Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
DIPLOMA III TEKNIK AERONAUTIKA
Oleh
Muhamad Adriansyah Ramdanis
NIM: 161229015
Penulis:
Penguji:
Tugas Akhir ini telah disidangkan pada tanggal 02 Agustus 2019 dan disahkan
sesuai ketentuan.
Pembimbing,
“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir
ini adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi dalam laporan Tugas Akhir ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan
sebagai bahan untuk makalah/Tugas Akhir lain kecuali saya menyatakan dengan
jelas bahwa saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa laporan Tugas Akhir yang saya kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiatisme.”
Yang menyatakan,
Tugas Akhir ini berisi tentang rancang bangun alat inspeksi visual berupa Rigid
Borescope. Rigid Borescope merupakan alat bantu inspeksi visual yang digunakan
untuk menginspeksi komponen yang sulit dijangkau atau terletak pada ruang yang
sempit, seperti turbine blade, compressor blade, atau internal gearbox. Tujuan dari
pembuatan Tugas Akhir ini adalah sebagai alat bantu praktik mahasiswa pada Spey
MK555 Engine Visual Inspection. Hal ini dikarenakan belum tersedianya Rigid
borescope sebagai alat bantu praktik visual inspection sebagaimana dimaksud di
Engine shop Politeknik Negeri Bandung.
Metode yang digunakan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini adalah metode
analisis dan eksperimental. Tahapan studi literatur, observasi dan studi banding,
serta desain dan analisis merupakan implementasi dari metode analisis. Tahapan
manufaktur serta evaluasi dan pemecahan masalah merupakan implementasi dari
metode ekperimental. Rigid Borescope yang dibuat pada Tugas Akhir ini mengacu
pada borescope patent dengan nomor paten US3178994A dan Borescope Training
Manual Spey MK555 Engine. Hasil yang didapat dari Rigid Borescope yang dibuat
dengan menggunakan lampu LED sebagai penerangan dan dapat terhubung ke
smartphone melalui kabel micro USB. Kamera pada Rigid Borescope ini dapat
digerakkan pivoting (rotasi) 900 dengan menggunakan servo. Berdasarkan hasil
pengujian, diketahui bahwa rigid borescope ini telah berfungsi dengan baik dan
telah dapat digunakan untuk melakukan inspeksi visual pada Spey Mk555 Engine.
Dengan demikian, hasil dari Tugas Akhir ini selanjutnya diharapkan dapat
digunakan mahasiswa Teknik Aeronautika dalam melakukan praktek inspeksi
visual pada perkuliahan Praktik Gas turbine engine.
i
ABSTRACT
This final task contains the design of a Rigid Borescope for visual inspection tools.
Rigid Borescope is a visual inspection tool that used for inspecting components that
are difficult to reach or located in a narrow space, such as a turbine blade, a
compressor blade, or internal gearbox. The purpose of this final project is as a
visual inspection tool for student practice on Spey MK555 Engine. This is due to
the unavailability of Rigid Borescope as a visual inspection practice tools in Engine
Shop Bandung State Polytechnic.
The methods used in completing this final project are analytical and experimental
methods. The stages of study literature, observation and benchmarking, as well as
design and analysis are implementations of analytical methods. Manufacturing
stages as well as evaluation and problem solving are the implementation of
ecperimental methods. The Rigid Borescope that made on this final project refers to
the Borescope patent with patent number US3178994A and the Borescope Training
Manual Spey MK555 Engine. The results obtained from the Rigid Borescope are
made using the LED light as a lighting and can be connected to a smartphone via a
micro USB cable. The camera at this Rigid Borescope can be actuated pivoting 90⁰
by using servo. Based on the results of the test, it is known that this rigid borescope
has been functioning properly and can be used to perform visual inspection of the
Spey Mk555 Engine. Thus, the outcome of the final task is expected to be used by
the aeronautical engineering students in conducting visual inspection practices in
the Gas turbine engine practice course.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji serta syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
Dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan tugas
akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
iii
11. Seluruh rekan-rekan Ikatan Mahasiswa Teknik Aeronautika yang telah
membantu penulis.
12. Seluruh rekan-rekan kelas 3C Teknik aeronautika yang telah
memberikan motivasi dan membantu dalam pembuatan Tugas Akhir
ini.
13. Teman-teman ANTHF yang selalu memberi semangat kepada penulis
selama pembuatan Tugas Akhir ini.
14. Dhea Kartika dan Annisa yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan moral bagi penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
15. Eko Hari sebagai Certifying Staff PT. Nusantara Turbin dan Propulsi
yang telah membantu penulis dalam melakukan observasi borescope.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................................i
ABSTRACT ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
v
2.4.2 Smartphone .................................................................................25
2.4.3 CameraFi .....................................................................................25
2.4.4 Arduino Nano .............................................................................26
2.4.5 Servo Motor ................................................................................27
2.4.6 Proteus Professional 8 ................................................................28
2.5 Regulasi dan Standar Inspeksi Visual dan Borescope ...........................30
2.5.1 CASR (Civil Aviation Safety Regulation) .................................31
2.5.2 FAA AC 25-29 Development of a Nondestructive Inspection
Program/Organization ................................................................32
2.5.3 Standar ISO .................................................................................33
vi
4.4 Manufaktur ..............................................................................................56
4.4.1 Pemrograman ..............................................................................56
4.4.2 Perakitan Rangkaian Elektronik .................................................57
4.4.3 Assembly......................................................................................58
4.5 Pengujian .................................................................................................58
4.6 Evaluasi dan Pemecahan Masalah ..........................................................61
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar III.1 Diagram Alir ........................................................................................ 36
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR SINGKATAN
Daftar Singkatan
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari TA ini adalah membuat Rigid Borescope dengan kamera yang
mampu bergerak pivoting 90⁰ dengan error ≤ 5% dan dapat terhubung ke
Smartphone. Tujuan selanjutnya adalah borescope rigid tersebutthg dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran inspeksi visual oleh mahasiswa Program
Studi Teknik Aeronautika pada Spey MK555 Engine yang ada di Hanggar Polban.
Dalam mencapai tujuan dari TA ini, ruang lingkup yang akan dilakukan
diantaranya:
Ruang lingkup diatas dibatasi agar pembahasan bisa lebih fokus pada
permasalahan yang akan di selesaikan. Berikut adalah batasan masalah tersebut
yaitu:
3. Kamera pada borescope hanya dapat bergerak pivoting 90⁰ dengan error
≤ 5%.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi mengenai tinjauan pustaka berdasarkan patent borescope
dengan nomor patent US3178994A dan Borescope Training Manual Spey MK555
Engine, kemudian mengenai landasan teori berdasarkan teori-teori yang
mendukung, serta regulasi yang terkait dengan borescope.
Pada bab ini berisi tentang metode yang tersusun yang menjelaskan tahap-
tahap dalam mengerjakan TA ini, kemudian digambarkan dengan diagram alir.
Tahapan penyelesaian yang dilakukan pada TA ini mencakup studi literatur,
observasi dan studi banding, desain dan analisis, manufaktur, pengujian, hasil dan
pembahasan. Bab ini juga berisi daftar alat dan bahan yang digunakan,
permasalahan yang dihadapi beserta solusinya, dan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3).
Pada bab ini berisi pembahasan tentang hasil yang telah diperoleh dari
pelaksanaa TA ini. Pembahasan yang dilakukan sesuai dengan tahapan
penyelesaian yang mencakup studi literatur, observasi dan studi banding, desain dan
analisis, manufaktur, pengujian, serta evaluasi dan pemecahan masalah dari hasil-
hasil pembuatan TA ini.
Bagian ini berisi semua kesimpulan yang dihasilkan dari serangkaian proses
penulisan dan juga saran-saran sebagai tuntunan perbaikan untuk menyempurnakan
TA ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan pustaka yang diambil adalah dari paten borescope untuk inspeksi
visual dengan nomor paten US3178994A. Dibawah ini menunjukkan ringkasan
penjelasan tentang paten tersebut.
