Anda di halaman 1dari 5

Menyusun Indikator Mutu Pelayanan

Keperawatan Nasional
Indikator mutu keperawatan di Indonesia sampai saat ini belum secara resmi ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, namun beberapa indikator mutu keperawatan telah disusun dalam
bentuk drafT sebagai Pedoman Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan Klinik di Sarana
Kesehatan yang sebenarnya telah mulai disusun sejak tahun 2008 oleh Kementerian Kesehatan.
Paling tidak rancangan indikator pelayanan keperawatan tersebut meliputi enam indikator mutu
yaitu: (1) Keselamatan pasien yang meliputi dekubitus, kejadian jatuh, kesalahan pemberian obat
dan cidera akibat restrain, (2) Kenyamanan, (3) Pengetahuan, (4) Kepuasan pasien, (5) Self care
dan (6) Kecemasan.

Keenam jenis indikator mutu tersebut merupakan outcome dari pelayanan keperawatan, yang
sudah dirancang oleh Kementerian Kesehatan, namun karena perbedaan sifat pelayanan, maka
diperlukan penyesuaian di tingkat rumah sakit. Hingga saat ini, belum ditetapkan sistem
pelaporan yang diatur di tingkat rumah sakit maupun tingkat nasional sehingga pengumpulan
data indikator mutu pelayanan keperawatan tidak dapat dilakukan dengan baik.

Berkaca pada pengalaman di negara maju seperti Amerika, mereka membentuk National Quality
Forum (NQF) sejak tahun 2004 yang kemudian telah meNetapkan 15 standar nasional untuk
digunakan dalam mengevaluasi asuhan keperawatan. Standar-standar tersebut dikenal sebagai 15
NQF. Mereka juga memiliki sistem database keperawatan nasional yaitu The National Database
of Nursing Quality Indicators (NDNQI) yang memberikan laporan per triwulan dan tahunan
meliputi indikator struktur, proses, dan hasil untuk mengevaluasi asuhan keperawatan pada
tingkat unit (Kurtzman & Corrigan, 2007 cit. Montalvo, 2007).

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit yang
harus menjaga mutu pelayanan kesehatan secara umum. Pelayanan keperawatan sering dijadikan
tolak ukur citra pelayanan sebuah rumah sakit di mata masyarakat, sehingga menuntut adanya
indikator mutu pelayanan keperawatan yang jelas di rumah sakit. Hal tersebut yang menjadi
dasar kuat untuk mengatakan bahwa indikator mutu keperawatan menjadi hal yang mutlak harus
ada dan diimplementasikan di rumah sakit.

Jenis-Jenis Indikator Mutu Pelayanan


Keperawatan
Oleh: Endri Astuti, SKp

Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik,


No.YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993 telah menetapkan "Standar Asuhan Keperawatan di Rumah
Sakit". Standar Asuhan Keperawatan menurut Departemen Kesehatan meliputi enam standar
yaitu: (1) Pengkajian keperawatan, (2) Diagnosa keperawatan, (3) Perencanaan keperawatan, (4)
Intervensi keperawatan, (5) Evaluasi keperawatan, dan (6) Catatan asuhan keperawatan.

Dalam melaksanakan intervensi keperawatan terdapat 14 kebutuhan pasien yang harus mendapat
perhatian perawat yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan oksigen

2. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan keseimbangan cairan serta elektrolit

3. Memenuhi kebutuhan eliminasi

4. Memenuhi kebutuhan keamanan

5. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan

6. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur

7. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani

8. Memenuhi kebutuhan spiritual

9. Memenuhi kebutuhan emosional

10. Memenuhi kebutuhan komunikasi

11. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis

12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan

13. Memenuhi kebutuhan penyuluhan

14. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi.

Menurut Griffiths et.al.,2008 indikator keperawatan dapat mengambarkan keselamatan,


efektifitas dan perhatian dalam pelayanan keperawatan, yaitu: 1) Safety: kegagalan penyelamatan
(kematian pada pasien dengan komplikasi pengobatan); Jatuh; Hospital acquired infections;
Hospital acquired pneumonia; Dekubitus. 2) Effectiveness: Pola dan level perawat; Kepuasan
perawat; Persepsi perawat terhadap lingkungan kerja. 3) Compassion: pengalaman pasien selama
dirawat; Pengalaman pasien dalam komunikasi.

