Anda di halaman 1dari 229

PENDIDIKAN PANCASILA

dan KEWARGANEGARAAN

Penyunting:
Taufiq Rohman, S.Pd.I, M.Pd.

Kata Pengantar:
Dr. Sumarto, M.Pd.I
(Founder Yayasan Literasi Kita Indonesia)

Penerbit Buku Literasiologi


Alamat Penerbit:
Jl. Ness Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Muara Jambi –
Jambi Indonesia
Cp/WA. 082136949568
Email : info@literasikitaindonesia.com
www : http://literasikitaindonesia.com

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | i


PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Penyunting :
Taufiq Rohman, S.Pd.I, M.Pd.

ISBN : 978-623-90212-8-3

Desain Sampul:
Dharma Setyawan, M.A

Editor dan Lay Out:


Emmi Kholilah Harahap, M.Pd.I

Penerbit :
Penerbit Buku Literasiologi

Redaksi :
Jl. Ness Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Muara Jambi –
Jambi Indonesia
Cp/WA. 082136949568
Email : info@literasikitaindonesia.com
www : http://literasikitaindonesia.com

Cetakan Pertama, Maret 2019


Hak cipta dilindungi Undang Undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan
cara Apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit

ii | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


KATA PENGANTAR PENYUNTING

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat meyelesaikan buku
“Pendidikan Pancasila” Buku ini disusun sebagai buku mata kuliah
atau bahan kajian dalam perkuliahan dan bisa juga dijadikan sebagai
salah satu referensi dalam bidang kajian lainnya yang memiliki
keterhubungan dengan tema Pancasila dan Kewarganegaraan, tidak
hanya sebagai buku mata kuliah buku ini juga bisa digunakan sebagai
panduan bagi organisasi masyarakat dan masyarakat secara umum.
Selaku penyunting buku, mengucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi untuk penyusunan
buku ini, sebagai bentuk komitmen nyata bahwa kita cinta Indonesia
cinta Pancasila. Beberapa kajian dalam buku ini membahas Pancasila
sebagai dasar Negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi
logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok atau
landasan fundamental bagi penyelenggaraan Negara Indonesia.
Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar
yang fundamental. Nilai-nilai dasar Pancasila tersebut adalah nilai
Ketuhan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan
pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan.
Upaya mewujudkan Pancasila sebagai sumber nilai adalah
dijadikannya nilai-nilai dasar menjadi sumber bagi penyusunan
norma hukum di Indonesia. Operasionalisasi nilai dasar Pancasila itu
adalah dijadikannya pancasila sebagai norma dasar bagi penyusunan

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | iii


norma hukum di Indonesia. Negara Indonesia memiliki hukum
nasional yang merupakan satu kesatuan system hukum. System
hukum Indonesia bersumber dan berdasar pancasula sebagai norma
dasar bernegara. Pancasila berkeduudkan sebagai norma dasar atau
norma fundamental negara dalam jenjang norma hukum di
Indonesia.
Nilai-nilai pancasila selajutnya dijabarkan dalam berbagai
peraturan Perundang-Undangan yang ada. Perundang-undangan,
ketetapan, keputusan, kebijaksanaan pemerintah, program-program
pembangunan, dan peraturan-peraturan lain pada hakikatnya
merupakan nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-nilai
dasar Pancasila. Oleh sebab itu, semua perundang-undangan yang
ada dalam sumber hukum Indonesia harus bersumber pada
Pancasila. Tidak hanya dari aspek hukum, Pancasila menjadi
landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, mulai dari Agama,
Pendidikan, social, budaya, ekonomi dan politik.
Semoga, buku ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca, dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mewujudkan Pancasila hadir disetiap kehidupan, aktifitas sehari hari
sehingga menambahkan dan menguatkan rasa cinta tanah air.

Jambi, Maret 2019


Penyunting,

Taufiq Rohman, S.Pd.I, M.Pd

iv | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


KATA PENGANTAR
FOUNDER YAYASAN LITERASI
KITA INDONESIA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya, Kami dari Yayasan Literasi Kita Indonesia
memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih telah teritnya buku
“Pendidikan Pancasila” yang mana buku ini bisa menjadi salah satu
referensi dalam mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan dan
masyarakat secara umum.
Dari beberapa kajian yang dibahas dalam buku ini,
menyampaikan tentang Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa
dan negara. Pancasila menjadi sumber kekuatan masyarakat
Indonesia dalam mempertahankan NKRI dan nilai nilai budaya
Indonesia. Pancasila menjadi pemersatu bangsa dan negara diatas
segala perbedaan Agama, budaya, strata social dan golongan.
Pancasila menjadi Pendidikan yang sangat fundamental yang harus
diberikan kepada setiap anak anak bangsa agar menjadi pemahaman
yang mendasar dan tidak akan pernah hilang hingga akhir hayat,
karena untuk mengatasi segala bentuk tindakan separatism dan
gerakan-gerakan radikal lainnya.
Dalam buku yang lain dengan Tema Pancasila dan NKRI kami
juga menyampaikan pengantar tentang pentingnya Pancasila dalam
pengamalan kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila
dan NKRI sudah menjadi kesatuan, tidak bisa dipisahkan. Dengan
landasan Pancasila, NKRI semakin kuat, karena Pancasila menjadi
sistem nilai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem yang
mengatur setiap tatanan kehidupan sosial, budaya, politik,
pendidikan dan agama. Sistem yang berdasarkan nilai – nilai yang

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | v


sesuai dengan budaya dan sosial masyarakat Indonesia yang
multikulturalisme. Problematika kebangsaan bisa menjadi besar
apabila tidak di dasarkan kembali kepada Pancasila, karena Pancasila
menjadi pedoman dan pandangan kehidupan berbangsa dan
menguatkan NKRI. Dalam buku ini ada beberapa ulasan dan catatan
dari teman – teman tentang Pancasila dan NKRI yang bisa menjadi
bahan diskusi dan referensi.
Realita sekarang masih ada yang kurang memahami maksud
yang terkandung di dalam Pancasila, tidak hanya anak-anak, namun
juga orang dewasa. Padahal, sebagian besar orang dewasa
seharusnya mereka sudah menerima pelajaran mengenai Pancasila
selama lebih dari 12 tahun. Akibatnya, muncul penyimpangan-
penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila yang memicu
perpecahan di Indonesia. Sebagai contoh masalah yang sedang
marak saat ini yaitu masalah agama dan meresahkan beberapa
kalangan masyarakat. Hal ini akan menggangu perdamaian dan
persatuan negara Indonesia.
Sebagai generasi muda yang hidup di zaman globalisasi ini
harus memperdalan dan benar-benar memahami makna dari
pancasila yang sebenarnya. Di zaman yang modern penuh dangan
teknologi canggih ini, seharusnya kita akan dengan mudah
menemukan informasi yang berguna dan berkaitan dengan nilai-
nilai pancasila. Tidak hanya asal bicara saja, tetapi kita juga harus
menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan baik. Contohnya kita
sebagai manusia yang ber-Ketuhanan harus menghargai sesama
manusia, saling toleransi, menghargai agama, hak, kepercayaan
orang lain. Pancasila merupakan pijakan paling utama dalam semua
aspek kehidupan bermasyarakat. Terjaganya persatuan bangsa
indonesia hanya bisa terwujud selama pancasila masih menjadi
landasanya.
Era keterbukaan informasi seperti saat ini bahaya
radikalisme dan perpecahan terus mengintai generasi muda
indonesia. Lagi- lagi Minimnya pemahaman terhadap Pancasila
sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara membuat
anak-anak muda rentan dipecah belah. Oleh karena itu, nilai-nilai
kearifan pancasila dipandang perlu dibumikan kembali ditengah-

vi | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


tengah kaum muda untuk menguatkan semangat persatuan karena
Dengan kekuatan kearifan lokal itu, Pancasila mampu meyelamatkan
bangsa indonesia dari berbagai gangguan dan ancaman perpecahan.
Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu kekayaan
budaya lokal yang mengandung kebijakan dan pandangan hidup.
Kalau tidak dikodifikasi kearifan lokal itu akan hilang dan bisa
digantikan budaya asing. Dan gelagat itu sudah mulai ada, sehingga
penguatan kembali nilai Pancasila adalah cara terbaik untuk kembali
menguatkan jati diri bangsa ini dari berbagai ancaman ideologi
asing, sehingga NKRI sudah menjadi hal terakhir yang tidak bisa di
tawar lagi, menjadi kekuatan bangsa Indonesia, NKRI dalam
Pancasila sebagai sistem nilai dan pandangan kehidupan.
Demikian pengantar ini kami sampaikan, semoga buku ini
menjadi sumber referensi dan sumber belajar dalam mata kuliah
Pancasila yang memberikan manfaat bagi dunia akademik dan
masyarakat secara umum, untuk mampu mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jambi, Maret 2019


Founder Yayasan Literasi
Kita Indonesia

Dr. Sumarto, M.Pd.I

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | vii


DAFTAR ISI

Kata Pengantar Penyunting


Kata Pengantar Founder Yayasan Literasi Kita Indonesia
Daftar Isi
 FALSAFAH PANCASILA...................................................................... 1
 PANCASILA DI ZAMAN SEKARANG DAN PANCASILA DALAM
PANDANGAN ISLAM.......................................................................... 4
 PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 .................... 16
 PANCASILA SEBAGAI SUMBER SEGALA HUKUM INDONESIA 25
 PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA ... 30
 PANCASILA SEBAGAI PENG-ERAT HUBUNGAN MANUSIA
DALAM BERAGAMA ........................................................................... 36
 EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA ... 45
 DEMOKRASI SEBAGAI PANDANGAN HIDUP ............................... 51
 SEJARAH TENTANG LAHIR NYA PANCASILA .............................. 56
 PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA ...................................................... 63
 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ................................... 67
 PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN....................................................................... 71
 DEMOKRASI ........................................................................................ 76
 PANCASILA SEBAGAI TOLOK UKUR DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT .............................................................................. 80
 SUSUNAN NEGARA DAN NEGARA DEMOKRASI MODEREN ... 85
 PACASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN
SEBAGAI DASAR NEGARA ................................................................ 92
 HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ...................................... 98
 PANCASILA DI ERA GENERASI MILENIAL .................................... 104
 GEOPOLITIK INDONESIA ................................................................ 110
 NEGARA DAN KONSTITUSI ............................................................. 117

viii | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


 DEMOKRASI, HAK ASASI MANUSIA DAN MASYARAKAT
MADANI ................................................................................................ 123
 PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ...................................... 129
 WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN............................. 135
 PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA ..................... 139
 HAK ASASI MANUSIA ........................................................................ 144
 PANCASILA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA
PENGAMALAN PANCASILA .............................................................. 149
 HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL........................................... 156
 NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA .............................. 163
 PACASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN
SEBAGAI DASAR NEGARA ................................................................ 171
 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA ........ 177
 PANCASILA SEBAGAI PRADIGMA PEMBANGUNAN .................. 183
 ARTI PENTING PANCASILA ............................................................. 189
 HAM DALAM PERSPEKTIF ISLAM .................................................. 195
 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ................................... 201
 PELAKSANAAN PENGAMALAN PANCASILA................................. 205
 PERUBAHAN PANCASILA SESUAI DENGAN DASAR-DASAR
NEGARA ................................................................................................ 211

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | ix


x | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN
FALSAFAH PANCASILA
Taufiq Rohman, S.Pd.I, M.Pd.

Pancasila tidak hanya sebagai naskah kesepakatan para tokog


bangsa, tetapi Pancasila menjadi dasar ideologi bangsa dan Negara,
falsafah yang mengatur setiap pola kehidupan dengan nilai- nilai dan
norma yang ada. Untuk melahirkan keteraturan dalam system
pemerintahan dan kemasyarakatan untuk menuju keadilan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia.
Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia adalah
makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya piker,
dan sadar akan keberadaannya yang serba terhubung dengan
sesamanya, lingkungannya, alam semesta, dan penciptanya.
Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa, dan karya untuk
mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari
generasi ke generasi (Sumarsono dkk 2007). Pancasila merupakan
dasar Negara bagi Negara kita.
Sebagai dasar Negara, Pancasila lahir berdasarkan nilai-nilai
budaya yang terkandung sejak zaman nenek moyang kita dahulu.
Nilai-nilai tersebut lahir dan melekat secara tidak sengaja pada
nenek moyang kita. Pancasila itu terdiri dari Panca dan Sila. Nama
Panca diusulkan oleh Ir. Soekarno sedangkan nama Sila diusulkan
oleh salah seorang ahli bahasa. Pancasila dirasakan sudah sempurna
dan mencakup segala aspek pada Bangsa Indonesia. Setelah puluhan
tahun lahirnya
Pancasila dari tahun 1945 hingga saat ini, Negara di dunia
mengalami pengembangan yang pesat dalam berbagai bidang
kehidupan. Masuknya era globalisasi menjadikan bangsa dunia
hampir tidak memiliki batas. Dambak baik dan buruknya globalisasi
tentunya mari kita kaji bersama dengan melandaskan Pancasila

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 1


sebagai pedoman hidup masyarakat Idonesia dalam menghadapi
segala permasalahan seiring perkembangan zaman.
Kondisi bangsa saat ini mencerminkan adanya penyimpangan
dari Pancasila tidak sesuai dengan nilai seharusnya. Namun masih
ada upaya pelurusan kembali terhadap nilai-nilai Pancasila.
Kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia di era globlalisasi,
mengharuskan kita untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila, agar
generasi penerus bangsa tetap dapat menghayati dan
mengamalkannya dan agar intisari nilai-nilai yang luhur itu tetap
terjaga dan menjadi pedoman bangsa Indonesia sepanjang masa.
Perlu kita renungkan, Pancasila sebagai dasar Negara diwarnai
oleh ketegangan, konflik, dan consensus bersama. Kondisi bangsa
Indonesia yang dimasa kolonial selalu menempatkan warga
Nusantara sebagai pihak yang terkalahkan banyak menginspirasi
perumusan Pancasila. Para pendiri bangsa berhasil keluar dari
rutinitas pandangan hidup bangsanya melalui penalaran dan
kontemplasi yang brilyan (Hariyono, 2014). Kelemahan bangsa
Indonesia yang nampak dalam menghadapi penguasa kolonial adalah
lemahnya persatuan bangsa Indonesia. Perbedaan yang ada pada
masyarakat sering dijadikan media pecah belah oleh penguasa
kolonial. Warga pribumi di nusantara belum merasa dan menyadari
dirinya sebagai sesama bangsa yang senasib dan seperjuangan.
Sehingga beberapa tokoh pergerakan nasional, mulai dari Tan
Malaka, Hatta dan Soekarno, melihat bahwa rasa senasib dan
sepenanggungan sebagai bangsa inilah yang harus dikembangkan.
Perlakuan ketidakadilan yang diterima masyarakat nusantara
menginspirasi adanya penghormatan terhadap ketidakadilan
masyarakat pribumi yang diperlakukan tidak manusawi menuntut
adanya penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Secara kodratnya manusia memiliki hak dan martabat yang
sama. Setiap bentuk pemikiran, sistem hingga tindakan yang tidak
menghargai dimensi kemanusiaan dan keadilan bertentangan
dengan prinsip Pancasila. Di alam prinsip Pancasila tidak membeda-
bedakankan manusia berdasarkan agama, ras, warna kulit atau
budaya. Pandangan Pancasila mengakui adanya pluralism yang
memungkinkan berkembangnya suatu nasionalisme yang inklusif.

2 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Kehidupan masyarakat yang cukup memprihatinkan dari masyarakat
pribumi akibat pemiskinan dan pembodohan oleh sistem
kolonialisme, imperialisme, dan kapitalisme.
Hanya melalui sistem yang humanis dan adil masyarakat
Indonesia berpeluang untuk memperoleh kemakmuran. Masyarakat
yang adil dan makmur bukanlah suatu mimpi yang diwujudkan tanpa
dasar. Pancasila dirintis untuk menggapai tatanan masyarakat yan
adil dan makmur. Untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmurakan terwujud jika masyarakat Indonesia terus mewarisi
dan mengembangnkan nilai-nilai luhur yang digali dari dari sumber
religioitas. Eksisitensi Tuhan sudah dikenal oleh masyarakat
nusantara dengan segala istilah dan ajaran.
Toleransi terhadap perbedaan sikap banyak dijunjung oleh
nenek moyang nusantara. Berbagai nilai-nilai dasar tersebu mulai
dirintis oleh tokohtokoh pergerakan nasional. Pada saat Soekarno
menyebutkan dan merumuskan dasar Negara yang ditawarkan
dalam siding BPUPKI tidak ada hadirin yang menolak. Berbagai nilai
luhur tersebut sudah sudah ada dan hidup di masyarakat nusantara
serta diperkaya dengan pemikiran dunia yang modern. Hariyono
(2014) mengatakan bahwa kepentingan bangsa dan Negara selalu
menempati posisi yang dominan dalam perumusan Pancasila
sebagai dasar Negara maupun sebagai pandangan hidup bangsa.
Sejak 1 Juni 1945 hingga 18 Agustus 1945 para pendiri Negara sedang
berdiskusi mendalam tentang platform kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Persatuan bangsa menjadi pertimbangan utama. Berkat
penggalian nilai-nilai luhur itulah Pancasila hingga kini masih
relevan dan cocok bagi bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip yang ada
dalam Pancasila tidak semuanya berasal dari asing. Pancasila juga
tidak semuanya berasal dari warisan nusantara. Para pendiri Negara
mengolah kembali warisan nusantara dan memperkaya dengan
warisan dunia sehingga muncul suatu rumusan Pancasila yang
sangat cerdas dan visioner. Dari perpaduan budaya global dan
warisan budaya yang luhur itulah berhasil dirumuskan Pancasila
sebagai suatu dasar Negara sekaligus pandangan hidup.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 3


PANCASILA DI ZAMAN SEKARANG DAN
PANCASILA DALAM PANDANGAN ISLAM
ALHADI MUSTAQIM

A. PANCASILA DI ZAMAN SEKARANG


Pancasila merupakan ideologi mendasar dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Pada zaman sebelum Indonesia merdeka,
pancasila dibuat oleh Ir. Soekarno berdasarkan nilai-nilai yang hidup
dalam masyarakat Indonesia, seperti Ketuhanan, keanekaragaman,
musyawarah, budaya, ekonomi dan lain-lain. Seiring berjalannya
waktu, nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila pun
berkembang mengikuti arus zaman. Saat ini, kita mempelajari
Pancasila melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.
Sebenarnya, apa sih pentingnya Pancasila? Pancasila sebagai
ideologi terbuka memiliki sifat yang universal, nilai-nilainya bisa
diterima oleh seluruh masyarakat di Indonesia, seperti rasa
persatuan dan kesatuan, kekeluargaan, kemanusiaan, keadilan,
Ketuhanan, dan sebagainya. Indonesia sangat menjunjung tinggi
Pancasila. Sebagai ideologi dan pandangan hidup masyarakat,
Pancasila menjadi pedoman dan penata negara Indonesia dan
seluruh masyarakatnya. Contoh yang paling sederhana adalah
undang-udang yang berlaku di Indonesia harus berdasarkan
Pancasila dan isinya tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Namun kenyataannya, masih ada masyarakat yang kurang
memahami maksud yang terkandung di dalam Pancasila, tidak hanya
anak-anak, namun juga orang dewasa. Padahal, sebagian besar
orang dewasa seharusnya mereka sudah menerima pelajaran
mengenai Pancasila selama lebih dari 12 tahun. Akibatnya, muncul

4 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila yang
memicu perpecahan di Indonesia. Sebagai contoh masalah yang
sedang marak saat ini yaitu masalah agama yang sedang hot dan
meresahkan beberapa kalangan masyarakat. Hal ini akan
mengganggu perdamaian dan persatuan negara Indonesia.
Kita sebagai generasi muda yang hidup di zaman globalisasi ini
harus memperdalam dan benar-benar memahami makna dari
Pancasila yang sebenarnya. Di zaman yang modern dan penuh
dengan teknologi canggih ini, seharusnya kita akan dengan mudah
menemukan informasi yang berguna dan berkaitan dengan nilai-
nilai Pancasila.
Tidak hanya asal bicara saja, tetapi kita juga harus menerapkan
nilai-niai Pancasila dengan baik. Sebagai contohnya, kita sebagai
manusia yang berketuhanan harus menghargai sesama manusia,
saling toleransi, menghargai agama, hak, kepercayaan orang lain,
tidak hanya mempermasalahkan agama orang lain. Jangan hanya
memikirkan agama saja, tetapi kita sebagai generasi muda juga harus
memikirkan masa depan Bangsa dan Negara Indonesia.
Sejatinya makna dari Pancasila itu sudah ada di dalam
masyarakat Indonesia, hanya saja beberapa oknum tidak mau
menerapkan nilai-nilai Pancasila di dalam hidup dan kegiatannya.
Jika kita mau menerapkan nilai-nilai Pancasila, toleransi dan
menghargai sesama, maka Bangsa Indonesia bisa berkembang dan
akan menjadi salah satu negara yang maju dan sejahtera. Seperti B. J.
Habiebie katakan "Hanya anak bangsa sendirilah yang dapat
diandalkan untuk membangun Indonesia, tidak mungkin kita
mengharapkan dari bangsa lain!".

B. PANCASILA DALAM BINGKAI KEINDONESIAAN


Salah satu karakteristik Indonesia sebagai negara bangsa
adalah kebesaran, keluasan dan kemajemukannya. Indonesia
memang negara yang besar, baik dilihat dari segi geografis maupun
demografis. Secara geografis letak Indonesia sangat strategis dalam
lalu lintas dan komunikasi dunia, karena menjadi penghubung
maritim dan teritorial antara benua Asia dan Australia. Selain jumlah
penduduk dan luasnya wilayah, tanah Indonesia juga memiliki

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 5


kekayaan sumber daya alam, dengan tingkat kesuburan tanah yang
tinggi, serta hasil laut yang melimpah.
Bangsa Indonesia memang ditakdirkan sebagai bangsa
dengan corak masyarakat yang plural. Pluralitas masyarakat
Indonesia ditandai dengan kenyataan adanya ikatan-ikatan sosial
yang didasarkan pada perbedaan suku bangsa, agama, serta adat
istiadat. Kemajemukan ini sejak dahulu telah dipersepsikan dan
dikonsepsikan oleh para founding fathers sebagai kekuatan,
sehingga bukan sebagai sebuah kebetulan semboyan negara yang
dipilih adalah “Bhineka Tunggal Ika”. Semboyan ini sengaja dijadikan
pilihan untuk menyadarkan kita bahwa pluralitas merupakan
modal besar mewujudkan cita-cita, yakni menjadi bangsa yang
besar dan kuat di atas kemajemukan.1
Namun bagaimanapun kemajemukan yang dimiliki suatu
bangsa, selain merupakan potensi besar, juga menyimpan potensi
konflik yang dapat mengancam kehidupan bangsa dan negara.
Misalnya, jika bangsa Indonesia tidak pandai atau gagal mengelola
kemajemukan suku bangsa, etnis, adat istiadat dan agama, maka
sudah dipastikan Indonesia akan pecah menjadi negara-negara
kecil. Apalagi potensi sosio- kultural itu tidak dimanage dengan baik,
besar kemungkinan akan melahirkan pergesekan kultural yang
berujung pada ketidakstabilan politik dan integrasi bangsa.2 Karena
suatu bangsa hakikatnya adalah komunitas terbayang. Anggota dari
suatu bangsa kecil pun tidak akan tahu dan tidak mengenal sebagian
besar anggota lain, tidak bertatap muka, bahkan mungkin tidak
pernah mendengar tentang keberadaan dan kehidupan mereka.3
Sejarah mencatat bahwa, bangsa Indonesia lahir setelah
melewati perjuangan panjang dengan mempersembahkan
segenap pengorbanan dan penderitaan. Bangsa yang terlahir dari
hasil pergumulan antara proses sejarah, tantangan perjuangan, dan
cita-cita masa depan yang membentuk kepribadiannya. Dengan
disepakatinya Indonesia sebagai negara bangsa, maka dibutuhkan

1
Bahrul Hayat, Mengelola Kemajemukan Umat Beragama (Jakarta: PT Saadah Pustaka
Mandiri, 2013), hal. 25.
2
Wawan Gunawan, Abdul Wahid, Fikih Kebinekaan (Bandung: Mizan dan Maarif
Institute, 2015), hal. 144.
3
Bahrul Hayat, Op. Cit., hal. 10.

6 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


sebuah asas atau dasar yang bisa menjadi landasan bagi seluruh
kehidupan berbangsa dan bernegara. Asas yang mengandung nilai-
nilai atau prinsip yang bisa menjadi titik temu seluruh komponen
bangsa. Karakter bangsa yang plural dan dipenuhi dengan
semangat perjuangan inilah yang selanjutnya digunakan sebagai
pandangan hidup dan dasar negara, yang terkristalkan dalam
bentuk Pancasila. Pancasila merupakan penjelmaan dari jiwa dan
kepribadian bangsa, sekaligus filsafat dan pandangan hidup yang
digali melalui pemikiran akar budaya bangsa. Sehingga Pancasila
adalah titik temu dari pluralitas bangsa Indonesia. Negara Indonesia
menjadi perjanjian luhur bangsa, serta Pancasila sebagai payung ke-
bhineka-annya.
Secara formal perumusan konseptualisasi Pancasila dimulai
pada masa persidangan pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 29 Mei – 1
Juni 1945.21 Dalam persidangan tersebut dikemukakan berbagai
pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia
merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad
Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno, Sementara usulan
penggunaan kata “Pancasila” disampaikan oleh Ir. Soekarno yang
terambil dari buku Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca, yang
juga pernah dipakai oleh Mpu Tantular dalam bukunya “Sutasoma”,
dalam pengertian yang agak berbeda, yakni kesusilaan yang lima.
Dalam hal ini Soekarno memainkan peran penting dalam
mensintesiskan berbagai pandangan yang telah muncul dan sebagai
orang pertama yang mengkonseptualisasikan dasar negara itu ke
dalam pengertian “dasar falsafah” atau “pandangan komprehensif
dunia” secara sistematik dan koheren dipandang sebagai karya
bersama yang dihasilkan melalui konsensus bersama.
Pancasila menjadi titik temu yang menyatukan keindonesiaan.
Dengan demikian, jelas bahwa penetapan rumusan Pancasila
merupakan hasil final, yang harus dijunjung tinggi oleh setiap warga
Indonesia dalam mengembangkan kehidupan berbangsa dan
bernegara.4 Pancasila merupakan konsensus nasional yang dapat

4
Moh. Mahfud MD dalam Prosiding Kongres Pancasila IV, Strategi Pelembagaan Nilai-nilai
Pancasila dalam Menegakkan Konstitusionalitas Indonesia (Yogyakarta: PSP UGM, 2012), hal. 2.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 7


diterima semua paham, golongan, dan kelompok masyarakat di
Indonesia. Pancasila adalah dasar negara yang mempersatukan
bangsa sekaligus bintang penuntun yang dinamis, yang
mengarahkan bangsa dalam mencapai tujuannya. Dalam posisinya
seperti itu, Pancasila merupakan sumber jati diri, kepribadian,
moralitas, dan haluan keselamatan bangsa.

DEMOKRASI PANCASILA
Nama : Amrin
A. Demokrasi Pancasila
1. Pengertian Demokrasi Pancasila
Adalah demokrasi yang menjamin keseimbangan antara
kepentingan individu dan kepentingan umum (bersama)
dalam proses bermasyarakat untuk mencapai mufakat.
Hal-hal ppkok yang menjadi perhatian adalah sebagai
berikut.
a. Musyawarah untuk mufakat yang bersumber kepada
paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan
b. Setiap keputusan yang diambil harus selalu dapat di
pertanggung jawabkan dan sama sekali tidak boleh
bertentangan dengan sila-sila pancasila dan undang-
undang dasar tahun 1945
c. Setiap peserta musyawarah mempunyai hak dan
kesempatan dalam mengluarkan pendapat
d. Apabila cara musyawarah untuk mufakat tidak dapat
dipertemukan pendapat yang berbeda dan sudah
diupayakan berkali-kali maka dapat dipergunakan
cara lain dngan keputusan (vouting).
e. Hasil musyawarah atas setiap keputusan baik sebagai
hasil mufakat maupun berdasarkan suara terbanyak,

8 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


harus diterima dan dilaksanakan dengan cara jujur,
adil dan bertanggung jawab5

2. Nilai-nilai Demokrasi Pancasila


Sesuai dengan UUD 1945, nilai-nilai demokrasi pancasila dapat
dikelompokkan dalam sepuluh nilai/pilar demokrasi
konstitusional sesuai dengan sila keempat pancasila,
sebagai berikut:
a. Demokrasi yang berketuhanan yang Maha Esa.
b. Demokrasi yang menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia
c. Demokrasi yang mengutamakan kedaulatan rakyat
d. Demokrasi yang didukung oleh kecerdasan warga
negara
e. Demokrasi yang menerapkan prinsip pemisahan
kekuasaan
f. Demokrasi yang memisahkan konsep negara hukum
g. Demokrasi yang dipimpin perkembanganya otonomi
daerah
h. Demokrasi yang dijamin terselenggaranya keadilan
yang bebas, merdeka, dan tidak memihak
i. Demokrasi yang menumbuhkan kesejahtraan rakyat.
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial6

3. Bentuk-bentuk Sistem Pemerintahan


Demokrasi pancasila adalah merupakan salah satu bentuk sistem
pemerintah yang dikenal dinegara kesatuan republik Indonesia yang
berdasarkan pancasila dan UUD 1945
Bentuk-Bentuk Sistem Pemeprintahan Didunia di Kenal-
Kenal Bermacam-Macam antara Lain:
a. Oligarki
Yaitu suatu pemerintahan yang dimana kekuasaan di pegang
oleh kelompok ARIS TOKRATSI yaitu kaum Bangsawan,

5
Drs. H. Wirman Burhan .Pendidikan kewarganegaraan, pancasila, Undang-Undang
Dasar1945/Wirman Burhan,-Ed. 1-Cet. 1-Jakarta:Rajawali Pers,2014
6
Drs . H. Wirman Burhan, Op. Cit., 200.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 9


hartawan, atau kaum terpeajar. Oligarki merupakan variasi
negatif dari ARI TOKRASI, dimana para penguasa menunjukkan
ciri khusus dengan sifat kerakusannya terhadap kekuasaannya.
b. ANARKI (Berasal dari bahasa yunani, An = Tidak, Archine =
Pemerintahan)
Yaitu suatu kondisi pemerintahan dimana warga negara atau
rakyat tidak mau tunduk atau mematuhi peraturan/Undang-
Undang yang berlaku yang dibuat oleh pemerintah/ penguasa.
Kondisi negara jadi kacau seperti tidak ada ketentuan-
ketentuan yang mengatur untuk dipatuhi oleh rakyat. Semua
orang berbuat sekehendak hati masing-masing.
c. Mabokrasi/ bentuk pemerintahan yang dipegang oleh penguasa
yang tidak me ngerti tentang pemerintahan. Biasanya
penguasa/ pemimpin secara turun turun temurun, yang
berkuasa adalah atas dasar garis keturunan
d. Diktaror
Pemerintahan yang dipegang oleh penguasa dengan kekuasaan
yang tidak terbatas, melaksanakan kekuasaannya didasari
atas kemauannya sendiri, setiap ucapan dan perbuatannya
dianggap sebagai Undang-Undang. Di kenal ada (3) macam
bentuk diktator, yaitu:
1. Depostisme, yaitu suatu pemerintahan yang penguasanya
berkuasa mutlak dan tidak perlu mempertanggung
jawabkan setiap kegiatannya kepada sipapunjuga, hidup
matinya rakyat tergantung pada peguasa
2. (ABSOLUTISME, Yaitu pemerintahan yang penguasanya
persifat sewenang-wenang, rakyat yag diperintah tidak
punya perwakilan, tidak ada suara, tidak punya bagian
dalam pemerintahan, penguasa tidak terikat kepada
Undang-undang
3. Pseudo demokrasi( Demokrasi samaran, yaitu
pemerintah yang penguasanya bersifat totaliter, karena
lebih mengutamakan kemauan dan keinginan penguasa,
suara rakyathanya sebagai lambang saja.
e. Yaitu merupakan bentuk/sistem pemerintah yang berkembang
setelah abad ke-18, dimana dalam sistem pemerintahan ini

10 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


suara rakyat sudah semakin jadi pusat pemikiran yang maju,
baik dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia kehidupan
sosial lainnya. Pemerinth atau penguasa merupakan hasil dari
kesepakatan sebagai besar rakya. Sistem demokrasi secara
mendasar ada beberapabentuk:a). Demokrasi Barat( Liberal),(b).
Demokrasi Timur (Komunis)c).Demokrasi Pncasila(Indonesia)7

1. Demokrasi Barat (Liberal)


Yaitu bentuk demokrasi yang menjunjung tinggi hak-hak
individu(sering kali diatas kepentingan umum). Negara di batasi
campur tangannya dalam urusan ekonomi, sosial, budaya dan
agama. Diakui keberadaan kapitalisme (persaingan bebas,
monopoli dan monopsoni) diakui keberadaannya.
Aliran pemikiran perorangan atau individualistik. Aliran pikiran
ini mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat hukum (
legasociety). Yang disusun atas kontrak semua 8individu dalam
masyarakat (kontrak sosial). Menurut aliran pemkiran ini,
kepentingan harkat dan martabat individu dijunjung tinggi
sehingga masyarakat tidak lebih dari jumlah para anggotanya
saja tanpa ikatan nilai tersendiri. Hak dan kebebasan seseorang
hanya dibatasi oleh hak yang sama yang dimiliki oleh orang lain,
bukan oleh kepentingan masyarakat seluruhnya.
Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada
manusia sejak ia lahir dan tidak dapat dignggu digugat oleh
siapapun termasuk penguasa, terkecuali atas persetujuan yang
bersangkutan. Paham liberalisme selalu mengaitkan aliran
pikirannya dengan hak asasi manusia yang menyebabkan paham
tersebut memiliki daya tarik yang kuat dikalangan, masyarakat
tertentu. ( Aliran pikiran perseorangan/individualistik diajarkan
oleh “Thomas Hobbes”, “John Locke”, “Jean jaques Rosseau”,
“Herbert Spencer”, dan “Harold j. Laski”.
2. Demokrasi Timur (Komunisme)
Yaitu sistem demokrasi yang lebih mementingkan
kolektifisme/kelompok/komando. Terkenal dengan ajaran Karl

7
Drs .H. Wirman Burhan, Op. Cit., hlm. 203.
8
Drs .H. Wirman Burhan, Op. Cit., hlm. 203.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 11


Max, sebagai ajaran Historis Materialisme (Dialektika
Materialisme), sistem ini dianut oleh negara komunis,
pemerintah yang totaliter.
Ajaran pikiran goongan(Class Theory) yang diajarkan oleh Karl
Marx, Engels, dan Lenin pada mulanya merupakan kritik atas
kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi
industri.
Aliran pikiran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan
golongan (kelas) untuk menindas kelas lain, golongan kelas
ekonomi kuat menindas golongan ekonomi lemah. Golongan
borjuis menindas golongan Ploretar ( Kaum buruh). Karena itu
Karl Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi
politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan kaya
kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan
mengatur negara. Aliran paham ini erat hubungannya dengan
aliran materialistik. Aliran pikiran ini sangat menonjolkan
penggolongan, pertentangan antaragolongan, konflik kekerasan
negara.
Operasionalisasi pikiran-pikiran Karl Marx tentang sosial,
ekonomi, dan politik, yang kemudian disistematisasikan oleh
Frederik Engels dan ditambah dengan pemikiran Lenin
terutama dalam hal penegosiasian, menjadi landasan dari
paham komunisme.
Sesuai dengan aliran yang ,melandasi pikiran komunisme dalam
upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan komunisme
akan melaksanakan:
a). Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-
golongan tertentu serta menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan.
b). Aliran komunis bersifat Ateis, tidak percaya akan adanya
Tuhan Yang Maha Esa dan didasarkan kepada kebedaan
(materialistik). Bahkan agama dinyatakan sebagai racun bagi
kehidupan bermasyarakat.
c). Masyarakat komunis bercorak internasionalisme.
Masyarakat yang dicita-citakan oleh komunis adalah
masayarakat komunis internasional yang tidak dibatasi oleh

12 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


paham nasionalisme. Hal ini tercermin dalam seruan Mark
yang dikenal “ Komunisme menghendaki masyarakat tanpa
nasionalisme.”9
d). Masyarakat komunis yang dicita-citakan adalah masyarakat
tanpa kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap masyarakat
yang dapat memberikan suasana hidup yang aman dan
tentram, tanpa pertentangan, tanpa hak milik pribadi atas
alat produksi, dan tanpa pembagian kerja. “ sama rata sama
rasa”.
e). Perubahan masyarakat hanya dapat dilaksanakan melalui
revolusi. Setelah revolusi berhasil, hanya kaum proletar
yang akan memegang tampuk pimpinan kekuasaan negara.
Dan menjalankan pemerintah secara diktator mutlak(
Diktator Plotetariat)
3. Demokrasi Pancasila
Demokrasi pancasila adalah merupakan demokrasi yang lahir
dari pemikiran awal adanya demokrasi demokrasi barat dan
demokrasi timur. Pada awal kelahiran Negara Kesatuan Rpublik
Indonesia, para pejuan dan calon-calon pemimpin bangsa ketika
itu sudah memikirkan bagaimana bentuk negara Indonesia yang
akan dibentuk ini. Bangsa Indonesia yang punya kesempatan
belajar dan sekolah diluar negeri mereka mempelajari
bagaimana bentuk negara yang cocok, sesuai denagn budaya
bangsa, yang akhirnya lahirlah bentuk pemerintahan demokrasi
pancasila yang didasarkan kepada pancasila dan UUD 1945,”
Demokrasi Pancasila adalah Demokrasi Berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945”. Demokrasi yang bukan demokrasi barat,
tetapi.”politik Economischen democratie” yaitu politieke
democratie dengan sociale rechtvaardigheid”, demokrasi
dengan kesejahtraan yang menjami keseimbangan antara
kepentingan individu dan kepentinagn umum (bersama), dalam
proses bermusyawarah dan bermufakat untuk mencapai
kesepakatan bersama denagn memperhatiakn hal-hal sebagai
berikut:

9
Drs .H. Wirman Burhan, Op. Cit., hlm. 203 - 208

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 13


a. Musyawarah untuk mufakat itu bersumber kepada paham
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan sesuai dengan sila keempat
dari pancasila.
b. Setiap keputusan yang diambil harus selalu dapat
dipertanggungjawabkan dan sama sekali tidak boleh
bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945.
c. Setiap peserta musyawarah mempunyai hak dan kesempatan
yang sama dalam mengeluarkan pendapat.
d. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
e. Pemilihan umum diselenggrakan um=ntuk memilih anggota
DPR,DPD, Presiden, dan Wakil Presiden, dan DPRD.
f. Peserta pemilihn umum untuk memilih anggota DPR, dan
anggota DPRD adalah partai politik. Untuk memilih anggota
DPD adalah perorangan .
g. Pemilihan umum adalah merupakan metode kunci bagi
demokrasi Pancasila.

B. Demokrasi Munuju Masyarakat Madani (Civil Society)


Civil Society adalah jaringan kerja yang kompleks dari
organisasi-organisasi yang di bentuk secara sukarela, yang berbeda
dari lembaga-lembaga negara yang resmi dan yang bertindak secara
mandiri atau dalam kerja sama dengan lembaga-lembaga negara.
Sebagai jaringan kerja antar lembaga yang terpisah dari negara
namun tunduk terhadap aturan hukum yang berlaku, civil society
merupakan wilayah republik yang diciptakan dan dijalankan oleh
warga negara biasa (bukan oleh pejabat negara pemerintah ).
Mohammad S Hikman dalam Suteng mendefinisikan civil society
sebagai wilayah kehidupan sosial yang terroganisasi dan berciri
antara ain:sukarela (voluntary), swasembada(self-generating), dan
sadaya(self-supporing), mandiri ketika berhadapan dengan negara,
dan terikt oleh norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti

14 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


oleh warganya. Civil society terwujud dalam berbagai organisasi
yang dibuat masyarakat diluar pengaruh negara. 10
Lary Diamond dalam Suteng menyatakan bahwa civil society
melingkupi kehidupan sosial teroganisasi yang terbuka, sukarela,
lahir secara mandiri, setidaknya berswadaya secara parsial.
Otonompada negara an terkait pada tatanan legal atau seperangkat
nilai bersama. Menurutnya indikator civil socisety antara lain:
1. Perkumpulan dan jaringan perdagangan produktif
2. Perkumpulan keagamaan, kesukuan,kebudayaan yang
membela hak-hak kolektif, nilai-nilai kepercayaan.
3. Organisasi yang bergeerek dibidang produksi dan
penyebaran pengetahuan umum, ide-ide, berita,
informasi publik
4. Gerakan perlindungan konsumen, perlindugan hak-hak
perempuan, perlindungan etnis minoritas, perlindungan
kaum caat, perlindungan korban diskriminasi.
Paparan diatas menunjukkan bahwa civil society tersusun atas
berbagai oerganisasi kemasyarakatan, yang bercirikan.
1. Lahir secara mandiri, artinya warga masyarakat sendiri
yang membentuknya bukan penguasa negara
2. Keanggotaannya bersifat sukarela atau dasar kesaran
masing-masing anggota
3. Mencukupi kebutuhannya sendiri(swadaya) paling tidak
untuk sebagian, sehingga tidak bergantung pada bantuan
pemerintah/negara
4. Bebas atau mandiri dari kekuasaan negara, sehingga
berani mengotrol penggunaan kekuasaan negara
5. Tunduk pada aturan hukum yang berlaku atau
seperangkat nilai/norma yang

10
Abdulgani, Roeslan.1964. Hukum Dalam Revolusi dan Revolusi Dalam Hukum.B.P. Prapantja.
Djakarta.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 15


PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG
DASAR 1945
Oleh : ANI ZALVIA

Kedudukan pancasila sebagai dasar (filsafat) negara terjadi


setelah PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan Pembukaan
dan UUD Negara Republik Indonesia. Kedudukan pancasila sebagai
dasar (filsafat) negara ini memiliki tiga implikasi, yakni implikasi
politis, etis, dan yuridis bagi kehidupan bernegara. Implikasi politis
adalah menjadikan pancasila sebagai ideology nasional. Implikasi etis
adalah menjadikan pancasila sebagai sumber norma etik bernegara.
Implikasi yuridis adalah menjadikan pancasila sebagai sumber
hukum negara.
Pancasila merupakan unsur pokok dari pembukaan UUD 1945,
yang selanjutnya unsur pokok tersebut terjabarkan dalam pasal-
pasal UUD 1945 sebagai norma hukum dasar bernegara.11

A. Makna Pancasila Dasar Negara


1. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
Notonagoro dalam (Mubyarto, 2004) berpendapat bahwa
apabila orang memikirikan tentang pancasila maka yang
dimaksudkan ialah pancasila yang sungguh-sungguh merupakan
dasar negara indonesia, sebagaimana terdapat dalam pembukaan
UUD 1945. Pancasila merupakan asas kerohanian negara yang
mempunyai kedudukan istimewa diantara unsur-unsur pokok
kaidah fundamental negara. Dikatakan “Maka dari itu sungguh tepat
oleh pembentukan negara, pancasila dijadikan unsur pokok kaidah
fundamental negara republik indonesia, yang selama negara

11
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Pancasila, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 48.

16 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


republik indonesia ada, merupakan norma dasar hukum objektif,
yang dengan jalan hukum tidak dapat diubah.”
Darji Darmodiharjo (1981), mengatakan pancasila sebagai dasar
Negara dalam pengertian ini sering disebut dasar falsafah negara.
Dalam hal ini, pancasila digunakan sebagai dasar mengatur
pemerintahan negara, atau dengan kata lain pancasila digunakan
sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Kedudukan
pancasila sebagai dasar negara sekaligus merupakan fungsi pokok
dan utama daripada pancasila. Kedudukan dan fugsi pokok pancasila
sebagai dasar Negara nantinya dituangkan dalam norma hukum
yang berpuncak pada UUD 1945.12

2. Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara


Menurut Ketut Rinjin (2010), pancasila sebagai dasar negara
indonesia memiliki tiga pengertian sekaligus tiga tingkatan, yakni:
a. Sebagai dasar negara yang bersifat abstrak-universal seperti
tercantum pada pembukaan UUD 1945.
b. Sebagai pedoman penyelenggaraan negara yang bersifat
umum-kolektif seperti tercantum pada batang tubuh UUD
1945.
c. Sebagai petunjuk kebijakan penyelenggaraan negara yang
bersifat khusus-konkret, seperti terdapat pada UU, PP,
Peraturan Presiden dan sebagainya.

Yang dimaksud dengan pengertian yang umum, abstrak, dan


universal adalah pancasila yang termuat dalam pembukaan UUD
1945, sebagai pokok kadiah negara yang fundamental. Umum,
universal memiliki makna bahwa ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan social dapat saja berlaku dan
dimiliki oleh bangsa lain didunia, tidak hanya di Indonesia.
Nilai pancasila bersifat umum kolektif, yakni satu kesatuan
nilai yang berlaku untuk negara indonesia. Terdapat hubungan
kausal organis, disebut kausal karena pancasila dan pembukaan
menjadi alasan adanya batang tubuh UUD 1945. Dan disebut organis

12
Ibid., hlm. 49-50.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 17


karna menunjukkan suatu kesatuan yang bulat atau tidak
terpisahkan antara keduanya. Oleh karna itu, batang tubuh atau
pasal-pasal UUD 1945 adalah penjabaran dari pokok-pokok pikiran
yang terdapat dalam pancasila dan pembukaan.
Nilai-nilai pancasila sudah terjabarkan jauh pada peraturan
perundangan dibawah UUD 1945 yang lebih konkret, khusus, dan
operasional. Dalam hal ini konsisten nilai-nilainya diukur melalui
UUD 1945 sebagai hukum tertinggi negara. Dalam pengertian kedua
dan ketiga, pancasila sebagai dasar negara memiliki konsekuensi
dijabarkannya nilai-nilai pancasila menjadi norma hukum
diindonesia.13

B. Hubungan Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945


Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran.
Pokok-pokok pikiran ini merupakan pancaran dari pancasila. Pokok-
pokok pikiran itu adalah sebagai berikut:
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, dengan berdasar atas persatuan.
Dalam pokok pikiran ini diterima paham Negara persatuan.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia.
3. Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas asas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.14

Nilai-nilai pancasila termuat dalam rumusan kalimat-kalimat di


pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:
1. Sila pertama terwujudnya pada kalimat pembukaan UUD 1945
alenia ketiga, yang berbunyi “Atas berkat Allah yang maha
kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
2. Sila kedua terwujudnya pada pembukaan UUD 1945 alenia
pertama, yang berbunyi “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan
itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu makan
13
Ibid., hlm. 51-54.
14
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma offset, 2014), hlm. 27.

