Anda di halaman 1dari 17

Panduan Praktik Klinis

JIWA
1. Nama Penyakit /Diagnosis : GANGGUAN MENTAL ORGANIK – No. ICD 290

2. Kriteria Diagnosis : 2.1. Sindrom Otak Organik :


- Delirium dan dementia
- Sindrom amnestik dan halusinasi
- Sindrom afektif organik
- Sindrom kepribadian organik
- Intoksikasi dan sindrom putus zat

2.2. Adanya faktor organik spesifik yang dinilai secara


etiologik berhubungan dengan gangguan mental
itu, atas dasar riwayat penyakit, pemeriksaan fisik
dan laboratorium.
Misalnya :
- Penyakit primer pada otak
- Penyakit sistemik yang secara sekunder
mempengaruhi otak
- Zat toksik yang mempengaruhi otak langsung,
atau berpengaruh dalam jangka waktu panjang
- Sindrom putus zat pada seseorang yang
tergantung secara faali

2.3. Gangguan itu demikian parahnya, hingga


mengganggu fungsi sosial atau pekerjaan.

3. Diagnosis Diferensial : - Gangguan Psikotik Non –Organik


- Proses normal usia lanjut
- Gangguan Buatan dengan Gejala Psikologik

4. Pemeriksaan Penunjang : Tergantung dari jenis GMO :


- Rontgen foto tengkorak
- EEG
- CT Scan otak /MRI
- Pemeriksaan laboratorium
- Evaluasi Psikologik

5. Konsultasi : Neurolog, Internis, Ahli Bedah Saraf

6. Perawatan RS : Rawat inap biasa, dan segera bila ada kedaruratan

7. Terapi : - Terapi simptomatik dan kausal terhadap etiologi


organiknya
- Bila gaduh gelisah, dapat diberikan neuroleptika
dalam dosis kecil
- Bila kesadaran masih baik, dapat diberikan
psikoterapi suportif
- Tindakan bedah bila ada indikasi

1
Panduan Praktik Klinis

8. Penyulit : Tergantung etiologi organiknya

9. Inform Concent ( tertulis ) : Tergantung tindakan yang akan diambil

10. Lama Perawatan : Minimal 2 minggu

11. Masa Pemulihan : Minimal 1 bulan

12. Output : Sembuh total/partial sampai kematian

13. PA : Bila ada tindakan bedah

14. Autopsi/Risalah rapat : Bla terjadi kasus kematian

2
Panduan Praktik Klinis

1. Nama Penyakit/Diagnosis : GANGGUAN SKIZOFRENIK – No. ICD 295

2. Kriteria Diagnosis : 2.1. Paling sedikit terdapat satu dari beberapa kriteria
dibawah ini salam fase penyakit :
(1) Wahan aneh, sperti wahan dikendalikan
atau seseorang yang sebenarnya tidak ada.
(2) Waham somatik, besar, agama, nihilistik,
atau waham lainnya yang bukan waham kejar
atau cemburu.
(3) Waham kejar atau cemburu yang disertai
halusinasi dalam bentuk apapun.
(4) Halusinasi dengar yang dapat berupa suara
yang lalu memberi komentar tentang tingkah
laku atau pikirannya, atau dua atau lebih suara
yang saling bercakap-cakap.
(5) Halusinasi dengar yang terjadi beberapa kali
yang berisi lebih dari satu atau dua kata dan
tidak ada hubungannya dengan depresi atau
euforia.
(6) Inkoherensi, kelonggaran asosiasi pikiran yang
jelas, jalan pikiran yang tidak masuk akal, atau
kemiskinan pembicaraan yang disertai oleh
paling sedikit satu dari yang disebut di bawah
ini :
(a) afek tumpul, mendatar, atau tidak serasi
(b) pelbagai waham atau halusinasi
(c) katatonia atau tingkah laku atau halusinasi

2.2.Deteriorasi dari taraf fungsi penyesuaian


sebelumnya dalam bidang pekerjaan, hubungan
sosial dan perawatan dirinya.

