Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BIOLOGI MOLEKULER

HUNTINGTON DISEASE

Disusun oleh :

Salomitha Ika Rachmawati (A.103.07.013)

AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA

Jl. Yos Sudarso No. 338 Dawung Surakarta 57155

Telp. (0271)644958 , Fax (0271)665023


HUNTINGTON DISEASE

1. Pengertian Huntington Disease/ Korea Huntington


Huntington’s disease adalah penyakit kelainan genetik (autosom dominan) yang bersifat
fatal, yang ditandai dengan gangguan fungsi motorik, perilaku, dan pikiran (kognitif).

Gambar mikroskopik berduri neuron (kuning) dengan inklusi nuklir (oranye), yang terjadi sebagai bagian dari proses penyakit, Lebar
gambar 360 m

2. Gejala dan tanda


 Gejala biasanya muncul antara usia 35 dan 45 tahun (kisaran 3-70 tahun) .
 Dapat berupa gangguan pergerakan atau ganggua perilaku yang muncul sendiri ataupun
bersamaan.
 Gangguan pergerakan dikarakteristik dengan gerakan yang cepat, tidak beraturan,
tidak bertujuan, dan tidak dapat dikendalikan (dikenal dengan istilah medis
“chorea”), yang awalnya hanya terjadi pada suatu area tubuh namun dapat
berkembang seiring berjalannya waktu sehingga melibatkan beberapa daerah tubuh.
 Sering disertai dengan gangguan berbicara / pelo (dysartria), gangguan gaya berjalan,
dan kelainan otot mata. Dapat disertai juga dengan kekakuan tubuh (rigidity),
kontraksi otot berlebih (dystonia), dan perlambatan gerak (bradykinesia).
 Gangguan perilaku yang terjadi adalah mudah tersinggung, depresi dengan
kecenderungan bunuh diri, perilaku agresif, dan psikosis. Mayoritas pasien menderita
demensia.
 Pada pemeriksaan CT scan kepala, ditemukan gambaran atrofi (mengecilnya) nukleus
caudatus (bagian dari otak yang mengatur proses belajar dan ingatan).

3. Penyebab
Huntington’s disease disebabkan oleh kelainan mutasi gen HTT di lengan kromosom 4,
dimana terjadi peningkatan pengulangan jumlah polyglutamine (CAG) (lebih dari 40
pengulangan), dimana semakin besar jumlah pengulangan semakin nyata gejalanya.
Mutasi genetik Huntington disease
adalah salah satu dari beberapa
gangguan pengulangan
trinucleotide yang disebabkan oleh
panjang bagian ulang gen melebihi
rentang normal.
HTT berisi serangkaian tiga DNA
basis cytosine-adenina-guanina(CAG) yang mengulang beberapa kali (yaitu...
CAGCAGCAG...), dikenal sebagai trinucleotide yang berulang. CAG adalah kode genetik
untuk glutamine asam amino,sehingga serangkaian mereka menghasilkan rantai glutamine
yang dikenal sebagai polyglutamine tract (atau polyQ tract), dan bagian yang berulang-
ulang dari gen, wilayah PolyQ.

Klasifikasi pengulangan trinukleotida, dan hasil status penyakit, yang dipengaruhi jumlah
dari pengulangan CAG.

JUMLAH KLASIFIKASI STATUS


PENGULANGAN
<28 Normal unaffected
28 – 35 Intermediate unaffected
36 – 60 Reduced penetrance +/- affected
>40 Full penetrance Affected

Umumnya, orang memiliki kurang dari 36 ulang glutamines di wilayah polyQ yang
mengakibatkan produksi protein sitoplasmik Huntingtin. Namun, urutan 36 atau lebih
glutamines dalam hasil produksi protein memiliki karakteristik yang berbeda. Berubah
bentuk, disebut mHtt (mutan Htt), meningkatkan laju peluruhan neuron jenis tertentu.
Daerah otak memiliki jumlah yang berbeda dan ketergantungan pada jenis neuron. Secara
umum, jumlah CAG mengulang berhubungan berapa banyak proses ini dipengaruhi,dan
account untuk sekitar 60% dari variasi usia onset gejala. Variasi tersisa dikaitkan dengan
lingkungan dan lain gen yang mengubah mekanisme HD. 36-40% mengulangi hasil
dalam bentuk dikurangi-penetrance penyakit, dengan banyak kemudian onset dan
kemajuan lambat gejala. Dalam beberapa kasus awal mungkin begitu terlambat bahwa
gejala tidak pernah melihat.

4. DIAGNOSIS
 Pemeriksaan fisik, kadang-kadang dikombinasikan dengan pemeriksaan psikologis,
dapat menentukan apakah timbulnya penyakit telah dimulai.
 Pencitraan medis, seperti computerized tomography (CT) dan magnetic resonance
imaging (MRI), hanya menunjukkan atrofi otak terlihat pada stadium lanjut penyakit.

 Teknik neuroimaging fungsional seperti fMRI dan PET dapat menunjukkan perubahan
dalam aktivitas otak sebelum timbulnya gejala fisik. Hasil positif tidak dianggap
diagnosis, karena dapat diperoleh dekade sebelum gejala dimulai. Namun, tes yang
negatif berarti bahwa individu tidak membawa salinan gen diperluas dan tidak akan
mengembangkan HD.

5. TERAPI
 Diperlukan pendekatan multidisiplin, yang meliputi pendekatan medis, neuropsikiatri,
sosial, dan konsultasi genetika.
 Obat penghambat reseptor dopamin (Haloperidol atau phenothiazine) dapat mengatasi
gangguan pergerakan dan gangguan perilaku yang timbul, walaupun beberapa ahli tidak
merekomendasikan obat ini mengingat efek samping yang ditimbulkan.
 Obat anti depresan dan anti cemas diberikan pada pasien dengan gejala depresi dan
cemas. Perlu pengawasan ketat terhadap terjadinya kecenderungan bunuh diri.
 Obat penenang diberikan pada keadaan psikosis.
 Tidak ada obat untuk menghambat penurunan fungsi pergerakan dan pikiran (kognitif).
 Beberapa metode sedang diteliti untuk mencegah perkembangan penyakit, seperti
misalnya penggunaan agen antiglutamat, bioenergetika, penghambat agregasi protein,
dan transplantasi sel striatal janin, namun sampai sekarang belum ada laporan tentang
efek metode tersebut terhadap perjalanan penyakit.
6. KOMPLIKASI
 Setelah muncul, tanda dan gejala akan berlanjut sampai pasien meninggal.
 Meskipun tanda-tanda dan gejala bervariasi dari fungsi orang ke orang, kemampuan
menelan, makan, berbicara dan berjalan, biasanya merosot dari waktu ke waktu.
 Depresi adalah salah satu penyakit yang sering menyertai Huntington’s disease, dan
beberapa orang beresiko bunuh diri.
 Kematian umumnya terjadi sebagai akibat komplikasi penyakit, seperti infeksi paru-paru
seperti pneumonia dan penyakit jantung.

7. PENCEGAHAN
 Jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit Huntington, dapat mempertimbangkan
konseling genetika yang tersedia di berbagai rumah sakit, sebelum memulai sebuah
keluarga. Tes darah dapat menentukan keberadaan gen yang mengalami mutasi. Jika
salah satu orang tua membawa gen cacat, anak nya memiliki peluang 50 persen
pengembangan penyakit Huntington’s disease.
 Jika Anda berisiko membawa gen cacat yang dapat menyebabkan penyakit Huntington
untuk anak-anak Anda, Anda mungkin ingin mempertimbangkan adopsi atau fertilisasi in
vitro dengan screening pra-implantasi. Dalam prosedur ini, embrio disaring untuk mutasi
gen penyakit Huntington, dan embrio yang tidak memiliki mutasi ini kemudian ditanam
dalam rahim wanita.
DAFTAR PUSTAKA

 Dennis L. Kasper, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th edition.


McGraw-Hill. 2005; 2415-6.
 Stephen J. McPhee, et al. Current Medical Diagnosis & Treatment. Lange. 2007;1034-5.
 Huntington’s Outreach Project for Education, at Stanford. (Online). Dapat diakses
di:http://hopes.stanford.edu/rltdsci/complications/ad0.html
 Genetic Home Reference. (Online). Dapat diakses
di:http://ghr.nlm.nih.gov/condition/huntington-disease
 Mayo Clinic. (Online). Dapat diakses di:http://www.mayoclinic.com/health/huntingtons-
disease/ds00401/dsection=complications
 http://www.jamugodog.org/2012/10/obat-penyakit-huntington-korea-huntington.html
 http://www.news-medical.net/health/Huntingtons-Disease-Diagnosis-(Indonesian).aspx

Anda mungkin juga menyukai