Anda di halaman 1dari 10

PENGGUNAAN WHATSAPP PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK

MENGUKUR TANGGUNG JAWAB SISWA

Nanang Masnu1 , M.Hayatullah S.Pd2 , Syahriadi, SPd., M.Pd3

1. Pogram Studi Pendidikan Kepelatihan Olaharaga, Fakultas Keguruan dan Ilmu


Pendidikan, Universitas Riau (Penulis 1), Email: nanang.masnu0459@student.unri.ac.id
2. SMAN 2 Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau (Penulis 2), Email:
hayatullahsyima@gmail.com
3. Pogram Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Riau (Penulis 3), Email: syahriadi@lecturer.unri.ac.id

Pogram Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Jurusan Pendidikan Olahraga


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau

ABSTRAK
Artikel ini merupakan sebuah Laporan akhir untuk memenuhi mata kuliah Pengenalan
Lapangan Perkuliahan (PLP) yang bertujuan mengetahui Penggunaan Whatsapp selama
diterapkannya system Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) apakah mengurangi nilai sikap tanggung
jawab pada siswa dengan Sampel Siswa kelas XI MIA 2 di SMAN 2 RANGSANG PESISIR.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian kuantitatif deskriptif. Adapun hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengunaan whatsapp aktif dalam meningkatkan sikap tanggung jawab
Siswa dalam memahami pembelajaran PJOK. Dari sisi Peneliti bahwa penelitian yang dilakukan
itu berhasil.

Kata Kunci: Whatsapp, Pembelajaran Jarak Jauh(PJJ), Tanggung Jawab


PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki banyak
sumber daya manusia yang dapat mengemban pendidikan berkualitas demi mencapai suatu
kesejahteraan dan dapat membangun karakter manusia yang baik. Dalam halnya pendidikan di
Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang bermutu untuk mencapai tujuan dan
membangun negara yang sejahtera. Fungsi dari pendidikan nasional yaitu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dari fungsi
dan tujuan tersebut lembaga pendidikan memiliki amanah yang penting guna mewujudkan
karakteristik yang baik dan bermutu.

Olahraga di Indonesia belum diimplementasikan secara baik dan efektif dalam proses
pendidikan karakter. Maka diperlukan penanganan yang tepat melalui pembelajaran yang lebih
mengarah pada bidang tersebut, yakni pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan suatu
proses seorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan
jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak (Nurina, Sukoco 2014). Kemampuan
dan keterampilan yang dibangun dalam pendidikan jasmani diharapkan dapat membentuk
karakter yang bertanggung jawab, disiplin dan dapat bekerja keras bagi seorang individu.
Sedangkan di sekolah seorang siswa perlu memiliki rasa tanggung jawab pada diri masing-
masing. Sesuai dengan pendapat Spock (dalam Sulistyarin) yang menyatakan bahwa sese-orang
yang dilandasi rasa tanggung jawab, maka dapat meningkatkan perkembangan potensinya
melalui belajar sesuai dengan keinginan dirinya sendiri (Rahayu, 2016) . Dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, tantangan yang dihadapi ialah struktur program aktivitas jasmani siswa yang
pada dasarnya fokus pada keterampilan fisik atau psikomotorik. Dalam hal ini kurangnya model
yang diberikan guru ataupun pelatih untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung
dalam pembelajaran perlu untuk di kaji melalui penelitian yang telah ada. Salah satu masalah
kritis yang terjadi adalah terlalaikannnya pembinaan terhadap domain kognitif, misalnya aspek
penalaran dan kemampuan memecahkan masalah dan ranah afektif terutama aspek pendidikan
watak seperti self esteem, respect dan responsibility (Rahman 2011).