2.3. Jangka panjang :


Gejala penyakit itu berlangsung secara terus
menerus selama paling sedikit enam bulan dalam
suatu periode di dalam kehidupan seseorang,
disertai dengan terdapatnya beberapa gejala
penyakitnya pada saat diperiksa sekarang. Masa 6
bulan itu harus mencakup fase aktif dimana
terdapat gejala pada kriteria A, dengan atau tanpa
fase prodromal atau residual.

Fase Prodromal :
Deteriorasi yang jelas dalam fungsi sebelum fase
aktif penyakit itu, dan yang tidak disebabkan oleh
gangguan afek atau akibat gangguan penggunaan
zat, serta mencakup paling sedikit dua dari gejala
yang tersebut dibawah ini.

3
Panduan Praktik Klinis

Fase residual :
Setelah fase aktif paling sedkit terdapat dua gejala
tersebut dua gejala tersebut dibawah ini yang
menetap dan yang tidak menetap, dan yang tidak
disebabkan oleh gangguan pengunaan zat.

Gejala-gejala prodromal atau residual :


(1) Penarikan diri atau isolasi dari hubungan sosial
(2) Hendaya yang nyata dalam fungsi peran sebagai
pencari nafkah, siswa/mahasiswa atau pengatur
rumah tangga
(3) Tingkah laku aneh yang nyata (seperti
mengumpulkan sampah, berbicara sendiri di
tempat umum, menimbun makanan).
(4) Hendaya yang nyata dalam hygiene diri dan
berpakaian
(5) Afek yang tumpul mendatar atau tidak serasi
(6) Pembicaraan yang melantur, kabur, berbelit
sirkumstansial atau metaforik (perumpamaan)
(7) Ide (gagasan) yang anaeh atau tak lazim, atau
pikiran magik, seperi takhyul, “Clairvoyance”,
telepati, indera keenam, “orang lain dapat
merasakan perasaannya” ide-ide yang
berlebihan, gagasan mirip waham yang
menyangkut diri sendiri (ideas of reference).
(8) Penghayatan persepsi yang tak lazim, seperti
ilusi yang selalu berulang, merasa hadirnya
suatu kekuatan atau seseorang yang
sebenarynya tidak ada.

2.4. Apabila terdapat gejala lengkap dari sindrom


manik atau depresi, gejala itu berkembang setelah
ada gejala psikotik apapun dari kriteria A, atau
berjangka waktu relatif pendek dari jangka waktu
gejala psikotik pada kriteria A

2.5. Onset fase prodromal atau fase aktif dari


penyakitnya timbul sebelum usia 45 tahun

2.6. Tidak disebabkan oleh gangguan mental organik


atau retardasi mental

3. Diagnosis Diferensial - Gangguan Afektif Berat


- Gangguan Paranoid
- Gangguan Buatan dengan gejala Psikotik

4. Pemeriksaan Penunjang Evaluasi kepribadian/stresor psikososial

5. Konsultasi -

6. Perawatan RS Rawat inap, bila membahayakan diri sendiri atau


lingkungannya

4
Panduan Praktik Klinis

7. Terapi - Neuroleptika
- Psikoterapi suportif
- ECT

8. Penyulit : - Penyakit menjadi kronis


- Efek samping neuroleptik

9. Inform Concent ( tertulis ) : Perlu tindakan ECT

10. Lama Perawatan : Minimal 4 bulan

11. Masa Pemulihan : Minimal 2 bulan

12. Output : Sembuh partial

13. PA : -

14. Autopsi : Pada kematian yang tidak wajar

5
Panduan Praktik Klinis

1. Nama Penyakit /Diagnosis : GANGGUAN AFEKTIF BERAT- No. IDC 296

2. Kriteria Diagnosis : Dibagi dalam dua kelompok besar :

2.1. Gangguan Bipolar :


2.1.1. Terdapat satu atau lebih periode yang jelas
(kurun waktu) dimana secara predominan
yang menonjol adalah afek (mood) yang
meningkat, ekspansif, atau irritabel
Peningkatan atau iritabilitas afek itu harus
merupakan bagian yang paling menonjol
dari penyakit itu dan berlangsung secara
relatif persisten, meskipun keadaan itu
dapat beralih silih berganti atau bercampur
dengan afek depresif

2.1.2. Dalam jangka waktu paling sedikit satu


minggu (atau apabila keadaan itu
memerlukan perawatan, jangka waktunya
tak ditentukan), paling sedikit terdapat 3
gejala yang menetap dan cukup berarti
(atau apabila afeknya yang hanya iritabel,
paling sedikit terdapat 4 gejala) dari yang
berikut :
(1) Peningkatan aktivitas (di tempat kerja,
dalam hubungan sosial atau seksual),
atau ketidaktenagan fisik.
(2) Lebih banyak berbicara dari lazimnya
atau adanya dorongan untuk
berbicara terus menerus.
: (3) Lompat gagasan (flight of ideas) atau
penghayatan subyektif bahwa
pikirannya sedang berlomba.
(4) Rasa harga diri yang melambung
(grandiositas yang bertaraf waham).
(5) Berkurangnya kebutuhan tidur
(6) Mudah teralih perhatian yaitu perhatian
nya terlalu cepat tertarik pada
stimulus luar yang tidak penting atau
tidak berarti.
(7) Keterlibatannya berlebih dalam aktivitas
–aktivitas yang mengandung
kemungkinan resiko tinggi dengan
akibat yang merugikan apabila tidak
diperhitungkan secara bijaksana,
misalnya berbelanja berlebihan,
tingkah laku seksual secara terbuka,
penananam modal secara bodoh,
mengemudikan kendaraan
(mengebut) secara tidak
bertanggungjawab dan tanpa
perhitungan.

6
Panduan Praktik Klinis

2.1.3. Apabila sindrom afektif (kriteria A dan B


diatas), tidak ada (yaitu sebelum sindrom
afektif timbul atau sesudah mereda/remisi)
tidak terdapat satupun dari gejala berikut ini :
(1) Preokupasi dengan waham atau halusinasi
yang tidak secara afek
(2) Tingkah laku aneh

2.1.4.Tidak bertumpang tindih (superimposed) pada


(kelompok) Skizofrenia, gangguan atau
gangguan paranoid.

2.1.5. Tidak disebabkan oleh suatu mental organik


seperti intoksikasi zat.

2.2. Episode Depresif Berat :


2.2.1. Afek yang disforik (tidak menyenangkan)
atau hilangnya minat atau rasa senang
didalam semua atau hampir semua aktivitas
dan waktu senggang. Afek disforik itu
ditandai oleh gejala-gejala seperti :
Depresi, rasa sedih, murung, putus asa rasa
rendah diri, iritabel, hancur luluh. Gangguan
afek itu harus jelas, menonjol, secara relatif
menetap, tapi tidak selalu harus merupakan
gejala yang paling dominan dan tidak
mencakup peralihan sementara dari satu afek
disforik lainnya, misalnya dari kecemasan ke
depresi ke kemarahan, sebagaimana yang
terlihat pada keadaan kegaduhan psikotis
akut.

2.2.2. Di dalam jangka waktu paling sedikit 2


minggu, hampir tiap hari terdapat paling
sedikit 4 dari gejala sebagai berikut :
(1) Kurang nafsu makan atau penurunan berat
badan, yang cukup berarti (bukan karena
sedang diet), atau penambahan nafsu
makan atau kenaikan berat badan yang
cukup berarti
(2) Insomnia atau hipersomnia
(3) Agitasi atau retardasi psikomotor (bukan
hanya perasaan subjektif dari kegelisahan
atau perlambatan).
(4) Hilangnya minat atau rasa senang dalam
hal yang biasa dikerjakannya, atau
pengurangan selera seksual yang tidak
terbatas dalam periode ketika sedang ada
waham atau halusinasi.
(5) Hilangnya semangat, rasa letih

7
Panduan Praktik Klinis

(6) Perasaan berguna, menyalahkan diri


sendiri atau perasaan bersalah berlebihan
atau tidak tepat (atau yang dapat bertaraf
waham).
(7) Keluhan atau tanda-tanda berkurangnya
kemampuan berpikir atau konsentrasi,
seperti, perlambatan proses pikir atau
tidak mampu untuk mengambil
keputusan, yang tidak berkaitan dengan
pelonggaran asosiasi yang jelas /
inkoherensi.
(8) Pikiran berulang tentang kematian,
gagasan bunuh diri, keinginan mati atau
usaha bunuh diri

2.2.3.Apabila sindrom afektif (kriteria A dan B


diatas) tidak ada (yaitu sebelum sindrom
afektif itu timbul atau sesudah sindrom
afektif mereda/remisi) tidak terdapat satupun
dari dua gejala berikut yang mendominasi
gambaran klinik :
(1) Preokupasi dengan waham atau halusinasi
yang tidak serasi afek
(2) Tingkah laku aneh

2.2.4. Tidak bertumpang tindih dengan (kelompok)


Skizifrenia, gangguan Skizofreniform atau
ganggaun Paranoid.

2.2.5. Tidak disebabkan oleh gangguan mental


organik atau berkabung tanpa komplikasi.

3. Diagnosis Diferensial : - Gangguan Skizoafektif


- Gangguan Distimik
- Gangguan Kepribadian Siklotimik

4. Pemeriksaan Penunjang : Evaluasi kepribadian/stresor psikososial

5. Konsultasi : -

6. Perawatan RS : Rawat inap biasa, kecuali dengan tentamen suicidum


harus segera dan perawatan intensif

7. Terapi : 7.1. Gangguan Bipolar :


Neuroleptika, Karbamazepin, Lithium Carbonat

Episode Depresi Berat :


Neuroletika, Anti Depresiva
7.2. Psikoterapi
7.3. ECT

8
Panduan Praktik Klinis

8. Penyulit : - Akibat Tentamen Suicidum


- Efek samping obat

9. Inform Concent ( tertulis) : Perlu untuk tindakan ECT

10. Lama Perawatan : Minimal 4 minggu

11. Masa Pemulihan : Minimal 3 bulan

12. Output : Sembuh parsial

13. PA : Bila ada kasusu kematian

14. Autopsi : Bila ada kasus kematian tak wajar

9
Panduan Praktik Klinis

1. Nama Penyakit/Diagnosis : GANGGUAN PARANOID- NO. ICD 297

2. Kriteria Diagnosis - Terdapat waham kejar atau cemburu yang menetap


- Emosi dan perilakunya sesuai dengan isi wahamnya
- Lamanya penyakit paling sedikit satu minggu
- Tidak terdapat gejala-gejala dari kriteria A
(kelompok) skizifrenia seperti waham aneh,
inkoherensi atau kelonggaran asosiasi yang jelas
- Tak terdapat halusinasi yang menonjol
- Tak terdapat sindom lengkap depresif atau manik
(kriteria A dan B dari gangguan afektif berat),
andaikata ada, timbulnya sindrom itu sesudah ada
gejala-gejala psikotik, atau jangka waktunya secara
relatif lebih singkat dari jangka waktu gejala-gejala
psikotik.
- Tidak disebabkan oleh Ganggan Mental Organik .

3. Diagnosis Diferensial : - Skizofrenia Tipe Paranoid


- Gangguan Skizofreniform
- Gangguan Kepribadian Paranoid

4. Pemeriksaan Penunjang : Evaluasi kepribadian/stresor psikososial

5. Konsultasi : -

6. Perawatan RS : Rawat inap bila ada kemungkinan suicidum atau


membahayakan orang lain atau lingkungan.

7. Terapi : - Neuroleptika
- Psikoterapi

8. Penyulit : Yang sering terganggu berat adalah fungsi sosial


pekerjaan dan perkawinan

9. Inform Concent ( tertulis ) : Tidak perlu

10. Lama Perawatan : Minimal 4 minggu

11 Masa Pemulihan : Minimal 2 bulan

12. Output : Biasanya menjadi kronis

13. PA : -

14. Autopsi : Bila terjadi kasus kematian tidak wajar

10
Panduan Praktik Klinis

1. Nama Penyakit/Diagnosis : GANGGUAN NEUROTIK- NO. ICD 300

2. Kriteria Diagnosis - Terdapat gangguan mental yang tidak mempuyai


dasar organik yang jelas
- Tilikan dan kemampuan daya nilai realitas baik,
pasien tidak mencampur baurkan penghayatan
penderitaan dan fantasi subjektifnya dengan realitas
luar.
- Perilakuknya dapat sangat terganggu, tetapi masih
dalam batas-batas norma sosial, sedangkan
kepribadiannya tetap utuh.
.
3. Diagnosis Diferensial : - Gangguan mental organik
- Gangguan psikotik
- Gangguan buatan dengan gejala
- Psikologik

4. Pemeriksaan Penunjang : Evaluasi kepribadian/stresor psikososial

5. Konsultasi : -

6. Perawatan RS : Rawat inap segera dan secara khusus bila panik dan ada
resiko bunuh diri

7. Terapi : - Anxiolitika atau anti –depresiva


- Psikoterapi
- ECT (khusus untuk Depresi Berat)

8. Penyulit : Akibat panik dan tindakan bunuh diri

9. Inform Concent ( tertulis ) : Perlu untuk ECT

10. Lama Perawatan : Minimal 4 minggu

11 Masa Pemulihan : Minimal 1 bulan

12. Output : Sembuh parsial

13. PA : -

14. Autopsi : Bila terjadi kasus kematian tidak wajar

11
Panduan Praktik Klinis

1. Nama Penyakit/Diagnosis : FAKTOR PSIKOLOGIK YANG


MEMPENGARUHI KONDISI FISIK NO. ICD 316

2. Kriteria Diagnosis : 2.1.Terdapat stimulus lingkungan yang secara


psikologik bermakna (bagi individu) dan ada kaitan
waktu dengan timbul atau kambuhnya malfungsi
fisiologik itu
2.2.Kondisi itu merupakan proses malfungsi
fisiologik/proses patofisiologik (misal muntah
dengan atau tanpa kerusakan jaringan (patologik
organik) (misal tukak/ulkus lambung psikogenik)..

3. Diagnosis Diferensial : - Gangguan konversi


- Gangguan mental organik Non Psikotik

4. Pemeriksaan Penunjang : - Evaluasi kepribadian/stresor psikososial


- Pemeriksaan lain sesuai dengan kebutuhan diagnostik

5. Konsultasi : Psikolog

6. Perawatan RS : Rawat inap bila timbul gejala-gejala yang berat,


membahayakn diri pasien, seperti muntah eksesif atau
gangguan pernafasan yang lama

7. Terapi : - Anxiolitika, anti-depresiva, neuroleptika dosis kecil,


terapi simptomatik
- Psikoterapi

8. Penyulit : - Akibat kerusakan organiknya


- Pemakaian obat jangka panjang dengan berbagai
resiko

9. Inform Concent (tertulis) : Tidak diperlukan

10. Lama Perawatan : Minimal beberapa hari – 1 minggu

11 Masa Pemulihan : Minimal 3 bulan

12. Output : Sembuh dengan kemungkinan kekambuhan akut

13. PA : Bila ada tindakan bedah

14. Autopsi : Bila ada kasus kematian tidak wajar

12
Panduan Praktik Klinis

1. Nama Penyakit/Diagnosis : GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA


NO ICD 308

2. Kriteria Diagnosis : 2.1.Terdapat stresor berat yang jelas, yang akan


menimbulkan gejala penderitaan yang cukup
berarti bagi hampir setiap orang.

2.2.Penghayatan berulangkali dari trauma itu yang


dibuktikan oleh terdapatnya paling sedikit 1 dari
hal yang berikut :
1. Ingatan yang berulang dan menonjol tentang
peristiwa itu
2. Mimpi berulang dari peristiwa itu
3. Timbulnya secara tiba-tiba perilaku atau sedang
timbul kembali, karena berkaitan dengan suatu
gagasan atau stimulus ingkungan

2.3.Penumpulan respon terhadap atau berkurangnya


hubungan dengan dunia luar, yang mulai beberapa
waktu sesudah trauma yang dinyatakan oleh paling
sedikit satu dari hal berikut :
1. Berkurangnya secara jelas minat terhadap satu
atau lebih aktivitas yang cukup berarti.
2. Perasaan terlepas atau terasing dari orang lain
3. Afek yang menyempit.

2.4. Paling sedikit ada dua dari gejala berikut yang tidak
ada sebelum trauma terjadi :
1. Kewaspadaan atau reaksi terkejut berlebihan
2. Gangguan tidur
3. Perasaan bersalah karena lolos dari bahaya maut,
sedangkan orang lain tidak, atau merasa bersalah
tentang perbuatan yang dilakukannya agar tetap
hidup
4. Hendaya daya ingat atau kesukaran konsentrasi

2.5.Gangguan kepribadian dikelompokkan dalam 3


kelompok besar
1.G. K. Paranoid Skizoid dan G.K.
Skizotipal. Gangguan ini menunjukkan
“Keganjilan“ atau eksentrisitas.
2. G.K. Histrionik G.K Narsisitik G. K.
Antisosial dan G.K. Ambang (Boderline).
Gangguan ini menunjukkan cirri yang nampak
dramatik, emosional atau tak menentu (erratic).
3. G.K. menghindar, G.K. Dependen, G.K.
Kompulsif (Anankastik) dan G.K. Pasif-agresif.
Gangguan ini menunjukkan rasa cemas atau takut
berlebihan.
4. G.K. Tidak khas, G.K. campuran, G.K.
Spesifik lainnya yang tidak termasuk dalam
kualifikasi diatas.
13
Panduan Praktik Klinis

3. Diagnosis Diferensial : - Gangguan Psikotik


- Gangguan Mental Organik
.
4. Pemeriksaan Penunjang : - Rontgen foto tengkorak
- EEG
- CT Scan Otak
- Laboratorium
- Evaluasi Psikologik

Pemeriksaan penunjang dilakukan bila ada indikasi


untuk DD dan untuk keperluan visum et repertum (VR)
Psikiatrikum

5. Konsultasi : Psikolog

6. Perawatan RS : Rawat inap khusus untuk observasi (VR Psikiatrik)

7. Terapi : Psikoterapi

8. Penyulit : Benturan dalam hubungan sosial, pekerjaan dan rumah


tangga

9. Inform Concent (tertulis) : Tidak perlu

10. Lama Perawatan : Minimal 2 bulan

11 Masa Pemulihan : Sulit ditentukan

12. Output : Sembuh partial

13. PA : -

14. Autopsi : -

14
Panduan Praktik Klinis

1. Nama Penyakit/Diagnosis : KETERGANTUNGAN ZAT – NO. ICD 303-304

2. Kriteria Diagnosis : 2.1.Terdapat pola penggunaan zat yang patologik dan


mengakibatkan hendaya dalam fungsi sosial atau
pekerjaan.
Catatan :
Pola penggunaan patologik zat yaitu setiap hari
perlu menggunakan zat itu agar dapat berfungsi
dengan adekwat.
2.2.Adanya toleransi dan sindrom putus zat.
Catatan :
Toleransi berarti dibutuhkan penambahan secara
menonjol jumlah zat itu agar didapat efek yang
dikehendaki, atau dengan penggunaan dosis yang
sama dari zat itu terjadi secara jelas pengurangan
efek zat itu..
Sindrom Putus Zat (Withdrawal syndrome) berarti
terjadinya sindrom zat spesifik menyusul
penghentian atau pengurangan zat yang
sebelumnya digunakan secara teratur oleh individu
agar tercapai suatu keadaan intoksikasi fisiologik.

3. Diagnosis Diferensial : - Gangguan Mental Organik


- Gangguan Afektif Berat

4. Pemeriksaan Penunjang : - Rontgen foto tengkorak


- EEG
- CT Scan Otak
- Laboratorium
- Evaluasi Psikologik

5. Konsultasi : Dokter Ahli Anestesi

6. Perawatan RS : Rawat inap segera pada keadaan intoksikasi dan


perawatan khusus untuk mengatasi sindrom putus zat

7. Terapi : - Neuroleptika, Anti-deoresiva


- Psikoterapi
- Bila intoksikasi rujuk ke ICU

8. Penyulit : Tetanus, Hepatitis, AIDS dan kematian

9. Inform Concent (tertulis) : -

10. Lama Perawatan : Minimal 2 minggu

11. Masa Pemulihan : Minimal 2 minggu

12. Output : Sembuh total

13. PA : Bila ada tindakan bedah


14. Autopsi : Bila ada kasus kematian tidak wajar

15
Panduan Praktik Klinis

1. Nama Penyakit/Diagnosis : GANGGUAN KESEHATAN JIWA ANAK DAN


REMAJA
GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF
NO. 1CD 299

2. Kriteria Diagnosis : 2.1.Hendaya yang berat dan terus menerus dalam


kemampuan mengadakan hubungan sosial,
misalnya kurangnya respons afektif yang wajar,
lekat berlebihan secara tak wajar, sikap asosial,
atau kurang dapat merasakan perasaan orang lain
(empati)
2.2.Paling sedikit terdapat 3 dari hal yang berikut ini :
(1) Kecemasan berlebihan mendadak yang
bermanifestasi dalam gejala-gejala seperti
kecemasan yang mengambang (free floating
anxiety), bereaksi secara dahsyat terhadap
peristiwa biasa yang terjadi sehari-hari, tidak
dapat ditenangkan dan dihibur apabila sedang
marah, atau serangan panik yang tidak jelas
sebabnya.
(2) Afek yang terbatas (constricted) atau tidak
serasi, termasuk kurangnya rasa takut yang
wajar, kemarahan yang tak dapat diterangkan
sebabnya, dan labilitas afek (mood) yang
ekstrem.
(3) Menolak perubahan lingkungan (misalnya
marah apabila waktu makan berubah) atau
selalu memaksa untuk mengerjakan hal yang
sama dengan cara sama setiap saat (misalnya
cara berpakaian harus dengan urutan yang
sama).
(4) Gerakan motorik yang janggal, misalnya sikap
tubuh, berjalan berjingkat-jingkat.
(5) Cara bicara yang abnormal, misalnya nada
bertanya, atau nada suara yang monoton.
(6) Hiper atau hiposensitivitas terhadap rangsangan
sensorik, misalnya hiperakusis.
(7) Mutilasi diri, misalnya menggigit atau
memukul diri sindiri atau membenturkan
kepala.

2.3. Timbulnya sindrom lengkap sesudah usia 30 bulan


dan sebelum usia 12 tahun.

2.4. Tidak terdapat waham, halusinasi inkoherensi, atau


pelonggaran asosiasi yang nyata.

3. Diagnosis Diferensial : - Gangguan Tingkah Laku


- Retardasi Mental dengan Perilaku yang tidak wajar
- Skizofrenia yang timbul dalam masa kanak

16
Panduan Praktik Klinis

4. Pemeriksaan Penunjang : - Rontgen foto tengkorak


- EEG
- Evaluasi Psikologik

5. Konsultasi : Neurolog, Psikolog dan Spesialis lain, bila diperlukan

6. Perawatan RS : Rawat inap segera terutama bila ada kegelisahan yang


berlebihan

7. Terapi : - Neuroleptika, Anti- depresiva


- Psikoterapi

8. Penyulit : Menjadi kronis

9. Inform Concent (tertulis) : -

10. Lama Perawatan : Minimal 1 bulan

11 Masa Pemulihan : Minimal 1 bulan

12. Output : Sembuh parsial

13. PA : Bila ada tindakan bedah

14. Autopsi : Bila ada kasus kematian tidak wajar

17

Anda mungkin juga menyukai