Penemuan ini berhubungan dengan borescope yang digunakan untuk
memeriksa ruang sempit, seperti silinder pembakaran internal mesin, ruang
pembakaran dalam pesawat jet, turbine housing dan blades, tube, reaction vessel,
dan lain-lain. Tujuan dari penemuan ini adalah untuk melakukan pemindaian
sebuah sambungan atau sebuang ruang dengan menyesuaikan sudut cermin
borescope dengan posisi si pengamat. Tujuan selanjutnya adalah untuk
memungkinkan pengamat menentukan lokasi yang jauh dan menggunakan
borescope untuk mendapatkan pandangan lebih jelas. Penggunaan borescope
housing dan tube untuk mendukung lensa objective dan agar mendapat arus listrik
untuk mengoperasikan lampu illuminator (3). Gambar II.1 dan Gambar II.2
mengillustrasikan desain borescope sederhana. Referensi yang berguna dari paten
ini adalah desain dari borescope, prinsip kerja, dan fungsi dari borescope itu sendiri.
sebesar 90%, sedangkan dibawahnya ditempati oleh tahapan praktik sebesar 75%.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan praktik dalam metode pembelajaran
sangat penting, sehingga borescope sebagai alat bantu praktik inpeksi visual perlu
dibuat. Gambar II.7 menunjukkan persentase dari tahapan meode belajar agar tidak
mudah lupa.
(Sumber: https://patents.google.com/patent/US3178994)
(Sumber: https://patents.google.com/patent/US3178994)
Program Studi Teknik Aeronautika 7
2.2 Inspeksi
keras, dan uji bending. Berikut dijelaskan metode yang digunakan pada destructive
testing:
A. Uji Tarik
Pada uji tarik benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang
bertambah secara kontinu, bersamaan dengan itu dilakukan
pengamatan mengenai perpanjang yang dialami benda uji dengan
extensometer. Parameter-parameter yang digunakan untuk
menggambarkan kurva tegangan-regangan logam adalah kekuatan
tarik, kekuatan luluh atau titik luluh, persen perpanjangan, dan
pengurangan luas. Parameter pertama adalah parameter kekuatan,
sedangkan yang kedua menyatakan keuletan bahan. Gambar II.4
mengilustrasikan metode uji tarik.
(Sumber: http://adiputrasimanjuntak.blogspot.com/2015/06/sifat-sifat-
material-teknik.html)
B. Uji Keras
(Sumber: https://www.testingindonesia.com/metode-hardness-test-atau-
uji-kekerasan-69)
C. Uji Impak
Spesimen uji impak rusak akibat benturan pendulum berat atau palu
yang jatuh pada kecepatan yang telah ditentukan melalui jarak yang
tetap. Kuantitas yang biasanya diukur adalah energi yang diserap
dalam memecahkan spesimen dalam satu pukulan, seperti dalam uji
dampak Charpy dan uji dampak Izod. Gambar II.6 mengilustrasikan
metode uji impak.
(Sumber:http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/119/5/11.81
3.0011_file5.pdf)
A. Visual inspection
(Sumber:http://google.com )
B. Magnetic particle
(Sumber:http://google.com )
C. Penetrants
(Sumber:http://google.com )
D. Eddy current
E. Radiography
(Sumber:http://google.com )
(Sumber:http://google.com )
F. Ultrasonic
(Sumber:http://google.com )
Alat bantu yang sering digunakan dalam kegiatan inspeksi visual adalah
kaca pembesar, cermin,atau borescope.
2.3.1 Borescope
1. Rigid Borescope
2. Flexible Borescope
(Sumber: https://www.teximtaiwan.com/rigid-borescope-tx1-r6--
4712915.html)
(Sumber: https://www.kmstools.com/mtp-36-flexible-borescope-19366)
Program Studi Teknik Aeronautika 18
Performance Analysis
Inspeksi Borescope
Engine surge/stall
Deposits
Dented
Curled
akibat gesekan tip blade dengan engine casing. Dapat dilihat pada
Gambar IV.3 bentuk dari kerusakan curled.
Cracked
Burned
Broken
Kerusakan dengan jenis ini terjadi akibat sebuah gaya yang cukup
besar dan membuat membuat blade terbagi menjadi dua atau
beberapa bagian. Gambar IV.6 mengillustrasikan kondisi dari
kerusakan jenis broken.
Bent
Program Studi Teknik Aeronautika 23
Battered
2.3.2 Cermin
2.4.1 Kamera
2.4.2 Smartphone
2. Layar sentuh
3. Kamera
4. Fasilitas surel
8. Penjelajah Internet
2.4.3 CameraFi
No Spesifikasi
1. Ukuran video SD (640 × 480), HD (1280 × 720), Full HD (1920 × 1080), dll
(Sumber: https://store.arduino.cc/usa/arduino-nano)
Program Studi Teknik Aeronautika 27
Microcontroller ATmega328
Tegangan Operasi 5V
Arus DC per pin I/O 40 mA
Flash Memory 32 KB of which 2 KB used by bootloader
SRAM 2 KB
Clock Speed 16 MHz
Analog IN Pins 8
Digital I/O Pins 22 (6 digunakan sebagai output PWM)
EEPROM 1 KB
Tegangan Input 7-12 V
PWM Output 6
Power Consumption 19 mA
Ukuran PCB 18 x 45 mm
Berat 7g
Dalam bidang robotika servo motor banyak digunakan sebagai alat untuk
memberikan aktuasi. Motor servo ada 2 model, yaitu servo linear dan servo rotary.
Motor Servo merupakan perangkat atau actuator putar (motor) yang
mampu bekerja dua arah (Clockwise dan Counter Clockwise) dan dilengkapi
rangkaian kendali dengan sistem closed feedback yang terintegrasi pada motor
tersebut. Pada motor servo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan
diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor
ini sangat kompleks karena disusun dari gearbox, motor dc, variable resistor dan
system kendali, sehingga nilai ekonomis dari motor ini juga sangat tinggi
dibandingkan motor dc yang lain yg ukurannya sama. Potensiometer sebagai
penentu batas maksimal dari putaran sumbu motor servo sedangkan arah putaran
Program Studi Teknik Aeronautika 28
dan sudut dari sumbu motor servo dapat diatur berdasarkan pengaturan duty cycle
sinyal PWM(Pulse Width Modulation) pada pin kendali motor servo (9). Contoh
gambar servi motor dapat dilihat pada Gambar II.6.
(Sumber: https://hitecrcd.com/products/servos)
mengatur tentang prosedur dan sertifikat bagi inspeksi visual inspector, tetapi
penulis menemukan standar terebut dalam FAA AC25-29. Berikut merupakan
regulasi dan standar yang terkait dengan inspeksi visual dan borescope:
1. Metode Analisis
Metode analisis berisi dasar-dasar dari sumber terkait dan desain
yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam membuat alat pada
TA ini. Metode analisis mencakup langkah-langkah berikut ini: Studi
literatur, observasi dan studi banding, dan desain dan analisis.
2. Metode Eksperimental
Metode eksperimental merupakan metode yang berupa percobaan
dan pembuatan dalam TA ini. Metode eksperimental mencakup
langkah-langkah sebagai berikut: Manufaktur rangkaian elektronik
dan manufaktur borescope secara keseluruhan, pengujian, dan
pembahasan.
simbol panah yang mengarah keatas, simbol ini menunjukan untuk kembali ke
proses sebelumnya karena ada masalah atau hambatan. Lebih lengkapnya untuk
pengerjaan TA dipaparkan pada sub bab 3.3.
3.3.4 Manufaktur
Tahapan manufaktur merupakan tahap yang berisi tentang kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam pembuatan Rigid Borescope. Tahapan manufaktur mengacu
pada desain yang telah di buat pada tahap sebelumnya. Terdapat beberapa kegiatan
yang dilakukan dalam tahapan ini, diantaranya dapat dilihat pada Subbab dibawah
ini.
3.3.4.3 Assembly
Pada tahap ini dilakukan proses penggabungan antara komponen dengan
sistem mekanik dan juga elektronik yang telah dirancang dan dirakit. Proses
assembly ini dilakukan sebagai berikut:
3.3.5 Pengujian
Tahapan ini merupakan tahapan yang berisi proses kegiatan pengujian
tentang apa yang dilakukan untuk pengujian dan bagaimana prosedur yang
dilakukan. Tahapan ini dilakukan untuk menguji fungsi dari alat yang telah dibuat
untuk di evaluasi pada tahapan selanjutnya. Pengujian pertama yang dilakukan
adalah pengujian gerakan dari kamera menggunakan protaktor. Selanjutnya,
pengujian yang dilakukan penulis adalah dengan cara melakukan proses inspeksi
visual sesuai prosedur inspeksi Rigid Borescope pada manual engine Spey MK555.
Pengujian dilakukan oleh penulis sendiri dan dilakukan di Hanggar Teknik
Aeronautika Polban. Berikut merupakan prosedur inspeksi menggunakan borescope
pada bagian L.P Compressor rear stage dan H.P Front stage:
2. Phillip
Pemasangan Screw
Screwdriver Tahapan Manufaktur
pada cover alat
dan Perakitan
elektronik
Spesifikasi: PH00 2mm
3. Junior Hacksaw
Pemotongan Rigid Tahapan Manufaktur
Spesifikasi: Ukuran 10- Tube dan PCB dan Perakitan
12 inch
4. Drill gun
Melubangi cover Tahapan Manufaktur
arduino dan Perakitan
Spesfikasi: Mata bor
Program Studi Teknik Aeronautika 43
5. Pengikir flat
Menghaluskan
Tahapan Manufaktur
permukan bekas
Spesifikasi : Ukuran dan Perakitan
potongan
300mm x 20mm
7. Amplas Besi
Menghaluskan
Tahapan Manufaktur
permukaan bekas
Spesifikasi: Ukuran 100 dan Perakitan
potongan
dan 700
8. Ragum
Tahapan Manufaktur
Menjepit benda kerja
Spesifikasi: Ukuran dan Perakitan
10 Inch
9. Solder
Penyambungan
Tahapan Manufaktur
Komponen Elektronik
Spesifikasi: Batas suhu dan Perakitan
dengan Timah solder
30⁰C - 300⁰C
10. Kamera
Pemdomentasikan
Smartphone Tahapan Survey,
aktivitas selama
Manufaktur, dan
melaksanakan
Spesifikasi: Resolusi Pengujian
pembuatan TA
12megapixels
Potensiometer
Pengatur sinyal yang Manufaktur dan
6.
Spesifikasi: Tahanan 5k keluar dari arduino Perakitan
Ohm
Timah Solder
Bahan untuk Manufaktur dan
7.
Spesifikasi: Ukuran penyolderan Perakitan
0.8mm, titik leleh 190⁰
Ring Spacer
Penyekat antara nut dan Manufaktur dan
8.
Spesifikasi: ukuran cover saklar Perakitan
10mm
Nut
Untuk mengencangkan Manufaktur dan
9.
Spesifikasi: Ukuran saklar ke cover Perakitan
10mm
Baterai AA 6
Buah Sumber listrik untuk Manufaktur dan
11.
rangkaian elektronik Perakitan
Spesifikasi: Daya 1.5v
Servo Linkage
Media untuk Manufaktur dan
12.
Spesifikasi: Diameter digerakkan servo Perakitan
1mm
Servo
Kamera Mini
Media pengambilan Manufaktur dan
14.
Spesifikasi: Resolusi citra Perakitan
640x480 Pixel
Pada proses peyelesaian TA, kegiatan yang memiliki resiko bahaya terhadap
kesehatan dan keselamatan kejra (K3)terdapat pada tahap studi literature dan Tabel
III.2. Untuk meminimalisir dan menanggulangi potensi bahaya yang ditimbulkan,
maka diusulkan untuk membuat JSA (Job Safety Analysis) yang dapat dilihat pada
Lampiran D.1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Borescope Patent
Probe Dimensi
Pembesaran 1:1
a. Arduino nano
b. Servo
j. Servo linkage
k. Kabel jumper
Terdapat beberapa hasil yang didapatkan dari tahap desain dan analisis yang
telah dilakukan. Berikut merupakan hasil yang didapatkan dari tahap tersebut:
Hasil yang didapatkan tahap ini adalah bahwa komponen dan bahan
yang telah ditentukan pada tahap observasi dan studi banding sudah
tepat dan sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan untuk
pembuatan Rigid Borescope.
Probe
1. 0.400 inch Probe Diameter 0.400 inch
Diameter
Field of
2. 60-90 Deg. Field of Vision 70 Deg.
Vision
Panjang
4. 20 inch Panjang Probe 20 Inch
Probe
Panjang
5. 0.750 inch Panjang probe tip 0.750 inch
probe tip
4.4 Manufaktur
Pada tahap ini terdapat hasil dari beberapa proses yang dilakukan, hasil dari
proses tyang dilakukan dapat dilihat pada subbab dibawah ini.
4.4.1 Pemrograman
4.4.3 Assembly
4.5 Pengujian
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa alat yang dibuat dapat melihat
internal engine. Kamera berfungsi dengan baik dan dapat menampilkan citra pada
Program Studi Teknik Aeronautika 59
smartphone, kemudian LED dapat berfungsi dengan baik dan dapat diatur tingkat
intensitas cahaya sesuai dengan yang dibutuhkan. Hasil pengujian borescope dapat
mengambil citra internal engine dapat dilihat pada Gambar IV.15.
Hasil pengujian selanjutnya adalah pengujian sudut kamera menggunakan
protaktor. Hasil dari pengujian sudut gerakan kamera dapat dilihat pada Gambar
IV.16.
A. NAMEPLATE
D. INTERNAL GEARBOX
DEFECT :
SUGGESTION/RECOMMENDATION
I certify that all defects and characteristics have been inspected and justified as per maintenance manual requirement.
Performed by : Muhamad Adriansyah Ramdanis Authorized No.
Personal No : 161229015 Signature :
1. Evaluasi
2. Pemecahan Masalah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tugas Akhir ini telah selesai dibuat dan alat yang dibuat telah berfungsi
sesuai dengan tujuan untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran inspeksi
visual pada Spey Mk555 Engine di Hanggar Teknik Aeronautika Polban. Alat yang
dibuat dapat mengambil citra dari internal engine Spey Mk555 dan dapat
ditampilkan di layar smartphone, kemudian kamera pada borescope dapat bergerak
pivoting 90⁰ untuk mencakup jangkauan pandangan yang lebih luas. Hasil yang
membuktikan bahwa alat yang dibuat telah selesai dapat dilihat pada Gambar IV.
21- IV.24.
5.2 Saran
Dalam pembuatan TA ini penulis tidak dapat membuat rigid borescope yang
kameranya dapat bergerak articulating 360⁰ dikarenakan kesulitan mecari
komponen. Untuk dapat membuat TA ini menjadi lebih baik lagi, maka saran yang
dapat diberikan untuk TA ini selanjutnya adalah pergerakan kamera dapat bergerak
articulation 360⁰ dengan menggunakan sistem TrueFeel scope tip articulation with
electronic power-assist atau untuk yang lebih mudah dan murah menggunakan
sistem cable-bendable articulation, kemudian resolusi kamera yang digunakan
sebaiknya ditingkatkan menjadi HD (1280 × 720), atau Full HD (1920 × 1080).
Saran berikutnya adalah dibuatnya borescope berjenis flexible dengan
menggunakan sistem penggerak yang telah disebutkan diatas untuk memenuhi
keseluruhan inspeksi visual yang tidak dapat dilakukan menggunakan Rigid
Borescope pada Spey Mk555 Engine. Selanjutnya error yang terjadi pada gerakan
pivoting kamera sebaiknya < 5%.
DAFTAR PUSTAKA
Personal Data
Nama Lengkap Muhamad Adriansyah Ramdanis
NIM 161229015
Tempat dan Tanggal Lahir Bekasi, 03 Januari 1999
Jenis kelamin Laki-laki
Kewarganegaraan Indonesia
Agama Islam
Status Pernikahan Belum Menikah
Jl. Kusuma Utara XIIIB Blok.2C
Alamat
RT.01 RW.17 Kel. DurenJaya Kec.
BekasiTimur Kota Bekasi
Telepon +6285314299913
Muhamad.adriansyah.aerogmf16@
E-mail
polban.ac.id
No.: JAS/MP31.01/161229015 Diterbitkan Tgl.: Bandung, 31 Mei 2019 Ref. SIKA No.: SIKA/MP31.01/161229015
Uraian Pekerjaan: Rancang Bangun Borescope Flexible Untuk Engine Spey MK555
3 Pekerjaan: Desain dan Analisis 1. Terpapar radiasi layar laptop. 1. Mengatur intensitas cahaya layar.
Bahan: Arduino IDE 2. Tersandung kabel charger laptop. 2. Menggulung kabel charger. M. Adriansyah .R
3. Hati hati dalam menggunakan alat M. Adriansyah .R
Alat: Laptop dan kabel USB 3. Tangan tersayat oleh alat tulis
tulis
5 Pekerjaan: Manufaktur 1. Tangan Terkena Solder 1. Gunakan Sarung Tangan M. Adriansyah .R
M. Adriansyah .R
Bahan: Pipa, PCB, dan Timah 2. Tangan terkena Mata Gergaji 2. Gunakan Sarung tangan
M. Adriansyah .R
Alat: Gergaji besi, Solder,Bor, dan Phillip Screwdriver 3. Baju ddapat ikut beruptar dengan bor 3. Gunakan overall lengan pendek
Pekerjaan: Pengujian Alat Pada Engine Spey MK555 Crane Engine Spey MK555 dapat Menggunakan Helm M. Adriansyah .R
menimpa pekerja
Bahan: Engine Spey Mk555 Engine dapat menimpa pekerja Menggunakan helm, pakaian coverall M. Adriansyah .R
dan safety shoes
Alat: Borescope Rigid Hasil TA M. Adriansyah .R
PERMIT TO WORK
(Surat Ijin Kerja Aman)
No: ………………………….
Nama Rancang Abngun Borescope Rigid Untuk Engine Lokasi Politeknik Negeri Bandung
Pekerjaan : Spey MK555
Waktu Mulai : 22 Maret 2019 sampai dengan: 19 Juli 2019
Pelaksanaan : Diperpanjang : Mulai ……..…………………. sampai dengan: …………………. ………………………
Uraian
Pembuatan Borescope Rigid Untuk Engine Spey MK555
Pekerjaan :
Kategori : 1/2/3/4/5/6/7/8/9/10/11/12/……
Resiko
Terpapar radiasi layar laptop, tertimpa crane, terkena solder, tertimpa engine, dan pakaian ikut berputar dengan bor
Bahaya :
Pelaksana Alamat
Muhamad Adriansyah Ramdanis Jl. Kusuma Utara XIIIB No.7 Kota Bekasi
Pekerjaan : Pekerja :
Pemilik Program Studi Teknik Aeronautika Pekerja /
Muhammad Adriansyah Ramdanis
Pekerjaan : Tenaga Ahli :
Pengawas Kualifikasi /
K3 Ahli Madya
Pekerjaan : Sertifikasi
Ketentuan Ijin Kerja Yang Harus Dipenuhi
q Pemasangan tanda & label bahaya (1) q Kerja menggunakan listrik dan instrumen (6) Kerja menimbulkan api (11)
q Bekerja di tempat tinggi (2) q Kerja dalam ruang tertutup/terbatas (7) q Kerja menimbulkan debu (12)
q Kerja menggunakan api (3) Kerja menggunakan radiasi (8) q Kerja menimbulkan asap (13)
q Kerja penggalian (4) q Penutupan gedung/ruang/jalan (9) q Kerja menimulkan bau (14)
Kerja menggunakan alat berat/pengangkat (5) q Penutupan gedung/ruang/jalan (10) Dan lain – lain ……………... (15)