petani. Sumber pembentukan
modal antara lain :
a. Milik sendiri
b. Pinjaman atau kredit, baik berasal dari bank maupun dari pelepas uang
c. Hadiah warisan
d. Dari usaha lain
e. Kontrak sewa
Dalam hal kredit petani umumnya lebih banyak lari kepada pelepas uang, hal ini
disebabkan (Sujono Irian, 1978) :
a. Dapat diambil sewaktu-waktu
b. Prosedur setahun
c. Jamuan formal biasanya tidak diperlukan
d. Kepastian bagian berperan penting
e. Kelestarian hubungan usaha
f. Sering dikaitkan dengan jaminan pemasaran hasil
Untuk membantu pembentukan modal, pemerintah dan swasta telah cukup banyak
membuka kesempatan melalui berbagai kegiatan perbankan dalam bentuk kredit.
Dengan surat bukti pemilikan tanah petani dapat berurusan dengan bank untuk
mendapat kredit, namun masih langka. Bank yang banyak membantu petani
adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Bumi Daya. Macam kredit yang
diberikan dan direalisir oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) antara lain :
1) Kredit Investasi Besar
2) Kredit Investasi Kecil
3) Kredit Bantuan Proyek
5. Pengelolaan (Management)
Pengelolaan usaha tani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir dan
mengkoordinasikan faktor-faktor produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya dan
mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Ukuran
dari keberhasilan pengelolaan itu adalah produktivitas dari setiap sektor maupun
produktivitas dari usahanya. Dengan demikian pengenalan secara utuh faktor yang
dimiliki dan faktor-faktor yang dapat dikuasai akan sangat menentukan
keberhasilan pengelolaan.
Usaha tani di Indonesia umumnya dikelola oleh petani sendiri. Ia sebagai
pengelola, ia sebagai tenaga kerja dan dia pula sebagai salah satu dari konsumen
produksi usahataninya. Manusia petani, demikian citra yang ada, terbatas
pendidikan dan pengalamannya, lemah dalam posisi bersaing, lemah dalam
penguasaan faktor produksi, terutam lemah dalam modal dan pengelolaan itu
sendiri. Dalam hal prasaana dan sarana untuk pengelolaan, rumahnya sebagai
kantornya, faktor produksi yang dimilikinya adalah sarana terbesar yang dimiliki.
Posisi lingkungan, status sosial dan kepercayaan lingkungan adalah sarana
pendukung yang cukup menentukan. Dalam situasi demikian petani mulai
melangkahkan kaki menjadi pengelola faktor-faktor produksi usaha taninya.
Ekonomi Produksi Pertanian
Ekonomi produksi pertanian adalah suatu aplikasi bidang ilmu yang dalam mana
keputusan yang telah diambil dengan berdasarkan prinsip-prinsip pilihan
diterapkan pada modal (tanah dan investasi), tenaga kerja dan manajemen
produksi atau industri pertanian jika produk-produk pertanian ini mendapat
pengolahan lanjutan guna mewujudkan komoditi yang lebih tinggi kualitasnya (Ir.
AG Kartasapoetra, 1987; 7).
Tujuan ekonomi produksi pertanian (Ir. AG Kartasapoetra, 1987;11) terdiri dari:
a. Ekonomi produksi pertanian menentukan persyaratan-persyaratan bagi
pendayagunaan tanah, tanaman, modal kerja dan manajemen dalam pelaksanaan
usaha tani secara optimal.
b. Ekonomi produksi pertanian menentukan syarat-syarat agar penggunaan
sumber yang tersedia tidak mubadzir atau berada dalam penyimpangan-
penyimpangan.
c. Ekonomi produksi pertanian menganalisa kemampuan-kemampuan pola
produksi dalam penggunaannya dengan sumber-sumber yang tersedia daripadanya
ditunjukkan pola-pola yang baik yang dapat mencapai optimum.
d. Ekonomi produksi pertanian mengemukakan secara gamblang tentang metode
dan sarana pendukung yang sebaiknya digunakan sehingga dapat mencapai
optimum.
Pemasaran Hasil Pertanian
Menurut Kotler (1980) ada lima faktor yang menyebabkan mengapa pemasaran
itu penting, yakni :
1. Jumlah produk yang dijual menurun
2. Pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun
3. Terjadinya perubahan yang diinginkagn konsumen
4. Kompetisi yang semakin tajam
5. Terlalu besarnya pengeluaran untuk penjualan
Namun untuk komoditi pertanian, pemasaran terjadi bukan saja ditentukan oleh
lima aspek seperti yang dikemukakan oleh Kotler tersebut, tetapi oleh aspek yang
lain (Dr Soekartawi, 1991;120) yaitu :
1. Kebutuhan yang mendesak
2. Tingkat komersialisasi produsen (petani)
3. Keadaan harga yang menguntungkan, dan
4. Karena peraturan
Menurut W David Downey & Steven P Erickson (1992;278), pemasaran secara
umum adalah suatu proses yang mengakibatkan aliran produk melalui sistem dari
produsen ke konsumen. Sedangkan pemasaran secara khusus adalah telaah
terhadap produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang
perantara ke konsumen.
