DISUSUN OLEH:
1. AMALIA MIFTAKHUL JANNAH H73214013
2. ATIK AMBARSARI H73214014
3. BACHARUDDIN SAPTO A. H73214015
4. BAGUS SYAFIUL HUDA H73214016
5. DIKA PANJI SAMUDRA H73214017
6. FAHRIZAL ZAMRUDA H73214018
DOSEN PEMBIMBING:
DYAH RATRI NURMANA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IAD, ISD, & IBD
DISUSUN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING:
DYAH RATRI NURMANA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IAD, ISD, & IBD
Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
mencurahkan nikmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul PERKEMBANGAN POLA PIKIR
MANUSIA ini. Ucapan terima kasih juga tak lupa kami sampaikan kepada :
1. Dyah Ratri Nurmana selaku dosen pembimbing dalam membuat makalah
kami;
2. serta tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu
tetapi tidak mengurangi rasa hormat kami.
Makalah ini berisikan penjabaran tentang perkembangan pola pikir manusia.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu kami menerima kritik
maupun saran yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
makalah ini dan sebagai batu loncatan agar penyusun dapat membuat makalah
yang lebih berkualitas dimasa yang akan datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan menjadi sumber referensi bagi pihak yang
membutuhkannya.
Penyusun
LAMPIRAN
Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali akal dan pikiran yang
digunakan untuk mengelola bumi ini, sebagimana tugas yang telah diberikan
kepada umat manusia oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Sejak lahir, manusia selalu
bersentuhan dengan alam sekitar. Dari hal tersebut manusia mengalami fase
pengenalan dengan alam. Pengenalan tersebut terangsang melalui pancaindra.
Ilmu pegetahuan mula-mula berasal dari rasa ingin tahu yang tinggi
akan suatu hal yang kurang dimengerti oleh perasaan manusia tersebut. Untuk
memenuhi hasrat keingin tahuan yang besar, manusia tersebut melakukan
kegiatan-kegiatan atau eksperimen terhadap apa yang bisa dilakukan. Jika
keingin tahuan tersebut tidak bisa dieksperimenkan, maka akan direka-
rekalah apa yang ingin diketahui.
Rasa ingin tahu manusia dalam berfikir sangatlah peka, karena manusia
selalu ingin bertanya. Manusia mempunyai pengetahuan sehingga manusia
mempunyai pemikiran yang lebih baru.2 Rasa ingin tahu hanya dimiliki oleh
manusia, tidak dimiliki oleh makhluk lain. Seperti batu, air, angin, api, dan
sebagiannya. Namun bagaimana untuk hewan dan tumbuhan? Apakah
mereka(hewan dan tumbuhan) mempunyai rasa ingin tahu seperti manusia?
Manusia diberi rasa ingin tahu hanya untuk melangsungkan kehiudpan,
namun juga untuk melestarikan apa yang ada di sekitarnya(eksplorasi).
Sehingga manusia bisa menemukan alat-alat untuk kebutuhan sehari-hari.
Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang tanpa batas menambah
jumlah ilmu pengetahuan menjadi tak terhingga. Mulai dari ilmu keseharian
manusia hingga hal-hal yang kompleks di kehidupan. Akan tetapi ilmu
pegetahuan manusia taidaklah bisa mencangkup kesemuanya yang ada di
alam ini dibandingkan dengan ilmu pengetahuan yang berasal dari Tuhan
Yang Mempunyai Ilmu. Karena jika diibaratkan, ilmu seluruh manusia dari
awal zaman sampai nanti dengan ilmu Allah Subhanahu Wa Taala laksana
setetes air di luasnya lautan.
2. Mitos
Perkembangan selanjutnya adalah manusia berusaha memenuhi
kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu menusia
ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun
pengalamannya. Untuk itula, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas
keingin tahuannya itu.3
Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan akan hal-hal
diluar pikiran ilmiah yang kita sebut mitos. Cerita yang berdasarkan mitos
disebut legenda. Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat
indra manusia4 yang lima.
3 Mawardi; Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD, (Bandung: CV. Pustaka Setia. 2000). Hlm. 13.
4 Ibid 13
Makalah Perkembangan Pola Pikir Manusia 5
IAD, ISD, & IBD
Di bawah ini beberapa alat indra manusia:
1. Indra Penglihatan
Mata manusia merupakan salah satu alat indra yang berfungsi
untuk melihat dunia luar melalui bola mata yang diteruskan saraf
menuju ke otaak bagian optik untuk diterjemahkan sebagai
gambaran dunia luar.
Mata manusia tidaklah canggih seperti alat optik elektronik
lainnya yang lebih detail. Mata manusia tidak bisa menangkap
gambar dengan kecepatan yang sangat cepat, terlalu dekat, terlalu
jauh. Juga tidak bisa membedakan sejumlah gambar dalam satu
detik saja.
2. Indra Pedengaran
Indra pendengaran manusia disebut telinga, yang terdiri dari
beberapa bagian. Yaitu telinga bagian luar berupa daun telinga dan
lubang telinga, berfungsi sebagai penangkap getaran suara yang
merambat di udara. Bagian tengah telinga berupa lorong yang
menghububungkan bagian luar dengan bagian dalam. Dan bagian
dalam telinga berupa gendang telinga(membran timpani), tulang
rawan, rumah siput, dan sebagiannya.
Telinga manusia terbatas mendengarkan suara yang
mempunyai frekuensi dari 20 sampai 20.000 Hz. Jika dibawah atau
diatas frekuensi tersebut, maka manusia tidak dapat mendengar.
3. Indra Penciuman
Organ hidung merupakan indra penciuman manusia berupa
tonjolan di wajah manusia yang memunyai dua lubang. Yang di
dalamnya terdapat rongga hidung dan bulu penyaring udara. Hidung
merupakan saluran yang menyalurkan udara dari luar tubuh ke organ
paru-paru untuk proses metabolisme tubuh.
4. Indra Pengecap
Lidah berupa daging tak bertulang yang merupakan alat indra
perasa atau pengecap yang dapat merasakan segala benda yang
masuk ke dalam mulut. Akan tetapi jika benda atau makanan yang
masuk ke dalam mulut tidak bercampur dengan air ludah atau air
liur, maka tidak akan terasa apapun makanan itu.
Jadi antara lidah dengan air liur ada hubungan erat dalam
merasa makanan. Menurut para ilmuwan, lidah kita hanya bisa
merasakan empat macam rasa di empat area lidah, yaitu: manis di
ujung lidah, pahit di pangkal lidah, asam di tepi lidah, dan asin di
tengah lidah.
Akan tetapi, menurut pengamatan kami sewaktu makan, di
manapun bagian lidah tetap dapat merasakan empat macam rasa
ataupun lebih. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian oleh ilmuwan
muslim masa kini, Harun Yahya, yang berani mengemukakan
pendapat beliau yang berbeda dengan para ilmuwan yang telah kita
pelajari di masa bangku sekolah.
3. Penalaran
6 Mawardi. IAS-ISD..., 13
Makalah Perkembangan Pola Pikir Manusia 9
IAD, ISD, & IBD
minor Kesimpulan tersebut berasal dari penalaran deduktif dari kedua
premis tersebut.
Contoh:
Kesimpulan yang diambil benar jika kedua premis benar. Jika ada
yang salah maka kesimpulannya juga salah. Jadi penalaran deduktif,
pertama-tamanya menggunakan pernyataan yang pasti kebenarannya.
Dengan penalaran deduktif dapat diperoleh bermacam pengetahuan
yang dapat diterima semua pihak, disamping itu untuk menerapkan
konsep rasional mengalami kesulitan dalam kehidupan praktis.
1.2 SARAN
Dari hal-hal tersebut mahasiswa diharapkan untuk berpikir lebih matang
dan kritis, agar sanggup menghadapi globalisasi dunia yang terus berubah
seiring pekembangan zaman. Dengan memiliki pola pikir yang terus
berkembang maka diharapkan mahasiswa dapat memilih dan menyaring
segala informasi yang mereka dapat dari segala sumber.
Kita jangan meremehkan ilmu pengetahuan sekalipun sedikit, karena
ilmu pengetahuan tersebut diciptakan melalui proses yang sangat panjang,
dan dengan keja keras yang tidak diterima akal. Jadi hargailah ilmu
pengetahuan walaupun hanya setitik.
Aly, Abdullah; Eny Rahma. 1996. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Mawardi; Nur Hidayati. 2000. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu
Budaya Dasar (IAD-ISD-IBD). Bandung: Pustaka Setia.
Yasin, Maskuri. 1992. Ilmu Alamiah Dasar (I.A.D.). Jakarta: Rajawali Pers.