Lingkungan Hidup
MODUL- 02
Disusun Oleh :
Masagus S. Rizal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................ v
PETA KOMPETENSI MODUL.........................................................................................vii
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SERTA.............................................vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL............................................................................viii
BAB I................................................................................................................................ 9
PENDAHULUAN............................................................................................................... 9
A. Latar Belakang.......................................................................................................................9
B. Deskripsi..............................................................................................................................10
C. Prasyarat.............................................................................................................................10
D. Tujuan Pembelajaran..........................................................................................................10
F. Penolakan (Disclaimer)........................................................................................................13
BAB II............................................................................................................................. 14
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)..........................................................14
Pendahuluan................................................................................................................... 14
Materi Pokok 1:...............................................................................................................16
UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH.................................................16
TENTANG K3.................................................................................................................. 16
A. Tujuan Pembelajaran :........................................................................................................16
B. Pengertian K3......................................................................................................................17
E. Organisasi K3.......................................................................................................................23
A. Tujuan.................................................................................................................................58
B. Sasaran................................................................................................................................58
LATIHAN :....................................................................................................................... 71
TUGAS:........................................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 73
DAFTAR GAMBAR
MODUL-001
(K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) serta Lingkungan Hidup
MODUL-002 MODUL-003
Pengelolaan Kegiatan Pengelolaan Peralatan
Laboratorium/ Bengkel Laboratorium/ Bengkel
MODUL-004
Pengelolaan Pemeliharaan dan Perbaikan
Peralatan Laboratorium/
Bengkel
Sanggar/ Studio
Modul ini dirancang agar pengguna modul ini dapat belajar sendiri tanpa
bimbingan langsung dari pembimbing atau melalui bimbingan. Adapun hal-hal
yang teknis dapat didemonstrasikan secara bersama-sama (grup) dalam waktu
yang bersamaan.
Agar dapat menguasai materi modul ini, maka beberapa hal yang harus Anda
perhatikan adalah:
2. Pelajari dan kuasai yakinkan dari Anda bahwa Anda telah benar-benar
menguasai kompetensi tersebut sebelum Anda mempelajari kompetensi
selanjutnya.
3. Jika Anda mempelajari modul ini melalui bimbingan maka Anda boleh
bertanya dan meminta mendemonstrasikan hal-hal yang belum Anda
pahami.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkaitan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut, sering kali timbul masalah
yang dapat menyebabkan terganggunya proses transformasi kompetensi yang
disebabkan oleh kurangnya sumber daya yang memadai dan masih lemahnya
kompetensi pengelola pendidikan di sekolah.
Efektif bermakna tercapainya tujuan. Apabila suatu organisasi tidak efektif, berarti
tidak berhasil mencapai tujuan-tujuannya secara optimal. Sedangkan efisien
bermakna menggunakan sumber daya yang dimiliki dalam skala dan jumlah
minimal. Dengan demikian pengelolaan laboratorium/ bengkel yang efektif dan
efisien apabila telah berhasil mencapai tujuan-tujuannya dengan menggunakan
sumber daya yang dimiliki dalam skala dan jumlah minimal. Ini sesuai dengan
prinsip ekonomi yang paling dasar yakni memenuhi kebutuhan secara maksimal
(efektif) dengan biaya yang minimal tersebut (efisien).
yang telah ditetapkan. Selain itu, penghargaan yang layak bagi para pengelola dan
partisipasi stakeholder sekolah juga akan menentukan kelancaran pencapaian
tujuan pendidikan secara keseluruhan.
B. Deskripsi
Modul ini merupakan modul awal untuk mempersiapkan seorang pengajar/ guru,
teknisi, atau pengelola bengkel atau laboratorium agar memiliki pengetahuan dan
sikap, serta penerapannya di tempat kerja.
C. Prasyarat
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal dan dinyatakan telah
menyelesaikan modul:
D. Tujuan Pembelajaran
Adapun materi pokok dan sub materi pokok yang disajikan pada modul ini adalah sebagai berikut.
1.1 Ketentuan hak dan kewajiban dalam K3 bagi pimpinan dan pekerja menurut
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah
F. Penolakan (Disclaimer)
Meskipun modul ini disusun oleh tim yang terlatih, namun para penulis tidak
bertangungjawab atas luka-luka, kecelakaan atau kematian yang mungkin terjadi
akibat penerapan atau interpretasi yang salah atas modul ini. Oleh karena itu sangat
dianjurkan bahwa setiap kegiatan atau tugas-tugas yang berkenaan dengan
penggunaan modul ini dilakukan dan/ atau diawasi serta diperiksa oleh tim teknis
yang memenuhi syarat, para ahli, atau orang-orang yang telah dilatih secara baik.
BAB II
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Pendahuluan
Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup merupakan salah satu
aspek perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian
segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian juga
ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat dari jenis
pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja/
mesin/ instrumen, dan karakteristik manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut
maupun orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dengan menerapkan teknologi
pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping
itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan
kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi.
Dari segi ekonomi pemakaian alat yang berkapasitas besar adalah lebih
menguntungkan, akan tetapi bahaya yang mungkin ditimbulkan juga akan besar.
Dengan demikian penentuan ukuran reaktor harus didasarkan pada keuntungan dari
segi ekonomi dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Alat pengendali harus lebih
canggih dan lebih dapat diandalkan. Alat pengamanan yang terkait dengan alat
produksi dan alat perlindungan bagi pekerja harus ditingkatkan. Biaya untuk
membangun keselamatan dan kesehatan kerja, biaya untuk membeli alat-alat
pengamanan memang cukup besar. Akan tetapi keselamatan dan kesehatan kerja
juga akan lebih terjamin. Kemampuan dan keterampilan pekerja harus ditingkatkan
melalui pendidikan dan pelatihan sehingga dapat mengikuti laju perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Alat penanggulangan musibah harus ditingkatkan agar
malapetaka yang diakibatkan oleh penerapan teknologi maju tidak sampai meluas
dan merusak. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap pekerja harus dilakukan
secara teratur dan berkesinambungan.
Materi Pokok 1:
UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH
TENTANG K3
A. Tujuan Pembelajaran :
Deskripsi :
Bahan ajar ini berisi materi tentang pengertian, tujuan, dan fungsi K3, Undang-
Undang dan peraturan Pemerintah tentang K3, pentingya investigasi kecelakaan
kerja, Laporan kecelakaan kerja, manajemen dan organisasi K3 .
B. Pengertian K3
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) secara filosofi adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani. Dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)maka para pengguna
diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan
dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, aspek resiko
yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para
pekerja yang bersangkutan dapat melakukan dengan merasa nyaman dan betah,
sehingga tidak mudah bosan, lelah atau capek.
Dari segi ekonomi pemakaian alat yang berkapasitas besar adalah lebih
menguntungkan, akan tetapi bahaya yang mungkin ditimbulkan juga akan besar.
Dengan demikian penentuan ukuran reaktor harus didasarkan pada keuntungan dari
segi ekonomi dan bahaya yang mungkin ditimbulkan. Alat pengendali harus lebih
canggih dan lebih dapat diandalkan. Alat pengamanan yang terkait dengan alat
produksi dan alat perlindungan bagi pekerja harus ditingkatkan. Biaya untuk
membangun keselamatan dan kesehatan kerja, biaya untuk membeli alat-alat
pengamanan memang cukup besar. Akan tetapi kesehatan dan keselamatan kerja
(K3)juga akan lebih terjamin. Kemampuan dan keterampilan pekerja harus
ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan sehingga dapat mengikuti laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alat penanggulangan musibah
harus ditingkatkan agar malapetaka yang diakibatkan oleh penerpan teknologi maju
tidak sampai meluas dan merusak. Pengawasan terhadap alat maupun terhadap
pekerja harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
Keselamatan kerja dan Hiperkes merupakan lapangan ilmu dan sekaligus praktik
dengan pendekatan multidisipliner yang berupaya untuk menerapkan dan
mengembangkan teknologi pengendalian dengan tujuan tenaga kerja sehat,
selamat, dan produktif, serta dicapainya tingkat keselamatan yang tinggi untuk
mencegah kecelakaan.
setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja mendapat
perlindungan atas keselamatannya, dan setiap sumber-sumber produksi dapat
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien sehingga akan meningkatkan
produksi dan produktifitas kerja.
Yang termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau berhubung dengan tempat kerja
tersebut.
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja serta tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian.
Para ahli keselamatan kerja telah sepakat bahwa keselamatan kerja dimulai dari
komitmen manajer tingkat atas. Sebagai contoh, Mengapa tingkat kecelakaan kerja
di Du Pont’s jauh lebih rendah dibanding perusahaan kimia lainnya. Hal ini
barangkali dapat dijadikan studi tentang pentingnya komitmen para majemen tingkat
atas. Setiap pagi di perusahaan Du Pont’s poliester dan nilon, para direktur dan para
karyawannya melakukan pertemuan yang isinya mengkaji apa-apa yang terjadi
selama 24 jam terakhir. Yang mereka diskusikan pertama kali adalah bukan soal
kapasitas produksi melainkan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Barulah
setelah mereka mencermati laporan tentang kecelakaan kerja dan puas terhadap
tindakan-tindakan koreksi yang telah dilakukan, mereka akan membicarakan tentang
produksi, kualitas produk, dan biaya. Sebagai kesimpulan, tanpa adanya komitmen
penuh dari semua tingkatan manajemen, maka setiap usaha ke arah pengurangan
D. Sasaran Manajemen K3
2) Bagi Tenaga Kerja : tenaga kerja adalah asset yang sangat penting dalam
elemen produksi. Tenaga kerja yang paling bersinggungan langsung dengan
kegiatan utama proses produksi, mulai dari pengelolaan bahan baku, proses
pembuatan dan proses penyimpanan, Semua lini kegiatan tersebut sangat
berdekatan dengan factor penyebab terjadinya kecelakaan. Oleh sebab itu
memahami arti pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja
dalam keseharian aktivitasnya sangat penting baik untuk diri sendiri secara
sadar atau diminta untuk menjaga hal-hal tersebut agar mampu
meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.
3) Bagi Lingkungan : Lingkungan kerja yang aman dan sehat serta kondusif
adalah asset lain yang sangat penting bagi perusahaan dan setiap orang
yang bekerja dalam lingkungan perusahaan, oleh sebab itu siappun dan
apaun yang ada dan terkait dengan proses produksi harus menjadi target dan
E. Organisasi K3
1) Mengamankan investasi.
Selanjutnya hasil yang optimal dari upaya tersebut sangat tergantung pada mutu
sumber daya manusia yang dapat ditingkatkan melalui tiga jalur untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan, yaitu:
Peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut sangat penting bukan saja
untuk meningkatkan kemampuan kerja secara teknis operasional, akan tetapi
juga kemampuan kerja secara aman serta kemampuan menciptakan kondisi dan
lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Organisasi K3 yang didirikan pada suatu perusahaan atau Institusi teknik dan
perusahaan, memiliki tugas dan wewenang. Tugas dan wewenang tersebut
sudah ditetapkan melalui undang-undang dan peraturan menteri yang
selanjutnya dijabarkan secara operasinal di lapangan. Sebagai contoh antara
lain:
Materi Pokok 2 :
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan
Di Tempat Kerja
A. Tujuan pembelajaran :
Kalau kita mengamati suatu kejadian kecelakaan di lingkungan kerja, maka ada
tiga alasan terjadinya kecelakaan kerja, yaitu:
Dianggap sebagai kecelakaan dalam arti asli (genuine accident) sifatnya tidak
dapat diramalkan dan berada di luar kendali manejemen perusahaan. Misalnya,
seorang karyawan tepat berada di depan jendela kaca ketika tiba-tiba seseorang
melempar jendela kaca sehingga mengenainya.
Kondisi kerja yang tidak aman merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
kecelakaan. Kondisi ini meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
c. Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau di sekitar mesin atau peralatan
gudang yang tidak aman (sumpek dan terlalu penuh).
e. Ventilasi yang tidak sempurna, pergantian udara tidak cukup, atau sumber
udara tidak murni.
3. Kelalaian Manusia
Di samping kondisi kerja yang tidak aman masih ada tiga faktor lain yang
mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Ketiga faktor
tersebut yaitu sifat dari kerja itu sendiri, jadwal kerja, dan iklim psikologis di tempat
kerja.
1. Sifat kerja.
2. Jadwal kerja.
Jadwal kerja dan kelelahan kerja juga mempengaruhi kecelakaan kerja. Tingkat
kecelakaan kerja biasanya stabil pada jam 6 – 7 jam pertama di hari kerja. Akan
tetapi pada jam-jam sesudah itu, tingkat kecelakaan kerja akan lebih tinggi. Hal
ini dimungkinkan karena karyawan atau tenaga kerja sudah melampaui tingkat
kelelahan yang tinggi. Kenyataan di lapangan juga membuktikan bahwa kerja
malam mempunyai resiko kecelakaan lebih tinggi dari pada kerja pada siang hari.
Materi pokok 4 :
A. Tujuan Pembelajaran
Mengurangi kondisi kerja yang tidak aman menjadi lini depan perusahaan atau
laboratorium dalam mencegah kecelakaan kerja.
Gunakan risk assesment atau checklist inspeksi alat untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan bahaya-bahaya yang potensial.
Untuk mengendalikan suatu proses diperlukan alat yang meliputi: alat penunjuk
(detector) dan alat pengendali, sedangkan agar bahaya dapat diperkecil dibutuhkan
alat pengaman. Dalam rangka mengendalikan suatu proses, variabel penting yang
dapat dikendalikan meliputi: suhu, tekanan, dan konsentrasi.
Untuk pendeteksi faktor bahaya yang lain, seperti adanya kebocoran gas yang
mudah terbakar, gas beracun, atau cairan yang mudah merusak, umumnya masih
digunakan panca indera manusia. Kebocoran gas yang mudah terbakar atau
berbahaya diketahui dari bau yang khas, atau dapat dipantau dengan menempatkan
binatang percobaan seperti tikus, kelinci, dan lain-lainnya.
Ada lima dampak suatu malapetaka yang dikenal dengan istilah “5K” akibat
kecelakaan, yaitu: (1) Kerusakan dan kerugian materi, (2)Kekacauan dan dis-
organisasi, (3) Keluhan dan kesedihan, (4)Kelainan dan cacat dan (5)Kematian.
A. Manajemen Resiko
Ada beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan pengelola bengkel
atau laboratorium untuk meminimalis timbulnya kecelakaan antara lain:
1. Periksa dan hilangkan kondisi-kondisi kerja yang tidak aman. Gunakan daftar
periksa (checklist) untuk identifikasi masalah. Jika bahaya tidak dapat
5. Dorong dan latihlah karyawan agar sadar akan pentingnya keselamatan kerja,
tunjukkan kepada mereka bahwa manajemen tingkat atas (top management)
perusahaan dan supervisor punya perhatian yang serius terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja.
1. Bahan Kimia.
Meliputi bahan mudah terbakar, bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat reaktif,
dan gas yang berbahaya. Penggunaan senyawa yang bersifat karsinogenik dalam
industri maupun laboratorium merupakan problem yang signifikan, baik karena
Informasi mengenai sifat fisika dan kimiawi dari bahan kimia sangat esensial
sifatnya dan dibutuhkan untuk mengontrol penanganan dan penyimpanan bahan
kimia terkait. Informasi berikut dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahaya yang
dapat terjadi. Informasi terkait bahan kimia berisikan antara lain :
a. Penampakan/wujud
b. Bau
c. Titik Leleh / Beku
d. pH
e. Titik Nyala
f. Laju Penguapan
g. Flamabilitas (padatan, gas)
Batas bawah / atas dari flamabilitas atau ledakan
Tekanan Uap
Densitas Relatif
Viskositas, dll
2. Bahan-bahan Biologis.
Bahan biologis seperti: bakteri, jamur, virus, dan parasit merupakan bahan-bahan
biologis yang sering digunakan dalam industri maupun dalam skala laboratorium.
Pada golongan ini bukan hanya organisme saja, tetapi juga semua bahan biokimia,
termasuk di dalamnya gula sederhana, asam amino, dan substrat yang digunakan
dalam proses industri. Penanganan dalam penyimpanan, proses, maupun
pembuangan bahan biologis ini perlu mendapatkan ketelitian dan kehati-hatian,
mengingat gangguan kontaminasi akibat organisme dapat menyebabkan kerusakan
sel-sel tubuh yang serius pada karyawan atau tenaga kerja.
3. Aliran Listrik
Bersentuhan dengan bagian yang dialiri arus listrik, namun sebelum tubuh atau
bagiannya menyentuh akan terjadi suatu busur api akibat dari ionisasi dan berakibat
biasanya adalah pembakaran. Sentuhan tidak langsung dapat terjadi pada tegangan
tinggi mulai 1 kV. Bahaya utama sentuhan arus listrik dibedakan atas :
Berikut dapat kita lihat pengaruh kuat arus terhadap bagian dan organ dalam tubuh,
yaitu :
KUAT
PENGARUH
ARUS
0-1 mA Hampir tak terasa
Dari contoh diatas jelas dengan kuat arus sebesar 15 - 30 mA saja pengaruhnya
pada si korban cukup fatal, dimana si korban kemungkinan akan menderita debaran
jantung dan rasa lemas serta sesak nafasnya.
Pada saat terjadi getaran pada bilik jantung, maka kegiatan pompa jantung akan
berubah dan tanpa adanya pertolongan dokter atau petugas PPPK, sel-sel otak
akan kekurangan zat asam.
4. Ionisasi Radiasi
Ionisasi radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi atau
radiasi internal yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam
badan manusia melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi
seperti ultraviolet, infra merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik
dan medan magnet juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber
kecelakaan kerja.
Zat radioaktif terbuka maupun terbungkus, mesin sinar-X, iradiator, dan sumber
radiasi lainnya memancarkan radiasi pengion yang berbahaya. Untuk memproteksi
diri darisumber radiasi, maka diterapkan tiga strategi dasar yang dikenal sebagai
prinsip proteksi
radiasi, yaitu:
Waktu: Dengan sesingkat mungkin berada dekat dengan sumber radiasi, maka
secaraproporsional akan mengurangi dosis radiasi yang diterima. Minimalkan waktu
andabekerja, maka akan meminimalkan dosis yang diterima.
Perisai: Perisai yang tepat dapat menurunkan secara eksponential paparan radiasi
gamma dan menghalangi hampir semua sinar radiasi-beta. Pilih dan gunakan perisai
yang sesuaiselama melakukan penelitian atau pekerjaan dengan sumber radiasi.
Selain dengan ketiga strategi di atas, untuk mengurangi bahaya radiasi eksterna,
maka kurangi aktivitas zat radioaktif dengan cara: Untuk sumber dengan waktu
paruh pendek tunggu sampai meluruh; dekontaminasi sumber radioaktif sebelum
bekerja; ataupindahkan zat radioaktif yang tidak perlu dan bisa dipindahkan ke lokasi
lain
5. Mekanik.
Walaupun industri dan laboratorium modern lebih didominasi oleh peralatan yang
terkontrol oleh komputer, termasuk didalamnya robot pengangkat benda berat,
namun demikian kerja mekanik masih harus dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti
transportasi bahan baku, penggantian peralatan habis pakai, masih harus dilakukan
secara manual, sehingga kesalahan prosedur kerja dapat menyebabkan kecelakaan
kerja. Peralatan keselamatan kerja seperti pakaian kerja, helmet, kacamata, sarung
tangan, sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian khusus dalam lingkup
pekerjaan ini.
6. Api.
Dokumen MSDS memberikan penjelasan tentang tingkat bahaya dari setiap bahan
kimia, termasuk di dalamnya tentang kuantitas bahan yang diperkenankan untuk
disimpan secara aman.
Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau
tidak stabil. Banyak senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah
meledak jika bereaksi dengan senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi
label pada penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan
kerja akibat terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar.
7. Suara (kebisingan).
Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hampir
semua industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Generator
pembangkit listrik, instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan
sekian contoh dari peralatan yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan
tersebut berpotensi mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja
dan gangguan kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan oleh
mesin, para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam
lingkungan tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus diperhatikan untuk
menjamin keselamatan kerja.
Materi Pokok 5 :
A. Tujuan
B. Pengertian
Yang menjadi pokok dari tindakan pertolongan pertama (First Aid) bagi penolong
adalah :
Apabila kita menemukan korban karena suatu kecelakaan listrik, maka tindakan
kita adalah :
3. Pernafasan.
1. Biasanya pengaruh
sengatan arus listrik pada korban
akan berakibta
2. Shock
3. Pingsan
4. Luka bakar
Shock adalah suatu keadaan yang timbul dimana sistem peredaran darah dalam
tubuh terganggu sehingga tidak dapat memenuhi keperluannya bagian vital tubuh
akan kehilangan cairan dan zat-zat yang diperlukan sehingga fungsi bagian vital Ini
akan terganggu.
1. Tanda-tandapenderita shock :
Kesadarannya menurun
Nadi berdenyut cepat, melemah, lamban dan menghilang
Mual-mual
Kulit dingin, lembab dan pucat
Nafas dangkal, kadang tak beratur
Pupil mata melebar
2. Tindakan pertolongan
Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya,
kecuali jika gegar otak atau patah tulang lehernya.
Lebih parah lagi apabila benda penyumbat tersebut tersedot kedalam paru-
parunya sehingga dapat mengakibatkan infeksi.
1. Tindakan pertolongan
Hal tersebut akan diketahui setelah kita periksa pernafasannya dengan cara
meletakkan kedua telapak tangan kita dibawah lekukan tulang rusuk si korban.
Melalui naik dani turunnya dinding perut, kita dapat mengamati korban apakah dia
masih bernafas atau tidak. Jika pernafasnnya masih ada, si korban dapat
diposisikan miring secara stabil. Tapi jika si korban pernafasnnya terhenti, maka
baringkan secar terlentang, kemudian periksa rongga mulutnya karena kemungkinan
ada benda atau sesuatu yang menghalangi jalannya pernafasan dan jika ada,
singkirkan segera. Setelah itu atur lagi pernafasannya dan baringkan dalam posisi
miring. jika dengan cara ini pernafasannya tetap tidak ada, maka kita bantu dia
dengan pernafasan buatan.
Luka bakar merupakan salah stu akibat dari sengatan arus listrik.setiap luka
bakar yang luas dapat diikuti oleh shock, diman sebagian besar cairan tubuh
dialirkan kedaerah yang terbakar sehingga volume darah yang mengalir keotak dan
jantung akan berkurang.
Pada orang dewasa luka bakar selebar 20% dari luar permukaan tubuh dapat
mengakibatkan shock sedangkan pada anak-anak dapat terjadi pada selebar 10%.
o Mencegah infeksi.
Jika pernafasan buatan diperluka pada korban, maka hal ini harus dilakukan
terlebih dahulu sedangkan pertolongan terhadap luka bakarnya dikerjakan
kemudian.
Berikut ini adalah tindakan pertolongan padaluka bakar dengan variasi luas:
Tindakan pertolongan : Rendam bagian yang terbakar kedalam air es atau air
dingin atau dapat juga dikompres dengan handuk yang telah direndam dalam air
dingin. Tindkan ini dilakukan hingga rasa sakit tidak terasa lagi. Hal ini dapat
dilakukan antara30 menit dan kadang-kadang sampai 5 jam.
Tindakan ini selain mengurangi rasa sakit juga memperkecil akibat lanjutan dari
luka bakar tersebut. Bagian yang melepuh jangan dikupas, biarkan sampai kelah
sembuh sendiri.
Baringkan korban dengan kepal lebih rendah dari bagian tubuh lainnya,kemudian
kirim kerumah sakit terdekat. Apabila korban tetap sadar dan dapat menelan, beri
minuman sebanyak mungkin.
Tindakan pertolongan : Luka bakar akibat basa keras lebih merusak daripada
akibat asma keras.Kecepatan mengguyur dan membasuh luka bakar akibat zat
kimia sangat menentukan dalam usaha membatasi akibat-akibatnya.
Sambil melepaskan pakaian korban, siramlah bagian yang terbakar dengan air
yang mengalir. Untuk luka bakar yang diakibatkan oleh asam keras ( air
keras,asam cuka pekat etc) cukup diguyur dengan air mengalir atau dengan
larutan soda kue (kadar 5%) .Sedangkan pada luka bakar akibat basa keras,
selain diguyur dengan air diberi juga larutan cuka dapur untuk menetralkan basa
penyebabnya. Luka bakar akibat fosfor harus segera direndam air.
Perhatian:
Kecuali dalam hal terbakar oleh sinar matahari, luka bakar akibat apapun tidak
boleh diobati dengan zat-zat yang berminyak (misal minyak gemuk,mentega dan
sebagainya ).Luka bakar yang terbuka sebaiknya ditutp dengan lembaran sofratulle
dan didesinfeksi dengan larutan Betadine 10 %.
Di dalam instalasi listrik (gardu) dengan tegangan nominal diatas 1kV, paling
sedikit harus tersedia sebuah selimut untuk memadamkan pakaian yang terbakar.
Selimut ini sebaiknya terbuat dari bahan woll atau asbest dan jangan terbuat dari
bahan sintetis.
Materi Pokok 6 :
A. Tujuan
Pengertian
Komposisi Warna :
Merah
Putih
Hitam
Komposisi Warna :
Hitam
Kuning
Komposisi Warna :
Hijau
Putih
Komposisi Warna :
Biru
Putih
Gambar 7 : Contoh rambu-rambu
Rambu-Rambu ini biasanya dilengkapi lagi dengan tulisan pesan tertentu selain
dilengkapi gambar diatasnya sehingga dapat diketahui apa maksud rambu tersebut.
Hal ini untuk mengkomunikasikan pesan tersebut pada pekerja, walaupun pekerja
tidak bisa bahasa Inggris atau membaca dengan baik. Ini penting bahwa setiap
pekerja mengetahui rambu keselamatan tanpa ragu-ragu.
Materi Pokok 7 :
A. Tujuan
Kesehatan kerja adalah bagian sosialisasi dalam ilmu kesehatan yang bertujuan
agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang tinggi baik fisik mental
maupun sosial melalui usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungannya
seperti :
Masalah kesehatan kerja dan pekerja paling tidak diatur melalui 3 (tiga)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja yaitu :
D. Ergonomy
1. Penyelarasan pekerjaan dengan tenaga kerjanya (the right man in the right
place),
2. Perencanaan pekerjaan agar dapat menggunakan kemampuan manusia
tanpa melebihi batasnya,
3. Perencana sistem “man-machine” dengan tenaga kerja, dimana manusia
sebagai kerangka referensinya,
4. Pertalian antara teknologi dengan ilmu biologi manusia.
Selanjutnya untuk kemampuan mengangkat beban dikaitkan fisik dedan jenis
kelamin serta usiayang layak dapat dilihat pada tabel berikut.
Berat Beban ( kg )
Usia
Frekuensi pengangkatan dan pemindahan
(tahun) Sekali-kali Sering-kali
wanita Pria wanita Pria
15 - 18 15 35 10 20
19 - 45 15 55 10 30
>45 15 45 10 25
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaannya yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau
derivatnya yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat,
tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan
lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang
mengion.
26. Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi
atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak
mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi
atau kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.
Materi Pokok 8 :
A. Tujuan
APD adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk
melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja
apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan
dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha
tersebut, namun sebagai usaha akhir
Fungsi Alat Pelindung Diri (APD) di tempat kerja harus dilihat dalam kontek
sebagai pengaman pekerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Alat pelindung diri itu, antara lain berfungsi sebagai :
Pelindung kepala
Pelindung mata dan wajah
Pelindung tangan
Pelindung badan
Pelindung telinga
Masker dan alat bantu pernafasan
Sabuk pengaman
Pelindung kaki
Pemberi kerja bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
bahaya pada pekerjaan yang akan ditangani, serta menentukan jenis APD yang
sesuai untuk mengurangi atau menghilangkan risiko kecelakaan pekerja. Dalam
melakukan identifikasi dan evaluasi bahaya yang ada, hendaknya dilakukan oleh
bagian keselamatan dengan bagian operasi secara bersama. Sehingga setiap
kemungkinan bahaya ditinjau dari sisi kejadian yang ada sehari hari serta dari sisi
petinjuk petunjuk keselamatan kerja yang lazim. Segala bahaya fisik, biologis serta
kimiawi harus tercakup dalam evaluasi ini. Setelah bahaya diidentifikasi dan di-
evaluasi, selanjutnya dipilih jenis alat pelindung diri yang tepat untuk melindungi diri
pekerja dari bahaya tersebut.
Pelatihan untuk para pekerja dalam pemakaian alat pelindung diri juga perlu
dilaksanakan sehingga APD ini bisa dipakai dengan benar dan efektif. APD harus
sesuai standard desain yang ada seperti ANSI, OSHA, NFPA, dll.
Dalam pemeliharaannya APD harus disimpan dalam kondisi yang bersih dan
sehat, seperti dalam lemari khusus. Setiap pekerja hendaknya diberikan APD sendiri
sendiri sehingga ukuran dan modelnya benar benar pas. APD untuk masing masing
pekerja bisa berbeda karena APD ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan bahaya yang ada pada jenis pekerjaan tersebut.
APD juga bisa rusak karena paparan matahari atau pengaruh cuaca yang lain. Maka
sebelum memakai APD hendaknya diperiksa dahulu keadaannya. Bila ada tanda
tanda kerusakan maka APD itu harus segera diganti.
Materi Pokok 2 :
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pendahuluan
Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makluk lainnya,
disebut daya dukung lingkungan hidup. Sedangkan, daya tamping lingkungan hidup
adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau
komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
A. Tujuan
B. Sasaran
Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat, hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam
rangka pengelolaan lingkungan hidup. Selain mempunyai hak, setiap orang
berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan
menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Orang yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajban memberikan informasi yang besar
dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
1. melestarikan lingkungan
2. meningkatkan kesadaran dalam lingkungan
3. menghindari pencemaran limbah
Pendidik lingkungan untuk siswa adalah memberikan wawasan dan kesadaran
bagaimana menggunakan tempat praktek yang lebih peduli memperhatikan
lingkungan laboratorium/bengkel/sanggar/studio. Perubahan yang penting adalah
sikap memperhatikan/peduli pentingnya pemeliharaan serta kebersihan tempat
kerja. Lingkungan tempat kerja adalah gabungan berbagai faktor-faktor fisik, kimiawi,
hayati dan sosial yang dapat mempengaruhi kegiatan di dalamnya. Oleh karena itu
seluruh kegiatan yang ada di dalamnya, wajib untuk melestarikan kebersihan
lingkungan tersebut agar tidak merugikan kehidupan yang berada di sekitarnya. Agar
terlaksananya kebersihan tempat praktikum harus melibatkan guru serta siswa yang
sering menggunakan fasilitas kegiatan.
Kebersihan adalah pangkal dari kesehatan, ini pepatah kuno yang masih
aktual saat ini. Setiap orang menginginkan dan menghendaki lingkungannya bersih
dan nyaman, ditempat kerjanya. Tidak diragukan lagi bahwa Kebersihan Lingkungan
Kerja sangatlah bermanfaat, karena dengan usaha-usaha kebersihan lingkungan
kerja akan membawa dampak pada turunnya potensi terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Kebersihan ruangan kerja juga menjadi salah satu hal yang langsung dapat
dilihat oleh mata setiap orang. Jika ruangan itu bersih maka siapapun yang akan
masuk akan merasa nyaman, namun sebaliknya jika ruangan itu kotor maka akan
mempengaruhi kenyamanan seseorang, termasuk kenyamanan dalam bekerja.
1. Tersedianya air bersih sesuai dengan kegunaannya untuk air minum, air cuci
atau untuk proses produksi
Materi Pokok 3
Simbol Dan Kelas Bahaya Peringatan Untuk Bahaya Bahan Kimia Pada Label
Kemasan :
1 Eksplosif
4 Gas Pengoksidasi
5 Gas Bertekanan
10 Padatan Piroporik
13 Cairan Pengoksidasi
14 Padatan Pengoksidasi
15 Peroksida Organik
17 Toksisitas Akut
22 Karsinogenitas
26 Bahaya Aspirasi
Bahaya Terhadap Lingkungan Akuatik /
Perairan
27
Simbol Rambu APD Versi GHS Yang Digunakan Pada Label / Penandaan Bahan
Kimia:
LATIHAN :
1. Jelaskan Ketentuan hak dan kewajiban dalam K3 bagi pimpinan Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah . . . ?
4. Uraikan dengan singkat upaya apa untuk pencegahan kecelakaan kerja dari
faktor-faktor penyebab diatas. . . ?
6. Identifikasi 5 (lima) Alat pelindung diri (APD) yang diperlukan saat bekerja di
bengkel . . . ., jelaskan fungsinya . . . . ?.
7. Identifikasi 5 (lima) Alat pelindung diri (APD) yang diperlukan saat bekerja di
Laboratorium . . . jelaskan fungsinya.?.
10. Identifikasi jenis obat-obatan yang harus tersedia pada kotak PPPK di
bengkel atau di laboratorium . . .jelaskan kegunaannya ?.
13. Identifikasi 3 (tiga) Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan berilah symbol
kode yang standar . . .?
TUGAS:
Setiap peserta membuat Petunjuk / Peringatan tentang Keselamatan/ Kesehatan
kerja, dengan ketentuan sebagai berikut :
4. Peringatan bersifat aplikatif yang sesuai dengan tempat bekerja/ unit kerja
masing-masing
DAFTAR PUSTAKA
Arai, K., (2001) “The Globally Harmonized System (GHS) for Hazards Classification
and Labelling”, www.jcia-net.or.jp
Doerr, Siegfrid und hermann J.Abts (1989); Rheinbraun-Engineering (PT. Bukit Asam
); Tanjung Enim;
Depnaker Kanwil Jawa Barat (1990 ); Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Balai
Pengembangan Manajemen dan Produktivitas Jawa Barat Maree Wheelen ,
Occupational Health and Safety, Western Metropolitan College of TAFE
Tia Setiawan dan Harun (1980), Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan
Anonymous, (2004) “How GHS Fits Into Chemical Safety” United Nations.