Terdapat tiga tipe fungsi pemasaran (W David Downey & Steven Perickson,
1992;282) yang terdiri dari :
1. Fungsi pertukaran (exchange function) dimana produk harus dijual dan dibeli
sekurang-kurangnya sekali selama proses pemasaran.
2. Fungsi fisis tertentu harus dilaksanakan, seperti pengangkutan, penggudangan
dan pemprosesan produk.
3. Berbagai fungsi penyediaan sarana harus dilakukan dalam proses pemasaran.
Bagaimanapun sekurang-kurangnya harus ada informasi pasar yang tersedia;
seseorang harus menerima resiko kerugian yang mungkin terjadi; seringkali
produk harus distandarisasi atau dikelompokkan menurut mutunya untuk
mempermudah penjualan produk tersebut; dan akhirnya seseorang harus memiliki
produk yang bersangkutan dan menyediakan pembiayaan selama proses
pemasaran berlangsung.
Salah satu kesalahpahaman yang sering dilakukan terhadap pemasaran dalam
perusahaan agribisnis adalah pembatasannya pada fungsi penjualannya saja
padahal pada kenyataannya pemasaran di dalam suatu perusahaan meliputi
berbagai aspek keputusan dan kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan guna menghasilkan laba. Proses pemasaran
yang sesungguhnya mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan
produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan ini, menetapkan program promosi
dan kebijaksanaan harga, serta menetapkan sistem distribusi untuk menyampaikan
barang dan jasa kepada pelanggan.
Penetapan harga berdasarkan daya serap pasar merupakan metode lain untuk
menentukan harga produk dan jasa sangat unik. Berbagai harga dicoba ditawarkan
untuk menentukan serta membebankan harga maksimal yang dapat disanggupi
oleh para pelanggan. Metode ini seringkali digunakan dalam menetapkan harga
jasa yang sangat terspesialisasi dan bervariasi pada setiap pekerjaan, dimana
setiap pekerjaan dirundingkan secara terpisah dan komunikasi antar pelanggan
tidak demikian lancar.
Sistem ini akan sangat berhasil jika manfaat produk atau jasa tersebut jauh diatas
harganya, sehingga harga tidak merupakan faktor pertimbangan yang penting.
Jasa teknis perorangan yang diberikan kepada pengusaha tani dan agribisnis
termasuk ke dalam kategori ini.
Keputusan mengenai distribusi pasar berkaitan dengan pemilik dan pengendali
produk dalam proses pemindahannya kepada pelanggan. Hal ini mempunyai
implikasi penting terhadap cara pelaksanaan fungsi pemasaran. Saluran pasar
yang dipilih sangat erat kaitannya dengan masalah distribusi fisis. Tetapi
permasalahan sehubungan dengan pemilik produk pelaksana berbagai fungsi pasar
guna memindahkan produk tersebut dari pabrik kepada pelanggan jauh lebih luas.
Pengelolaan program pemasaran dalam agribisnis dapat merupakan tugas yang
rumit khususnya pada perusahaan besar yang menangani banyak produk. Hampir
semua agribisnis menghadapi permintaan yang sangat musiman, yang mungkin
akan menyebkan ketersendatan dalam melayani pelanggan. Pola cuaca yang tidak
dapat diramalkan makin memperumit perencanaan pemasaran dan harga komoditi
pertanian yang berfluktuasi sering mengakibatkan permintaan atas bekalan dan
jasa usaha tani ikut berfluktuasi. Karena kerumitan tersebut maka program
pemasaran agribisnis perlu direncanakan secara hati-hati.
Prakiraan penjualan merupakan alat pemasaran yang sangat berguna khususnya
dalam agribisnis karena ketidakstabilan pasar pertanian. Hal tersebut biasanya
dimulai dengan prakiraan keadaan umum perekonomian dan berkembang makin
spesifik pada saat prakiraan masih diarahkan pada penjualan masing-masing
produk atau jasa.
Prospek pasar dapat dideteksi dengan mengetahui keadaan pasar. Pasar itu sendiri
berarti sekumpulan pembeli yang potensial atau pembeli yang sesungguhnya.
Pasar terdiri dari :
a. Pasar konsumen (dari petani ke ibu rumah tangga)
b. Pasar industri
c. Pasar penjualan kembali (misalnya pasar swalayan dan pasar induk)
d. Pasar pemerintah (yang dikendalikan oleh pemerintah)
e. Pasar Internasional
Besarnya kebutuhan konsumen terhadap barang tidak sama. Selain itu, waktu,
bentuk dan harganyapun berlainan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh tingkat
sosial, fisiologis dan psikologis tiap konsumen yang berbeda (Yovita Hety
Indriani,1992;55).
Menurut Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan Direktorat Bina Usaha
Pertanian Tanaman Pangan, terdapat pelayanan informasi pasar yaitu usaha
kegiatan yang mengumumkan harga-harga sayur-mayur setiap hari di mana
sasaran utamanya adalah para petani. Tingkat harga produsen adalah harga
penjualan petani kepada pedagang borongan di daerah produksi dimana harga
borongan adalah harga penjualan pedagang besar di daerah konsumsi (bukan
tingkat harga eceran).
Pendapatan Sektor Pertanian
Sejauh petani memproduksi untuk dijual, maka perangsang baginya untuk
menaikkan produksi tergantung kepada perbandingan harga yang akan
diterimanya untuk hasil-hasil usaha taninya dan biaya untuk memproduksikannya.
Ia harus benar-benar memperhitungkan pengeluaran dan penerimaan. Ia harus
menjual hasil panennya di pasar dengan harga yang lebih tinggi daripada biaya
produksi usaha taninya, sehingga pendapatan bersih usaha tani dapat
meningkatkan taraf hidup keluarganya.
Nilai tukar pertanian adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima oleh
petani dibagi dengan indeks yang dibayar oleh petani dikalikan dengan 100
(Indikator Pertanian, 1998;xxii). Dugaan bahwa besarnya surplus pendapatan dari
sektor pertanian mempunyai pengaruh terhadap distribusi pendapatan tidak selalu
benar. Hal ini berarti keberhasilan dalam produksi pertanian ternyata tidak selalu
diikuti dengan peningkatan pendapatan atau kesejahteraan petani. Indikator lain
yang menunjukkan hal yang sama adalah perbandingan kenaikan upah buruh
dalam pertanian tanaman pangan.
Karena pada desa-desa dengan kesempatan kerja di luar sektor pertanian sangat
terbatas, distribusi pemilikan tanah berpengaruh terhadap pendapatan dari luar
sektor pertanian terbuka, distribusi pemilikan tanah tidak berpengaruh terhadap
pendapatan dari luar sektor pertanian.
Pengaruh harga hasil usaha tani dan harga input terhadap kuatnya daya dorong
petani untuk menaikkan produksi (A.T Mosher, 1965;131-132) dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Petani hanya akan menaikkan komoditi tertentu yang akan dijualnya, apabila
harga komoditi itu cukup menarik baginya.
2. Petani akan memberikan respons terhadap perubahan harga relatif dari
tanaman-tanaman yang sedang diusahakan dengan jalan menaikkan produksi
tanaman yang harganya di pasar lebih tinggi, kecuali hal tersebut akan
membahayakan persediaan makanan keluarganya sendiri.
3. Petani akan memberikan respons terhadap kenaikan harga hasil tanaman
tertentu dengan menggunakan teknologi yang lebih maju untuk menaikkan
produksi tanaman tersebut, jika (1) barang-barang input yang disediakan tersedia
secara lokal, (2) mengetahui bagaimana menggunakan input secara selektif, (3)
jika harga input tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan harga yang diharapkan
dari hasilnya.
4. Meningkatkan efisiensi tata niaga untuk menurunkan biaya berbagai mata
rantai tataniaga seperti pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan hasil-hasil
usata tani, dapat menaikkan harga setempat yang sampai ke tangan petani atau
menurunkan harga bagi konsumen terakhir atau kedua-duanya.
Distribusi pendapatan petani adalah biaya hidup petani yang diperoleh dari
berbagai sumber (Fadholi Hernanto, 1989;222) antara lain :
1. Dari sumber usaha tani itu sendiri.
2. Dari sumber usaha tani lain di bidang pertanian seperti halnya upah tenaga
kerja pada usaha tani lain.
3. Pendapatan dari luar usaha tani dimana alokasinya digunakan untuk :
Kegiatan produktif antara lain untuk membiayai kegiatan usaha taninya.
Kegiatan konsumtif antara lain untuk pangan, papan, kesehatan, pendidikan,
rekreasi dan pajak-pajak.
Pemeliharaan investasi.
Investasi dan tabungan.
Dengan adanya interaksi (import dan eksport), tiap wilayah akan saling mengisi
dan spesialisasi akan menimbulkan dominasi kegiatan ekonomi. Dikaji dari
pertumbuhan, Internal Combution theory (Tweeten L, 1976 – Shafer, 1989)
menyebutkan bahwa pertumbuhan dalam satu komunitas/desa disebabkan oleh
apa yang ada dan terjadi di dalamnya. Jadi apa yang terjadi dalam satu wilayah
dapat dilihat dari potensi strategis yang bisa dikembangkan untuk memicu
pertumbuhan dan bagaimana peran pemerintah dalam memelihara dan melengkapi
infrastruktur atau pelayanan masyarakat. Pada umumnya investasi di bidang
pelayanan umum (sekolah, jalan, perumahan, drainase, air bersih) membutuhkan
biaya tinggi. Jarang swasta yang mau menanam modal di sektor ini. Maka untuk
menunjang pusat pertumbuhan pemerintah perlu ikut serta.