TENTANG
0
PROGRAM KERJA
perlu melakukan upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit dari
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
KESELAMATAN PASIEN Sakit Ibu dan Anak Brawijaya Duren Tiga perlu upaya dan
partisipasi yang digerakkan oleh pemilik dan pengelola rumah
2
sakit secara berkesinambungan;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan yang ada sebagaimana
1
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
BRAWIJAYA DUREN TIGA TENTANG PENETAPAN
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN.
KESATU : Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
sebagaimana dimaksud, dipergunakan agar pemilik dan
pengelola rumah sakit memahami dan bertanggung
jawab atas pelaksanaan hasilnya.
KEDUA : Direktur Rumah Sakit menetapkan indikator mutu
prioritas, nasional, klinis, manajerial dan sasaran
keselamatan pasien yang dijadikan indikator untuk
dievaluasi, dianalisis, dan dijadikan sebagai acuan
kegiatan program mutu.
KETIGA : Manajemen rumah sakit mengembangkan sistem baru
atau memodifikasi sistim yang ada sebelumnya sesuai
dengan standar peningkatan mutu.
KEEMPAT : Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
harus kompeten di bidangnya untuk mengumpulkan
masalah dan menganalisis data secara sistematik.
KELIMA : Manajemen rumah sakit menggunakan proses
internal untuk melakukan validasi data, melakukan
identifikasi serta pengelolaan kejadian sentinel.
KEENAM : Analisa data harus dilakukan apabila terdapat
variasi data yang tidak diinginkan.
KETUJUH : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan catatan
apabila dikemudian hari perlu untuk disempurnakan,
maka akan ditinjau ulang serta diperbaiki sesuai
keperluan dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur
RSIA Brawijaya Duren Tiga.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 08 JANUARI 2019
PROGRAM KERJA
TIM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
2
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BRAWIJAYA DUREN TIGA
TAHUN 2019
I. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko, karena
menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang. Perkembangan ilmu
pengetahuan, metode pengobatan dan penemuan alat kedokteran canggih, selain
memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, pada kenyataannya tidak mampu
menghilangkan risiko terjadinya suatu kejadian yang tidak diinginkan, baik timbulnya
komplikasi, kecacatan maupun pasien meninggal dunia.
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang
sesuai standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber
daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efektif dan efisien serta diberikan
secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan rumah sakit serta masyarakat konsumen.
Layanan kesehatan yang bermutu adalah harapan bagi setiap pasien atau masyarakat
yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara cepat dan tepat. Dengan
perkembangan IPTEK dan arus globalisasi yang terus mengalami perubahan membuat
masyarakat semakin terbuka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuia
kebutuhannya. Pada kenyatannya dalam sistem kesehatan terjadi masalah-masalah
yang dapat menyebabkan kerugian terhadap pasien mulai dari derajat ringan sampai
berat. Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dengan beroirientasi pada hasil yang memuaskan.
Perencanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSIA Brawijaya Duren Tiga
dirancang secara multidisiplin dan sistematik dengan dukungan dari Dewan Komisaris
dan Direksi yang mengacu pada visi, misi, dan nilai-nilai RSIA Brawijaya Duren Tiga.
Dalam pelaksanannya perencanaan ini merupakan integrasi antara upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien untuk mecegah dan mengurangi kesalahan medis
(medical error prevention and reduction) secara sistematis.
3
mutu pelayanan yaitu terdiri dari Angka kepatuhan cuci tangan dan kejadian Infeksi Luk
a Operasi (ILO).
Sedangkan upaya menciptakan Keselamatan Pasien di RSIA Brawijaya Duren Tiga telah
dilakukan dengan beberapa program Keselamatan Pasien yaitu Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Sentinel.
Berdasarkan hal di atas, agar upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit dapat terintegrasi dengan baik dan berjalan selaras, maka dirasa perlu disusun
program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) di RSIA Brawijaya Duren
Tiga.
4
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Dalam rangka melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
RSIA Brawijaya Duren Tiga maka pihak yang bertanggung jawab terhadap kelancaran
5
dan keberhasilan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah Tim Mutu
dan Keselamatan Pasien, sebagaimana diatur dalam Kebijakan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Rumah Sakit RSIA Brawijaya Duren Tiga. Cara melaksanakan kegiatan
dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien melalui :
1. Mekanisme rapat pimpinan
2. Mekanisme rapat koordinasi antar departemen dan antar Tim
3. Melakukan audit ke unit-unit pelayanan
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan
5. Menggunakan metode siklus “Plan-Do-Study-Action” (P-D-S-A) dengan langkah-
langkah PDSA yaitu :
a. Langkah 1. Menentukan tujuan dan sasaran “Plan”
b. Langkah 2. Menentukan metode untuk mencapai tujuan “Plan”
c. Langkah 3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan “Do”
d. Langkah 4. Melaksanakan pekerjaan “Do”
e. Langkah 5. Mempelajari akibat pelaksanaan ”Study”
f. Langkah 6. Mengambil tindakan yang tepat “Action”
VI. SASARAN
Guna mencapai tujuan dari program ditetapkan target yang spesifik dan terukur
sehingga menunjukkan hasil yang optimal antara yang diperlukan merealisasikan
tujuan. Penjabaran sasaran dari program Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien di RSIA Brawijaya Duren Tiga sebagai berikut:
Target Pencapaia
Indikator
n
Indikator Nasional
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien 100%
2. Emergency Respon Time (Waktu Tanggap Pelayanan Gawa 100%
tdarurat ≤ 5 menit)
3. Waktu Tunggu Rawat Jalan 60 menit
4. Penundaan Operasi Elektif 5
5. Kepatuhan Jam Visit Dokter 80%
6. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis laboratorium 100%
7. Kepatuhan Penggunaan Formularioum RS Non Provider BPJ 80%
S 85%
8. Kepatuhan Cuci Tangan 100%
9. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien
Jatuh pada Pasien Rawat Inap 80%
10. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway 80%
11. Kepuasan Pasien dan Keluarga 75%
12. Kecepatan respon Terhadap Komplain
Sasaran Keselamatan Pasien
1. Kepatuhan Pemasangan Gelang Identitas pada Pasien IGD 100%
yang Rawat Inap
2. Ketepatan Melakukan TbaK saat Menerima Instruksi Verbal 100%
melalui Telepon
3. Kejadian Tidak Dilakukannya Penandaan Lokasi Operasi 0%
4. Terjadinya Insiden Kesalahan Prosedur Operasi pada Pasien 0%
5. Terjadinya Insiden Kesalahan Lokasi Operasi pada Pasien P 0%
embedahan
6
Indikator Prioritas RS
1. Rawat Jalan
a. Kelengkapan Surat Pernyataan Tindakan Kedokteran 100%
pada Pasien yang akan dilakukan Tindakan SC Elektif
2. OK&VK
a. Keterlambatan Operasi Sectio Caesaria 0
b. Kejadian Tidak Dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini (IM 0
D) pada Bayi dan Ibu Sectio Caesaria
c. Pemberian AB Profilaksis pada Pasien Sectio Caesaria 3 100%
0 Menit Sebelum Operasi
d. Ketidaklengkapan Asesmen Pra Anestesi 0%
e. Kelengkapan Asesmen Pra Induksi Terisi dengan Lengk 100%
ap
3. Farmasi 0
a. Kejadian Kekosongan Obat dan Alkes pada Tindakan Se
ctio Caesaria
4. Laboratorium ≤5%
a. Angka Tidak Terpakainya Produk Darah yang Sudah Di
order pada Tindakan Sectio Caesaria 100%
b. SAP pada Pasien Pre Sectio Caesaria
7
a. Insiden Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai 0%
b. Keterlambatan Waktu Penerimaan Obat Racikan 3%
c. Keterlambatan Waktu Penerimaan Obat Non Racikan 3%
d. Ketepatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam 100%
7. Laboratorium
a. Kerusakan Sampel Darah 0.5%
b. Keterlambatan Penyediaan Darah 0.5%
c. Kesalahan Pemeriksaan Golongan Darah 0%
d. Ketepatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam 100%
8. Rehabilitasi Medik
a. Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medis 0%
b. Pasien Rehabilitasi Medis yang Drop Out 0%
c. Ketepatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam 100%
9. Rekam Medis
a. Ketidaklengkapan Informed Consent 1%
b. Ketidaklengkapan Catatan Medis Pasien (KLPCM) 1%
c. Ketepatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam 100%
10. SDM & Diklat
a. Tingkat Kepuasan Karyawan >90%
b. Karyawan Mendapatkan Pelatihan Minimal 20 Jam per 100%
Tahun <1%
c. Turn Over Karyawan 100%
d. Ketepatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam
11. Front Liner 100%
a. Ketepatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam 0%
b. Under Over Charge dalam Penginputan 80%
c. Waktu Tunggu Bill Penyelesaian Pasien Asuransi
12. PPI 0%
a. Kejadian Dekubitus selama Masa Perawatan 10%
b. Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2%
c. Infeksi Daerah Operasi (IDO) 20%
d. Infeksi Luka Infus (ILI/Phlebitis) 10%
e. Infeksi Alirah Darah Primer (IADP) 1%
f. Sepsis 20%
g. Pneumonia akibat Pemakaian Ventilator (Ventilator Ass
ociated Pnemonia / VAP) 100%
h. Ketepatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam
13. Keuangan ≥ 40%
a. Cost Recovery Rate 100%
b. Ketepatan Waktu Penyusunan Laporan Keuangan 100%
c. Ketepatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam
14. Marketing 25%
a. Tidak Terisinya Angket Kepuasan Pasien Rawat Inap 100%
b. Ketepatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam
15. Radiologi 0.5%
a. Pemeriksaan Ulang Radiologi 0%
b. Kesalahan Posisi Pasien dalam Pemeriksaan Radiologi 100%
c. Ketepatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam
16. Support Service 1%
a. Keterlambatan Waktu Menangani Kerusakan Alat 0%
b. Linen Hilang 100%
c. Ketepatan Kalibrasi Alat Sesuai Jadwal 90%
d. Persentase Pelaksanaan Pemeliharaan Alat Medis Setia
p Bulan 100%
e. Baku Mutu Limbah Cair : BOD, COD, TSS, pH 0%
f. Keterlambatan Waktu Penanganan Kerusakan Hardwar
e/Jaringan 1%
8
g. Ketidaksesuaian Surat Pesanan (SP) dengan Fisik Baran
g/Bahan 100%
h. Ketapatan Pelaporan KPRS Maksimal 2x24 Jam
Sept
Nov
Mar
Des
Ags
Okt
Feb
Mei
Jun
Jan
Apr
Jul
No Rincian Kegiatan
9
b. Membuat grafik data indikator
c. Menyusun personalia validator
d. Melakukan pelatihan validator
e. Membuat SPO validasi data (data yang
akan disampaikan ke publik)
5 Pengelolaan Risk Manajemen
a. Menyusun kerangka kerja manajemen
resiko setiap tahun
b. Membuat daftar risk register unit
c. Membuat sistem pencatatan dan pelaporan
insiden keselamatan pasien
d. Membuat ketetapan mengenai insiden KTD,
KNC, dan sentinel
e. Pencatatan dan pelaporan kejadian KTD,
KNC, KPC, sentinel di semua unit kerja
f. Melakukan FMEA dan melaksanakan tindak
lanjutnya
g. Melakukan pelaporan insiden keselamatan
pasien
h. Edukasi program manajemen risiko dan
keselamatan pasien rumah sakit
i. Edukasi cara pelaporan insiden
keselamatan pasien
6 Monitoring Mutu Unit Kerja
a. Melakukan evaluasi pengukuran mutu unit
pelayanan (IKU)
b. Melakukan evaluasi pengukuran mutu
pelayanan outsourcing
c. Melakukan evaluasi penilaian kinerja staf
klinis dan staf RS
a. Melakukan monitoring pelaksanaan PPI
10
pada saat diperlukan untuk segera mengatasi masalah. Pelaporan indikator mutu
dilaksanakan setiap bulan dari Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
kepada Direktur Rumah Sakit dan setiap 3 bulan melaporkan ke Pemilik Rumah Sakit.
11