Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG KEGAWATDARURATAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Profesional

Dosen Pembimbing : Ni Luh DASD, S.Kep, Ns, M, Kep

Disusun oleh :

Faizatul Kholisoh (1810011)

Hurriyah (1810015)

Khofifah (1810019)

Willyanda Karunia P (1810036)

Windy Eviana S (1810037)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Stikes Kepanjen.
Penulis makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
keperawatan profesional. Adapun tujuan penulis makalah ini adalah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari,
agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan
negara.

Dengan tersusunnya makalah ini penyusun menyadari masih banyak


terdapat kekurangan dan kelemahan, dan kesempurnaan makalah ini penyusun
sangat berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila
terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,


khususnya bagi penyusun sendiri umumnya para pembaca makalah ini,
terimakasih, waassalamualaikum.

Penyusun

Kepanjen, 05, September 2019


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kegawat daruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency adalah


suatu situasi yang mendesak yang beresiko terhadap kesehatan, kehidupan,
kesejahteraan atau lingkungan. Suatu insiden dapat menjadi suatu kegawat
daruratan apabila merupakan suatu insiden yang mendesak atau mengancam
nyawa, kesehatan, kesejahteraan, ataupun lingkungan. Insiden yang
sebelumnya menyebabkan hilangnya nyawa seseorang, kecacatan, merusak
kesejahteraan, ataupun merusak lingkungan, atau insiden yang memiliki
probabilitas yang tinggi untuk menyebabkan bahaya langsung kekehidupan,
kesehatan, kesejahteraan ataupun lingkungan.

Kegawadaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut dan
menimbulkan resiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan jangka
panjang seseorang (Caroline, 2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan
bantuan orang lain yang idealnya memiliki kualisifikasi dalam melakukan
pertolongan, hal ini membutuhkan keterlibatan dari berbagai pelayanan
multilevel, baik dari pemberi pertolongan pertama, teknisi sampai kelayanan
kesehatan gawat darurat. Kegawatdaruratan medis merupakan keadaan harus
mendapat intervensi segera. Dalam merespon kegawatdaruratan telah dibentuk
emergency medikal service (EMS) atau disebut pula layanan kegawatdaruratan
medis. Tujuan utama dari layanan ini adalah memberikan pengobatan kepada
pasien yang membutuhkan perawatan medis mendesak, dan tujuan
menstabilkan kondisi saat itu, dan menyediakan transpor efisien dan efektif bagi
pasien menuju layanan pengobatan definitif. Layanan kegawatdaruratan medis di
tiap-tiap negara dan daerah menyediakan layanan yang beragam dengan
metode yang beragam pula, hal ini ditentukan oleh kebijakan pemerintah negara
masing-masing dengan metode pendekatan yang berbeda pula tergantung dari
kondisi dari negara tersebut. Secara umum, semua layanan kegawatdaruratn
medis menyediakan layanan bantuan hidup dasar.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud konsep dan paradigma keperawatan gadar?
2. Apa falsafah dan area praktik keperawatan gadar?
3. Bagaimana peran, fungsi serta kompetetensi perawat gadar?
4. Pelatihan apa yang harus dimiliki perawat gadar?

1.3 TUJUAN

Untuk memahami dan menyamakan konsep mengenai


kegawatdaruratan agar dapat diketahui dan ditangani dengan cepat dan
tepat untuk menghindari perburukan keadaan bagi masyarakat awam
umumnya serta bagi tenaga kesehatan khususnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan


medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut
(UU no 44 tahun 2009). Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya
mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan
penanganan/pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan
cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu meka korban akan
mati atau cacat/ kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup. (Saanin,2012).

Keadaan darurat adalah keadaan yang terjadinya mendadak, sewaktu-


waktu atau kapan saja terjadi dimana saja dan dapat menyangkut siapa saja
sebagai akibat dari suatu kecelakaan, suatu proses medic atau perjalanan suatu
penyakit (Saanin,2012). Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikkan
pelayanan untuk mengatasi kondisi kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga
memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi kecemasan pasien dan
keluarga. Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan professional
keperawatan yang diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah yang tidak
urgent, sehingga filosofi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas,
kedaruratan yaitu apapun yang dialami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai kedaruratan (Hati,2011 dalam Saanin,2012). System
pelayanan bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya harus
memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang tinggi
dalam memberikan pertolongan kedaruratan kepada pasien (Saanin, 2012).
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapatkan pertolongan secepatnya . biasanya di lambangkan dengan label
merah.
Triage
Tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat
kegawatannya untuk memperoleh prioritas tindakan.
1. Gawat darurat – merah
Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat
atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota
badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan
secepatnya.
2. Gawat tidak darurat – putih
Kelompok pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut.
3. Tidak gawat, darurat – kuning
Kelompok pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak
mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat
dangkal.
4. Tidak gawat, tidak darurat – hijau,
5. Meninggal – hitam