18 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
3. Sila ketiga terwujudkan pada pembukaan UUD 1945 alenia
keempat,yang berbunyi “Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu pemerintah negara indonesia yang
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia…”.
4. Sila keempat terwujudnya pembukaan UUD 1945 alenia
keempat, yang berbunyi”…kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
…”.
5. Sila keempat terwujudnya pada pembukaan UUD 1945 alenia
keempat, yang berbunyi “Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat
indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara
indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur”.15

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:


1. Merupakan tertib hukum tertinggi, sebagai tertib hukum
pembukaan UUD 1945 memiliki dasar hukum yang sangat kuat.
Pembukaan UUD 1945 memuat sendi-sendi mutlak bagi
berdirinya negara republik indonesia. Dengan jalan hukum
tidak dapat diubah sebab mengubah pembukaan UUD 1945
berarti mengubah negara republik indonesia hasil proklamasi
17 Agustus 945.
2. Sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci, makna dari
teks proklamasi tersebut adalah suatu penyataan
kemerdekaan bangsa indonesia dan tindakan-tindakan yang
harus dilaksanakan berkaitan dengan proklamasi. Jadi
pembukaan UUD 1945 adalah pernyataan kemerdekaan
republik indonesia yang terperinci dari naskah proklamasi
bangsa indonesia.16

15
Ibid., hlm. 27-29.
16
Winarno, Op. Cit., hlm. 55-56.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 19


C. Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pengujian Undang-Undang
Pengujian undang-undang merupakan proses mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final dan
mengikat, yaitu menguji undang-undang terhadap UUD 1945.
Kaitannya dengan nilai-nilai pancasila termuat pada alenia keempat
pembukaan UUD 1945.
1. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan yang maha esa dalam putusan pengujian
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
terletak pada alasan dan pokok permohonan yang menyebutkan
bahwa ajaran islam menegaskan mengenai pentingnya air sebagai
sumber kehidupan. Air dalam pandangan Al-quran adalah esensi
terpenting untuk berkelangsungan hidup seluruh makhluk dimuka
bumi sekalgus bumi itu sendiri sebagaimana fiman Allah SWT (QS.
An-nahl [6]: 65). Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor
7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air , mengandung unsur
pembatasan atas keberadaan masyarakat adat, yang mesyaratkan
proses formalistik untuk membuktian keberadaannya. Seharusnya
undang-undang tidak membeda-bedakan elemen bangsa bangsa
indonesia, justru undang-undang harus membentuk pribadi bangsa
yang bertakwa kepada Yang Maha Esa. Hal tersebut sejalan dengan
apa yang diungkapkan oleh peneliti yaitu, bahwa postulat pertama
ialah “Setiap undang-undang harus membentuk pribadi bangsa yang
bertakwa kepada tugan Yang Maha Esa”. Postulat tersebut
mengandung arti bahwa setiap undang-undang yang dibahas oleh
Dewan Perwakilan dengan persetujuan bersama presiden harus:
a. Memberikan ruang bagi masyarakat untuk bertakwa kepada
tuhan yang maha esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing. Dalam membentuk suatu
aturan hendaknya mempertimbangkan aspek ketuhanan Yang
Maha Esa sebagai materi muatan pembentukan undang-
undang dan dijadikan sebagai norma hukum yang berlaku
dimasyarakat.
b. Menciptakan kerukunan antar umat beragama. Undang-
undang yang dibentuk hendaknya tidak berbenturan dengan

20 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


kaidah keyakinan, karena kemerdekaan berkeyakinan adalah
hak asasi bagi seluruh masyarakat.17

2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab terletak pada alasan
dan pokok permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air. Para pemohon beranggapan bahwa
undang-undang a quo merupakan undang-undang yang
diskriminatif, hal tersebut tertuang pada pasal 91 undang-undang a
quo menyatakan bahwa instansi pemerintah yang membidangi
Sumber Daya Air bertindak untuk kepentingan masayarakat apabila
terdapat indikasi masyarakat menderita akibat pencemaran air dan
atau kerusakan sumber air yang memengaruhi kehidupan
masyarakat.
Semestinya norma pasal 91 undang-undang a quo sejalan
dengan postulat kedua “Setiap undang-undang harus
mencerminkan nilai kemanusiaan dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia”. Mengandung arti bahwa setiap undang-undang
yang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan
bersama presiden harus:
a. Melindungi masyarakat dari segala perbudakan. Perbudakan
yang dimaksud ialah segala bentuk yang dapat merendahkan
harkat dan martabat manusia.
b. Menjamin rasa keadilan masyarakat dalam pemenuhan
kewajiban. Karena apabila semua telah memenuhi
kewajibannya, maka hak pun akan diperolah dengan
sendirinya.18

3. Nilai Persatuan
Dalam undang-undang a quo mengandung muatan yang
memicu konflik horizontal. Yang tercermin pada pasal 29 ayat (2)
dan pasal 48 ayat (1). Pasal-pasal tersebut dapat memicu konflik
antar wilayah sungai khusunya antar wilayah sungai yang identik

17
Backy Krisnayuda, Pancasila Dan Undang-Undang, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2016),
hlm. 239-240.
18
Ibid., hlm. 241-242.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 21


dengan wilayah administratis. Tentunya dapat mengemukakan
argumentasi mementingkan mengeksploitasi air untuk kegiatan
suatu usaha.
Alasan dan pokok permohonan pengujian Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air sebagaimana
diuraikan, sejatinya menurut peneliti harus kembal terlebih dahulu
mengelaborasi postulat ketiga “Setiap undang-undang harus
menciptakan rasa aman dan damai dengan semangat persatuan dan
kesatuan bangsa” mengandung arti bahwa setip undang-undang
yang dibahas oleh dewan perwakilan rakyat dengan persetujuan
bersama presiden harus:
a. Memenuhi unsur persatuan dan kesatuan bangsa. Setiap
undang-undang harus mengandung semangat persatuan
bangsa, apabila disinyalir dapat memecah belah, maka tidak
ada lagi toleransi terhadap undang-undang tersebut untuk
segera ditarik kembali.
b. Menciptakan rasa aman dan damai. Tidak ada lagi undang-
undang yang bertolak belakang dengan keinginan masyarakat
untuk menciptakan rasa aman dan damai ditengah-tengah
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Setiap undang-undang, tidak hanya Undang-Undang Nomor 7


Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air , harus mengandung
semangat persatuan bangsa, serta sesuai dengan keingginan
masyarakat untuk menciptakan rasa aman dan damai ditengah-
tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.19

4. Nilai Permusyawaratan dan perwakilan


Undang-undang a quo mengandung muatan penguasaan dan
monopoli sumber-sumber daya air yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip dikuasai negara dan digunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat, tercermin pada pasal 6 ayat (2) dan
ayat (3) mensyaratkan proses formalitas untuk membuktikan

19
Ibid., hlm. 244-247.

22 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


keberadaan masyarakat adat dan haknya untuk mengusahakan
sumber-sumber air.
Pada pasal 9 undang-undang a quo menyebutkn pengusahaan
sumber-sumber air oleh swasta dilakukan melalui pemberian Hak
Guna Usaha dari pemerintah dan pemerintahan daerah yang
menyatakan:
a. Hak Guna Usaha air dapat diberikan kepada perseorangan
atau badan usaha dengan izin dari pemerintah atau
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
b. Pemegang Hak Guna Usaha air dapat mengalirkan air diatas
tanah orang lain berdasarkan persetujuan dari pemegang hak
atas tanah yang bersangkutan.

Instrument Hak Guna Usaha merekonstruksi penguasaan


sumber-sumber air, termasuk sumber air yang telah diusahakan
bagi kepentingan bersama masyarakat. Semestinya undang-undang
a quo berpatokan pada postulat keempat “Setiap undang-undang
harus memberikan ruang keterwakilan anggota masyarakat dalam
pembentukan dan penerapannya” mengandung arti bahwa setiap
undang-undang yang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dengan persetujuan bersama presiden harus:
a. Sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan massyarakat.
Undang-undang yang dibentuk harus sesuai dengan
kebutuhan masyarakat bukan kebutuhan kelompok/golongan
tertentu.
b. Dibentuk atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat.
Undang-undang dibentuk atas dasar musyawarah untuk
mencapai mufakat sehingga tercermin budaya gotong royong
dalam pembentukan dan penerapannya.20

5. Nilai Keadilan Sosial


Undang-undang a quo yang mengandung muatan yang
memosisika bahwa pengguanaan air adalah condong untuk
kepentingan komersial, yang tercermin pada pasal 6, pasal 7, pasal 8,

20
Ibid., hlm. 247-249.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 23


pasal 9, dan pasal 10 undang-undang a quo membagi penggunaan
air kedalam dua jenis yaitu berupa Hak Guna Pakai dan Hak Guna
Usaha. Apabila dikaitkan dengan postulat kelima “Setiap undang-
undang harus menyejahterakan masyarakat” mengandung arti
bahwa setiap undang-undang yang dibahas oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dengan persetujuan bersama presiden harus:
a. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Setiap undang-
undang tidak merugikan umum dan harus mensejahterakan
masyarakat dan segala aspek kehidupan.
b. Terhindar dari kepentingan yang merugikan masyarakat.
Undang-undang yang lahir atas dasar kesepakatan bersama
harus mengutamakan kepentingan masyarakat daripada
kepentingan kelompok/golongan tertentu.21

21
Ibid., hlm. 250-251.

24 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PANCASILA SEBAGAI SUMBER SEGALA
HUKUM INDONESIA
Oleh : Anjas

Pengertian hukum tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.


Marcus Tullisus Cirero (106-43SM), ahli hukum terbesar bangsa
Romawi, pernah mengatakan, di mana ada masyarakat di situ ada
hukum (ubi societas, ibi isu). Selanjutnya, pengertian hukum pun
tidak dapat dipisahkan dengan Negara dalam arti luas (masyarakat
bernegara).
Berbicara tentang Negara, kita berbicara organisasi kekuasa,
sehingga hukum pun erat sekali hubungannya dengan kekuasaan.
Seperti dinyatakan oleh Mochtar Kusumaatmadja (1970:5), hukum
tanpa kekuasaan adalah angan-angan, dan kekuasaan tanpa hukum
adalah kelaliman. Hukum memerlukan kekuasaan bagi
pelaksanaannya, sebaliknya kekuasaan itu sendiri ditentukan batas-
batasnya oleh hukum. Di sini kita melihat betapa erat hubungan
antara hukum, Negara, dan kekuasaan itu.
Seperti dinyatakan dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945), Negara kita adalah Negara hukum (rechtsstaat),
bukan Negara kekuasaan (machtsstaat). Dengan demikian, hukum
mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Negara.
Masalah hukum tidak dapat dipisahkan dari masyarakat pada
suatu wilayah dan waktu tertentu. Ini berarti hukum di Indonesia
pun tidak dapat dipisahkan dari masyarakar dan wilayah Indonesia,
serta perjalanan sejarahnya. Berhubung dengan itu, materi hukum di
Indonesia harus digali dan di buat dari nilai-nilai yang terkandung
dalam masyarakat bangsa Indonesia. Nilai-nilai itu dapat berupa
kesadaran dan cita hukum (rechtsidee), cita moral, kemerdekaan

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 25


individu dan bangsa, perikemanusiaan, keadilan social,
perdalamaian, cita politik, sifat, bentuk dan tujuan Negara, kehidpan
kemasyarakatan keagaam, dan sebagainya. Dengan perkataan lain,
sedapat mungkin hukum Indonesia harus bersumber dari bumi
Indonesia sendiri.22
Dalam pandangan penganut Mazhab Sejarah, berarti hukum
Indonesia harus mencerminkan Volksheist Indonesia. Sekalipun
demikian, Volkgeist itu tidak serta merta mewujud menjadi hukum.
Apabila kita dapat mengetahui Volksgeist ini, berarti kita dapat
memahami nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Jika
nilai-nilai itu diketahui, dapat pula diketahui seperti apa hukum
yang hidup (living law). Dalam optik Sociological Jurisprudence,
hukum positif yang baik adalah apabila ia bersumber dan sesuai
dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. 23

A. Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Ideologi Nasional


Diterimanya Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi
nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila
dijadikan landasan pokok atau landasan fundamental bagi
penyelenggaraan Negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang
pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai
dasar Pancasila tersebut adalah nilai Ketuhan Yang Maha Esa, Nilai
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai
dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

1. Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya
pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai

22
Darji Darmodiharjo dan Shidartya, Pokok-pokok Filsafat Hukum (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2006) hal. 208-209
23
Ibid., hal. 209

26 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


pencipta alam semesta. Dengan nilai ini diketahui bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang religious bukan bangsa yang
ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan
kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan
beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif
antarumat beragama24
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti
kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral
dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
3. Nilai Persatuan
Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha kea rah
bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatua Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekargagaman yang dimiliki bangsa
Indonesia.
4. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan unutk rakyat dengan
cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
5. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung
makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya
masyrakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah
ataupun batiniah.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya
abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar
dapat dioperasionalkan dan dieksplisitkan, perlu dijabarkan ke
dalam nilai instrumental.25

24
Mohamad Sinal, Pancasila Konsensus Negara-Bangsa Indonesia ( Jawa Timur: Madani, 2017) hal.
10-11
25
Ibid.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 27


B. Transformasi Pancasila dalam Pasal-pasal UUD 1945
Setelah Proklamasi Kemerdekaan ditandatangani Sukarno
Hatta dan kemudian diucapkan oleh Sukarno pada tanggal 17
Agustus 1945, maka Negara Indonesia ada. Proklamai Kemerdekaan
itu merupakan norma yang pertama sebagai penjelmaan pertama
dari sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila yang
merupakan jiwa dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pada
tanggal 18 Agustus sumber dari segala sumber hukum Negara
Indonesia itu dijelmakan dalam Pembukaan UUD 1945, dan
Pembukaan kecuali merupakan penjelmaan sumber dari segala
sumber hukum sekaligus merupakan Pokok Kaidah Negara yang
Fundemental seperti yang diruaikan oleh Notonegoro. Dengan
demikian dapat dikatan bahwa Proklamasi Kemerdekaan merupakan
penjelmaan pertama dari Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum yang menegaskan berdirinya Negara Indonesia, dam
Pembukaan merupakan penjelmaan kedua dari Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum yang member tujuan, dasar dan
perangkat untuk mencapai tujuan itu. Maka meskipun kesudanya
merupakan penjelmaan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum Negara Indonesia, keduanya saling melengkapi dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Proklamasi Kemerdekaan saja
tanpa Pembukaan Negara Indonesia yang merdeka itu tidak jelas
tujuan dan dasarnya, tetapi Pembukaan saja tanpa Proklamasi
Kemerdekaan tujuan dan dasar Negara itu tidak akan menjadi
kenyataan. Keduanya itu berasal dari sumber yang sama tetapi
ternyata fungsinya sedikit berbeda meskipun tidak dapat dipisahkan.
Maka ada yang menyebut Proklamasi Kemerdekaan itu sebagai
Norma Pertama, sedangan menurut Notonegoro Pembukaan
merupakan Pokok Kaidah Negara Fundamental dan sekaligus
Sumber Tertib Hukum Negara Indonesia yang tertulis.26

26
Suwarno, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia (Yograkarta: Penerbit Kanisius, 1993) hal 125-126

28 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Mengenai transformasi Pancasila yang sudah dijelmakan
dalam Proklamasi Kemerdekaan dan Pembukaan dan Pembukaan
dapat dikaji lewat Penjelasan Umum UUD 1945. Penjelasan umum
angka Romawi III dengan tegas menyatakan bahwa Undang-undang
Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
pembukaan dalam pasal-pasalnya. Pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu ialah Pancasila. Jadi
untuk melihat transformasi Pancasila menjadi norma hidup sehari-
hari dalam bernegara orang harus menganalisis pasal-pasal
penuangan sila ke-4 yang berkaitan dengan Negara yang meliputi
wilayah, warga Negara, dan pemerintahan yang berdaulat. Untuk
memahami transformasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa
orang harus menganalis pasal-pasal penuangan sila ke-3 yang
berkaitan dengan bangsa Indonesia yang meliputi faktor-faktor
integratif dan upaya untuk menciptakan persatuan Indonesia. Untuk
memahami transformasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
orang harus mengalisis pasal-pasal penuangan sila ke-1, ke-2 dan
ke-5 yang berkaitan dengan hidup keagamaan, kemanusiaan dan
sosial ekonomis.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 29


PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH
BANGSA INDONESIA
Oleh: ARDIYANSYAH

Pancasila sebagai ideologi kebangsaan adalah status ketika


para pendiri bangsa telah mencari, memperjuangkan, dan berusaha
merumuskan ideologi apa yang kiranya tepat untuk indonesia
merdeka di kemudian hari. proses-proses itu berlansung sejak
sidang BPUPK pertama, rapat-rapat setelah sidang BPUPK pertama,
termasuk rapat panitia sembilan yang menghasilkan piagam jakarta,
sidang BPUPK kedua sampai sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945
yang menetepkan pembukaan UUD Negara Republik Indonesia. 27
Sesuai fakta sejarah, pancasila tidak telahir dengan seketika
pada tahun 1945, tetapi membutuhkan proses penemuan yang lama,
dengan dilandasi oleh perjuangan bangsa dan berasal dari gagasan
dan kepribadian bangsa indonesia sendiri. Proses konseptualisasi
yang panjang ini ditandai dengan berdirinya organisasi pergerakan
kebangkitan nasional, partai politik, dan sumpah pemudah.
Dalam usaha merumuskan dasar negara (pancasila), muncul
usul-usulan pribadi yang dikemukaan dalam sidang Badan penyelidi
usaha persiapan kemerdekaan indonesia antara lain:28
1. Muhammad Yamin,pada tanggal 29 Mei 1945 berpidato
menggunakan ususlannya tentang lima dasar sebagai berikut:
peri kemanusiaan,peri ketuhanan,peri kerayaktan, dan
kesejateraan Rakyat.Dia berpendapat bahwa ke-5 sila yang
diutarakan tersebut berasal dari sejarah,agama,perdapan, dan

27
Sulis W.H, Pancasila Dan Wawasan Nusantara (Yogyakarta: indoeduka, 2017), hlm.13.
28
Ibid.

30 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


hidup ketatanegaraan yang tumbuh dan berkembang semejak
lama di Indonesia .Mohammad Hatta dalam memoarnya
mempergunakan pidato Yamin tersebut.
2. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 menggunakan pancasila
sebagai dasar negaradalam pidato spontannya yang
selanjutnya dikenal dengan judul “lahirnya pancasila”.
Ir.Sukarno merumuskan dasar negara : kebangsaan Indonesia
,Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan ,Mufakat atau
demokrasi ,kesejahteraan sosial,ketuhanan yang maha esa.

A. Pancasila Pra Kemerdekaan


Pada sidang pertama BPUPKI yang dilaksanakan dari tanggal
29 Mei 1945, tampil berturut-turut untuk berpidato menyampaikan
usulannya tentang dasarnegara. Pada tanggal 29 Mei 1945
Mr.muhamad Yamin mengusulkan calon rumusan dasar negara
indonesia sebagai berikut:
1. Peri kebangsaan,
2. Peri kemanusiaan,
3. Peri ketuhanan,
4. Peri kerakyatan dan,
5. Kesejateran Rakyat.

Selanjutnya Prof.Dr. Soepomo pada tanggal 30 Mei 1945


mengemukakan teori-teori negara,yaitu :
1. teori negara perseorangan (individualis)
2. paham negara kelas dan
3. paham negara integralistik.

Kemudian disusul oleh Ir.Soekarno pada tanggal 1 juni 1945


yang mengusulkan lima dasar negara yang terdiri dari:
1. Nasionalisme (kebangsaan indonesia),
2. internasionalisme (peri kemanusiaan),
3. mufakat (demokrasi),
4. kesejahteraan sosial, dan
5. ketuhanan yang maha Esa (Berkebudayaan).

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 31


B. Pancasila Era Kemerdekaan
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota
hiroshima oleh Amerika sserikat yang mulai menurunkan moral
semangat tentara jepang. Sehari kemudian BPUPKI berganti nama
menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai
kemerdekaan indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan dinagasaki
yang membuat jepang menyerah kepada amerika dan sekutunya.
Peristiwa ini pun dimamfaatkan oleh indonesia untuk
memproklasmasikan kemerdekaannya. Untuk merealisasikan tekad
tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi perundingan
antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks
proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul 02.00-04.00 dini
hari, teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta dan Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi
Maeda tepatnya dijalan di jalan Imam Bonjol No. 1. Konsepnya
sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan muda)
mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa indonesia.29

C. Pancasila Era Orde Lama


Terdapat dua pandangan besar terhadap dasar Negara yang
berpengaruh terhadap munculnya dekrit presiden.pandangan
tersebut yaitu mereka yang memenuhi “anjuran” presiden,
pemerinta untuk “kembali ke Undang-Undang Dasar 1945” dengan
pancasila sebagaimana dirumuskan dalam piagam jakarta sebagai
dasar negara . sedangkan pihak lainnya menyetujui’ kembali ke
Undang-Undang Dasar 1945”, tampah cadangan, artinya dengan
pancasila seperti yang dirumuskan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar yang disahkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 sebagai
Dasar Negara.Namun, kedua usulan tersebut tidak mencapai
kuorum keputusan sidang konstituante.30
Majelis ini menemui jalan buntu pada bulan juni 1959.kejadian
ini menyebabkan Presiden Soekarno turun tangan dengan sebuah

29
Tim Bina Karya Smk, Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka Nkri, (Yogyakarta: Indoeduka, 2017),
hlm. 140.
30
Dr.Winaro, Paradigm Baru Pedidikan Pancasila (Jakarta: Aksara, 2016), hlm. 148.

32 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Dekrit Presiden yang disetujui oleh Kabinet tanggal 3 juli 1959,yang
kemudian dirumuskan di Istana Bogor pada tanggal 4 juli 1959 dan
diumumkan secara resmi oleh presiden pada tanggal 5 juli 1959
pukul 17.00 depan Istana Merdeka .Dekrit Presiden tersebut berisi:
1. Pembubaran konstituante;
2. Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku;
3. Pembetukan Majelis Pemusyawaratan Rakyat Sementara.

Sosialisasi terhadap paham Pancasila yang konklusif menjadi prelude,


Penting bagi upaya selanjutnya; Pancasila dijadikan” ideologi negara”
yang tampil hegemonik. Ikhtiar tersebut tercapai ketika Ir.Soekarno
memberi tafsir Pancasila sebagai satu kesatuan paham dalam
doktrin “Manipol/USDEK”. Manifesto politik (manipol) adalah materi
poko dari pidato Soekarno tanggal 17 Agustus 1959 berjudul
“penemuan kembali Revolusi Kita” yang kemudian ditetapkan oleh
Dewan Pertimbangan Agung (DPA) menjadi Garis –Garis Besar
Haluan Negara (GBHN).

D. Pancasila Era Orde Baru


Setelah lengsernya Ir.Soekarno sebagai presiden, selanjutnya
jendral Soeharto yang memegang kendali terhadap negeri
ini.dengan berpindahnya kursi kepresidenan tersebut, arah
pemahaman terhadap pancasila pun mulai diperbaiki.pada
peringatan hari lahir pancasila, 1 juni 1967 presiden Soeharto
mengatakan ,”pancasila makin banyak mengalamin ujian zaman dan
makin bulat tekad kita mempertahankan pancasila”.selain itu,
Presiden Soeharto juga mengatakan,”Pancasila sama sekali bukan
sekedar semboyan untuk dikumandang, pacasila bukan dasar
falsafah negara yang sekedar dikeramatkan dalam naska UUD,
melainkan Pancasila harus diamalkan.
Adapun nilai dan norma-norma yang terkandung dalam
pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila (Ekaprasetya
pancakarsa) berdasarkan ketetapan tersebut,
1. Sila Ketuhanan yang Maha Esa
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradap
3. Sila Persatuan Indonesia

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 33


4. Sila Kerakyatan yang di pimpin oleh hikma kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Sila keadilan bagi seluruh rakyat indonesia

E. Pancasila Era Reformasi


Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etik bagi
negara dan aparat pelaksana Negara, dalam kenyataan digunakan
sebagai alat legitimasi politik .puncak dari keadaan tersebut ditandai
dengan hamcurnya Ekonomi nasional ,maka timbullah berbagai
gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa ,cendekiawan
dan masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut
adanya” reformasika” di segala bidang politik ,ekonomi dan hukum.
Dalam bidang ekonomi , terjadi ketimpangan-ketimpangan di
berbagai sektor diperparah lagi dengan cengkraman modal asing
dalam perekonomian indonesia. Dalam bidang politik, terjadi
disorientasi politik kebangsaan ,seluruh aktivitas politik seolah-olah
hanya tertuju padah kepentingan kelompok dan golongan .Lebih
dari itu ,aktivitas politik hanya sekedar merupakan libido dominandi
atas hasrat untuk berkuasa,bukannya sebagai suatu aktivitas
memperjuangkan kepentingan nasional yanag pada akhirnya
menimbulkan carut marut kehidupan bernegara seperti dewasa ini.31
Dewasa ini,pancasila mulai kembali diwacanakan baik melalui
pemikiran akademis maupun jalur politik kenegaraan.pancasila yang
pada awal reformasi tampak dipinggirkan ,mulai ramai lagi
diperbincangan bahkan diperdebatkan di tingkat masyarakat dengan
tujuan untuk mencari makna dan kedudukan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara (Adian Husaini ,2009 ).
Diskursus pancasila dikehidukan lagi bukan untuk mengulang
sejarah.Pancasila secara proprosional dan kontekstual,(As’ad Said
Ali,2009).pada perkembangan selanjutnya bisa menerima kembali
pancasila. Bangsa Indonesia pada akhirnya harus mengakui bahwa
pancasila adalah produk sejarah bangsa , warisan jenius pendiri
bangsa ,nilai-nilainya merupakanliving reality,memiliki dimensi

31
Sulis W.H, Op.Cit.,hlm. 20.

34 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


realitas ,idealitas ,dan fleksilibilitas untuk terus beradadalam diri
bangsa Indonesia.
Menepatkan pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta
sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan
peraturan Perundang-undangan tidak bole bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Hal tersebut berkorelasi
bahwa Undang-Undang ini penekanannya pada kedudukan
pancasila sebagai dasar negara.Sudah barang tentu hal tersebut
tidak cukup. Pancasila dalam kedudukannya sebagai pandangan
hidup bangsa perlu dihayati dan diamalkan oleh seluruh komponen
bangsa .Kesadaran ini mulai tumbuh kembali, sehingga cukup
banyak lembaga pemerinta di pusat yang melakukan kegiatan
pengkajian sosialisasi nilai-nilai pancasila.salah satu kewajiban
nasioanal yang sejalan dengan semangat melestarikan pancasila
dikalang mahasiswa adalah pasal 35 Undang-Undang Nomor 12
tahun 2012 tentang pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa
Kurikulum pendidikan Tinggi wajib memuat mata kulia agama,
pancasila, kewerganegaraan dan bangsa Indonesia.
Makna penting dari kajian historis pancasila ini ialah untuk
menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.karena itu
seluruh komponen bangsa harus secara imperatif kategoris
menghayati dan melaksakan pancasila baik sebagai Dasar Negara
maupun sebagai pandangan Hidup Bangsa, dengan berpedoman
kepada nilai-nilai pancasila dan pembukaan UUD 1945 dan secara
kosisten menaati ketentuan-ketentuan dalam pasal UUD 1945.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 35


PANCASILA SEBAGAI PENG-ERAT
HUBUNGAN MANUSIA DALAM
BERAGAMA
Oleh : ARRIAD

A. Indonesia Dan Agama


Disadari atau tidak, kemajemukan bangsa Indonesia adalah
suatu keniscayaan dan merupakan suatu fenomena yang tidak bisa
dihindari. Keragaman terdapat di berbagai ruang kehidupan,
termasuk dalam kehidupan beragama. Pluralitas tidak hanya terjadi
dalam suatu kelompok atau masyarakat, bahkan terjadi pada lingkup
Negara. Manusia adalah sebagai makhluk homo socios tetapi juga
makhlik homo religious, manusia selain sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial juga sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk TuhanYang Maha Esa
manusia tidak dapat mengelak dari sifat kodratnya sebagai warga
masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara manusia menghadapi dua hak dan wajib,
yaitu sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa diberikan berbagai
kenikmatan dan hak, dan sebagai warga masyarakat Negara memilki
hak namun juga harus memenuhi wajibnya bagi orang lain. Hidup
dalam suatu masyarakat Negara itu tidaklah sendirian, melainkan
senantiasa bersama orang lain, kadang kesadaran yang demikian itu
justru sulit dipahami oleh manusia modern dewasa ini. 32
Dikatakan pula, di era globalisasi dewasa ini telah banyak
diramalkan oleh cendikiawan dunia bahwa keberlangsungan Negara
kebangsaan akan mendapat tantangan yang serius, sehingga jikalau
segenap elemen kebagsaan tidak memberikan perhatian terhadap

32
Dr. Mohamad sinal, Konsensus Negara-bangsa Indonesia, (Malang: Madani, 2017), Hal. 46.

36 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


masalah tersebut, maka tidak menutup kemungkinan Negara
kebangsaan tersebut akan mengalami krisis kebangsaan atau bahkan
dapat mengalami keruntuhan.
Persoalan kenegaraan dan kebangsaan bukannya menatap ke
depan mengatasi persoalan kesejahteraan dalak hidup bersama,
melainkan terdistorsi ke kancah persoalan kebangsaan yang
seharusnya sudah dihayati bersama, sebagai contoh adalah pesoalan
kehidupan keagamaan di Negara Indonesia yang pluralis, yang
bersendi Ketuhanan Yang Maha Esa, akhir-akhir ini kenyataannnya
semakin menunjukkan kekurangdewasaan sebagian masyarakat
dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Misalnya kasus ambon,
kasus sampit, kasus poso, kasus Ahchmadiyah, kasus monas dan
kasus lainnya. Drivasi nilai ketuhanan dalam kehidupan kebangsaan
dewasa ini semakin menunjukkan kerancuan derivative, artinya
penjabaran secara ‘das sein’ di dalam masyarakat secara objektif
menimbulkan kesimpangsiuran, dan Nampak dalam derivasi
normative yuridis belum menunjukkan esensi Negara yamg
berketuhanan Yang Maha Esa.

B. Indonesia Mengakui Dan Melindungi Keanekaragaman Agama


Berdasarkan pengalaman sejarah Negara Indonesia dalam
mengimplementasikan pancasila dalam hubungannya dengan
kehidupan beragama, maka muncullah respons-respons negative
terhadap pancasila, khususnya dalam hubungan Negara dan agama
terutama dari kalangan politik Islam. Dalam era reformasi dewasa ini
setelah tumbangnya kekuasaan Orde baru, muncullah berbagai
argument politis yang berkaitan dengan pemahaman atas pancasila
sebagai suatu sistem pengetahuan. Argumentasi tersebut ada yang
memang berpangkal dari suatu ketidaktahuan, namun juga tidak
jarang sebagai ungkapan yang sifatnya sinis, sindiran bahkan ejekan.
Apapun alasan yang dikemukan tidak didasarkan pada suatu realitas
objektif, tetapi yang jelas ungkapan-ungkapan tersebut
menunjukkan adanya suatu kekacauan pengetahuan akan Pancasila
dan kekerdilan pemikiran anak bangsa tentang filosofi dan
kepribadiannya sendiri.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 37


Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 menyatakan: “Negara berdasarkan
atas Ketuhanan Yang Maha Esa “. Selanjutnya dalam penjelasan
dinyatakan bahwa ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa
Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.33
Pasal 29 ayat 2 menyatakan: “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
beribadat menurut agama dan kepercayaannya”, kebebasan agama
merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi
manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber pada
martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hak kebebasan
beragama bukan pemberian Negara atau bukan pemberian
golongan. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
itu berdasarkan kenyakinan hingga tidak dapat dipaksakan dan
memang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu
sendiri tidak memaksa setiap manusia untuk memeluk agama dan
menganutnya.34
Indonesia mengakui dan melindungi keanekaragaman
karena manganut agama adalah suatu pilihan yang tidak bisa dipaksa
oleh orang ataupun sekelompok masyarakat. Seperti yang kita
ketahui bersama di Indonesia sendiri pun masyarakatnya menganut
agama yang berbeda-beda, ada yang Islam, Budha, hindu, Kristen
Katolik, Kristen protestan dll. Tapi walaupun berbeda bangsa dan
agama Indonesia menjadi pemersatu dan peng-erat hubungan
manusia sehingga terjalin suatu hubungan kemasyarakatan yang
baik dan harmonis.
Pancasila merupakan ideologi dan falsafah Negara, pancasila
dirumuskan berdasarkan identitas kultural kehidupan masyarakat
Indonesia yang multi-etnis, multi-budaya dan multi agama. Sebagai
ideologi Negara pancasila pantas dan layak mengilhami setiap sendi
kehidupan bangsa, baik sosial, politik dan budaya dan juga agama.
Indonesia adalah Negara Pancasila bukan Negara agama,
Indonesia adalah Negara beragama berdasarkan Pancasila.
Sebagaimana ungkapan Azyumardi Azra, Indonesia bukan Negara
agama (Negara Islam) karena penduduknya mayoritas Islam. Juga

33
Dr. H. Kabul Budiyono, Pendidikan pancasila, (Bandung: Alfabeta, 2017), hal. 108.
34
Ibid, Hal. 109.

38 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


bukan Negara sekuler, karena Pancasila dan undang-undang
memberikan tempat khusus bagi agama. Dalam ungkapan ini dapat
dipahami bahwa Indonesia Negara berdasarkan Pancasila.
Ungkapan yang sama juga dikemukakan oleh Nasaruddin
Umar mengungkapkan bahwa Indonesia adalah Negara Pancasila.
Bukan Negara agama juga bukan Negara sekuler. Agama mendapat
khusus bagi agama, karena memang agama berperan penting dalam
menjaga kepentingan-kepentingan bangsa. Sampai disini terang
sudah agama mesti menjadikan Pancasila sebagai ideologi agama
dalam hidup bernegara.35
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara Republik
Indonesia. Sebagaimana dikembangkan melalui pemikiran yang
dinamis oleh para pendiri Negara kita bahwa Negara Indonesia
adalah Negara persatuan. Demokrasi yang religius, humanis dan
berkeadilan sosial. Nampaknya idekliktis yang dikembangkan oleh
pendiri Negara kita merupakan suatu pemikiran yang khas. Hal ini
jika kita bandingkan Negara Indonesia dengan konsep Negara
Liberal, negara sosialis klas, Negara sekuler ataupun Negara
teokrasi. Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat
sehingga sila-silanya bukan merupakan bagian yang berdiri sendiri-
sendiri, melainkan merupakan suatu kesatuna sistemik. Kesatuan
sila-sila pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan
kesatuan yang bersifat formal logis saja. Namun juga meliputi
kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar aksiologis
dari sila pancasila. Sebagaimana dijelaskan bahwa kesatuan sila-sila
pancasila adalah bersifat hierarkis dan mempunyai bentuk piramidal,
digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila
dalam pancasila dalam urut-urutan luas (kuantitas) dan dalam
pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila pancasila itu dalam
arti formal logis. Selain kesatuan sila-sila pancasila itu hierarkis
dalam hal kuantitas juga dalam hal isi sifatnya, yaitu menyangkut
makna serta hakikat sila-sila pancasila. Kesatuan yang demikian ini
meliputi kesatuan dalam hal dasar ontologis, dasar epistemologis
serta dasar aksiologis dari sila-sila pancasila. Secara filosofis,

35
Umar, N, Islam Fungsional, (Jakarta: Gramedia, 2014), Hal. 261.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 39


pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki, dasar
ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang
berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya, misalnya materialisme,
liberalisme, komunisme, idelisme dan lain paham filsafat di dunia.36
Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya
kesatuan yang menyangkut sila-silanya saja, melainkan juga meliputi
hakikat dasar dari sila-sila pancasila atau secara filosofis merupakan
dasar ontologis sila-sila pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima
sila setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri atas lima sila
setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdir sendiri-sendiri,
melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Dasar ontologis
pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat
mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut
sebagai dasar antropologis. Subjek pendukung pokok sila-sila
pancasila adalah manusia, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
bahwa yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusian
yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan serta yang berkeadilan sosial, pada hakikatnya adalah
manusia. Demikian juga jikalau kita pahami dari segi filsafat Negara
bahwa pancasila adalah dasar filsafat Negara, adapun pendukung
pokok Negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu
sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat pancasila bahwa
hakikat dasar antropologis sila-sila pancasila adalah manusia.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hakikat sila-sila pancasila
yang bertingkat dan berbentuk piramidal dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Sila pertama, Ketuhanan Yang maha Esa mendasari dan
menjiwai sila-sila kemanusian yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan serta keadilan sosial seluruh
rakyat Indonesia. Hal tersebut berdasarkan pada hakikat bahwa
pendukung pokok Negara adalah manusia karena Negara adalah
sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga kemanusian dan

36
Dr. Mohamad sinal, Konsensus Negara-bangsa Indonesia, (Malang: Madani, 2017), Hal. 46.

40 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


manusia adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa sehingga
adanya manusia sebagai akibat adanya Tuhan Yang maha Esa
sebagai kausa prima. Tuhan adalah asal mula segala sesuatu, adanya
tuhan adalah mutlak, sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak
terbatas serta pula sebagai pengatur tata tertib alam. Sehingga
dengan demikian sila pertama mendasari, meliputi dan menjiwai
keempat sila lainnya.
Sila kedua, kemanusian yang adil dan beradab didasari dan
dijiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa serta mendasari dan
menjiwai sila persatuan Indonesia. Sila kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
serta sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut: Negara adalah lembaga kemanusian, yang
diadakan oleh manusia. Maka manusia adalah sebagai subjek
pendukung pokok Negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk
manusia, oleh karena itu terdapat hubungan sebab dan akibat yang
langsung antara Negara dengan manusia. Adapun manusia adalah
makhluk Tuhan Yang Maha Esa sehingga sila kedua didasari dan
dijiwai oleh sila pertama. Sila kedua mendasari dan menjiwai sila
ketiga (persatuan Indonesia), sila keempat (kerakyatan) serta sila
kelima (keadilan sosial). Pengertian tersebut hakikatnya
mangandung makna sebagai berikut: Rakyat adalah unsur pokok
Negara dan rakyat adalah merupakan totalitas individu-individu
yang bersatu yang bertujuan mewujudkan suatu keadilan dalam
hidup bersama (keadilan sosial). Dengan demikian, pada hakikatnya
yang bersatu membentuk suatu Negara adalah manusia, dan
manusia yang bersatu dalam suatu Negara disebut rakyat sebagai
unsur pokok Negara serta terwujudnya keadilan bersama adalah
keadilan dalam hidup manusia bersama sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial.
Sila ketiga, persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila
Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila kemanusian yang adil dan
beradab serta mendasari dan menjiwai sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Hakikat ketiga sila tersebut dapat dijelaskan

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 41


sebagai berikut: hakikat persatuan didasari dan dijiwai oleh sila
Ketuhanan dan kemanusian., bahwa manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa yang pertama harus direalisasikan adalah
mewujudkan suatu persatuan dalam suatu persekutuan hidup yang
disebut Negara. Maka pada hakikatnya yang bersatu adalah manusia
sebagai makhluk tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu persatuan
adalah sebagai akibat adanya manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa adapun hasilnya Persatuan diantara individu-individu,
pribadi-pribadi dalam suatu suatu wilayah tertentu disebut sebagai
rakyat sehingga rakyat adalah merupakan unsur pokok Negara.
Persekutuan hidup bersama manusia dalam rangka untuk
mewujudkan suatu tujuan bersama, yaitu keadilan dalam kehidupan
bersama sehingga sila ketiga mendasari dan menjiwai sila keempat
dan sila kelima pancasila.
Sila keempat, adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, makna pokok,
sila keempat adalah kerakyatan, yaitu kesesuaiannya dengan hakikat
rakyat. Sila keempat ini didasari dan dijiwai oleh sila ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusian dana persatuan. Dalam kaitannya dengan
kesatuan yang bertingkat, maka hakikat sila keempat itu adalah
sebagai berikut; hakikat rakyat adalah penjumlahan manusia-
manusia, semua orang, semua warga dalam suatu wilayah Negara
tertentu. Maka hakikatnya rakyat adalah sebagai akibat bersatunya
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dalam suatu
wilayah Negara tertentu. Maka secara ontologis adanya rakyat
adalah ditentukan dan sebagai akibat adanya manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang menyatukan diri dalam suatu
wilayah Negara tertentu. Adapun sila keempat tersebut didasari dan
dijiwai sila keadilan sosial (sila kelima pancasila). Hal ini
mengandung arti bahwa Negara adalah demi kesejahteraan
warganya atau dengan lain perkataan Negara adalah demi
kesejahteraan rakyatnya. Maka tujuan dari Negara adalah
terwujudnya masyarakat yang berkeadilan, terwujudnya keadilan
dalam hidup bersama.
Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
memiliki makna pokok keadilan yaitu hakikatnya kesesuaian dengan

42 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


hakikat adil. Berbeda dengan sila-sila lainnya, maka sila ini didasari
dan dijiwai oleh keempat sila lainnya yaitu: ketuhanan,
kemanusian,persatuan, dan kerakyatan. Hal ini mengandung hakikat
makna bahwa keadilan adalah sebagai akibat adanya Negara
kebangsaan dari manusia-manusia yang berketuhanan Yang Maha
Esa. Maka sila kelima adalah merupakan tujuan dari keempat sila
lainnya. Secara ontologis hakikat keadila sosial juga ditentukan oleh
adanya hakikat keadilan sosial juga ditentukan oleh adanya hakikat
keadilan sebagaimana terkandung dalam sila kedua, yaitu
kemanusian yang adil dan beradap. Menurut Notonogoro hakikat
keadilan yang terkandung dalam sila kedua, yaitu keadilan yang
terkandung dalam hakikat manusia monopluralis, yaitu kemanusian
yang adil terhadap diri sendiri terhadap sesama dan terhadap Tuhan
atau kausa prima. Penjelmaan dari keadilan kemanusian
monopluralis tersebut dalam bidang kehidupan bersama baik dalam
lingkup masyarakat, bangsa, Negara dan kehidupan antar bangsa,
yaitu menyangkut sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial dalam wujud keaadilan dalam hidup bersama
atau keadilan sosial. Dengan demikian, logikanya keadilan sosial
didasari dan dijiwai oleh sila kedua, yaitu kemanusian yang adil dan
beradab.

C. Penganut Agama Manapun Wajib Bersatu Dalam Membagun


Indonesia
Sejak awal Indonesia merdeka, masa Orde Lama dan Orde
baru, posisi pancasila dalam konteks kehidupan umat beragama
banyak menjadi sorotan, perbincangan bahkan tidak sedikit yang
mencoba mempertentangkan sehingga menjadi sebuah konflik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Wacana
pancasila dan agama sempat memunculkan pemikiran adanya
pendirian Negara berbasis agama, dalam hal ini Negara Islam atau
setidaknya Negara yang menerapkan syariat islam. Perbincangan
seputar konstitusi ditandai dengan adanya piagam Jakarta serta isu
DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia), NII (Negara Islam
Indonesia) salah satu contoh dari wacana tersebut. Selanjutnya,
masa orde baru, agama dan Pancasila banyak mencuat

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 43


perbincangannya ketika kepemimpinan nasional kala itu banyak
berkomitmen dalam upaya menerapkan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Komitmen yang diwujudkan lewat
pelaksanaan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
serta Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam berorganisasi
banyak dipertentangkan dengan posisi agama. Komitmen
pemerintahan Orde Baru terhadap Pancasila ditafsirkan oleh
sejumlah tokoh Islam sebagai upaya memarginalkan agama.
Setidaknya, mereka menolak Pancasila kerena menilai ideology
Negara itu memposisikan agama lebih rendah atau bahkan
menudingnya sebagai upaya menggantikan agama. Secara ekstrim,
pencuatan Pancasila sebagai segala-galanya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dinilai sebagai sebagai
upaya sekularisasi, memisahkan agama dan Negara.
Tentu saja pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan
presiden Soeharto membantah tudinagn upaya sekularisasi,
meminggirkan kehidupan agama dalam benegara. Pak harto selalu
menegaskan dlam setia kesempatan bahwa Indonesia menjunjung
tinggi agama tapi kita bukan Negara agama. Pancasila justru ingin
menempatkan secara profesional posisi agama dalam kehidupan
bernegara.
Upaya mengedepankan Pancasila oleh Orde Baru tidak lain
justru untuk mengembangsuburkan suasana religious dalam
kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk, multi
agama, suku bangsa, bahasa dan ragam budaya. Pak harto sebagai
penganut agama Islam yang taat dalam hal ini membuktikannya
secara nyata dalam pendirian ratusan masjid di berbagai pelosok
tanah air. Melalui Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila(YAMP)
dihimpun dana dari para pegawai nageri sipil dan donator lainnya.
Untuk agama lain pun, upaya serupa juga dilakukan.

44 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA
Oleh : Ayun Sundari

Proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia tanggal 17


Agustus 1945 merupakan sebuah sejarah dan puncak perjalanan
panjang pejuang bangsa Indonesia. Setiap peristiwa memiliki
keterkaitan dan benang merah yang kuat antara peristiwa yang satu
dengan peristiwa lainya. Momentum berdiri berbagai organisasi
social politik yang dimulai pada tahun 1905 dengan berdirinya
sarikat dagang islam dan tahun 1908 dengan berdirinya budi
utomo,berkumandangnya sumpah pemuda pada tahun 1928 dan
proklamasi kemerdekaan 1945 merupakan satu rangkaian tonggak
sejarah perjuangan pergerakan nasional yang menumental.
Rangkaian sejarah itu menggambarkan ikhtiar koleksi bangsa
Indonesia membebaskan diri dari imperalisme dalam rangka
membangun jiwa dan raga sebagai suatu bangsa,yaitu bangsa
Indonesia.37
Presiden soekarno dalam sidang panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945 pada acara
perumusan undang undang dasar mengatakan “Negara Indonesia
harus di bangun dalam satu mata rantai yang kokoh dan kuat dalam
lingkungan kemakmuran bersama.Kebangsaan yang di anjurkan
bukan kebangsaan yang menyendirian dengan hanya mencapai
Indonesia merdeka,tetapi harus menuju pula pada kekeluargaan
bangsa-bangsa menuju kesatuan dunia.Internasionalisme tidak
dapat hidup subur kalau tidak berakar didalam buminya

37
Eddie Siregar, EMPAT Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara., Jakarta,2014., Hlm.214

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 45


nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak
hidup dalam taman sarinya internasionalisme”
Makna yang terkandung dalam pidato tersebut,memberikan
pesan kepada generasi penerus bangsa untuk bahu-membahu
membangun bangsa dalam kerangka persatuan. Dengan
bersatu,Bangsa Indonesia siap menghadapi kemajuan dan
perkembangan dunia internasional,sehingga tujuan Negara
sebagaimana termasuk dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 akan tercapai.38
Seiring dengan perkembangan kehidupan global dan tuntunan
sebagai akibat dari adanya kemajuan dalam segera
bidang,kemerdekaan bangsa harus kita terjemahkan dalam segala
bidang,kemerdekaan bangsa harus kita terjemahkan dalam format
pembentukan perkedaulatan ekonomi, demokratisasi,serta
pembebasan seluruh rakyat Indonesia dari segala bentuk belenggu
kemiskinan,kebodohan,dan keterbelakangan.
Kelemahan bangsa dalam menghadapi liberalisasi sebagai buah
dalam globalisasi dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai ekses
negatif. Salah satunya adalah kekhawatiran terjadinya krisis idiologis
yang akhirnya akan menggerus jati diri sebuah bangsa yang
pancasila. Beberapa indicator seperti liberalisasi di bidang
ekonomi,maraknya aksi kekerasan fisik dan fhsikis atas nama
perbedaan kepentingan politik,perebutan sumber-sumber ekonomi
dan dekadensi moral tidak lepas dari pengaruh globalisasi
tersebut.39
Ekses negatif dari arus globalisasi dan liberalisasi apabila tidak
direspon secara arif,khususnya oleh para elita politik kita,justru akan
mengancam makna kemerdekaan di tingkat individual di tingkat
masyarakat.Oleh karena itu,pengukuhan terhadap nilai-nilai dasar
nasionalisme yang telah di bentuk sejak kemerdekaan,yaitu
kecintaan terhadap pruralisme bangsa,solidaritas dan
persatuan,merupakan ihwal yang esensi untuk di kembangkan
sebagai upaya mengisi makna kemerdekaan.

38
Eddie Siregar. Op.,Cit
39
Ilmu Negara dan Teori Negara – Beni Ahmad Aebani dkk

46 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Menyadari situasidan kondisi bnagsa Indonesia yang demikian
itu, MPR sesuai dengan tugas yang diamanatkan oleh Undang-
Undang no 27 tahun 2009 telah merancang dan melaksanakan
agenda pemantapan kehidupan berbangsa dan bernegara melalui
sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara,yakni
sosialisasi pancasila sebagai dasar Negara,dan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai semboyan Negara.
Kehidupan berbangsa dan bernegara adalah kumpulan nilai-
nilai luhur yang harus difahami oleh seluruh masyarakat dan
menjadi panduan dalam kehidupan ketatanegaraan untuk
mewujudkan bangsa dan bernegara yang adil,makmur,sejahtera,dan
martabat.melalui pengalaman nilai nilai,maka di harapkan dapat
mengukuhkan jiwa kebangsaan,nasionalisme,dan patriotism
generasi penerus bangsa untuk semakin mencintai dan
berkehendak untuk membangun negeri. Apabila semua
pihak,segenap elemen bangsa para penyelanggara Negara dan
masyarakat konsisten mengamalkan dalam arti yang seluas-
seluasnya.40

A. Pengertian Negara dan Bangsa


Secara umumnya Negara merupakan sekumpul orang yang berada
di suatu wilayah dan di atur pleh pemerintah secara sah.
Penyelengaraan perlindungan dan penerbitan pada wilayah di
lakukan Negara melalui alat-alat Negara.
1. Roger H Solta,Negara merupakan alat atau sebuah kewenangan
yang mengadilkan persoalan-persoalan bersama atas nama
masyarakat.
2. Harold J. Laski, Negara merupakan suatu masyarakat yang di
satukan karena memiliki wewenang yang bersifat mekaksa.41
3. Mr.Soenako, Negara merupakan organisasi masyarakat yang
memiliki daerah tertentu yang di dalamnya terdapat terdapat
dengan kekuasaan Negara yang berlaku sepenuhnya sebagai
kedaulatan.

40
Beni Ahmad Aebani dkk., Op. cit., hlm 86-104
41
Alimin Siregar, “ Ilmu Pengetahuan Dan Isinya”, bahan kuliah umum Hubungan Internasional
Universitas Riau. Disampaikan pada tanggal 18 September 2011

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 47


Sedangkan segi terminology negara dapat diartikan sebagai
organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang
mempunyai cita-cita untuk bersatu,hidup dalam daerah
tertentu,dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.Kata bangsa
merupakan terjemahan dari kata nation yang berarti sesuatu yang
telah lahir. Kata itu juga bermakna kelompok orang yang berada
dalam satu garis keturunan. Kata nation lalu berkembang menjadi
national yang artinya kebangsaan. Menurut Otto Bauer Bangsa
merupakan suatu kesatuan karakter yang timbul karakter yang
timbul karena adanya persamaan nasionalisme. Soekarno kemudian
menambahkan satu hal lagi yaitu tanah air sebagai tempat tinggal
orang-orang yang merasa satu tersebut.42

B. Tujuan Negara
Di bentuknya suatu organisasi atau lembaga pasti memiliki
tujuan yang hendak dicapai,begitu pula dengan Negara memiliki
tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan masyarakat
bangsanya serta pandangan hidup yang melandasinya. Biasanya
tujuan Negara di tetapkan dalam konstitusi Negara yang
bersangkutan. Tujuan dibentuknya sebuah Negara di maksudkan
untuk mengarahkan segala kegiatanya.
Beberapa ahli telah menyampaikan pandanganya mengenai
tujuan negara. Terdapatnya perbedaan antara ahli yang satu dengan
lainya di pengaruhi oleh latar belakang dan situasi lingkungan
tempat dia berbeda.43 Beberapa ahli tersebut diantarnya adalah:
1. Roger H. Soltau
Tujuan Negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang
sebebas- bebasnya.
2. Harold J. Laski
Menurutnya Negara di bentuk untuk menciptakan
keadaan yang baik agar rakyat dapat menginginkan
secara maksimal.

42
Alimin Siregar. Op. Cit
43
Ibid

48 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


3. Rouseau
Menurutnya Negara di bentuk untuk menciptakan persamaan
dan kebebasan bagi warga. Selain itu tujuanya sebuah Negara
juga berkaitan dengan idiologi yang digunakan Negara yang
bersangkutan.
Indonesia sendiri didirikan untuk mencapai juan-tujuan yang
telah tercantum pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat,
yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social.

C. Fungsi Negara
Berdasarkan teori bernegara,pada dasarnya Negara di bentuk
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia baik sebagai
pribadi perseseorangan maupun kelompok. Namun untuk
Indonesia,Negara sebagai lembaga pemerintah yang berdaulat tidak
berfungsi untuk memenuhi kepentingan individu atau golongan
tertentu,tetapi untuk mengutamakan kepentingan umum44. Fungsi
Negara yaitu:
1. Fungsi pertahanan,yaitu Negara memiliki kemampuan untuk
menanggulangi timbulnya serangan dan ancaman baik dari
dalam maupun dari luar.
2. Fungsi keamanan dan ketertiban,yaitu menciptakan suasana
aman dan tentram demi keharmonisan hidup bernegara bagi
warga negaranya,bisa dengan melakukan pengertiban dan
melakukan pencegahan bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat. Dalam hal ini, Negara bertindak sebagai
stabilisator.

44
Budiyanto. 1997. Dasar-dasar Ilmu Tata negar.LAN

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 49


3. Fungsi kemakmuran dan kesejahteraan,yaitu Negara
menyelenggarakan pembangunan demi terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur,sejahtera disegala bidang.
4. Fungsi keadilan,yaitu Negara membentuk badan-badan
penegak hukum untuk menjamin terciptanya keadilan dan
perlindungan kepentingan masyarakat.

D. Sifat Negara
Miriam budiardjo berpendapat bahwa setiap Negara mempunyai
sifat-sifat:
1. Memaksa, Negara memiliki kewenang untuk memaksa dengan
menggunakan kekerasan fisik secara sah. Tujuan adanya
pemaksaan ,adalah agar peraturan perundang-undang ditaati
sehingga dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Alat
pemaksaanya antara lain, polisi,tentara,dan berbagai senjata
lainya.45
2. Monopoli,Yaitu Negara mempunyai hak untuk melaksankan
sesuatu sesuai dengan tujuan bersama dari masyarakat.
Misalnya saja menjatuhkan hukuman kepada setiap warga
Negara yang melanggar peraturan, memungut pajak, dan
melarang aliran kepercayaan atau politik tertentu yang dinilai
bertentangan dengan tujuan masyarakat.
3. semua,artinya setiap peraturan perundang-undang dengan
berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.46

45
Budiyanto. 1997. Op., Cit
46
Ilmu Negara dan Teori Negara – Beni Ahmad Aebani dkk

50 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


DEMOKRASI SEBAGAI
PANDANGAN HIDUP
Oleh :Bobi

Demokrasi sebagai pandangan hidup merupakan tidak akan


datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. karena itu
demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga dan perangkat
pendukungnya yaitu budaya yang kondusif sebagai manifestasi dari
suatu mind set (kerangka berpikir) dan setting social (rancangan
masyarakat). Bentuk konkrit dari manifestasi tersebut adalah di
jadikannya demokrasi sebagai way of life (pandangan hidup) dalam
seluk beluk sendi kehidupan bernegara baik oleh rakyat.47

1. Makna Dan Hakekat Demokrasi


Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang
berasal dari bahasa yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau
kependudukan suatu tempat “cratein” atau “cratos” yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan.
Demokrasi adalah keadaan negara dimana dalam sistem
pemerintahanya kedaulatan berada ditangan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa,
pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Hakikat demokrasi adalah sebuah sistem bermasyarakat
dengan menekankan kekuasaan tertinggi yang berada di tangan
rakyat. Hal ini mencakup berbagai aspek didalam pemerintahan.
Seperti contoh pemilihan pemimpin negara atau presiden akan

47
Prof Dr.Azumardi Azara, MA, Demokrasi Masyarakat Madani, Tim Penyusun ICCE UIN, Jakarta,
2003.hlm.141-145.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 51


dipilih secara demokratis yakni rakyat dapat memilih calon presiden
tanpa ada paksaan dari pihak lain.ada beberapa pendapat menurut
para ahli yakni.
a. Menurut Joseph A. Schmeter.48
demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk
untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu
memeperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan
kompeetitif atas suara rakyat.
b. Henry B. Mayo
menyatakan demokrasi sebagai sisitem politik merupakan suatu
sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan
atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara
efektif oleh rakyat
Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa
hakikat demokrasi sebagai suatu sistem bermayarakat dan
bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada
keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan
negara maupun pemerintahan.

2. Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup


Demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang
dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Karena itu demokrasi memerlukan usaha nyata setiap
warga dan perangkat pendukungnya yaitu budaya yang kondusif
sebagai manifestasi dari suatu mind set (kerangka berpikir).49
50
Menurut Nurcholish Madjid pandangan hidup demokratis
bedasarkan pada bahan-bahan telah berkembang, baik secara
teoritis maupun pengalaman praktis di negeri-negeri yang
demokrasinya cukup mapan diantaranya ialah
a) Pentingnya kesadaran akan Pluralisme, ini tidak saja sekedar
pengakuan (pasif) akan kenyataan masyarakat yang majemuk
b) Dalam peristilahan politik di kenal istilah “musyawarah

48
Menurut Joseph A. Schmeter dan Henry B. Mayo, loc. Cit. hlm. 151
49
Tim Penyusun. Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah JAKARTA.
2003, hlm. 110-115.
50
Menurut Nurcholish Madjid, op. Cit. hlm. 120

52 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


c) Dengan tulus menerima kemungkinan kompromi atau bahkan
“kalah suara

3. Unsur Penegak Demokrasi


Sebagai suatu sistem, demokrasi memiliki unsur-unsur yang
membuatnya eksis dan tegak di dalam sebuah negara.. negara
Hukum Istilah negara hukum identik dengan terjemahan dari
rechtsstaat dan the rule of law. Konsepsi negara hukum
mengandung pengertian bahwa Negara memberikan perlindungan
hukum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan yang
bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak asasi manusia antara
lain
a) Masyarakat Madani (Civil Society)
Masyarakat madani merupakan elemen yang sangat signifikan
dalam membangun demokrasi. Infrastruktur Politik dianggap
sebagai salah satu unsur yang signifikan terhadap tegaknya
demokrasi.

4. Model-Model Demokrasi
Dalam demokrasi Banyak model demokrasi yang hadir, dan
menjadkan demokrasi berkembang ke dalam banyak model, antara
lain karena terkait dengan kreativitas para aktor politik diberbagai
tempat dalam mendesain praktik demokrasi prosedural sesuai
dengan kultur, sejarah, dan kepentingan mereka.51
Dalam sejarah teori deemokrasi terletak suatu konflik yang
sangat tajam mengenai apakah demokrasi harus berarti suatu jenis
kekuasaan rakyat atau suatu bantuan bagi pembuatan keputusan.
Konflik ini telah memunculkan tiga jenis atau model demokrasi52
a) Pertama, demokrasi partisipatif atau demokrasi langsung, suatu
sistem dimana pengambilan keputusan tentang permasalahan
umum melibatkan warga negara secara langsung .

51
Tim Penyusun. Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah JAKARTA.
2003, hlm. 110-118.
52
Ibid.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 53


b) Kedua, demokrasi liberal atau demokrasi perwakilan, seatu
sistem pemerintahan yang menggunakan ‘ pejabat’ yang dipilih
untuk ‘mewakili’ kepentingan
c) Ketiga, demokrasi yang didasarkan atas model satu partai.

5. Prinsip Dan Parameter Demokrasi


Suatu pemerintahan dikatakan demokratis, apabila
mempunyai prinsip-prinsip demokrasi.Menurut masykuri abdillah,
prinsip demokrasi terdiri dari tiga yaitu: persamaan,kebebasan, dan
pluralisme.
53
Menurut Inu Kencana, prinsip demokrasi, yaitu Adanya
pembagian kekuasaan, Adanya pemilihan umum yang bebas, Adanya
manajemen yang terbuka.untuk mengukur kinerja dalam
menjalankan pemerintahannya secara demoratis,dibutuhkan aspek-
aspek pengukur sebagai parameter.

6. Perkembangan Demokrasi Di Barat


Konsep demokrasi awalnya lahir dari pemikiran mengenai
hubugan Negara dan hukum Yunani Kuno dan dipraktikkan dalam
hidup bernegara abad ke-6 SM sampai abad ke-4 M. demokrasi yang
dipraktekkan pada masa itu berbentuk demokrasi langsung ( direct
democracy).54
Namun, pada akhor abad pertengahan, tumbuh kembali
keinginan menghidupkan demokrasi. Lahirnya Magna Charta
(Piagam Besar) sebagai sutu piagam yang membuat perjanjian antara
kaum bangsawan dan Raja Jhon di Inggris merupakan tonggak baru
kemunculan demokrasi empirik. momentum lain yang menandai
munculnya kembali demokrasi di dunia barat adalah gerakan
renaissance dan reformasi.
Sedangkan gerakan reformasi, yaitu suatu gerakan revolusi
agama yang terjadi di Eropa pada abad ke-16 dengan tujuan untuk
memperbaiki keadaan dalam gereja katolik.

53
Menurut Inu Kencana, op. Cit. hlm. 130.
54
https://jumatunnikmah.wordpress.com/2012/05/19/perkembangan-demokrasi-di-barat-dan-di-
indonesia.

54 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Dimana konsep ini mulai digugat menjelang pertengahan abad
ke-20 tepatnya setelah perang dunia. Factor yang mendorong
lahirnhya kecaman atas Negara Hukum Formal yang pluralis liberal,
seperti yang dikemukakan oleh Mariam Budiadjo, antara lain adalah
akses-akses dalam industrialisasi dan system kapitalis, tersebarnya
paham sosialisme yang menginginkan pembagian kekuasaan secara
merata.

7. Islam Dan Demokrasi


Demokrasi sering diartikan sebagai penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia, partisipasi dalam pengambilan keputusan
dan persamaan hak di depan hukum
Dalam ajaran Islam terdapat prinsip-prinsip dan elemen dalam
demokrasi, meski secara generik dan global. Prinsip dan elemen-
elemen demokrasi dalam ajara Islam itu adalah: as-syura, al-‘adalah,
al-amanah, al-masuliyyah dan al-hurriyyah.55
realitas demokrasi dalam sebuah negara pernah diterapkan
pada masa Nabi Muhammad dan khulafaurrasyidin. banyak definisi
yang dikemukakan oleh para ahli tentang demokrasi, di antaranya
seperti yang dikutip Hamidah salah satunya adalah
Menurut Joseph A. Schumpeter, demokrasi adalah suatu
perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di
mana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
56
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suatu rakyat.
Menurut Aswab Mahasin, agama dan demokrasi memang
berbeda. Agama berasal dari wahyu sementara demokrasi berasal
dari pergumulan pemikiran manusia. Dengan demikian agama
memiliki dialeketikanya sendiri. Namun begitu menurut Mahasin,
tidak ada halangan bagi agama untuk berdampingan dengan
demokrasi.

55
Madani, Malik. “Syura, Sebagai Elemen Penting Demokrasi” dalam Jurnal Khazanah, UNISMA
Malang, 1999. hlm. 12-17.
56
Menurut Joseph A. Schumpeter dan Aswab Mahasin, loc. Cit. hlm. 20

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 55


SEJARAH TENTANG LAHIR NYA
PANCASILA
Oleh : CICI YANI

A. Sejarah Pancasila
1. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi Negara Indonesia. Nama
ini terdiri dari dua kata dari bahasa sansekerta. Panca berarti lima
dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan yang tercantum pada paragraph ke-4 pembukaan
UUD 1945.57
Dalam upaya merumuskan pancasila sebagai dasar Negara
yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan
dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia,
yaitu:
1. Lima dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada
tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai
berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri KeTuhanan,
Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan rakyat. Beliau menyatakan
bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah,
peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama

57
Haspari Ratna, Syukur Abdul, Sejarah Pancasila, (Jakarta: Penerbit Erlangga). hlm. 44.

56 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


berkembang di Indonesia. Mohammad hatta dalam memoarnya
meragukan pidato Yamin tersebut.
2. Pancasila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni
1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan
judul “Lahirnya Pancasila”. Soekarno mengemukakan dasar-
dasar sebagai berikut: Kebangsaan, Internasionalisme, Mufakat,
Dasar perwakilan, Dasar permusyawaratan, Kesejahteraan,
keTuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam
pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, sebagai berikut :
“sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme,
mufakat, kesejahteraan, dan keTuhanan, lima bilangnya. Namanya
bukan panca dharma, tetapi saya namakan ini denga petunjuk
seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila. Sila artinya
azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan
negara Indonesia, kekal dan abadi “.
Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai dasar Negara
secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah:
Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter)- tanggal 22 Juni
1945.
 Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-Undang Dasar – tanggal 18
Agustus 1945.
 Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia
Serikat- tanggal 27 Desember 1949.
 Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-Undang Dasar
Sementara- tanggal 15 Agustus 1950.
 Rumusan Kelima : rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan
Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959).58

2. Hari Kesaktian Pancasila


Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30
September (G30SPKI). Pemberontakan ini merupakan wujud usaha
mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Hari itu, enam
jendral dan beberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta.
Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka

58
Ibid., hlm. 45.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 57


upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka 30 September
diperingati sebagai hari Peringatan Gerakan 30 September G30S-
PKI dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian
Pancasila, memperingati bahwa dasar Indonesia Pancasila adalah
sakti tak tergantikan.

B. Tokoh Yang Terlibat Dalam Perumusan Pancasila


Bangsa Indonesia telah membulatkan tekad untuk menjadikan
Pancasila sebagai dasar Negara. Proses perumusan Pancasila sebagai
dasar Negara Republik Indonesia merupakan hasil kerja keras yang
melibatkan banyak tokoh. Tokoh-tokoh tersebut telah berjuang
dengan tulus dan ikhlas untuk merumuskan dasar Negara, antara
lain: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Supono, K.H. Agus
Salim, K.H Abdul Wahid Hasyim, dan Mr. Mohammad Yamin. Berikut
dijelaskan peran para tokoh tersebut :

1. Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mendapat kesempatan untuk
mengemukakan dasar Negara Indonesia merdeka. Pemikirannya
terdiri atas lima asas berikut ini :
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme atau perikemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan Yang Maha Esa59
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran
teman yang ahli bahasa. Untuk selanjutnya tanggal 1 Juni diperingati
sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.

2. Moh. Yamin
Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar
Negara Indonesia di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei
1945. Pemikirannya diberi judul “ Asas dan Dasar Negara Kebangsaan

59
Srijanto Djarot, Tata Negara, (Surakrta: Pabelan). hlm. 66.

58 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Republik Indonesia”. Mohammad Yamin mengusulkan dasar Negara
Indonesia merdeka yang intinya sebagai berikut :
a. Peri kebangsaan
b. Peri kemanusiaan
c. Peri keTuhanan
d. Peri kerakyatan
e. Peri kesejahteraan rakyat

3. Mr. Soepomo
Mr. Soepomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya
di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya
berupa penjelasan tentang masalah-masalah yang berhubungan
dengan dasar Negara Indonesia merdeka. Negara yang akan
dibentuk hendaklah Negara integralistik yang berdasarkan pada hal-
hal berikut ini :
a. Persatuan
b. Kekeluargaan
c. Keseimbangan lahir dan batin
d. Musyawarah
e. Keadilan sosial60
Sebelum Indonesia merdeka, ada beberapa Negara yang
pernah menjajah Indonesia. Diantaranya bangsa Belanda, Portugis,
Inggris, dan Jepang. Terhadap penjajahan tersebut, bangsa
Indonesia selalu melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan
bersenjata maupun politik.
Penjajahan Belanda berakhir pada tanggal 8 Maret 1942. Sejak
saat itu Indonesia diduduki oleh bangsa Jepang. Mulai tahun 1944,
tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk
menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu tentara
Jepang dalam melawan Sekutu, Jepang memberikan janji
kemerdekaan dikelak kemudian hari. Janji itu diucapkan oleh
Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 07 September 1994. Sebagai
kelanjutan dari janji Jepang tentang kemerdekaan Indonesia, maka
pada tanggal 29 april 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha

60
Ibid., hlm. 67-68.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 59


Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Anggotanya sebanyak
62 orang dan dilantik pada tanggal 28 mei 1945. Ketuanya adalah Dr.
Radjiman Widyodiningrat.
Sidang I BPUPKI berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945-1 Juni
1945. Dalam sidang tersebut Dr. Radjiman Widyodiningrat meminta
kepada segenap peserta sidang untuk memikirkan tentang dasar
Indonesia merdeka.
Muncullah tanggapan dari peserta sidang mengenai pemikiran
dasar Negara Indonesia merdeka. Mereka yang mengajukan konsep
dasar Negara Indonesia merdeka diantaranya adalah Mr.
Muhammad Yamin. Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno
Selain itu, Mr. Muhammad Yamin juga menyampaikan secara tertulis
suatu rancangan UUD Negara Indonesia merdeka yang didalamnya
memuat dasar Negara, sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kebangsaan, persatuan Indonesia.
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap.
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.61
Kemudiaan pada tanggal 01 Juni 1945, Bung Karno mengajukan
usulan mengenai calon dasar Negara yang terdiri atas lima hal, yaitu
1. Nasionalisme ( Kebangsaan Indonesia ).
2. Internasionalis ( Perikemanusiaan ).
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama pancasila. Lebih
lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat
diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme.
2. Sosio demokrasi.
3. ketuhanan.
Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi
Ekasila yaitu Gotong Royong.

61
Ibid., hlm. 69.

60 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Sidang ini ditutup pada tanggal 01 Juni 1945. Sebelum ditutup,
sidang menetapkan sembilan orang yang diberi nama Panitia
Sembilan ( panitia kecil) yang akan bertugas untuk merumuskan
pandangan-pandangan yang telah dikemukakan dalam sidang,
terutama menyangkut rumusan sila-sila pancasila.
Kesembilan orang tersebut adalah ;
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muhammad Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. KH. Wahid hasyim
5. AbdulKahar Muzakir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. Haji Agus Salim
8. Mr. Achmad Subardjo
9. Mr. Muhammad yamin62
Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia sembilan berhasil
merumuskan dokumen Piagam Jakarta ( Jakarta Charter ), yakni
Preambul yang berisi asas dan tujuan Negara Indonesia merdeka.
Adapun rumusan pancasila sebagai asas dasar Negara
Indonesia merdeka yang tercantum dalam piagam Jakarta itu adalah,
sebagai berikut :
1. ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi para
pemeluk-pemeluknya
2. kemanusiaan yang adil dan beeradap
3. persatuan Indonesia
4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam preambul dinyatakan: “….kemerdekaan indonesia suatu
susunan Negara republic Indonesia yang berkedaulatan rakyat,
dengan berdasarkan kepada ketuhanan, dengan kewajiban
menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya….” Selain itu
disepakati bahwa Islam adalah agama negara dan Presiden Republik
Indonesia harus seorang yang berasal dari agama islam. Pada

62
Pangeran Alhaj dan Surya Partia Usman, Pendekatan pancasila, (Jakarta : bumi akrasa, 1995). hlm.
120.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 61


tanggal 22 Juni 1945, kesepakatan tersebut ditandatangani,
bertepatan dengan hari jadi kota Jakarta. Karena itu, dokumen
tersebut dikenal dengan nama Piagam Jakarta.
Akan tetapi, Sehari setelah kemerdekaan ( 18 Agustus 1945 )
kesepakatan itu dipersoalkan. Orang-orang Kristen yang sebagian
besar berada diwilayah timur Indonesia menyatakan tidak bersedia
bergabung dengan republic Indonesia kecuali jika beberapa unsur
dalam piagam Jakarta dihapuskan. Unsur-unsur islam yang
dipersoalkan itu adalah: “…dengan kewajiban menjalankan syariat islam
bagi para pemeluk-pemeluknya”. Para tokoh dari Indonesia timur
menghendaki agar ketujuh kata tersebut dihapus. Selain itu, mereka
juga menuntut agar kata-kata: “islam adalah agama negara”
dan “presiden harus seorang muslim” juga dihapus.63
Keinginan masyarakat wilayah timur nusantara memaksa para
perumus dasar Negara kembali mengadakan musyawarah. Setelah
melalui suatu proses yang melelahkan, akhirnya kelompok islam
bersepakat untuk menghapus unsur-unsur Islam yang telah mereka
rumuskan dalam Piagam Jakarta. Sebagai gantinya unsur “ketuhanan”
dimasukkan kedalam sila pertama dalam pancasila. Dengan demikian,
sila pertama berbunyi; “ Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejak diterimanya
usul perubahan tersebut, maka dasar Negara republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat adalah PANCASILA, dengan lima sila: Ketuhanan
Yang Maha esa, Kemanusiaan yang Adil dan beradap, Persatuaan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan Keadialan Sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Pancasila merupakan hasil karya yang besar, ide bangsa
Indonesia. Pancasila itu sendiri benar-benar merupakan kepribadian
bangsa Indonesia sekaligus menjadi karakteristik bangsa Indonesia
yang membedakan dengan kepribadian bangsa-bangsa lain. Selain
itu, sila-sila dari pancasila merupakan kesatuan yang utuh dan bulat.
Bila salah satu sila itu lepas atau hilang, maka bukan pancasila
namanya.64

63
Ibid. hlm. 121.
64
Pangeran Alhaj dan Surya Partia Usman. Drs., Op. Cit.

62 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PANCASILA SEBAGAI DASAR ETIKA
DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN
BERNEGARA
Oleh : ERMADIA

A. DASAR FILOSOFIS PANCASILA


Pancasila sebagai dasar filsafat Negara serta sebagai filsafat
hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai
yang bersifat sistematis, fundamental dan menyeluruh. Pancasila
sebagai filsafat bangsa dan Negara Indonesia, mengandung makna
bahwa dalam setiap maspek kehidupan kebangsaan, kemasyaraktan
dan kengaraan harus bardasarkan nilai-nilai ketuhanan,kemanusiaa,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan
bertolak dari suatau pandangan bahwa Negara adalah merupakan
suatu persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan,
yang merupakan masyarakat hokum (legal society).
Selain itu secara kualitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah
bersifat objektif. Artinya esensi nilai-nilai Pancasila adalah bersifat
universal yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan. Sehingga dapat diterapkan pada Negara lain walaupun
barangkali namanya bukan Pancasila.
Nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Rumusan sila-sila pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat
maknanya yang terdalam menunjukan adanya sifat umum
universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.
2. Inti nilai-nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam
kehidupan bangsa Inonesia dan mungkinjuga pada bangsa lain.
3. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, menurut
ilmuhukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 63


fundamental Negara sehingga merupakan suatu sumber hokum
positif di Indonesia.
Sebaliknya nilai-nilai subjektif pancasila dapat diartikan bahwa
keberadan nilai itu bergantung atau terletak pada bangsa Indonesia
sendiri.
Pengertian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga
bangsa Indonesia sebagai kuasa matterialis
2. Nilai-nilai pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup)
bangsa Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa, yang
diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan
dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
3. Nilai-nilai pancasila di dalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai
kerohanian yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan,
kebijaksanaan, etis, estesis dan nilai religius, yang
manifestasinya sesuai dengan budi nirani bangsa Indonesia
karena bersumber pada kepribadian bangsa.
Nilai pancasila itu bagi bangsa Indonesia menjadi landasan,
dasar serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan
sehari-hari, maupun dalam kehidupan kenegaraan.

B. Dasar Negara
Dasar Negara berasal dari dua kata, yaitu “Dasar” yang berarti
landasan atau pondasi utama dan “Negara” yang berarti suatu
wilayah yang ditempati oleh sekumpulan orang dan wilayah tersebut
memilik aturan atau sistem yang berlaku ditempat tersebut, kita
dapat mengartikan bahwa Dasar Negara adalah landasan pokok atau
pedoman yang diapakai oleh suatu Negara untuk mengatur dan
menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara agar dapat
teroragnisir dengan baik.
Tujuan dari dibentuknya Dasar Negara yaitu untuk mengatur
penyelenggaraan kehidupan suatu bangsa atau Negara agar
mempunyai pegangan dalam setiap tindakan yang dilakukan,dan
juga sebagai pandangan hidup.

64 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


C. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar Negara merupakan ideologi yang
dipakai oleh Negara Indonesia, yang memiliki 5 nilai-nilai dasar yang
dijadikan pedoman oleh bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan
bernegara, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan. Pancasila sebagai dasar Negara berarti seluruh
pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, termasuk dalam
peraturan dan lain-lain merupakan pencerminan dari nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila, penguraian dari nilai-nilai
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Ketuhanan yang Maha Esa menyatakan bahwa bangsa Indonesia
percaya terhadap keberadaan Tuhan, oleh karena itu manusia
harus taat terhadap aturan-aturan yang telah dibuat oleh tuhan
sesuai dengan kepercayaaan yang dimiliki oleh masing-masing
dari setiap individu atau kelompok.
2. Kemanusiaan yang Adil Dan Beradab
Yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, saling
menghargai satu sama lain, tanpa membedakan suku,ras, atau
agama yang berbeda.
3. Persatuan Indonesia
Seluruh warga Negara Indonesia bersatu demi kepentingan
bangsa Indonesia, yang berpegang pada semboyan “Bhineka
tunggal ika” yang artinya berbeda-beda tapi tetap satu, dari
manapun kita, apapun agama kita, ras kita, namun kita harus
bersatu dan mgalahkan rasa egois dan mengedepankan
kepentingan bangsa, untuk kemajuan Negara.
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratn Perwakilan
Mengutamakan kepentingan golongan dari pada kepentingan
pribadi, semua keputusan tidak diambil secara sepihak, namun
haru menempuh jalur yang telah ditentukan yaitu musyawarah,
dalam proses musyawarah ini keputusan harus diambil secara
adil dan dapat dipertanggung jawabkan kedepannya kepada
berbagai pihak.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 65


5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Seluruh warga Negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban
sama terhadap Negara.65
Pengertian Pancasila ialah sebagai dasar negara seperti
dimaksud dalam bunyi Pembukaan UUD 1945 Alinea IV(4) yang
secara jelas menyatakan , ialah kurang lebih sebagai berikut:
“Kemudian dari pada itu untuk dapat membentuk suatu
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta ikut dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang suatu Dasar Negara Indonesia yang berbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil serta beradab, Persatuan Indonesia,
serta Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta untuk mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Norma hukum pokok serta disebut pokok kaidah fundamental
daripada suatu negara itu dalam hukum mempunyai hakikat
serta kedudukan yang tetap, kuat, dan tidak berubah bagi negara
yang dibentuk. Dengan kata lain, dengan jalan hukum tidak dapat
diubah.

65
Kabul Budianto, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi, Alfabeta, 2009, hlm.13.

66 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
Oleh : Fitria Wahyu Ningrum

A. Pancasila Sebagai Ideologi


1. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata idea berarti gagasan, konsep
dan logos berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasaa Yunani eidios
yang berarti bentuk. Disamping itu ada kata idein yang artinya
melihat. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengertian-
pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan
artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita
yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham.
Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu dapat
merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan kareena suatu landasan,
asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian
ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar,
gagasan dan cita-cita. Apabila ditelusuri secara historis istilah
ideology pertama kali ditemukan dan dikemukakan oleh seorang
Prancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796.66
Berikut beberapa pengertianideologi menurut beberapa ahli:
a. Poespoewardjo(1992) berpendapat bahwa ideologi sebagai
kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan
menjadi landasan bagi seorang masyarakat untuk memahami
sikap dasar.

66
Dr. Suratman, SH., M. Hum, dkk, Pendidikan Pancasila, (Malang: Madani Media, 2016), hlm.53

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 67


b. Thompson(1984) berpendapat bahwa ideologi adalah
seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada
tindakan yang diorganisasi menjadi suatu sistem yang teratur.

2. Karakteristik Ideologi
Hidayat menjelaskan ideologi sebagai pandangan masyarakat
memiiki karakteristik yaitu sebagai berikut:
a. Ideologi sering muncul dan berkembang dalam situasi kritis.
b. Ideologi biasanya terjalin dalam kegiatan politik.
c. Ideologi mencakup beberapa pemikiran dan panutan.67

B. Fungsi ideologi
Berikut beberapa pendapatmenurut para ahli:
 Hidayat menjelaskanfungsi ideologi bagi manusia adalah:
a. Sebagaipedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa
untuk berpikir, melangkah dan bertindak.
b. Sebagai upaya menghadapi berbagai persoalan masyarakat
dan bangsa disegala aspek kehidupan masyarakat.
c. Sebagai kekuatan ang mampu memberi semangat dan
memberi motivasi individu, masyarakatdan bangsa untuk
mencapai tujuan.
 Cahyono dan Al Hakim juga menjelaskan fungsi ideologi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu sebagai berikut:
a. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di
kehidupan masyarakat.
b. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan unuk
mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masysarakat.
c. Sebagai sarana untuk mengendalikan konflik
d. Sebagai lensa dan cermin bagi idividu untuk melihat dunia
dan dirinya, serta sebagai jendela agar orang lain bisa melihat
dirinya68

67
Suparlan Al Hakim, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia, (Malang: Madani,
2016), hlm 282.

68 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


1. Pancasila sebagai ideologi negara
Ideologi negara dapat dikatakan sebagai suatu pemikiran
mendalam, diyakini kebenarannya oleh suatu bangsa pendukungnya
dalm menyatukan dan menyerasikan diri dalam kehidupan poitik,
dalam upaya mewujudkan tujuan bersarkan kepentingan nasional
suatu negara dan bangsa. Kedudukan pancasila sebagai ideologi
Bangsa Indonesia tidak terlepas dari kedudukan pancasila sebagai
pandangan hidup dan dasar negara Bangsa Indonesia.
Kedudukan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
merupakan suatu realitasyang tidak bisa dibantah sebagai suat
bentuk perjalanan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sejak
dahulu. Dengan demikian, makna pancasila sebagai ideologi Bangsa
dan Negara adalah sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita,
keyakinan dan nilai-nilai Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi nasional, memiliki kekuatan
mengikat dan berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan kekuatan
sosial politik yang ada di Negara Republik Indonesia. Setiap parai
politik memperjuangkan ideologi politik tertentu. Ideologi masional
mengatasi dan memiliki jangkauan lebih luas dari ideologi politik
yangada di negara indonesia.
Pancasila sebagai filsafat negara, negara dan ideologi nasional
mengatasifaham perseorangan, golongan, suku bangsa dan
keyakinan agama. Ideologi nasional mengatur tata hidup, prilaku,
perbuatan warga negaaa rsejalandengan pancasila sebagai
keyakinan hidup dan gagasan yang sudah diyakini kebenarannya.
Seperti halnya filsafat, ideologi-pun memiliki pengertian yang
berbeda-beda. Begitu pula dapat ditemukan berbagai definisi
batasan pengertian tentang ideologi. Hal ini antara lain disebabkan
juga oleh dasar filsafat apa yang dianut, karena sesungguhnya
ideologi itu bersumber kepada suatu filsafat.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup
Ideologi sebagai suatu system pemikiran, maka ideology
terbuka merupakan suatu system pemikiran terbuka. Sedangkan
ideology tertutup merupakan merupakan suatu system pemikiran

68
Ibid., 285

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 69


tertutup. Suatu system tertutup dapat dikenali dengan beberapa
cirri khas. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam
masyarakat, melainkan cita-cita yang sudah hidup dalam
masyarakat, melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang
yang mendasarisuatu program untuk mengubah dan membaharui
masyarakat.
Dengandemikian, ciri ideology tertutupbahwaatasnama
ideology dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan
kepada masyarakat.ideologi tertutup isinya bukan hanya berupa nilai
dan cita-cita tertentu melainkan intinya terdiri dari tuntutan-
tuntutan konkrit dan oprasional yang keras yang diajukan dengan
mutlak. Jadi ciri ideology tertutup adalah bahwa betapapun
besarnya perbedaan antara tuntutan berbagai ideology yang
memungkinkan hidup dalam masyarakat itu, akan selalu ada
tuntutan mutlak bahwa orang harus taat kepada ideology tersebut.69

69
Dr. Suratman, SH., M. Hum, dkk. Op. Cit., hlm. 54.

70 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN
Oleh: Habib

A. Pendahuluan
Indonesia diproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan
pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan yang diproklamasikan itu
berangkat dari perjalanan sejarah peperangan yang panjang,
berabad-abad lamanya melawan penjajah dalam suasana
perpecahan tidak adanya semangat persatuan dan kesatuan
menyebabkan lamanya penjajahan di bumi nusantara.
Penjajahan itu menyebabkan kebodohan dan penderitaan yang
pada abad ke XX mendorong tumbuhnya semangat kebangsaan.
Kebangkitan nasional ini ditandai dengan lahirnya gerakan Budi
Utomo pada tahun 1908. Peristiwa Sumpah Pemuda yang diikrarkan
pada 28 Oktober 1928 merupakan tonggak sejarah yang sangat
penting, yang merupakan perwujudan sikap dan tekad bangsa
Indonesia untuk bersatu dalam wadah Negara, bangsa dan bahasa
Indonesia. Tekad ini mewujudkan perjuangan yang akhirnya
melahirkan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945.70
Keberagaman yang dimiliki Indonesia dari sabang sampai
merauke merupakan satu kesatuan bangsa Indonesia yang telah
diikrarkan pemuda Indonesia melalui Sumpah Pemuda, dan dinaungi
oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Bendera Negara Indonesia ialah sang merah putih, Bahasa
Indonesia yaitu Bahasa Indonesia, serta lambang Negara Indonesia
ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, dan

70
Zainul Ittihad Amin, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hlm. 1.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 71


lagu kebangsaan yaitu Indonesia raya. Makna yang terkandung
dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah bhineka berarti
beraneka ragam atau berbeda-beda. Neka dalam bahasa Sanskerta
berarti macam dan menjadi pembentuk kata aneka dalam bahasa
Indonesia. Kata tunggal berarti satu dan kata ika berarti itu,
sehingga secara harfiah Bhineka Tunggal Ika dapat diterjemahkan
menjadi “Beraneka Satu Itu”, dan secara umum dapat bermakna
walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu kesatuan. Semboyan ini
digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa
dan negara kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari beraneka
ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan
kepercayaan. Dengan adanya keanekaragaman yang dimiliki
Indonesia, membuat wawasan kebangsaan menjadi sangat penting
bagi setiap warga negara Indonesia.
Melihat kondisi Indonesia yang majemuk, para pendiri bangsa
merumuskan sejumlah konsepsi kebangsan dan kenegaraan, antara
lain yang berkaitan dengan dasar negara, konstitusi negara, bentuk
negara, dan wawasan kebangsaan yang dirasa sesuai dengan
karakter Indonesia.konsepsi pokok para pendiri bangsa ini tidak
mengalami perubahan, tetapi sebagian yang bersifat teknis
instrumental mengalami penyesuaian sesuai dengan perkembangan
yang ada. Pentingnya konsepsi dan cita-cita bagsa adalah untuk
keberlangsungan, keutuhan dan kejayaan bangsa itu sendiri.
Bagi Soekarno konsepsi pokok yang sesuai untuk Indonesia
adalah semangat gotong royong, hal ini karena gotong royong
merupakan paham yang dinamis bahkan melebihi kekeluargaan.
Dikatakan lebih dinamis karena gotong royong menggambarkan satu
usaha yang dilakukan dengan cara perjuangan bersama sehingga
kebahagiaan yang didapatkan dirasakan bersama juga.71
Semangat gotong royong dan kebersamaan yang dilakukan
Indonesia oleh Soekarno dan para tokoh negara lainnya kemudian
dibentuk sebuah konsepsi mengenai dasar negara yang dirumuskan
dengan merangkum lima prinsip utama yaitu Pancasila. Pancasila

71
Tim Bina Karya, Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka NKRI, (Yogyakarta: Indoeduka, 2017),
hlm. 4.

72 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


digunakan sebagai haluan Indonesia dalam menjalankan kehidupan
bernegara. Kelima sila itu terdiri atas:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kelima prinsip tersebut diharapkan dikembangkan dengan semangat


gotong-royong, yaitu :
a. Prinsip Ketuhanan
Ketuhanan yang diharapkan dijalankan oleh seluruh warga negara
indonesia adalah ketuhanan yang berkebudayaan, lapang, dan
toleran bukan ketuhanan yang saling menyerang dan
mengucilkan.
b. Prinsip Kemanusiaan
Yaitu berkeadilan dan berkeberadaban, bukan yang menjajah,
menindas, dan eksploitatif.
c. Prinsip Persatuan
Yaitu mengupayakan persatuan dengan tetap menghargai
perbedaan bukan kebangsaan yang meniadakan perbedaan
ataupun menolak persatuan.
d. Prinsip Demokrasi
Yaitu yang mengembangkan musyawarah mufakat untuk
menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi, bukan
demokrasi yang didikte oleh suara mayoritas atau minoritas elit
penguasa-pemodal.
e. Prinsip Keadilan
Yaitu yang mengembangkan partisipasi dan emansipasi di bidang
ekonomi dengan semangat kekeluargaan, bukan visi
kesejahteraan yang berbasis individualisme-kapitalisme ataupun
yang mengekag kebebasan individu seperti dalam sitem
etatisme.72

72
Ibid., hlm. 6.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 73


Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum
(rechtsstaat), bukan negara yang berdasarkan atas kekuasaan serta
menganut sistem konstitusional sehingga pemerintah dalam
menjalankan pemerintahan berdasarkan konstitusi dan tidak
bersifat absolut.
Untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa
Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dikerahkan segenap
kemampuan, kekuatan, serta potensi yang ada pada bangsa
Indonesia yang terwujud sebagai kesadaran berkemampuan bela
Negara. Karena itu seluruh warga Negara sejak dini perlu dibekali
dengan kemampuan tersebut melalui pendidikan pendahuluan bela
negara (PPBN). PPBN ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kecintaan pada tanah air.
2. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
3. Meningkatkan keyakinan pancasila sebagai ideologi bangsa.
4. Meningkatkan kesadaran bela Negara.
5. Mengembangkan kemampuan awal bela Negara.73
Penguasaan kompetensi yang diharapkan bagi mahasiswa setelah
mempelajari buku kewarganegaraan ini adalah mempunyai :
1. Kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis,
berpandangan luas sebagai intelektual.
2. Wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela
Negara yang dilandasi oleh rasa cinta tanah air.
3. Wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara demi
Tannas (national resellience) untuk kelangsungan hidup bangsa
dan Negara (national survival).
4. Pola pikir dan pola sikap yang komperhensif integral dalam
memecahkan masalah dan implementasi pembangunan nasional
pada seluruh aspek kehidupan nasional.
Setelah mempelajari buku ini, anda diharapkan dapat menjelaskan:
1. Tentang analisis apa itu Negara, bangsa, dan masyarakat serta
kewajiban dan hak setiap warga nega dalam bela Negara.

73
Zainul Ittihad Amin, Op. Cit. hlm. 2.

74 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


2. Tentang analisis hubungan antara falsafah, pandangan hidup,
ideologi, dan dasar Negara.
3. Tentang analisis hakikat, makna pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan.
4. Landasan hukum pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.
5. Tentang analisis hakikat tujuan pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan berdasarkan kepentingan nasional.74

74
Ibid., hlm. 3.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 75


DEMOKRASI
Oleh : Harmiyani

A. Konsep Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos
artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi
berarti pemerintahan rakyat,yaitu pemerintahan yang rakyatnya
memegang peranan yang sangat menenentukan.
Kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara
atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu.
Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap
warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan
menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga
Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan
yang layak.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah
bentuk pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh
rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
Dalam Negara demokrasi, kata demokrasi pada hakekatnya
mengandung makna (Mas’oed, 1997) adalah partisipasi rakyat dalam
penyelenggaraan . (partisipasi politik), yaitu;
1. Penduduk ikut pemilu;
2. Penduduk hadir dalam rapat selama 5 tahun terakhir;
3. Penduduk ikut kampanye pemilu;
4. Penduduk jadi anggota parpol dan ormas;
5. Penduduk komunikasi langsung dengan pejabat pemerintah.

76 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan
masyarakat yang demokratis, yaitu: Kesetaraan sebagai warga
Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang adalah sama
dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama
terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap
warga Negara.
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat
mencerminkan keinginan rakyatnya. Semakin besar suara rakyat
dalam menentukan semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu
menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.Pluralisme dan
kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan
kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan
diantara para warga Negara. Dalam demokrasi untuk mengatasi
perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi,
dan bukan dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.Menjamin
hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar
tentang hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan
berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-
hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan
memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang
lebih baik.
Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan
terjadinya pembawan kehidupan social. Penghapusan kebijakan-
kebijakan yang telah usang secara rutin dan pergantian para politisi
dilakukan dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi
memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan.75

B. Ciri-Ciri Sistem Demokrasi


Ciri-ciri sistem demokrasi dimaksudkan untuk membedakan
penyelenggaraan pemerintahan Negara yang demokratis, yaitu:
Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara
berkala;Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama

75
Rogaiyah, Alfitri. 2009. Jurnal PPKn dan Hukum: Demokrasi Kesetaraan atau Kesenjangan.
Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 77


menempati kedudukan dalam pemerintahan untuk masa jabatan
tertentu, seperti; presiden, menteri, gubemur dsb;
Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap
kehadiran tokoh-tokoh yang sah yang berjuang mendapatkan
kedudukan dalam pemerintahan; sekaligus sebagai tandingan bagi
pemerintah yang sedang berkuasa;
Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat
pemerintah tertentu yang diharapkan dapat mewakili kepentingan
rakyat tertentu;
Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui
oleh pemenntah atau anggota masyarakat lain, maka harus diakui
adanya hak menyatakan pendapat (lisan, tertulis, pertemuan, media
elektronik dan media cetak, dsb);
Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta
dalam pemilihan umum.
Ciri-ciri kepribadian yang demokratis:
(1) Menerima orang lain;
(2) terbuka terhadap pengalaman dan ide-ide baru;
(3) bertanggungjawab;
(4) Waspada terhadap kekuasaan;
(5) Toleransi terhadap perbedaan-perbedaan;
(6) Emosi-emosinya terkendali;
(7) Menaruh kepercayaan terhadap lingkungan
Nilai-Nilai dan Prinsip Demokrasi

C. Nilai-Nilai Demokrasi
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya system
demokrasi, maka harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan
atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-
nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kesadaran akan puralisme.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat.
3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan
sikap serta itikad baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral..

78 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


D. Prinsip Demokrasi
Suatu Negara dikatakan demokratis apabila system
pemerintahannya mewujudkan prinsip-pnnsip demokrasi. Robert.
Dahi (Sranti, dkk; 2008) menyatakan terdapat beberapa prinsip
demokrasi yang harus ada dalam system pemerintahan Negara
demokrasi, yaltu:
1. Adanya control atau kendali atas keputusan pemerintah.
2. Adanya hak memilih dan dipilih.
3. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman.
4. Adanya kebebasan mengakses informasi.
5. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka.
Kebebasan untuk berserikat ini memberikan dorongan bagi
warga Negara yang merasa lemah, dan untuk memperkuatnya
membutuhkan teman atau kelompok dalam bentuk serikat.Untuk
mengukur pelaksanaan pemerintahan demokrasi, perlu diperhatikan
beberapa parameter demokrasi, yaitu:
1. Pembentukan pemerintahan melalui pemilu.
2. Sistem pertanggungjawaban pemerintah.
3. Penganturan system dan distribusi kekuasaan Negara. Kekuasaan
Negara Pengawasan oleh rakyat. 76

76
Sulfa, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Halu Oleo.

Kendari

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 79


PANCASILA SEBAGAI TOLOK UKUR
DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Oleh : HERAWATI

A. Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta (bahasa Brahmana
India) yang artinya Panca = Lima, Sila/syila = batu sendi, ulas atau
dasar. Pancasila adalah lima batu sendi atau Panca = lima Sila/syila
= tingkah laku yang baik. Sehingga yang dimaskud dengan Pancasila
bila dilihat dari segi Etimologi adalah lima tingkah laku yang baik.
Istilah “Pancasila” di dalam “Falsafah Negara Indonesia”
mempunyai pengertian sebagai nama dari 5 dasar negara RI, yang
pernah diusulkan oleh Bung Karno atas petunjuk Mr. Moh. Yamin
pada tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada saat bangsa Indonesia sedang
mencari jawaban atas pertanyaan apakah yang akan dijadikan
sebagai dasar negara bangsa Indonesia kedepannya nanti. Lima
dasar negara yang diberikan nama Pancasila oleh Bung Karno, ialah:
1. Kebangsaan
2. Prikemanusiaan
3. Mufakat
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan YME
Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus1945, disusunlah suatu UUD pada 18 Agustus
1945 yang di dalam pembukaannya tercantum lima dasar Negara R.I.
yang disebut dengan Pancasila. Pancasila adalah lima dasar negara
yang tercantum dalam pembukaan UUD N 1945, yaitu dasar :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab

80 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
e. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sehingga berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa Pancasila merupakan lima dasar nilai yang
menuntut dan mengatur manusia untuk dapat mengamalkan nilai-
nilai yang terakandung didalamnya dalam bertingkah laku
dan merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang dijadikan
sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Meminjam bahasa Soekarno bahwa Pancasila sebagai
philosofische grondslag yaitu sebagai fundamen, filsafat, pikiran, jiwa
hasrat yang menyatu dalam jiwa bangsa Indonesia, yang
kesemuanya tidak bersifat tertulis. Philosofische grondslag
mengandung nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan/
Kebangsaan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial yang diyakini
kebenarannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia sebagai
sumber nilai dan norma moral bagi penegakan dan pengelolaan
kehidupan bersama baik dalam berbangsa maupun bernegara.77
Misalnya keadilan sosial juga dapat didefenisikan sebagai perilaku,
yakni perilaku untuk memberikan kepada orang lain apa yang
menjadi haknya demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Kesejahteraan adalah tujuan utama dari adanya keadilan sosial.78

B. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila


Adapun nilai – nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah
sebagai berikut :

1. Sila kesatu : Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila kesatu ini merupakan sila yang menjadi dasar dan jiwa
keempat sila lainnya. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa setiap
tindakan yang dilakukan oleh setiap manusia baik itu yang berkaitan

77
Mahfud MD, “Ceramah Kunci Ketua Mahkamah Konstitusi Pada Kongres Pancasila Pada Tanggal
30 Mei 2009”, dalam Agus Wahyudi, Rofiqul Umam Ahmad, Saldi Isra, Sindung Tjahyadi,
dan Yudi Latif (ed), Proceeding Kongres Pancasila: Pancasila Dalam Berbagai Perspektif,
Jakarta: Sekjend dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2009, hlm.12-13
78
Suteki, Rekonstruksi Politik Hukum Hak Atas Air Pro Rakyat, Jawa Timur: Surya Pena Gemilang,
2010, hlm.19

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 81


dengan pelaksanaan, penyelenggaraan Negara bahkan moral Negara,
moral penyelenggara Negara, politik Negara, pemerintahan Negara,
hukum, dan peraturan perundang – undangan Negara, kebebasan
dan hak asasi warga Negara harus dijiwai nilai – nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Sehingga setiap manusia dalam berperilaku diharapkan dapat
mengacu pada sila pertama Pancasila dengan menjunjung tinggi
setiap agama ( kepercayaan ) tiap manusia tanpa memandang
rendah agama ( kepercayaan ) manusia lainnya.

2. Sila ke dua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung makna
bahwa setiap manusia dalam menentukan suatu sikap harus
berlandaskan pada kesadaran akan moral dan potensi budi nurani
manusia dalam hubungannya dengan norma-norma, dan
kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap
sesama manusia maupun terhadap lingkungan sekitar.
a. “Kemanusiaan yang Adil” mengandung suatu makna bahwa
hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab harus
berkodrat adil. Adil terhadap diri sendiri, terhadap manusia lain,
adil terhadap masyarakat bangsa dan Negara, adil terhadap
lingkungan serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. “Kemanusiaan yang Beradab” adalah perwujudan nilai
kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral, dan
beragama dan senantiasa taat dan patuh, menjunjung tinggi
norma – norma yang ada dan dipegang teguh oleh kelompok
masyarakat pada umumnya.
Sehingga, nilai yang terkandung dalam “Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab” ialah menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
hak – hak dasar (hak asasi) manusia, menghargai atas kesamaan hak
dan derajat manusia tanpa membeda- bedakan suku, ras, keturunan,
status sosial maupun agama. Serta mengembangkan sikap saling
mencintai dan menyayangi sesama manusia, tenggang rasa, tidak
semena- mena sesama manusia dan menjunjung tinggi nilai-nilai.

82 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


3. Sila ketiga : Persatuan Indonesia
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa
Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis
yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah
suatu persekutuan hidup bersama dan tempat tinggal dan
berkumpulnya berbagai aliran masyarakat baik yang memiliki
persamaan pertalian darah ataupun tidak. Dengan memegang teguh
prinsip yang harus dijunjung tinggi yakni “Bhinneka Tunggal Ika”.
Yang berarti : berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Inilah Semboyan
dan prinsip yang dipegang rakyat Indonesia dalam melangsungkan
hidupnya. Dengan adanya semboyan ini diharapkan rakyat Indonesia
dapat menghargai setiap perbedaan yang ada tanpa menimbulkan
suatu konflik atau pertentangan.

4. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai filosifis yang terkandung di dalam sila ini ialah bahwa
hakikat Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat rakyat adalah
merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa yang bersatu bertujuan mewujudkan harkat dan martabat
manusia dalam suatu wilayah Negara. Rakyat adalah merupakan
subyek pendukung pokok keberadaan suatu Negara. Negara harus
dapat berperan meujudkan suatu tindakan yang dimulai dari rakyat,
untuk rakyat dan oleh rakyat. Sehingga keberadaan suatu Negara
seharusnya dapat memberikan pelayanan yang baik untuk rakyatnya
demi kesejahteraan rakyat. Dalam sila “Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”
terkandung nilai Demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan
dalam hidup bernegara.

5. Sila ke lima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila kelima ini sebenarnya merupakan suatu cita – cita,
harapan dan tujuan dalam pengimplementasian keempat sila
tersebut, yakni menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 83


Indonesia. Keadilan yang dimaksudkan dalam sila ini ialah keadilan
kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan
dirinya, manusia dengan manusia lain, dengan bangsanya serta
manusia dengan Tuhan.
Nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama
meliputi :
a. Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara
Negara terhadap warganya, dalasm artian Negara wajib
memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, bentuk
kesejahteraan, bantuan, subsidi, serta kesempatan dalam hidup
bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban.
b. Keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu suatu hubungan keadilan
antar warga Negara terhadap Negara dan dalam masalah ini
pihak warganya yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk
mentaati peraturan perundang – undangan yang berlaku dalam
Negara.
c. Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga
satu dengan lainnya secara timbal balik.

84 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


SUSUNAN NEGARA DAN NEGARA
DEMOKRASI MODEREN
Oleh : Heri Sasongko

A. Susunanan Negara
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan disebut juga Negara unitaris, Negara ini
ditinjau darisegi susunannya, memanglah susunannya bersifat
tunggal, maksudnya Negara kesatuan ini adalah Negara yang tidak
tersusun dari beberapa Negara. Melainkan hanya terdiri dari satu
Negara, sehingga tidak ada didalam Negara kesatuan hanya ada satu
Negara. Sehinnga tidak ada Negara didalam Negara. Dengan
demikian dalam Negara kesatuan hanya ada satu pemerintahan,
yaitu pemerintahan pusat yang mempunyai kekuasaan serta
wewenang tertinggidalam bidang pemerintahan Negara,
menetapkan kebijakasanaan pemerintahan dan melaksanakan
pemerintahan Negara baik dipusat maupun di daerah-daerah.79
Dengan demikian dalam negara kesatuan hanya ada satu
pemerintah, yaitu pemerintah pusat yang mempunyai kekuasaan
serta wewenang tertinggi dalam bidang pemerintahan negara,
menetapkan kebijakan-kebijakan pemerintah dan melaksanakan
pemerintahan negara baik di pusat maupun di daerah serta di dalam
atau di luar negeri. Negara kesatuan mewujudkan kebulatan tunggal,
kesatuan (unity) dan monosentris (berpusat pada satu). Macam-
macam negara kesatuan :
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi
Dalam negara kesatuan dengan sistem sentralisasi maka semua
urusan diurus oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah tidak

79
Soehino,Ilmu Negara (Yogyakarta: Liberty,1998), hlm.226

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 85


mempunyai hak untuk mengatur daerahnya, pemerintah daerah
hanya melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah
pusat. Contohnya adalah Jerman di bawah Hitler.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi
Dalam negara kesatuan dengan sistem desentralisasi maka
kepada daerah diberi kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur
rumah tangganya sendiri. (otonomi daerah). Contohnya adalah
Republik Indonesia.

2. Negara Federasi
Federasi berasal dari kata feodus yang berari perjanjian atau
persetujuan. Dalam negara federasi atau negara serikat
(bondstaat/bundesstaat) merupakan dua atau lebih kesatuan politik
yang sudah atau belum berstatus negara berjanji untuk bersatu
dalam suatu ikatan politik, dimana ikatan tersebut akan mewakili
mereka secara keseluruhan. Jadi merupakan suatu negara bagian
yang masing-masing tidak berdaulat, karena yang berdaulat adalah
persatuan dari negara-negara tersebut yaitu negara serikat
(pemerintah federal).
Jadi, awalnya masing-masing negara bagian tersebut
merupakan negara yang merdeka, berdaulat serta berdiri sendiri.
Dengan menggabungkan dalam suatu negara serikat maka negara
yang tadinya berdiri sendiri, sekarang menjadi negara bagian dan
melepaskan sebagian kekuasaan yang dimilikinya dan
menyerahkannya kepada negara serikat. Kekuasaan yang diserahkan
disebutkan satu demi satu sehingga hanya kekuasaan yang
disebutkan saja yang diserahkan kepada negara serikat (delegated
powers). Umumnya, kekuaaan yang diserahkan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan luar negeri, pertahanan negara, keuangan dan
pos. Dengan demikian kekuasaan yang diberikan bersifat terbatas
karena kekuasaan yang asli tetap ada pada negara bagian.
Anggota-anggota federasi tidak berdaulat dalam arti yang
sesungguhnya karena federasilah yang berdaulat. Anggota suatu
federasi disebut negara bagian (deelstaat, state, anton,
lander). Bentuk negara federasi tidak dikenal pada zaman kuno
maupun abad pertengahan, namun baru dikenal sekitar tahun 1787

86 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


ketika pembentuk konstitusi Amerika Serikat memilih federasi
sebagai bentuk pemerintahan mereka. Menurut C.F. Strong, dalam
bukunya Modern Political Institution diperlukan dua syarat untuk
mewujudkan suatu negara federasi, yaitu harus ada perasaan
nasional (a sense of nationality) diantara anggota-anggota kesatuan-
kesatuan politik yang hendak berfederasi. Harus ada keinginan
dari anggot-anggota kesatuan politik akan persatuan (union). Selain
itu, negara federasi memiliki tiga ciri khas, yaitu:
a. Adanya supremasi konstitusi federasi.
b. Adanya pembagian kekuasaan (distribution of power) antara
negara bagian dengan negara federal
c. Adanya suatu kekuasaan tertinggi yang bertugas menyelesaikan
sengketa yang mungkin timbul antara negara bagian dengan
negara federal.

2. Negara Serikat
Negara serikat merupakan negara bersusun jamak, terdiri
atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat.
Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri,
kepala negara sendiri, parlemen sendiri dan kabiner sendiri yang
berdaulat dalam negara serikat ialah gabungan negara-negara
bagian yang disebut negara federal. Setiap negara bagian bebas
melakukan tindakan ke dalam, asal bertentangan dengan konstitusi
federal. Tindakan ke luar “hubungan dengan negara lain” hanya
dapat dilakukan oleh pemerintah federal.
Ciri-ciri Negara serikat yaitu:
a. Tiap negara begian memiliki kepala negara, parlemen, dewan
menteri “kabinet” demi kepentingan negara bagian.
b. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi
tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat.
c. Hubungan antara pemerintah federal “pusat” dengan rakyat
diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang
kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada
pemerintah federal.
Yang dalam pratik kenegaraan jarang dijumpai sebutan jabatan
kepala negara bagian “lazimnya disebut gubernur negara bagian”,

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 87


pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara
bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan
pemerintah federal ialah hak ikhwal kenegaraan selebihnya
“residuary power”.
Perbedaan antara negara serikat dan perserikatan Negara yaitu:
a. Dalam negara serikat, keputusan yang diambil oleh pemerintah
negara serikat dapat langsung mengikat warga negara bagian,
sedangkan dalam serikat negara keputusan yang diambil oleh
serikat itu tidak dapat langsung mengikat warga negara dari
negara anggota.
b. Dalam negara serikat, negara-negara bagian tidak boleh
memisahkan diri dari negara serikat itu, sedangkan dalam
serikat negara, negara-negara anggota boleh memisahkan diri
dari gabungan itu.
c. Dalam negara serikat, negara bagian hanya berdaulat ke dalam,
sedangkan dalam serikat negara, negara-negara anggota tetap
berdaulat ke dalam maupun ke luar.

4. Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBB adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya
mencakup hampir seluruh negara di dunia. Lembaga PBB ini
dibentuk untuk memfasilitasi persoalan hukum internasional,
pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan
sosial bangsa-bangsa di seluruh dunia. Sejarah PBB dimulai ketika
pertamakali dilahirkan pada tanggal 24 Oktober 1945, yaitu saat
ketika piagam PBB telah diratifikasi oleh sebagian besar dari 51
negara anggota mula-mula. Sejak didirikan sampai sekarang PBB
telah banyak berperan aktif dalam memelihara serta meningkatkan
perdamaian, keamanan dunia, dan memajukan kesejahteraan hidup
bangsa-bangsa dunia.
Markas PBB terletak di kota New York, Amerika Serikat namun
tanah dan bangunannya merupakan wilayah internasional. PBB
memiliki bendera, kantor pos, dan perangko sendiri. Dalam
persidangan PBB digunakan enam bahasa resmi, yaitu Arab, Inggris,
Mandarin, Perancis, Rusia, dan Spanyol. Tujuan PBB adalah:
a. Menjaga perdamaian dunia.

88 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


b. Mengembangkan hubungan bersahabat di antara bangsa-
bangsa.
c. Bekerja sama untuk membantu rakyat untuk hidup lebih baik,
melenyapkan kemiskinan, penyakit dan buta aksara di dunia,
menghentikan perusakan lingkungan dan mendorong
penghormatan terhadap hak-hak dan kebebasan manusia.
d. Menjadi pusat untuk membantu bangsa-bangsa mencapai
tujuan tersebut di atas.

Prinsip atau asas-asas yang melandasi kinerja PBB, yaitu:


a. Semua negara anggota PBB memiliki kedaulatan yang sederajat.
b. Semua negara anggota PBB harus mematuhi piagam PBB.
c. Negara-negara harus berusaha untuk menyelesaikan
perselisihan mereka dengan cara damai.
d. Negara-negara harus menghindari penggunaan kekerasan atau
ancaman untuk menggunakan kekerasan.
e. PBB tidak boleh campur tangan di dalam masalah dalam negeri
manapun.
f. Negara-negara anggota perlu membantu PBB.
Badan-badan atau organ-organ PBB yang utama, terdiri dari:
a. Majelis Umum (General Assembly): Majelis umum adalah satu-
satunya badan PBB yang anggotanya mencakup semua anggota
PBB. Setiap anggota berhak mengutus 5 (lima) orang utusan
dalam persidangan Majelis Umum. Masing-masing anggota
Majelis Umum hanya mempunyai satu suara dalam persidangan.
b. Dewan Keamanan (Security Council): Dewan Keamanan adalah
badan PBB yang berfungsi pokok memelihara atau
mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional
selaras dengan asas-asas dan tujuan PBB.
c. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social
Council): Dewan Ekonomi dan Sosial adalah badan PBB yang
terdiri dari 54 anggota. Setiap tahun dipilih 18 anggota baru oleh
Majelis Umum PBB untuk masa jabatan tiga tahun. Fungsi
Dewan Ekonomi dan Sosial adalah bertanggung jawab atas
kegiatan ekonomi dan sosial PBB.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 89


d. Dewan Perwakilan (Trusteeship Council): Dewan Perwakilan
adalah badan PBB yang bertugas menyelenggarakan
pemerintahan dan melakukan pengawasan terhadap wilayah-
wilayah yang masuk kategori wilayah perwalian.
e. Mahkamah Pengadilan Internasional (Internasional Court of
Justice): Mahkamah Internasional adalah badan pengadilan
resmi yang bersifat tetap dan bertugas untuk memeriksa dan
memutus perkara-perkara yang diajukan padanya, baca
selengkapnya di Pengertian Mahkamah Internasional.
f. Sekretariat (Secretariat): Sekretariat PBB adalah salah satu
badan PBB yang dikepalai oleh seorang Sekretaris Jenderal PBB,
dibantu oleh seorang staf pembantu pemerintah sedunia. Badan
ini menyediakan penelitian, informasi, dan fasilitas yang
dibutuhkan oleh PBB untuk rapat-rapatnya.

B. Negara Demokrasi Modern


1. Devinisi Demokrasi modren
Perkembangan demokrasi di mulai dari demokrasi langsung,
demokrasi kuno, yang mulai timbul dan berkembang sejak jaman
yunani kuno sampai pada perkembangannya mencapai demokrasi
tidak langsung, demokrasi perwakilan atau demokrtasi modern. Ini
terjadi sekitar abad ke XVII dan abad XVIII, maka dalam hal ini akan
erat hubungannya dengan ajaran-ajaran para sarjana hukum alam.
Terutama ajaran Montesquieu, yaitu ajaran tentang pemisahan
kekuasaan yang kemudian terkenal dengan nama Trias
Politica.Ajaran inilah yang menentukan tipe dari demokrasi modern.
Dan ajaran Rosseau yaitu ajaran kedaulatan rakyat yang justru tidak
dapat dipisahkan dengan demokrasi.
Penjenisan terhadap negara-negara demokrasi modern ini
berdasarkan atas sifat hubungan antara badan legislatif dengan
badan eksekutif. Sedangkan penjenisan di sini di maksudkan untuk
meninjau negara dari segi sistem pemerintahan. Untuk
mengusahakan suatau tatanan atau tata tertib dari organisasi itu
yaitu negara agar dapat tercegah adanya kekuasaan
absolut. Montesquieu mengenmukakan dua sifat dari manusia yang
berhubungan dengan kekuasaan, yaitu bahwa orang itu senang akan

90 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


kekuasaan, apabila kekuasaan itu dipergunakan atau diperuntukkan
bagi kepentingan dirinya sendiri dan bahwa sekali orang itu memiliki
kekuasaan, ia senantiasa ingin meluaskan serta memperbesar
kekuasaan tersebut.
Setelah montesque menggambarkan keberbagai negara untuk
menyelediki sistem-sistem ketatanegaraan, antara lain di Inggris, ia
berpendapat bahwa di Inggris telah dilaksanakan suatu sistem
pemerintahan di mana dapat di hindarkan pemusatan lebih dari
pada satu kekuasaan di dalam satu organ. Oleh karena itu
montesque lalu berpendapat bahwa haruslah di cari suatu sistem
pemerintahan di mana kekuasaan yang ada pada negara itu
dipisahkan dan masing-masing kekuasaan itu kemudian di serahkan
pada satu organ, di mana masing-masing organ itu satu sama
lainnya terpisah. Inilah yang kemudian menjadi pokok dari pada apa
yang di kemukakan oleh Montesque di dalam mengajukan salah satu
ajarannya yang di kenal dengan sebuatan trias politica.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 91


PACASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP
BANGSA DAN SEBAGAI DASAR NEGARA
Oleh : MUHAMMAD HUSNI MUBARAQ

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia. Yang


juga sebagai Dasar Negara Republik Indonesia merupakan sumber
ke hidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pacasila
sebagai pandangan hidup berisikan ajaran yang mengandung nilai-
nilai luhur yang dirumuskan dalam sila-sila pancasila. Banyak
perstiwa yang di tulis dalam sejarah nasional yang mencatat
persepsi negatif tentang pancasila, artinya ingin mengganti
Pancasila Pandangan Hidup dan dasar negara lain Sebagai
pandangan hidup hidup bangsa indonesia, sejatinya pacasila dihayati
dan direalisasikan oleh setiap kalangan kepemimpinan nasional, elite
politik, tokoh-tokoh nasional tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh
lintas budaya, tokoh-tokoh pemuda, tokoh-tokoh wanita, elemen
mahasiswa dan lain-lain.80
Mengingat bahwa Pancasila di samping sebagai dasar negara
juga merupakan pandangan Hidup bangsa indonesia, yang berarti
dipergunakan sebagai pedoman hidup dalam hidup sehari-hari,
maka ia meliputi hal-hal yang sangat luas, termasuk bidang
kerohanian. Seperti telah disebut di atas, sebagai pedoman MPR
pernah mengeluarkan ketetapan No. II/ MPR/1978 tentang P-4,
namun ketetapan tersebut sudah disebut.81
Pangkal tolak penghayatan dan pengalaman Pancasila ialah
kemauan dan kemampuan manusia Indonesia dalam mengendalikan

80
Prof . Dr. H Maswardi Muhammad Amin, M.Pd, “MORAL PANCASILA JATI DIRI BANGSA”
(Jakarta: GORGA MEDIA, 2013), 53-54.
81
Dr. H. Kabul Budiyono, M.Si, ”Pendidikan Pancasila” (Jakarta: ALFABETA, 2017), 165-161.

92 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


diri dan kepentingan nya agar dapat melaksanakan kewajibannya
sebagai warganegara dan warga masyarakat. Dengan kesadaran dan
pangkal tolak yang demikian tadi, maka sikap hidup manusia
Pancasila adalah:
1. Kepentingan pribadinya tetap diletakkan dalam kesadaran
kewajiban sebagai mahluk sosial dalam kehidupan
masyarakatnya;
2. Kewajiban terhadap masyarakat dirasakan lebih besar dari
kepentingan pribadinya.
Dari pengakuan bung karno , maka di jelaskan bahwa Pancasila
tidak sama dengan pengertian misalnya marxisme sebgai hasil
pemikiran filsafati dari karl marx, hingga dengan demikian. Pancasila
tidak dapat dinamakan sebgai soekarnoiseme. Pandangan hidup
adalah merupakan pandangan orang atau pengertian orang
mengenai hakekat hidup dan kehidupan di dunia berisi tentang
pandangan orang makna hidup dan kehidupan.82 (125)
Karena merupakan pengamalan pancasila, maka dalam
mewujudkan sikap hidup tadi manusia dituntut oleh kelima sila dari
Pancasila, Yaitu Oleh rasa ketuhana Yang Maha Esa, oleh rasa
perikemanusiaan yang adil dan beradap, oleh kesadaran untuk
memerkokoh persatuan oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dan unutk mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Pengamalan pacasila tidak lain bertujuan mewujudkan
kehidupan pribadi dan kehidupan bersama yang kita cita-citakan,
kehidupan yang kita anggap baik. Dan untuk merasakan kehidupan
yang lebih baik itulah tujuan akhir dari pembangunan bangsa dan
negara bangsa indonesa. Sama halnya dengan bangsa lain, bangsa
indonesia juga terdiri dari kelompok-kelompok masyarakat besar
dan kecil, setiap kelompok masyarakat dsari keluarga-keluarga, dan
setiap keluarga terdiri dari pribadi-pribadi, karena itu membangun
bangsa dan negara berdasarkan pancasila, berarti membangun
manusia-manusia pancasila.83 (161)

82
Drs. Jarmanto,”Pancsila Suatu Tinjauan Aspek Historis Dan Sosip-Politis” (Yogyakara:Liberti), 125
83
Budiyono, Op. Cit., 161.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 93


Pancasila di bahas, dirumuskan, dan di sepakati oleh para
pendiri Negara dalam rangka membentuk sebuah Negara nasional,
yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena Pancasila
dirumus kan dan diputuskan dalam sidang-sidang Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila tersebut secara lahiriah
merupakan hasil mufakat para anggota kedua badan tersebut. Para
anggota kedua badan tersebut adalah tokoh-tokoh pergerakan
nasional yang terkemuka dan didukung oleh seluruh rakyat
Indonesia. Rumusan filosofis Pancasila terdapat dalam alinea
keempat pembukaan undang-undang dasar 1945, yang terdiridari
lima sila, yaitu (1) ketuhanan yang maha esa (2) kemanusiaan yang
adil dan beradab (3) persatuan indonesisa (4) kerayaktan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, (5) keadilan social bagiseluruh Indonesia.
Kelima sila tersebut di atas diterang kan dalam empat pokok
pikiran yang tercantum dalam penjelasan undang-undangdasar
1945. Perlu diperhatikan bahwa dalam penjelasan undang-undang
dasar 1945, sila-sila Pancasila ini sering berkaitan dan saling
memberikan kualifikasi. Makna yang terkandung dalam setiap sila itu
berfungsi memperkaya artisila-sila yang lainya.
Adapun pengertian dan makna keseluruhan sila tersebut dapat
kita peroleh dengan mempelajari secara mendalam (a) sejarah
pergerakan kemerdekaan nasional sejak awal Abad ke-20 sampai
tahun 1945; (b) rangakaian pembicaraan dalam sidang-sidang
BPUPKI dan PPKI dalam tahun 1945; (c) pasal-pasal undang-undang
dasar 1945 yang terkait; serta (d) materi ketetapan-ketetapan majelis
permusyawaratan Rakyat yang sehubungan.
Dalam tahun 1978, dengan ketetapan No.II/MPR/1978, Majelis
Permusyawaratan Rakyat telah menetap kan pedoman penghayatan
dan pengalaman pancasila. Dalam garis-garis besar haluan Negara
tahun 1998 dan 1993, lembaga tertinggi Negara tersebut telah
menetapkan lebih lanjut wujud pelaksanaan setiap sila Pancasila
dalam pembangunan nasional.

94 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Pasal 5 ketetapan Majelis Permusyawratan Rakyat No.TAP-
II/MPR/1978 tersebut di atas menugasi presiden sebagai mendatari
satau presiden bersama sama dengan dewan perwakilan rakyat
untuk mengusahakan agar pedoman penghayatan dan pengalaman
Pancasila dapat dilaksanakan sebaik-sebaiknya dengan tetap
berlandaskan peraturan perundangan yang berlaku. Terkandung
dalam pernyataan ini adalah bahwa dariberbagai kebijaksanaan
presiden, termasuk dari pidato beliau dalam berbagai kesempatan,
juga dapat di sarikan embrio dari penjabaran Pancasila dalam
kehidupan masyarakat Indonesia yang dinamis.

1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa


Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung nilai-nilai
dasar yang tetap, nilai-nilai itu tercantum dalam rumussan tujuan
Nasional dan cita-cita Nasional. Aktualisasi sejatinya dijabarkan
secara efektif dan dinamis, dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
tantanan sistem kehidupan berkenegaraan yaitu dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Secara kongkrit jabaran dari nilai-nilai pandangan hidup
tersebut tampak dalam nilai-nilai instrumental sebagai acuan teknis
operasional untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur sila-sila
pancasila. Sifat dari nilai instrumental nilai-nilai Pancasila itu tidak
lagi dalam wujud abstrak seperti dalam rumusan tujuan nasioanal
dan cita-cita nasional. Rumusan nila-nilai instrumental itu sifatnya
kongkrit dalam bentuk peraturan perundang-undangan seperti,
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden,
peraturan Menteri, keputusan menteri dan peraturan-peraturan
dibawahnya. Pancasila disepakati dalam perjanjian luhur sebagai
pandangan hidup karena nilai-nilai yang terkandung didalmnya
diakui kebenarannya yang hakiki, kebaikan nilai-nilai tersebut yang
hakiki, kebaikan nilai-nilai tersebut yang hakiki, oleh karenanya
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan tersebut diaktualisasikan dalam
sila-sila Pancasila oleh para pejuang dan pendiri bangsa sebagai
pandangan hidup bangsa indonesia.84

84
Amien, Loc. Cit

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 95


Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang satu itu tidak
dua dan tiga dan seterusnya, yaitu pandangan hidup yang
berwawasan nusanatara yang satu yaitu bertanah air yang satu
Tanah Air Indonesia, Berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan
Berbahsa yang satu Bahasa bahasa indonesia.85
Pandang hidup memberikan jawab atas persoalan asal mula
dan tujuan dari hidup dan kehidupan, baik tujuan yang langsung
maupun yang terakhir dan kehidupan, baik tujuan yang langsung
maupun yang terakhir. 86 Pancasila adalah pandangan hidup bangsa
indonesia, maka Pancasila adalah pandangan hidup bangsa
indonesia yang memberikan dasar, isi, arah dan tujuan hidupnya.
Sebagai dasar hidup, Pancasila memberikan tempat berpijak bagi
bangsa indonesia hingga ia tidak seperti layang-layang tanpa
landasan, mudah terombang-ambing oleh arus pengaruh, tekanan
dari sekitarnya. Dengan dasar ini, orang indonesia, memandang
hidup dan kehidupan ini, cermin dari kehendak tuhan pencipta alam
semesta seisinya, termasuk juga manusia sebagai bagian dari
ciptaan-nya. 87
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia yang
berfungsi sebagai tolak ukur bagi setiap perbatan bangsa di dalam
segala aspeknya, bai aspek hidup dan kehidupan yang bersifat
pribadi atau individual maupun sosial, bagi hidup dan kehidupan
budayannya, hdup dan kehidupan bernegaranya, hidup dan
kehidupan dengan etika atau estetiknya; dan juga tolak uku bagi
pandangan manusia indonesia terhadap sesama manusia dan tuhan
yang maha esa sebgai pembuat hidup.
Menurut tinjauan Pancasila sebgai pandangan hidup bangsa,
maka setiap aspek tersebut hanya merupakan sebagian saja dari satu
keseluruhan hidup dan kehidupan ini. Oleh karena itu, maka
misalnya pandangan manusia indonesia tentang keindahan tidak
akan lepas dari pandangannya tentang manusia, lingkungan
sekitarnya berupa flora, fauna dan alam pisik serta sosialnya, yang

85
Ibid
86
Jarmanto, Loc. Cit
87
Id. at121.

96 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


memberikan dan menerima pengaruh secara timbal bailk, demi
kesempurnaanya masing-masing.88
Di dalam kedudukannya sebgai pandangan hidup bangsa
merupakan tolak-ukur bagi hidup dan kehidupan, maka Pancasila
bangsa indonesia dijadikan landasan kebudayaan, landasan
pendidikan landasan hidup bernegara, landasan kebudayaan,
landasan pertanian dan karyaan, landasan hidup beragama dan
berkpercayaan kepada Tuhan Ynag Maha Esa. Landasan pembinaan
hukum nasional, landasan hidup perekonomian dan lain sebagainya
perwujudan-perwujudan khususnya. Itulah masuknya Pancasila
sebagai pandangan hidup adalah utuh, lengkap dan sempurna yang
memancar dari isi jiwa bangsa indonesia. 89

88
Id. at125.
89
Id. at126.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 97


HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Oleh : IKA AYU SRI LESTARI

A. Pengertian warga Negara dan Kewarganegaraan


1. Warga Negara
Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari
suatu organisasi perkumpulan.warga negara artinya warga atau
anggota dari suatu negara.Warga diartikan sebagai anggota atau
peserta. Jadi,warga negara secara sederhan diartikan sebagai
anggota dari suatu negara.
Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizen
(bahasa inggris) yang mempunyai arti sebagai berikut:
a. Warga negara
b. Petunjuk dari sebuah kota
c. Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air
d. Bawahan
Menurut As Hikam dalam Ghaalli (2004), warga negara sebagai
terjemahan dari citizen artinya adalah anggota dari suatu komunitas
yang membentuk negara itu sendiri.90
2. Kewarganegaraan
Istilah kewarganegaraan (citizenship) memilih arti keanggotaan
yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan warga
negara. Menurut memori penjelasan dari Pasal II peraturan penutup
undang-undang No. 62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan republik
indonesia, kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan dengan
suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk
melindungi orang yang bersangkutan dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan negara.91

90
Winarmo, Pendidikan kewarganegaraan,(Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2008), hlm. 47.
91
Ibid., hlm. 49.

98 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


B. Pengertian hak dan kewajiban warga negara
Sebagai warga yang berbangsa dan bernegara kita
mendaptkan hak-hak sebagai warga negara dan dilindungi oleh
hukum. Pemerolehan hak harus sejalan dengan pemenuhan
tanggung jawab dan kewajiban sebagai warga negara demi
terciptannya keamanan dan kedamaian dalam bernegara.
Sebelum pembahasan lebih dalam, dapat diketahui jika hak
dan kewajiban warga negara meemiliki tiga ungsur pokok, yaitu hak,
kewajiban, dan warga negara. Arti dari masing-masing ungsur itu
adalah sebagai berikut:
1. Hak adalah sesuatu yang bersifat mutlak menjadi milik kita dan
penggunaannya tergantung kepada sendiri. Dalam bukunya
pembukaan undang-undang dasar 1945 (pokok kaifalsafah negara
indonesia) dalam pancasila dasar filsafah negara, Notonagoro
mendefinisikan pengertian hak sebagai kuasa untuk menerima
atau melakukan sesuatu yang dan tidak dapat dilakuan melalui
pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain mana
pun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
olehnya.
2. Kita dasar ”wajib” menurut Notonagoro adalah beban untuk
memberikan sesuatu yang semestian dibiarkan atau
diberikan melalui pihak tertntu dan tidak dapat oleh pihak lain
mana pun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh
yang berkepentingan. Semestara itu, kewajiban adalah sesuatu
yang harus dilakukan dengan rasa penuh tanggung jawab.
3. Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur
oleh pemerintah dalam negara yang diduduki dan mengakui
sistem kepemerintahan di dalamnya. Lebih jelasnya warga negara
atau penduduk adalah mereka yang memenhi syarat-syarat
tertentu menurut perundang-undangan negara.
Dalam UUD 1945 Bab X, pasal tentang warga negara telah
diamanatkan pada pasal 26,27,28 dan 30 yang isinya adalag sebagai
berikut.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 99


 Pasal 26 ayat (1) Yang menjadi warga negara adalah orang-orang
bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara.
Ayat (2) Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan
dengan undang-undang
 Pasal 27 ayat (1) Segala warga negara bersamaan dengan
kependudukanya di dalam hukum dan pemerintahannya wajib
menjujung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya,
Ayat (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 28 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.
 Pasal 30 ayat (1) Hak dan kewajiban warga negara untuk ikut
serta dalam pembelaan negara.
Ayat (2) Pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
Sebagai warga negara kita mendaptkan hak untuk mendapat
perlindungan hukum, pekerjaan,penghidupan yang layak, hak
untuk memilih, menyakini, memeluk kepercayaan, mendaptkan
kedudukan yang sama di mata hukum, mendapat pendidiksn
dan lain sebagainya tentu dengsn melaksanakan kewajiban
dengan sebaik-baiknya.92
Dalam konteks indonesia, hak warga negara terhadap
negaraanya telah diatur dalam undang-undang dasar 1945 dan
berbagai peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak-hak
umum yang digariskan dalam UUD 1945. Di antara hak-hak warga
negara yang yang dijamin dalam UUD asalah hak asasi manusia yang
rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD perubahan
kedua. Dalam pasal tersebut dimuat hak-hak asasi manusia yang
melekat dalam setiap individu warga negara seperti hak kebebasan
beragama dan bribadat sesuai dengan kepercayaannya, bebas untuk
berserikat dan berkumpul (pasal 28E), hak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, hak untuk bekerja

92
Sigit pristiyanto, Pendidikan kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,(Yogyakarta: Pustaka baru
press, 2008), hlm. 105-107.

100 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
pemerintahan, hak atas status kewarganegaraan(pasal 28E), dan hak
asasi lainnya yang terutang dalam pasal tersebut. Sedangkan contoh
kewajiban yang melekat bagi setiap warga negara anatara lain
kewajiban membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara
dengan warga,membela tanah aiar (pasal 27), membela pertahanan
dan keamanaan negara (pasal 29), menghormati hak asasi orang lain
dan mematuhi pembatasn yang terulang dalam peraturan (pasal 28),
dan berbagai kewajiban lainnya dalam undang-undang.93

C. Aspek Penting Dan Kewajiban Warga Negara


Warga negara adalah warga yang mendiami suatu negara dan
diakui oleh peraturan yang berlaku di negaranya. Tentu sebagai
warga negara harus menjaga kedamaian dan ketertiban negara
dengan menjalankan kewajiban dan pada akhirnya mendapat hak-
hak sebagai warga negara. Hak dan kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD
1945. Berikut hak-hak Warga negara indonesia.
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak:” Tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
2. Hak ntuk hidup dan mempertahkan kehidupan:” Setiap orang
berhak untuk hidup serta berhak mempertahkan hidup dan
kehidupannya.”
3. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
4. Hak atas kelangsungan hidup.” Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang.”
5. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhuan
kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan , ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya demi kesejahteraa hidup manusia.

93
Dede rosyada dan A. Ubaidillah, Demokrasi Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani, ( Jakarta:
Prenada Media, 2000), hlm,84.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 101


6. Hak untuk memajukan dirnya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya.
Adapun hak akan didapat oleh warga negara jika kewajiban
yang diembankan sudah terpenuhi agar terjadi keseimbanga.
Kewajiban warga negara indonesia adalah :
1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan . Pasal 27 ayat (1) UUD
1945 berbunyi: “ Segala warga negara bersamaan kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu degan tidak ada kecualinya.”
2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat
(3) UUD 1945 menyatakan: “ Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28 ayat
q mengatakan: “ setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain.”
4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetpkan dengan
undang-undang. Pasal 28 ayat 2 menyatakan: “ dalam
menjalankan hak dan kebebasannya. Setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undnag-undang
dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntunan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.”
5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Pasal 30 ayat (1) Uud 1945. Menyatakan: “ tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha perthankan dan
keamanan negara.”94

94
Sigit Prasitiyanto, Op. Cip., hlm. 107-109.

102 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


D. Hak dan Kewajiban menurut UUD 1945
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban
wargenegara mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,31,33, dan 34
a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak dan wargenegara yang sama
dalam hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk
menjunjung hukum dan pemerintahan.
b. Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak wargenegara atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusian.
c. Pasal 27 ayat (3) dalam Perubahan kedua UUD 1945 menetapkan
hak dan kewajiban wargenegara untuk ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan wargenegara untuk
berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan.
e. Pasal 29 ayat (2) meneyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut
agamanya.
f. Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan
hak dan kewajiban wargenegara untuk ikut serta dalam usaha
pertahankan dan keamanan negara.
g. Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran.95

95
Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Paradigma, 2016), hlm. 141.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 103


PANCASILA DI ERA GENERASI MILENIAL
MOCHAMAD IKBAL RIDWANULLOH

A. Eksistensi Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Panca yang
berarti lima dan Sila yang berarti dasar. Pancasila adalah dasar yang
menopang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengalaman
pancasila berasal dari nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan
masyarakat Indonesia yang telah di ekstrak sedemikian rupa oleh
orang-orang hebat pendiri bangsa Indonesia. Pancasila juga dapat
dikatakan sebagai jiwa dari bangsa Indonesia.96
Pancasila merupakan fondasi bangsa yang harus yang harus
dihidupi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Namun sayangnya,
sekarang ini penanaman mengenai Pancasila terhadap generasi
milenial tidak utuh dan kurang menyeluruh. Ini menyebabkan
ketidakpedulian generasi milenial yang semakin menjadi-jadi dan
tidak mengindahkan nilai-nilai Pancasila. Tidak heran jika sebagian
besar generasi milenial sangat mudah untuk terpegaruh oleh
ideologi dan budaya luar dan bahkan ideologi-ideologi tersebut
mengatakan bahwa bertentangan dengan Pancasila.97
Nilai-nilai pancasila kini sedikit demi sedikit mulai tergerus
oleh globalisasi yang selalu membawa karakter individualistik.
Pancasila tidak lagi mampu dijadikan sarana untuk menahan dampak
globalisai yang hadir. Dalam ranah ini , Pancasila dapat diartikan
sebagai tubuh tanpa jiwa. Pancasila hanya dianggap sebagai simbol
dan garnis saja. Pelengkap dan pemais, Tidak kurang dan tidak lebih.
Hal ini terlihat dari begitu pesat masuknya dampak globalisasi yang
masuk begitu saja ke Indonesia tanpa tedeng aling-aling dan filter.

96
Surono, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasil Masyarakat Ekonomi ASEAN,(MEA 2015), hlm. 5.
97
Fokky Fuad Wasitaatmadja Dan Jumanta Hamdayama, Spiritual Pancasila, (Prenadamedia Grup,
2018), hlm. 5.

104 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Dampak globalisasi tidak hanya berdampak positif saja, Dampak
negatif dari adanya arus globalisasi berbanding lurus dengan
dampak positif. Salah satu contoh dampak arus globalisasi adalah
kecenderungan memudarnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia,
dan merupakan fenomena yang aktual bahwa globalisasi
sesungguhnya membawa misi liberalisasi dengan pesan-pesan visi
dan misi Hak Asasi manusia (HAM) serta demokrasi, kebebasan dan
keterbukaan98.
Makin minimnya pengamalan nilai pancasila tentu sangat
meresahkan semua anak bangsa. Pembiaran atas kondisi ini, Apalagi
jika sampai melanda anak mudah sebagai generasi penerus bangsa
berpotensi membawa Indonesia menjadi Negara yang kehilangan
pegangan atas ideologinya. Kondisi ini bisa semakin kritis, melihat
apa yang teradi belakangan ini dimana munculnya pengaruh paham
keagamaan pada tingkatan ektrem, Dimana ada kelompok
keagamaan yang ingin mengganti pancasila dan meniadakan NKRI,
kemudian menggantinya dengan khilafah. Tak kalah
menghawatirkan, Potensi gerakan radikalisme yang terus
menggerus pancasila yang ironisnya menarik minat kalangan
mudah.99
Namun pada era sekarang belakangan ini kebinekaan
Indonesia telah diuji. Berbagai kelompok dan pandangan yang ingin
mengubah, mengancam, intoleran, dan mengusung selain ideology
pancasila mulai bermunculan, banyak fenomena-fenomena dan isu-
isu nasional belakangan mencuat kepermukaan yang menyangkut
kebinnekaan mulai dari perbedaan agama, suku, ras dan antar
golongan yang belakangan hari garis perbedaan semakin terlihat
melebar akibat dari orang-orang yang berusaha merusak
kebinnekaan Indonesia yang terbingkai dalam pancasila bahkan
sampai kepada usaha-usaha suatu kelompok yang ingin mengganti
pancasila sebagai dasar Negara, ideology nasional, dan falsafah atau
pandangan hidup bangsa.100

98
Surono. Loc. Cit., hlm. 5.
99
Inggar saputra, Pancasila dan generasi milenial, (www.politik.rmol.co, 2018), hlm. 2.
100
Hariansyah, milenial bukan generasi micin, (medan: guepedia, 2018), hlm. 36.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 105


Seharusnya pada usia Negara kesatuan republik Indinesia yang
semakin dewasa ini tidaklah kita mempersalah, melakukan
perdebatan mengenai dasar Negara kita bahkan sampai ke isu sudah
tidak relevan, dalam usaha untuk menggantikan pancasila, pada hal
jamak di ketahui sejak bangsa dan Negara ini memerdekakan diri
sebagai Negara yang berdaulat bahkan jauh sebelum itu pancasila
sudah mengalir dan mendarah daging dalam setiap kehidupan dan
sejarah bangsa ini.101

Hal ini harus kita pahami bersama bahwa pancasila merupakan


ideology yang terbuka, yaitu ideology yang dapat berinteraksi
dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal.
Sebagai ideology terbuka pancasila selalu dapat berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman bukan dalam artian sempit bahwa
pancasila sudah tidak relevan atau sudah tidak sesuai kebutuhan
zaman, bahwa orang-orang tersebutlah yang memaknai pancasila
dengan sempit, untuk menyulut usaha-usaha untuk mengubah
ideology pancasila dengan ideology lain oleh karena itu ideology
pancasila sebagai dasar Negara, falsafah atau pandangan hidup
bangsa merupakan keputusan final yang tidak dapat di ubah dan di
tukar ganti dengan ideology lain.102

B. Karakteristik Generasi Milenial


Generasi milenial atau kadang juga disebut dengan generasi Y
adalah sekelompok orang yang lahir setelah generasi X, Yaitu orang
yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000 an. Maka ini berarti
milenial adalah generasi mudah yang berumur 17-37 pada tahun ini.
Milenial sendiri dianggap sangat special karena genersi ini sangat
berbeda dengan generasi sebelumnya, Apalagi dalam hal yang
berkaitan dengan tekologi.103
Generasi mileial mempuyai ciri khas tersendiri yaitu, Mereka
lahir pada saat TV berwarna, Handphone juga Internet sudah
diperkenalkan. Sehingga generasi ini sangat mahir dalam teknologi.

101
Ibid., hlm. 37.
102
Ibid., hlm. 39.
103
Penjaga Rumah, Siapa itu generasi milenial, (www.rumahmillennials.com, 2018), hlm. 1.

106 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Dari sebagian besar penduduk Indonesia merupakan generasi
milenial, Hal ini berarti Indonesia memiliki banyak kesempatan
untuk membangun negaranya,104
Jika melihat dunia sosial media, generasi milenial sangat
mendominasi jika dibandingkan dengan generasi X. Dengan
kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi
milenial belum banyak yang sadar akan kesempatan dan peluang di
depan mereka. Generasi milenial cenderung lebih tidak peduli
terhadap keadaan sosial diskitar mereka seperti dunia politik
ataupun perkembangan ekonomi Indonesia. Kebanyakan dari
generasi milenial hanya peduli untuk membanggakan pola hidup
kebebasan dan hedonism. Memiliki visi yang tidak realistis dan
terlalu idealistis, yang penting bisa gaya.105
Generasi milenial acap kali menganggap segala sesuatu itu
dengan remeh temeh, woles dan tidak kaku ( suka sekali melompat
dari sau pekerjaan ke pekerjaan yang lain atau mencoba hal-hal yang
baru) karena merasa tidak cocok dengan lingkungan yang begitu
kaku, rekan kerja yang cules, dan atasan yang hobinya marah
melulu, memiliki tingkat narsisitas yang berlebihan, notabene dari
mereka penggila gadget suka kepo dan up-dete status-status alay,
pamer kemewahan dalam liburan atau kuliner yang di upload atau di
posting ke akun pribadi media sosialnya, egois, malas dan manja. Tak
ayal kebanyakan dari mereka disebut generasi micin.106

C. Penerapan Pancasila di Era Milenial


Generasi milenial sangat membutuhkan Pancasila sebagai
dasar hidup dan sebagai ideologi. Dengan mengamalkan Pancasila,
penyimpangan-penyimpangan yang didasrkan kata tidak menyadari
bahwa perbuatan yang telah dilakukan salah tidak akan marak
terjadi. Kecelakaan-kecelakaan yang merenggut nyawa karena
keinginan untuk dilihat dunia tidak akan terjadi. Dengan masih
terjadinya kejadian-kejadian tersebut mengindikasikan bahwa

104
Ibid.,hlm. 1.
105
Ibid., hlm. 2.
106
Hariansyah, loc. Cit., hlm. 14.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 107


generasi milenial belum sepenuhnya mengamalkan Pancasila
sebagai dasar hidup.107
Gerakan cinta Pancasila khususnya terhadap generasi milenial
dapat mengacu kepada keteladanan, pendidikan dan teknologi.
Pancasila untuk generasi milenial tidak lagi berpatokan kepada
indoktrinasi, melainkan kesungguhan menghidupkan nilai
keteladanan para pahlawan bangsa. Perlu diciptakan figur manusia
Pancasilais masa lalu dan sekarang.108
Sarana pendidikan mulai level usia sekolah dasar sampai
perguruan tinggi sangat efektif melahirkan generasi muda
Pancasilai. Khusus perguruan tinggi pembangunan karakter manusia
Indoneia berjiwa Pancasila dapat dibangun dengan dialog dan
pemikin kritis. Mahasiswa tidak lagi didoktrinasi melainkan
dibangun upaya dialog mengenai pentingnya Pancasila, sejarah dan
bagaimana realisasi dalam kehidupan keeharian mereka. Tak kalah
penting, mahasiswa bisa diajarkan debat secara ilmiah, logis,
argumentative dan kritis mengapa Pancasila dilupakan dan
mengajakpartisifasi aktif mahasiswa untuk menghidupkan Pancasila.
Pengemasan kegiatan lapangan dengan metode pembelajaran yang
kreatif sangat mendukung hasil akhir pembelajaran Pancasila,
sehingga kegiatan pembelajaran tidak selalu berbentuk ceramah
saja.109
Penyampaian nilai-nilai Pancasila melalui teks panjang
sangatla membosankan dan membuat generasi milenial sangat
“melek” teknologi akan mudah merasa bosan. Penyampaian dapat
dibuat lebih menarik dengan quotes atau video sehingga akan lebih
mudah diserap dan diingat oleh generasi milenial. Informasi yang
diberikan harus juga mengandung hal-hal positif jangan sampai
mengandung hal-hal yang negatif yang dapat menyebabkan salah
paham. Hal-hal yang menjurus radikal da mengacam keberagaman
harus dihindari. Cara penyampaian nilai-nilai dengan baik harus
dilakukan untuk mengurangi kesalahpahaman.110

107
Maria Asti, Kembangkan Pancasilla Di Era Milenial, (www.kompasmania.com, 2018), hlm. 2.
108
Inggar Saputra, Op. Cit., hlm. 3.
109
Ibid., hlm. 3.
110
Maria Asti, Loc. Cit., hlm. 2.

108 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Munculnya teknologi adalah alat efektif “memikat” generasi
milenial untuk terus bergerak memahami dan mengamalkan
Pancasila. Pembuatan konten positif pancasila atau aplikasi games
Salam pancasila misalnyadapat menjadi permainan mengasyikkan
untuk mengenalkan Pancasila kepada anak-anak muda saat ini.
Media social sebagai “makanan sehari-hari” anak muda dapat
dikembangkan sebagai sarana pembelajaran aktif, kreatif dan
menyenangka seputar Pancasila.111
Generasi milenial sangat membutuhkan pancasila sebagai
dasar hidup dan sebagai ideologi. Dengan mengamalkan Pancasila,
penyimpangan-penyimpangan yang didasarkan dengan kata tidak
menyadari bahwa perbuatan yang telah dilakuan salah tidak akan
marak terjadi. Kecelakaan-kecelakaan yang merenggut nyawa
karena keinginan untuk melihat dunia tidak akan terjadi. Dengan
masih terjadinya kejadian-kejadian tersebut mengindakasikan
bahwa generasi milenial belum sepenuhnya mengamalakan
Pancasila sebagai dasar hidup.112

111
Inggar Saputra, Op. Cit., hlm. 4.
112
Maria Asti, Loc Cit., hlm.2.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 109


GEOPOLITIK INDONESIA
Oleh: Indra

A. PENGERTIAN GEOPOLITIK INDONESIA


Geopolitik berasal dari kata geo yang bermakna bumi dan
politik yang bermakna kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan
dasar dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuk
mewujudkan tujuan nasional. Jika ditinjau dari tataran konsepsi yang
ada di Indonesia, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia
yang merupakan prasarat bagi terwujudnya cita-cita nasional yang
tertuang dalam UUD 1945 dan Pancasila. Konfigurasi Indonesia
adalah unik dengan ciri-ciri demografi, antropologi, meteorology,
dan latar belakang sejarah yang memberi peluang munculnya
desintegrasi bangsa.
Kebangsaan di Indonesia terdiri dari tiga unsur geopolitik
yaitu rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat
kebangsaan. Ketiganya bersatu dalam semangat nasionalis dan
sekaligus mendorong tercapainya tujuan dan cita-cita bangsa
Indonesia sesuai dengan proklamasi. Sublimasi dari Sumpah Pemuda
adalah rasa kebangsaan dan menyatukan suara dan tekad untuk
menjadi bangsa yang kuat dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain
didunia.113 Paham kebangsaan adalah pengertian yang mendalam
tentang bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya.
Paham kebangsaan dapat dibina melalui proses pengajaran
dalam pendidikan wawasan nusantara, ketahanan nasional doktrin
dan strategi pembnagunan nasional yang serta sejarah dan budaya
bangsa. Untuk merancang materi itu, pengajar harus memiliki visi

113
Agus Sarwo Prayogi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi: Membangun Bangsa
Melalui Koridor Nilai-Nilai Pendidikan Dasar, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2018),
hlm. 111.

110 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


dan pengetahuan tentang kebangsaan dan kepentingannya untuk
geopolitik. Sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan
akan membuahkan rasa semangat kebangsaan atau nasionalis yang
tinggi.114
Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang
berbhineka, negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan
sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan
geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sementara
kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman
masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah
air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri negara ini.
Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
Indonesia tercermin pada momentum Sumpah Pemuda tahun 1928.
Kemudian dilanjutkan dengan perjuangan kemerdekaan yang
puncaknya terjadi pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945.115
Keaktifan dari geopolitik akan terlihat jika dilandasi oleh
wawasan kebangsaan yang luas dan kuat. Jika wawasan kebangsaan
terlalu sempit dan dan lemah, geopolitik hanya akan menjadi
permainan politik belaka. Sebaliknya, jika wawasan kebangsaan kuat,
ikrar Sumpah Pemuda yang selama ini kita junjung akan terwujud.
Ikrar Sumpah Pemuda merupakan amanat yang diwariskan dan
harus kita jaga keutuhannya. Junaidi merumuskan wawasan
nusantara secara ilmiah dalam bentuk konsepsi tentang kesatuan.
Rumusan tersebut meliputi:

1. Kesatuan Politik
Kesatuan didasari dari adanya kebutuhan untuk mewujudkan
pulau-pulau di wilayah nusantara menjadi satu entitas yang utuh
sebagai tanah air. Ini berarti bahwa tidak ada lagi laut bebas di
antara pulau-puau tersebut, sehingga laut di antara pulau-pulau itu

114
Ibid., hlm. 112.
115
Kaelan. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Yoyakarta: Paradigma, 2016),
hlm. 145.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 111


berubah wataknya dari pemisah menjadi pemersatu tanah air
nusantara.116
Diseluruh wilayah negara hanya berlaku satu hukum nasional.
Adanya daerah khusus, daerah otonomi khusus, atau daerah
otonomi diperluas merupakan nuansa dalam administrasi
pemerintahan. Salah satu contohnya adalah ketika diizinkannya
Timor Timur untuk melaksanakan referendum. Kondisi ini membuat
warga Aceh menuntut hal yang sama, dan ada kemungkinan disusul
oleh daerah lainnya. Gejala demikian disebut sebagai gejala
mencairnya kesatuan politik. Terjadinya disintegrasi memerlukan
pengertian tentang konsepsi ruang, yaitu ketika kesatuan politik
tidak dapat dipertahankan maka muncullah frontier. Karena itu
kesatuan politik dan ruang mutlak dibutuhkan untuk menanggulangi
disintegrasi bangsa dan negara.

2. Kesatuan Ekonomi
Kegiatan ekonomi memerlukan ruang gerak dan ini dapat
disediakan melalui proses demokratisasi. Sistem politik yang
menganut asas desentralisasi, secara otomatis segala perizinan pun
harus didesentralisir. Pendapatan dari kekayaan alam harus dibagi
secara adil antara pusat dan daerah. Selain itu, pemerintah daerah
juga diberikan peranan secara proporsional. Timbulnya rasa
ketidakberdayaan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat
merupakan benih awal munculnya disintegrasi.
Salah satu tantangan bagi asas kesatuan ekonomi adalah
globalisasi. Hal-hal yang semula bisa diputuskan oleh pemerintah,
kini bergantung pada perputaran pasar global. Pemerintah memang
berdaulat atas mata uang rupiah, tetapi tidak bisa mengendalikan
nilai tukarnya. Di sinilah kesatuan ekonomi sangat dibutuhkan untuk
menjaga kestabilan negara.117

3. Kesatuan Sosial Budaya


Kesatuan sosial budaya sesungguhnya merupakan sublimasi
dari rasa, paham, dan semangat kebangsaan. Tanpa memandang

116
Agus Sarwo Prayogi, Loc. Cit.
117
Ibid., hlm. 113-114.

112 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


suku, ras, agama serta asal keturunan, perasaan kesatuan yang kuat
dapat dibentuk, tentu dengan mengacu pada wawasan kebangsaan
Indonesia sebagaimana dicontohkan oleh Sumpah Pemuda.
Kesatuan sosial budaya dikaitkan dengan pembentukan ketahanan
pribadi merupakan pencegahan terjadinya frontier. Hal ini perlu
diwaspadai karena setiap budaya mempunyai ciri atau kemampuan
untuk memsubversi budaya lain secara halus.

4. Kesatuan Hankam
Makna utama dari kesatuan hukum adalah bahwa masalah
bidang hankam (pertahanan keamanan), khususnya keamanan dan
pembelaan negara adalah tanggung jawab bersama.
Atas dasar itulah sistem Hankam memiliki 3 ciri utama yaitu:
a. Orientasinya pada rakyat, karena memang diperuntukkan
terciptanya rasa aman dan keamanan rakyat.
b. Pelibatannya secara semesta, yang maknanya adalah bahwa
setiap warga dan setiap fasilitas dapat dilibatkan di dalam upaya
hankam.
c. Digelarnya di wilayah nusantara secara kewilayahan, yang
maknanya tiap unit wilayah harus diupayakan agar dapat
menggalang ketahanan masing-masing.118

B. TEORI-TEORI GEOPOLITIK
1. Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904)
Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan
kajian geografi politik dengan dasar pandangan bahwa negara adalah
mirip organisme (makhluk hidup). Dia memandang negara dari sudut
konsep ruang. Negara adalah ruang yang ditempati oleh kelompok
masyarakat politik (bangsa). Bangsa dan negara terikat oleh hukum
alam. Jika bangsa dan negara ingin tetap eksis dan berkembang,
maka harus diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah).119
Secara rinci pandangan Frederich Ratzel tentang geopolitik adalah
sebagai berikut.
a. Negara itu seperti organisme yang hidup.
118
Ibid., hlm. 115.
119
Kaelan, Op. Cit., hlm. 150.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 113


b. Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh
kelompok politik dalam arti kekuatan.
c. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
tidak terlepas dari hukum alam.
d. Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar pula
kebutuhannya akan sumber daya alam.
e. Hal ini melegitimasikan hukum ekspansi yaitu perkembangan
atau dinamika budaya dalam bentuk gagasan, dan setiap
kegiatannya (ekonomi, perdagangan, perindustrian) harus
diimbangi oleh pemekaran wilayah.
Ilmu Bumi Politik berdasarkan ajaran Ratzel tersebut justru
menimbulkan dua aliran, di mana yang satu berfokus pada kekuatan
darat, sementara lainnya berfokus pada kekuatan laut.120

2. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922)


Rudolf Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel, tentang teori
organisme. Berbeda dengan Ratzel yang menyatakan negara seperti
organisme, maka ia menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah
suatu organisme, bukan hanya mirip. Negara adalah satuan dan
sistem politik yang menyeluruh yang meliputi bidang geopolitik,
ekonomi politik, demo politik, sosial politik, dan krato politik.121
Esensi ajaran Kjellen dapat dirinci sebagai berikut.
a. Negara merupakan suatu organisme yang memiliki intelektual.
b. Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang
meliputi bidang-bidang politik.
c. Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar.
Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka
memandang pertumbuhan negara mirip dengan pertumbuhan
organisme (makhluk hidup). Oleh karena itu negara memerlukan
ruang hidup (lebensraum), serta mengenal proses lahir, tumbuh,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati. Mereka juga
mengajukan paham ekspansionisme (pemekaran wilayah) yang

120
Agus Sarwo Prayogi, Op.Cit., hlm. 116-117.
121
Ibid., hlm. 117.

114 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


kemudian melahirkan ajaran adu kekuatan (Power politics atau
Theory of Power).122

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer (1896-1946)


Karl Haushofer melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen
terutama pandangan tentang lebensraum dan paham
ekspansionisme. Ajaran Karl Haushofer juga mengandung ajaran
realisme, yang menyatakan bahwa ras Jerman adalah ras paling
unggul yang harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam ini
juga di dunia berkembang di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang
dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme. Adapun pokok-
pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut.
a. Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
tidak terlepas dari hukum alam.
b. Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat mengejar
kekuasaan Imperium maritim untuk menguasai pengawasan di
lautan.
c. Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai
Eropa, Afrika, dan Asia Barat (yakni Jerman dan Italia). Sementara
Jepang akan menguasai wilayah Asia Timur Raya.
d. Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangsa
dengan kekuasaan ekonomi dan sosial yang rasial mengharuskan
pembagian baru kekayaan alam dunia.

4. Teori Geopolitik Halford Mackinder (1861-1947)


Halford Mackinder mempunyai konsepsi geopolitik yang
lebih strategis yaitu dengan penguasaan daerah-daerah jantung
dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan teori Daerah Jantung.
Barang siapa menguasai daerah jantung yaitu Eropa Timur dan Rusia
maka ia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan Afrika) yang
pada akhirnya akan menguasai dunia.

122
Kaelan, Op. Cit., hlm 151-152.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 115


5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan (1840-1914)
Alfred Thayer Mahan mengembangkan lebih lanjut konsepsi
geopolitik dengan memperhatikan perlunya memanfaatkan serta
mempertahankan sumber daya laut, termasuk akses laut. Sehingga
tidak hanya pembangunan armada laut saja yang diperlukan, tetapi
lebih luas juga membangun kekuatan maritim. Berdasarkan hal
tersebut, muncul konsep Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di
laut. Barang siapa menguasai lautan akan mengusai kekayaan
dunia.123

6. Teori Geopolitik Guilio Douhet (1869-1930), William Mitchel


(1878-1939), Saversky, dan JFC Fuller
Guilio Douhet dan William Mitchel mempunyai pendapat lain
dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat
kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan
peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan
bahwa membangun armada atau angkatan udara lebih
menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi
sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Di samping itu,
angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandangnya sendiri
atau di garis belakang medan peperangan. Berdasarkan hal ini maka
muncullah konsepsi Wawasan Dirgantara atau konsep kekuatan di
udara.

123
Agus Sarwo Prayogi, Op. Cit., hlm 118-119.

116 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


NEGARA DAN KONSTITUSI
Oleh: Intan Novianti

Secara umum, negara dan konstitusi merupakan dua lembaga


yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahkan, setelah abad
pertengahan yang ditandai dengan ide demokrasi dapat dikatakan
tanpa konstitusi, negara tidak mungkin terbentuk. Konstitusi
merupakan hukum dasarnya suatu negara. Dasar-dasar
penyelenggaraan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai
hukum dasar.
Negara yang berlandaskan pada suatu konstitusi dinamakan
negara konstitusional (constitusional state). Akan tetapi, untuk
dapat dikatakan secara ideal sebagai negara konstitusional maka
konstitusi negara tersebut harus memenuhi sifat atau ciri-ciri dari
konstitusionalisme (constitusionalism). Jadi, negara tersebut harus
pula menganut gagasan tentang konstitusionalisme. Konstitualisme
sendiri merupakan suatu ide, gagasan, atau paham.

A. KONSTITUSIONALISME
1. Gagasan tentang Konstitusionalisme
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri atas
unsur rakyat (penduduk), wilayah dan pemerintah, pemerintah
adalah suatu unsur negara. Pemerintahan yang menyelenggarakan
dan melaksanakan tugas-tugas demi terwujudnya tujuan
bernegara.124 Dan rakyat juga harus bekerja sama dalam
mewujudkan tujuan bersama.
Di negara demokrasi, pemerintah yang baik adalah pemerintah
yang menjamin sepenuhnya kepentingan rakyat serta hak-hak dasar

124
Wandhi Pratama Putra dan Ruslan Rauf, Pendidikan Kewarganegaraan Bingkai NKRI, (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2016), hlm. 96.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 117


rakyat. Di samping itu, pemerintah dalam menjalankan
kekuasaannya perlu dibatasi agar kekuasaan itu tidak
disalahgunakan, tidak sewenang-wenang serta benar-benar untuk
kepentingan rakyat. Mengapa kekuasaan perlu dibatasi? Kekuasaan
perlu dibatasi karena kekuasaan itu cenderung disalahgunakan,
seperti yang dikemukakan oleh Lord acton mengetengahkan suatu
ungkapan yang sangat populer yaitu: “Power tends to corrupt,
absolute power corrupts absolutely”125 (kekuasaan cenderung untuk
disalahgunakan dan kekuasaan mutlak pasti dipersalahgunakan).
Upaya mewujudkan pemerintahan yang menjamin hak dasar
rakyat serta kekuasaan yang terbatas itu dituangkan dalam suatu
aturan bernegara yang umumnya disebut konstitusi (hukum dasar
atau Undang-Undang Dasar negara). Konstitusi atau undang-
undang dasar negara inilah yang mengatur dan menetapkan
kekuasaan negara sedemikian rupa sehingga kekuasaan
pemerintahan negara efekif untuk kepentingan rakyat serta
tercegah dari penyalahgunaan kekuasaan. Konstitusi dianggap
sebagai jaminan yang paling efektif bahwa kekuasaan pemerintahan
tidak akan disalahgunakan dan hak-hak warga negara tidak
dilanggar.
Gagasan bahwa kekuasaan negara harus dibatasi serta hak-hak
dasar rakyat dijamin dalam suatu konstitusi negara dinamakan
konstitusionalisme. Carl J. Friedrich berpendapat:
“Konstitusionalisme adalah gagasan bahwa pemerintah merupakan
suatu kumpulan aktivitas yang diselenggarakan atas nama rakyat,
tetapi yang tunduk pada beberapa pembatasan yang dimaksud untuk
memberi jaminan bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk
pemerintahan tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat
tugas untuk memerintah. Pembatasan yang dimaksud termaktub
dalam konstitusi.”
Oleh karena itu, suatu negara demokrasi harus memiliki dan
berdasar pada suatu konstitusi, apakah konstitusi itu bersifat naskah
(written constitution) atau tidak bersifat naskah (unwritten
constitution). Akan tetapi, tidak semua negara berdasar pada

125
Ibid.

118 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


konstitusi dan memiliki sifat konstitusionalisme. Di dalam gagasan
konstitusionalisme, Undang-Undang Dasar sebagai lembaga
mempunyai fungsi khusus yaitu menentukan dan membatasi
kekuasaan di satu pihak dan di pihak lain menjamin hak-hak asasi
warga negara. Jadi, dapat disimpulkan di dalam gagasan
konstitusionalisme, isi dari pada konstitusi negara bercirikan dua hal
pokok, yaitu:
a. Konstitusi itu membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa
agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warganya.
b. Konstitusi itu menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga
negara.
Konstitusi atau undang-undang dasar dianggap sebagai
perwujudan dari hukum tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan
pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan ungkapan:
“Government by law, law by men” (pemerintahan berdasarkan
hukum, bukan oleh manusia).126
Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum
atau persetujuan (consensus) diantara mayoritas rakyat mengenai
bangunan yang diidealkan berkaitan dengan negara. Organisasi
negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar
kepentingan mereka bersama dapat dilindungi atau dipromosikan
melalui pembentukan atau penggunaan mekanisme yang disebut
negara. Oleh karena itu, kata kuncinya adalah konsensus general
agreement. Jika kesepakatan itu runtuh, maka runtuh pula legitimasi
kekuasaan negara yang bersangkutan dan pada gilirannya dapat
terjadi civil war (perang sipil). Dan di Indonesia sendiri pernah
terjadi perang sipil pada tahun 1945, 1965, dan 1998.127
Pada permulaan abad ke-19 dan awal abad ke-20, gagasan
mengenai konstitusionalisme, (kekuasaan terbatas dan jaminan hak
dasar warga negara) mendapatkan perumusan secara yuridis. Daniel
S. Lev memandang konstitusionalisme sebagai paham “negara
terbatas”. Para ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti
Immanuel Kant dan Frederich Julius Stahl memakai istilah

126
Ibid., hlm. 96-97.
127
Kaelan. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, (Yoyakarta: Paradigma, 2016),
hlm. 103.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 119


Rechtsstaat, sedangkan ahli Anglo Saxon seperti AV Dicey memakai
Rule of Law. Di Indonesia, istilah Rechtsstaat dan Rule of Law biasa
diterjemahkan dengan istilah ”Negara Hukum”.128

2. Negara Konstitusional
Setiap negara memiliki konstitusi sebagai hukum dasar.
Namun tidak setiap negara memiliki Undang-Undang Dasar.
Konstitusi dalam kaitan ini memiliki pengertian yang lebih luas dari
undang-undang dasar. Negara konstitusional tidak cukup hanya
memiliki konstitusi, tetapi negara tersebut juga harus menganut
gagasan tentang konstitusionalisme. Konstitualisme merupakan
gagasan bahwa konstitusi suatu negara harus mampu memberi
batasan kekuasaan pemerintahan serta memberi perlindungan pada
hak-hak dasar warga negara. Suatu negara yang memiliki konstitusi
tetapi isinya mengabaikan dua hal pokok di atas maka bukan negara
konstitusional.
Negara konstitusional bukan sekedar konsep formal, tetapi
juga memiliki makna normatif. Di dalam gagasan konstitualismenya,
konstitusi tidak hanya merupakan suatu dokumen yang
menggambarkan pembagian dan tugas-tugas kekuasaan tetapi juga
menentukan dan membatasi kekuasaan agar tidak disalahgunakan.
Sementara itu di lain pihak konstitusi juga berisi jaminan akan hak-
hak asasi dan hak dasar warga negara. Negara yang menganut
gagasan konstitualisme inilah yang disebut Negara Konstitusional
(Constitutional State).
Adnan Buyung Nasution menyatakan negara konstitusional
adalah negara yang mengakui dan menjamin hak-hak warga negara
serta membatasi dan mengatur kekuasaannya secara hukum.
Jaminan dan pembatasan yang dimaksud harus tertuang dalam
konstitusi. Jadi, negara konstitusional bukanlah semata-mata negara
yang telah memiliki konstitusi.129

128
Wandhi Pratama Putra dan Ruslan Rauf, Op. Cit., hlm. 98.
129
Ibid., hlm. 98-99.

120 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


B. Konstitusi Negara
1. Pengertian Konstitusi
Terdapat dua istilah terkait dengan norma atau ketentuan
dasar dalam kehidupan kenegaraan, kedua istilah ini adalah
konstitusi dan Undang-Undang Dasar (UUD). Konstitusi berasal dari
bahasa Perancis consituer yang berarti membentuk. Membentuk
yang dimaksud dalam istilah ini adalah pembentukan, penyusunan,
atau pernyataan akan suatu negara. Konstitusi dalam bahasa latin
berasal dari dua kata, cume dan statuere. Cume bermakna “bersama
dengan...” dan statuere bermakna ”membuat sesuatu agar berdiri”
atau “mendirikan, menetapkan sesuatu”. Arti dari Undang-Undang
Dasar merupakan terjemahan dar bahasa Belanda, grondwet. Kata
ground berarti tanah atau dasar, dan wet berarti undang-undang.130
Kata konstitusi mempunyai arti lebih luas dari pengertian
Undang-Undang Dasar, karena pengertian Undang-Undang Dasar
hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat
konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam Undang-Undang
Dasar. Dalam praktek ketatanegaraan negara Republik Indonesia
pengertian konstitusi adalah sama dengan pengertian Undang-
Undang Dasar. Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi
Republik Indonesia Serikat bagi Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Serikat.131
Konstitusi juga dapat diartikan sebagai hukum dasar. Para
pendiri negara kita (the founding fathers) menggunakan istilah
hukum dasar. Dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan: “Undang-
Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukum dasar
negara itu. Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis,
sedang di samping Undang-Undang Dasar berlaku juga hukum dasar
yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak
tertulis”. Hukum dasar tidak tertulis itu disebut konvensi.132

130
Agus Sarwo Prayogi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi: Membangun Bangsa
Melalui Koridor Nilai-Nilai Pendidikan Dasar, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2018),
hlm. 183.
131
Kaelan, Op. Cit., hlm. 110-111.
132
Wandhi Pratama Putra Sisman dan Ruslan Rauf, Op. Cit., hlm. 100.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 121


2. Kedudukan Konstitusi
Konstitusi secara umum berisi hak-hak yang mendasar dari
suatu negara. Hal-hal mendasar itu adalah aturan-aturan atau
norma-norma dasar yang dipakai sebagai pedoman pokok
bernegara.
Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda baik
dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya meski
mempunyai kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai hukum
dasar dan hukum tertinggi.

a. Konstitusi sebagai Hukum Dasar


Konstitusi berkedudukan sebagai Hukum Dasar karena berisi aturan
ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu
negara. Secara khusus konstitusi yang memuat aturan tentang
badan-badan pemerintahan lembaga-lembaga negara dan sekaligus
memberikan kewenangan kepadanya. Misalnya, raja, di dalam
konstitusi biasanya akan ditentukan adanya badan legislatif,
cakupan kekuasaan badan legislatif tersebut dan prosedur
penggunaan kekuasaannya, demikian pula dengan lembaga eksekutif
dan yudikatif.

b. Konstitusi sebagai Hukum Tertinggi


Konstitusi lazimnya juga diberi kedudukan sebagai hukum tertinggi
dalam tata hukum negara yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa
aturan-aturan yang terdapat dalam konstitusi, secara hierarkis
mempunyai kedudukan lebih tinggi (superior) terhadap aturan-
aturan lainnya. Oleh karena itulah aturan-aturan lain yang dibuat
oleh pembentuk Undang-Undang harus sesuai atau tidak
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.133

133
Ibid., hlm. 102-103.

122 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


DEMOKRASI, HAK ASASI MANUSIA DAN
MASYARAKAT MADANI
Oleh : Irvani Dhimas Bakti Andika

A. Demokrasi dan Implementasinya


Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan
berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari
sudut organisasi, ia berarti suatu pengorganisasian negara yang
dilakukan oleh rakyat sendiri atau asas persetujuan rakyat karena
kedaulatan berada ditangan rakyat. Atau pun Negara demokrasi
adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan
kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia berarti
suatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri
atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan
rakyat.
Peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
telah tentang demokrasi, ini karena dua alasan: Hampir semua
Negara di dunia menjadikan demokrasi sebagai asasnya yang
fundamental dan Demokrasi sebagai asas Negara secara esensial
telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertinggi tetapi
ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang berbeda-beda
(Rais, 1955:1).
Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam system
pemerintahan, demokrasi juga melahirkan system yang bermacam-
macam seperti, sistem presidensial, sistem parlementer, sistem
referendum (meletakkan pemerintah sebagai bagian/ badan pekerja
dari parlemen). Di beberapa Negara ada yang menggunakan sistem
campuran antara presidensial dengan parlementer.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 123


B. Demokrasi Indonesia
Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun
kehidupan sosial dan politik yang demokratis dalam masyarakat
yang beraneka ragam pola adat budayanya.
Demokrasi Indonesia mengandung suatu pengertian bahwa
rakyat adalah sebagai unsur sentral, oleh karena itu pembinaan dan
pengembangannya harus ditunjang oleh adanya orinentasi baik pada
nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi hukum dan perundang-
undangan juga harus ditunjang norma-norma kemasyarakatan yaitu
tuntutan dan kehendak yang berkembang dalam masyarakat.134

C. Penegakan Hukum
Asas penegakan hukum adalah pengelolaan pemerintahan
yang profesional harus didukung oleh penegakan hukum yang
berwibawa. Sehubungan dengan hal tersebut, realisasi wujud good
and clean governance, harus diimbangi dengan komitmen
pemerintah untuk menegakkan hukum yang mengandung unsur-
unsur sebagai berikut:
a. Supremasi hukum
b. Kepastian hukum
c. Hukum yang
d. Penegakan hukum yang konsisten dan nondiskriminatif
e. Independensi peradilan

D. Pengertian HAM
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat
kodrati, maka tidak ada kekuasaan apa pun di dunia yang dapat
mencabut hak asasi setiap manusia. HAM adalah hak dasar setiap
manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan, Atau pun
hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugrah

134
Rosyada Dede, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Prenada Media,
2005), hlm. 34.

124 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


tuhan yang dibawa sejak lahir. Adapun beberapa definisi hak asasi
manusia menurut para ahli adalah:
1. Austin-Ranney, Ham adalah ruang kebebasan individu yang
dirumuskan secara jelas dalam konsitusi dan dijamin
pelaksanaannya oleh pemerintah.
2. A.J.M Milne, Ham adalah hak yang dimiliki oleh semua uamt
manusia di segala masa, dan di segala tempat karena keutaman
keberadannya sebagai manusia.
3. John Locke , Ham adalah hak yang diberikan langsung oleh tuhan
sebagai sesuatu yang bersifat kodrati,Artinya hak yang dimiliki
manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari
haikikatnya sehingga sifatnya suci.
Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia memiliki beberapa ciri-ciri khusus jika
dibandingkan denagn hak-hak lainnya. Berikut ini penjelasan
mengenai ciri-ciri HAM:
1. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat
dihilangkan atau diserahkan
2. Tidaka dapat dibagi, artinya semua oarang berhak mendapatkan
semua hak.
3. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat
manusia yang sudah ada sejak lahir
4. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku utntuk semua
oarang tanpa memandang status,suku bangsa ataupun
perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu ide-ide hak
asasi manusia yang mendasar.135

E. Perkembangan HAM di Indonesia


Secara garis besar, perkembangan pemikiran HAM di
Indonesia dapat dibagi kedalam dua periode: sebelum kemerdekaan
(1908-1945) dan sesudah kemerdekaan. Kesungguhan pemerintahan
B.J Habibie dalam perbaikan pelaksanaan HAM ditunjukkan dengan
pencanangan program HAM yang dikenal dengan istilah Rencana

135
R. Kunjana Ahmad, Pancasila Sebagai Demokrasi, (Yogyakarta: Indah, 2008), hlm. 13.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 125


Aksi Nasional HAM, pada Agustus 1998. Agenda HAM ini
bersandarkan pada empat pilar, yaitu:
1. Persiapan pengesahan perangkat internasional di bidang HAM
2. Diseminasi informasi dan pendidikan bidang HAM
3. Penentuan skala prioritas pelaksanaan HAM dan
4. Pelaksanaan isi perangkat internasional di bidang HAM yang
telah diratifikasi melalui perundang-undangan nasional.
Deklarasi Universal HAM (DUHAM) yang dikukuhkan oleh
PBB dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR) pada
1948. Menurut DUHAM, terdapat lima jenis hak asasi yang dimiliki
oleh setiap individu: hak personal (hak jaminan kebutuhan pribadi);
hak legal (hak jaminan perlindungan hukum); hak sipil dan politik;
hak substensi (hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjang
kehidupan); dan hak ekonomi, sosial, dan budaya.136

F. HAM dalam tinjauan Islam


Islam adalah agama universal yang mengajarkan keadilan bagi
semua manusia tanpa pandang bulu. Sebagai agama kemanusiaan,
Islam meletakkan manusia pada posisi yang sangat mulia. Dalam
Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Abu A’la al-Maududi, HAM
adalah ahlak kodrati yang dianugerahkan Allah SWT kepada setiap
manusia dan tidak dapat dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau
badan apa pun.
Menurut kalangan ulama Islam, terdapat dua konsep tentang
hak dalam Islam: hak manusia, dan hak Allah. Hak Allah melandasi
hak manusia demikian juga sebaliknya, sehingga dalam praktiknya
tidak bisa dipisahkan satu dari yang lainnya. Dengan ungkapan lain,
hak Tuhan dan hak manusia dalam Islam terkandung dalam ajaran
ibadah sehari-hari. Islam tidak memisahkan antara hak Allah dan hak
manusia.
Adapun hak manusia, seperti hak kepemilikan, setiap manusia
berhak untuk mengelola harta yang dimilikinya. Islam menekankan
bahwa pada setiap hak manusia terdapat hak Allah; meskipun
seseorang berhak memanfaatkan hartanya, tetapi ia tidak boleh

136
Rosyada Dede, Op. Cit., hlm. 20.

126 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


menggunakan harta keluarganya untuk tujuan yang bertentangan
dengan ajaran Allah. Kewajiban mengeluarkan zakat bagi setiap
Muslim byang mampu merupakan contoh lain dari ajaran Islam
tentang kepedulian sosial yang harus dijalankan. Menurut Maududi,
ajaran tentang HAM yang terkandung dalam piagam Magna
Charta tercipta 600 tahun setelah kedatangan Islam di negeri
Arabia.
Terdapat tiga bentuk Hak Asasi Manusia dalam Islam. Pertama,
hak dasar, sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut
dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga
hilang eksistensinya, bahkan hilang harkat kemanusiaannya. Kedua,
hak sekunder, yakni hak-hak yang apabila tidak dipenuhi akan
berakibat pada hilangnya hak-hak dasarnya sebagai manusia. Ketiga,
hak tersier, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak
premier dan hak sekunder.137

G. Pengertian Masyarakat madani


Masyarakat madani (Civil Soecity) adalah sebuah sistem sosial
yang tumbuh berdasarkan prinsip moral yang menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat berupa pemikiran, seni, dan pelaksanaan pemerintahan
yang berdasarkan UU. Ciri-ciri masyarakat madani adalah;
kemajemukan budaya (multicultural), hubungan timbal balik
(reprocity), dan sikap saling memahami dan menghargai. Sehingga
Anwar menyimpulkan watak masyarakat madani yang dimaksud
sebagai guiding ideas, dalam melaksanakan ide-ide yang mendasari
keberadaannya yaitu prinsip moral, keadilan, kesamaan,
musyawarah, dan demokrasi.

Karakteristik Civil Soecity


Dibutuhkan unsur-unsur sosial yang menjadi prasyarat
terwujudnya masyarakat madani. Faktor-faktor tersebut merupakan
satu kesatuan yang saling mengikat dan menjadi karakter khas
masyarakat madani. Unsur pokok tersebut yaitu:

137
Ronto Kusumo, Pancasila sebagai ideologi dasar, (Jakarta: Pt Balai Pustaka, 2012), hlm. 7-8

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 127


1. Wilayah publik yang bebas (free public sphere), yaitu ruang publik
yang bebas sebagai sarana untuk mengemukakan pendapat/
pandangan sosial-politik warga masyarakat tanpa rasa takut dan
terancam oleh kekuatan-kekuatan di luar civil soecity.
2. Demokrasi, yaitu tatanan sosial-politik yang bersumber dan
dilakukan oleh, dari, dan untuk warga negara – merupakan
prasyarat mutlak bagi keberadaan genuine civil soecity.
3. Toleransi, sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan
pendapat.
4. Kemajemukan (pluralisme), merupakan sikap harus mengakui dan
menerima kenyataan sosial yang beragam dan disertai sikap tulus
untuk menerima kenyataan perbedaan sebagai sesuatu yang
alamiah dan rahmat Tuhan yang bernilai positif bagi kehidupan.
5. Keadilan sosial, adalh keseimbangan dan pembagian yang
proporsional atas hak dan kewajiban setiap warga negara yang
mencakup seluruh aspek kehidupan, berupa ekonomi, politik,
pengetahuan, dan kesempatan.

Terdapat beberapa strategi yang ditawarkan kalangan ahli tentang


bagaimana seharusnya membangun Masyarakat Madani di
Indonesia, yaitu dengan:
1. Pandangan integrasi sosial dan politik, yaitu pandangan bahwa
sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam kehidupan
nyata sehari-hari dalam masyarakat yang belum memiliki
kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat.
2. Pandangan reformasi sistem politik demokrasi, yakni
pandangan yang menekankan bahwa untuk membangun
demokrasi tidak usah terlalu bergantung pada pembangunan
ekonomi.
3. Paradigma membangun Masyarakat Madani sebagai basis utama
pembangunan demokrasi.138

138
Ibid., hlm. 10-12.

128 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
M. IZZAT AL MUBAROK

A. Pengertian Sistem dan Filsafat


Sistem dapat didefinisikan sebagai satu keseluruhan yang
terdiri dari aneka bagian yang bersama-sama mebentuk satu
kesatuan yang utuh. Tiap-tiap bagian merupakan tata rakit yang
teratur, dan tata rakit itu sesuai selaras dengan tata rakit
keseluruhan. Tiap-tiap bagian mempunyai tugas dan fungsi yang
berbeda dengan bagian yang lain, namun demikian tugas dan fungsi
itu demi kemajuan, memperkuat keseluruhan tersebut. Suatu sistem
harus memenuhi lima persyaratan seperti berikut ini :
1. Merupakan satu kesatuan utuh dari unsur-unsurnya.
2. Bersifat konsisten dan koheren, tidak mengandung kontradiktif.
3. Ada hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain.
4. Semuanya mengabdi pada tujuan yang satu yaitu tjuan bersama.
Sedangkan filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia.
Philen berarti cinta, sedangkanSophia berarti kebijaksanaan. Dengan
demikian secara etimologis filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat dari
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Pengertian filsafat dalam hubungannya dengan lingkup
bahasannya maka mencakup banyak bidang bahasan antara lain
tentanng manusia, alam, pengetahuan, etika, logika dsb. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul filsafat yang
berkaitan dengan bidang-bidang ilmu tertentu, antara lain filsafat
politik, sosial, hukum, bahasa, ilmu pengetahuan, agama dll.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 129


Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah sbb :
1. Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksitensi
dibalik fisis, yang meliputi bidang-bidang, ontology, kosmologi
dan antropologi.
2. Epistemology, yang berkaitan dengan persoalan hakikat
pengetahuan.
3. Metodologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode
dalam ilmu pengetahuan.
4. Logika, yang berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu
rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir yang benar.
5. Etika, yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
6. Estetika, yang berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan
Filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk
memperoleh kebenaran hakiki, karena filsafat telah mengalami
perkembangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai
faktor, misalnya ruang, waktu, keadaan dan orangnya. Itulah
sebabnya maka timbul berbagai pendapatmengenai pengertian
filsafat yang mempunyai kekhususannya masing-masing, antara lain
:
1. Berfilsafat Rationalisme mengagungkan akal.
2. Berfilsafat Materialisme mengagungkan materi.
3. Berfilsafat Individualisme mengagungkan individualitas.
4. Berfilsafat Hedonisme mengagungkan kesenangan.

B. Arti pancasila sebagai filsafat


Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman majapahit dalam
kesatuan. Namun denga datangnya bangsa barat persatuan dan
kesatuan itu dipecah mereka dalam rangka menguasai daerah
Indonesia yang kaya raya ini. Arti pancasila sebagai dasar filsafat
Negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah
Indonesia.139

139
Dr. H. Kabul Budiyono.2017. Pendidikan Pancasila. Alfabeta

130 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat
panacasila perl;u ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Fungsi filsafat sebagai berikut :
a. Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental
atau mendasar di kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat
kaitannya dengan kehidupan masyarakat bangsa tersebut yang
berkaitan dengan kelangsungan hidup dari Negara.
b. Filsafat pancasila mampu memberikan kebenaran yang substansi
termasuk hakikat Negara, ide Negara, dan tujuan Negara, tujuan
Negara dapat kita temukan setiap konstitusi Negara yang
bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada
kecenderungan perbedaan yang jauh sekali antara tujuan suatu
Negara dengan Negara lain.
c. Pancasila sebagai filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat
dan pemersatuan berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia.
Fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau Negara itu sudah berjalan
keteraturan kehidupan bernegara.

C. Pancasila sebagai Sistem Filsafat


Sebagai sistem filsafat, pancasila yang terdiri dari bagian sila-
silanya yang bersama-sama membentuk satu kesatuan yang utuh.
Tiap-tiap bagian sila-silanya merupakan tata rakit yang teratur, dan
tata rakit itu sesuai selaras dengan tata rakit keseluruhan
pancasila.140
Pancasila sebagai sistem filsafat berarti bahwa pancasila
merupakan kesatuan pemikiran yang mendasar yang membawakan
kebenaran yang substansial atau hakiki. Jadi, pancasila bukanlah hasi
pemikiran yang secara spontan timbul dalam sidang BPUPKI tanggal
1 Juni 1945. Apa yang dipikirkan oleg Bug Karno telah memenuhi
syarat-syarat kefilsafatan antara lain melalui deskripsi, berfikir yang
kritik, evaluative, dan abstraksi.
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat. Sistem yang dimaksud dalam hal ini
adalah satu-kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,

140
Prof. Dr. H. Tukiran, Dkk. 2011. Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa. Alfabeta

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 131


saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu, lazimnya memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Satu kesatuan bagian-bagian.
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan, saling ketergantungan.
4. Kesemua dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
(tujuan sistem).
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voich,
1974:122)

a. Filsafat Pancasila
Menurut Ruslan Abdulgani, bahwa Pancasila merupakan filsafat
negara yang lahir sebagai collectieve Ideologie (cita-cita
bersama) dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai
filsafat, karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the founding father kita, kemudian
dituangkan dalam suatu “sistem” yang tepat. Sedangkan menurut
Notonagoro, Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan
pengertian ilmiah yaitu tentang hakekat dari Pancasila.
b. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila
Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat
tersendiri yang berbeda dengan filsafat lainnya, yaitu antara lain :
1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang
bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Dengan
pengertian lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu
sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan
Pancasila.
2. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur
asli/permanen/primer Pancasilasebagai suatu yang ada
mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya
sendiri.
3. Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri
manusia Indonesia dan masyarakatnya, sebagai suatu
kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup dan
berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

132 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


c. Prinsip-prinsip Filsafat Pancasila
Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1) Kausa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan
dengan materi/bahan, dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-
nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
2) Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan
bentuknya, Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD ’45
memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
3) Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam
menyusun dan merumuskan Pancasila menjadi dasar negara
Indonesia merdeka.
4) Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya,
tujuan diusulkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
merdeka.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada
hakikatnya merupakan suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam
pancasila saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling
mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa dikualifikasikan oleh sila-
sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya merupakan
suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian (sila-silanya)
saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur
yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat
dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila,
yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan
Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia,
dengan masyarakat bangsa dan Negara.
Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut kenyataan yang
obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri
terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan
orang. Sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas
dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lain misalnya:
liberalisme, materialisme, komunisme, dan aliran filsafat yang lain.
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat
dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Cara deduktif yaitu

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 133


dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan
menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala
sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan
makna yang hakiki dari gejala-gejala itu. Fungsi Filsafat Pancasila :
a. Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental /
mendasar dalam kehidupan bernegara, Misalnya : susunan
politik, sistem politik, bentuk negara, susunan perekonomian
dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini
harus dapat dikembangkan oleh filsafat.
b. Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat
negara, ide, negara atau tujuan negara. (Kelima sila pancasila
merupakan kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan).
c. Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga
fungsi filsafat akan terlihat jelas kalau negara itu sudah
terbentuk keteraturan kehidupan bernegara).

134 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


WARGA NEGARA DAN
KEWARGANEGARAAN
Oleh: Julia Eka Sari

Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Yang tampak


adalah unsur-unsur negara yang berupa rakyat, wilayah, dan
pemerintah. Salah satu unsur negara adalah rakyat. Rakyat yang
tinggal di wilayah negara menjadi penduduk negara yang
bersangkutan. Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu
negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya.
Kedudukan sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa
peranan, hak dan kewajiban yang bersifat timbal-balik.
Pemahaman yang baik mengenai hubungan antara warga
negara dengan negara sangat penting untuk mengembangkan
hubungan yang harmonis, konstruktif, produktif, dan demokratis.
Pada akhirnya pola hubungan yang baik antara warga negara dapat
mendukung kelangsungan hidup bernegara.141

A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan


1. Warga Negara
Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari
suatu organisasi perkumpulan. Warga negara artinya warga atau
anggota dari suatu negara. Kita juga sering mendengar kata-kata
seperti warga desa, warga kota, warga masyarakat, warga bangsa,
dan warga dunia. Warga diartikan sebagai anggota atau peserta. Jadi,
warga negara secara sederhana dapat diartikan sebagai anggota dari
suatu negara.

141
Wandhi Pratama Putra Sisman dan Ruslan rauf, Pendidikan Kewarganegaraan Bingkai NKRI,
(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2016), hlm. 69.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 135


Istilah warga negara merupakan terjemahan dari kata citizen
yang mempunyai arti:
a. Warga negara;
b. Petunjuk dari sebuah kota;
c. Sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air;
d. Bawahan atau kawula.
Menurut As Hikam dalam Ghazalli, warga negara sebagai
terjemahan dari citizen artinya adalah anggota dari suatu komunitas
yang membentuk negara itu sendiri.142
Dengan memiliki status sebagai warga negara, orang memiliki
hubungan dengan negara. Hubungan itu nantinya tercermin dalam
hak dan kewajiban. Seperti halnya kita sebagai anggota sebuah
organisasi, maka hubungan itu berwujud peranan, hak dan
kewajiban secara timbal-balik. Anggota memilki hak dan kewajiban
terhadap anggotanya.
Perlu dijelaskan istilah rakyat, penduduk dan warga negara.
Rakyat lebih merupakan konsep politis. Rakyat menunjuk pada
orang-orang yang berada di bawah satu pemerintahan dan tunduk
pada pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan
penguasa. Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal di
suatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu. Orang yang
berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi warga
negara dan orang asing atau bukan warga negara.143
Dalam pengertian umum rakyat adalah individu-individu yang
menjadi “anggota warga negara”. Dengan demikian, kita mengenal
masyarakat yang anggota-anggotanya berasal dari satu suku
dinamakan masyarakat suku (Batak, Padang, jawa, Sunda, Bali,
Sasak), ada pula masyarakat yang anggotanya para ilmuan kita
namakan ilmiah, ada masyarakat yang anggotanya warga kota
dinamakan masyarakat kota, ada pula masyarakat yang anggotanya
warga negara, dinamakan masyarakat warga (Civil Society) atau
masyarakat “Madani” (masyarakat yang menjunjung toleransi tinggi
toleransi demokrasi dan nilai-nilai peradaban).

142
Ibid., hlm. 69-70.
143
Ibid., hlm. 70-71.

136 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Oleh sebab itu dapat disimpulkan status latar belakang
anggota masyarakat tersebut adalah indentitas pada
kewarganegaraan, bukan pada kesukuan, agama, golongan, ataupun
pendirian politik. Falsafah bangsa kita pancasila tidak menganut
paham itu, tetapi menganut paham kebersamaan terlepas dari status
dan peran warga tersebut. Civil society adalah wilayah atau ruang
publik yang bebas (the free public sphere). Di mana individu warga
negara melakukan kegiatan secara merdeka menyatakan pendapat
berserikat dan berkumpul dan kepetingan umum yang lebih luas.
Adapun Karakteristik civil society adalah sebagai berikut.
1. Adanya free public sphere, ruang public yang bebas dimana
masyarakat dapat mengtualisasikan kehidupan tanpa rasa takut
dari campur tanggan negara.
2. Demokrasi merupakan entitas menjadi penegak civil society.
3. Toleran merupakan sikap yang di kembangkan dalam civil
society untuk memperoleh sikap saling menghargai dan saling
menghormati aktivitas yang dilakukan oleh orang lain dari
berbagai latar belakang kehidupan (masyarakat majemuk).
4. Pluralisme, berarti menerima kemajemukan dalam kehidupan
sehari-hari tetapi juga harus di sertai dengan sikap yang tulus
untuk menerima kenyataan sebagai rahmat dari Tuhan.
5. Keadilan Sosial, dimaksudkan untuk meyebutkan keseimbangan
dan pembagian yang proporsional terhadap hak dan kewajiban
setiap warga Negara yang mencakup segala aspek kehidupan.
Oleh karenanya tidak ada monopoli, penguasaan atau
pemusatan aspek kehidupan pada sekelompok masyarakat.144

2. Kewarganegaraan
Istilah kewarganegaraan (citizenship) memiliki arti keangotaan
yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan
warga negara. Menurut memori penjelasan dari pasal II peraturan
penutup Undang-Undang No. 62 Tahun 1958 tentang
kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan diartikan
segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan
144
Zainul Ittihad Amin, Pendidikan Kewarganegaraan, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,
2016), hlm. 18-21.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 137


adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang
bersangkutan. Adapun menurut Undang-Undang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang
berhubungan dengan negara.145
Pengertian kewarganegaraan dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
a. Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis dan Sosiologis
1) Kewarganegaraan dalam Arti Yuridis ditandai dengan adanya
ikatan hukum antara orang-orang dengan negara. Adanya
ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat hukum
tertentu, yaitu orang tersebut berada di bawah kekuasaan
negara yang bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum,
misalnya akta kelahiran, surat pernyataan, bukti
kewarganegaraan, dan lain-lain.
2) Kewarganegaraan dalam Arti Sosiologis, tidak ditandai
dengan ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, seperti ikatan
perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan
ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan ini lahir dari
penghayatan warga negara yang bersangkutan.146
b. Kewarganegaraan dalam Arti Formil dan Materiil
1) Kewarganegaraan dalam arti formil menunujuk pada tempat
kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum, masalah
kewarganegaraan berada pada hukum publik.
2) Kewarganegaraan dalam arti materiil maenunjuk pada akibat
hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan
kewajiban warga negara.
Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut
memiliki pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang
bersangkutan. Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak
jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara lain
tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang
bukan warga negaranya. 147

145
Wandhi Pratama Putra Sisman dan Ruslan rauf, Op. Cit., hlm. 71.
146
Ibid., hlm. 72.
147
Ibid., hlm. 73.

138 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Bangsa
Oleh : Kiki Achmad Setiawan

A. Pengertian Filsafat
Sebelum dibahas pengertian filsafat secara material maka
dipandang perlu untuk membahas terlebih dahulu makna dan arti
istilah “filsafat”. Secara etimologi “filsafat” berasal dari bahasa
Yunani “philein” yang artinya “cinta” dan “sophos” yang artinya
“Hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”. Sehingga menurut
asal katanya: filsafat (philo-shopia) berarti “mencintai kebijaksanaan”
148
atau “mencintai hikmah/pengetahuan.
Cinta dalam hal ini mempunyai arti yang seluas-luasnya yaitu
ingin dan berusaha untuk mencapai yang diinginkan. Sedangkan
kebijaksanaan lebih lanjut berarti “pandai”, tahu dengan mendalam
dan seluas-luasnya, baik secara teoretis sampai dengan keputusan
untuk bertindak.149
Beberapa ahli mengartikan filsafat sebagai berikut:150
1. Menurut R.Beerling, filsafat adalah pemikiran-pemikiran bebas,
diilhami oleh rasio, mengenai segala sesuatu yang timbul dari
pengalaman-pengalaman.
2. Menurut Corn. Verhoeven, filsafat meradikalkan keheranan
kesegala jurusan.
3. Menurut, Arne Naess filsafat terdiri dari pandangan-pandangan
yang menyeluruh, yang diungkapkan dalam pengertian-
pengertian.

148
Kaelan, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Paradigma), hlm.7
149
Paulus Wahana, 1993, Filsafat Pancasilais, (Yogyakarta: Kanisius), hlm.18-
19
150
Ibid

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 139


4. Menurut I. Kant, berfilsafat yang sebenarnya adalah menguji
secara kritis akan kepastian sesuatu yang dianggap sudah
semestinya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang bersifat
menyeluruh.

Lingkup Pengertian Filsafat


Filsafat memiliki bidang bahasan yang sangat luas yaitu segala
sesuatu baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak.
Maka untuk mengetahui lingkup pengertian filsafat terlebih dahulu
perlu dipahami objek material dan formal ilmu filsafat sebagai
berikut.151
1. Objek Material Filsafat
Objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang
bersifat material konkret seperti manusia, alam, benda, binatang,
dan sebagainya, maupun sesuatu yang bersifat abstrak misalnya
nilai, ide-ide, ideology, moral, pandangan hidup, dan lain
sebagainya.
2. Objek formal filsafat
Cara memandang seorang peneliti terhadap objek material
tersebut, suatu objek material tertentu dapat ditinjau dari
berbagai macam sudut pandang yang berbeda.
Berdasarkan objek material dan formal ilmu filsafat tersebut,
maka lingkup pengertian filsafat menjadi sangat luas. Berikut ini
dijelaskan berbagai bidang lingkup pengertian filsafat.152

1. Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional dari segala


sesuatu Manusia perlu menentukan suatu kebijaksanaan yang
hakiki dan rasional. Agar manusia dapat menyelesaikan secara
arif bijaksana harus memiliki dasar-dasar kebijaksanaan yang
lazimnya bersumber pada agama dan pandangan hidupnya.
2. Filsafat sebagai satu sifat dan pandangan hidup Manusia dalam
menghadapi dalam segala macam problema dalam hidupnya

151
Kaelan, 2002, Filsafat Pancasila, (Yogyakarta:Paradigma), hlm.6
152
Ibid, hlm.7-9

140 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


harus diselesaikan berdasarkan sikap dan pandangan hidupnya.
Artinya manusia harus memiliki prinsip-prinsip sebagai suatu
sikap dan pandangan hidup agar di dalam hidupnya tidak
terombang-ambing.
3. Filsafat sebagai suatu kelompok persoalan
Manusia dalam kehidupan sehari-hari senantiasa menghadapi
persoalan-persoalan yang memerlukan suatu jawaban. Namun
tiidak semua persoalan manusia tidak dikatakan filsafat.
Persoalan manusia yang termasuk dalam lingkup filsafat adalah
bersifat fundamental, mendalam, hakiki, serta memerlukan
jawaban yang mendalam hakiki sampai pada tingkat hakikatnya.
4. Filsafat sebagai suatu kelompok teori dan sistem pemikiran
Dalam perkembangan filsafat muncul system-sistem pemikiran
dan teori-teori. Filsafat sendiri mengacu kepada suatu hasil atau
teori yang di hasilkan oleh para filsuf.sehingga terdapat berbagai
macam wujud hasil pemikiran dan dalam berbagai bidang.
5. Filsafat sebagai suatu proses kritis dan sistematis dari segala
pengetahuan manusia.
Filsafat berupaya untuk meninjau secara kritis segala
pengetahuan manusia terutama ilmu pengetahuan yang
berkembang ini. Secara praktis dalam proses penelitian ilmiah
dalam metode, objek penelitian serta segala instrument
penelitian haruslah memiliki kesesuaian. Maka semua sistem
pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia tersebut senantiasa
ditinjau secara kritis oleh filsafat.
6. Filsafat sebagai usaha untuk memperoleh pandangan yang
komprehensif.
Menurut para ahli filsafat spekulatif tujuan filsafat adalah
berupaya menyatu paduan hasil-hasil pengalaman manusia dalam
bidang keagamaan, etika, serta ilmu pengetahuan yang dilakukan
secara menyeluruh. Upaya ini diharapkan untuk mendapatkan
kesimpulan pemahaman secara umum tentang manusia,
masyarakat, alam, dan hubungannya dengan manusia dan
makhluk hidup lainnya serta pandangan-pandangan yang
menjangkau ke arah masa depan. Para filsuf yang berupaya untuk
mendapatkan pandangan yang bersifat komprehensif antara lain,

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 141


John Dewey, Hegel, A.N. Whitehead. Aristoteles, Plato, Berson
dan lain sebagainya.

B. Filsafat Pancasila
Filsafat pancasila adalah hasil berpikir atau pemikiran yang
sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang oleh bangsa
Indonesia yang di anggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu
(kenyataan, norma-norma,nilai-nilai) yang paling benar, paling adil,
paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa
Indonesia.153
Bentuk filsafat Pancasila digolongkan menjadi:154
1. Falsafah Pancasila bersifat religius, ini berarti bahwa filsafat
pancasila dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal
adanya kebenaran mutlak yang berasal dari tuhan yang maha esa
dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia,
termasuk kemampuan berpikir.
2. Falsafah pancasila dalam arti praktis, ini berarti bahwa filsafat
pancasila di dalam mengadakan pemikiran yang sedalam-
dalamnya, tidak hanya bertujuan mencari kebenaran dan
kebijaksanaan, tidak sekadar untuk memenuhi hasrat ingin tahu
dari manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi juga dan
terutama hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila
tersebut digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari, agar
hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik
dunia maupun akhirat.

Fungsi pokok filsafat Pancasila:


1. Falsafah pancasila sebagai pandangan hidup155
Falsafat pancasila sebagai pandangan hidup adalah filsafat yang
digunakan sebagai pegangan, pedoman atau petunjuk oleh
bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian
ini falsafah pancasila adalah falsafah untuk di amalkan dalam

153
Burhanuddin Salam, 1996, Filsafat Pancasilaisme, (Jakarta: Rineka Cipta),
hlm.25
154
Ibid, hlm.25-26
155
Kabul Budiyono,2009, Pendidikan Pancasila,(Bandung: Alfabeta), hlm 126-
127

142 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


kehidupan sehari-hari, dalam segala bidang kehidupan dan
penghidupannya. Falsafah pancasila yang berasal dari kepribadian
bangsa Indonesia sama halnya dengan falsafah pancasila sebagai
pandangan hidup, karena merupakan ciri-ciri khas dari bangsa
Indonesia. Falsafah pancasila merupakan hakikat pencerminan
budaya bangsa Indonesia, yaitu hakikat pencerminan dari
peradaban, keadaban kebudayaan, cermin keluhuran budi dan
kepribadian yang berasal dari sejarah sejarah pertumbuhan dan
perkembangan sendiri. Pencerminan kehidupan yang dialami
bangsa Indonesia yang bersuku-suku dan mempunyai tradisi
yang berbeda-beda. Semua dari perbedaan itu terdapat
persamaan yaitu budi dan kepribadian.
2. Falsafat pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia156
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK (Badan
Penyelidikan Persiapan Kemerdekaan) pada tanggal 1 Juni 1945
menjadikan dasar bagi Negara Indonesia merdeka. Landasan atau
dasar itu haruslah kuat dan kokoh agar Indonesia tetap berdiri
tegak sentosa selama-lamanya. Landasan itu harus pula tahan uji
terhadap serangan-serangan baik secara internal maupun
eksternal. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang
menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan Negara
Indonesia yang merdeka. Di atas dasar itulah didirikan Negara
Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik ini
yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan
kebudayaan.
Oleh Karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan
menjiwai seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi
sebagai dasar Negara, maka semua peraturan perundang-
undangan Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh Negara dan
pemerintah Republik Indonesia haruslah sejiwa dan sejalan
dengan Pancasila.

156
Burhanuddin Salam, Op. cit, hlm.25-26

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 143


HAK ASASI MANUSIA
Oleh. LAFIIDA SALTUTI

A. Pemahaman Tentang Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang telah dipunyai
seseorang sejak ia dalam kandungan dan berlaku secara Universal.
Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika
Serikat dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti
pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan
pasal 31 ayat 1.
Sekarang ini HAM adalah sesuatu yang berbeda dengan hak-
hak yang sebelumya terbuat dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika
atau Deklarasi Perancis. HAM yang sekarang ini kita kenal dirujuk
dan dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II yang
tidak mengenal batasan kenegaran.
Konsep HAM yang diakui oleh negara Indonesia menurut
hukum dibagi menjadi dua kategori, yaitu hak-hak pokok yang pada
dasarnya dimiliki oleh semua orang yang bertempat tinggal disuatu
negara tanpa memandang kewarganegaraannya. Menurut para ahli
konsep HAM perkembangan terbagi menjadi 4 generasi.
1. Generasi I : mengacu pada hak-hak pribadi politik dan
hukum.
2. Generasi II : mengacu pada hak-hak dasar ekonomi, sosial
dan budaya.
3. Generasi III : mengacu pada hak-hak komunitas untuk
perkembangan.
4. Generasi IV : perimbangan hak dan kewajiban warga
negara.

144 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Seiring bergantinya generasi konsep HAM mengalami
kemajuan dan tepat sasaran. HAM mempunyai beberapa jenis dan
pembagian HAM (Junaidi, 2013).157
Jenis Hak Asasi Manusia:
1. Hak untuk hidup.
2. Hak untuk memperoleh pendidikan.
3. Hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain.
4. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama.
5. Hak untuk mendapatkan pekerjaan.

Pembagian bidang, Jenis dan macam Hak Asasi Manusia:


1. Hak asasi pribadi
2. Hak asasi politik
3. Hak asasi hukum
4. Hak asasi ekonomi
5. Hak asasi peradilan
6. Hak asasi sosial budaya
Jenis-jenis dan pembagian tersebut menyebabkan HAM
menjadi bagian utama dari kajian hukum Internasional dan itu
menyebabkan komunitas Internasional memiliki kepedulian yang
kuat tentang isu HAM. Karena pada dasarnya HAM merupakan
mekanisme pertahanan diri dari kekuasaan negara yang rentan
disalah gunakan.

B. Dasar-dasar Hukum pelaksanaan HAM


Negara pada hakikatnya wajib menjamin bahwa sistem
hukumannya tidak sembarangan dengan Hak Asasi Manusia yang
bersifat Internasional sesuai dengan wilayahnya dan terutama untuk
melindunginya. Dokumen resmi yang diakui secara universal seperti
Internasional Convenant of Human Rights 1966 yang didasarkan
pada Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia pada tahun
1948.
Dalam Mukaddimah Deklarasi Universal tantang Hak Asasi
Manusia yang telah disetujui dan diumumkan oleh Resolusi Majelis

157
Junaidi. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan.( Yogyakarta: Graha Ilmu).

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 145


Umum Perserikatan Bangsa-bangsa Nomor 217 A (III) tanggal 10
desember 1948vterdapat pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
1. Menimbang, bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-
hak yang sama dan tidak dicabut dari semua anggota keluarga
manusia adalah kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di dunia.
2. Mengabaikan dan memandang rendah hak-hak manusia telah
mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan
rasa kemarahan hati nurani umat manusia.
3. Hak-hak manusia perlu dilindungi dengan peraturan hukum.
4. Pembangunan hubungan persahabatan diantara negara-negara
perlu ditingkatkan.
5. Bangsa-bangsa dari perserikatan Bangsa-bangsa didalam Piagam
Perserikatan Bangsa-bangsa telah menegaskan kembali
kepercayaan mereka pada hak-hak dasar dari manusia.
6. Negara-negara anggota telah berjanji untuk mencapai kemajuan
dalam penghargaan dan penghormatan umum.
7. Pemahaman yang sama mengenai hak-hak dan kebebasan-
kebebasan tersebut sangat penting untuk pelaksanaan yang
sungguh-sungguh dari janji tersebut.

Atas pertimbangan diatas, Majelis Umum PBB menyatakan:


 Memproklamasikan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
sebagai suatu standar umum untuk keberhasilan bagi semua
bangsa dan semua negara. Dengan tujuan agar setiap orang dan
setiap badan didalam masyarakat, dengan senantiasa mengingat
Deklarasi ini, akan berusaha dengan cara mengajarkan dan
memberikan pendidikan. Gunanya menggalakkan penghargaan
terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan tersebut dengan
jalan tindakan-tindakan yang proresif yang bersifat Nasional atau
Internasional.

C. Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945


Hak-hak asasi manusia sebenarnya tidak dapat dipisahkan
dengan pandangan filosofis tentang hahekat manusia yang melatar
belakanginya. Menurut pandangan filsafata bangsa Indonesia yang

146 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


terkandung dalam pancasila hakikat manusia adalah ‘monopluralis’.
Susunan kodrat manusia adalah jasmani-rokhani (raga dan jiwa).
Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri
dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rentangan
berdirinya bangsa dan negara Indonesia, secara resmi Deklarasi
Pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah lebih dahulu
merumuskan hak-hak asasi manusia daripada Deklarasi Universal
Hak-hak Asasi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukkan bahwa
pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada tanggal
18 Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB
pada tahun 1948. Hal ini menunjukkan kepada dunia bahwa
sebenarnya bangsa Indonesia sebelum tercapainya pernyataan hak-
hak asasi manusia beserta convenantnya, telah mengangkat hak-hak
asassi manusia dan melindunginya dalam kehidupan negara, yang
tertuang dalam UUD 1945. Hal ini juga telah ditekankan oleh The
Founding Fathers bangsa Indonesia, misalnya pernyataan Moh. Hatta
dalam sidang BPUPKI sebagai berikut:
“Walaupun yang dibentuk itu negara kekeluargaan, tetapi
masih perlu ditetapkan beberapa hak dari warga negara, agar jangan
sampai timbul negara kekuasaa atau ‘Machtsstaat’ atau negara
penindas (Yamin, 1959:207).158
Dalam pembukaan UUD 1945 alenia I dinyatakan bahwa:”
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa “. Dalam pernyataan ini
terkandung pengakuan secara yuridis, hak-hak asasi manusia
tentang kemerdekaan sebagaimana terkandung dalam Deklarasi PBB
pasal I. Dasar filosofis hak asasi manusia tersebut adalah bukan
kemerdekaan manusia secara individualis saja, melainkan
menempatkan manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk
sosial yaitu sebagai suatu bangsa. Oleh karena itu hak asasi ini tidak
dapat dipisahkan dengan kewajiban asas manusia.
Tujuan negara Indonesia sebagai negara hukum yang bersifat
formal mengandung konsekuensi bahwa negara berkewajiban untuk
melindungi seluruh warganya dengan suatu Undang-Undang
terutama melindungi hak-hak asasinya demi kesejahteraan hidup

158
Yamin Muhammad, 1959, Naskah persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Vol. II, (Siguntang,
Jakarta).

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 147


bersama. Demikian juga negara Indonesia memiliki ciri tujuan
negara hukum material, dalam rumusan tujuan negara
“...Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa...”.
Berdasarkan pada tujuan negara sebagaimana terkandung
dalam pembukaan UUD 1945, maka negara Indonesia menjamin dan
melindungi hak-hak asasi manusia para warganya, terutama dalam
kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun
rokhaniah, antara lain kaitannya dengan hak-haka asasi bidang
sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan Agama.

D. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Menurut UUD 1945, negara melindungi segenap penduduk ,
misalnya dalam pasal 29 (2) disebutkan”Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan
kepercayaan itu”. Dibagian lain UUD 1945 menyebutkan hak-hak
khusus untuk warga negara, misalnya dalam pasal 27 (2) yang
menyebutkan “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dan dalam pasal 31 (1)
yang menyebutkan “Tiap-tiap warganegara berhak mendapat
pengajaran”.
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban
warganegara mencakup pasal-pasal 27,28,29,30,31,33 dan 34.
a) Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warganegara yang sama dalam
hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung
hukum dan pemerintahan.
b) Pasal 28 menetapkan hak dan kemerdekaan warga negara untuk
berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
maupun tulisan.
c) Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut
agamanya.
d) Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945
menyebutkan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

148 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PANCASILA BERAKAR DARI BUDAYA
BANGSA INDONESIA PENGAMALAN
PANCASILA
Oleh : MUHAMMAD IMRON

Pengamalan pancasila sering kali kita dengar terutama sejak


Orde baru perlunya pancasila diamalkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun selalu saja
terkesan slogan belaka dan tidak membumi. Pada ketatapan MPR
NO. XVIII/MPR/1998 dinyatakan bahw pancasilasebagaimana di
maksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar
negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus
dlaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Dalam
GBHN terakhir 1999-2004 di sebutkan pula bahwa misi pertama
penyelenggara bernegara adalah pengamalan Pancasila secara
konsisten dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan
bernegara. Bagaimana sesungguhhnya melaksanakan atau
mengamalkan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan
bernegara itu?
Pengamalan pancasila dalam kehidupan bernegara dapat
dilakukan dengan cara :
1. Pengamalan secara Objectif
Pengamalan secara objektif adalah dengan melakukan dan
menaati peraturan perunang-undangan sebagai norma hukum
negara yang berlandaskan pancasila.
2. Pengamalan secara subjektif
Pengamalan subjektif adalah dengan menjalan kan nilai-nilai
pancasila yang berwujud norma etika secara pribadi atau

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 149


kelompok dalam bersikap atau bertingkah laku pada kehidupan
berbangsa dan bernegara.159
Dalam istilah lain, kaelan (2002) menyatakan perlunya
aktualitas Pancasila.Aktualitas pancasiladibedakan attas dua macam,
yaitu aktualitas pancasila secara abjektif, yaitu realisasi pada setiap
individu dan aktualisasi objektif, yaitu realisasi dalam segala aspek
kenegaraaan dan hokum. Sebagai dasar (filsafat) negara ada
kewajiban moral dari negara (penyelengara negra) untuk
melaksanakan nilai pancasila.
Pengamalan secara objektif membutuhkan dukungan
kekuasaan negara untuk menerapkannnya. Seorang Warga negara
atau penyelenggaranegara yang berperilaku menyimpang dai
peraturan perundang-undangan yang berlaku akan mendapatkan
sanksi.pengamalan secara objektif bersifat memaksa serta adanya
sanksi hokum, artinya bagi siapa saja yang melanggar norma hukum
anka mendapatkan sanksi. Sdsnys prngsmslsn objektif ini sdslsh
konsekuensi dan mewujudkan nilai dasar Pancasila sebagai norma
hukum negara.
Di samping mengamalkan secara ojsektif, secara
subjektifwarga negara danpenyelenggara wajib mengamalkan
pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, erbangsa, dan bernegara.
Dalam rangka pengamalan secara subjektif ini Pancasila menjadi
sumber etika dalam bersikap dan bertingkah laku setiap warga
negara dan penyelenggara negara. Etika kehidupan berbangsa dan
bernegara yang bersumberkan pada nilai-nilai pancasila
sebagaimana tertuang dalam ketetapan MPR NO. VI/MPR/2001
adalah norma-norma etika yang dapat kita amalkan. Melanggar
norma etika tidak mendapatkan sanksi hukum tetapi sanksi yang
berasal dari diri sendiri. Adanya 160.
Sebagai geejala manusia, kebudayaan adalah setua sejarah
manusia sendiri, yakni manusia sebagai mahluk individual dan social
sekaligus. Penyimpulan ini sebenarnya tidak lebih dari konsekuensi
logis dari kenyataan manusia sebagai mahluk individual dan sosial

159
Winarno, S. pd., M. Si.Surakarta, Mei 2007, paradigm baru pendidikan kewarganegaraan, Jakarta
13220, PT Bumi Aksara, jl. Sawo Raya No.18.
160
Ibid, 28

150 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


sekaligus. Bias jga dirumuskan: manusia adalah mahluk yang
membudaya dalam kebersamaan dengan sesamanya. Ini dapat kita
saksikan sejak kehidupan masyarakat manusia purba yang terutama
ditandai oleh kebutuhan dasar yang di dorong oleh nalurinya,
sampai dengan tahapan kehidupannya yang ditandai oleh fungsi
nalurinya.
Dalam sejarah kemanusiaan berbagai pengejawantahan
perilaku dan karya manusia biasa menjadi sumbangan pada
terwujudnya suatu cara hidup yang memilikk ciri khas. Lestarinya
sumbangan itu bias jadi kemudian makin melekat dan menunggal
pada kehidupan bersama, sehingga apa yang tampil sebagai perilaku
dan karya manusia itu semakin kentara kaitannya dengan pandagan
hidup tertentu yang dimiliki oleh kebersamaannya.
Kondisi kebersamman itulah yang nyata berpengaruh pada
cara dan pandang hidup yang berciri khas itu. Ketika manusia masih
hidup terutama demi survival saja, maka maka minum dan
reproduksi menguasain daur hidupnya. Pada tahap ini hukum
Darwin struggle for survival dan survival of the fittesth hampir penuh
menentukan pola perilaku individual dan kolektif.161
Tahap kemudian, tatkala manusia tidak sekedar mencari dan
mengumpulkan makanaan , melainkan juga menghasilkan dan
mengolah kebutuhan makan-minumnya, maka terjadilah pula
perubahan dalam daur hidupnya sehaari-hari. Manusia mulai
merancang berbagai alat sebagai “perpajangan” untuk
membantunya; maka menciptakan peralatan dengan nilai guna
(utility) yang makin lama makin di sempurnakan. Apalagi ketika
manusia berhasil mewujudkan bentuk roda, maka erjadilah
perubahan yang lebih menyolok : mereka mulai “menggelinding”
menjad penjaja yang berbondong-bondong berpindah-pindah.
Melainkan juga pola kehidupan yang baru. Mungkin cukup beralasan
untuk mengatakan, bahwa denga di ketemukannya bentuk roda itu
maka terjadilah suatu ‘refolusi”dalam kehidupan masyarakat
manusia.

161
Fuad hasan, 1989, Renungan budaya, Jakarta, perum balai pustaka.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 151


Bersama dengan berubahnya cara hidup oleh pemanffaatan
roda itu, maka juga semkin luas lingkungan manusia, dan seiring
dengan meluasnya lingkungan alam nya makin luas pula
cakrawalanya.manusia hutan makin mampu melepaskan diri dari
jeratan belantara, manusia gunung bias turun ke dataran rendah;
dan mengikuti sunngnai yang di temuinya dalam penjelajahan
mungkin saja ia akhiri sampai di muaraya lalu berkenalan dengan
lautan rakit dan biduk tidak mungkin dihasilkan tanpa pertemuan
manusia dengan perairan, dan untuk mencipta rakit dan biduk itu ia
menemukan bahan dan bentuk yang dapat mengapung, dari
sehimpunan daun-daunan hinga segelondong batang pohon.162
Mungkin sekali pada mulanya semua itu merupakan rancangan
dan karya manusia yang didasarkan padapendekatan cara trial dan
error belaka. Namun demikian, jelas juga bahwa manusia tidak
sekedar ditandai oleh kurioritasdalam pergaulannya dengan alam
sekelilingnya; manuasia adalah juga satu-satunya mahluk yang
berikhtiar untuk membangu kesesuaian senyaman mungkin dengan
alam sekelilingny. Alam tidak dibiarkan tampil sebagai lawan yang
menantang dan mengancam, melainkan di ikhtiarkan jadi kawan
yang dapat dimanfaatkan demi kenyamanan hidupnya.
Begitulah maka ikhiar manusia membangun dunianya itu
menjelma sebagai kehidupan dan secara umum dapar di simpulkan
sebagai kehidupan yang membudaya. Dari penemuan roda yang
begitu sederhana tapi berakibat besar terhadap gaya hidup
manusia,hingga penemuan robot masa kini yang begitu canggih
sampai bias mengalih begitu banyak fungsi manusia sendiri,
dilakukanlah kenyataannya bahwa kehidupan manusiaditandai oleh
kecenderungan membangun cara dan pandangan hidupnya. Ini
barangkali yang secara umum dapat di anggap sebagai muatan
konsep “kebudayaan”.163
Maka mustahil kita membayangkan segala kebudayaan yang
didukung secara individual semata-mata; kebudayyan dalam arti
yang sebenarnya hanya dapat di andalkan pada kehidupan manusia
sebagai kebersamaan. Kebersamaan itu pula yang menjadi penjamin

162
Ibid.
163
Ibid. , 15

152 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


terjadinya pengalihan cara dan pandangan hidup generasi demi
generasinya.
Membayangkan proses pengalihan itu sebagai pewarisan
barang jadi seba utuh menyeluruh dan seba kedap pengaruh adalah
ilusi belaka, bahkan menyirat sanggahan terhadap adanya dinamika
dalam kehidupan yang membudayasebagaimana Nampak nyata
sepanjang sejarah kemanusiaan sendiri.meskipun demikian,
perubahan yang terjadi tak mungkin terlepas sama sekali dari apa
yang telah ada sebelumnya. Kebudayaan bukan suatu yang dapat di
bangun sekedar out of the blue. setiap kebudayaan dalam keadaan
sebagai status praesens adalah sekaligus status quoante untuk
perkembangannya lebih lanjut; masa kininya suatu kebudayaan
mengenggam kemungkinan bagi perkembangan nya di masa depan.
Kebudayaan sebagai gejala manusiawi adalah penjelmaan yang
serentak “ada-dan-menjadi” dan hanya demikianlah kebudayaan
sejati berkembang. “ada-dan menjadi”, bukan yang “ diada-adakan”;
jika yang pertama mendukung terbentuknya aktifitas sejati, maka
yang kedua tidak akan lebih artinya dengan satu maskerade dengan
kosmetika sementara.
Demikianlah beberapa catatan ringkas sebagai pengantar
penyajian suatu konsepsi tentang kebudayaan; sutu konsepsi yang
memang diangkat dari presepsi terhadap eksistensi manusiawi, atau;
apa yang di konsepsikan (the conceived) di angkat dari apa yang di
persepsikan (the perceived).
Jelas kiranya konsepsi bukan devinisi. Mengingat banyaknya
deinisi tentang kebudayaan, maka kewenangan untuk memilih
definisi itu terserah pada si ahli dari kalangan disiplin yang
mengelola bidang kebudayaan khususnya.perlu juga kita catat,
bahwa istilah kebudayaan relative kebudayaan baru diperkenalkan
ke dalam lingkunga ilmu. Mungkin orang bias kembali pada nama-
nama Wilhelm Dilthey (1833-1911) yang melaliu salah satu karya
utamanya (einleitung in die Geisteswissanscaften) memperkenalkan
dimensi kebudayaan dalam lingkungan ilmu pengetahuan. Ia di susul
oleh muridnya, Eduard Spranger (1882-1947) , yang melalui karya
utamanya ( lebensformen) meminta perhatian parapara ahli
psikologi agar memperhatikan pengaruh kebudayaan terhadap pola

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 153


prilaku tipologi keperibadian. Nama-nama Broinslaw Malinowski
(1884-19420) dan frans boas (1858-1942) tentu lebih nyaring
terdengar dngar sebagai suara pelopor perihal kebudayaan.
Bertolak dari konsepsi kebudayaan seperti dijabarkan di atas
tadi, maka persoalan slanjutnya ikhtiar apa yang harus di tempuh
untuk memprojeksikanpengembangan kebudayaan kita bertolak dari
status praesens.
Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, kita memiliki
konstitusi yang juga mencantumka fasal berkenaan dengan
kebudayaan dan pengembangannya. Walaupun fasal yang
bersangkutan itu rumusannya ringkas, namun lugas dan tegas. Hal
ini sangat menguntungkan, karena dengan demikian jelaslah bahwa
kita memberi arti dan peran yang penting pada kebudayaan dalam
kehidupan kita.
Adapun mengenai penjelasan fasal itu mungkin saja ada
berbagai tafsiran. Dalam hubungan ini baik kiranya perbedaan itu
kita bahas hingga akhirnya terjadi kristalisasi pemahaman yang
memperkaya wawasan kita. Sebaliknya kita harus berusaha
mencegah timbulnya kesenjangan pemahaman antara sesame kita,
sehingga upaya untuk mengengangkan kebudayaan kita jadi
terhambat atau maju terssendat-sendat. Untuk jelasnya, berikut ini
adalah bunyi fasal 32 bab XIII UUD -1945:
“pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia” dan
penjelasannya adalah sebagai berikut:
“kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai
buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya.
Kabudayaan lama dan asli terdapat sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai
kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kearah
kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak
bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa sendiri,
serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.”
Dari penjelasan fasal itu teranglah, bahwa pengembangan
perlu kebudayaan Indonesia harus meliputi pengakuan dan
pengukuhan kebudayaan daerah, dan sekaligus memungkinkan sikap

154 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


keterbukaan untuk menerima unsur kebudayaan asing yang di
anggap baik dan positif pengaruhnya terhadap eksistensi
kebangsaan Indonesia.
Maka dalam mengembangkan kebudayaan nasional, kita tidak
perlu ingkar terhadap pluralism kebudayaan tradisional, seraya
bersikap terbuka dalam pertemuan antar budaya yang beraneka itu.
Keterbukaan sikap itu juga diminta dalam pertemuan kitadengan
budaya asing. Dalam penjelasan itu tersirat pula pengakuan. Bahwa
kebudayaan itu memiliki dinamika yang harus disertakan dalam
pemikiran untuk pengenbangannya.
Idealism berorientasi pada nilai-nilai trasendental; realism
yang bertolak dari kondisi yang faktual. Eksistensi yang membudaya
adalah konvergensi dalam ruang lingkup dikotonomi itu. Cita-cita
kebangsaan untuk membangun masyarakat yang menjunjung tinggi
nilai-nilai pancasila sebagai termaktub dalam pembukaan UUD 1945
memberikan orientasi pada usaha pengembangan kebudayaan.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 155


HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
Oleh: Mansyur

Sebagai makhluk bermasyarat, masunia berhadapan dengan


lingkungan yang berwujud manusia juga.ia berhadapan dan bergaul
dengan sesame manusia yang sama sama mempunyai kemerdekaan
pribadi, kehendak, keinginan, dan perasaan. Di dalam proses
kemasyarakatan itu, kadang-kadang terjadi perselisihan,
percekcokan, dan konflik antar individu ataupun konflik antar
kelompok. Berdasarkan kodratnya, manusia sejak lahir mempunyai
sifat dwitunggal, yaitu sebagai makhluk pribadi dan warga
masyarakat. Kedua sifat itu selalu melekat pada diri setiap manusia.
Kesadaran akan diri sendiri itu menyebabkan manusia menyadari
hidup, mengetahui kebutuhan, dan menyadari cara memenuhi
kebutuhannya.
Di samping mengarah ke dalam diri sendiri (individu),
kesadaran manusia juga engarah ke dunia sekitar hidupnya, yaitu
lingkungan masyarakat. Di dalam lingkungan masyarakat, manusia
berusaha menyesuaikan diri agar terjadi keserasian hidup Bersama.
Ia menyadari bahwa manusia tidak mungkin hidup sendiri. Ia juga
menyadari bahwa manusia hanya dapat hidup wajar jika hidup
bermasyarakat.hal ini sesuai pendapat Aristoteles bahwa manusia
adalah zoon politicon. Artinya, manusia adalah mahluk yang
memounyai hasrat untuk hidup Bersama.
Untuk bergaul dengan orang lain, manusia memerlukan
pedoman atau pegangan hidup Bersama yang di sebut norma atau
hukummasyarakat yang mengatur ketertiban hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegarasehingga terjadi suasana yang tertib dan
teratur .walaupun sudah ada norma masyarakat, hukum masyarakat,

156 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


ataupun peraturan perundang-undangan nasional, ternyata masi
ada orang yang melanggaratau tidak mematuhinya sehingga timbul
ke tegangan atau konflik. Pelanggaran-pelanggaran itu, misalnya
perkelahian, pencurian, penganiayaan, perampokan,korupsi,dan
penipuan. Untuk mengatasi pelanggaran-pelanggaran diperlukan
alat-alat negara, seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan.

A. Pengertian Norma dan Hukum


1. Pengertian Norma
Norma adalah kaidah dan ketentuan-ketentuan yang
mengatur kehidupan dan hubungan manusia dalam arti luas. Dengan
kata lain, norma adalah aturanatau ketentuan yang mengikat warga
kelompok dalam masyarakat yang dipakai panduan, tuntunan, dan
kendali tingkah laku yang sesuai dan di terima.setiap warga
masyarakatharus patuh kepada norma-norma yang berlaku.
Macam-macam norma yang ada dalam masyarakat,antara lain
sebagai berikut ;
a. Norma Agama
Norma agama adalah peraturan hidup yang di ciptakan oleh tuhan
Yang Maha Esa untuk manusia agar hidupnya bahagia di dunia dan
akhirat, Norma agama berisi perintah, larangan,dan anjuran dari
tuhan Yang Maha Esa. Orang yang melanggar norma agama akan
mendapatkan sanksiberupa siksa dari tuhan diakhirat.sedangkan
yang mematuhinya akan memperoleh pahala.
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup tentang perbuatan baik
dan burukyang bersumber dari hati nurani manusia.norma
kesusilaan berisi tentang tingkah laku yangberdasarkan
164
kebenaran dan ke adilan. Orang yang melanggar norma
kesusilaan akan mendapatkan sanksi berupa penyesalan atau
merasa bersalah.165

164
Sunardi H,S,dkk., Pengetahuan Sosial Kewarganegaraan,Perpustakaan Nasional, (Surakarta:
Putaka Mandiri, 2004), hlm 2.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 157


c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang menjadi
kebiasaan dan berlaku dalam lingkungan masyarakat
tertentu.norma kesopanan sering jga di sebut adat istiadat.
Norma kesopanan berisi tentang kebiasaan-kebiasaan yang telah
menjadi adat dalam kehidupan masyarakat. Orang yang
melanggar norma kesopanan akan mendapatkan sanksi berupa
pengucilan dalam pergaulan hidup, ejekan, ataupun cemoohan.
d. Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan-peraturan yang di buat oleh
negara secara tertulis dan mempunyai sanksi yang jelas.norma
hukum berisi peraturan yang mengikat setiap orang. Orang yang
melanggar norma hokum akan mendapatkan sanksi
berupahukuman atau denda dari negara.

2. Pengertian Hukum
Negara kesatuan republik Indonesia adalah negara berdasar
atas hokum, tidak berdasar atas kekuasaan. Hal ini sesuai dengan
undang-undang Dasar 1995 pasal 1 ayat 3 yang menyatakan bahwa
negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini mengandung.
Pengertian bahwa negara dalam melaksanakan tindakan apapun
harus di landasi oleh hokum.
Suatu negara dapat di sebut dengan hokum apabila memiliki
syarat-syarat,antara lain
a. Memiliki undang-undang dan peraturan yang di gunakan untuk
mengatur hak dan kewajiban warga negaranya
b. Memiliki alat-alat negaraseperti kepolisian, kejaksaan, dan
pengadilan
c. Harus ada bantuan rakyat kepada alat-alat negara
Majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia di dalam
bahan penjelasan undang-undang dasar republic Indonesia yang
dikeluarkan sekretaris jendral MPR RI tahun 2002 menyebutkan
bahwa persyaratan teoretis suatu negara adalah negara hokum.
Antara lain.

158 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


a. Ada jaminan danperlindungan hak asasi manusia
b. Ada pembagian kekuasaan yang tegas dan mekanisme checks and
balances antar Lembaga negara
c. Penyelenggaraan negara dan perilakuwarga negara dilakukan
berdasar atas hokum
d. Ada kekuasaan kehakiman yang bebas dan mandiri

Adapun ciri-ciri negara berdasarkan hukum dalam arti materiil,


antara lain :
a. Ada pembagian kekuasaan dalam negara
b. di akuinya hak asasi manusia yang di tuangkan dalam konstitusi
dan peraturan perundang-undanganan
c. Ada dasar hukum bagi kekuasaan pemerintahan (asas legalitas)
d. Ada peradilan yang bebas dan merdeka, serta tidak memihak
e. Segala warga negara bersaan kedudukanya di dalam huku dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
f. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
g. Ada kewajiban pemerintahan untuk memajukan kesejahteraan
umum dan kehidupan bangsa166

Ada beberapa pengertian hukum, antara lain sebagai berikut


a. Hukum adalah seperangkat yang menentukan tata tertib dalam
suatu masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan ketertiban
dan mempunyai kekuatan mengikat atau memaksa bagi
pelanggarnya.
b. Hukum adalah himpunan petunjuk hidup yang berisi perintah-
perintah dan larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam
suatu masyarakat
c. Hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh badan-badan
resmi (yang berwenang) yang bersifat memaksa, dan menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat di sertai
sanksi tertentu bagi pelanggarnya.

166
Ibid.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 159


Berdasarkan ketiga pengertian hukum tersebut dapat di
simpulkan bahwa hokum adalah himpunan peraturan yang dibuat
oleh badan yang berwenang untuk mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat yang bersifat memaksa dengan sanksi yang tegas bagi
pelanggaranya.
Dengan demikian, pengertian hukum itu mengandung unsur-unsur
sebagai berikut
a. Seperangkat peraturan untuk mengatasi tingkah laku manusia
dalam masyarakat
b. Pembuatan dikukan oleh badan/ lembaga yang berwenang
c. Sifatnya memaksa
d. Sanksi atau ancaman hukuman tertentu bagi pelanggarnya.
Hukum bertujuan untuk mengatur tingkah laku manusia di
dalam hidup bermasyarakat. Dengan demikian, fungsi hukum adalah
melindungi hak-hak setiap orangagar tidak di larang orang lain.
Hukum yang berlaku dalam masyarakat di sebut hukum positif
Indonesia sebagai negara hukum bertujuan menciptakan
ketertiban dan ke amana, ke adilan dan kesejahteraan di dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Di dalam negara hukum
Indonesia ,perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia di jamin
dengan diiringi asasinya. Setiap warga negara Indonesia mempunyai
kedudukan yang sama dan wajib menjunjung tinggi hukum. Segala
campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak-pihak lain di luar
kekuasaan kehakiman di larang.artinya hakim memeriksa dan
mengadili perkara tidak boleh di pengaruhi oleh siapapun juga167

B. Makna dan Karekteristik Hukum


1. Makna dan Karekteristik Hukum
seorang filsuf pernah mengatakan bahwa hukum itu ibarat
pagar di kebunbinatang. Mengapa orang berani berkunjung ke
kebun binatang karena ada pagar yang membatasi antara liarnya
kehidupan binatangdengan para pengunjung. Jika tidak ada pagar
yang memisahkan pengunjungdenganbinatang.tentu saja tidak akan
ada orang yang berani masuk ke kebun binatang. Para pengunjung

167
Saroji Dahlan, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 3, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2003),
hlm. 28.

160 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


dapatmenikmati kehidupan binatang dengan dengan aman karena
ada pagar yang membatasi mereka dengan binatang buas tersebut.
Demikianlah hukum itu pada hakikatnya merupakan pagar
pembatas, agar kehidupan manusia aman dan damai. Coba
bayangkan jika seandainya di negara kita ini tidak ada hukum. Dapat
di perkirakan, kesemrawutan akan terjadi dalam segala hal, mulai
dari kehidupan pribadi sampai pada kehidupan berbangsa dan
bernegara, sebagai contoh, kalua seandainya tidak ada peraturan
lalu lintas, kita tidak akan dapat memperkirakan kearah mana
seorang pengendara kendaraan bermotor akan berjalan, di sebelah
kiri atau kanan. Pada saat lampu menyala merah apakah pengendara
akan berhenti atau jalan dengan adanya peraturan lalu lintas lampu
pengatur lalu lintas berwarna merah, maka semua kendaraan harus
berhenti. Arus lalu lintas menjadi tertib dan keselamatan orangpun
dapat terjamin.
Dari uraian di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa
hukum itu merupakan aturan ,tata tertib ,dan kaidah hidup .Akan
tetapi ,sampai saat ini belum ada kesepakatan yang pasti tentang
rumusan arti hukum.Untuk merumuskan pengertian hukum tidaklah
mudah, karena hukum itu meliputi banyak segi dan bentuk sehingga
satu pengertian tidak mungkin mencangkup keluruhan segi dan
bentuk hukum.
Selain itu , setiap orang atau ahli akan memberikan arti yang
berlainan sesuai dengan sudut pandang masing-masing akan
menonjolkan segi-segi tertentu dari hukum.Hal ini sesuai dengan
pendapat Van Apeldorn bahwa “defenisi tentang hukum adalah
sangat sulit untuk dibuat karena tidak mungkin untuk
mengadakannya sesuai kenyataan”.Akan tetapi meskipun sulit
merumuskan definisi yang baku mengenai hukum, di dalam hukum
terdapat beberapa unsur,di antaranya sebagai berikut .
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat .
2. Peraturan itu dibuat dan diteapkan oleh badan -badan resmi
yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 161


Adapun yang menjadi karakteristik dari hukum adalah adanya
perintah dan larangan perintah atau larangan tersebut harus di
patuhi oleh semua orang, hukum berlaku di masyarakat dan ditaati
oleh masyarakat karena hukum memiliki sifat memaksa dan
mengatur.hukum dapat memaksa seseorang untuk menaati tata
tertib yang berlaku di dalam masyarakat dan terhadap orang yang
tidak menaatinya akan diberikan sanksi yang tegas.dengan demikian,
suatu ketentuan hukum mempunyai tugas berikut :
1. Menjamin kepastian hukum bagi setiap orang di dalam
masyarakat.
2. Menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian , keadilan,
kemakmuran , kebahagiaan dan kebenaran.
3. Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan “main hakim sendiri”
dalam pergaulan masyarakat.
4. Pengelolahan hukum
Hukum mengatur seluru aspek kehiduoan manusia. Mengingat
apek kehidupan manusia sangat luas, sudah barang tentu ruang
lingkup atau cangkupan hukumpun begitu luas. Untuk itu, perlu
dilakukan penggolongan atau pengklasipikasian.
Berdasarkan keputusan ilmu hukum, hukum dapat di golongkan
sebagai berikut.
a. Berdasarkan sumbernya
1. Hukum undang- undang, yaitu hukum yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan.
2. hukum kebiasaan ,yaitu hukum yang terletak dalam aturan -
aturan kebiasan.
3. hukum traktat ,yaitu hukumyang ditetapkan oleh negara-
negara di dalam suatu perjanjian tentang negara (traktat).
4. Kukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena
keputusan hakim.168

168
Lukman Surya Saputra dkk.,Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta: Pustaka Setia
Bandung, 2017), hlm165.

162 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Negara Kesatuan Republik Indonesia
Oleh : Marhama

A. Pengertian NKRI
Bangsa Indonesia dalam panggung sejarah berdirinya Negara
di dunia memiliki suatu ciri khas yaitu mengangkat nilai yang telah
dimilik sebelum membentuk suatu Negara modern. Nilai tersebut
berupa nilai adat kebudayaan, nilai religious yang beraneka ragam
sebagai suatu unsure Negara. Selain itu Indonesia tersusun atas
unsur- unsur wilayah yang terdiri dari beribu-ribu pulau, sehingga
membentuk Negara. Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka
membentuk suatu Negara maka bangsa Indonesia harus memilik
karakteristik, ciri khas dari berbagai keanekaragaman, sifat, dan
karakter yang didasarkan pada filsafat pancasila yaitu suatu Negara
persatuan, suatu Negara kebangsaan serta suatu Negara
integralistik. Sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan Undang-
undang 1945 alinea IV.
Bangsa dan Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam
unsur yang bentuknya yaitu suku bangsa, kepulauan, kebudayaan,
golongan, serta agama yang secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan. Oleh karena itu Negara Indonesia adalah Negara yang
berdasarkan pancasila sebagai suatu Negara kesatuan yang termuat
dalam pembukaan UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat. Ditegaskan kembali dalam pokok pikiran
pertama bahwa Negara Indonesia adalah Negara persatuan yang
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal; 1 ayat 1
ditentukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
berbentuk republic. Berdasarkan ketentuan pasal ini jelas bahwa
bentuk Negara Indonesia adalah Negara kesatuan, bentuk

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 163


pemerintahan Indonesia adalah republik. Hakikat Negara kesatuan
adalah Negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur yang
membentuknya yaitu rakyat, suku bangsa, golongan, kebudayaan
serta agama.
NKRI adalah Negara kebangsaan. Bangsa Indonesia sebagai
bagian dari umat manusia di dunia adalah sebagai makhluk Tuhan
yang maha esa, yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu
yang memiliki kebebasan dan juga sebagai makhluk social yang
senantiasa membutuhkan orang lain. Dalam upaya untuk
merealisasikan harkat dan martabatnya maka manusia membentuk
suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertentu yang
memiliki tujuan tertentu. Jadi berdasarkan fakta sejarah maka
Negara Indonesia bukanlah suatu Negara sebagai hasil dari proses
persatuan individu-individu karena persaingan bebas dan
penindasan.
Negara Indonesia adalah suatu perwujudan kehidupan
bersama suatu bangsa yang tersusun atas berbagai elemen.169
a. Hakikat Bangsa
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang maha esa pada hakikatnya
memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial, hal ini disadari bahwa manusia tidaklah mungkin untuk
hidup menyendiri sehingga senantiasa memerlukan orang lain.
Suatu bangsa bukanlah merupakan manivestasi kepentingan
individu yang di ikat secara imperative dengan suatu peraturan
perundang-undangan sebagaimana dilakukan oleh Negara liberal.
Dan bukanlah suatu totalitas kelompok masyarakat yang
menenggelamkan hak-hak individu sebagaimana yang terjadi
pada bangsa sosialis komnistis.
b. Teori Kebangsaan
Teori Hans Hon bangsa adalah terbentuk karena persamaan
bahasa, ras, agama, peradaban,wilayah, negara, dan
kewarganegaraan.
c. Teori Kebangsaan Ernest Renan

169
Kaelan, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta : Paradigma) Hal: 141-145

164 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Hakikat bangsa ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari Prancis
pada tahun 1982 yang mengadakan kajian ilmunya tentang bangsa
berdasarkan psikologi etnis. Menurut Renan pokokpokok pikiran
bangsa sebagai berikut :
a). Bahwa bangsa adalah suatu jiwa, suatu asas kerohanian.
b). Bahwa bangsa adalah suatu solidaritas yang besar
c). Bangsa adalah suatu hasil sejarah.
d). Bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi
e). Wilayah dan ras bukanlah penyebab suatu timbulnya bangsa.170

B. Proses penentuan bentuk negara indonesia


Awal tahun 1950 merupakan periode krusial bagi Indonesia.
Pertentangan dan konflik untuk menentukan bentuk negara bagi
bangsa dan negara Indonesia tengah berlangsung. Pada satu sisi,
secara resmi saat itu Indonesia merupakan negara federal,
sebagaimana hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Akan tetapi, pada
saat yang bersamaan muncul gerakan yang menentang keberadaan
negara federal itu. Gerakan ini eksis bukan saja dari kalangan elit.
Tetapi juga dikalangan masyarakat bawah. Gerakan tersebut
menghendaki diubahnya bentuk negara federal menjadi Negara
Kesatuan.
Dengan diratifikasinya hasil-hasil KMB oleh KNIP yang
bersidang tanggal 6-15 Desember 1949, terbentuklah Republik
Indonesia Serikat (RIS). Negara yang berbentuk federal ini terdiri
dari 16 negara bagian yang masing-masing mempunyai luas daerah
dan jumlah penduduk yang berbeda. Negara bagian yang terpenting,
selain Republik Indonesia yang mempunyai daerah terluas dan
penduduk yang terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur, Negara
Sumatra Selatan, Negara Pasundan, Dan Negara Indonesia
Timur. Sebagian besar negara bagian yang tergabung dalam RIS
mendukung untuk terbentuknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

170
Kaelan, Pendidikan Pancasila (Yogyakarta : Paradigma) Hal: 147

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 165


Bagian terpenting dari keputusan KMB adalah terbentuknya
Negara Republik Indonesia Serikat. Memang hasil KMB diterima oleh
pemerintah Republik Indonesia. Namun hanya setengah hati. Hal ini
terbukti dengan adanya pertentangan dan perbedaan antar
kelompok bangsa.
Dampak dari terbentuknya negara RIS adalah konstitusi yang
digunakan bukan lagi UUD 1945, melainkan konstitusi RIS tahun
1949. Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden dipegang oleh Ir.
Soekarno, dan Drs. Mohammad hatta sebagai perdana menteri.
Berdasarkan pandangan kaum nasionalis pembentukan RIS
merupakan strategi pemerintah kolonial Belanda untuk memecah
belah kekuatan bangsa indonesia sehingga belanda akan mudah
mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya di Republik
Indonesia. Reaksi rakyat atas terbentuknya RIS terjadinya
demontrasi-demontrasi yang menghendaki pembubaran RIS dan
penggabungan beberapa Negara bagian RIS.
Belanda membentuk federal sementara yang akan berfungsi
sampai terbentuknya negara Indonesia Serikat. Dalam hal ini, RI
baru akan diizinkan masuk dalam NIS jika permasalahan dengan
Belanda sudah dapat teratasi. Selain itu, Belanda berusaha
melenyapkan RI dengan melaksanakan Agresi Militer II. Belanda
berharap jika RI dilenyapkan, Belanda dapat dengan mudah
mengatur negara-negara bonekanya. Akan tetapi, perhitungan
Belanda melesat. Agresi militer belanda II, menyebabkan Indonesia
mendapatkan simpati dari negara Internasional. Akhirnya, Belanda
harus mengakui Kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil Konferensi
Meja Bundar.
Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan penandatanganan
pengakuan kedaulatan. Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh
Belanda, Indonesia berubah menjadi Negara Serikat. Akibatnya
terbentuklah Republik Negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa
Indonesia bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kurang dari delapan bulan masa berlakunya, RIS
berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa Indonesia.

166 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Proses kembalinya ke NKRI:
1. Beberapa negara bagian membubarkan diri dan bergabung
dengan RI, Negara Jawa Timur, Negara Pasundan, Negara
Sumatra Selatan, Negara Kaltim, Kalteng, Dayak, Bangka, Belitung
dan Riau.
2. Negara Padang bergabung dengan Sumatra Barat, Sabang
bergabung dengan Aceh.
3. Tanggal 5 April 1950 RIS hanya terdiri dari : Negara Sumatra
Timur, Negara Indonesia Timur, Republik Indonesia.
4. Ketiga negara ini (Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, Negara Sumatra Timur) kemudian bersama RIS sepakat
untuk kembali ke negara kesatuan dan bukan melabur ke dalam
Republik.
5. Pada tanggal 3 April 1950 dilangsungkan konferensi antara RIS-
NIS-NST. Kedua negara bagian tersebut menyerahkan
mendatnya kepada perdana Menteri RIS Moh. Hatta pada tanggal
12 Mei 1950.
6. Pada 19 Mei 1950 diadakan kesepakatan dan persetujuan yang
masing-masing diwakili oleh : RIS oleh Moh. Hatta, RI oleh dr.
Abdul Halim.
7. Hasil kesepakatan “ NKRI akan dibentuk di Jogjakarta, dan
pembentukan panitia perancang UUD.”
8. Pada 15 Agustus 1950, setelah melalui berbagai proses, dilakukan
pengesahan UUS RIS yang bersifat sementara sehingga dikenal
dengan UUD’S 1950. Ini menunjukkan akan terjadi perubahan.
UUDS ini di sahkan oleh presiden RIS. UUD RIS terdiri dari
campuran UUD 45 dan UUD RIS.
9. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia
kembali ke bentuk negara kesatuan.
Indonesia mengalami perubahan bentuk Negara kesatuan
menjadi Negara federal bukan saja disebabkan oleh faktor dalam
negeri, tetapi ada hubungannya dengan kehadiran Belanda. Kuatnya
keinginan Belanda sebagai Negara koloni untuk mempertahankan
pengaruh dan kekuasaanya di Indonesia membuat Negara ini
sempat mengalami perubahan bentuk Negara. Terjadinya perubahan
dari Negara federal menjadi Negara kesatuan tidak dapat disangkal

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 167


disebabkan dukungan politik dari masyarakat Indonesia terhadap
ide Negara federal sesunguhnya sangat lemah. Ide negara federal
muncul dari ambisi politik orang-orang Belanda yang sepertinya
takut negerinya tidak lagi mempunyai peran di Asia. Oleh karena
itulah ketika masalah kemerdekaan Indonesia sudah tidak dapat
ditawar lagi, mereka memperkenalkan ide mengenai pembentukan
negara federal.
Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal itu tidak
disenangi oleh sebagian besar rakyat Indonesia, karena sistem
federal digunakan oleh Belanda sebagai muslimat untuk
menghancurkan RI selain itu bentuk negara serikat tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia dan tidak sesuai dengan cita-
cita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus
1945. Disamping itu, konstitusi federal dianggap hanya menimbulkan
perpecahan. Hal tersebut mendorong keinginan untuk kembali ke
negara kesatuan. Pada dasarnya pembentukan negara-negara bagian
adalah keinginan Belanda, bukan kehendak rakyat karena Belanda
ingin menanamkan pengaruhnya dalam RIS. Rapat-rapat umum
diselenggarakan di berbagai daerah, juga demontrasi-demontrasi
yang membentuk pembubaran RIS. Sebagian dari pemimpin RI
termasuk yang ada dalam parlemen, bertekat untuk secepat
mungkin menghapus sistem federal dan membentuk negara
kesatuan.
Meskipun telah kembali menjadi negara kesatuan sesuai
dengan konstitusi yang berlaku UUDS 1950 pasal 1 ayat (1) banyak
sekali timbul upaya pemberontakan di berbagai daerah hingga tahun
1958. Kondisi ini membuat penyelenggaraan negara tidak optimal
sehingga Presiden harus mengambil tindakan dengan mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang isinya konstitusi Negara Kesatuan
Republik Indonesia kembali menggunakan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Hal ini mampu meyakinkan
kembali bahwa negara kesatuan merupakan yang terbaik dan
menghilangkan keraguan akan pecahnya negara Indonesia. Dalam
Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
merupakan naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara
Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.” dan

168 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Pasal 37 ayat (5) "Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan".
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kokoh
setelah dilaksanakan amandemen dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang diawali dari adanya
kesepakatan MPR yang salah satunya yaitu tidak mengganti bunyi
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sedikitpun & terus mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia menjadi bentuk final negara Indonesia.
Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan
dilandasi pertimbangan bahwa negara kesatuan merupakan bentuk
yang ditetapkan dari mulai berdirinya negara Indonesia & dianggap
paling pas untuk mengakomodasi ide persatuan sebuah bangsa yang
plural atau majemuk dilihat dari berbagai latar belakang.
UUD RI tahun 1945 secara nyata memiliki spirit agar Indonesia
terus bersatu, baik yang terdapat dalam Pembukaan ataupun dalam
pasal-pasal Undang-Undang Dasar yang langsung menyebutkan
tentang Negara Kesatuan RI dalam 5 Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1),
Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat (2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5)
UUD RI tahun 1945. Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia dipertegas dalam alinea keempat Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia. Dengan menyadari seutuhnya bahwa dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 adalah dasar berdirinya bangsa Indonesia dalam Negara
Kesatuan, Pembukaan tersebut tetap dipertahankan & dijadikan
pedoman. 171

171
Pimpinan MPR dan Badan Sosialisasi MPR RI Periode 2014-2019.Empat
Pilar MPR RI. Hal: 157-173

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 169


D. Fungsi dan Tujuan NKRI
Dalam kaitan dengan negara, tujuan adalah apa yang secara
ideal akan dicapai oleh negara, sedangkan fungsi merupakan
pelaksanaan tujuan yang hendak dicapai. Jadi, negara adalah alat dan
bukan sebagai tujuan itu sendiri.
Pembukaan UUD 1945 secara lebih lengkap menyebutkan
tujuan nasional negara Indonesia sebagai berikut:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Menurut Miriam Budiardjo, setiap negara menyelenggarakan
beberapa minimum fungsi, yaitu:
1. Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat,
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya,
3. Pertahanan, untuk menjaga serangan dari luar,
4. Menegakkan keadilan melalui badan-badan pengadilan.

170 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PACASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP
BANGSA DAN SEBAGAI DASAR NEGARA
Oleh : MUHAMMAD HUSNI MUBARAQ

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia. Yang


juga sebagai Dasar Negara Republik Indonesia merupakan sumber
ke hidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pacasila
sebagai pandangan hidup berisikan ajaran yang mengandung nilai-
nilai luhur yang dirumuskan dalam sila-sila pancasila. Banyak
perstiwa yang di tulis dalam sejarah nasional yang mencatat
persepsi negatif tentang pancasila, artinya ingin mengganti
Pancasila Pandangan Hidup dan dasar negara lain Sebagai
pandangan hidup hidup bangsa indonesia, sejatinya pacasila dihayati
dan direalisasikan oleh setiap kalangan kepemimpinan nasional, elite
politik, tokoh-tokoh nasional tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh
lintas budaya, tokoh-tokoh pemuda, tokoh-tokoh wanita, elemen
mahasiswa dan lain-lain.172
Mengingat bahwa Pancasila di samping sebagai dasar negara
juga merupakan pandangan Hidup bangsa indonesia, yang berarti
dipergunakan sebagai pedoman hidup dalam hidup sehari-hari,
maka ia meliputi hal-hal yang sangat luas, termasuk bidang
kerohanian. Seperti telah disebut di atas, sebagai pedoman MPR
pernah mengeluarkan ketetapan No. II/ MPR/1978 tentang P-4,
namun ketetapan tersebut sudah disebut.173
Pangkal tolak penghayatan dan pengalaman Pancasila ialah
kemauan dan kemampuan manusia Indonesia dalam mengendalikan

172
Prof . Dr. H Maswardi Muhammad Amin, M.Pd, “MORAL PANCASILA JATI DIRI BANGSA”
(Jakarta: GORGA MEDIA, 2013), 53-54.
173
Dr. H. Kabul Budiyono, M.Si, ”Pendidikan Pancasila” (Jakarta: ALFABETA, 2017), 165-161.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 171


diri dan kepentingan nya agar dapat melaksanakan kewajibannya
sebagai warganegara dan warga masyarakat. Dengan kesadaran dan
pangkal tolak yang demikian tadi, maka sikap hidup manusia
Pancasila adalah:
1. Kepentingan pribadinya tetap diletakkan dalam kesadaran
kewajiban sebagai mahluk sosial dalam kehidupan
masyarakatnya;
2. Kewajiban terhadap masyarakat dirasakan lebih besar dari
kepentingan pribadinya.
Dari pengakuan bung karno , maka di jelaskan bahwa Pancasila
tidak sama dengan pengertian misalnya marxisme sebgai hasil
pemikiran filsafati dari karl marx, hingga dengan demikian. Pancasila
tidak dapat dinamakan sebgai soekarnoiseme. Pandangan hidup
adalah merupakan pandangan orang atau pengertian orang
mengenai hakekat hidup dan kehidupan di dunia berisi tentang
pandangan orang makna hidup dan kehidupan.174 (125)
Karena merupakan pengamalan pancasila, maka dalam
mewujudkan sikap hidup tadi manusia dituntut oleh kelima sila dari
Pancasila, Yaitu Oleh rasa ketuhana Yang Maha Esa, oleh rasa
perikemanusiaan yang adil dan beradap, oleh kesadaran untuk
memerkokoh persatuan oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dan unutk mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Pengamalan pacasila tidak lain bertujuan mewujudkan
kehidupan pribadi dan kehidupan bersama yang kita cita-citakan,
kehidupan yang kita anggap baik. Dan untuk merasakan kehidupan
yang lebih baik itulah tujuan akhir dari pembangunan bangsa dan
negara bangsa indonesa. Sama halnya dengan bangsa lain, bangsa
indonesia juga terdiri dari kelompok-kelompok masyarakat besar
dan kecil, setiap kelompok masyarakat dsari keluarga-keluarga, dan
setiap keluarga terdiri dari pribadi-pribadi, karena itu membangun
bangsa dan negara berdasarkan pancasila, berarti membangun
manusia-manusia pancasila.175 (161)

174
Drs. Jarmanto,”Pancsila Suatu Tinjauan Aspek Historis Dan Sosip-Politis” (Yogyakara:Liberti), 125
175
Budiyono, Op. Cit., 161.

172 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Pancasila di bahas, dirumuskan, dan di sepakati oleh para
pendiri Negara dalam rangka membentuk sebuah Negara nasional,
yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena Pancasila
dirumus kan dan diputuskan dalam sidang-sidang Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila tersebut secara lahiriah
merupakan hasil mufakat para anggota kedua badan tersebut. Para
anggota kedua badan tersebut adalah tokoh-tokoh pergerakan
nasional yang terkemuka dan didukung oleh seluruh rakyat
Indonesia. Rumusan filosofis Pancasila terdapat dalam alinea
keempat pembukaan undang-undang dasar 1945, yang terdiridari
lima sila, yaitu (1) ketuhanan yang maha esa (2) kemanusiaan yang
adil dan beradab (3) persatuan indonesisa (4) kerayaktan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, (5) keadilan social bagiseluruh Indonesia.
Kelima sila tersebut di atas diterang kan dalam empat pokok
pikiran yang tercantum dalam penjelasan undang-undangdasar
1945. Perlu diperhatikan bahwa dalam penjelasan undang-undang
dasar 1945, sila-sila Pancasila ini sering berkaitan dan saling
memberikan kualifikasi. Makna yang terkandung dalam setiap sila itu
berfungsi memperkaya artisila-sila yang lainya.
Adapun pengertian dan makna keseluruhan sila tersebut dapat
kita peroleh dengan mempelajari secara mendalam (a) sejarah
pergerakan kemerdekaan nasional sejak awal Abad ke-20 sampai
tahun 1945; (b) rangakaian pembicaraan dalam sidang-sidang
BPUPKI dan PPKI dalam tahun 1945; (c) pasal-pasal undang-undang
dasar 1945 yang terkait; serta (d) materi ketetapan-ketetapan majelis
permusyawaratan Rakyat yang sehubungan.
Dalam tahun 1978, dengan ketetapan No.II/MPR/1978, Majelis
Permusyawaratan Rakyat telah menetap kan pedoman penghayatan
dan pengalaman pancasila. Dalam garis-garis besar haluan Negara
tahun 1998 dan 1993, lembaga tertinggi Negara tersebut telah
menetapkan lebih lanjut wujud pelaksanaan setiap sila Pancasila
dalam pembangunan nasional.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 173


Pasal 5 ketetapan Majelis Permusyawratan Rakyat No.TAP-
II/MPR/1978 tersebut di atas menugasi presiden sebagai mendatari
satau presiden bersama sama dengan dewan perwakilan rakyat
untuk mengusahakan agar pedoman penghayatan dan pengalaman
Pancasila dapat dilaksanakan sebaik-sebaiknya dengan tetap
berlandaskan peraturan perundangan yang berlaku. Terkandung
dalam pernyataan ini adalah bahwa dariberbagai kebijaksanaan
presiden, termasuk dari pidato beliau dalam berbagai kesempatan,
juga dapat di sarikan embrio dari penjabaran Pancasila dalam
kehidupan masyarakat Indonesia yang dinamis.

2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa


Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung nilai-nilai
dasar yang tetap, nilai-nilai itu tercantum dalam rumussan tujuan
Nasional dan cita-cita Nasional. Aktualisasi sejatinya dijabarkan
secara efektif dan dinamis, dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
tantanan sistem kehidupan berkenegaraan yaitu dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Secara kongkrit jabaran dari nilai-nilai pandangan hidup
tersebut tampak dalam nilai-nilai instrumental sebagai acuan teknis
operasional untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur sila-sila
pancasila. Sifat dari nilai instrumental nilai-nilai Pancasila itu tidak
lagi dalam wujud abstrak seperti dalam rumusan tujuan nasioanal
dan cita-cita nasional. Rumusan nila-nilai instrumental itu sifatnya
kongkrit dalam bentuk peraturan perundang-undangan seperti,
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden,
peraturan Menteri, keputusan menteri dan peraturan-peraturan
dibawahnya. Pancasila disepakati dalam perjanjian luhur sebagai
pandangan hidup karena nilai-nilai yang terkandung didalmnya
diakui kebenarannya yang hakiki, kebaikan nilai-nilai tersebut yang
hakiki, kebaikan nilai-nilai tersebut yang hakiki, oleh karenanya
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan tersebut diaktualisasikan dalam
sila-sila Pancasila oleh para pejuang dan pendiri bangsa sebagai
pandangan hidup bangsa indonesia.176

176
Amien, Loc. Cit

174 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang satu itu tidak
dua dan tiga dan seterusnya, yaitu pandangan hidup yang
berwawasan nusanatara yang satu yaitu bertanah air yang satu
Tanah Air Indonesia, Berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan
Berbahsa yang satu Bahasa bahasa indonesia.177
Pandang hidup memberikan jawab atas persoalan asal mula
dan tujuan dari hidup dan kehidupan, baik tujuan yang langsung
maupun yang terakhir dan kehidupan, baik tujuan yang langsung
maupun yang terakhir. 178 Pancasila adalah pandangan hidup bangsa
indonesia, maka Pancasila adalah pandangan hidup bangsa
indonesia yang memberikan dasar, isi, arah dan tujuan hidupnya.
Sebagai dasar hidup, Pancasila memberikan tempat berpijak bagi
bangsa indonesia hingga ia tidak seperti layang-layang tanpa
landasan, mudah terombang-ambing oleh arus pengaruh, tekanan
dari sekitarnya. Dengan dasar ini, orang indonesia, memandang
hidup dan kehidupan ini, cermin dari kehendak tuhan pencipta alam
semesta seisinya, termasuk juga manusia sebagai bagian dari
ciptaan-nya. 179
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia yang
berfungsi sebagai tolak ukur bagi setiap perbatan bangsa di dalam
segala aspeknya, bai aspek hidup dan kehidupan yang bersifat
pribadi atau individual maupun sosial, bagi hidup dan kehidupan
budayannya, hdup dan kehidupan bernegaranya, hidup dan
kehidupan dengan etika atau estetiknya; dan juga tolak uku bagi
pandangan manusia indonesia terhadap sesama manusia dan tuhan
yang maha esa sebgai pembuat hidup.
Menurut tinjauan Pancasila sebgai pandangan hidup bangsa,
maka setiap aspek tersebut hanya merupakan sebagian saja dari satu
keseluruhan hidup dan kehidupan ini. Oleh karena itu, maka
misalnya pandangan manusia indonesia tentang keindahan tidak
akan lepas dari pandangannya tentang manusia, lingkungan
sekitarnya berupa flora, fauna dan alam pisik serta sosialnya, yang

177
Ibid
178
Jarmanto, Loc. Cit
179
Id. at121.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 175


memberikan dan menerima pengaruh secara timbal bailk, demi
kesempurnaanya masing-masing.180
Di dalam kedudukannya sebgai pandangan hidup bangsa
merupakan tolak-ukur bagi hidup dan kehidupan, maka Pancasila
bangsa indonesia dijadikan landasan kebudayaan, landasan
pendidikan landasan hidup bernegara, landasan kebudayaan,
landasan pertanian dan karyaan, landasan hidup beragama dan
berkpercayaan kepada Tuhan Ynag Maha Esa. Landasan pembinaan
hukum nasional, landasan hidup perekonomian dan lain sebagainya
perwujudan-perwujudan khususnya. Itulah masuknya Pancasila
sebagai pandangan hidup adalah utuh, lengkap dan sempurna yang
memancar dari isi jiwa bangsa indonesia. 181

180
Id. at125.
181
Id. at126.

176 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA
DAN NEGARA
Oleh :Nurlaila safitri

A. Pengertian ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata idea berarti gagasan, konseo ,
dan logos yang beratri ilmu. Ideologi berarti ilmu tentang
pengertian dasar, idea atau cita-cita. cita-cita yang di maksud
adalah cita-cita sekaligus merupakan dasar pandangan dan
paham.182
Ideology pertama kali di lontarkan oleh Antoine Destutt de
Tracy pada tahun 1755 – 1836. Ketika bergejolaknya revolusi prancis
untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat di simpulkan
secara bahasa adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap suatu
yang terumus di dalam pikiran ideologi nyata.183
1. Beberapa Pengertian Ideologi
Pengertian idiologi menurut para ahli, diantaranya:
a. Poespoewardjo mengatakan idiologi sebagai kompleksitas
pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi
landasan bagi seorang masyarakat untuk memahami sikap
dasar.
b. Thomposon mengatakan idiologi adalah seperangkat gagasan
atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang di
organisasi menjadi suatu system yang teratur.184
2. Sifat ideologi
Ada tiga dimensi sifat idiologi, yaitu:

182
Fokky filad wasitaafmadia, dkk, spinitualisme pancasila, (Jakarta, 2018), hlm. 1.
183
Moh suardi , ideologi politik pendidikan kontemporer, (Yogyakarta:Deepublish, 2015), hlm.9.
184
Suparlan Al Hakim, dkk, pendidikan kewarganegaraan dalam konteks Indonesia, (malang:Madani,
2016),hlm.282.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 177


a. Dimensi Realitas yaitu nilai yang terkandung dalam dirinya,
bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka
betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai
dasar adalah milik meraka bersama.
b. Dimensi idealisme yaitu cita-cita yang ingin dicapi dalam
berbagai bidang kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara.
c. Dimensi fleksibilitas yaitu memberikan penguatan
relevensinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis
dan demokratis.185

3. Fungsi ideologi
Berikut beberapa pendapat menurut para ahli:

1. Soerjanto poespowardojo menjelaskan fungsi ideologi bagi


masyarakat adalah:
a. Memberikan struktur kongnitif, yakni keseluruhan
pengetahuan yang dapat meruoakan landasan untuk
memahami dunia dan kejadian-kejadian alam sekitar.
b. Memnerikan orientasi dasar dengan membuka wawasan
yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam
kehidupan manusia.
c. Memberikan norma-norma yang menjadi pedoman dan
pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.
d. Memberikan bekal dan jalan bagi seseorang untuk
menentukan identitas.
e. Memberikan pendidikan bagi seseorang atau masyarakat
untuk memahami, menghayati, serta mengolakan tingkah
lakunya sesuai dengn orientasai dan norma-norma yang
terkandug di dalamnya.186

185
Ibid., hlm. 3.
186
Ibid., hlm. 4.

178 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


2. Hidayat menjelaskan fungsi ideologi bagi manusia adalah:
a. Sebagai pedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa
untuk berpikir, melangkah dan bertindak .
b. Sebagai upaya menghadapi berbagai persoalan masyarakat
dan bangsa di segala aspek kehidupan masyarakat.
c. Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan
memberi motivasi individu, masyarakat dan bangsa untuk
menjacap tujuan.

3. Cahyono dan Al Hakim juga menjelaskan fungsi ideologi dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara adalah:
a. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di
kehidupan masyarakat.
b. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan untuk
mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia,
baik sebagai individu maupun sebagi anggota masyarakat.
c. Sebagai sarana untuk mengendaikan konflik.
d. Sebagai lensa dan cermin bagi individu untuk meihat dunia
dan dirinya, serta sebagai jendela agar orang lain bias
melihat dirinya.187

B. Pancasila sebagai ideologi nasional


Bab ini menjelaskan kedudukan pancasila sebagai ideologi
nasional. Status pancasila sebagai ideologi nasional adalah implikasi
politis dan menjadikan pancasila sebagai dasar filsafat Negara
sebagaimana termuat dalam alinca IV pembukaan UUd 1945.
Konsepsi pancasila sebagai ideologi nasional hendaknya dapat
dibedakan dengan konsep pancasila sebagai ideologi Negara.
Pancasila sebagai ideologi nrgara memiliki makna yang sama dengan
pancasila sebagai dasar Negara.
Sedangkan pancasila sebagai ideologi nasional, sebagaimana
terutama dalam ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 berarti nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya menjadi cita-cita hidup
bernegara. Memulai pembelajaran bab ini, diharapkan mahasiswa

187
Ibid., hlm. 283.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 179


menerima dan mempertahankan keberlangsungan pancasila sebagai
ideologi nasional yang berfungsi sebagai cita-cita bernegara dan
sebagai persatuan bangsa. Uraiaan di bab ini mencakup bahasan
sebagai berikut.
1. Pancasila sebagai ideologi.
Sudah menjadi pensakuan bangsa Indonesia bahwa pancasila
adalah ideologi. Pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia
bahwa pancasila adalah ideologi bagi Negara dan bangsa
Indonesia adalah sebagaimana tentang dalam ketetapan MPR
No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR PI
No. II/MPR/1978 tentang penghayatan dan pengamalan
pancasila (Ekaprasetya pancakarsa) dan penetapan tentang
penegasan pancasila sebagai dasar negara.
2. Tahapan perkembangan pancasila sebagai ideologi.
Menurut soerjanto poespowardojo (1991) bahwa peroses
pemahaman atau kesadaran masyarakat terhadap ideologinya
berjalan terhadap dalam intensitasnya, tergantung pada
bagaimana masyarakat tersebuat mempersiapkan ideologinya
itu dari satu priodeberikutnya. Dari perjenjanga kesadaran itu
bersifat berkesinambungan sehingga saling mengisi dan saling
memperkaya secara integrative menjadi satu wawasan ideologi
nasional.
3. Makna pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi nasional yang berarti sebagai cita-
cita bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat
perlu perwujudan yang konkret, dan operasional aplikatif
sehungga tidak menjadi slogan belaka. Dalam ketetapan MPR
No. XVIII/MPR/1998.188
Ideologi pancasila ditetapkan sebagai dasar Negara juga
sekaliangus ideologi nasional. Dalam pancasila terkandung nilai-
nilai luhur dan cita-cita bangsa Indonesia. Pancasila diangkat dari
nilai-nilai, adat istiadat, kebudayaan, nilai-nilai moralitas yang
terdapat dalam pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia
berkata dari pandangan hidup dan budaya bangsa. Pancasila tidak

188
Wirnano, paradigm baru pendidikan pancasila, (Jakarta: bumi medika, 2016), hlm.,82.

180 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


mengapdosi dari ideologi yang berasal dari luar justru, nilai-nilai
pancasila lebih unggul dibandingkan dengan nilai-nilai ideologi dari
luar.
Akan tetapi, dalam perjalanan waktu pancasila dibuat
sedemikian rupa demi kepentingan penguasa dalam melanggengkan
kekuasaannya. Sering kali penguasa yang ada manfaatkan pancasila
untuk kepentingan polotiknya dengan mengatasnamakan ideologi
pancasila.
Pada masa Orde baru, Soeharto memperlakukan pancasila
sebagai satu-satunya asas dan bersifat dogmatis sehingga pancasila
menjadi berhala Negara. Pancasila ditafsirkan secara subjektif dan
tertutup bagi kalangan masyarakat. Akibatnya rakyat tidak brgitu
mengindahkan ideologi pancasila pada masanya.
Jika mencermati kembali kondisi rell bangsa dan Negara
Indonesia, terdapat dua alasan yang mendukung pendapat bahwa
pancasila masih sangat dibutuhkan, yaitu:
1. Secara Kodrati, bangsa Indonesia memiliki tingkat pluralitas yang
sangat tinggi. Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku,
budaya, agama, serta secara demografis kondisi wilayah
Indonesia sangat luas dengan ribuan pulai dari sabang sampai
merauke. Kondisi ini dapat memberikan implikasi positif bagi
tumbuh dan berkembangnya Negara dan bangsa. Akan tetapi,
keadaan ini akan juga berdampak negative bagi persatuan dan
kesatuan bangsa. Disinilah peran pancasila sebagai perekat
bangsa harus mampu mengikat mereka menjadi satu kesatuan
namgsa yaitu bangsa Indonesia.
2. Era modern, ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, telah menimbulkan beberapa perubahan yang ada di
dalam masyarakat. Salah satu dampak perubahan tersebuat
adalah gaya hidup di masyarakat, dan tranformasi budaya secara
berangsur-angsur. Dalam kondisi ini sering kali masyarakat
sudah tidak memedulikan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan
yang selama ini dipegangnya. Sehubungn dengan hak ini,
pancasila sebagai ideologi harus mampu menjadi pedoman hidup
bagi rakyat Indonesia dalam mengarungi semua perkembangan
yang terjadi. Dengan masih dipegangnya nilai-nilai pancasila,

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 181


bangsa Indonesia tidak terombang-ambing tanpa arah dan
tujuan.
Maka pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila menjadi
cita-cita normative bagi penyelenggaraan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai
cita-cita normatif peyelenggaraaan bernegara, nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila merupakan nilai yang sepakati
bersama, karena itu juga berfugsi sebagai sarana pemersatu
masyarakat yang dapat mempersatukan berbagai golongan
masyarakat di Indonesia.189

189
Ibid., hlm. 5.

182 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PANCASILA SEBAGAI PRADIGMA
PEMBANGUNAN
Oleh: Riki Azriyansyah

A. Pengertian paradigma
Istilah paradigma dalam dunia ilmu pengetahuan
dikembangkan oleh Thomas S. Khun dalam bukunya the structure of
scientific revolution (1970) . secara testimologos paradigma adalah
asumsi-asumsi dasar dan asumsi teoristis yang merupakan sumber
nilai, Dengan demikian maka paradigma merupakan sumber hukum,
metode yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan, yang menentukan
sifat ,ciri, dan karakter ilmu pengatahuanitu sendiri.
Dalam kamus besar paradigma adalah suatu kerangka pikir,
model yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa paradigma adalah “suatu kerangka pikir,
orientasi dasar dari suatu perubahan”. Pradigma berkembang
menjadi terminologi serta tujuan dari suatu perkembangan ,
perubahan, serta proses dari suatu bidang tertentu termasuk dalam
bidang pembangunan dan pendidikan.190

B. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional


Adapun pengertian pembangunan adalah proses perubahan
yang terus menerus menuju kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan
yang di cita-citakan. Pembangunan biasanya juga diartikan sebagai
usaha bangsa untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat
sehingga menjadi lebih baik. Pemabangunan dialkukan dengan
tujuan meningkatkan mutu serta taraf hidup suatu masyarakat
menjadi lebih baik.

190
Dadang sundawa, dkk, pendidikan kewarganegaraan-study dan pengajaran (departemen pendidikan
nasional: 2008), hlm. 24.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 183


Pancasila sebagai paradigma pembangunan artinya nilai-nilai
dasar pancasila secara normatif berisi anggapan dasar, kerangka
acuan, serta pedoman dalam perencanaan , pengawasan serta
pelaksaan pembangunan yang di jalankan di Indonesia. hal ini
konsekuensi dari pancasila sebagai dasar dan ideologi nasional.
Secara filosofi hakikat kedudukan pancasila sebagai paradigma
pembangunan nasional mengandung arti bahwa dalam segala aspek
pembangunan nasional harus didasarkan padanilai sila-sila
pancasila. Nilai-nilai dasar pancasila itu dikembangkan atas dasar
hikikat manusia. Hakikat manusia menurut pancasila adalah makhluk
yang monopluralis.191

1. Pancasila sebagai paradigma pembangunan iptek


Pasa hakikatnya ilmu pengetahuan (iptek) merupakan suatu
hasil dan kreativitas rohani manusia. Unsur rohani manusia meliputi
aspek akal , rasa, dan kehendak. Pengembangan iptek mempunyai
tujuan yang esensial yaitu untuk kesejahteraan umat
manusia,sehingga iptek tidak bebas nilai namun terikat oleh nilai.
Pengembangan iptek harus berdasarkan moral ketuhanan dan
kemanusiaan yang adil dan beradap.
Berdasarkan sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”, dalam
pengembangan iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan,
dibuktikan , dan diciptakan tetapi juga harus dipertimbangkan
maksud dan akibat apakah yang ditimbulkan agar tidak merugikan
manusia dan alam sekitarnya. Dan pada sila kemanusiaan yang “Adil
dan beradap”, memberikan dasar dalam pengembangan iptek harus
bersikap adil dan beradap terhadap sesama dan lingkungan. Karena
iptek adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradap dan
bermoral.192

191
Erika, dan dewa gede sudika mangku, politik hukum pancasila dalam pradigma nila-nilai kultural
mayarakat indonesia, hlm. 39.
192
Fokky Fuad Wasitaatmadja, dkk, spritualisme pancasila, (prenada media group, jakarta: 2018), hlm.
170.

184 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik
Pemgembangan sistem politik harus berdasrkan pada
kekuasaan rakyat,hal ini terkandung pada sila keempat, bukannya
pada kekuasaan perseorangan atau kelompok. Sistem politik negara
pancasila memberikan dasar-dasar moralitas politik negara, seperti
yang diungkap oleh para pendiri negara seperti M. Hatta
mengharuskan dasar moral untuk negara, bukan berdasarkan
kekuasaan. maka dalam sistem politik negara termasuk para elit
politik, para penyelenggara negara harus tetap memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur dan memegang budi pekerti
kemanusiaan seperti yang tertuang dalam sila-sila pencasila.193

3. Pancasila sebagai pradigma pembangunan ekonomi


Pada dasarnya tujuan ekonomi adalah untuk memenuhi
kebutuhan manusia, agar manusia lebih sejahtera. sistem ekonomi di
indonesia harus didasari pada pancasila agar terhindar dari
persaingan bebas, monopoli dan yang lainnya yang menimbulkan
penindasan dan penderitaan.194
Pancasila sebagai paradigma pembangunan ekonomi lebih
mengacu pada sila keempat pancasila, sementara pengembangan
ekonomi lebih mengacu pada pembangunan sistem ekonomi
indonesia. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan
sistem ekonomi liberal yang hanya menguntungkan individu-
individu tanpa perhatian pada manusia lain. Dalam ekonomi
kerakyatan, ekonomi harus diperuntukkan sebesar beasarnya bagi
kemakmuran rakyat yang harus mampu mewujudkan perekonomian
nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat
.istilah dan konsep ekonomi kerakyatan tercantum dalam TAP MPR
XVI/1998, TAP MPR IV/1999, DAN UU No. 25/2000.195

193
Rowlan Bismark F.S, pancasila sebagai pradigma kehidupan, hlm. 128.
194
Fokky Fuad Wasitaatmadja, dkk, op. cit. hlm. 172.
195
Rubianto Siswosoermarto, intelijen ekonomi teori dan aplikasi, (gramedia pustaka utama, jakarta:
2012), hlm. 544-546.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 185


4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan sosial dan budaya
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial budaya
pada masa revormasi dewasa ini, kita harus mengangkat nilai-nilai
yang dimiliki bangsa indonesia sebagai dasar nilai pancasila itu
sendiri. Prinsip pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik,
artinya nilai-nilai dasar pancasila bersumber pada harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Dalam rangka
pengembangan sosial budaya, pancasila sebagai kerangka kesadaran
yang dapat mendorong untuk universalisasi, yaitu melepaskan
simbol-simbol dari keterikatan struktur, dan transendentalilasasi,
yaitu meningkatkan derajat kemerdekaam manusia, kebebasan
spritual.
Berdasarkan sila Persatuan Indonesia, pembangunan sosial
budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial
dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah nusantara
menuju pada tercapainya persatuan sebagai bangsa. Maka dari itu
harus ada pengakuan terhadap budaya dan kehidupan sosial
berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa
dihargai dan diterima sebagai warga negara. 196

5. Pancasila sebagai paradigma pembangunan hukum


Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal
ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung jawab tidak
hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia
secara keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan
keamanan adalah mengikut sertakan seluruh komponen bangsa.
Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Sistem
pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara,
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan
secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total
terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari

196
Fokky Fuad Wasitaatmadja, dkk, Loc. Cit.

186 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta
didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara,
serta keyakinan pada kekuatan sendiri..
Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di
mana pemerintahan dari rakyat (individu) memiliki hak dan
kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan negara dan bela
negara. Pancasila sebagai paradigma pembangunan pertahanan
keamanan telah diterima bangsa Indonesia sebagaimana tertuang
dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara. Dalam
undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan negara
bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia
untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.197

C. Tujuan pembangunan nasional


Pada hakikatnya pembangunan nasional merupakan
pembangunan oleh seluruh warga negara indonesia seutuhnya,
sehingga dalam pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan hal-
hal berikut: Adanya keselarasan, keserasian, keseimbangan serta
kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan.
Pembangunan dilaksanakan secara bersamaan oleh pemerintah dan
masyarakat, maka akan ada pemerataan pembangunan untuk
seluruh masyarakat dan wilayah tanah air.
Pembangunan dilakukan dengan tujuan meningkatkan mutu
serta taraf hidup suatu masyarakat menjadi lebih baik, sehingga
dalam pembangunan terdapat tiga proses, yaitu:
1. Emansipasi bangsa, yaitu usaha bangsa melepaskan diri dari
ketergantungan pada bangsa lain dengan tujuan agar dapat
berdiri sendiri dengan kekuatan sendiri.
2. Modernisasi, yaitu upaya untuk mencapai taraf dan mutu
kehidupan yang lebih baik.
3. Humanisasi, yaitu pembangunan untuk menciptakan warga
negara seutuhnya yang bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,

197
Erika, dan dewa gede sudika mangku, Loc. Cit.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 187


cerdas dan terampil, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani
dan rohani, disiplin, kritis terhadap lingkungan, bertanggung
jawab serta mampu membangun dirinya dengan tujuan
membangun bangsanya.

188 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


ARTI PENTING PANCASILA
Oleh : RUSNAINI

A. PENGERTIAN PANCASILA
Istilah pancasila pertama kali dikenal di dalam pidato Ir.
Soekarno sebagai anggota Doktrit zu Tyunbi Tjosakai (Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 1 juni 1945 di
Jakarta, badan ini kemudian setelah mengalami penambahan
anggota menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Dari uraian tersebut dinyatakan: Panca adalah Lima, Sila adalah Asas
atau Dasar. Untuk Lebih jelas dikutip bagian pidato beliau tersebut :
“ . . . . namanya bukan panca Dharma, tetapi nama ini dengan
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya adalah Pantja Sila,
Sila artinya asas atau dasar, dan diatas kelima dasar itu mendirikan
Negara Indonesia, kekal dan abadi.
Pancasila adalah dasar ideologi bangsa Indonesia, pandangan
hidup bangsa. Pancasila terdiri atas lima sila pada hakikatnya
merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah
suatu kesatuan bagian–bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Pancasila sebagai norma dasar negara merupakan norma
tertinggi dalam sistem norma hukum Indonesia dan sebagai norma
dasar yang merupakan gantungan bagi norma-norma yang berada di
bawahnya.198

198
A.Hamid. S. Attamimi, Disertasi “Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia Dalam
Menyelenggarakan Pemerintahan Negara, Suatu Studi Analisis Mengenai Keputusan
Presiden Yang Berfungsi Pengaturan Dalam Kurun Waktu Pelita I- Pelita IV, Jakarta:
Program Doktor Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, 1990, hlm.159

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 189


Kesetiaaan, nasionalisme, dan patriotisme warga Negara
kepada bangsa dan negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan
mereka terhadap filsafat negaranya secara formal diwujudkan dalam
bentuk peraturan perundang-undangan (Undang-undang Dasar
1945, dan peraturan perundang-undangan lainnya). Kesetiaan warga
Negara tersebut tampak dalam sikap dan tindakan, menghayati,
mengamalkan dan mengamankan peraturan Perundangan-
Undangan itu.
Perumusan pancasila itu menurut beberapa dokumen sejarah
tidak sama sekali sama, mengalami perubahan-perubahan baik
urutannya maupun kata-katanya. Berturut-turut dapat dilihat dalam
:
1. Lahirnya pancasila,1 juni 1945
2. Piagam Jakarta, 22 juni 1945
3. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, 18 Agustus 1945 (berita
Republik Indonesia II-7)
4. Mukaddimah konstitusi R. I. S. 31 Januari 1950 (Kepres R. I. S.
tahun 1950 No. 48 L. N. 50-3)
5. Mukaddimah Undang-undang Dasar sementara Republik
Indonesia (Undang-undang 15 Agustus 1950 No. 7 L. N. 50-56)
6. Dekrit presiden 5 juli 1959 “kembali kepada Undang-undang
Dasar 1945”
Yang pada alinea ke lima konsideran menyatakan bahwa :
“ bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tanggal 22 juni
1945 menjiwai undang-undang dasar 1945, dan adalah merupakan
suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut”.
Pancasila adalah penamaan pidato Ir. Soekarno selaku anggota
“Dokuritsu Zunbi Tyoosakai”atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia” yang diucapkan pada sidangnya yang
pertama 28 s/d 1 juni 1945 di Jakarta. Sidang itu dipimpin oleh
ketuanya Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat yang atas
permintaan beliau agar badan itu merumuskan dasar-dasar dan
tujuan filosofis dari negara yang akan merdeka itu.

190 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Pada bagian pidato itu disebutkan :
“ saudara-saudara, apakah prinsip ke lima ? saya telah mengemuka
kan 4 prinsip ;
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme, atau peri-kemanusiaan.
3. Mufakat, atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan social.

Prinsip yang ke lima hendaknya : menyusun Indonesia Merdeka


dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pancasila juga merupakan cita hukum (rechtsidee) rakyat
Indonesia dan merupakan bintang pemandu yang memberikan
pedoman dan bimbingan dalam semua kegiatan, memberi isi pada
setiap peraturan perundang-undangan, dan merupakan kerangka
yang membatasi ruang gerak isi peraturan perundang-undangan
tersebut,199 sehingga jangan sampai keluar dari nilai-nilai Pancasila.

B. MANFAAT PANCASILA UNTUK INDONESIA


Selain sebagai lambang negara kita (indonesia). Pancasila
adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesiapancasila memiliki manfaat bagi
masyarakatnya. Pancasila memberikan dampak yang sangat luar bisa
bagi bangsa indonesia salah satu fungsi pancasila sebagai sila.
1. Pancasila Menjadi Cara Pandang Bangsa
Pancasila sebagai cara pandang bangsa berfungsi agar Bangsa
Indonesia harus berpedoman pada Pancasila dalam kehidupan
sehari - hari . Segala bentuk budaya dan cita - cita moral
Indonesia harus bersumber dari Pancasila. Hal ini dilakukan demi
tercapainya kesejahteraan lahir dan batin.
Pancasila yang harus dihayati dan dijadikan pandangan hidup
bangsa dan negara adalah Pancasila sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945, dengan demikian jiwa beragama

2 Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu Perundang-undangan: Dasar-dasar dan


Pembentukannya, Yogyakarta: Kanisius, 1998, hlm.41

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 191


(sila pertama), jiwa berperikemanusiaan (sila kedua), jiwa
berkebangsaan (sila ketiga), jiwa berkerakyatan (sila keempat),
dan jiwa yang menjunjung tinggi keadaan sosial (sila kelima).
2. Pancasila Menjadi Jiwa Bangsa
Pancasila sebagai jiwa bangsa berfungsi agar Indonesia tetap
hidup dalam Jiwa Pancasila .Setiap bangsa dan negara tentu
memiliki jiwa. Dalam hal ini , Pancasila menjadi jiwa Bangsa
Indonesia. Pancasila sendiri telah ada sejak Bangsa Indonesia
lahir yaitu sejak proklamasi kemerdekaan.
3. Pancasila Menjadi Kepribadian Bangsa
Pancasila sebagai pribadi Bangsa Indonesia memiliki fungsi yaitu
sebagai hal yang memberikan corak khas Bangsa Indonesia dan
menjadi pembeda yang membedakan bangsa kita dengan bangsa
yang lain.
4. Pancasila Menjadi Perjanjian Luhur
Pancasila sebagai perjanjian luhur telah berfungsi dan disepakati
melalui sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal
18 Agustus 1945. Walaupun disahkannya Pancasila hanya oleh
PPKI , PPKI sebenarnya hanyalah suatu badan yang mewakili
suara rakyat. Jadi pancasila merupakan hasil perjanjian bersama
rakyat.
5. Pancasila Menjadi Sumber Hukum
Pancasila sebagai sumber hukum berfungsi untuk mengatur
segala hukum yang berlaku di Indonesia. Semua hukum harus
tunduk dan bersumber dari Pancasila. Setiap hukum tidak boleh
bertentangan dengan pancasila. Setiap sila - sila di pancasila
adalah nilai dasarnya sedangkan hukum - hukum adalah nilai
instrumental ( penjabaran dari nilai dasar ).
Adapun perwujudan sumber dari segala sumber hukum bagi Negara
Indonesia adalah:
a) Proklamasi 17 Agustus 1945.
b) Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
c) Undang-undang Dasar Proklamasi, terutama perwujudan
tujuan Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam pembukaan UUD
1945 dan batang tubuhnya.
d) Surat perintah 11 Maret 1966.

192 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


6. Pancasila Menjadi Cita - Cita Bangsa
Pancasila sebagai cita - cita bangsa memiliki fungsi yaitu untuk
menciptkan masyarakat yang adil dan makmur.
7. Pancasila Menjadi Falsafah Hidup Bangsa
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa berfungsi untuk
mempersatukan Bangsa Indonesia. Pancasila dianggap memiliki
nilai yang paling benar , adil , dan bijaksana yang diharap dapat
mempersatukan bangsa.
8. Pancasila Menjadi Dasar Negara
Pancasila dalam hal ini sering disebut dengan Dasar Filsafat
Negara. Pancasila digunakan dasar dalam mengatur pemerintah
negara atau sebagai dasar mengatur penyelenggaraan Negara.
Pengetian Pancasila sebagai dasar negara ini sesuai dengan bunyi
pembukaan UUD 1945, yang berbunyi “..….maka disusunlah
Kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada:…..”
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dalam pengertian
historisnya adalah hasil dari pemikiran dan penggalian kembali
oleh para pendiri negara (The Founding Fathers) untuk
menemukan landasan atau pijakan yang kokoh untuk di atasnya
didirikan negara Indonesia merdeka.
9. Pancasila Menjadi Ideologi Bangsa
Yang dimaksud dengan istilah Ideologi Negara adalah kesatuan
gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang
manusia dan kehidupannya baik individual maupun sosial dalam
kehidupan kenegaraan. Ideologi negara menyatakan suatu cita-
cita yang ingin dicapai sebagai titik tekanannya dan mencakup
nilai-nilai yang menjadi dasar serta pedoman negara dan
kehidupannya.
Pancasila sebagai ideologi negara dengan tujuan segala sesuatu
dalam bidang pemerintahan ataupun semua yang behubungan
dengan hidup kenegaraan harus dilandasi dalam hal titik tolak
pelaksanaannya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya
dengan pancasila. Dengan menyatukan cita-cita yang ingin

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 193


dicapai ini maka dasarnya adalah sila kelima, ingin mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang dijiwai oleh
sila-sila yang lainnya sebagai kesatuan.

Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam-macam


suku pun bukan menjadi suatu pembeda bagi warga negara
Indonesia, justru ini dijadikan nilai positif bagi Indonesia sebagai
negara yang beragam suku dan budaya. Semboyan Bhineka Tunggal
Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua adalah
prinsip kuat bangsa Indonesia walaupun Indonesia adalah bangsa
majemuk yang multi agama, multi bahasa, multi budaya dan multi
ras.

194 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


HAM DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Oleh : Siti Holimah

A. Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang melekat pada
setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup
sebagai manusia. Hak hidup, misalnya, adalah klaim untuk
memperoleh dan melakukan segala sesuatu yang dapat membuat
seseorang tetap hidup. Tanpa hak tersebut eksistensinya sebagai
manusia akan hilang.200
Istilah yang dikenal di Barat mengenai Hak-hak Asasi Manusia
ialah “right of man”, yang mengganti istilah “natural hight”. Karena
itu istilah “right of man” diganti dengan istilah “human rights” oleh
Eleanor Roosevelt karena dipandang lebih netral dan universal.
Sementara itu HAM dalam Islam dikenal dengan istilah huquq
al-insan ad-dhoruriyyah dan huquq Allah, yang tidak dapat
dipisahkan atau berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya keterkaitan
satu dengan lainya. Inilah yag membedakan konsep Barat tentang
ham dengan konsep islam.201

Berikut ini beberapa pengertian tentang Hak Asasi Manusia (HAM),


antara lain:
1. Secara definitif “hak” merupakan unsur normatif yang berfungsi
sebagai pedoman berprilaku, melindungi kebebasan, kekebalan
serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga
harkat dan martabatnya.

200
A. Ubaedillah, Pancasila Demokrasi Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Catalog
Dalam Terbitan, 2003), hlm. 148.
201
Dede Rasyada, Dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education, (Jakarta: Icce Uin Syarif
Hidayatullah, 2002), hlm. 200.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 195


Sedangkan asasi berarti yang bersifat paling mendasar yang
dimiliki manusia sebagai fitrah, sehingga tak satu pun mahluk
mengitervensiya.202
2. Menurut pendapat Jan Materson (dari Komisi HAM PBB), dalam
Teaching Human Rights, United Nations sebagaimaa dikutip
Baharuddin Lopa menegaskan bahwa “ Human rights could be
generally defined as those rights which are inherrent in our
nature and without which can not live as human being” (hak asasi
manusia dalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang
tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia).
Selanjutnya Jhon Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia
adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta sebagai hak yang kodrati.
3. Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia pasal 1 disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia
(HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakann anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi, oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia”.203

B. Sejarah Dan Makna HAM


Konon, pada awalnya, hak asasi manusia yang kini menjadi isu
internasional itu, diperkenalkan di Inggris. Para bangsawan Inggris
pada tahun 1215 M berhasil memaksa Raja Jhon menandatangani
Magna Charta Libertatum yang isi pokoknya membagi kekuasaan
antara Raja dengan para bangsawan, kemudian lahir Bill of Right
(1689) yang memuat ketentuan-ketentuan yang melindungi hak-hak
dan kekuasaan individu. Bill of Right ini merupakan hasil perjuangan
Parlemen Inggris melawan pemerintahan raja-raja bangsa Stuart
yang sewenang-wenang pada abad ke 17. Bill of Right disahkan
setelah Raja James II dipaksa turun tahta dan William III serta Mary

202
Ibid., hlm. 199.
203
Ibid., hlm. 200-201.

196 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


III naik ke singgasana, menyusul “revolusi gemilang” (Glorius
Revolution) pada tahun 1688.
Selanjutnya, Rene Casin sebagai perumus utama memasukan
alam pikiran hak asasi manusia ini ke dalam Deklarasi Perancis (1789
M). Sejarah Barat sendiri tidak menunjukan dengan jelas bagaimana
upaya orang-orang Perancis, terutama kepemimpinan Napoleon
Bonaparte mencari dan merumuskan nilai-nilai yang kemudian
dituangkan dalam bentuk hukum (kanon, kode). Kanon Napoleon
tersusun setelah para pakar hukmnya berupaya mendapatkan
banyak informasi tantang nilai-nilai filsafat Islam dari masyarkat
Islam di wilayah-wilayah yang mereka taklukan.
Sejarah hak asasi manusia baru tumbuh dan berkembang pada
waktu hak-hak manusia itu mulai diperhatikan dan diperjuangkan
dari tekanan, serangan atas bahaya yang ditimbulkan oleh kekuasaan
negara (staat). Dengan demikian, hakikat hak asasi manuisa berkisar
pada pergaulan/interaksi antara manusia (individu) dengan
masyarakat. Karena itu, kebebasan individu yang merupakan salah
satu unsur dari hak-hak asasi manusia yang paling pokok yang harus
dilindungi.204

Dilihat dari perkembanganya, cakupan pemahaman tentang hak


asasi manusia ini dapat dibentuk berdasar atas generasi, yaitu:
1. Mencakup hak-hak politik dan sipil, yang sudah lama dikenal
dan selalu diasosiasikan dengan pemikiran di negara Barat.
2. Mencakup hak ekonomi dan social yang gigih diperjuangkan
oleh negara-negara komunis di PBB dengan dukungan negara-
negara dunia ketiga.
3. Mencakup hak atas perdamaian dan pembangunan, terutama di
pengaruhi oleh kepentingan dinegara-negara ketiga.205

204
H. Moh. Zahid, Agama Dan Hak Asasi Manusia, (Jakarta Timur: Balai Penelitian Dan Pengembang
Agama, 2007), Hlm. 27-28.
205
Ibid., hlm. 31-32.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 197


C. Islam dan HAM
Islam sebagai sebuah agama dengan ajarannya yang universal
dan komprehensif meliputi akidah, ibadah, mu’amalat, yang masig-
masing memuat ajaran tentang keimanan; dimensi ibadah memuat
ajaran tentang mekanisme pengabdian manusia terhadap Allah;
dengan memuat ajaran tentang hubungan sesama manusia dengan
alam sekitar. Kesemua dimensi ajaran tersebut dilandasi oleh
ketentuan yang disebut istilah syari’at atau fikih. Dalam konteks
syari’at dan fikih itulah terdapat ajaran tentang hak asasi manusia
(HAM). Dengan adanya ajaran tentang HAM dalam Islam
menunjukan Islam sebgai agama telah menempatkan manusia
sebagai mahluk terhormat dan mulia. Karena itu, perlindungan dan
penghormatan terhadap manusia merupakan tuntutan dari ajaran
Islam itu sendiri yang wajib dilaksankan oleh umatnya terhadap
sesama manusia tanpa kecuali .206
Menurut Abu A’la Almaududi, HAM adalah hak kodrati yang di
anugerahkan Allah swt.kepada setiap manusia dan tidak dapat
dicabut atau dikurangi oleh kekuasaan atau badan apapun. Hak-hak
yang diberikan Allah itu bersifat permanen, kekal dan abadi, tidak
boleh diubah atau dimodifikasi, Abu A’la Almaududi, (1998).207

Dalam kalangan ulama’ islam, terdapat dua konsep tentang hak


dalam Islam:
Hak manusia (haq al insan) dan hak Allah. Satu dan lainnya
saling terkait dan saling melandasi.
1. Hak Allah melandasi hak manusia dan juga sebaliknya. Dalam
aplikasiya, tidak ada satupun hak yang terlepas dari kedua hak
tersebut, misalnya, shalat. Manusia tidak perlu campur tangan untuk
memaksa seseorang mau shalat atau tidak, karena shalat merupakan
hak Allah, maka tidak ada kekuatan duniawi-apakah itu negara,
orgaisasi, ataupun teman yang berhak mendesakan seseorang untuk
melakukan shalat. Shalat merupakan urusan pribadi hak individu
manusia yang bersangkutan kepada Allah.

206
Dede Rasyada, Dkk, Op,Cit., hlm. 218-219.
207
Ibid., hlm. 219

198 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


2. Sementara itu dalam haq al insani seperti hak kepemilikan,
setiap manusia berhak untuk mengelola harta yang dimilikinya.
Namun demikian pada hak manusia itu tetap ada hak Allah yang
mendasariya. Konsekuensinya adalah bahwa meskipun seseorang
berhak memanfaatkan benda milikya, tetapi tidak boleh
menggunakan harta miliknya itu untuk tujuan yang bertentangan
dengan ajaran Allah. Jadi sebagai pemilik hak, diakui dan dilindungi
dalam penggunaan haknya, namun tidak boleh melanggar hak yang
mutlak (hak Allah). Kepemilikan hak pada manusia bersifat relatife,
sementara pemilik hak yang absolute hanyalah Allah.208
Sebagaimana dikemukakan oleh Maududi bahwa ajaran
tentang HAM yang terkandung dalam piagam Magna Charta tercipta
600 tahun setelah kedatangan Islam. Selain itu diperkuat oleh
pandangan Weeramantry bahwa pemikiran Islam mengenai hak-
hak di bidang social, ekonomi dan budaya telah jauh mendahului
pemikiran Barat (Bambang Cipto, dkk., 2002). Ajaran islam tentang
HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran islam Qur’qn dan
Hadits merupakan sumber ajaran normatife. Tonggak sejarah islam
terhadap HAM, pada Deklarasi Piagam Madinah dilanjutkan dengan
Deklarasi khairo (Hairo Declaration).
Dalam Piagam Madinah ada dua ajaran pokok yaitu semua pemeluk
Islam adalah satu umat walau pun mereka berbeda suku bangsa dan
hubungan antara komunitas muslim dengan non muslim, didasarkan
pada prinsip:
1. Berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga.
2. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama.
3. Saling menasehati.
4. Menghormati kebebasan bersama.
Sedangka HAM yang terdapat dalam Deklarasi Kairo sebagai
berikut:
1. Hak persamaan dan kebebasan (surah al-isra : 70; an-Nisa : 58,
105, 107, 135; Al-Mumtahanah : 8);
2. Hak hidup (surah al-Maidah : 45; al-Isra : 33);
3. Hak perlidungan diri (surah al-Balad : 12-17; at-Taubah : 6);

208
Ibid.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 199


4. Hak kehormatan pribadi (surah at-Taubah : 6);
5. Hak berkeluargs (surah al-Baqarah : 221; al-Rum : 21; an-Nisa : 1;
at-Tahrim : 6);
6. Hak kesetaraan wanita dengan pria (surah al-Baqarah : 228; al-
Hujrat : 13);
7. Hak anak dari orang tua (surah al-Baqarah : 233; al-Isra : 23-24);
8. Hak mendapatkan pendidikan (surah at-Taubah : 122; al-‘Alaq :
1-5);
9. Hak kebebasan beragama (surah al-Kafirun : 16; al-Baqarah :
156; al-Kahfi : 29);
10. Hak kebebasan mencari suaka (surah an-Nisa : 97; al-
Mumtahanah : 9); 11. Hak memperoleh pekerjaan (surah at-
Taubah : 105; al-Baqarah : 286; al-Mulk : 15);
11. Hak memperoleh perlakuan sama (surah al-Baqarah : 275-278;
an-Nisa : 161; al-Imran : 130);
12. Hak kepemilikan (surah al-Baqarah : 29; an-Nisa : 29); 14. Hak
tahana (surah al-Mumtahanah : 8).209

Dilihat dari tingkatanya, ada 3 (tiga) bentuk hak asasi manusia dalam
islam:
1. Hak Darury (Hak Dasar)
Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan
hanya membuat manusia sengsara, tetapi juga hilang
eksistensiya. Bahkan hilang harkat kemanusiaanya. Sebagai
missal; bila hak hidup sesorang dilanggar, maka berarti orang itu
mati.
2. Hak Hajy (Hak Sekunder)
Yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat pada
hilangnya hak-hak elementer. Misalnya; hak sesorang untuk
memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan
mengakibatkan hilangnya hak hidup.
3. Hak Tahsiny (Hak Tersier)
Yakni hak yang tingkatnya lebih rendah dari hak primer dan
sekunder (Masdar F, Mas’udi, 2002).210

209
Ibid., hlm. 220-221.

200 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
Oleh : Fitria Wahyu Ningrum

A. Pancasila Sebagai Ideologi


1. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata idea berarti gagasan, konsep
dan logos berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasaa Yunani eidios
yang berarti bentuk. Disamping itu ada kata idein yang artinya
melihat. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengertian-
pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea disamakan
artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita
yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham.
Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu dapat
merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan kareena suatu landasan,
asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian
ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar,
gagasan dan cita-cita. Apabila ditelusuri secara historis istilah
ideology pertama kali ditemukan dan dikemukakan oleh seorang
Prancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796.211
Berikut beberapa pengertianideologi menurut beberapa ahli:
a. Poespoewardjo(1992) berpendapat bahwa ideologi sebagai
kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan
menjadi landasan bagi seorang masyarakat untuk memahami
sikap dasar.

210
Ibid., hlm. 221
211
Dr. Suratman, SH., M. Hum, dkk, Pendidikan Pancasila, (Malang: Madani Media, 2016), hlm.53

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 201


b. Thompson(1984) berpendapat bahwa ideologi adalah
seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada
tindakan yang diorganisasi menjadi suatu sistem yang teratur.

2. Karakteristik Ideologi
Hidayat menjelaskan ideologi sebagai pandangan masyarakat
memiiki karakteristik yaitu sebagai berikut:
a. Ideologi sering muncul dan berkembang dalam situasi kritis.
b. Ideologi biasanya terjalin dalam kegiatan politik.
c. Ideologi mencakup beberapa pemikiran dan panutan.212

B. Fungsi ideologi
Berikut beberapa pendapatmenurut para ahli:
 Hidayat menjelaskanfungsi ideologi bagi manusia adalah:
a. Sebagaipedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa
untuk berpikir, melangkah dan bertindak
b. Sebagai upaya menghadapi berbagai persoalan masyarakat
dan bangsa disegala aspek kehidupan masyarakat.
c. Sebagai kekuatan ang mampu memberi semangat dan
memberi motivasi individu, masyarakatdan bangsa untuk
mencapai tujuan.
 Cahyono dan Al Hakim juga menjelaskan fungsi ideologi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu sebagai berikut:
a. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di
kehidupan masyarakat.
b. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan unuk
mengarahkan berbagai pertimbangan dan tindakan manusia,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masysarakat.
c. Sebagai sarana untuk mengendalikan konflik
d. Sebagai lensa dan cermin bagi idividu untuk melihat dunia
dan dirinya, serta sebagai jendela agar orang lain bisa melihat
dirinya213

212
Suparlan Al Hakim, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia, (Malang: Madani,
2016), hlm 282.

202 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


3. Pancasila sebagai ideologi negara
Ideologi negara dapat dikatakan sebagai suatu pemikiran
mendalam, diyakini kebenarannya oleh suatu bangsa pendukungnya
dalm menyatukan dan menyerasikan diri dalam kehidupan poitik,
dalam upaya mewujudkan tujuan bersarkan kepentingan nasional
suatu negara dan bangsa. Kedudukan pancasila sebagai ideologi
Bangsa Indonesia tidak terlepas dari kedudukan pancasila sebagai
pandangan hidup dan dasar negara Bangsa Indonesia.
Kedudukan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
merupakan suatu realitasyang tidak bisa dibantah sebagai suat
bentuk perjalanan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sejak
dahulu. Dengan demikian, makna pancasila sebagai ideologi Bangsa
dan Negara adalah sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita,
keyakinan dan nilai-nilai Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi nasional, memiliki kekuatan
mengikat dan berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan kekuatan
sosial politik yang ada di Negara Republik Indonesia. Setiap parai
politik memperjuangkan ideologi politik tertentu. Ideologi masional
mengatasi dan memiliki jangkauan lebih luas dari ideologi politik
yangada di negara indonesia.
Pancasila sebagai filsafat negara, negara dan ideologi nasional
mengatasifaham perseorangan, golongan, suku bangsa dan
keyakinan agama. Ideologi nasional mengatur tata hidup, prilaku,
perbuatan warga negaaa rsejalandengan pancasila sebagai
keyakinan hidup dan gagasan yang sudah diyakini kebenarannya.
Seperti halnya filsafat, ideologi-pun memiliki pengertian yang
berbeda-beda. Begitu pula dapat ditemukan berbagai definisi
batasan pengertian tentang ideologi. Hal ini antara lain disebabkan
juga oleh dasar filsafat apa yang dianut, karena sesungguhnya
ideologi itu bersumber kepada suatu filsafat.

4. Pancasila sebagai ideologi terbuka dan tertutup


Ideologi sebagai suatu system pemikiran, maka ideology
terbuka merupakan suatu system pemikiran terbuka. Sedangkan

213
Ibid., 285

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 203


ideology tertutup merupakan merupakan suatu system pemikiran
tertutup. Suatu system tertutup dapat dikenali dengan beberapa
cirri khas. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam
masyarakat, melainkan cita-cita yang sudah hidup dalam
masyarakat, melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang
yang mendasarisuatu program untuk mengubah dan membaharui
masyarakat.
Dengandemikian, ciri ideology tertutupbahwaatasnama
ideology dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan
kepada masyarakat.ideologi tertutup isinya bukan hanya berupa nilai
dan cita-cita tertentu melainkan intinya terdiri dari tuntutan-
tuntutan konkrit dan oprasional yang keras yang diajukan dengan
mutlak. Jadi ciri ideology tertutup adalah bahwa betapapun
besarnya perbedaan antara tuntutan berbagai ideology yang
memungkinkan hidup dalam masyarakat itu, akan selalu ada
tuntutan mutlak bahwa orang harus taat kepada ideology
tersebut.214

214
Dr. Suratman, SH., M. Hum, dkk. Op. Cit., hlm. 54.

204 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PELAKSANAAN PENGAMALAN PANCASILA
Oleh: Uswatun Khasanah

Pancasila sebagai dasar Negara dan landasan idil bangsa


Indonesia, dewasa ini dalam zaman reformasi telah menyelamatkan
bangsa Indonesia dari ancaman disintegrasi selama lebih dari lima
puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebih
dari ideology Negara dalam format politik dalam orde baru banyak
menuai kritik dan protes terhadap pancasila. Tantangan terhadap
pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan
bernegara.
Saat ini pelaksanaan pancasila sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, karena didalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu,
kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti Negara-negara
diseluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak
asasi manusia, neoliberalisme, serta non-konservatisme dan
globalisme bahkan telah memasuki cara pandang dan cara berpikir
masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan pancasila
dan dapat menghadirkan system nilai dan idealisme baru yang
bertentangan dengan kepribadian bangsa, implementasi pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatnya merupakan suatu
realisasi paksis untuk mencapai tujuan bangsa.215

A. Tingkat-tingkat perwujudan pancasila.


Untuk menemukan keberadaan pancasila, perlu dipahami
adanya berbagai kemungkinan perwujudanan pancasila. Dalam buku
drijarkara tentang Negara dan bangsa. Pancasila memiliki berbagai

215
Sulil W.H, pancasila dan wawasan nusantara, (Yogyakarta: indoeduka, 2007), hlm. 119

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 205


perwujudan yang dapat digoongkan menjadi 3 kategori, yaitu
kategori tematis, kategori imperative, dan kategori operatif.216
Penggolongan perwujudan pancasila ini didasarkan pada
hubungan dan fungsi pancasila bagi kehidupan manusia pada
umumnya, khususnya bagi bangsa Indonesia.berbagai wujud ini
sesuai dengan adanya kemampuan mental dalam diri manusia.
Sebagai kategori tematis, pancasila merupakan suatu objek
dihadapan kita, sebagai rumusan konsep-konsep yang memuat ide-
ide untuk dapat dipikirkan dan dipahami. Selain itu, pancasila juga
merupakan kategori inperatif yang dapat dijadikan norma dalam
kehidupan bersama, termasuk norma hukum.
Berbagai wujud pancasila tersebut sesuai dengan kemampuan
yang ada dalam diri manusia, sehingga memiliki fungsi yang
bersesuaian juga. Wujud rumusan pancasila yang termuat dalam
pembukaan dalam UUD 1945 sesuai dengan kemampuan manusia
yang dapat membaca, serta dapat mendengarkannya bila dibacakan.
Dalam rumusan tersebut termuat wujud ide atau konsep yang dapat
dipelajari serta dimengerti oleh manusia yang memiliki kemampuan
berfikir. Kecuali konsep atau ide, dalam pancasila juga termuat
harga atau nilai, yang dapat ditangkap oleh manusia debagai yang
dapat menghargai atau menilai dengan kemampuan afektif serta
konaktifnya.217

B. Prinsip-prinsip pelaksanaan pancasila.


Pelaksanaan pancasila merupakan salah satu bentuk
perwujudan pancasila dalam tindakan dan kegiatan praktis dalam
kehidupan manusia.pelaksanaan pancasila dapat diusahan dan
terjadi dalam kehidupan diri setiap orang yang praktis dan
operasional, yang secara konkret perwujudannya sangat
dipengaruhi oleh situasi serta keadaan, namun hakikat pancasila
harus tetap merupakan intinya dan tidak boleh lain atau
menyimpang.218

216
Drs. Paulus Wahana. Filsafat pancasila, (Yogyakarta:kanisius 1993), hlm. 99
217
Ibid., hlm. 101
218
Ibid.

206 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Berikut prinsip yang digunakan dalam mengamalkan nilai-nilai
pancasila.
1. Pengamalan secara objektif.
Pengamalan secara objektif adalah dengan melaksanakan dan
menaati peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum
Negara yang berlandaskan pada pancasila.
2. Pengamalan secara subjektif
Pengamalan secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-
nilai pancasila yang berwuju nilai etik secara pribadi atau
kelompok dalam bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Disamping mengamalkan secara objektif, secara subjektif
warga Negara dan penyelenggara Negara wajib mengamakan
pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,, berbangsa, dan
bernegara. Dalam rangka pengamalan secara subjektif ini, pancasila
menjadi sumber etika dalam bersikap dan bertingkah laku setiap
warga Negara dan penyelenggara Negara. Etika kehidupan
berbangsa dan bernegara yang bersumberkan pada nilai-nilai
pancasila dan adanya pengamalan secara subjektif ini adalah
konsekuensi dawi mewujudkan nilai dasar pancasila sebagai norma
etik berbangsa dan bernegara.219

a. Pengamalan pancasila dengan pandangan hidup bangsa


Dengan adanya ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang pedoman
penghayatan dan pengamalan pancasila, maka bangsa Indonesia
telah mempunyai pedoman/ tuntutan/pegangan yang dapat
menjadi petunjuk dan pegangan hidup bagis sikap tingkah laku
setiap manusia indoneasia dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.220
Secara umum sekali dapat dirumuskan bahwa mengamkan pancasila
dalam hidup sehari-hari adalah apabila kita mempunyai sikap
mental. Pola pikir dan tingkah laku (amal perbuatan) yang dijiwai
sila-sila pncasila secara kebulatan, bersumber kepada pembukaan
dan batang tubuh UUD 1945. Tidak bertentangan dengan norma-

219
Dwi winarn,. Paadigma baru pendidikan kewarganegaraan, (surabaya:bumi aksara 2010), hlm. 28
220
Darji darmodihargo dan m. mardojo, santiaaji panacasila, (Surabaya:usaha nasional 1991), hlm. 61

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 207


norma agama, norma-norma kesusilaan, norma-norma sopan
santun dan adat kebiasaan. Dan tidakbertentang dengan nrma yang
berlaku.
Secara konkret norma itu dapat digali dan kdikembangkan dari:

1) Sila-sila pancasila (termasuk didalamnya terdapat ajaran


agama)
2) Pembukaan UUD 1945
3) Batang tubuh UUD 1945
4) Ketetapan-ketetapan MPR/S dan segala peraturanperundang-
undangan yang berlaku.
5) Norma-norma perjuangan bangsa Indonesia (jiwa dan nilai-
nilai 1945)
6) Norma-norma lain yang bersumber kepada kepribadian
bangsa Indonesia.
Sebagai dikemukakan diatas, pengamalan pancasila daln kehidupan
sehari-hari dadpat disebut pengamaan pancasila secara subjektif.
Pengamalan pancasila secara subjektif meliputi bidang-bidang yang
luas, antara lain bidang ideology, politik, eknomi, social, kebudayaan,
agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa. Juga
meliputi lingkungan hidup pribadi, hidup keluarga, hidup
bermasyakarat dan sebagainya.221

b. Pengamalan pancasila sebagai dasar Negara


Di atas dasar ini dibentuklah susunan pemerintahan dan
keseluruhan peraturan hukum potifit yang mencakup segenap
bangsa Indonesia dalam kesatuan hidup bersama secara
kekeluargaan dan gotong-royong

Negara adalah lembagaa kemanusiaan. Baik secara lahir


maupun batin. Hakikat Negara didasarkan atas pokok pikiran yang
bersendi pada dan terdiri atas manusia yang mempunyai hakikay
sifat sebagai individu dan makhluk sosia dalam satu kesatuan serta
keseimbangan.

221
Ibid., hlm 61

208 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Mengamalkan pancasila sebagai dasar Negara berarti
mengamalkan pancasila sebagai dasar untuk mengatur
menyelenggarakan pemerintahan Negara.
Pokok-pokok pikiran tentang hakikat, sifat dan bentuk Negara
serta pemerintahan Negara republic Indonesia telah dituangkan
didalam pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 yang
merupakan penuangan jiwa proklamasi kemerdekaan222 17 agustus
1945 ialah jiwa pancasila, mengandung empat pokok pikiran.
1) Negara pesatuan ialah Negara yng melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah dara Indonesia, mengatasi segala
paham golongan dan perorangan, mengatasi segala agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ini merupakan
perwujudan sila III pancasila yang berbunyi persatuan Indonesia.
2) Negara bertujuan mewujudkan keadilan social bagi seuruh
rakyat Indonesia dalam rangka mewujudkan Negara yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Dalam hal ini,
Negara berkewajiban memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskankehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social. Ini merupakan perwujudan sila V
pancasila yag berbunyi keadilan social bagi seuruh rakyat
Indonesia.
3) Negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
pemusyawarahan/perwakilan. Negara kita berkedaulatan
rakyat. Mempunyai system pemerintahan demokrasi yang kita
sebut demkrasi pancasila. Ini merupakan perwujudan sila IV
pancasila yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh himat
kebijaksanaan dalam pemusyaaratan/perwakilan.
4) Negara berdasarkan ketuhanan yang maha esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Negara kita bukan Negara
ateis atau negara teokrasi. Negara kita menjunjung tinggi semua
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ini
perwujudan sila ke I pancasila yang berbunyi ketuhanan yang

222
Ibid.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 209


maha esa dan sila ke II yang berbunyi kemanusiaan yang adil
dan beradab.223

C. Pelaksanaan pengamalan pancasila


Dari pemahaman akan diri, lingkungan, hbungannya dengan
yang lain, dan berdasarkan pengamaan hidupnya, manusia dapat
menghayati serta merasakan keberadaan dalam dirinya, untuk
selanjutnya memilih dari berbagai kemungkinan yang ada untuk
menyelenggarakan serta menempatkan dirinya dalam hubugannya
dengan yang lain. Hal-hal yang dirasa bernilai itu akan memberikan
daya tarik serta cenderung akan dipilih untuk diusahakan.
Demikian pula dalam melaksanakan pancasila , kita peru
memahami pancasila dengan benar, yang meliputi fungsi dan
kedudukannya dalam kehidupan kita. Untuk usaha menyebarluaskan
pemahaman tentang pancasila dengan segala fungsi dan
kedudukannya, telhah diusahakan dengan mengadakan peajaran
berkenaan dengan pancasila dilembaga pendidikan formal.
Kemudian setelah ada kehendak yang bulat serta suasana yang
mendukungnya, perlu dicari arah dan petunjuk bagi pelaksanaan
ancasila dalam kehidupan bersama. Nila-nilai pancasila yang dirasa
baik dan bernilau dalam kehidupan bersama perlu didukung bagi
pelaksanaanya. Dengan penuh kesadaran kita perlu berusaha
melaksankan pancasila bagi setiap orang maupun dalam kehidupan
ersama, kita perlu membiasakan melakukan kegiatan-kegiatan yang
sekiranya merupakan pelaksanaan dari nilai-nilai pancasila.

223
Ibid., hlm. 62

210 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


PERUBAHAN PANCASILA SESUAI DENGAN
DASAR-DASAR NEGARA
Oleh Yessi Oktavionita

Dalam priode pemerintahan NKRI semenjak berdiri dan


diproklamasikan dari pertama kali(17 Agustus 1945) sampai saat ini,
telah mengalami beberapa kali perubahan Undang-undang Dasar
dan Pancasila serta sistem pemerintahan yang dikenal sebagai:224
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) priode 17 Agustus
1945 sampai 29 Desember 1949. Berdasarkan UUD 1945 dan
Pancasila sesuai dengan pembukaan UUD 1945.
2. Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)priode 29 Desember
1949 sampai 17 Agustus 1950.

Berdasarkan KONSTITUSI RIS, Pancasila berbunyi:


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Prikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) priode 17 Agustus
1950 sampai 5 Juli 1959

Berdasarkan UUDS 1950 dan Pancasila Berbunyi:


1. Ketuahan Yang Maha Esa
2. Prikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial

224
Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dan UUD 1945

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 211


4. Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI)priode 5 Juli 1959
sampai sekarang:
Setelah terjadinya Dekrit Presiden Soekarno kembali kepada UUD
1945, sampai sekarang. NKRI berdasarkan UUD 1945 dan pancasila
sesuai dengan Pembukaan UUD 1945. 225
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

A. Tujuan Pendidikan Pancasila


1. Tujuan Pendidikan Pancasila
a. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui serta memahami
tentang sejarah perjuangan bangsa serta lahirnya Pancasila
sebagai dasar negara dan sila-silanya serta priode-priode
pancasila sebagi dasar ideologi negara dan dasar falsafah
bangsa.
b. Mengantarkan mahasiswa agar menguasai dan mempunyai
kemampuan berpikir yang rasional dan dinamis serta
berpandangan luas sebagai manusia intelektualitas untuk:
- Mengambil sikap dan tanggung jawab sesuai dengan hati
nuraninya.
- Menganalisis masalah hidup dan kesejahtraan serta
cara-cara pemecahannya.
- Mmpu mengenali perubahan –perubahan dan
perkembangan ilmi pengetahuan dan seni
- Mampu memaknai pristiwa sejarah dan nilai-nilai
bangsa.
c. Menghasilkan peserta didik dengan sikap an prilaku:
- Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Berprikemanusiaan yang adil dan beradab.

225
Pancasila 179

212 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


- Mendukung, memahami serta memperthankan
persatuan dan kesatuan bangsa.
- Mendukung paham kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan individu maupun kelompok.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat dalam masyarakat.226

2. Landasan Pendidikan Pancasila


a. Landasan Kultural.
Pendidikan Pancasila intinya mengajarkan asas musyawarah
mufakat. Budaya musyawarah mufakat sudah lama dikenal dan
diperaktikkan secara turun menurun dalam masyarakat
Indonesia. Hal ini dapat dijumpai dalam bentuk simbol-simbol
kebudayaan seperti:
- Di Bali adaya Balai Agung dan dewan orang tua.
- Di Minang Kabau adanya Nagari dan dewan Nagari
- Di Jawa adanya balai desa sebagai tempat untuk rembung
desa.
Budaya musyawarah mufakat telah mendarah daging dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, hal ini terbukti pada saat
menyelesaikan timbulmnya permasalahan dalam masyarakat.
b. Landasa Yuridis
1. UUD 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa serta pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.
2. UU No. 19 PNPS tahun 1965 tentang Pokok-pokok Sisdiknas
Pancasila.
3. UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara.
4. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.227
c. Landasan Historis.
1. Sejarah Lahirnya Pancasila
2. Piagam Jakarta, 22 Juni 1945
3. Pembukaan UUD 1945
d. Landasan Filosofi
- Pancasila Sebagai Ideologi Negara/Bangsa

226
Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dan UUD 1945
227
Pancasila 183

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 213


- Pancasila sebagai Landasan Falsafah Bangsa.
3.Landasan Hukum Negara
a. Landasan Hukum Negara RI
- Sumber Hukum
- Pandangan Hidup
- Ideologi Negara
- Cita-Cita Dan Tujuan Bangsa
- Landasan Idiil/ Sumber dari segala sumber
hukum NKRI
b. Landasan Konstitusional UUD-1945
- Hukum dasar tertulis
- Sumber hukum dari setiap ketentuan yang
dibawahnya (UU,PP,Kep Pres, dst)
- Landasan konstitusional

4. Fungsi Pancasila
a. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Prof. Dr. Soetomo sebagai salah satu seorang yang terlibat langsung
dalam sidang BPUPKI baik pada sidang yang pertama pada tanggal
29 Mei sampai 1 Juni 1945 maupun sidang yang kedua pada tanggal
10 sampai 17 Juli 1945, pada saat membicarakan dasar Indonesia
merdeka, mengemukakan sebagai berikut:228
1. Teori perorangan/individualistis sebagaimana diajarkakn
oleh”Thomas Hobbes” dan “John Locke” (abad ke 17, John
Ruessaw (abad ke-18). Menurut pikiran-pikiran ini negara
adalah masyarakat hukum (Legal Society)yang disusun atas
kontrak sosial. Yaitu kontrak antra seluruh orang dalam
masyarakat. Artinya masyrakat secara keseluruhan melakukan
persetujuan bersama memberikan kewenangan pemerintah
kepada penguasa tertentu, kemudian masyarakat bersama juga
mematuhi/menjalankan semua ketentuan yang sudah
dibuat/dikeluarkan oleh penguasa/pemerintah tersebut.229
2. Teori golongan/Class Theory, sebagaiman diajarkan oleh Krl
Mark, Hegel dan Lenin. Teori ini menjelaskan negara dianggap

228
Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dan UUD 1945
229
Pancasila 188

214 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


sebagai alat dari satu golongan (Class), untuk menindas
golongan lain. Negara adalah alat golongan yang mempunyai
kedudukan ekonomi yang paling kuat menindas golongan-
golongan lain yang kedudukannya lebih lemah. Negara kapitalis
adalah alat bagi gaum borjuis untuk menindas kaum buruh, Oleh
karna itu, para Marxis menganjurkan revulusi politik dan kaum
buruh untuk merebut kekuasaan negara agar kaum buruh dapat
ganti menindas kaum borjuis.
3. Teori Integralistik sebagaiamana diajarkan Spinoza, Adam
Muller dan Hagel (abad ke-18 dan 19). Menurut aliran ini negara
adlah tidak hanya untuk menjamin kepentingan seseorang atau
golongan, aakn tetapi menjamin kepentingan masyarakat
seluruhnya sebagai persatuan.
4. Supomo mengemukakan bahwa negara adalah susunan
masyrakat yang integral, segala golongan, segala bagian, segala
anggota berhubungan erat satu nam lain dan merupakan
persatuan masyarakat yang organis. Negara tidak memihak
kepada satu golongan yang paling kuat atau yang paling besar,
tidak menggap kepentingan seseorang sebagai pusat, akan
tetapi neagara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya
sebagai persatuan yang tidak dapat dipisahkan
Sifat paham negara yang paham Integralistik ini sesuai dengan
tata negara Indonesia yang asli sebagamana terlihat dalam
susunan desa-desa/kampung-kampung diJawa, Sumatra, dan
kepulauan Indonesia liannya,
Paham Integralistik yang dikemukakan oleh Soepormo ini
mendapat dukungan Soekarno, yang mengatakan bahwa dunia
Eropa dan Amerika penuh konflikakibat pertentangan hak
kemerdekaan kedaulatan saat sebagaian suatu badan
menimbulkan pertentangan kebatinan negara.
M. Hatta mengemukakan pokok-pokok pikirannya yang
dikemukakan dalam panitia kecil perancang undang-undang,
saya setuju kita harus menentang individualisme, kita
mendirikan negara baru atas dasar gotong royong dan ats hasil
usaha bersama.

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 215


Pancasila sebagai dasar negara adalah sebagai mana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, pada alenia tersebut
disebutkan sebagai berikut “kemudian dari pada itu untuk
membentuk suatu pemerintahan negara indonesia yang melindungi
segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan
untuk memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perbadamaian abadi dan keadilan sosia maka
disusunlah kemerdekaan kebagsaan dalam suatu undang-undang
dasar negara indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara
republik indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan
kepada keTuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mengwujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia”.
Pancasila sebagai dasar negara adalah juga merupakan dasar
hukum negara atau juga disebut sebagai sumber dari segala sumber
hukum diindonesia. Hal ini sangat penting sekali artinya dan perlu
dipahami dengan sungguh-sungguh oleh segenap bangsa indonesia,
terutama oleh pengelolah negara ini, karna dengan ini akan
menimbukan suatu tekad dan semangat yang dalam menjaga
persatuan indonesia. 230

B. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA


Bagi suatu negara/ bangsa yang merdeka pandangan hidup
(way 0f life) adalah merupakan suatu sinar penerang bagi
kelangsungan hidupnya adalah merupakan suatu gagasan konsep
dasar mengenai cita-cita mengenai kelangsungan hidupnya dimasa
datang dan seterusnya. Hal ini didasari keyakinan agama,
kepercayaan, kebudayaan, kebiasaan, pemikiran-pemikiran yang
sehat serta pertimbagan-pertimbangan yang kuat dan pasti untuk
melaksanakan setiap kegiatan guna untuk mencapai cita-cita yang
ingin diwujudkan.

230
Panacsila Kewarganegaraa, Pancasila dan UUD 1945

216 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN


Pancasila yang merurpakan dasar negara yang sudah diyakini
oleh bangsa indonesia sebagai nila-nilai yang tinggi serta diyakini
juga akan kebenarannyadan dijadikan sebagi hukum dasar yang
tertinggi bagi bangsa dan negara.231
Dengan sikap dan tekad yang demikian suawajarnyalah
pancasila menjadi way of life/ pandangan hidup bangsa yang
merupakan pegangan dasar bagi setiap warga negara indonesia.
Serta dengan tekad dan keyakinan semacam ini, persatuan dan
kesatuan yang sudah terwujud bagi segenap bangsa indonesia wajib
dijaga dn dilestarikan oleh segenap warga negara indonesia untuk
menjaga terjaminnya sert terjaganya kelestarian serta kelanjutan
kehidupan bangsa indonesia untuk sekarang dan masa yang akan
datang.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah merupakan
modal dasar bagi indonesia dan negara kesatuan republik indonesia
untuk menciptakan serta melanjutkan cita-cita bangsa yang telah
berhasil diperjuangkan oleh pemimpin-pemimpin bangsa masa lalu
bagi generasi penerus serta anak cucu yang akan datang dapat lebih
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan dari segala aspek, untuk
umcapai cita-cita bangsa, kebahagiaan dan kesejahtraan yang lebih
baik sesuai cita-cita bangsa sebagaimana disebutkan dalam
pembukaan undang-undang dasar 1945.232

C. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA/BANGSA


a) Pancasila sebagai ideologi bangsa
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalahpancasila sebagai cita-
cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau
sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat bangsa indonesia
Berdasarkan tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 Tentang pencabutan
ketetapan MPR tentang P4. Ditegaskan bahwa pancasila adalah
dasar dari NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan berbangsa dan benegara.
b) Pancasila sebagai ideologi negara Pengertian ideologi-ideologi
berasal dari bahasa yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau

231
Pancasila Kewarganegaraan, Pancasila dan UUD 1945
232
Pancasila 203

PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN | 217


ide yang berarti raut muka. Perawakan, gagasan, buah pikiran dan
kata logi yang berarti ajran, dengan demikian ideologi adalah
ajaran atau tentang gagasan dan buah pikiran atau science des
ideas ( Marsudi, 2011). 233

233
Wahana, Paulus. 1993.Filsafat Pancasila. Kanius. Yogyakarta. Hal 20

218 | PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN

Anda mungkin juga menyukai