Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH GENETIKA

SEX INFLUENCED HEREDITY DAN SEX LIMITED HEREDITY


Dosen Pengampu : VM. Ani Nurgiartiningsih,Prof. Dr. Ir., M.Sc

Disusun Oleh :
Muhammad Falaah (185050107111126)

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyimpangan hukum mendel adalah teori penyimpangan gen yang terjadi pada mahluk
hidup salah satunya adalah pengaruh kelamin akibat gen dipengaruhi oleh jenis kelamin atau sex
influenced heredity dan sex limited genes. Sex influenced ditandai dengan adanya Dominasi gen
berbeda pada jantan dan betina dapat diamati pada heterozigot; yakni pada jantan ekspresi gen
sebagai homozigot dominan sedangkan betina ekspresi gen sebagai resesif.

Menurut Ujiani (2015) menyatakan factor usia dan kelamin dapat mempengaruhi kadar
kollestrol darah. Pada wanita lebih rentan untuk terjangkit penyakit kolestrol disbanding lakiq–
laki akibat hormone esterogen yang semakin lama semakin menurun. Sedangakan sex limited
genes adalah ekspresi gen yang dibatasi oleh sex dimana hanya satu jenis kelamin.

Gillispie dan franders (2009) menyatakan sex limited heredity dapat diamati secara
langsung pada warna bulu ayam jantan dan betina.

1.2 RumusanMasalah
1. Apa pengertian dari sex influenced heredity dan penyebabnya
2. Apa pengaruh gen terhadap domba bertanduk dan tidak bertanduk
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti sex influenced heredity dan penyebabnya
2. Untuk mengetahui pengaruh gen terhadap domba bertanduk dan tidak bertanduk
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sex influenced heredity


Sifat bertanduk pada masuk kedalam sex influenced heredity atau Gen
terpengaruh kelamin. Sex influenced heredity adalah gen yang memperlihatkan
perbedaan ekspresi antara individu jantan dan betina akibat pengaruh hormon kelamin.
Sebagai contoh, gen autosomal H yang mengatur pembentukan tanduk pada domba
akan bersifat dominan pada individu jantan tetapi resesif pada individu betina.
Sebaliknya, alelnya h, bersifat dominan pada domba betina tetapi resesif pada
domba jantan. Oleh karena itu, untuk dapat bertanduk domba betina harus mempunyai
dua gen H (homozigot) sementara domba jantan cukup dengan satu gen H (heterozigot).

Genotipe Domba jantan Domba betina

HH Bertanduk bertanduk

Hh Bertanduk tidak bertanduk

Hh tidak bertanduk tidak bertanduk

2.2 Pengaruh gen terhadap domba bertanduk dan tidak bertanduk


Domba merupakan ternak ruminansia yang mempunyai potensi besar dalam
memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum
dibudidayakan di masyarakat. keberadaan tanduk merupakan sifat domba yang dapat kita
lihat secara kasat mata. keberadaan tanduk pada induk domba dibagi menjadi bertanduk
yaitu induk domba yang memiliki tanduk lebih dari satu cm, muser yaitu domba yang
memiliki benjolan tanduk kecil yang tertutupi bulu dan berukuran tidak lebih dari satu
cm, dan tidak bertanduk yaitu induk domba lokal yang tidak terdapat benjolan pada
bagian kepalanya.
Pada domba betina sifat tidak bertanduk diketahui sebagai gen dominan sedangkan
sifat bertanduk adalah resesif. Gen resesif pada domba jantan akan memunculkan tanduk,
tetapi gen resesif pada domba betina pertumbuhan tanduk memungkinkan terhenti atau
mengalami hambatan. pertumbuhan tanduk dipengaruhi oleh faktor genetik, juga
dipengaruhi oleh aktivitas hormon testosterone.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa ekspresi gen dipengaruhi oleh jenis
kelamin. Gen terletak pada autosom atau kromosom kelamin yang homolog dan ekspresi gen
muncul pada kedua jenis kelamin. Dominasi gen berbeda pada jantan dan betina, pada jantan
ekspresi gen sebagai dominan dan pada betina ekspresi gen sebagai resesif. Sama halnya pada
hewan domba betina sifat tidak bertanduk diketahui sebagai gen dominan sedangkan sifat
bertanduk adalah resesif. Gen resesif pada domba jantan akan memunculkan tanduk, tetapi gen
resesif pada domba betina pertumbuhan tanduk memungkinkan terhenti atau mengalami
hambatan. pertumbuhan tanduk dipengaruhi oleh faktor genetik, juga dipengaruhi oleh aktivitas
hormon testosterone .

3.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa lebih memperdalam materi tentang gen terkait kelamin Sex
Influenced Heredity agar pengetahuannya dapat diimplementasikan dalam dunia pekerjaan dan
industri peternakan.
DAFTAR PUSTAKA

1.Gilliepie,J.R., and Franders,F.B.2000. MODERN LIVESTOCK AND POULTRY


PRODUCTION.USA .DELMAR LEARNING

2. Ujani,S.2015. HUBUNGAN ANTARA USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KADAR


KOLESTROL PADA RSUD ABDUL MOELEK PROVINSI LAMPUNG. JurnalKesehatan. Vol
6(1): 43—48

Zulfahmi, A. , Diky R. , dan An A. N.2014. PERFORMA INDUK DOMBA LOKAL YANG


DIPELIHARA SECARA SEMI INTENSIF DI KECAMATAN PAMANUKAN KABUPATEN
SUBANG. Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. 1 (1) : 1-15

https://www.scribd.com/document/58433333/Buku-Ajar-Gen-06

Anda mungkin juga menyukai