Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu dalam
individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat (Soejono Sokanto, 2000).
Peran juga dapat diartikan seperangkat tingkat yang diperankan oleh orang
1984). Menurut Balai Pustaka (1992) peran adalah suatu tindakan yang dilakukan
interaksi khusus. Dua dimensi peran adalah: kewajiban dan hak. Tindakan yang
tindakan atau respon orang lain merupakan hak. Konsep peran dihubungkan
dengan konsep status. Dalam pengunaan ini status hanya menunjuk pada posisi
seseorang dalam suatu hubungan interaksi, bukan pada prestise yang terdapat pada
dalam masyarakat.
Peran serta merupakan suatu bentuk perilaku nyata. Oleh karena itu kajian
pengetahuan dan sikap, pengalaman, keyakinan, sosial, budaya dan sarana fisik.
Pengaruh atau rangsangan itu bersifat internal dan eksternal dan diklasifikasikan
internal yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang
Faktor penguat merupakan faktor yang menguatkan perilaku, seperti sikap dan
Selain itu peran juga dipengaruhi berbagai faktor dibawah ini terkait
dengan pengetahuan yang harus dimiliki sebagai sumber peran. Faktor tersebut
meliputi :
1. Pendidikan.
terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa
informasi, dan pada akhimya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
2. Pekerjaan
3. Umur
aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada
ketiga, hilangnya ciri-ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi
akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir
4. Minat
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan
5. Pengalaman
baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap
mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhimya dapat pula
6. Kebudayaan
7. Informasi
berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama masyarakat
pengembangan posyandu disuatu tempat atau desa (Depkes, 2008). Setiap warga
bekerja sukarela dengan tulus ikhlas bisa menajdi kader (Rahaju, 2005).
2.1.3 Posyandu
kesehatan dan keluarga berencana. Sasaran posyandu adalah bayi, balita, ibu
Mortality Rate).
Sejahtera).
pengelola posyandu adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal
dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan
membaca dan menulis dengan bahasa Indonesia, secara fisik dapat melaksanakan
tinggal tetap di desa yang bersangkutan. Selain itu kader yang dipilih adalah
dr. Ida Bagus (2003), mempunyai pendapat lain mengenai persyaratan bagi
seorang kader antara lain adalah warga yang bisa membaca dan menulis,
tempat untuk waktu yang lama serta masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat
sekitarnya.
tanggal. Yang diutamakan adalah waktu yang ditentukan sasaran posyandu bisa
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan
KB.
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader posyandu sedangkan Meja V
merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).
kesehatan masyarakat desa harus dapat terorganisir dan terencana dengan tepat
dan jelas. Beberapa hal yang dapat atau perlu dipersiapkan oleh kader seharusnya
sudah dimengerti dan dipahami sejak awal oleh kader posyandu. Karena disadari
kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik
1. Peran kader saat posyandu (sesuai dengan sistem lima meja) adalah:
(pada meja V)
mereka itu bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku dari sebuah sistem
kesehatan, karena itulah mereka harus dibina, dituntun serta didukung oleh para
pembimbing yang lebih terampil dan berpengalaman (WHO, 1995). Hal ini
dengan menggunakan sumber daya lokal milik masyarakat setempat, dan tentu
saja dalam batas biaya yang masih dapat dicapai oleh masyarakat setempat pula
(Heru, 1995).
Gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dan
bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus
kehidupan. Status gizi adalah keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan
kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Upaya
peningkatan gizi balita oleh kader posyandu dapat dilihat pelaksanaanya melalui
1. Pendaftaran (Meja I)
Pada meja pendaftaran, peran kader adalah mencatat data balita yang datang
ke posyandu, yaitu nama balita, umur balita, dan nama orangtua balita. Buku
dilaksanakan. Dari buku catatan kehadiran ini dapat diketahui balita yang aktif
dan yang tidak aktif mengikuti posyandu setiap bulannya. Jika balita kurang
aktif mengikuti posyandu, maka kader akan memberikan motivasi kepada ibu
setiap bulannya. Di dalam melakukan penimbangan berat badan balita perlu suatu
presisi dan akurasi. Presisi adalah kemampuan mengukur subjek yang sama secara
diperoleh penyelia (Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto 1990 dalam Supariasa,
2002).
1) Menggantungkan dacin pada dahan pohon atau palang rumah atau penyangga
yang lain
7) Menentukan berat badan anak dengan membaca angka di ujung bandul geser
balita,yaitu status gizi balita. Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan
ditandai dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis
pertumbuhan anak. Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat
badan anak hasil penimbangan 2 bulan berturut-turut , Naik (N) atau Tidak naik
berada di garis merah, dibawah garis merah atau di atas garis merah. Hal ini
berguna untuk pemberian penyuluhan yang akan diberikan oleh kader posyandu
pada meja selanjutnya kepada ibu balita sesuai dengan kebutuhan balita pada saat
itu.
penting kepada ibu balita. Informasi yang diberikan dapat berupa masalah-
masalah gizi balita yang sering terjadi serta upaya-upaya yang dilakukan untuk
masalah gizi yang dihadapi dan terdorong untuk mencari dan memilih cara
pemecahan masalah gizi secara mudah sehingga dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien.
Kurang energi protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). Penyakit kurang energi protein
ini ditandai dengan anak tampak kurus, cengeng, rewel, pandangan mata sayu,
terutama terdapat pada minyak ikan, hati, kuning telur, mentega dan krim.
(misalnya beta-karotin), yang secara perlahan akan diubah oleh tubuh menjadi
bagian putih mata (sklera) dan kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan
Zat yodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan
Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang
data klinik dan data laboratorium yang ditunjang oleh data konsumsi pangan.
selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku. Penderita terlihat badannya
lemas, kurang bergairah, dan cepat merasa lelah, serta sering menunjukkan
menanyakan kepada ibu balita yang balitanya berada di bawah atau tepat di
garis merah mengenai penyebab masalah gizi yang sedang dihadapi balita.
Penyebab masalah gizi pada balita yaitu anak tidak mau makan dan anak
makanan yang disajikan kurang menarik sehingga anak malas makan. Kader
jadwal yang telah diberikan, menjaga lingkungan agar tetap sehat, menjauhkan
anak dari orang yang sakit, serta pemberian makanan tambahan yang juga
pelayanan sektor yang dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, antara
balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, pengobatan dan pemberian pil