SMAN 2 Rangsang Pesisir Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki 7 kelas dimana saat ini
karena adanya penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan PTMT yang diterapkan pada sekolah
masa pandemi covid-19 maka kelas tersebut di bagi menjadi masing-masing 2 shif sehingga
memiliki 14 kelas yang terdiri dari 6 kelas X MIA-IIS, 4 kelas XI Program MIA-IIS, dan 4 kelas
XII Program MIA-IIS. Penggunaan whatsapp dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) pembelajaran
mendalam merupakan salah satu strategi yang penting dalam membentuk karakter siswa sebagai
pembelajar (Anwar Khoirul, M. 2017). Dalam hal ini guru pun harus jeli dalam menyikapi
permasalahan yang terjadi pada siswanya, penerapan model pembelajaran yang diterapkan guru
di harapkan dapat meningkatkan kesadaran dan karakter siswa, serta dapat membangkitkan
semangat siswa dalam pembelajaran yang menyenangkan baginya sehingga adanya model
pembelajaran baru diharapkan dapat membangun kembali kesadaran dan karakter siswa
mengenai pentingnya tanggung jawab dalam pembelajaran yang di jalaninya. Dari itu penulis
ingin mengkaji solusi dalam memecahkan masalah sebagai langkah tepat untuk menangani
permasalahan-permasalahan tersebut agar siswa dapat memiliki kesadaran dan karakter yang
baik serta memiliki sikap tanggung jawab pada diri dan juga lingkungan.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Kuantitatif.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti didapat bahwa penggunaan
whatsapp pada pembelajaran jarak jauh lebih mudah digunakan dan tidak harus menggunakan
akses internet yang berkekuatan tinggi seperti menggunakan zoom atau google meet. Selain itu
fitur-fitur di WhatsApp sudah mencukupi untuk digunakan sebagai media pembelajaran, seperti
pada fitur grup. Guru bisa membuat grup kelas sehingga mempermudah guru menyampaikan
informasi atau memberikan materi dengan satu kali kirim dan semua anggota grup dapat
menerima informasi atau materi tersebut. Begitupun sebaliknya siswa dapat merespon guru dan
respon tersebut dapat dilihat oleh anggota grup lainnya, sehingga apabila ingin berdiskusi dapat
dilakukan bersama di dalam grup chat tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat Miladiyah (2017:37) mengatakan bahwa WhatsApp
memiliki fitur-fitur yang dapat digunakan oleh para penggunanya yaitu:

a. Foto, yang diperoleh dari kamera, file manager dan media galeri.

b. Video, berupa gambar bergerak yang direkam.

c. Audio, pesan yang direkam langsung dari video, file manager atau musik.

d. Location, berupa pesan keberadaan pengguna dengan bantuan fasilitas Google Maps.

e. Contact, dapat mengirim kontak yang tersedia dari buku telepon atau phonebook.

f. View contact, dapat melihat daftar nama kontak yang memiliki akun WhatsApp.

g. Avatar, adalah foto profil pengguna WhatsApp.

h. Add conversation shortcut, beberapa chatting dapat ditambahkan jalur pintas ke


homescreen.

i. Email conversation, dapat mengirim semua obrolan melalui email.

j. Group chat, pengguna bisa membuat kelompok percakapan.

k. Copy/paste, setiap kalimat perbincangan juga dapat digandakan, disebarkan dan dihapus
dengan menekan dan menahan kalimat tersebut dilayar.

l. Smile icon, banyak pilihan emoticon seperti ekspresi manusia, gedung, cuaca, hewan, alat
musik, mobil, dan lain-lain.

m. Search, pengguna dapat mencari daftar nama kontak melalui fitur ini.

n. Call/ panggilan, untuk melakukan panggilan suara dengan pengguna lain.

o. Video call, selain panggilan suara, pengguna juga dapat melakukan panggilan video.
p. Block, untuk memblokir nomor milik oranglain.

q. Status, berfungsi untuk pemberitahuan kepada kontak lainnya bahwa pengguna tersebut
bersedia atau tidak bersedia dalam melakukan obrolan (chatting).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, fitur WhatsApp yang sering digunakan guru
dalam kegiatan belajar mengajar yaitu fitur foto, video, dokumen, group WhatsApp, dan voice
note (vn). Hal ini sependapat dengan Barhomi (2015:223) menyatakan bahwa manfaat yang
diberikan aplikasi WhatsApp Messenger Group menjadi sarana diskusi pembelajaran efektif,
adapun manfaat dari fitur yang ditampilkan tersebut dalam pembelajaran yaitu :

a. WhatsApp Messenger Group memberikan fasilitas pembelajaran secara kolaboratif secara


online antara guru dan peserta didik ataupun sesame peserta didik baik dirumah maupun
di sekolah.

b. WhatsApp Messenger Group merupakan aplikasi gratis yang mudah digunakan.

c. WhatsApp Messenger Group dapat digunakan untuk berbagi komentar, tulisan, gambar,
video, suara dan dokumen.

d. WhatsApp Messenger Group memberikan kemudahan untuk menyebarluaskan


pengumuman maupun mempublikasikan karya dalam grup.

e. Informasi dan pengetahuan dapat dengan mudah dibuat dan disebarluaskan melalui
berbagai fitur WhatsApp Messenger Group.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan kepada guru dan peserta
didik, beberapa tahapan yang dilakukan guru dalam memanfaatkan WhatsApp sebagai
platform pembelajaran dalam jaringan (daring) selama pandemi Covid-19 sebagai
berikut:

1. Perencanaan

Guru menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran sebelum


memanfaatkan WhatsApp sebagai platform pembelajaran. Persiapan tersebut mulai
dari membuat grup WhatsApp kelas, menentukan jadwal dan rencana yang akan
digunakan, RPP daring, absensi, kemudian mempersiapkan materi baik itu dalam
bentuk video ataupun pdf, lalu mempersiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),
serta menmpersiapkan kesiapan siswa dalam proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dirancang
oleh guru dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Kegiatan pendahuluan, pada tahap ini guru mengawali pembelajaran dengan


menyapa peserta didik di grup WhatsApp dengan mengucapkan salam,
menanyakan kabar dan meminta siswa melakukan absen dengan menyebutkan
nama lengkap dan mengatakan hadir melalui fitur voice note(vn).

b. Kegiatan inti, pada tahap ini guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk
memahami materi yang telah diberikan dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang tidak dipahami oleh peserta
didik. Setelah selesai, guru memberikan tugas kepada peserta didik berupa LKPD
yang telah disiapkan disertai waktu pengiriman tugas. Tugas dapat dikirimkan
dalam bentuk foto lalu dikirimkan ke grup WhatsApp atau pun personal chat ke
guru.

c. Kegiatan penutup, pada tahap ini pembelajaran guru menutup pembelajaran


dengan memberikan apresiasi berupa mengirimkan stiker lucu maupun ikon
jempol dan ucapan terima kasih kepada peserta didik yang telah mengikuti
pelajaran dengan baik.

3. Evaluasi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, bahwasanya guru melakukan


evaluasi dengan mengoreksi satu persatu tugas yang masuk digrup WhatsApp atau
personal chat kemudian memasukkan nilai peserta didik kedalam buku catatan nilai.
Kemudian guru juga melakukan rekapitulasi absensi yang telah dilakukan siswa.
Meskipun dalam pembelajaran daring guru juga tetap memberikan penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan melihat
kesantunan dan kedisiplinan peserta didik saat berinteraksi dalam grup WhatsApp,
penilaian pengetahuan dilakukan dengan melihat pemehaman peserta didik dengan
materi yang diberikan dan pada pengerjaan tugas, serta untuk penilaian keterampilan
dapat dilihat dari hasil kerja yang dilakukan peserta didik baik berupa tulisan,
prakarya yang dikerjakan.

Penggunaan WhatsApp (WA) tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.


WhatsApp dijadikan media komunikasi yang efektif dan bermanfaat bagi penggunanya
dikarenakan WhatsApp menyediakan keuntungan atau kemudahan dalam berkomunikasi seperti
biaya murah dan mempermudah penggunanya. Hal ini yang membedakan sekaligus menjadi
kelebihan WhatsApp dengan aplikasi lain karena memiliki karakteristik yang membuat orang
banyak dapat menggunakannya.

Selain kelebihan, tentunya WhatsApp memiliki kekurangan, Menurut Yensy (2020:70)


kekurangan dari aplikasi WhatsApp sebagai berikut:

1. Keberadaan lokasi yang berbeda akan membawa pengaruh yang berbeda juga terhadap
kekuatan sinyal.

2. Banyaknya chat yang masuk di WhatsApp Group akan mengakibatkan penuhnya memori
Hp, sehingga koneksi internet menjadi lambat.