Standar Nasional American Nurses Association (ANA) dalam mengukur mutu perawatan telah
menyepakati indikator-indikator mutu keperawatan seperti yang ada pada Tabel 1:

Tabel 1. Indikator Mutu Keperawatan menurut ANA


Kategori Ukuran
Ukuran berfokus 1 Anga kematian pasien karena komplikasi operasi
outcomes pasien 2 Angka dekubitus
3 Angka pasien jatuh
4 Angka psien jatuh dengan cidera
5 Angka restrain
6 ISK karena pemasangan cateter di ICU
7 Blood stream infection karena pemasangan cateter line central di ICU
dan HDNC
8 VAP di ICU dn HDNC
Ukuran berfokus 9 Konseling berhenti merokok pada kasus AMI
pada intervensi 10 Konseling berhenti merokok pada kasus Gagal jantung
perawat 11 Konseling berhenti merokok pada kasus Peneumonia
Ukuran berfokus 12 Perbandingan antara RN, LVN/LPN, UAP dan kontrak
pada sistem 13 Jam perawatan pasien per hari oleh RN,LPN/LPN dan UAP
14 Practice Environment Scale—Nursing Work Index
15 Turn over

Sumber: The National Database of Nursing Quality Indicators (NDNQI),2007.

Sedangkan Pazargadi et.al, 2008 telah mengembangkan indikator mutu keperawatan di delapan
propinsi di Iran dan didapatkan bahwa indikator mutu keperawatan seperti yang ada pada Tabel 2
sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator mutu Keperawatan di Iran

Jenis Kategori Indikator


struktur Management and 1 Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
perawat manajer
 organizational 2 Penetapan tujuan organisasi
leadership 3 Uraian tugas tenaga keperawatan
4 Supervisi keperawatan
Staffing and nursing 5 Perbandingan jumlah perawt: pasien di ICU
resources 6 Pendidikan berkelanjutan perawat
7 Jam kerja tenaga keperawatan
Facilities and budget 8 Jumlah jam peningkatan SDM perawat per tahun
9 Fasilitas untuk meningkatkan pengetahuan
perawat : Perpustakaan, internet, dll
10 Pengelolaan dana untuk peningkatan keselamatan
pasien
Proses Time and quality of care 11 Respon time perawat di IGD
12 Standar Pelayanan keperawatan di RS
13 Respon time dokter di IGD
Nursing satisfaction and 14 Lingkungan yang aman untuk perawat
work conditions 15 Kepuasan kerja perawat
Outcomes Patient satisfaction 16 Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
17 Kepuasan pasien secara umum
18 Kepuasan pasien terhadap komunikasi perawat
Complications and 19 Rasio pasien dekubitus di ICU
adverse events 20 Rasio pasien infiltrasi intravaskuler pada pasien
dengan terapi IV di ICU

Sumber: International Council of Nurses, 2008.

Indikator mutu keperawatan juga dikembangkan di Thailand pada tahun 2005 oleh Kunaviktikul
et al., yang terdiri dari 3 kategori yaitu: structure, process, and outcome, seperti pada tabel 3
berikut:

Tabel 3. Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan di Thailand

No Indikator Definisi
1 Rasio perawat profesional Rasio antara tenaga perawat professional dengan total jumlah seluruh
tenaga keperawatan
2 Jam Perawatan Rasio jam perawatan per pasien per hari.
3 Integritas kulit Rasio pasien yang mengalami dekubitus setelah 72 jam
perawatan dibagi dengan jumlah pasien yang keluar pada
periode yang sama
4 Kepuasan perawat Skala respon atas pertanyaan kepada para perawat, mengenai
their employment situation, meliputi : hubungan antar perawat,
recognition, opportunity for advancement, safety, autonomy,
workload, pay and benefits, achievement, and participation
5 Infeksi nosokomial Angka infeksi nosokomial pada saluran kemih adalah rasio
infeksi saluran kemih setelah 48 jam dipasang kateter urine
dibagi jumlah pasien yang keluar pada periode yang sama
6 Jatuh Rasio antara pasien yang jatuh di rumah sakit dibagi dengan
jumlah pasien yang keluar pada periode yang sama
7 Kepuasan pasien dalam Persepsi pasien terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perawat
pendidikan kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan sesuai kondisi pasien
baik dari isi materi pendidikan kesehatan maupun cara
penyampaian pendidikan kesehatan
8 Kepuasan pasien dalam Persepsi pasien terhadap perawat dalam pengelolaan nyeri
manajemen nyeri meliputi perawatan, perhatian, pengobatan, kebutuhan dan
nasihat.
9 Kepuasan pasien Kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan secara umum
terhadap keperawatan selama proses perawatan, dengan pertanyaan meliputi: fisik,
secara umum psikologis, emosional, spiritual, hak-hak pasien dan partisipasi
pasien dalam pengambilan keputusan

Sumber: Kunaviktikul et al., 2005

Anda mungkin juga menyukai