Anda di halaman 1dari 5

WA untuk Media Pembelajaran

WhatsApp messenger atau WhatsApp(WA ) adalah aplikasi pesan untuk smartphone dengan
basic mirip blakberry.WhatsApp messenger rmenggunakan koneksi 3G /4G atau wifi untuk
komunikasi data. Dengan menggunakan WhatsApp (WA) kita dapat melakukan obrolan
online,.berbagi file,bertukar foto atau data yang lain.Pengguanaan whatsApp atau WA grup
akan membantu kita untuk menyebarkan informasi penting dengan sangat cepat dan effesien
sekali.

Hampir semua lapisan masyarakat dari usia anak – anak, remaja, dewasa dan orang tua
menggunakan aplikasi WA dalam HPandroid . Saat ini hampir semua sekolah , baik di desa
maupun di kota banyak yang menggunakan aplikasi WA untuk sarana komunikasi. Oleh karena
itu penggunaan WA atau Grup WA sebagai media pembelajaran sangatah mendukung proses
pembelajaran bagi guru di sekolah .

Jika kita mengajar dua belas kelas misalnya, maka akan ada dua belas grup WA untuk mata
pelajaran yang kita ampu. Dalam grup tersebut guru dan siswa akan berinteraksi dalam
pembelajaran . Guru bisa memberikan materi pelajaran di dalam kelas ataupun tugas untuk
dikerjakan di luar kelas. Contoh pembelajaran tatap muka di kelas, guru bisa mengirimkan
gambar atau masalah / kasus tertentu, kemudian siswa diajak berdiskusi dengan mengirimkan
jawaban lewat Grup WA tersebut. Untuk menarik siswa aktif dalam berdiskusi, guru bisa
memotivasi siswa dengan memberi nilai yang baik pada siswa yang aktif memberi
tanggapan.Kemudian guru mengarahkan jawaban yang tepat pada kasus atau masalah yang
telah dikirimkan guru dalam grup WA tersebut. Pada saat tatap muka guru bisa mengirimkan
beberapa soal dan menyuruh siswa untuk berlomba dalam menjawab soal tersebut. Untuk siswa
yang bisa menjawab dengan benar guru bisa memberikan nilai tertentu. Dengan begitu siswa
akan aktif memberkan jawaban dengan cepat dan guru serta siswa yang lain bisa menanggapi
jawaban tersebut . Jika jawaban siswa salah maka siswa yang lain diberi kesempatan untuk
mengoreksi dan menuliskan jawaban yang benar . Guru juga bisa memberikan tugas rumah
melalui grup WA tersebut . Seperti memotret peristiwa dalam kehidupan sehari hari atau benda
– benda yang berhubungan dengan materi yang telah diajarkan. Siswa diberi tugas mengulas
atau memberi komentar pada foto yamg ditugaskan Kemudian siswa mengirimkan tugasnnya
melalui Grup WA tersebut. Demikian contoh pemberian materi atau tugas rumah yang bisa
dikirimkan lewat Grup WA . Guru juga bisa mengembangkan materi apa atau tugas apa yang
cocok diberikan ke siswa melalui Grup WA kelas sebaga media pembelajarannya.

Dalam pengunaan Grup WA sebagai media pembelajaran di kelas, ada kelebihan dan ada
kekurangannya dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain . Kelebihannya seperti
mudah menggunakan, effisien waktu dan biaya, bisa mengirimkan file, gambar atau foto, guru
maupun siswa bisa dengan mudah mengulang ulang materi pembelajaran melalui HP, siswa bisa
berkonsultasi jika menghadapi kesulitan dalam memgerjakan tugas dan masih banyak lagi
tentunya. Adapun beberapa kekurangan penggunaan Grup WA sebagai media pembelajara
seperti jika sinyal tidak baik tentunya akan menghambat proses pengiriman materi pelajaran ,
ada beberapa siswa yang menyalahgunakan HPnya bukan untuk pembelajaran,siswa bisa lupa
waktu, siswa cenderung kurang focus pada materi yang dibahas. Itulah contoh beberapa
kelebihan dan kekurangan penggunaan WA grup untuk media pembelajaran.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan WA grup untuk media
pembelajaran banyak manfaatnya meskipun masih ada beberapa kekurangannya. Guru sebagai
motivator dan fasilitator harus tetap memantau penggunaan WA grup pada media pembelajaran
ini, sehingga tujuan awal pembelajaran dapat tercapai.
Pembiasaan Literasi melalui WA Story
Literasi berasal dari bahasa Latin ‘literatus’ yang mempunyai arti orang yang
belajar. Istilah literasi menurut Wikipipedia adalah kemampuan seseorang
untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah
pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan
masyarakat. Menurut Survei yang dilakukan Central Connecticut State
University pada tahun 2016 di New Britain, Conn, Amerika Serikat,
menempatkan Indonesia di posisi cukup memprihatinkan, yaitu urutan ke-60
dari 61 negara. Berdasar kenyataan yang memprihatikan tersebut maka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggalakkan Gerakan Literasi
Nasional (GLN) yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti Luhur kepada Peserta Didik dengan Mengembangkan
Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Kegiatan literasi saat ini sedang digalakkan di seluruh satuan pendidikan


termasuk di unit kerja penulis. Di SMP Negeri 1 Pabelan kegiatan literasi
dilaksanakan selama 15 menit di tiap harinya sebelum pembelajaran dimulai.
Kegiatan literasi pada umumnya dilaksanakan dengan membaca buku atau
novel yang berupa media cetak. Dengan kemajuan teknologi di era sekarang
ini, bukan tidak memungkinkan bahwa kegiatan literasi dapat dilakukan secara
digital salah satunya media sosial. Tak dapat dipungkiri bahwa media sosial saat
ini telah menjadi sebuah kebutuhan, salah satunya Whatsapp (WA). Dalam WA
terdapat bagian yang sering diakses oleh pengguna yakni WA Story yang kita
biasa menyebutnya dengan status WA.

Status WA yang biasanya berisi curhatan maka pada pembiasaan literasi di SMP
Negeri 1 Pabelan penulis mengganti isi dari tulisan status WA dengan materi
pelajaran. Materi yang disampaikan penulis dalam status WA disesuaikan
dengan mata pelajaran yang diampu yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK).

Status WA disajikan dalam bentuk power point yang layoutnya telah


disesuaikan agar bisa tampil dalam status WA. Status WA dapat disajikan dalam
bentuk gambar dengan format *.jpg/*.jpeg atau dalam bentuk video dengan
format *.mpegav. Ukuran slide dalam poer point diatur dengan langkah-
langkah: 1) klik Design, 2) klik Slide Size, 3) pilih Custom Slide Size, 4) kolom
width dan height diisi dengan ukuran yang sama, 5) Orientation dipilih Portrait.
Power point yang dihasilkan akan berbentuk persegi. Sedangkan status WA
yang ditampilkan dalam bentuk video, maka power point dibuat dengan durasi
slide show selama 30 detik.

Peserta didik akan mengakses status WA dari penulis ketika mereka berada di
rumah. Mengapa di rumah? Karena di SMP Negeri 1 Pabelan, para peserta didik
dilarang untuk membawa HP ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung.
Penulis melihat kenyataan ini bahwa kebiasaan membaca status WA adalah hal
yang pasti dilakukan oleh pengguna media sosial. Hal ini dimanfaatkan oleh
penulis untuk memanfaatkan status WA sebagai pembiasaan literasi sekaligus
untuk kepentingan pembelajaran. Ketika peserta didik mengakses status WA
milik gurunya maka secara tidak langsung mereka membaca dan belajar
materi-materi TIK yang disajikan penulis dalam status WA-nya. Materi TIK yang
disajikan disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD) kelas IX antara lain
tentang web browser, ikon-ikon di web browser dan dampak penggunaan
Internet.

Dengan pembiasaan literasi melalui status WA dapat menjadi terobosan baru


untuk meningkatkan budaya membaca peserta didik. Kegiatan literasi yang
menyenangkan, yang semula hanya dilakukan melalui media cetak sekarang
dapat dilakukan secara digital. Pelan tapi pasti bahwa kebiasaan membaca
status WA dapat juga menjadi sarana pembiasaan literasi selain sebagai sarana
belajar tentang materi-materi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai