Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan kebijakan Nasional, dimana era otonomi sangat


mempengaruhi pelayanan publik termasuk pelayanan gizi rumah sakit. Maka
untuk meningkatkan kegiatan penyelenggaraan makanan yang lebih optimal
diperlukan penyelengaraan makanan dirumah sakit. (Direktorat Bina Pelayanan
Medik Dasar, 2007). Penyelenggaraan makanan institusi merupakan rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan
makanan, anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan
penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan,
pelaporan, penyelenggaraan makanan institusi yaitu untuk menyediakan
makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, dan dapat diterima
oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal (Kemenkes, 2013).

Menurut Irawati, 2012 modifikasi resep adalah mengubah resep dasar


menjadi resep baru untuk meningkatkan nilai gizi sebuah makanan modifikasi
resep dapat dilakukan dengan cara menambah atau mengurangi bumbu pada
sebuah masakan. Penambahan ukuran atau takaran bumbu juga merupakan
salah satu kunci yang akan menentukan fariasi rasa dan jenis masakan.
Berdasarkan penelitian dari Djamaludin et al (2005) di rumah sakit DR.Sarjito,
menyatakan rata-rata persentasi sisa makanan banyak dijumpai pada waktu
makan pagi dan terdapat pada sayur 25,35% , nasi 23,1%, dan lauk nabati
sebesar 22,93. Pada waktu makan sore terdapat sisa terbanyak terdapat pada
sayur sebesar 22,93%, dan lauk nabati sebesar 21,86. Senada dengan hasil
penelitian Sulaeman (2000) menunjukan bahwa sisa makan untuk lauk nabati
paling tinggi yaitu 35,3% dibandingkan dengan sayur 30,8%, dan buah 19%
(Irawati, 2012).

Tahu merupakan salah satu bahan makanan pokok yang termasuk dalam
empat sehat lima sempurna. Tahu juga merupakan makanan yang
mengandung banyak gizi dan mudah diproduksi. (Lihannoor, 2010). Tahu
merupakan produk olahan dari kedelai, pada pembuatan tahu bahan-bahan
yang digunakan adalah bahan pangan yang berprotein tinggi, air dan

1
penggumpal (koagulan) untuk memadatkan bubur kedelai (Diniyani, 2013).
Tahu merupakan makanan lauk nabati yang baik untuk penderita lambung III.

Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi Gastritis Akut dan Kronis,


Ulkus Peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “Dumping
Syndrom” dan Kanker Lambung. Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan
dengan emosi atau psikoneurosis dan/atau makan terlalu cepat karena kurang
dikunyah serta terlalu banyak merokok (Almatsier, 2013).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan modifikasi lauk


nabati yaitu tahu untuk penderita penyakit lambung III. Selain itu, peneliti ingin
meningkatkan kesukaan pasien untuk mengkonsumsi lauk nabati karena
mengandung nilai gizi yang baik.

B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah hasil modifikasi menu untuk meningkatkan mutu resep dan
makanan di RSUP HAM ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan modifikasi resep terhadap zat terhadap menu makanan pada
pengolahan Lauk Nabati untuk Pasien Lambung III di Rumah Sakit Umum
Pusat Adam Malik
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh resep baru
b. Menganalisa kandungan zat gizi menu
c. Mengetahui daya terima terhadap menu yang sudah dimodifikasi
( Warna, Tekstur, Aroma, Rasa).

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pasien
a. Menambah nafsu makan pasien
b. Menambah variasi menu makanan pasien
c. Menambah daya tarik pasien untuk mengkonsumsi makanan terutama
lauk nabati.

2. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa
b. Menambah pengalaman mahasiswa dalam penyelenggaraan makanan
c. Menambah kemampuan mahasiswa dalam mengolah makanan
3. Bagi Instalasi Gizi
a. Menambah variasi menu instalasi gizi
b. Menambah bentuk pengolahan makanan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Modifikasi Resep
1. Pengertian Modifikasi Resep
Modifikasi resep adalah mengubah resep dasar menjadi resep baru untuk
meningkatkan nilai gizi sebuah makanan modifikasi resep dapat dilakukan
dengan cara menambah atau mengurangi bumbu pada sebuah masakan.
Penambahan ukuran atau takaran bumbu juga merupakan salah satu kunci
yang akan menentukan fariasi rasa dan jenis masakan (Irawati, 2012)

B. Gambaran Umum Penyakit Lambung III


1. Gambaran Umum

3
Almatsier, 2013 mengatakan penyakit lambung atau gastrointestinal
meliputi Gastritis Akut dan Kronis, Ulkus Peptikum, pasca-operasi lambung yang
sering diikuti dengan “Dumping Syndrom” dan Kanker Lambung. Gangguan
gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan/atau
makan terlalu cepat karena kurang dikunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma dipepsia, yaitu kumpulan
gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrium, kembung, nafsu makan
berkurang dan rasa cepat kenyang.

2. Tujuan Diet

Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makanan dan


cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan
menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan (Almatsier, 2013).

3. Syarat Diet

Syarat-syarat diet penyakit lambung adalah :

a. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan


b. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya
c. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan
d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap
e. Cairan cukup terutama bila ada muntah
f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima
perorangan)
g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak
h. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang
i. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk member istirahat pada lambung (Kemenkes, 2011).

4. Bahan Makanan Yang Dianjurkan & Tidak Dianjurkan Untuk Penyakit


Lambung III
Tabel 1. Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber Beras ditim, nasi; kentang Beras ketan, beras
Karbohidrat direbus, dipure; macaroni, tumbuk, roti whole
mie, bihun direbus; roti, wheat, jagung; ubi,

4
biscuit, krekers; tepung- singkong, tales,
tepungan dibuatpuding atau kentang digoreng,
dibubur. dodol dan sebagainya
Sumber Protein Daging sapi empuk, hati, Daging, ikan, ayam
Hewani ikan, ayam direbus, disemur, yang dikaleng,
ditim, dipanggang; telur dikeringkan,
ayam direbus, ditim, didadar, diasap,diberi bumbu-
diceplok air dan bumbu tajam; daging
dicampurdalam makanan; babi, telur goreng
susu
Sumber Protein Tahu, tempe direbus, ditim, Tahu, tempe digoreng;
Nabati ditumis; kacang hijau direbus kacang tanah, kacang
merah, kacang tolo.
Sayuran Sayuran yang tidak banyak Sayuran dikeringkan
serat dan yang tidak
menimbulkan gas seperti :
bayam, buncis, kacang
panjang, bit, labu siam,
wortel, tomat, labu kuning,
direbus, ditumis, disetup dan
diberi santan.
Buah-buahan Papaya, pisang, sawo, jeruk Buah yang tinggi serat
manis, sari buah, buah dan/ atau dapat
dalam kaleng menimbulkan gas
seperti jambu biji,
nenas, kedondong,
durian, nangka, dan
buah yang
dikeringkan.
Lemak Maragarin, minyak, santan Lemak hewan, santan
encer kental
Minuman Sirup, teh encer Kopi, teh kental,
minuman yang
mengandung soda dan
alkohol, ice cream

Bumbu Garam, gula, vetsin dalam Lombok, merica, cuka


jumlah tebatas, jahe, kunyit, dan bumbu lainnya
kunci, kencur, laos, salam, yang tajam
sereh, terasi dan sebagainya
Kemenkes, 2011

C. Bahan Makanan dan Keunggulan Bahan Makanan yang Digunakan


Dalam Resep Awal
a. Tahu
Tahu merupakan bahan pangan yang bertahan hanya selama 1 hari saja
tanpa pengawet (Harti dkk., 2013). Tahu merupakan salah satu bahan
makanan pokok yang termasuk dalam empat sehat lima sempurna. Tahu
juga merupakan makanan yang mengandung banyak gizi dan mudah

5
diproduksi. Untuk memproduksi tahu bahan - bahan yang dibutuhkan
hanya berupa kacang kedelai, sehingga saat ini dapat ditemukan banyak
pabrik pembuat tahu baik dalam bentuk usaha kecil maupun usaha
menengah yang masih menggunakan cara konvensional (Lihannoor, 2010).
Menurut SNI 01-3142-1998, tahu merupakan produk makanan berupa
padatan lunak yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai (Glycine sp.)
dengan cara pengendapan protein baik menggunakan penambahan bahan
pengendap organik maupun anorganik yang diizinkan (Rahayu, 2012).

b. Tomat
Buah tomat mempunyai nama ilmiah Licopersicum Esculentum, dan
merupakan buah asli amerika tengah dan amerika selatan. Buah tomat
sering kita jumpai dalam berbagai menu masakan maupun dalam bentuk
jus.Tomat dikategorikan sebagai buah yang berkeluarga dekat dengan
kentang, hanya saja berwarna merah saat matang. Buah tomat adalah jenis
buah yang mempunyai kandungan vitamin yang cukup banyak sehingga
sangat baik bagi kesehatan tubuh anda( Ilham, 2014)
Tabel 2. Kandungan Gizi per 100 gram Tomat
Kandungan Jumlah

Energi 21 kkal
Protein 0,9 gram
Karbohidrat 4,6 gram
Lemak 0,3 gram

Sumber : TKPI, 2013

D. Resep
1. Resep Awal : Tahu Masak Tomat
Bahan :
 Tahu 200 gr
 Bawang merah 4,4 gr
 Bawang putih 1,6 gr
 Cabe giling 6 gr
 Tomat 140 gr

Cara membuat :

a. Goreng tahu hingga agak kecokelatan


b. Haluskan bawang merah, bawang putih, cabe giling dan tomat hingga
halus.
c. Setelah itu panaskan minyak dan masak bumbu halus hingga matang.
d. Setelah matang, campurkan tahu ke dalamnya.

6
Kandungan Gizi Tahu masak Tomat :

Energi : 126.6 kkal


Protein : 17,6 gr
KH : 11,4 gr
Lemak : 10,1 gr

2. Resep Modifikasi : Steak Tahu saos teriyaki


Bahan : (5 porsi)
 Tahu putih 7 bh (350 gr)
 telur 1 butir
 Bawang Bombay 1 bh
 bawang putih 4 siung
 daun bawang
 minyak sayur 37 ml
 tepung maizena 5 gr
 tepung terigu 50 gr
 bumbu teriyaki/saori 1 bks
 kecap manis
 air 100 ml
 lada 5 gr
 gula dan garam 1sdm/ 13 gr

Cara membuat steak tahu :

a. iris tahu menjadi 2 bagian tipis , haluskan tahu kemudian balut dengan
tepung terigu, yang sudah diberi garam,beri sedikit lada. goreng dan
tiriskan
b. bersihkan bawang Bombay dan bawang putih dengan cara dikupas
dan dicuci
c. iris bawang Bombay dan bawang putih, sisihkan
d. bersihkan daun bawang dengan cara dicuci dan disiangi
e. iris daun bawang, sisihkan
f. panaskan minyak sayur kedalam wajan dan tumis b.bombay dan b.
putih hingga harum
g. tuangkan bumbu teriyaki kemudian tepung maizena yang dicairkan
kira kira ¼ gelas , aduk hingga mengental
h. tambahkan irisan daun bawang
i. tambahkan garam dan gula secukupnya, setelah itu matikan kompor .
diamkan sejenak
j. cara penyajian, tahu diletakkan dalam piring tambahkan saos steak
teriyaki

E. Food Cost
Tabel 3

No Nama Bahan Jumlah Harga

7
Berat Bersih
1 Tahu 350 gr Rp 2000,-
2 Bawang bombay 30 gr Rp 500,-
3 Bawang Putih 4 gr Rp 240,-
4 garam 2 gr Rp 200,-
5 Daun bawang 1 gr Rp 100,-
6 Minyak 30 gr Rp 900,-
Goreng/sayur
7 Tepung maizena 5 gr Rp 100,-
8 Tepung terigu 50 gr Rp 200,-
9 Bumbu/saos 25 gr Rp. 1000,-
teriyaki
10 Kecap manis 8 gr Rp 500,-
11 lada 5 gr Rp 100,-
12 telur 1 butir Rp. 1000,-
Total Rp 6.840,-
Harga 1 posri/1 ptg Rp.1.368,-

8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi modifikasi resep di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Adam
Malik Waktu dilaksanakan modifikasi resep pada tanggal 08 Januari 2018.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam modifikasi resep ini adalah Ahli Gizi Instalasi Gizi dan
pekerja dalam pengolahan makanan dari Instalasi Gizi Rumah Sakit
Umum Pusat Adam Malik Medan sebanyak 15 orang.
2. Sampel
Sampel ditentukan (dipilih dengan sengaja) berdasarkan kriteria panelis
dengan metode “purposive sampling” yaitu :
a. Panelis merupakan Kepala Instalasi Gizi di Rumah Sakit Umum
Pusat Adam Malik
b. Panelis merupakan Kepala Koordinator MSPM Instalasi Gizi di
Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik
c. Panelis merupakan pengolah makanan di Instalasi Gizi dengan
masa kerja paling lama diantara pengolah makanan lainnya.
d. Bersedia menjadi panelis
e. Panelis dalam keadaan sadar
.
C. Alat dan Bahan
Tabel 4. Alat dan Bahan

No Alat
1 Wajan
2 Spatula
3 Kompor
4 Waskom
5 Pisau
6 Piring
7 Talenan
8 Sendok

9
D. Zat Gizi

Tabel 5. Kandungan Energi dan zat Gizi

No. Nama Bahan Berat Bahan Kandungan Gizi

(g) E P L KH

(Kal) (g) (g) (g)

1 Tahu 350 266,0 28,4 16,8 6.7

2 Bawang 30 6,3 0,4 0,2 1.5


Bombay

3 Bawang 4 3,5 0,1 0 0,8


putih

4 Daun 1 0,2 0 0 0.1


bawang

Minyak
5 sayur 30 248,6 0 30,0 0

Tepung
6 maizena 5 19.0 0 0 4,6

7 Tepung 50 182,0 5,2 0,5 38,2


Terigu

8 Saos teriyaki 25 7.9 0.5 0.3 0.8

9 Kecap manis 8 4,8 0,8 0 0,4

10 Gula 3 11,6 0 0 3,0

11 Lada 2 12,4 0,5 0,8 1,3

12 Telur 60 93,0 7,6 6,4 0,7


Kandungan Energi dan Zat Gizi 865,5 43,3 54,9 58,8
Kandungan Gizi per Porsi 173,1 8,66 10,9 11,7

BAB III

10
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Kesukaan Panelis

Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Panelis dimintakkan tanggapan


pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya, mereka juga mengemukakan
tingkat kesukaanya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonic.
Misalnya dalam hal “suka” dapat mempunyai skala hedonic seperti : Sangat
suka sekali, sangat suka, suka, tidak suka, dan sangat tidak suka.

1. Aroma

Gambar 1. Grafik Tingkat Kesukaan Panelis ( Aroma )

Dari gambar 1, dapat diketahui bahwa sebesar 46,67% (7 panelis) yang


menyatakan sangat suka terhadap aroma pada steak tahu sas teriyaki, dan
sebesar 46,67% ( 7 panelis) yang menyatakan suka dan yang menyatakan
sangat suka sekali sebesar 6,67% ( 1 panelis). Hal ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa tingkat kesukaan panelis terghadap aroma steak tahu saos teriyaki yang
disajikan berada pada tingkat suka dan sangat suka, karena keduanya
sebanding. hal tersebut dibuktikan bahwa yang menyatakan kurang suka dan

11
tidak suka memiliki kepersenan sebesar 0%. Hal ini dikarenakan penggunan
saos teriyaki yang menambah aroma dari steak menjadi harum dan menarik
untuk dimakan.

2. Penampilan

Gambar 1. Grafik Tingkat Kesukaan Panelis ( Penampilan )

Dari gambar 2, dapat diketahui bahwa sebesar 40 % (6 panelis) yang


menyatakan sangat suka terhadap penampilan pada steak tahu saus teriyaki,
dan sebesar 26,67% ( 4 panelis) yang menyatakan suka dan yang menyatakan
sangat suka sekali sebesar 26,67% ( 4 panelis),dan yang menyatakan tidak
suka sebesar 6,67% (1 panelis) Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
kesukaan panelis terghadap aroma steak tahu saos teriyaki yang disajikan
berada pada tingkat sangat suka,. Hal ini dikarenakan penyajian dan garnish
steak saos teriyaki yang menambah keindahan tampilan dari steak .

12
3. Warna

Gambar 3. Grafik Tingkat Kesukaan Panelis ( Warna )

Dari gambar 3, dapat diketahui bahwa sebesar 46,67% (7 panelis) yang


menyatakan sangat suka terhadap warna pada steak tahu sas teriyaki, dan
sebesar 46,67% ( 7 panelis) yang menyatakan suka dan yang menyatakan
sangat suka sekali sebesar 6,67% ( 1 panelis). Hal ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap aroma steak tahu saos teriyaki yang
disajikan berada pada tingkat suka dan sangat suka, karena keduanya
sebanding. hal tersebut dibuktikan bahwa yang menyatakan kurang suka dan
tidak suka memiliki kepersenan sebesar 0%. Hal ini dikarenakan penggunan
saos teriyaki yang menambah warna hitam yang membalut steak , dan
perpaduan warna kuning keemasan dari steak dan warna garnish dari sayuran
wortel dan buncis.

4. Rasa

13
Gambar 4. Grafik Tingkat Kesukaan Panelis ( Rasa )

Dari gambar 4, dapat diketahui bahwa sebesar 53,33 % (8 panelis) yang


menyatakan suka terhadap rasa pada steak tahu saus teriyaki, dan sebesar
26,67% ( 4 panelis) yang menyatakan sangat suka dan yang menyatakan
sangat suka sekali sebesar 13,33 % ( 4 panelis) ,dan yang menyatakan tidak
suka sebesar 6,67% (1 panelis) Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat
kesukaan panelis terghadap rasa steak tahu saos teriyaki yang disajikan berada
pada tingkat suka,. Hal ini dikarenakan perpaduan rasa steak dan saos dapat
membuat rasa keduanya jadi enak untuk dikonsumsi .

14
5. Tekstur

Gambar 5. Grafik Tingkat Kesukaan Panelis ( Tekstur )

Dari gambar 5, dapat diketahui bahwa sebesar 33,33 % (4 panelis) yang


menyatakan sangat suka terhadap tekstuur pada steak tahu saus teriyaki, dan
sebesar 26,67% ( 4 panelis) yang menyatakan sangat suka sekali dan yang
menyatakan sangat suka sekali sebesar 26,67 % ( 4 panelis) ,dan yang
menyatakan tidak suka sebesar 13,33 % (2 panelis) Hal ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa tingkat kesukaan panelis terghadap tekstur steak tahu saos
teriyaki yang disajikan berada pada tingkat sangat suka,. Hal ini dikarenakan
steka mudah dikonsumsi , namun sebagian panelis ada juga menilai bahwa
steak agak keras karena penggunaan tepung yang agak banyak.

15
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kesimpulan

 Berdasarkan hasil penilaian dari segi aroma , aroma steak tahu saos
teriyaki sangat disukai oleh panelis, Hal tersebut dibuktikan hawa sebesar
46,67% (7 panelis) yang menyatakan sangat suka terhadap warna pada
steak tahu sas teriyaki, dan sebesar 46,67% ( 7 panelis) yang
menyatakan suka dan yang menyatakan sangat suka sekali sebesar
6,67% ( 1 panelis).
 Berdasarkan hasil penilaian dari segi penampilan, penampilan steak tahu
saos teriyaki disukai oleh panelis. Hal tersebut dibuktikan bahwa sebesar
40 % (6 panelis) yang menyatakan sangat suka terhadap penampilan
pada steak tahu saus teriyaki, dan sebesar 26,67% ( 4 panelis) yang
menyatakan suka dan yang menyatakan sangat suka sekali sebesar
26,67% ( 4 panelis),dan yang menyatakan tidak suka sebesar 6,67% (1
panelis)
 Berdasarkan hasil penilaian dari segi warna , warna steak tahu saos
teriyaki sangat disukai oleh panelis, Hal tersebut dibuktikan bahwa
sebesar sebesar 46,67% (7 panelis) yang menyatakan sangat suka
terhadap warna pada steak tahu sas teriyaki, dan sebesar 46,67% ( 7
panelis) yang menyatakan suka dan yang menyatakan sangat suka sekali
sebesar 6,67% ( 1 panelis).
 Berdasarkan hasil penilaian dari segi rasa, rasa steak tahu saos teriyaki
disukai oleh panelis, Hal tersebut dibuktikan bahwa sebesar sebesar
53,33 % (8 panelis) yang menyatakan suka terhadap rasa pada steak
tahu saus teriyaki, dan sebesar 26,67% ( 4 panelis) yang menyatakan
sangat suka dan yang menyatakan sangat suka sekali sebesar 13,33 %
( 4 panelis) ,dan yang menyatakan tidak suka sebesar 6,67% (1 panelis).
 Berdasarkan hasil penilaian dari segi tekstur, tekstur steak tahu saos
teriyaki disukai oleh panelis, Hal tersebut dibuktikan bahwa sebesar
sebesar 33,33 % (4 panelis) yang menyatakan sangat suka terhadap
tekstuur pada steak tahu saus teriyaki, dan sebesar 26,67% ( 4 panelis)
yang menyatakan sangat suka sekali dan yang menyatakan sangat suka
sekali sebesar 26,67 % ( 4 panelis) ,dan yang menyatakan tidak suka
sebesar 13,33 % (2 panelis)

16
B. Saran

 Seharusnya diperhatikan perbandingan antara adonan tahu dengan


tepung terigu, tepung terigunya jangan terlalu banyak sehingga steak nya
jangan terlalu keras

 Tahunya sebaiknya di kukus terlebih dahulu supaya enak dan semakin


empuk.

 Diharapkan resep Steak tahu Saos teriyaki dapatdijadikan sebagai salah


satu lauk nabati dari makanan pokok, yang merupakan bagian dari siklus
menu 10 hari di Instalasi Gizi RSUP H. Adam Malik.

17
LAMPIRAN

Form Uji Hedonik Steak tahu saos teriyaki

Nama Panelis :
Usia :
Tanggal Pengujian :

Kategori
Aroma Penampilan Warna Rasa Tekstur
Pengujian
Tingkat
Kesukaan

Keterangan:
Sangat Tidak suka =5
Tidak suka =6
Suka =7
Sangat Suka =8
Sangat Suka Sekali =9

18
Gambar :

1. Persiapan bahan

2. Pengolahan

19
20

Anda mungkin juga menyukai