Tujuan penanggulangan gawat darurat:

1. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat, hingga dapat hidup
dan berfungsi kembali dalam masyarakat

2. Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh


penanganan yang lebih memadai

3. Penanggulangan korban bencana Penyebab kematian

1. Mati dalam waktu singkat (4-6 menit)

a. Kegagalan sistem otak

b. Kegagalan sistem pernapasan

c. Kegagalan sistem kardiovaskuler

2. Mati dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)

a. Kegagalan sistem hati


b. Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)

c. Kegagalan sistem pankreas (endokrin)

2.2 PARADIGMA KEPERAWATAN

A. Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau


memandang sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu
tingkah laku. Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang,
memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena
yang ada dalam keperawatan.

B. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang professional,


yang merupakan bagian integral da pelayanan dan kesehatan berdasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencakup biopsikososio-
spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
baik sehat maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia.

C. Paradigma Keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar


atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan.

2.3 Falsafah Praktik Keperawatan Gawat Darurat

1. Universal

Intervensi dalam keperawatan mencakup proses keperawatan yang


komprehensif dan dilakukan pada semua manusia yang membutuhkan bantuan
dalam keadaan gawat darurat dan diperlukan pemikiran yang mencakup seluruh
system organ tubuh.

2. Penanganan oleh siapa saja

Penanganan keperawatan gawat darurat tidak hanya bisa dilakukan oleh tenaga
kesehatan, namun semua masyarakat bisa melakukannya dengn syarat telah
mendapatkan pelatihan mengenai penanganan pasien gawat darurat.

3. penyelesaian berdasarkan masalah


Penyelesaian terfokus pada masalah yang di alami pasien karena dalam
kegawatdaruratan seorang tenaga terlatih berpacu dengan waktu dalam
menyelamatkan nyawa seorang pasien.

2.4 AREA PRAKTEK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

pelayanan keperawatan gawat darurat terdiri dari dua area besar yaitu
keperawatan emergensi dan keperawatan kiritis

A. Emergency Nursing (Keperawatan Krisis)

Adalah seorang perawat professional terregistrasi / RN profesional


yang memiliki komitmen untuk menyelamatkan dan melaksanakan praktek
keperawatan secara efektif.

1. Perawatan Emergensi

Meliputi Pengkajian, diagnosis & terapi keperawatan yang dapat diterima


baik aktual, potensial, yang terjadi tiba-tiba atau urgen, masalah fisik atau
psikososial dalam episodik primer atau akut yg mungkin memerlukan
perawatan minimal atau tindakan support hidup, pendidikan untuk pasien atau
orang terpenting lainnya, rujukan yg tepat dan pengetahuan tentang implikasi
legal.

2. Lingkungan Emergensi

Merupakan Setting dimana pasien memerlukan intervensi oleh pemberi


pelayanan keperawatan emergency.

3. Pasien Emergensi

Adalah Pasien dengan segala umur baik yang sudah diagnosa, tidak
terdiagnosa atau maldiagnosis problem dengan kompleksitas yg bervariasi.

Pasien-pasien emergensi memerlukan intervensi nyata dimana dapat terjadi


perubahan status fisiologis atau psikologis secara cepat yg mungkin mengancam
kehidupannya.

B. Dimensi
Keperawatan emergensi memiliki multidimensi meliputi : Responsibilities
(tanggung jawab) ,Function (peran sebagai perawat), Roles (Panutan), Skills (
dengan pengetahuan khusus).

2.5 PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

A. Peran perawat

Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 perawat terdiri:

1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan


Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan.
2. Sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien meliputi:
- Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
- Hak atas informasi tentang penyakitnya
- Hak atas privacy
- Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
- Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian
3. Sebagai educator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan
yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan Pendidikan kesehatan.
4. Sebagai Koordinator
Peran ini dilakanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengordinasikan pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.
5. Sebagi kolabolator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya
mengidentifikasi keperawatan yang diperlukan.
6. Sebagai konsultan
Perawat berperan sebagai tempat berkonsultasi dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah
sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
7. Sebagai pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis dan terarah sesui dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.

B. FUNGSI PERAWAT

1. fungsi independent
merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
2. Fungsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau intruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan
tugas yang diberikan.
3. Fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang besifat saling
ketergantungan diantara tim satu dengan tim lainnya.

2.6 KOMPETENSI PERAWAT GAWAT DARURAT

Kompetensi yang harus dimiliki

1. Praktek professional, etis, legal, dan peka budaya:


a. Menunjukan perilaku bertanggung jawab terhadap praktek
professional :
- Dapat menjelaskan alas an secara ilmiah pada setiah tindakan
yang dilakukan
- Mengetahui Batasan kemampuan sehingga tidak melakukan
tindakan diluar batas kemampuannya
- Merujuk atau mengkonsultasikan kepada yang lebih ahli( perawat
dengan kompetensi atau tingkat kepakaranya)
b. Melaksanakan praktek keperawatan berdasarkan kode etik
keperawatan Indonesia dan memperhatikan budaya:
- Memahami issue etik dan hukum pada perawatan intensif
- Menghormati hak privacy klien atau pasien
- Dapat memberi penjelasan tentang hak hak klien atau pasien
- Tidak menyebarkan informasi kesehatan klien atau pasien pada
yang tidak berhak
- Mengembangkan praktek keperawatan untuk dapat memenuhi
rasa aman dan menghargai martabat klien atau pasien
- Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan adat
istiadat dan budaya klien atau pasien
c. Melaksanakan praktek secara legal
- Melaksanakan praktek sesuai kebijakan local dan nasional
- Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku
terkait praktik keperawatan atau kode etik keperawatan

2.7 PELATIHAN APA SAJA YANG HARUS DIMILIKI OLEH PERAWAT GADAR

1. BTCLS(Basic Trauma Cardiac Life Support): Adalah pelatihan


penanganan kegawatdaruratan seperti kasus henti jantung.

2. PPGD(Penanggulangan Penderita Gawat Darurat)

3. BTLS( Basic Trauma Life Support) : Adalah penelitian penanganan


kegawatdaruratan dasar seperti trauma atau kecelakaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegawatdaruratan medis dapat diartikan menjadi suatu
keadaan cedera atau sakitakut yang membutuhkan intervensi
segera untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah atau
mencegah kecacatan serta rasa sakit pada pasien. Pasien
gawatdarurat merupakan pasien yang memerlukan pertolongan
segera dengan tepat dancepat untuk mencegah terjadinya
kematian atau kecacatan. Prinsip pada penanganan penderita
gawat darurat harus cepat dan tepat serta harus dilakukan segera
oleh setiap orang yang pertama menemukan atau mengetahui
(orang awam, perawat, para medis, dokter), baik didalam maupun
diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap saat dan
menimpa siapa saja Sistem pengendalian gawat darurat terpadu
adalah mekanisme yang dirancang untuk memberikan
pertolongan pada korban bencana atau gawat darurat untuk
mencegah kematian atau kerusakan organ sehingga
produktifitasnya dapat dipertahankan setara sebelum terjadinya
bencana atau peristiwa gawat darurat.

3.2 Saran

Kegawatdaruratan harus cepat dan tepat serta harus dilakukan


segera oleh setiap orang yang pertama menemukan atau mengetahui
(orang awam, perawat, para medis,dokter), baik didalam maupun
diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap saat dan
menimpa siapa saja.
DAFTAR PUSTAKA

1. Broswick, John A. 1997. Perawat Gawat Darurat (Emergency Care).


Jakarta: EGC Institute For Clinical Systems Improvement. 2011. Health
Care Protocol: Rapid Response Team. Diakses tanggal 17 Januari 2018.
2. Akbar, Fredy.2006. Kumpulan Materi Mata Kuliah Gadar. Diakses pada
tanggal 18 Januari 2018.
3. Saanin, S.2012. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT). BSB Dinkes Provinsi Sumatra Barat.
4. Margatetha, Caroline.2013. Konsep Keperawatan Gawat Darurat.
Diakses pada tanggal 18 Januari 2018.

Anda mungkin juga menyukai