Anda di halaman 1dari 18

DAYANG SUMBI

Narator : Alkisah di sebuah kayangan di atas langit, hiduplah kakak-beradik yang


merupakan dewa dan dewi langit. Sang Dewa bernama Dewa Bintang yang
mempunyai paras tampan dengan tubuh sempurna. Adiknya, Dewi Bulan
adalah seorang gadis cantik yang sangat dipuja oleh warga kayangan. Suatu
hari, mereka sedang berjalan menuju halaman di belakang istana. Dewa dan
Dewi menemukan sebuah pohon yang sangat subur buahnya dan terlihat
sangat lezat. Mereka penasaran kenapa buah itu dilarang untuk dinikmati oleh
semua orang di kayangan.
(dewa dan dewi memandangi buah yang ada ditangan mereka)
Dewa Bintang : “Bulan, kenapa kita tidak boleh memakan buah yang terlihat lezat ini?”
Dewi Bulan : “Aku tidak tahu Bintang, aku pun penasaran kenapa Sang Hiyang Tunggal
melarang kita.”
Dewa Bintang : “Apa kita makan saja buah ini?”
Dewi Bulan : “Ah! Kau ada-ada saja. Kamu mau kita dihukum oleh nenek tua itu?”
Dewa Bintang : “Tidak akan ada yang melihat kita Bulan. Ayolah, aku sangat penasaran.”
Dewi Bulan : “Baiklah, aku juga sebenarnya penasaran.” (memakan buah larangan)

Narator : Akhirnya Dewa dan Dewi memakan buah larangan itu. Tanpa mereka
ketahui, seorang penjaga istana melihatnya dan langsung melaporkannya
kepada Sang Hiyang Tunggal, yang merupakan pemimpin di kerajaan
kayangan. Dewa dan Dewi pun dipanggil untuk mengahadap Sang Hiyang
Tunggal.
(dewa dan dewi memberi hormat kepada Sang Hiyang Tunggal)
Dewa & Dewi : “Salam, Ratu.”
SHT : “Yayaya, aku tak butuh salam dari bocah-bocah badung seperti kalian.”
Dewa Bintang : “Ada apa Ratu? Kenapa engkau menyebut kami seperti itu?”
Dewi Bulan : “Iya, kami tidak mengerti.”
SHT : “Sudah kukatan pada seluruh kayangan agar tidak memakan buah terlarang
itu! Namun tak kusangka, dua anak kesayanganku sendiri justru
memakannya!”
Dewa Bintang : (menunduk karena merasa bersalah) “Ampuni kami Ratu! Aku dan Bulan
hanya penasaran kenapa engkau tidak mengizinkan kami semua untuk
memakan buah itu.”
Dewa Bulan : “Ampuni hamba Ratu!” (keduanya bersimpuh dihadapan SHT)
SHT : “Tidak bisa! Kalian akan tetap aku beri hukuman.”
Dewi Bulan : “Ampuni kami!”
SHT : “Akibat perbuatan kalian, kalian akan diturunkan ke Bumi dengan wujud
seekor anjing dan seekor babi. Kalian harus bertapa selama 1000 tahun dan
akan diberi kesempatan untuk menjadi wujud asal kalian kembali, setiap
malam bulan purnama.”
Dewa & Dewi : “APA?!”
Dewi Bulan : “Yakali Ratu gue jadi babi! Cantik begini.” (berdiri dari simpuhan)
SHT : “Ngelawan kamu sama Ratu!”
Dewi Bulan : “Eh engga kok Ratu.” (kembali bersimpuh)
Dewa Bintang : “Baiklah Ratu, kami akan menerima hukuman kami.”
Narator : Akhirnya mereka diturunkan di tengah hutan dengan wujudnya menjadi
seekor babi dan anjing, mereka selalu bertapa siang dan malam meminta
ampunan Sang Hyang Tunggal
Dewi Bulan :” bintang, bagaimana jika kita tidak diampuni selama-lamanya oleh Sang
Hyang Tunggal dan kita akan selamanya menjadi hewan seperti ini”
Dewa Bintang :” sudah kamu ini berisik sekali ! kita ikuti saja apa yang diminta oleh Sang
Hyang, jika kamu masih terus saja berbicara bisa bisa Sang Hyang tak akan
mengampuni Kamu !”
Dewi Bulan :”hih! (raut kesal), sampai kapan kita harus bertapa disini ?! Aku sangat bosan
siang malam kita hanya bersimpuh disini.
Dewa Bintang :” Kamu ini mau kembali ke khayangan atau tidak sih ?! dari tadi ngomelll mulu!
Dewi Bulan :”iyaa..iyaa santai dong jangan ngegas.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Narator : Di sebuah Kerajaan di Bumi yang bernama Kerajaan Mekar Wangi, terlihat
sang Raja bernama Sunggi meminta izin kepada istrinya, Ratu Santyas untuk
pergi berburu.
(berbincang di depan pintu kerajaan)
Raja Sunggi : “Istriku, doakan agar aku mendapatkan hasil buruan yang bagus.”
Ratu Santyas : “Pasti Kakanda, doaku akan selalu menyertaimu.”
Raja Sunggi : “Kau manis sekali, membuat aku semakin mencintaimu.”
Ratu Santyas : “Ah kau bisa saja. Cepat sana pergi, para pengawal sudah menunggumu.”
Raja Sunggi : “Baiklah, istriku.”

Narator : Sang Raja pun meninggalkan istana dan mulai memasuki hutan belantara
bersama para pengawalnya. Ditengah perjalanan, Raja Sunggi melihat seekor
babi dan seekor anjing yang sedang berdiam diri diatas sebuah batu besar.
Tanpa dia ketahui, mereka adalah Dewa Bintang dan Dewi Bulan yang sedang
bertapa meminta pengampunan. Karena sang Raja tertarik, akhirnya mereka
memburu dua hewan tersebut.
(Dewa dan dewi mengetahui adanya manusia yang mendekat kepada mereka)
Dewi Bulan :” Bintang sepertinya ada yang mendekat kepada kita”
Dewa Bintang :”sepertinya manusia itu ingin memburu kita “
Dewi Bulan :”mengapa manusia itu ingin memburu wanita cantik seperti diriku?”
Dewa Bintang :”Hadeuuh... ingat sekarang kamu adalah seekor babi bukan Dewi khayangan
lagi!
Dewi Bulan :”Oh.. iya aku lupa, lalu bagaimana ini Bintang ?! (raut cemas)
Dewa Bintang :”aku rasa firasatku benar, mereka ingin memburu kita”
Dewi Bulan :”IYAA TERUS INI GIMANA DEWA BINTANG, KITA HARUS APA?!
Dewa Bintang :”aku rasa kita harus cepat pergi dari sini dan kita harus berpencar bulan, agar
pemburu itu tidak jadi memburu kita”
Dewa Bulan :”Tapi, aku tak ingin berpisah dengan mu Bintang”
Dewa Bintang : “Kita harus berpisah Bulan! Selamatkan dirimu.”
Dewi Bulan : “Baiklah. Jangan sampai tertangkap, Bintang!” (berlari menuju arah yang
berbeda)
Raja Sunggi : “Tangkap binatang itu!”

Narator : Raja Sunggi harus kembali ke kerajaan dengan tangan kosong, dia dan para
pengawalnya tidak berhasil menangkap anjing dan babi yang mereka lihat di
hutan. Ratu pun menyambut kedatangan Raja dengan senang hati.
(ruang tamu kerajaan)
Raja Sunggi : “Sayang, aku pulang!”
Ratu Santyas : “Bagaimana, kau mendapatkan apa?”
Raja Sunggi : “Sasaranku berhasil kabur Ratu, aku tidak mendapatkan apa-apa.”
Ratu Santyas : “Sayang sekali. Tapi yasudah lah, lebih baik kau istirahat saja.”
Raja Sunggi : “Baiklah. Lusa aku akan pergi berburu lagi, Ratu.” (ratu mengangguk)

Narator : Keesokan lusanya, Raja kembali berburu dan berhasil mendapatkan seekor
rusa. Di tengah perjalanan menuju ke Istana, Raja Sunggi tiba-tiba ingin buang
air kecil. Karena tidak ada tempat untuk buang air kecil, Raja terpaksa
menjadikan kelapa sebagai tempatnya. Raja segera kembali ke Istana karena
hari mulai gelap. Tak disangka, tempat Raja saat ini dekat sekali dengan tempat
Dewi Bulan berada ketika sedang mencari kakaknya. Dewi Bulan yang
kelelahan merasa sangat haus, dan kebetulan menemukan air di dalam buah
kelapa.
(meminum air yang ada didalam buah kelapa)
Dewi Bulan : “Ah, enaknya. Aku tadi haus sekali.” (kembali berjalan)
Dewi Bulan : “Bintang, kamu dimana?” (melihat ke langit)

Narator : Karena malam ini adalah malam bulan purnama, Dewa dan Dewi berubah
bentuk menjadi sosok mereka yang asli.
(dewi bulan berubah menjadi sosok manusia)
Dewi Bulan : “Akhirnya aku berubah kembali, aku harus mencari Bintang karena dengan
wujud ini aku bisa lebih cepat berjalan.”

Narator : Pada saat Dewi Bulan mencari Dewa Bintang, tiba-tiba dia merasakan mual
yang sangat luar biasa dan perutnya menjadi sedikit menonjol. Dia beristirahat
di sebuah gubuk yang tadi dilewatinya. Karena bingung, Dewi Bulan pun
bertanya pada Sang Hiyang Tunggal mengenai kejadian yang menimpanya.
(SHT turun ke bumi)
Dewi Bulan : “Apa yang terjadi padaku Ratu?”
SHT : “Kau sedang hamil Bulan, karena kau meminum air seni dari seorang manusia
yang bernama Raja Sunggi. Selama kau mengandung, kau akan tetap menjadi
wujud aslimu.”
Dewi Bulan : “Bagaimana bisa Ratu?”
SHT : “Ya mana aku tahu! Tanyakan saja pada Dora.” (SHT pergi kembali)
Dewi Bulan : “Dasar nenek tua jahannam. Lebih baik aku tinggal di gubuk ini untuk
sementara.”

Narator : 2 bulan kemudian di Kerajaan Mekar Wangi , Raja Sunggi dan Ratu Santyas
sedang menyantap makan malam mereka di Istana. Meja yang begitu besar
dan megah itu hanya diisi oleh mereka berdua. Hal itu disebabkan karena
mereka tidak mempunyai anak setelah 5 tahun menikah. Raja Sunggi sangat
merasa kesepian di istananya yang besar ini. Ia sangat ingin mempunyai
keturunan sesegera mungkin.
(dimeja makan)
Raja Sunggi : “Ratuku, meja sebesar ini hanya diisi kita berdua. Apa sebaiknya kita
mengadopsi seorang anak?”
Ratu Santyas : (membanting sendok ditangannya) “Sudah aku katakan padamu, aku hanya
ingin seorang anak dari rahimku sendiri!”
Raja Sunggi : “Kita sudah 5 tahun menikah! Harus berapa lama lagi aku menunggu?
Santyas!”
Ratu Santyas : “Kau membentaku?” (hampir menangis)
Raja Sunggi : “Ah, sial!”

Narator : Ratu Santyas yang beru pertama kali dibentak oleh Raja langsung berlari
menuju kamarnya. Sedangkan Raja Sunggi yang masih terbawa emosi memilih
untuk pergi berburu ke hutan sendirian. Sampai malam hari tiba, dia belum
juga mendapatkan hasil buruan. Raja yang sudah kelelahan, menemukan
sebuah gubuk ditengah hutan. Gubuk tersebut adalah tempat tinggal Dewi
Bulan yang sedang mengandung besar.
(di dalam gubuk)
Dewi Bulan : “Terkejut aku terheran-heran!” (saat Raja Sunggi masuk ke gubuk)
Raja Sunggi : “Siapa kau? Mengapa seorang wanita hamil sepertimu ada disini?”
Dewi Bulan : “Aku sedang dihukum. Dan kau siapa?”
Raja Sunggi : “Aku Raja Sunggi, dari kerajaan Mekar Wangi. Aku sedang berburu dan
mencari tempat untuk beristirahat.”
Dewi Bulan : “Apa! Jadi kau..”
Raja Sunggi : “Aku apa?”
Dewi Bulan : “Ah, tidak apa-apa. Kau bisa beristirahat disini jika kau mau.”

Narator : Raja Sunggi akhirnya beristirahat di gubuk kecil itu bersama Dewi Bulan. Raja
Sunggi menceritakan kepada Dewi Bulan kenapa sampai bisa seorang Raja
pergi ke hutan sendirian. Dewi Bulan pun merasa iba pada Raja. Dia akhirnya
memutuskan untuk memberikan anaknya kelak kepada Raja Sunggi, yang
mana memang ayah kandung dari anak yang dikandungnya.
(duduk didepan gubuk)
Dewi Bulan : “Raja, kembalilah kesini malam lusa.”
Raja Sunggi : “Ada Apa Bulan?”
Dewi Bulan : “Tidak usah banyak bertanya, Raja.”
Raja Sunggi : “Kau galak sekali, baiklah sekarang aku harus kembali ke istana. Sampai jumpa
Bulan.”

Narator : Tidak berapa lama setelah Raja Sunggi pergi, Dewi Bulan melahirkan seorang
anak perempuan yang sangat cantik. Dia sangat mencintai anaknya, namun
ketika malam bulan purnama esok tiba dia akan kembali pada wujud Babi. Hal
itu yang membuatnya rela menyerahkan anak ini kepada Raja Sunggi agar
dibesarkan dilingkungan manusia juga. Raja Sunggi akhirnya tiba di gubuk itu
kembali sendirian.

Raja Sunggi : “Cantik sekali anakmu, Bulan.”


Dewi Bulan : “Aku akan menyerahkan anak ini kepadamu Raja. Jaga dan sayangi dia seperti
anakmu sendiri.”
Raja Sunggi : “Tapi mengapa?”
Dewi Bulan : “Aku tidak bisa menjaga anak ini, tidak dengan keadaanku nanti. Katakan
padanya bahwa aku akan selalu mencintainya.” (menyerahkan anaknya pada
Raja)
Raja Sunggi : “Baiklah, jika itu maumu. Aku berjanji akan menjaga anak ini.”
Dewi Bulan : “Terima kasih Raja.”
Raja Sunggi : “Siapa nama anak ini?”
Dewi Bulan : “Dayang Sumbi.”
Narator : Raja kembali ke kerajaan dengan menggendong seorang bayi perempuan, hal
itu membuat kerajaan gempar dan bertanya-tanya. Ratu pun terlihat begitu
kecewa, ia berfikir bahwa Raja punya seorang simpanan yang memberinya
anak.
(Raja duduk di singgasananya)
Ratu Santyas : “Raja! Anak siapa yang kau bawa itu? Jangan bilang kamu punya
selingkuhan. Ya tuhan aku tidak percaya ini! Siapa wanita yang berani
merebutmu dariku itu.”
P. Kerajaan : “Sudah, Ratu. Mari kita dengar penjelasan dari Raja.”
Raja Sunggi : “Anak ini aku temukan di hutan saat aku sedang diperjalanan pulang
menuju istana, Istriku.”
Ratu Santyas : “Begitu, kah?”
Raja Sunggi : “Iya Ratuku, mana mungkin aku selingkuh darimu.”
Ratu Santyas : “Baiklah, aku percaya padamu. Dan aku juga akan merawat anak itu.”

Narator : Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis cantik jelita sehingga terkenal ke
seluruh penjuru negeri. Banyak pemuda yang ingin menjadi suaminya, akan
tetapi tidak ada satupun dari mereka yang membuatnya jatuh hati. Sampai-
sampai membuat keributan di mana-mana hanya untuk memperebutkannya.
(dikamar Dayang Sumbi, Ratu mengetuk pintu kamar)
Ratu Santyas : “Putriku, apa tidak adakah satu pun pemuda disana yang berhasil merebut
hatimu?”
Dayang Sumbi : “Mereka semua bukan yang aku mau Bunda. Mereka semua terlalu naif dan
sombong padahal itu hanya harta milik orang tua mereka.”
Ratu Santyas : “Bunda mengerti, yang bisa Bunda lakukan hanya mendukung apa yang
menjadi keputusanmu.”
Dayang Sumbi : “Bunda, bolehkah aku menenangkan diri di Padepokan Rajawali milik Paman
Galuh?”
Ratu Santyas : “Jika itu bisa membuatmu lebih baik, Bunda izinkan.”
Dayang Sumbi : “Terima kasih Bunda.”

Narator : Keesokan harinya, Dayang Sumbi berangkat menuju Padepokan Rajawali


milik Paman Galuh. Ia membawa serta 3 orang dayang dan 3 orang pengawal
bersamanya. Berita kepergian sang putri sudah menyebar ke seluruh penjuru
negeri. Para pemuda yang tadinya ingin menjadi suami Dayang Sumbi
melayangkan protes pada pihak Kerajaan, karena membiarkan putri pergi.
(di istana kerajaan)
Pangeran 1 : “Kenapa kalian membiarkan Putri pergi wahai Ratuku.”
Pangeran 2 : “Ya, benar. Apa kekayaan yang aku miliki tidak cukup untuk membuatnya
bahagia?”
P. Ratu : “Cukup kalian semua! Jangan membuat keributan di Istana. Lagi pula Putri
tidak akan pernah menikahi lelaki yang hanya menyombongkan harta
bendanya. Dari awal, Putri tidak pernah tertarik dengan kalian semua. Lebih
baik kalian semua pergi!”

Narator : Akhirnya tibalah Dayang Sumbi di Padepokan Rajawali, yang disambut


sebagai tamu kehormatan. Disana Dayang Sumbi diajarkan untuk memenun,
dan menjahit pakaiannya sendiri. Dayang Sumbi sangat menyukai kegiatan
barunya itu dan membuatnya mendapatkan ketenangan yang dicarinya.
(dayang sumbi sedang menenun dipekarangan rumah)
Dayang Sumbi : “Aku suka sekali disini, suasananya membuatku tenang.” (jarum yang
dipegangnya terjatuh)
Dayang Sumbi : “Ah, ada-ada saja. Kemana jarum itu?”

Narator : Dayang Sumbi sudah mencari jarum itu sampai malam pun tiba, ia akhirnya
menyerah.
(duduk kembali)
Dayang Sumbi : “Barang siapa yang menemukan jarum itu, jika ia lelaki akan ku jadikan
suami dan apabila dia perempuan dia akan menjadi saudariku.”

Narator : Tiba-tiba, seekor anjing menghampirinya dan memberikan jarum yang sejak
tadi dicari Dayang Sumbi. Dayang sumbi terkejut karena yang
menemukannya adalah seekor anjing. Lalu bagaimana dengan janjinya tadi.
Dayang Sumbi : “Mana mungkin aku menjadikan anjing ini suami atau saudariku?”
(Anjing tersebut berubah wujud menjadi dewa bintang)
Dayang Sumbi : “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?!” (terkejut)
Dewa Bintang : “Maaf telah mengejutkanmu.”
Dayang Sumbi : “Siapa kau?”
Dewa Bintang : “Aku adalah Dewa Bintang, aku dihukum menjadi seekor anjing Tuan Putri.”
Dayang Sumbi : “Namun kenapa kau bisa berubah wujud?”
Dewa Bintang : “Karena ini malam Bulan Purnama.”
Dayang Sumbi : “Izinkan aku menikahimu, Bintang.”
Dewa Bintang : “Apa? Yakinkah kau akan menikahi seekor anjing?”
Dayang Sumbi : “Aku sudah berjanji pada langit, dan kau adalah lelaki. Jadi kau akan ku
jadikan suamiku.”
Dewa Bintang : “Baiklah jika itu maumu.”

Narator : Pada malam bulan purnama itu Dayang Sumbi dan Dewa Bintang,
mengikrarkan janji sumpah setia sehidup semati mereka. Disaksikan oleh
bulan bintang yang bersinar terang diatas langit gelap.
Dewa Bintang : “Dengan segenap raga dan jiwa ku serahkan untukmu hidup dan matiku.”
Dayang Sumbi : “Dengan hati yang tulus aku jadikan kamu hidup dan matiku.”

Narator : Mereka pun resmi menjadi sepasang suami-istri. Dayang Sumbi jatuh cinta
pada pandangan pertama pada Dewa Bintang, begitu pun sebaliknya. Malam
itu Dayang Sumbi merasakan kebahagiaan yang luar biasa, namun ketika pagi
menyapa dia harus kehilangan sosok Dewa Bintang yang kembali menjadi
seekor anjing. Beberapa minggu kemudian Dayang Sumbi mengetahui bahwa
dia sedang hamil muda. Dia bingung harus berkata apa jika ditanya mengapa
bisa hamil padahal dia belum menikah dengan seseorang. Dia memutuskan
untuk pindah ke sebuah pondok yang jauh dari Istana tanpa diketahui oleh
siapapun. Setiap bulan purnama dia akan ditemani oleh Dewa Bintang yang
sangat menyayangi anak yang ada dikandungan Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi : “Jika anak ini lahir, akan kita beri nama siapa Bintang?”
Dewa Bintang : “Aku suka nama Sangkuriang, yang memiliki arti pencerah.”
Dayang Sumbi : “Aku setuju.”
(beberapa tahun kemudian)
Dayang Sumbi : “Sangkuriang! Kemarilah.”
Sangkuriang : “Ada apa Bunda?”
Dayang Sumbi : “Pergilah berburu, aku sedang ingin memakan daging rusa. Bawa jugalah si
Tumang bersamamu.”
Sangkuriang : “Baiklah Bunda, ayo Tumang!”

Narator : Sangkuriang pun pergi ke hutan bersama si Tumang yang tak lain adalah
Dewa Bintang. Dia menamai anjing yang selalu menemaninya itu Tumang.
Sangkuriang :” suttt... tumang itu disana ada seekor rusa, kita harus diam-diam dan segera
memanah rusa itu”
( rusa itu berhasil kabur )
Sangkuriang :”Ah sial sekali hari ini ! (membanting panah), bagaimana ini ?! apa yang harus
aku katakan pada ibu nanti jika aku pulang ke rumah tak membawa daging
rusa. Ibu pasti akan kecewa padaku, aku tak akan membiarkan iu kecewa pada
ku (tiba-tiba terlintans di pikirannya untuk membunuh si tumang). Hmm...
bagaimana jika aku bunuh saja si tumang dan beritahu ibu jika itu daging rusa”
( sangkuriang berhasil membunuh si tumang dan segera membawa daging itu ke ibunya)
Sangkuriang :” ibu pasti senang aku telah berhasil membawakan daging untuknya, ya
walaupun inin daging si tumang bukan daging rusa, lagian ibu tidak akan
mengetahuinya bukan.”
-dirumah-
Sangkuriang :”IBU...IBU..IBU Lihat lah aku telah berhasil membawakan daging rusa untuk
mu”
DY :”Syukurlah anak ku sayang... ibu sudah lama sekali menunggu kalian dan ibu
sangat lapar”
SK :” yasudah bu ayo cepat masak daging ini”
DY :”Iyaa ibu akan segera memasak daging ini”
DY :” Sangkuriang... ini masakannya sudah jadi, ayo segera makan.”
SK :”Iyaa bu”
DY :”sangkuriang segera panggil si tumang untuk makan bersama kita”
SK :”(gelagapan) emm... itu bu..emm”
DY :” ada apa sangkuriang ? ayo segera anggil si tumang untuk makan bersama
kita dia pasti kelaparan sekali karena telah menemani mu berburu”
(sangkuriang diam saja)
DY :” kenapa kamu diam saja sangkuriang ? ada apa anak ku ?
SK :” tidak apa apa bu..”
DY :”kalau begitu cepat panggil situmang”
Sk :” em... si tumang tidak ada bu (dengan nada rendah)”
Dy :”apa maksud mu situmang tidak ada ? bukan kah tadi dia bersama mu?
Sk :”emm.. itu bu situmang... emm KETINGGALAN DI HUTAN BU”
DY :”APAA?!! Kau ini bagaimana bisa si tumang tertinggal dihutan ? bukan kah
situmang selalu berada di samping mu ?!”
Sk :” emm... itu bu agar cepat mendapatkan rusanya kita berpencar bu, tetapi saat
aku sudah mendapatkan rusa si tumang tak kunjung datang bu, lalu karena hari
sudah mulai gelap aku memutuskan untuk pulang”
Dy :”KAU INI !!! BESOK PAGI KITA CARI SI TUMANG KE HUTAN !”
SK :”i..i..yaa bu”
(dimalam hari sangkuriang berpikir apa yang harus ia katakan pada ibunya esok pagi jika
ibunya tahu bahwa situmang telah mati)
-di pagi hari-
Dy :”SANGKURIANG cepatt bangun... kita harus segera mencari situmang ke
hutan”
Sk :” iyaa bu”
Dy :”ayo cepat sangkuriang, kamu ini lama sekali!”
Sk :” AKU TIDAK MAU MENCARI SITUMANG !”
DY :”APA KAU BILANG TADI?!”
SK :”kenapa sih kita harus mencari situmang? Aku sudah tidak membutuhkan si
tumang bu, lagian dia tidak penting dia hanyalah seekor anjing”
Dy :”jaga bicaramu sangkuriang ! situmang adalah ay..”
Sk :”ay apa bu si tumang itu siapa bu ?”
Dy :”situmang adalah bagian dari keluarga kita kau tahu?! Dia selalu menemani
kita sejak dulu, sudahlah ayo cepat kita cari si tumang”
Sk :” aku tidak mau mencari si tumang !”
Dy :”kau ini! Kau yang sudah meninggalkan si tumang dan sekarang dengan
polosnya kau bilang tak mau ikut mencari si tumang ?! (nada marah)
Sk :”SI TUMANG TELAH MATI !!!”
DY :”APA KAU BILANG ?!!”
SK :” YA si tumang telah mati kemarin di hutan”
Dy :”(syok) apaa... mengapa kau tidak bilang pada ibu, kenapa si tumang bisa
tiada?”
Sk :” sebetulnya kemarin aku tidak mendapatkan rusa, aku takut ibu kecewa
padaku karena aku tidak bisa membawa daging rusa pada ibu, aku takut ibu
kelaparan, jadi... aku bunuh si tumang”
Dy :”APA?! Jadi dagng yang kemarin kau bawa dan daging yang kita makan
bersama-sama adalah si tumang?”\
Sk :”iya bu”
Dy :”(sangat marah) DASAR ANK KURANG AJAR!!! KAU TAHU SI TUMANG ITU
SEBENARNYA ADALAH AYAHMU SANGKURIANG DIA ADALAH AYAH MU!! DAN
KINI KAU TELAH MEMBUNUH AYAHMU SENDIRI, DASAR ANAK KURANG AJAR
SK :”Tak mungkin si tumang adaah ayahku, dia adalah seekor anjing mana
mungkin dia ayahku”
Dy :”IBU BETUL BETUL MARAH PADAMU !! KAU TELAH MEMBUNUH AYAHMU !!
(menangis)
Sk :”DIA BUKAN AYAHKU DIA ADALAH SEEKOR ANJING!”
DY :”KAU INI !!!(melemparkan centong kekepala sangkuriang hingga kepala
sangkuriang memiliki luka)
Sk :” IBU KAU BENAR BENAR JAHAT, KAU TEGA MEMUKUL ANAKMU HANYA
KARENA SEEKOR ANJING MENYEBALKAN ITU MATI?”
DY :”PERGI KAU SANGKURIANG ! PERGI DARI SINI, JANGAN PERNAH TEMUI IBU
LGI, IBU TIDAK SUDI MEMPUNYAI ANAK SEPERTI MU YANG TEGA MEMBUNUH
AYAHNYA SENDIRI”
SK :” BAIKLAH JIKA ITU MAU IBU”
- Beberapa tahun kemudian-
Narator :setelah kehilangan suami dan juga anaknya Dayang Sumbi memutuskan untuk
kembali lagi ke istana, disana ia disambut meriah oleh para warga dan juga
keluarga kerajaan terutama ayah dan ibunya yang sudah lama tidak berjumpa
dengannya, ia memulai hidup baru dan menjalani hidupnya sebagai puteri
kerajaan mekar wangi, sementara Sangkuriang ... setelah diusir oleh ibunya ia
berkelana entah kemana, ia sudah melewati berpuluh-puluh desa dan akhirnya
ia menetap di desa GALER, disana ia dirawat oleh Raja kerajaan GALER dan
nantinya ia akan di angkat menjadi penerus kerajaan galer.
(di kerajaan mekar wangi, Raja Sunggi, Ratu Santyas dan Dayang Sumbi sedang menyantap
makan malam)
Raja Sunggi :“Anakku, besok kita akan kedatangan tamu kehormatan dari Kerajaan Galer.
Berdandan lah yang cantik karena ku dengar Pangeran yang akan datang kesini
itu sangat tampan.”
Dayang Sumbi :“Ayah, sudah kubilang bahwa aku ingin sendiri dahulu. Aku belum bisa
membuka hatiku untuk yang lain.”
Raja Sunggi :“Sudahlah, 7 tahun apa tidak cukup untuk melupakan lelaki itu?”
Dayang Sumbi :“Kau tidak mengenalnya Ayah. Dia memberikan sesuatu yang berharga
untukku dan aku malah menyianyiakannya, itu membuatku sangat menyesal.”
(meninggalkan ruang makan)
Ratu Santyas :“Biarkan sajalah Raja, dia harus hidup dengan keputusannya sendiri. Kita
hanya harus mendukungnya.”
Raja Sunggi :“Tap—“
Ratu santyas : “sudah, lebih baik kita menyelesaikan makan kita karena masih banyak yang
harus dikerjakan untuk besok.”
Raja sunggi : “Ratu, panggilah para dayang untuk mempersiapkan dayang sumbi.”
Ratu santyas : “Raja..”
Raja Sunggi : “aku tidak akan memaksakan jika nanti dia tidak mau”
-Ratu santyas memanggil para dayang-
Dayang Siti :” iya baginda ratu ada apa memanggil kami?”
Ratu santyas :”tolong persiapkan Putri untuk menyambut tamu kerajaan besok.”
Dayang Vera : “Baik Ratu.”
(para dayang lantas pergi ke kamar Dayang Sumbi sesuai perintah Ratu)
Dayang fafat : “Tuan putri, kami diperintahkan Ratu untuk mempersiapkanmu untuk acara
besok.”
Dayang Sumbi : “aku tidak mau.”
Dayang PU : “Tapi putri—“
Dayang Sumbi : “sudahlah, lebih baik kau panggilkan aku Dwiyata.”
Dayang Pute : “Baiklah Putri”
(tak lama setelah para dayang itu pergi, dwiyata sang penasihat kerajaan datang ke kamar
dayang sumbi)
Dwiyata : “Ada yag bisa hamba bantu Tuan Putri.”
Dayang Sumbi : “begini dwiyata, ayahanda menginginkan aku mengadakan saembara untuk
mencari suami untuku. Tapi aku tidak mau karena hatiku sudah dimiliki
seseorang.”
Dwiyata : “Siapakah lelaki itu Putri?”
(dayang sumbi menceritakan kejadian yang menimpanya bertahun tahun lalu.”
Dwiyata : “kenapa kau tidak berbicara yang sejujurnya pada raja?”
Dayang Sumbi : “aku tidak ingin ayah merasa tidak dihargai karena aku menikah tanpa
sepengetahuannya.”
Dwiyata : “perbuatanmu itu sudah terlalu melampaui urusanku putri, aku hanyalah
seorang penasihat kerajaan dan seorang teman untukmu. Itu sama sekali diluar
kuasaku.”
Dayang Sumbi : “Aku harus bagaimana dwiyata?”
Dwiyata : “menurutku kau harus melanjutkan hidup dan melupakannya. Lagi pula dia
tidak akan pernah kembali untukmu.”
Dayang Sumbi : “ baiklah aku akan menjalani hidupku dan melupakannya dan aku akan
menyetujui kegiatan sayembara tersebut, semoga ini adalah jalan yang terbaik
untukku”
Dwiyata :” nah gitu dong, baru ini putri yang aku kenal”
Dayang sumbi :” baiklah jika begitu aku akan memberitahu raja bahwa aku telah setuju
dengan rencananya mengadakan sayembara tersebut, kau bisa tolong beritahu
para prajurit bahwa aku ingin segera berbicara dengan raja “
Dwiyata :”baiklah putri”
-dwiyata pergi memanggil prajurit-
Dwiyata :” kalian tolong beritahu raja bahwa sang putri ingin segera bertemu dengan
raja”
Prajurit bayu :”tapi raja sedang tidak ingin di ganggu”
Dwiyata :”tetapi sang ratu ingin membicarakan hal yang serius dan penting, kau
beritahukan saja dahulu kepada raja”
Prajurit rizal :” baiklah dwiyata kami akan pergi menemui raja dan memberitahukan
pesanmu”
Dwiyata :”baiklah segera beritahu aku jika raja bersedia menemui putri”
-prajurit menemui raja-
Prajurit :”salam yang mulia”
Raja :”ada apa prajurit bukankah aku telah memberitahumu bahwa aku sedang
tidak ingin di ganggu ?!”
Prajurit bayu :” tapi raja putri memerintahkan kami untuk menyampaikan sesuatu pada raja”
Raja :”apa yang anakku katakan?”
Prajurit :” dia ingin bertemu denganmu dan ingin membicarakan hal yang penting
katanya”
Raja :”ohhh kalau begitu beritahu putri untuk berbicara di aula kerajaan”
Prajurit “baik lah raja”
-raja memberitahu dwiyata-
Prajurit :”salam dwiyata raja memberitahukan bahwa segera panggil putri untuk
bertemu di aula kerjaan”
Dwiyata :” baiklah terimakasih “
- Dwiyata mmberi tahu putri dan putri segera pergi ke aula kerajaan-
Dayang sumbi :”ayah aku ingin membicarakan sesuatu pada mu”
Raja :” ada apa anakku? Apa yang ingin kau bicarakan”
Dayang sumbi :” begini ayah, setelah aku pikir-pikir aku rasa keputusanmu ada benarnya
tentang sayembara itu, jadi aku menyetujui sayembara itu ayah, aku bersedia”
Raja :” BENARKAH ?! Baik kalau begitu ayah akan panggil ibumu untuk menyiapkan
segalanya. Prajurit tolong panggil kan Ratu untuk datang ke sini”
Prajurit :” Baik yang mulia”
-ratu datang ke aula-
Ratu :” ada apa raja? Mengapa kau menyuruhku datang kesini?
Raja :” putri kita telah menyetujui tentang sayembara itu, jadi sekarang kau siapkan
segalanya untuk sayembara besok”
Ratu :”baiklah suamiku”
Raja :”dan kau para prajurit segera umumkan sayembara ini keseluruh pelosok negri
dan juga undang para putera kerjaaan lain untuk ikut sayembara ini bilang
kepada mereka siapa yang berhasil dalam sayembara ini akan ku jadikan raja “
Prajurit :” baik yang mulia”
-prajurit pergi ke desa untuk memberitahukan sayembara, dan warga sangat antusias dengan
sayembara ini, para putera dari kerajaan lain juga sangat menunggu-nunggu
sayembara ini karena merka sangat menyukai dayang sumbi yang sangat
cantik-
-di kerajaan Galer-
Narator :”Setelah mendapat pengumuman dari prajurit kerajaan mekar wangi, raja
kerajaan galuh segera memberitahu anak angkatnya yaitu Sangkuriang untuk
mengikuti sayembara tersebut dan sangkuriang menyetujui perintah sang
ayah, Sangkuriang kemudian segera berangkat kekerajaan mekar wangi untuk
mengikuti sayembara tersebut”
-dikerajaan mekar wangi-
(setelah semua peserta sayembara berkumpul, tibalah saatnya dayang sumbi mengumumkan
syarat sayembara tersebut)
Dayang sumbi :”untuk kalian semua akan aku kasih persyaratan untuk sayembara ini, siapa
yang berhasil membangun 10.000 candi dalam waktu tujuh hari tujuh malam
maka ia adalah pemenangnya”
Sangkuriang :” cantik sekali dayang sumbi, aku harus memenangkan sayembara ini untuk
mendapatkan dayang sumbi, aku akan meminta bantuan para jin untuk
memenangkan sayembara ini”
Narator : setelah tujuh hari tuhuj malam hanya tersisa dua pangeran saja yang berhasil
memenangkan sayembara ini yaitu Sangkuriang dan Abimanyu, karena
terdapat dua pemenang dalam sayembara ini maka dayang sumbi membuat
sayembara kedua untuk 2 orang yang tersisa. Pada saat dayang sumbi sedang
berjalan-jalan sore dengan dayang pute, Sangkuriang tiba-tiba
menghampirinya.
Sangkuriang : “Selamat sore tuan putri.”
Dayang Sumbi : “Selamat sore juga Pangeran, ada yang bisa kubantu?”
Sangkuriang : “Aku akan menemui raja di aula selatan, tapi aku tak tahu dimana tempat itu.”
Dayang Sumbi : “Oh, maaf pangeran kalau saja aku tidak harus menemui ibunda ratu, aku
pasti mengantarmu.”
Sangkuriang : “Tidak apa Tuan Putri.”
Dayang Sumbi : “begini saja, dayang cepat kau antarkan Pangeran Sangkuriang ke aula
selatan. Aku akan menemui ratu seorang diri.”
Dayang Pute : “Baik Tuan Putri.”
Sangkuriang : “Terima kasih Putri.”
Narator : Dayang Pute dan Sangkuriang terlihat selalu bersama di wilayah istana, itu
adalah perintah dayang sumbi yang ingin membantu sangkuriang dalam
menjalankan tugasnya selama di kerajaan mekar wangi. Maka diutuslah
dayang pute untuk menjadi pendamping Sangkuriang selama di Istana. Hari
demi hari telah mereka lewati dan dayang Pute rupanya menaruh hati pada
sangkuriang. Dayang pute yang mempunyai paras cantik dan masih muda ini
memang sedikit mencuri perhatian Sangkuriang.
(dapur istana)
Dayang Siti : “Pute kudengar kau beberapa hari ini terlihat dekat dengan Pangeran
sangkuriang?”
Dayang Pute : “

Anda mungkin juga menyukai