3. Chat yang menumpuk, akan sulit untuk diakses karena harus menscroll keatas agar bisa
mengikuti jalannya diskusi berlangsung.

Berdasarkan Hasil penggunaan whatsapp pertama menunjukkan siswa aktif (48.87%)


Siswa yang tanggung jawab. Setelah penggunaan whatsapp group nilai sikap tanggung jawab
berada pada rata-rata (80,6%) Adapun untuk menentukan nilai sikap tanggung jawab pada
pembelajaran jarak jauh :

Interval Rata-rata (%) Kategori


76-100 Saangat Aktif
51-75 Aktif
26-50 Tidak Aktif
0-25 Sangat Tidak Aktif

Berikut ini adalah respon siswa pada gambar berikut ini.

Gambar 1. Respon Siswa

Gambar 2. Respon Siswa.


KESIMPULAN
Literasi digital lebih banyak dihubungkan dengan keterampilan teknis mengakses,
merangkai, memahami, dan menyebarluaskan informasi. Salah satu media digital yang
saat ini sering digunakan sebagai komunikasi ialah WhatsApp (WA). WhatsApp
merupakan aplikasi berbasis internet yang memungkinkan setiap penggunanya dapat
saling berbagi berbagai macam konten sesuai dengan fitur pendukungnya. WhatsApp juga
memiliki berbagai fitur yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan bantuan
layanan internet dan sikap siswa dalam tanggung jawab atas tugasnya juga dapat terlihat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti didapatkan hasil
bahwasanya memilih menggunakan WhatsApp (WA) sebagai platform pembelajaran
jarak jauh untuk nilai sikap tanggung jawab karena WhatsApp dianggap lebih mudah
digunakan dan tidak harus menggunakan akses internet yang berkekuatan tinggi. Selain
itu, WhatsApp dipilih karena fitur-fitur yang terdapat di WhatsApp dapat mendukung
proses pembelajaran dengan cukup efektif dan praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Munir, Abdullah. (2010). Pendidikan karakter membangun karakter anak sejak dari rumah.
Yogyakarta: Pedagogia.
Rahman, Hari A (2011). Keterlaksanaan pen-didikan jasmani dan olahraga di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Pendidik-an Jasmani Indonesia, 8 (1), 40.
Nurina, T. Sukoco, P. (2014). UPAYA PENINGKATAN KARAKTER SISWA SMA DALAM
PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI MODEL TPSR. Jurnal
Keolahragaan 2(1) : 80
Darmadi, H. (2015). Tugas, Peran, Kompetensi dan Tanggung Jawab Menjadi Guru Profesional.
Jurnal Edukasi. 13(2): 173
Barhomi, Choki. 2015. Eff ectiveness of WhatsApp Mobile Learning Activities Guided by
Activity eory on Students’ Knowledge Management Contemporary Educational
Technology, Vol 6 (3). 221-238.
Bawden, D. 2001. Information and digital literacy: a review of concepts, Journal of
Documentation.
Jumiatmoko. 2016. WhatsApp Messenger Dalam Tinjauan Manfaaat dan Adab. Wahana
Akademika. Vol 3 (1). 52-66.
Kurnianingsih, I., Rosini, dan Ismayati, N. 2017. Upaya Peningkatan Kemampuan Literasi
Digital bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah dan Wilayah Jakarta Pusat Melalui Pelatihan
Literasi Informasi. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3 (1), 61-76.
Lestari, Wiji. 2021. Pemanfaatan WhatsApp sebagai Media Pembelajaran dalam Jaringan Masa
Pandemi Covid-19 di Kelas VI Sekolah Dasar. Skripsi. Universitas Jambi.
Miladiyah, Andi. 2017. Pemanfaatan WhatsApp Messenger Info dalam Pembelajaran Informasi
dan Peningkatan Kinerja pada Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan. TESIS program pascasarjana Ilmu Komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai