Anda di halaman 1dari 7

MEWUJUDKAN KOTA RESPONSIF MELALUI SMART CITY

Priskadini April Insani


Dosen Program Studi Administrasi Publik, FISIP - Universitas Merdeka Malang
email: priskadini@gmail.com

Abstract
Realizing Responsive City Through Smart City. Currently, the population growth is very fast, causing various
problems especially in the city. The need for accessible, fast, appropriate and accurate information becomes the basic
development of information technology in government. The creation of a smart city concept aims to give easiness for
the community to overcome all the problems that occur.
Keywords: Smart City, Responsive, Information Technology

PENDAHULUAN Sama halnya pengertian desentralisasi yang


Kesigapan Pemerintah Daerah Dalam berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun
Penerapan Smart City 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa
Dalam rangka penyelenggaraan penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintahan daerah sesuai dengan amanat pemerintah kepada daerah otonom untuk
Undang-Undang Dasar Negara Republik mengatur dan mengurus urusan
Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
yang mengatur dan mengurus sendiri urusan Republik Indonesia.
pemerintahan menurut asas otonomi, Dethier (2000) argues that “the benign
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya effects of decentralization hinge crucially on
kesejahteraan masyarakat melalui whether or not institutions are in place that
peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan mitigate the coordination and free-riding problems
peran serta masyarakat, serta peningkatan and the conflicts between different government
daya saing daerah dengan memperhatikan entities that emerge due to decentralization. The
prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, difference seems to be due to the institutions
keistimewaan dan kekhususan suatu daerah governing the relationship between the central and
dalam sistem Negara Kesatuan Republik subnational governments”. Pemerintah daerah
Indonesia. bertanggung jawab dalam pelaksanaan
Pelaksanaan otonomi daerah dan atau urusan wajib yang disebutkan dalam Undang-
desentralisasi membawa sebuah tantangan Undang No. 23 Tahun 2014 tentang
bagi pemerintah daerah dalam memberikan Pemerintahan Daerah pada Pasal 11 yaitu
layanan kepada masyarakat yang responsif. kewenangan daerah terdiri atas urusan
Hal ini mengacu bahwa desentralisasi adalah pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pilihan.
pemerintah pusat kepada daerah melalui Untuk urusan wajib, dalam hal ini lebih
kerangka sistem kenegaraaan dalam menekankan pada pelayanan publik.
pengambilan keputusan. (Salam, 2007:86). Sedangkan urusan pemerintahan kabupaten/

Volume 2, Nomor 1, April 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 25


kota yang bersifat pilihan meliputi urusan Kebutuhan informasi ini sudah menjadi salah
pemerintahan yang secara nyata ada dan satu kebutuhan utama, karena pada
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan umumnya pemerintah memiliki tugas dan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, tanggung jawab terhadap pelayanan
dan potensi unggulan daerah. masyarakat.
Kebanyakan dari masyarakat Salah satu kendala dalam pelayanan
berpandangan bahwa kota lebih menarik publik terutama di daerah, terkadang
daripada desa dan menjanjikan di masa aparatur tingkat bawah atau biasa disebut
depan. Dalam pengertian yang dimaksud street level bureaucracy cenderung kurang
dapat memperbaiki kualitas hidup dan fleksibel, tidak responsif dan cenderung kaku
kesejahteraannya. terhadap aturan. Sehingga memicu terjadinya
praktek KKN dalam penyelenggaraan
METODE PENELITIAN pelayanan publik. Tidak adanya sistem
Metode penelitian yang digunakan intensif yang tepat, yang mampu mendorong
ialah deskriptif dengan teknik pengumpulan para pejabat birokrasi untuk efisien, responsif,
data memanfaatkan data-data sekunder dan profesional juga menjadi salah satu faktor
melalui kajian pustaka. Sedangkan analisis yang ikut membentuk kinerja birokrasi yang
data menggunakan content analysis, yakni buruk (Dwiyanto, 2006).
menelaah secara kritis terhadap data-data Pelayanan publik yang diberikan oleh
yang diperoleh dan menyimpulkan serta pemerintah begitu rendah. Adapun faktor
memberi rekomendasi atau saran-saran yang yang menjadi penyebab antara lain:
diperlukan. a. Gaya manajemen yang terlalu berorientasi
kepada tugas (task-oriented) menyebabkan
KAJIAN PUSTAKA aparatur kurang kreatif dalam peningkatan
Seiring dengan pertumbuhan pelayanan publik (Kumorotomo, 2005).
penduduk yang relatif cepat menimbulkan b. Adanya budaya patron klien yang masih
berbagai permasalahan kota, seperti yang kaku sehingga hierarkis, tertutup,
penurunan kualitas pelayanan publik, sentralistis, dan mempunyai nilai untuk
berkurangnya ketersediaan lahan menempatkan pimpinan sebagai pihak
pemukiman, kemacetan di jalan raya, yang harus dihormati. Sehingga
kesulitan mendapatkan tempat parkir, menganggap atasan sebagai segalanya
membengkaknya tingkat konsumsi energi, menjadikan pelayanan menjadi tidak
penumpukan sampah, peningkatan angka efisien.
kriminal, dan masalah-masalah sosial lainnya. c. Ketidakjelasan reward yang menyebabkan
Saat ini, kebutuhan akan tersedianya ketidakprofesionalan dalam pelayanan
informasi yang mudah di akses, cepat, tepat publik. Sehingga menyebabkan kinerja
dan akurat menjadi salah satu dasar kurang maksimal.
pengembangan pemanfaatan teknologi
informasi di lingkungan pemerintahan.

26 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 1, April 2017


d. Rendahnya kualitas pendidikan baik terpenting dari smart city adalah memberikan
formal maupun informal dari aparatur pelayanan menggunakan teknologi terkini
pemberi pelayanan (Dwiyanto, 2006). dan membangun infrastruktur yang pintar,
sehingga dapat memberikan pelayanan yang
SDGs dibangun secara partisipatif. PBB efektif kepada seluruh masyarakat yang
bekerja sama dengan beberapa lembaga tinggal di kota (Sudaryono, 2014).
mitranya telah menyelenggarakan survei Konsep Smart city akan tercapai jika
warga, yang disebut sebagai Myworld Survey dapat dipahami dan didukung pada level
(http://data.myworld2015.org/). Hasil survei tertinggi pemerintah kota dan mempunyai
hingga November tanggal 21 pukul 11.34 kontribusi terhadap kebutuhan masyarakat
telah mengumpulkan sebanyak 8,5 juta lebih sehari-hari. Menurut Cohen, “Smart cities use
suara (persisnya 8.583.717 untuk semua information and communication technologies
negara). Untuk seluruh dunia, empat prioritas (ICT) to be more intelligent and efficient in the use
menjadi usulan yaitu pendidikan yang of resources, resulting in cost and energy savings,
bermutu, kesehatan yang lebih baik, improved service delivery and quality of life, and
kesempatan kerja lebih baik, dan tata reduced environmental footprint–all supporting
pemerintahan yang jujur dan tanggap. Untuk innovation and the low-carbon economy.”
Indonesia, telah terkumpul 38 ribu suara Nijkamp et al (2009) mendefinisikan
(persisnya 38.422 suara), dengan prioritas kota cerdas sebagai kota yang mampu
yang sedikit berbeda dengan prioritas global menggunakan sumber daya manusia (SDM),
yaitu; pendidikan yang bermutu, kesehatan modal sosial, dan infrastruktur
yang baik, tata pemerintahan yang jujur dan telekomunikasi modern untuk mewujudkan
tanggap, serta kesempatan kerja yang lebih pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan
baik. Baik agenda di dunia maupun di kualitas kehidupan yang tinggi. Cohen (2010)
Indonesia berkeinginan agar tata menyebutkan bahwa kota cerdas
pemerintahan baik. diidentifikasikan pada 6 (enam) dimensi
Kunci sukses pemerintahan yang baik utama yaitu smart government (pemerintahan
salah satunya berkaca pada pelayanan publik cerdas), smart economy (ekonomi cerdas), smart
yang dianggap sudah tidak memadai lagi society (kehidupan sosial cerdas), smart
untuk mengatasi permasalahan. Oleh sebab mobility (mobilitas cerdas), smart environment
itu dibutuhkan pendekatan yang terintegrasi (lingkungan cerdas), dan quality of live (hidup
untuk mengatasi segala permasalahan di kota, berkualitas). Dari enam (6) dimensi tersebut
sehingga dilahirkanlah sebuah konsep Smart dalam penerapannya setiap kota dapat
City. memfokuskan pada salah satu dimensi saja
Kota-kota yang disebut smart city tergantung dari karakteristik kota dan urgensi
adalah kota yang pada awalnya memiliki permasalahan kotanya.
terobosan baru dalam penyelesaian masalah Smart city sudah dikenal baik di
di kotanya dan sukses dalam meningkatkan Indonesia maupun luar negeri. Berikut kota-
performa kotanya. Salah satu dimensi kota utama yang sudah

Volume 2, Nomor 1, April 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 27


mengimplementasikan konsep smart city now offers the tools citizens need to write
misalnya Seoul, New York, Tokyo, Shanghai, their own apps.
Singapore, Amsterdam, London, Kairo, Dubai,
Kochi dan Malaga. Menurut Department for Business
Akan tetapi tidak mudah mewujudkan Innovation & Skills (2013) ada lima aspek
impian smart city tersebut, dibutuhkan yang sangat penting untuk dapat dijadikan
pemikiran strategis dan kreatif. Strategis, sebuah pendekatan dalam membangun kota
mengandung pengertian dikerjakan secara impian masa depan, yakni:
terencana demi masa depan (futuristic), mulai a. a modern digital infrastructure, combined
dari identifikasi masalah, pengelompokan with a secure but open access approach to
masalah, proses abstraksi, penentuan cara dan public reuseable data, which enables
solusi masalah, serta perencanaan untuk citizens to access the information they need,
implementasi (Nugraha, 2014). Kreatif, berarti when they need it;
kemampuan menghasilkan karya yang b. a recognition that service delivery is
berguna dan baru, baik pada tataran individu improved by being citizen centric:this
maupun organisasi (Lazuardi, 2015). involves placing the citizen’s needs at the
Konsep smart city menurut Stepen forefront, sharing management information
to provide a coherent service, rather than
Goldsmith (2014):
operating in a multiplicity of service silos
“a project to highlight local government
(for example, sharing changes of address
efforts to use new technologies that connect
more effectively), and offering internet
breakthroughs in the use of big data
service delivery where possible (at a fraction
analytics with community input to reshape
of the face to face cost);
the relationship between government and
c. an intelligent physical infrastructure
citizen”.
(“smart” systems or the Internet of
Fenomena di negara maju, to improve
Things), to enable service providers to use
government services and engagement with
the full range of data both to manage
the public, the city has opened its data for
service delivery on a daily basis and to
use as raw material by developers outside
inform strategic investment in the
government and policymakers inside city
city/community;
hall. To revolutionize its city planning
d. an openness to learn from others and
process, it is using digital tools to plan the
experiment with new approaches and new
design of a new neighborhood to be built on
business models;
the site of a long-abandoned steel plant.
e. transparency of outcomes/ performance, for
Then, too, Chicago is realizing the decade-
example, city service dashboards to enable
old dream of the “smart city.” Widespread
citizens to compare and challenge
sensors around the city will soon gather
performance, establishment by
immense amounts of data that will be used
establishment, and borough by borough.
to aid research. And the city government no
longer simply offers some digital services. It

28 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 1, April 2017


PEMBAHASAN merupakan pusat kontrol untuk
Kesimpulannya, smart city harus mengoprasikan smart city melalui TIK dan
mampu membuat masyarakatnya aktif dalam mampu menerima pengaduan masyarakat
beraktivitas, melakukannya dengan tenang, mengenai masalah sosial, macet, banjir,
aman, nyaman, senang, dan bahagia tinggal sampah, kriminalitas, pelayanan publik dan
didalamnya. lain sebagainya.
Konsep smart city di Singapura, being a Di Bandung terdapat Hay U untuk
smart city, smartly managed, is not only about perizinan online, SIP untuk rapor Camat oleh
information technology, or being in the vanguard warga, citizen complaint online, Silakip untuk
of all types of applications of technology. being memonitoring kerja Pemkot dan penggunaan
smart city-state is about a total operation as a Twitter sebagai media komunikasi warga.
world city with all economic and social dimensions Di Makasar telah mampu memantau
consistent, integrated, and mutually supported. In kemacetan dan sistem pembayaran parkir
the area of economic development, the untidy online yang sudah on the track. Selain itu,
residual of anachronistic agricultural activity on Makasar juga sudah memiliki Makasar Smart
the island was transformed form a rather primitive, Card yang bisa digunakan untuk kepentingan
traditionally operated, labour intensive, family dalam urusan sistem pemerintahan dan
based horticultural system into a modern, capital pembayaran.
intensive agibusiness venture based on FDI,
Kemudian di Surabaya adanya konsep
almost entirely on the grounds of economic
traffic light yang diatur dengan Closed Circuit
rationality consistent with achievements in the
Televition (CCTV) dan Integrated Traffic System
leading sector of manufacturing and financial and
Management, di mana ketika antrean panjang
bussiness services (Neville, 1992).
di depan lampu lalu lintas, maka secara
Indonesia sudah menerapkan smart
otomatis lampu berwarna merah akan
city seperti Bogor, Jakarta, Bandung,
berjalan lebih pendek.
Surabaya, dan Makassar. Seperti di Bogor
SDG’s (Sustainable Development Goals)
membuat Bogor Green Room (BGR). Hal
dalam penerapan Smart City
tersebut merupakan kolaborasi antara
merupakan pembangunan berkelanjutan yang
pemerintah Kota Bogor, ITB, dan Telkom
disepakati dunia dengan 17 program
Group ini akan digunakan sebagai pusat data
pembangunan berkelanjutan. 17 tujuan
dan informasi akurat sebagai bahan
tersebut dapat dikelompokkan dalam empat
pengambilan keputusan dalam persoalan
pilar, yakni pembangunan manusia,
kependudukan, lingkungan, dan keseharian
pembangunan ekonomi, pembangunan
warga dibutuhkan strategi dengan
lingkungan hidup, dan governance. Target ini
menggunakan perangkat teknologi dalam
berjalan selama 15 tahun yang dimulai pada
rangka peningkatan pelayanan publik. Seperti
tahun 2015-2030. SDG’s sejalan dengan
memantau kondisi transportasi, kondisi
konsep smart city dalam 17 tujuan SDG’s
darurat, dan peringatan terjadinya bencana.
terdapat 2 tujuan yang merupakan program
Pelaksanaan smart city di Jakarta
smart city, yaitu: Tujuan ke 11, make cities and
melalui Smart City Lounge. Konsep tersebut
Volume 2, Nomor 1, April 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 29
human settlements (membuat kota dan c. Smart People
pemukiman penduduk yang inklusif, aman, Ditanamkannya nilai-nilai edukasi di
tangguh, dan berkelanjutan). Melalui strategi dalam masyarakat dapat mendorong
perwujudan sistem perkotaan nasional, kehidupan sosial di perkotaan menjadi
pemenuhan standar perkotaan nasional, kondusif. Diantaranya elemen-elemen
pembangunan kota hijau, pengembangan kota seperti kepercayaan, gotong royong,
cerdas, peningkatan kapasitas tata kelola toleransi, penghargaan, saling memberi
pembangunan perkotaan. Sedangkan tujuan dan saling menerima serta kolaborasi
ke 16, peaceful and inclusive societies (keadilan sosial. Tata nilai ini perlu
dan kedamaian). Melalui strategi dipertahankan dalam kehidupan sosial
mempromosikan proses pembangunan masyarakat.
inklusif, menghormati hak-hak semua, d. Smart mobility
melestarikan budaya, menghormati hak Berkaitan dengan transportasi dan
mereka untuk mewujudkan aspirasi infrastruktur. Diharapkannya ada
pembangunan. transportasi yang terpadu sehingga
Sedangkan konsep smart city lebih luas lebih efisien. Dengan ketersediaan
dari digital city, karena smart city terdapat sarana/ prasarana transportasi dan
enam dimensi menurut Cohen yang dikutip infrastruktur yang memadai, dapat
dari fastcompany.com yaitu: meningkatkan pertumbuhan ekonomi
a. Smart Government dan kesejahteraan masyarakat.
Smart government mengacu pada Pengelolaan infrastruktur kota yang
prinsip Good Governance. Kunci utama dikembangkan di masa depan
pemerintahan yang cerdas bertujuan merupakan sebuah sistern pengelolaan
untuk mengurangi kesenjangan di terpadu dan diorientasikan untuk
tingkat kota, kecamatan dan kelurahan kepentingan publik.
adalah tidak hanya memeratakan e. Smart Environment
pembangunan fisik di setiap daerah, Dilihat dari segi penggunaan bangunan
tetapi juga peningkatan agar tidak berdampak pada kerusakan
profesionalisme kinerja aparatur yang lingkungan serta cara mengelola
responsif terhadap kebutuhan sumber daya alamnya. Adanya
masyarakat dengan didukung oleh kerusakan yang berdampak pada
kecanggihan teknologi. menurunnya mutu lingkungan pada
b. Smart Economy dasarnya adalah akibat kelalaian atau
Seperti program pemberdayaan kesengajaan yang dilakukan oleh
masyarakat melalui UMKM dan masyarakat dan pemerintah.
koperasi agar mendorong inovasi dan f. Smart Living
mengantisipasi persaingan usaha. Serta Kualitas hidup masyarakat dapat
dapat menumbuhkembangkan rasa dilihat dari segi kesehatan dan
untuk berwirausaha. kemanan pada lingkungannya.

30 | PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Volume 2, Nomor 1, April 2017


Sehingga dapat mewujudkan Innovation, by Mellissa A. Schilling (2013),
lingkungan yang kondusif dan Yogyakarta, Penerbit Pustaka Pelajar.
berkualitas bagi masyarakatnya. Neville, W. 1992. Agribusiness in Singapore : a
capital intensive service, Journal of Rural
KESIMPULAN Studies, *(3), 241-55
Berdasarkan hasil dari pembahasan Nijkamp. P (2008). "E pluribus unum".
yang telah dipaparkan, dapat ditarik Research Memorandum, Faculty of
kesimpulan bahwa sebuah konsep smart city Economics (Amsterdam: VU University
ini bertujuan untuk memberikan kemudahan Amsterdam).
bagi masyarakat. Dalam hal ini memanfaatkan Nugraha, M. Quadrat, 2014, Manajemen
teknologi informasi yang digunakan secara Strategis Pemerintahan, cetakan ketiga,
maksimal secara tepat dan cepat. Jakarta, Penerbit Universitas Terbuka
Salam, Setyawan Dharma., 2007. Manajemen
Pemerintahan Indonesia, Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Djambatan

Cohen, Daniel A. dan Paul Zarowin. 2010. Sudaryono. 2014. Perilaku Konsumen Dalam
Accrual-Based and Real Earnings Prespektif Pemasaran. Jakarta: Lentera
Management Activities Around Seasoned Ilmu Cendekia.
Equity Offerings. Journal of Accounting &
Economics Vol. 50 No. 1: 2-19.
Sumber lain:
Department for Business, Innovation and
http://data.myworld2015.org/
Skills: Smart Cities. 2013. 1 Victoria Street
London, Crown copyright. https://www.fastcompany.com/3038818/the
-smartest-cities-in-the-world-2015-
Dethier, J.-J. Governance, decentralization and
methodology
reform in China, India and Russia. (Ed.),
Kluwer Academic Publishers, Boston,
Dordrecht, London. 2000. viii + 459 pp
(403-404)
Dwiyanto, Agus. 2006. Reformasi Birokrasi
Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Goldsmith, Stepen. 2014. The Responsive City:
Engaging Communities Through Data-
Smart Governance. Ebook. Wiley.
Kumorotomo, Wahyudi. 2005. Akuntabilitas
Birokrasi Publik, Sketa Pada Masa
Transisi. Jogjakarta : Pustaka Pelajar
Lazuardi, Ahmad Lintang, 2015, Manajemen
Strategis Inovasi dan Teknologi, terjemahan
dari Strategic Management of Technological

Volume 2, Nomor 1, April 2017 PUBLISIA (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) | 31

Anda mungkin juga menyukai